Teori Sosial dan Harold Garfinkel

Gala Panuga Aziz
0717247530007
Sosiologi Pasca Sarjana

Teori Sosial Kontemporer I
“Ethnomethodology”
Perkembangan pemikiran Harold Garfinkel didasari dari
seorang

filsuf

sosiolog

yang

meneliti

mengenai

strukturasi masyarakat yaitu Talcott Parsons. Sejak
menjadi murid Parsons, Garfinkel mendapat pembelajaran

mengenai kategori-kategori abstrak dan generalisasigeneralisasi masyarakat. Tetapi hal itu membuatnya
berfikir bahwa sosiologi perlu mempelajari tentang
disiplin deskripsi yang lebih rinci. Pendekatan yang
digunakan Garfinkel adalah “Ethnomethodology”, suatu ilmu yang mempelajari
tentang

pendekatan

masyarakat

melalui

percakapan.

Istilah

dari

Ethnometodhology1 berasal dari tiga kata Yunani, Etnos yang berarti orang,
Metodos yang berarti metode, dan Logos yang berarti ilmu.

Penjelasan tersebut menerangkan Etnometodologi sebagai pendekatan
ilmu yang mempelajari tentang orang-orang. Tentu bukan pendekatan individu
melainkan “anggota” sebagai fokus utamanya. Metodenya adalah dengan
menganalisis bagaimana kegiatan-kegiatan keanggotaan dalam menciptakan suatu
hal, mengenai struktur organisasi secara besar dan struktur interaksional atau
personal berskala kecil. Bagaimanapun, Etnometodologi berminat kepada praktikpraktik cerdik yang menghasilkan tipe struktur makro ataupun mikro, serta
mencari kesalahan perhatian tradisional sosiologi pada struktur-struktur objektif
tersebut [CITATION Rit12 \p 670 \l 1033 ].
Salah satu pendirian Garfinkel tentang etnometode ialah “dapat
dipertanggung jawabkan secara refleksif” dalam arti bahwa ia memasuki
1 Selanjutnya Ethnomethodology akan diganti menggunakan Etnometodologi.

penyusunan keadaan peristiwa yang mereka buat dapat diamati dan dimaksudkan
untuk ditangani. Garfinkel dengan gayanya yang unik, dan hampir tidak
terpahami, melukiskan fokus etnometodologi sebagai berikut:
“Bagi etnometodologi realitas objektif fakta-fakta sosial, terdapat
di dalam, dan secara persis setiap masyarakat menghasilkannya
secara lokal, dan endogen, mengorganisasinya secara alami, dapat
dipertanggungjawabkan secara refleksif, berkelanjutan berupa
pemerolehan praktis, ada di mana-mana, selalu, hanya, persis dan

seluruhnya, merupakan karya para anggota, tanpa waktu beristirahat,
dan tanpa kemungkinan untuk digilangkan, disembunyikan,
dilewatkan, ditunda, atau diambil alih, dengan demikian merupakan
fenomena fundamental sosiologi”[CITATION Rit12 \p 668 \l 1033 ]2

Dalam mempelajari peristiwa-peristiwa yang akan dijadikan objek
penelitian, kita harus mengubah hakikat hal yang mereka lakukan. Seperti yang
dijelaskan oleh Prof. Hotman dalam matakuliah Teori Sosilogi Kontemporer 1
“coba kalian ubah perilaku kalian dirumah dengan perilaku kalian sebagai anak
kos” keluarga kita akan kebingungan melihat tingkah laku kita yang tidak biasa
tersebut. Hal ini sama dengan pendekatan yang diutarakan oleh seorang
posmodernisme sosiologi yaitu Anthony Giddens tentang “Hermeneutika
rangkap”3.
Dosen Metodologi Penelitian S2 Prof. Daniel Separingga dalam
PowerPointnya menjelaskan “Ethnomethodology was first developed during the
1960's by a sociologist named Harold Garfinkel. It is not an especially popular
method, but it has become an accepted approach. Ethnomethodology is a
theoretical approach in sociology based on the belief that you can discover the
normal social order of a society by disrupting it. Ethnomethodologists explore the
question of how people account for their behaviors. To answer this question, they

may deliberately disrupt social norms to see how people respond and how they try
to restore social order.” Singkatnya adalah analisis sosiologi dengan
menggunakan metode gangguan terhadap norma-norma sosial dengan mengubah
2 Sebagai penulis, Saya kurang paham mengenai pemahanan Grafinkel tentang etnometodolgi dari
kalimat ini.
3 Hermeneutika rangkap adalah penggunakan bahasa parak aktor sosial dan sosiolog. Para aktor
menggunakan bahasa untuk menjelaskan tindakan-tindakan para aktor sosial. oleh karena itu, kita
perlu memerhatikan hubungan antara bahasa awan dan bahasa ilmiah. Secara khusus kita perlu
sadar akan gakta bahwa pengertian ilmuwan sosial atas dunia sosial mungkiin mempunyai dampak
terhadadp pengertian para aktor yang sedang dipelajari. Dengan demikian, para peneliti sosial
dapat mengubah dunia yang sedang mereka pelajari sehingga menghasilkan temuan-temuan dan
kesimpulan-kesimpulan yang menyimpang [CITATION Rit12 \p 890 \l 1033 ].

kebiasaannya menjadi tak teridentifikasi, dan melihat bagaimana reaksi orangorang dalam memandangnya.

DIVERSIFIKASI ETNOMETODOLOGI
A. Kajian Lembaga
Kita akan mengenal etnometodologi lebih jauh menggunakan beberapa
varietas. Seperti yang kita ketahui bahwa kehidupan sosial dapat berubah-ubah
seiring


perkembangan

globalisasi.

Timbulnya

kesulitan-kesulitan

ini

mengembangkan pendekatan Etnometodologi menjadi tak terbatas. Akhirnya,
menimbulkan banyak diversifikasi dalam pengembangannya. Varietas pertama
dilihat dari Studi atas Latar Kelembagaan. Jenis ini adalah lebih memahami
bagaimana prosedur-prosedur resmi yang berada di internal kelembagaan itu
sendiri. Bagi para etnometodolog, batasan eksternal tidak cukup untuk
menjelaskan bagaimana aturan-aturan, prosedur-prosedur, dan struktur lembaga
tersebut.

Contohnya


pada

saat

pembuatan

arsip

kelembagaan,

dalam

pembuatannya tersebut terdapat langkah-langkah penyusunan seperti rapat
diskusi, perdebatan, dll. Jenis tata kearsipan itu sendiri adalah arsip kegiatan
praktis yang berharga untuk dipelajari.
Sejumlah etnometodolog tertarik kepada studi percakapan dan interaksi di
dalam berbagai lembaga sosial. Terdapat beberapa contoh mengenai studi atas
latar kelembagaan tersebut.
 Pertama mengenai wawancara pekerjaan, dalam hal ini suatu lembaga

telah memprediksikan bagaimana suatu interaksi akan berlangsung.
Dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan dibolak-balik oleh pewawancara
hal ini dimaksudkan untuk meliputi cara para peserta mengatur pertukaran
ucapan mereka.
 Selain wawancara terdapat negosiasi-negosiasi eksekutif, Anderson,
Hughes, dan Sharrock (1987) memeriksa jenis itu dikalangan eksekutif
bisnis. Dalam dunia bisnis kita dapat menemukan pertimbangan,

pengukuran, masuk akal, kebencian, ketidaksepakatan, dan perbantahan,
selalu ditahan, dikuasai, dikendalikan. Dunia bisnis seperti ini sebenarnya
tidak berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Alasannya karena sebagian
besar kehidupan kita juga menyangkut mengenai hal-hal yang dilakukan
para eksekutif bisnis tersebut.
 Panggilan Telepon ke Pusat-pusat Darurat, dalam hal ini Zimmerman
dan Whalen melakukan penelitian bagaimana interaksi pada peminta
bantuan kepada suatu lembaga terkait. Kejadian ini dicontohkan pada
keterlambatan pada datangnya mobil ambulans yang menyebabkan
seorang wanita meninggal. Karena pada dasarnya percakapan darurat itu
sangat berbeda dengan percakapan normal, percakapan itu harus cepat,
singkat tetapi dapat mengirim suatu sinyal yang tepat kepada penerima

telepon.
 Terakhir adalah Pemecahan Pertengkaran di dalam Dengar Pendapat
Mediasi, hal ini menjadi salah satu ciri resolusi konflik pertentangan.
Seperti penjelasan Garcia fungsi dari mediasi adalah untuk meminimalisir
persilisihan antara pihak. Dalam mediasi sendiri terdapat prosedurprosedur untuk mengatur jalannya perdebatan. Dalam hal ini pembatasan
dalam interupsi, sangkalan, menyela dipegang penuh oleh pihak ke3.
Faktanya bahwa orang-orang yang membantah harus meminta izin
penengah untuk berbicara atau untuk menggunakan sanksi.
B. Analisis Percakapan
Para etnometodolog terdahulu dianggap sebagai suatu kesalahan dalam
ilmu sosiologi. Tetapi para etnometolog membuktikan kebenaranya dengan
melakukan eksperimen-eksperimen pembuktian. Beberapa eksperimen tersebut
ternyata dianggap penting. Selain Studi Latar Kelembagaan, varietas kedua adalah
mengenai analisis percakapan. Pengertiannya yaitu suatu aktivitas interaksional
dengan memperlihatkan sifat-sifat stabil secara teratur yang merupakan prestasiprestasi dari orang yang saling berbicara.

Tujuan analisis percakapan adalah mempelajari cara-cara pengaturan
percakapan yang sudah dianggap benar. Para analisis percakapan memerhatikan
hubungan-hubungan di antara ucapan-ucapan di dalam suatu percakapan daripada
memerhatikan hubungan antara pembicara dan pendengar. Fokus analisis

percakapan adalah kekuatan-kekuatan yang berada dalam proses internal 4
percakapan itu sendiri. Sedangkan,

kekuatan-kekuatan eksternal tidak menjadi

tolak ukur bagi etnometodologi Menurut Zimmerman terdapat 5(lima) 5 prinsip
dalam percakapan internal. Antara lain:
1. Analisis percakapan memerlukan himpunan dan analisis atas data yang
sangat rinci mengenai percakapan-percakapan
2. Rincian paling baik dari suatu percakapan pun harus dianggap sebagai
suatu pencapaian yang rapih
3. Interaksi pada umumnya dan percakapan pada khususnya mempunyai
sifat-sifat stabil
4. Kerangka fundamental percakapan adalah pengaturan sekuensial6
Saya

tidak

menemukan


adanya

prinsip

ke-5

dalam

pengertian

Zimmerman. Tetapi ada penjelasan mengenai analisis percakapan yang terdorong
untuk mempelajari percakapn-percakapan di dalam situasi-situasi yang terjadi
secara alamiah. Analisisnya sering menggunakan audiotape atau videotape.
Penggunaan alatbantu tersebut digunakan untuk mengkaji dan memeriksa ulang
suatu percakapan aktual agar lebih detail atau terperinci dibandingkan hanya
menggunakan catatan-catatan kecil. Analisis percakapan dianggap sebagai lapisan
lain dalam hubungan antarperibadi.
Varietas kedua ini menjelaskan etnometodolog dalam skala global. Salah
satu riset yang dilakukan adalah eksperimen-eksperimen pelanggaran. Para
etnometodolog bertujuan untuk mengacaukan aturan-aturan normal agar dapat

mengamati dan mempelajari penyusunan kehidupan sehari-hari. Contoh dari
4 Menurut KBBI, Internal adalah sesuatu yang merupakan bagian dalam. bagian internal yang
dimaksud dalam paper ini adalah sebagian orang-orang yang sama-sama memiliki hubungan saat
melakukan interaksi.
5 Di dalam buku Ritzer tidak ada penjelasan mengenai prinsip yang ke-lima. Diharapkan
dimengerti.
6 Sekuensial adalah sederetan instruksi atau aksi yang akan di laksanakan atau di eksekusi
berdasarkan urutannya.

eksperimen ini bisa dilakukan dalam permainan-permainan umum, seperti; kartu,
petak umpet, bola, basket, catur, tic—tac-toe dsbg.
Ambil saja permainan sepak bola, peraturan permainan sepakbola adalah
para pemain sepak bola dilarang untuk menggunakan tangan untuk menyentuh
bolanya, selain kiper. Eksperimen pelanggaran yang akan dilakukan adalah salah
satu pemain bola itu menggunakan tangannya untuk menggiring bola. Jika
pelanggaran itu terjadi di dalam permainan yang nyata, wasit beserta pemain lain
kemungkinan mengalami kebingungan melihatnya. Tindakan-tindakan wasit dan
pemain lainlah yang akan dipelajari oleh para etnometodolog untuk melihat
bagaimana dunia kehidupan berlangsung. Reaksi-reaksi terhadap pelanggaran
kadang-kadang begitu ekstrem. Seperti:
“Dasar pemain goblok”
“Apakah kamu tidak mengerti cara main bola?”
“Apakah kamu ini gila?”
Eksperimen pelanggaran dilakukan untuk menggambarkan cara orang
menata

kehidupan

mereka

sehari-hari.

Eksperimen-eksperimen

itu

memperlihatkan gaya pegas realitas sosial, karena para subjek (atau korban)
bergerak

cepat

untuk

menormalkan

pelanggaran

tersebut.

Kita

dapat

mengasumsikan reaksi-reaksi orang tersebut
pelanggaran, terdapat pula eksperimen mengenai gender. Menurut buku
Ritzer dengan bagaimana mereka menangani kehidupan sehari-hari. Selain
eksperimen eksperimen tersebut disebut dengan memenuhi gender. Dalam
penjelasannya kita akan mengambil contoh Agnes “yaitu seorang laki-laki yang
ketika berumur 16 tahun menyadari bahwa ia lebih cocok menjadi seorang
perempuan”[CITATION Rit12 \p 680 \l 1033 ]. Agnes melakukan praktik-praktik
belajar bertindak seperti wanita, mulai dari pakainnya, tutur bahasa, gaya
berjalan, dsbg. Fundamental penjelasannya adalah bahwa dalam kehidupan
memiliki praktik-praktik yang membuat kita lazim untuk bertindak, para
etnometodolog melihat suatu fenomena sosial yang menjelaskan adanya
kumpulan proses yang disituasikan. Dalam mengidentifikasi percakapan kita bisa
menggunakan beberapa alternatif yang sudah diberikan oleh para laluhur

etnometodologi. Dengan menggunakan percakapan-percakapan telepon untuk
mengidentifikasi pengakuan, menganalisis gaya tertawa, kausalitas yang
menghasikan tepuk-tangan, atau bahkan dari olok-olokan.

Daftar Pustaka
Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi "Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Terakhir Postmodern". New York: Pustaka Pelajar.