Pengaruh Motivasi Pegawai dan Aktivitas (2)

Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.2, No. 1, April 2011, 1-10

ISSN 2087-1090

Pengaruh Motivasi Pegawai dan Aktivitas Manajerial
Pemimpin Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sampang
S. Anugrahini Irawati
Fakultas Ekonomi–Universitas Trunojoyo
Jln. Raya Telang 1, Kamal–Bangkalan, Madura

Abstract: The prime leader function is to direct the employees toward their daily assignment particularly to
get the performance wish for. The research within “Influence of Motivation And Staff Managerial Activities on
The Performance Leader Staff Office Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sampang”. Subsequent to analysis
as untied in the discourse section, can be fetched the conlude. The basically, motivation and leader manajerial
activity that established such admittance, duty, rensponsibility, chance to advance, emotion intelligence, social
intelligence, and learn ability in the circle. The Office of Dinas Pekerjaan Umum as observed by calculatinh
result is good. To based on infencial statistic analysis result, in fact, all variables: admitance (X1), job itself
(X2), responsibility (X3), chance to advance (X4), emotion intelligence (X5), social intelligence (X6), and
learning ability (X7); either along with or parcial have a significan effect toward employee performance in the
Office of Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sampang, either by empiric or teoritic said that the variable of

admitance (X1), job itself(X2), responsibility (X3), chance to advance (X4), emotional intelligence (X5), social
intelligence (X6), and learning ability (X7) to become factor that can improve the employee performance. Even
though in the research, existed the other variable outside the research such work circle, insentive, and partner.
Key words: Emotional inteligence, social intelligence.

PENDAHULUAN
Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam peningkatan produktivitas
terutama dalam lingkungan global kompetitif akhir-akhir ini. Tentunya dalam hal ini
dibutuhkan strategi yang kuat bagi organisasi khususnya bagaimana menanggapi perubahan
yang semakin cepat dan gencar. Seperti yang dikatakan oleh Dessler (2001) diperlukan suatu
strategi yang semakin tergantung pada persoalan bagaimana memperkuat ketanggapan
organisasi dan pembentukan tim kerja yang setia serta menempatkan sumberdaya manusia
(SDM) dalam sebuah peran yang sentral
Usaha memotivasi karyawan agar bisa bekerjasama secara manusiawi diperlukan
penekanan untuk menciptakan linkungan kerja yang menyaenangkan. Termasuk didalamnya
adalah: tunjangan yang mmadai, hubungan yang harmonis antar karyawan, sikap pimpinan
yang perhatian kepada bawahannya, menyikapi pentingnya nilai karyawan sebagai individu.
Semua itu akan memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja dan akhirnya dapat
mempengaruhi terhadap kinerja.
Menurut Yulk (2006) bahwa: kemampuan dan ketrampilan seseorang yang menduduki

jabatan sebagai pimpinan dalam satuan kerja sangat mempengarungi prilaku orang lain
terutama bawahannya untuk berfikir dan bertindak dengan melalui prilaku yang positif dapat
memberikan dampak positif juga dalam pencapaian tujuan organisasi.

1

S. Anugrahini Irawati

Selama ini menurut Ruslan (2001) apabila dilihat dari segi kualitas pegawai negri di
lingkungan kantor dinas pekerjaan umum Kabupaten Sampang sangat kurang. Apabila saat ini
secara umum pemerintah menetapkan kebijakan Zero Growth Policy di bidang kepegawaian,
namun Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sampang justru sebaliknya. Kondisi semacam ini
akan memberikan gambaran bahwa untuk mewujudkan profesionalisme pelayanan tidak bisa
terlepas dari permasalahan kualitas kerja SDM sebagai pelaku utama dalam mencapai tujuan.
Permasalahan tersebut diatas menunjukkan bahwa betapa besarnya peranan seorang
pemimpin dalam proses pencapaian tujuan organisasi, sehingga diharapkan mempunyai
kemampuan memimpin, memotivasi, mengarahkan, membinan dan berkomunikasi dengan
bawahan.
Rumusan Masalah
Dengan latar belakang prmasalahan diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah

sebagai berikut:
1. Apakah variable motivasi dan aktivitas manejerial pemimpin secara simultan maupun
parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Dinas Pekerjaan
Umum?
2. Diantara variable motivasi dan aktivitas manajerial pemimpin manakah yang mempunyai
pengaruh dominant terhadap kinerja karyawan Dinas Pekerjaan Umum?
Tujuan Penelitian.
Yang ingin dicapai dari penelitian ini adala: 1). Untuk mengetahui besarnya variable
motivasi dan aktivitas manajerial pemimpin secara simultan maupun parsial terhadap kinerja
karyawan Kantor Dinas Pekerjaan Umum di kabupaten Sampang. 2). Untuk mengetahui
variable manakah diantara variable motivasi dan aktivitas manajerial pemimpin manakah
yang mempunyai pengaruh dominant terhadap kinerja karyawan Dinas Pekerjaan Umum?
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Penelitian Terdahulu
1. Dewi Agung Nugraheni (2004) yang meneliti tentang pengaruh motivasi intrinsil dan
ekstrinsik terhadap kinerja paramedis keperawatan terdapat hubungan yang signifikan
antara dua faktor motivasi dengan kinerja .
2. Dwi Ermayanti (2004) yang meneliti tentang pengaruh faktor motivasi terhadap prestasi
kerja karyawan pada Kantor Perum Perhutani Unit II Surabaya berkorelasi positif.
3. Sari Hutora Budayawaty (2002) , meneliti tentang Pengaruh kepemimpinan dan Motivasi

terhadap prestasi kerja Pegawai Bapeda kabupaten Kota Kertanegara hasilnya secara
bersama-sama terdapat pengaruh yang bermakna dari kepemimpinan dan motivasi
terhadap prestasi kerja pegawai.
Landasan Teori
Banyak teori motivasi yang bisa dijadikan landasan dalam penelitian ini antara lain:
Robbins (2001) mengatakan bahwa motivasi merupakan kesediaan untuk melakukan upaya
yang tinggi kearah pencapain tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu

2

Pengaruh Motivasi Pegawai dan Aktivitas Manajerial Pemimpin Terhadap Kinerja Pegawai Kantor DPU Sampang

untuk memenuhi suatu kebutuhan individu. Upaya diartikan kemauan yang bisa datangnya
dari individu bisa juga dari kelompok karena kedua faktor tersebut mempunyai kekuatan
dalam proses melakukan upaya. A. Maslow dalam Gibson (2003;154) ada 5 tingkatan
kebutuhan manusia sesuai dengan kebutuhan manusia dari waktu ke waktu, sedangkan ke 5
tingkatan tersebut adalah sebagai berikut: 1).. kebutuhan fisiologis, 2). Kebutuhan akan rasa
aman, 3). Kebutuhan Sosial, 4).. kebutuhan Penghargaan, 5). Kebutuhan Aktualisasi diri.
Herzberg dalam bukunya Gibson (2003) teorinya dikenal dengan teori 2 faktor (Two
Factrors Theories) yang terdiri dari: 1). FaktorSaftisfiers dan 2). Dosssatisfeirs. Atau dikenal

dengan faktor yang menimbulkan motivasi kerja artinya apabila ada faktor-faktor tersebut
(pencapaian prestasi, mendapat penghargaan, tanggung jawab atas pekerjaan dan sebagainya)
seorang karyawan akan termotivasi. Sedangkan faktor dissatisfaiers merupakan faktor yang
tidak dapat menimbulkan motivasi kerja (gaji, kondisi kerja, hubungan dengan teman kerja,
kehidupan rumah tangga dan keamanan diri). .
Teori motivasi yang mempunyai hubungan erat dengan masalah kepemimpinan adalah
ERG Alderfer, dimana teori ini bisa dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : Existency, Relation Needs
dan Growth. Dimana setiap orang pada dasarnya mempunyai ketiga kelompok kebutuhan
tersebut.
Teori motivasi lainya yang mendukung adalah teori motivasi dari David McClelland ,
dimana teori ini mengatakan bahwa pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan untuk
berprestasi diatas kemampuan orang lain. Teori ini juga dibagi menjadi 3 kelompok : 1). Needs
of Power, 2). Needs of Affliation, 3). Needs of Achievement.
Mc Clalland mengasumsikan bahwa setiap manusia mempunyai tiga kebutuhan dasar
yaitu bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan akan kekuatan, kebutuhan
bermasyarakat, hidup berkelompok dengan yang lain dan kebutuhan unggul atau melebihi dari
yang lain dalam kelompok.
Aktivitas Menejerial Pempimpin
Fungsi manajemen seperti diketahui banyakorang yang terdiri dari : Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap penggunaan sumberdaya baik

manusia maupun dana dalam rangka mencapai tujuan. Schermerhorn (2001) menyatakan
bahwa tugas seorang manajer sehari-hari mencakup beberapa peran yang harus dilakukan
dengan baik. Peran impersonal seorang manajer menyangkut interaksi dengan pihak luar
perusahaan. Peran informasional melibatkan pemberian, penerimaan dan penganalisaan
informasi. Disamping itu juga peran yang utama adalah peran pengambilan keputusan
menyangkut pemanfaatan informasi yang dibutuhan dalam proses pengambilan keputusan
untuk memecahkan permasalahan yang ada. Termasuk didalamnya peran pemimpin untuk
mencari peluang kedepan.
Peran dan Aktivitas Pemimpin
Peran pemimpin menurut Luthan at all (2002) adalah sebagai : pengatur Visi, motivator,
penganalisis, penguasaan pekerjaan. Peran-peran tersebut merupakan dasar perhatian mereka
dalam hubungannya dengan tiga dimensi kinerja perusahaan. Hasilnya adalah bahwa
pemimpin dalam kompleksitas prilaku tinggi mampu menjadi pemain ganda, menyaingi peranperan untuk mengasilkan kinerja yang tinggi. Khususnya dengan mematuhi kinerja bisnis
(pertumbuhan dan inovasi) dan efektivitas organisasi. Studi yang lebih terkini telah
mengidentifikasi peran ekskutif seniur sebagai mobilisai, data besar, pengemudi, pengaudit dan

3

S. Anugrahini Irawati


pelayan. Hasilnya adalah ekskutif tingkat atas tidak memiliki perbedaan dalam rating ekskutif
pada oraganisasi negara maupun swasta.
Aktivitas Pemimpin yang efektif
Menurut G Yulk (2001:236) telah diidentifikasi bahwa atribut terpenting pemimpin yang
efektif adalah: kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan metacognition. Kecerdasan
emosional meliputi beberapa keterampilan komponen yang saling berkaitan. Kesadaran diri
merupakan pemahaman atas mood dan emosi seorang pemimpin bagaimana berubah seiring
waktu dan implikasinya pada kinerja tugas dan hubungan antar pribadi. Sifat perseptif sosial
adalah kemampuan untuk memahami kebutuhan fungsional masalah dan kesempatan yang
relevan bagi sebuah kelompok atau organiasi yang karakteristiknya, hubungan sosial dan
proses kolektif yang akan memperkuat atau membatasi upaya untuk mempengaruhi kelompok
atau organisasi. Seorang pemimpin yang memiliki perspektif sosial yang tinggi memahami apa
yang harus dilakukan agar membuat kelompok atau organisasi lebih efektif. Argyrism (1999)
mengatakan bahwa salah satu kompetensi yang paling penting untk pemimpin yang berhasil
dalam situasi yang berubah adalah kemampuan untuk belajar dan beradaptasi terhadap
perubahan
Kinerja Karyawan
Hasibuan (2003) mengatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu..selanjutnya As’ad dalam Agustina

(2002) mengemukakan bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran sejauhmana keberhasilan
seseorang dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja yaitu: 1). Individu (kemampuan bekerja). 2). Usaha kerja (keinginan untuk bekerja). 3).
Dukungan organisasional (kesempatan untuk bekerja). Artinya bahwa kinerja dapat dilihat
bagaimana seseorang dalam bekerja melaksanakan tugasnya, yang semuanya bisa didukung
oleh kemandirian, kreativitas, komitmen, tanggung jawab dan rasa percaya diri individu dalam
bekerja.
Kerangka Konseptual Penelitian
Motivasi:
1. Pengakuan
2. Pekerjaan itu Sendiri
3. Tanggung Jawab
4. Kesempatan untuk
Maju dan Tumbuh
Kinerja
Karyawan
Aktivita Manajerial
Pemimpin:
1 Kecerdasan Emosional
2. Kecerdasan Sosial

3. Kemampuan untuk
Belajar

4

Pengaruh Motivasi Pegawai dan Aktivitas Manajerial Pemimpin Terhadap Kinerja Pegawai Kantor DPU Sampang

METODELOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai di Kantor Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sampang pada tingkat golongan III, karena jumlah keseluruhan hanya 87 orang
maka secara otomatis juga merupakan sample.
Adapun pegawai tersebut dapat dirinci sebagai berikut :1). Golongan III/A sebanyak 17
orang. 2). Golongan III/B sebanyak 39 orang. 3). Golongan III/C sebanyak 28 orang. 4). Golongan
III/D sebanyak 13 orang.
Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian berupa data internal; yaitu data yang diperoleh
dari objek penelitian yaitu Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sampang. Disamping itu
dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, dimana data primer diperoleh
dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan ke 87 orang tapi yang kmbali hanya 81

responden. Sedangkan data sekunder didapat dari dokumentasi kantor Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Sampang.
Identifikasi dan Variabel Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua variabel penting yaitu variabl beba (motivasi dan aktivitas
manajerial pemimpin) dan variabel tergantung (kinerja pegawai).
Variabel bebas motivasi terdiri dari:1). Pengakuan, 2). Pekerjaan itu Sendiri. 3). Tanggung
Jawab 5). Kesempatan untuk Maju dan Tumbuh
Sedangkan aktivitas manajerial pmimpin terdiri dari: 1). Kecerdasan Emosional. 2).
Kecerdasan Sosial. 3. Kemampuan untuk Belajar
Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen
Validitas menurut Sugiono (2001) hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya pada objek yang diteliti.
Instruyen baru dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi dari masing-masing item
memiliki nilai > 0,3 pada ∞ = 0,05
Reliabilitas hádala indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Untuk mengetahui apakah alat ukur itu reabel atau tidak diuji
dengan menggunakan Alpha Combach.
Analisis Data
Ada dua kelompok teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
analisis statistik diskriptif dan teknik analisis statistik inferensial.

Analisis Statistik Diskriptif.
Analisis ini digunakan bertujuan untuk mendiskripsikan karakreristik lokasi penelitian,
responden yang diteliti serta distribuís item dari masing-masing variable, dengan usuran
diskriptifnya adalah pemberian angka baik dalam jumlah responden maupun dalam angka
presentase.

5

S. Anugrahini Irawati

Analisis Statistik Infrensial
Untuk mengetahui pengaruh dua variable bebas atau lebih terhadap variable tergantung
secara bersama-sama digunakan analisis regresi berganda dengan humus sebagai berikut:
Y = o + 1 X1 + 2 X2 + 3X3 + 4 X4 ……………. + 7X7 + e
Dimana:
o = Intercept;
1 2, 3, 4, …… 7 = koefisien masing-masing variable bebas;
X1, X2, X3, X4 ......... X7 = variabel bebas
Y = variabel terikat,
e = kesalahanatau pengganggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisa dengan menggunakan analisis regresi berganda dimana ada pengaruh
antara variabel bebas (X) dan variabel terikat secara simultan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Uji dengan Regresi Berganda
Variabel
Konstanta
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
T tabel
R
R Square
Adjusted R Square
F hitung
Sig F
F tabel

B
-3,639
0,519
0,289
0,258
0,229
0,149
0,240
0,218
= 1,998
= 0,896
= 0,803
= 0,782
= 36,394
= 0,000
= 3,302

Beta

T
-5,698
5,229
2,451
2,102
2,038
2,170
2,127
2,029

0,413
0,164
0,149
0,131
0,152
0,135
0,142

Sig t
0,000
0,000
0,018
0,039
0,045
0,035
0,037
0,048

Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

Adapun penerapan dalam persamaan regresi adalah sebagai berikut:
Y = -3,639+0,519X1+ 0,289X2 + 0,258X3 + 0,0,229X4 + 0,149X5 + 0,240X6+0,218X7
Bedasarkan hasil penghitungan uji regresi sebagaimana tertera dalam tabel diatas
ditemukan bahwa hasil F hitung adalah sebesar 36,395 (signifikan F = 0,000) jadi F hitung > F
tabel (35,395>3,302). Artinya secara bersama-sama variabel X1 (pengakuan), pekerjaan itu
sendiri (X2), tanggung jawab (X3) dan kesempatan untuk maju (X4). Aktivitas manajerial
pemimpin yaitu: kecerdasan emosional (x5), kecerdasan sosial (X6) dan Kemampuan untuk
belajar (X7) berpengaruh signifikan terhadap Y.
Besarnya korelasi atau keeratan hubungan antara variabel pengakuan (X1), pekerjaan itu
sendiri (X2), tanggung jawab (X3) dan kesempatan untuk maju (X4). Aktivitas manajerial

6

Pengaruh Motivasi Pegawai dan Aktivitas Manajerial Pemimpin Terhadap Kinerja Pegawai Kantor DPU Sampang

pemimpin yaitu: kecerdasan emosional (x5), kecerdasan sosial (X6) dan Kemampuan untuk
belajar (X7) berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai (Y) dapat dilihat pada
nilai korelasi berganda (R) yaitu sebesar (0,896). Dengan melihat nilai korelasi tersebut dapat
dikatakan bahwa tingkat korelasinya tinggi.
Besarnya sumbangan variabel pengakuan (X1) pekerjaan itu sendiri (X2), tanggung jawab
(X3) dan kesempatan untuk maju (X4). Aktivitas manajerial pemimpin yaitu: kecerdasan
emosional (x5), kecerdasan sosial (X6) dan Kemampuan untuk belajar (X7) terhadap kinerja
pegawai (Y). Ditunjukan dengan nialai adjusted R Square yaitu sebesar 0, 782. hal ini berarti
bahwa variabel kinrja pegawai (Y) dipengaruhi sebesar 78,2 % oleh pekerjaan itu sendiri (X2),
tanggung jawab (X3) dan kesempatan untuk maju (X4). Aktivitas manajerial pemimpin yaitu:
kecerdasan emosional (x5), kecerdasan sosial (X6) dan Kemampuan untuk belajar (X7),
sedangkan sisanya sebesar 21,8% dipengaruhi oleh Variabel diluar ketujuh variabel tersebut.
Hasil Analisis Regresi Pengaruh Variabel Bebas (X) terhadap variabel terkat (Y) secara
parsial. Secara parcial besarnya pengaru variable bebas (X) yang terdiri dari: pekerjaan itu
sendiri (X2), tanggung jawab (X3) dan kesempatan untuk maju (X4). Aktivitas manajerial
pemimpin yaitu: kecerdasan emosional (x5), kecerdasan sosial (X6) dan Kemampuan untuk
belajar (X7) masing bisa dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh dan Kontribuasi Variabel Bebas (X) Terhadap Varibel Tergantung (Y) Secara Parcial.
Variable
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7

T hitung
5,231
2,449
2,102
2,038
2,172
2,124
2,028

T tabel
1,999

Sig.t
0,000
0,015
0,041
0,045
0,034
0,038
0,048

r
0,798
0,562
0,636
0,498
0,533
0,414
0,605

R
0,6391
0,3137
0,4031
0,2491
0,2841
0,1705
0,3615

Kontribusi %
63,82
31,37
40,31
24,92
28,41
17,08
36,14

Uraian terhadap hasil analisis tersebut hádala sebagai berikut:
1. Pengaruh variable Pengakuan (X1) terhadap kinerja Pegawai.
Tabel 2 menunjukkan bahwa Variabel X1 mempunyai nilai T hitung sebesar 5,231 dengan
probabilitas sebesar 0,000 karen T hitung > T tabel (5,231 > 1,999) atau Sig t < 5% (0,000 <
0,05), maka secara parsial variabel X1 berpengaruh signifikan terhadap variabel (y)
2. Pengaruh Variabel Pekerjaan itu sendiri (X2) terhadap kinerja Pegawai
Tabel 2 menunjukkan bahwa Variabel X2 mempunyai nilai T hitung sebesar 2,449 dengan
probabilitas sebesar 0,015 karena T hitung > T tabel (2,449 > 1,999) atau Sig t < 5% (0,015 <
0,05), maka secara parsial variabel X2 berpengaruh signifikan terhadap variabel (y).
3. Pengaru Variabel Tanggung Jawab (X3) terhadap kinerja Pegawai
Tabel 2 menunjukkan bahwa Variabel X3 mempunyai nilai T hitung sebesar dengan
probabilitas sebesar 0,041 karena T hitung > T tabel (2,102 > 1,999) atau Sig t < 5% (0,041 <
0,05), maka secara parsial variabel X3 berpengaruh signifikan terhadap variabel (y)
4. Pengaru Variabel Kesempatan untuk maju (X4) terhadap kinerja Pegawai
Tabel 2 menunjukkan bahwa Variabel X4 mempunyai nilai T hitung sebesar dengan
probabilitas sebesar 0,045 karena T hitung > T tabel (2,030 > 1,999) atau Sig t < 5% (0,045 <
0,05), maka secara parsial variabel X4 berpengaruh signifikan terhadap variabel (y)

7

S. Anugrahini Irawati

5. Pengaru Variabel Kecerdasan Emosional (X5) terhadap kinerja Pegawai
Tabel 2 menunjukkan bahwa Variabel X5 mempunyai nilai T hitung sebesar dengan
probabilitas sebesar 0,034 karena T hitung > T tabel (2,172 > 1,999) atau Sig t < 5% (0,034 <
0,05), maka secara parsial variabel X5 berpengaruh signifikan terhadap variabel (y)
6. Pengaru Variabel Kecerdasan Sosial (X6) terhadap kinerja Pegawai
Tabel 2 menunjukkan bahwa Variabel X6 mempunyai nilai T hitung sebesar dengan
probabilitas sebesar 0,038 karena T hitung > T tabel (2,124 > 1,999) atau Sig t < 5% (0,038 <
0,05), maka secara parsial variabel X6 berpengaruh signifikan terhadap variabel (y)
7. Pengaru Variabel Kemampuan untuk Belajar (X7) terhadap kinerja Pegawa
Tabel 2 menunjukkan bahwa Variabel X1 mempunyai nilai T hitung sebesar i dengan
probabilitas sebesar 0,048 karena T hitung > T tabel (2,028 > 1,999) atau Sig t < 5% (0,048 <
0,05), maka secara parsial variabel X7 berpengaruh signifikan terhadap variabel (y)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel pengakuan, pekerjaan itu
sendiri, tanggung jawab, kesempatan untuk maju, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan
kemampuan belajar. Melihat tabel 1, uji secara simultan dari variabel pengakuan (X1),
pekerjaan itu sendiri (X2), tanggung jawab (X3), kesempatan untuk maju (X4), kecerdasan
emosional (X5), kecerdasan sosial (X6)dan kemampuan belajar (X7) terhadap kinerja pegawai
(Y). memperoleh nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,896 dan nilai koefisien
detrminasinya (adjusted R2) sebesar 0,782.hasil analisis ini mendukung teori teori Gery Yul
(2003) bahwa aktivitas pemimpin yang effektif mempunyai pengaruh terhadap kinerja
karyawan suatu perusahaan.
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 2 dapat diketahui bahwa untuk variabel
pengakuan (X1) pada Kantor Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sampang dilihat dari hasil
mean untuk variabel tersebut 3,98, hal ini berarti rata-rata responden pengakuan sudah
menjadi dasar yang bisa meningkatkan kinerja pegawai.. berdasarkan hasil penghitungan
bahwa variabel pekerjaan itu sendiri (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
pegawai yang dapat dilihat dari nilai, bila sig t δ < , berarti menolak Ho. Karena sig t (0,015) <
(0,05), maka Ho ditolak. Artinya terdapat cukup bukti untuk mengimplementasikan bahawa
variabel pekerjaan itu sendiri berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Apabila dilihat
dari hasil koefisien determinasi parsial 0,3137 dapat diartikan bahwa 31,37% perubahan
kinerja pegawai disebabkan adanya perubahan variabel pekerjaan itu sendiri.
Variabel tanggung jawab (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, hal ini
menunjukkan bahwa setap manusia apabila diberi tanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya akan memberikan semangat kearah peningkatan kinerja. Dari sekian responden
yaitu 87 orang sebagian besar mengatakan apabila diberi tanggung jawab penuh maka mereka
akan lebih bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. (X4) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) dengan melihat nilai sig t (δ) < berarti Ho ditolak
karena sig t (0,045) < (0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabek
Variabel kesempatan untuk maju (X4) mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai (Y) dengan melihat nilai sig t (δ) < berarti Ho ditolak karena sig t
(0,045) < (0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel kesempatan untuk maju
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai..dilihat dari koefisien determinasi parsialnya
sebesar 0,4031 dapat diartikan bahwa 40,31% perubahan kinerja pegawai disebakan karena
variabel kesempatan untuk maju.

8

Pengaruh Motivasi Pegawai dan Aktivitas Manajerial Pemimpin Terhadap Kinerja Pegawai Kantor DPU Sampang

Variabel kecerdasan emosional (X5) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai (Y) dengan melihat nilai sig t (δ) < berarti Ho ditolak karena sig t (0,034) <
(0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai dilihat dari koefisien parsialnya sebesar 0,2841 berarti
28,41% kinerja pegawai berubah karena adanya variabel kecerdasan emosional. Artinya apabila
pemimpin tidak sering marah dan bisa mengatur emosi apabila adanya permasalahan dan
bahkan bisa membimbing maka kinerja pegawai akan menjadi meningkat sebesar 28,41%.
Variabel kecerdasan sosial (X6) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai (Y) dengan melihat nilai sig t (δ) < berarti Ho ditolak karena sig t (0,038) <
(0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel kecerdasan sosial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai dilihat dari koefisien parsialnya sebesar 0,1705 berarti 17,05% kinerja
pegawai berubah karena adanya variabel kecerdasan emosional. Artinya apabila pemimpin
semakin baik hubungan antara pimpinan dan bawahan akan pempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 17,05%.
Variabel kemampuan Belajar (X7) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai (Y) dengan melihat nilai sig t (δ) < berarti Ho ditolak karena sig t (0,048) <
(0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel kecerdasan sosial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai dilihat dari koefisien parsialnya sebesar 0,3615 berarti 36,15% kinerja
pegawai berubah karena adanya variabel kecerdasan emosional. Artinya apabila pemimpin
semakin baik hubungan antara pimpinan dan bawahan akan pempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 36,15%. Aktivitas manajerial pemimpin
merupakan faktor yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam
mencapai kinerja yang diinginkan dalam suatu instansi ataupun perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah melakukan analisis seperti yang diuraikan dalam bab pembahasan, maka dapat
diambil suatu kesimpulan:
1. Pada dasarnya motivasi dan aktivitas manajerial pemimpin yang terdiri dari variabel
pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kesempatan untuk maju, kecerdasan
emosional, kecerdasan sosial dan kemampuan belajar dilingkungan Kantor Dinas Pekerjaan
Umum sebagaimana terlihat dari hasil penghitungan dalam pemhasan adalah baik.
2. Berdasarkan hasil analisis statistik infensial, kenyataannya semua variabel pengakuan (X1),
Pekerjaan itu Sendiri (,X2), Tanggung Jawab (X3), Kesempatan untuk Maju atau Tumbuh
(X4), Keserdasan Emosional (X5), Kecerdasan Sosial (X6), Kemampuan Belajar (X7) baik
secara bersama-sama maupun secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab. Sampang.
3. walaupun secara empirik maupun teoritik dikatan bahwa varialbel pengakuan (X1),
Pekerjaan itu Sendiri (,X2), Tanggung Jawab (X3), Kesempatan untuk Maju atau Tumbuh
(X4), Keserdasan Emosional (X5), Kecerdasan Sosial (X6), Kemampuan Belajar (X7) menjadi
faktor yang dapat meningkatkan kinerja pegawai, namun dalam penelitian yang dilakukan
masih terdapat variabel lain diluar penelitian ini, misalnya lingkungan kerja, insentif dan
teman kerja.

9

S. Anugrahini Irawati

Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya bisa mengembangkan penelitiannya karena pengaruh waktu
atau objek yang berbeda akan mendapatkan hasil yang berbeda atau bahkan ada
penabahan variabel sehingga dapat meningkatkan kesempurnaan hasil penelitiannya.
2. Mengingat kontribusi variabel motivasi dan aktivitas manajerial pemimpin terhadap kinerja
pengawai cukup besar, perlu dipertahankan bahkan dikembangkan sehingga dimasa yang
akan kinerja pegawai dapat lebih ditingkatkan.
3. mengingat variabel X1, X3 dan X4 memberikan kontribusi paling besar terhadap kinerja
pegawai dipertahankan kalau bisa ditingkan sedangkan variabel lain seperti X2,X5,X6,X7
harus ditingkatkan agar nantinya bisa memberikan konsibusi yang meningkat terhadap
kinerja pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Harini, 2002, ”Analisis Hubungan antara Komitmen Karyawan dengan Iklim
Organisasi dan Performen Kerja Karyawan”, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol.2,
No. 2, Mei 2002, Swabhawa Bassed development reasech Center Bandung.
Dessler, Garry, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa Benyamin Molan, edisi
Bahasa Indonesia, Penerbit Prehalindo, Jakarta.
Dewi Agung Nugraheni, 2004, ”Pengaruh Motivasi Intrinsil Dan Ekstrinsik Terhadap Kinerja
Paramedis Keperawatan”, Jurnal Media Ekonomi, Edisi 17 Tahun XI, Juni 2001, PPFE–
UMM Malang.
Dwi Ermayanti, 2004, Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada
Kantor Perum Perhutani Unit II Surabaya.
Sari Hutora Budayawaty, 2002, Meneliti Tentang Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Bapeda Kabupaten Kota Kertanegara.
Yulk, Cary, 2006, Kepemimpinan dalam Organisasi, Alih Bahasa Budi Suprianto, ediisi kelima,
Gramedia, Indonesia.
Gibson, I. L. Ivan C & Donelly, J.P, 2003, Organisai: Prilaku, Struktur, Proses. Edisi ke 8. alih
Bahasa Agus Dharma, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Luthans. F., 2002, Organization Behaviour, Sevent Edition, International Edition Mc Grow-Hill,
United State of America.
Hasibuan, Malayu, S.P., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yugjakarta.

10