Tugas Bahasa Inggris idonesia. docx

Tugas Bahasa Ingggris
PERBEDAAN FONOLOGI BAHASA INGGRIS DAN FONOLOGI BAHASA
INDONESIA

OLEH :
NAMA : M.YUSUF LARIGAU
KELAS : 1.B
NIM

: 105331104716

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH MAKASSAR

1

2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas petunjuk dan rahmat serta
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.Selesainya

makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari beberapa referensi buku dan google.
Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak pembimbing sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan apa adanya.
Saya berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat membantu para pembaca
tentang peran penting bahasa inggris untuk membedakan fonologi

bahasa inggris dan

fonologii bahasa indonesia

Takalar,09 Oktober 2016

2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang dipakai manusia untuk tujuan
komunikasi. Oleh karena itu pengajaran Bahasa Indonesia pada hakekatnya mempunyai
ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan

perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar agar seseorang dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar.
Banyak kajian teori mengenai bahasa ini. Salah satunya kajian tentang fonologi. Sebagai
calon pendidik selayaknya memahami kajian tentang fonologi ini untuk dijadikan pedoman
mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis merasa perlu untuk menyusun makalah ini
agar dapat membantu penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya untuk
mengetahui tentang batasan dan kajian fonologi, beberapa pengetian mengenai tata bunyi,
kajian fonetik, kajian fonemik, gejala fonologi Bahasa Indonesia.

B.

Rumusan Masalah

1.
2.
3.

Adapun yang menjadi rumusan masalahnya, yaitu:
Pengertian Fonologi bahasa Indonesia.
Pengertian Fonologi Bahasa Inggris.

perbedaan bunyi bahasa yang terkandung dalam fonoligi bahasa inggris dan bahasa

indonesia
C. Tujuan Penulisan
1.
2.
3.

Adapun beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
Menjelaskanbeberapa pengetian mengenai fonologi
Menjelaskankajian fonetik
Menjelaskan gejala fonologi Bahasa Indonesia dan bahasa inggris

3

PEMBAHASAN
Fonologi Bahasa Indonesia
Secara etimologi kata Fonologi berasal dari kata Fon yang berarti bunyi, dan logi
yang berarti ilmu. Fonologi lazim diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang
mempelajari, membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi- bunyi bahasa yang

diproduksi oleh alat- alat ucap manusia.
Fonologi adalah bunyi bahasa yang berfungsi dalam ujaran dan yang dapat
membedakan makna itulah yang menjadi objek salah satu disiplin linguistik (Padeta,
2003 : 3)
Deskripsi “ perian” sistem bunyi bahasa, dan pemolaan bunyi yang ada dalam suatu
bahasa,disebut Fonologi (Padeta, 2003 :3). Ladefoge ( Padeta, 2003:3 )mengatakan “
phonology is the description of the systems and patterns of sounds that occur in a
language”, sedangkan Lass ( Padeta, 2003 : 3) berpendapat,’ phonology, broadly
speaking is that sub discipline within linguistics concerned with the sounds of
language’. Tentu saja setiap bahasa mempunyai sistem bunyi bahasa yang berbeda
dengan bahasa yang lain. Sistem itu memperhatikan persamaan dan perbedaan antara
bahasa yang satu dengan bahasa yang lain ( briere dalam buku Padeta, 2003 : 3).

4

Fonologi dan Fonetik
Fonologi lazim diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari,
membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi- bunyi bahasa yang diproduksi
oleh alat- alat ucap manusia.
Fonetik adalah cabang kajian linguistik yang meneliti bunyi- bunyi bahasa tanpa

melihat apakah bunyi- bunyi itu dapat membedakan makna kata atau tidak. Fonetik
adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa yang tidak memperhatikan fungsinya
sebagai pembeda makna ( Verhaar dalam buku Padeta 2003 : 4).
Istilah fonologi dalam kepustakaan di AS disebut fonemik, bahasa inggris “
Phonemics”, sedangkan di Eropa daratan, misalnya di negara bekanda,

fonetik

dianggap berdiri sendiri yang terpisah dari fonologi. Jadi disamping fonetik, mereka
mengenal pula fonologi sedangkan fonetik dan fonemik mereka deskripsi dalam satu
subdisiplin linguistik yang disebut fonologi. Fonologi sering disebut fonemik, ilmu
yang mempelajari fonem- fonem. Akan tetapi karena fonologi tidak hanya yang
mempelajari fonem – fonem, melainkan bagaimna fonem- fonem difonasikan , maka
istilah fonologi yang banyak digunakan.
Harimurti dalam buku Padeta 2003 :4 mengatakan, fonetik ;
1. Ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa;
ilmu interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi, dan psikologi;
2. Sistem bunyi suatu bahasa.

5


Fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi- bunyi bahasa dalam peranannya sebagai
media atau sarana bahasa (Lapoliwa dalam buku Padeta 2003:4).
Sehubungan dengan konsep fonetik, pakar Linguistik membagi Fonetik atas tiga jenis
yaitu :
1. Fonetik akustik
2. Fonetik auditoris
3. Fonetik artikulatoris atau fonetik organis
Pembagian ini berdasarkan pada cara mendekati atau mendiskripsikan bunyi- bunyi
bahasa.
Fonetik akustik melukiskan bagaimana bunyi bahasa yang keluar dari alat- alat bicara
manusia yang merupakan gelombang- gelombang bunyi melalui udara sampai ke
telinga pendengar. Penyelidikan ini sangat memerlukan alat elektronik yang rumit.
Disamping pengetahuan fisika, penyelidik harus memahami matematika, sebab bunyi
bahasa harus dideskripsikan dengan rumus- rumus atau angka yang bersifat
matematis.
Fonetik auditoris mendeskripsikan bunyi bahsa yang diterima oleh alat dengar si
pendengar. Berbicara tentang fonetik auditoris, berarti mempelajari bunyi dari segi
pendengar, yakni proses yang dimulai saat menerima gelombang- gelombang bunyi,
perubahan gelombang bunyi menjadi isyarat yang dapat dikirim ke otak, penafsiran

isyarat- isyarat tadi hingga satuan- satuan yang siap untuk dikirim melalui alat ucap.
Fonetik artikulatoris atau biasa disebut fonetik organis menyelidiki bagaimana bunyi
bahasa dihasilkan oleh alat bicara manusia organs of speech. Dengan demikian
fonetik artikulatoris lebih banyak berhubungan dengan fisiologi. Fonetik artikulatoris
bersifat praktis, oleh karena alat bicara manusia bersifat konkret. Deskripsi fonetik
artikulatoris dapat memperlihatkan di daerah mana sebuah bunyi bahasa yang
dihasilkan, apakah melalui bibir,atau apakah bunyi bahasa itu dihasilkan oleh langit –
langit lunak “ velum”
6

Proses Bunyi Bahasa
Muolton dalam buku Pateda 2003 : 10 mengatakan, ada 11 tahap proses yang dilalui
oleh bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat- alat bicara pembicara sampai dipahami
oleh pendengar.
Tahap- tahap dimaksud adalah sebagai berikut ;
1. Membuat kode sematis.
Pembicara membayangkan acuan- acuan yang ingin disampaikannya dalam
bentuk- bentuk satuan- satuan semantis yang diharapkan satuan semantis ini akan
sama dengan penafsirannya pada pihak pendengar.
2. Membuat kode gramatikal.

Pembicara telah memilih satuan semantis yang cocok dengan acuan yang ada
dalam bayangannya, ia akan memutuskan suatu gramatikal, apakah kata atau
kalimat. Kata dan kalimat yang dipilih harus sesuai dengan kaidah bahasa yang
digunakan.
3. Membuat kode fonologis.
Mengubah satuan gramatikal tadi dalam wujud bunyi- bunyi bahasa.
4. Mengirimkan perintah otak kepada alat bicara.
Proses ini berada dalam “mind’. Wujudnya berupa gejolak jiwa yang menuntut
untuk segera dihasilkan.
5. Alat bicara melaksanakan gerakkan sesuai dengan perintah otak.
Tahap ini termasuk dalam tahap fisiologis.
6. Tahap ini merupakan tahap akustik
Bunyi- bunyi bahasa tadi diteruskan yang akan berwujud gelombang- gelombang
bunyi.
7

7. Tahap fisiologis
Gelombang bunyi tadi menyentuh alat pendengar. Gelombang bunyi merangsang
telinga pendengar yang menyebabkan si pendengar mengaktifkan mekanisme
pendengarannya

8. Tahap fisiologi yang berkaitan dengan fonetik auditoris.
Gelombang bunyi tadi diubah menjadi getaran. Getaran teruskan ke otak.
9. Pemecahan kode
Getaran tadi yang sebenarnya berisi pesan pembicara dalam bentuk kode- kode,
harus ditafsirkan atau dimaknakan. Pengolahan terjadi di otak dengan jalan
mencocokkan gejala- gejala itu dengan pengetahuan si pendengar yang sesuai
dengan sistem bahasa yang dikuasai pendengar.
10. Pemecahan kode secara gramatikal
Kode- kode berwujud getaran yang telah dimaknakan secara fonologis itu,
kemudian ditafsirkan dengan cara gramatikal. Strukturnya disesuaikan dengan
struktur bahasa yang dikuasai pendengar.
11. Pemecahan kode secara semantis
Struktur gramatikal dilihat maknanya baik yang berwujud kata maupun yang
berwujud satuan yang lebih besar, apakah Frase atau kalimat. Proses pengolahan
gelombang bunyi sehingga dipahami oleh pendengar, semuanya dilakukan oleh
otak. Dalam kaitan ini kita melihat bahwa otak mempunyai fungsi kreativitas,
fungsi transmisi, dan juga mengaktifkan mekanisme pendengaran.

8


Dalam proses memproduksi bunyi bahasa dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu ;
a. Komponen subglotal
b. Komponen laring, dan
c. Komponen supraglotal.
Komponen subglotal terdiri dari paru- paru ( kiri dan kanan), saluran bronkial,
dan saluran pernafasan ( trakea). Otot- otot paru-paru, dan rongga dada juga
termasuk dalam komponen ini. Secara fisiologis kom ponen ini digunakan
untuk proses pernafasan. Karena itu, komponen ini disebut Sistem pernafasan.
Dalam fonetik disebut sistem pernafasan subglotal yang mempunyai fungsi
utama komponen ini adalah “ memberi” arus udara yang merupakan syarat
mutlak untuk terjadi bunyi bahasa.

9

English Fonologi
Inggris fonologi mengacu pada sistem suara (fonologi) dari bahasa Inggris, atau untuk
mempelajari sistem itu. Seperti banyak bahasa, bahasa Inggris memiliki variasi dalam
pengucapan, baik historis dan dari dialek ke dialek. Secara umum, bagaimanapun, dialek
regional saham Inggris yang sangat mirip (meskipun tidak identik) system
fonem

Sebuah fonem dari bahasa atau dialek adalah sebuah abstraksi dari bunyi ujaran atau
kelompok suara yang berbeda yang semuanya dianggap memiliki fungsi yang sama dengan
penutur bahwa bahasa atau dialek. Misalnya, kata Inggris "melalui" terdiri dari tiga fonem:
awal "th" suara, "r" suara, dan "oo" suara vokal. Perhatikan bahwa fonem dalam hal ini dan
banyak kata-kata bahasa Inggris lainnya tidak selalu berhubungan langsung dengan suratsurat yang digunakan untuk mengeja mereka (ortografi bahasa Inggris tidak sekuat seperti
yang phonemik bahasa tertentu lainnya).
Fonem dari bahasa Inggris dan jumlah mereka bervariasi dari dialek ke dialek, dan juga
tergantung pada interpretasi peneliti individu. Jumlah fonem konsonan umumnya diletakkan
di 24 (atau sedikit lebih). Jumlah vokal tunduk pada variasi yang lebih besar, dalam sistem
disajikan pada halaman ini terdapat 20 fonem vokal di Pengucapan Diterima, 14-16 di
General Amerika dan 20-21 dalam Bahasa Inggris Australia. Kunci pengucapan yang
digunakan dalam kamus pada umumnya mengandung sejumlah sedikit lebih besar dari
simbol dari ini, untuk mempertimbangkan suara-suara tertentu yang digunakan dalam katakata asing dan perbedaan terlihat tertentu yang mungkin tidak fonemik ketat berbicara.
Konsonan
Tabel berikut menunjukkan fonem konsonan 24 ditemukan dalam dialek sebagian besar
bahasa Inggris. Ketika konsonan muncul di pasang, fortis konsonan (misalnya, disedot atau
bersuara) muncul di kiri dan konsonan Lenis (yaitu, ringan menyuarakan atau menyuarakan)
muncul di sebelah kanan:
Konsonan fonem Inggris bilabial Labiogigi Post-alveolus Gigi
alveolar2 Palatal velar glotal
Nasal1 m n ŋ
Hentikan p b t d k ɡ
Afrikat tʃ dʒ
Frikatif f v θ ð s z ʃ ʒ (x) 3 h
Afroksiman r1, 2, 5 j w4
Lateral l1, 6

10

Varietas yang paling dari bahasa Inggris memiliki konsonan suku kata, misalnya pada akhir
botol dan tombol. Dalam kasus tersebut, tidak ada vokal yang diucapkan antara dua konsonan
terakhir. Adalah umum bagi konsonan suku kata yang akan ditranskripsi dengan tanda
subscript, sehingga transkripsi fonetik botol akan [bɒtl̩] dan tombol [bʌtn̩]. Secara teori,
konsonan tersebut dapat dianalisis sebagai fonem individu. Namun, hal ini akan menambah
beberapa fonem konsonan tambahan untuk persediaan untuk bahasa Inggris, [1] dan
phonologists memilih untuk mengidentifikasi nasal suku kata dan cairan fonemis sebagai /
əC / [2] [3]. Jadi tombol adalah fonemis / bʌtən / dan 'botol' adalah fonemis / bɒtəl /.
The frikatif velar tak bersuara / x / terutama dibatasi ke Scottish bahasa Inggris, kata-kata
dengan / x / dalam aksen Skotlandia cenderung diucapkan dengan / k / dalam dialek lain. The
frikatif velar mungkin muncul dalam kata-kata baru-meminjam seperti chutzpah.
Suara pada awal kata-kata dieja ⟨wh⟩ (misalnya yang, mengapa) dalam beberapa aksen
(misalnya banyak Amerika Selatan, Skotlandia, dan Irlandia) yang "bersuara w" suara,
sedangkan aksen lain memiliki afroksiman bersuara [w ]. Status fonemik dari suara tak
bersuara, yang simbol fonetik adalah [ʍ], sulit untuk menentukan. Ini akan menjadi mungkin
untuk mempertimbangkan suara ini menjadi fonem yang terpisah, namun phonologists
memilih untuk memperlakukannya sebagai kombinasi / h / dan / w /. Jadi yang (seperti yang
diucapkan oleh penutur yang memiliki "w bersuara") ditranskripsi fonemis sebagai / hwɪtʃ /.
Ini tidak harus, bagaimanapun, harus ditafsirkan bahwa pembicara tersebut benar-benar
mengucapkan [h] diikuti dengan [w]: transkripsi fonemik / hw / hanyalah sebuah cara yang
nyaman untuk mewakili suara tunggal [ʍ] tanpa menganalisis dialek seperti memiliki extra
fonem [4].
Kasus serupa di atas adalah bahwa dari suara pada awal besar, dalam aksen di mana / h /
diucapkan dalam konteks tersebut, frikatif palatal bersuara [ç] terjadi, tetapi analisis fonemik
biasa adalah untuk memperlakukan ini sebagai / h / plus / j / sehingga besar ditranskripsi / hju
ː dʒ /. Transkripsi ini sering menimbulkan keyakinan yang salah bahwa speaker
mengucapkan [h] diikuti dengan [j] dalam konteks tersebut, tetapi simbol sebenarnya
merupakan suara tunggal [ç] [5]. The yod-menjatuhkan ditemukan dalam dialek Norfolk
berarti bahwa pengucapan Norfolk tradisional besar adalah [hʊudʒ] dan tidak [CU ː dʒ].
Kendala phonotactic mengenai fonem / r / berbeda antara aksen. Dalam non-rhotic aksen,
seperti Pengucapan Diterima dan Australia Bahasa Inggris, [r] hanya muncul sebelum vokal,
sedangkan pada aksen rhotic [r] terjadi di semua posisi.

11

Tabel berikut menunjukkan contoh khas terjadinya fonem konsonan di atas dengan kata-kata
/ p / pit / b / bit
/ t / timah / d / din
/ k / cut / ɡ / usus
/ tʃ / murah / dʒ / jip
/ f / lemak / v / tong
/ θ / tipis / ð / kemudian
/ s / getah / z / zap
/ ʃ / dia / ʒ / mengukur
/ x / loch
/ w / kami / m / peta
/ l / kiri / n / tidur siang
/ r / run / j / ya
/ h / ham / ŋ / bang
Perbedaan antara nasal dinetralkan di beberapa lingkungan. Misalnya, sebelum akhir / p /, / t /
atau / k / hanya ada satu suara hidung yang dapat muncul dalam setiap kasus: [m], [n] atau [ŋ]
masing-masing (seperti dalam kata-kata lemas, serat , link - perhatikan bahwa n link
diucapkan [ŋ]). Efek ini bahkan dapat terjadi melintasi batas-batas suku kata atau kata,
terutama dalam suku menekankan: sinkroni diucapkan sebagai [sɪŋkɹəni] sedangkan
sinkronis dapat diucapkan baik sebagai [sɪŋkɹɒnɨk] atau [sɪnkɹɒnɨk]. Untuk lainnya yang
mungkin suku-akhir kombinasi, lihat Coda di bagian bawah fonotaktik.

12

DAFTAR PUSTAKA
http://karyatulisilmiah.com/pengertian-fonologi-bahasa-indonesia-2/
http://dasrius.blogspot.com/2013/04/english-fonologi.html

13