Antiseptik alami seperti dapat dimanfaatkan

TEKNOLOGI
PRODUKSI TANAMAN
TANAMAN PANGAN
NOVA TRIANI, S.P., M.P.
2016

ARTI PENTING TANAMAN PANGAN
• Pangan merupakan kebutuhan paling hakiki
yang menentukan kualitas sumber daya
manusia dan stabilitas sosial politik sebagai
prasyarat untuk melaksanakan pembangunan.
• Kebutuhan pangan meningkat sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk
• Tanaman pangan: pemeran pokok pemenuhan
kebutuhan pangan, pakan, industri

POTENSI WILAYAH PENANAMAN DAN
PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN
• Kementerian Pertanian melalui APBN TA. 2016
melaksanakan kegiatan perluasan areal tanam
(ekstensifikasi) dan peningkatan indeks

pertanaman padi pada lahan yang masih
berpotensi untuk ditingkatkan, antara lain
lahan kering, lahan tadah hujan, lahan hutan,
lahan gambut, lahan rawa, lahan pasang surut,
lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan
marginal, dan lahan lainnya.

PERAN PENTING TANAMAN PANGAN BAGI
MASYARAKAT
• Makanan pokok
• Sumber penghasilan

PERAN EKONOMIS TANAMAN PANGAN
Pengembangan sektor tanaman pangan
merupakan salah satu strategi kunci dalam
memacu pertumbuhan ekonomi pada masa
yang akan datang. Selain berperan sebagai
sumber penghasil devisa yang besar, juga
merupakan sumber kehidupan bagi sebagian
besar penduduk Indonesia (Kementan, 2016).


PELUANG
PRODUKSI TANAMAN PANGAN
1). Kesenjangan hasil antara potensi dan kondisi di lapangan
masih tinggi
2). Tersedia teknologi untuk meningkatkan produktivitas
3). Potensi sumberdaya lahan sawah, rawa/lebak, pasang surut,
lahan kering (perkebunan, kehutanan) dan lahan sementara
tidak diusahakan masih luas
4). Pengetahuan/Keterampilan SDM (Petani, Penyuluh/PPL,
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan/POPT, Pengawas
Benih Tanaman/PBT, dan Petugas Pertanian Lainnya) masih dapat
dikembangkan
5). Tersedianya potensi pengembangan produksi berbagai
pangan pilihan selain beras
6). Dukungan Pemerintah Daerah
7). Ketersediaan sumber genetik.

KENDALA DAN TANTANGAN
PRODUKSI TANAMAN PANGAN

• Teknologi pasca panen di petani masih sederhana kualitas rendah  harga
rendah (contoh kadar air panen jagung 25%)
• Lahan sawah irigasi semakin menurun  pengoptimalan lahan kering untuk
padi gogo
• Produktivitas lahan menurun
• Perubahan iklim global
• Jumlah areal/lahan berkurang (alih fungsi lahan pertanian)
• Krisis air
• Masalah mekanisasi
• Terbatasnya infrastruktur
• Belum optimalnya perbenihan nasional
• Terbatasnya akses permodalan petani dan tingginya suku bunga usaha tani
• Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh

PEMULIAAN TANAMAN
TANAMAN PANGAN
• Varietas yang spesifik lokasi
• Varietas tahan cekaman air, kekeringan,
salinitas
• Varietas berpotensi hasil tinggi

• Varietas genjah
• Varietas padi bervitamin A
• dll

STRATEGI PENINGKATAN
TANAMAN PANGAN DAN
KEBIJAKAN-KEBIJAKANNYA

• Upaya efisiensi usahatani (ekonomi, mutu,
produktivitas) penerapan teknologi (penentuan lokasi,
penggunaan varietas, benih bermutu, penanaman,
pemeliharaan, panen dan pasca panen yang tepat)
• Diversifikasi pangan
• Melibatkan sektor pemerintah, peneliti, masyarakat,
LSM
• 2016 difokuskan pada peningkatan produktivitas
(intensifikasi) dan perluasan areal tanam (ekstensifikasi).

TEKNOLOGI
PRODUKSI TANAMAN PANGAN

• Teknologi yang diterapkan harus
memperhatikan faktor lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
• Tantangan transfer teknologi : kebijakan, sosial
ekonomi, teknologi

TANAMAN SEREALIA UTAMA
(PADI, JAGUNG, GANDUM)

SYARAT TUMBUH TANAMAN JAGUNG
 Dataran rendah, dataran
tinggi, sawah, tegalan.
 Suhu optimal 21-34 °C.
 pH. tanah 5,6-7,5
 Ketinggian 1000-1800 m
dpl. Ketinggian optimum
50-600 m dpl.
Jagung  pangan, bahan baku
industri, pakan ternak, ekspor


Teknik Budidaya Tanaman Jagung
• Varietas unggul (hibrida, komposit), benih bermutu
• Tidak dianjurkan penyulaman
• Penyiapan lahan  OTS, TOT;
pH
tanah < 5-->ditambah kapur (dosis 300 kg/ha)
• Penanaman  TOT langsung dicangkul/koak sesuai
jarak tanam, beri pupuk kandang/kompos 1-2
genggam (±50 gr) tiap cangkulan/koakan.

• Penanaman OTS  ditugal untuk dibuat lubang
tanam benih, beri pupuk kandang/kompos 1-2
genggam (±50 gr) 3-7 hari sebelum
tanam/saat tanam sebagai penutup benih.
• Jarak tanam : (a) 70 cm x 20 cm dengan 1
benih per lubang tanam, atau (b) 75 cm x 40
cm dengan 2 benih per lubang tanam 
populasi 66.000-71.000 tanaman/ha.
• Pemupukan  350-400 kg urea/ha, 100-150 kg
SP-36/ha, dan 100-150 kg KCl/ha.  ditugal

sedalam 5 cm, jarak 10 cm dari batang
tanaman, ditutup dengan tanah.

Cara menentukan
dosis urea pada
pemupukan III
dengan
menggunakan BWD.

• Penyiangan dua minggu sekali, umur 15 hst-6
minggu hst. Bersamaan dengan pembumbunan
• Pengendalian hama penyakit  Penyakit bulai,
jamur (Fusarium sp). Pengendalianperlakuan
benih, 1 kg benih dicampur metalaksis (Ridhomil
atau Saromil) 2 gr dilarutkan dalam 7,5-10 ml air.
Jamur (Fusarium) disemprot Fungisida (Dithane
M-45) dosis 45 gr / tank isi 15 liter.
Penyemprotan pada bagian tanaman di bawah
tongkol. Dilakukan sesaat setelah ada gejala infeksi
jamur / membuang daun bagian bawah tongkol

(jika biji tongkol sudah terisi sempurna dan biji
sudah keras).

• Hama lalat bibit (awal pertumbuhan
tanaman, dikendalikan mulai saat tanam
dengan insektisida carbofuran), penggerek
batang (carbofuran (3-4 butir
carbofuran/tanaman, melalui pucuk tanaman
pada tanaman yang mulai terserang) dan
tongkol. Hama penggerek batang  carbofuran
3-4 butir ditugal bersamaan pemupukan /
disemprot insektisida cair fastac/regent.

• Pengairan musim kemarau  menjelang tanaman
berbunga, penyiraman lebih intensif. Musim kemarau
 15 hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst, dan 75 hst.

• Panen  100 hst (tergantung varietas). Siap
panen/masak fisiologis daun jagung/klobot telah
kering, berwarna kekuning-kuningan, dan ada tanda

hitam di bagian pangkal tempat melekatnya biji pada
tongkol. Penundaan panen 7 hari setelah masak
fisiologis penurunan kadar air 33% menjadi 27%.

Pasca panen  pengeringan (penjemuran langsung di
ladang, tongkol terkupas yang dikeringkan di lantai
jemur dengan pemanasan matahari langsung
(18%)/mesin batch dryer, pengeringan setelah
pemipilan). Penundaan pengeringan 3-5 hari, luka saat
pemipilantimbul cendawan
pemipilan  kayu, pisau, mesin corn shelter

• Persyaratan mutu jagung untuk perdagangan menurut
Standar Nasional Indonesia (SNI)
Persyaratan kualitatif meliputi :
1. Produk harus terbebas dari hama dan penyakit.
2. Produk terbebas dari bau busuk maupun zat kimia lainnya
(berupa asam).
3. Produk harus terbebas dari bahan dan sisa-sisa pupuk maupun
pestisida.


• Penyimpanan jagung  untuk benih harus wadah tertutup
rapat sehingga kedap udara, tidak terjadi kontak dengan udara
(logam dilengkapi absorban/penyerap (biasanya digunakan
abu sekam) untuk mengurangi kelembaban di dalam wadah
penyimpanan; wadah logam yang tutupnya dilapisi dengan
paraffin)
• Penyimpanan jagung pipilan untuk konsumsi (pangan maupun
pakan) karung, silo.

Analisis Usaha Tani

GANDUM
Gandum  terigu  Bahan
baku mie, roti
Perkiraan impor terigu Tahun
2013 mencapai 5,7 juta ton

• Badan Litbang Pertanian telah merilis 2 varietas
gandum yaitu Varietas Dewata dan Varietas Selayar

pada Tahun 2003
• Prospek pengembangan gandum NTT (Soe), Papua
(Merauke), Jatim (Tosari), Sulsel (Malino, Enrekang)
dan Sulut (Tomohon)
• Syarat tumbuh  ketinggian >800 m dpl dengan
kondisi suhu udara 15-25C dan curah hujan 1600 mm/th.
- Padi gogo  bulan basah yang berurutan min. 4 bulan. (Bulan
basah : bulan yang mempunyai curah hujan >200 mm dan
tersebar secara normal atau setiap minggu ada turun hujan
sehingga tidak menyebabkan tanaman stress karena kekeringan)
- Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman padi berkisar
antara 24 - 29C.
- Padi gogo lahan kering dataran rendah, areal yang lebih terjal
dapat ditanami di antara tanaman keras.
- Tanaman padi dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah.
- (pH) optimum 5,5-7,5.

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
Padi Sawah
Penerapan PTT didasarkan pada empat prinsip, yaitu:
1. Terpadu : PTT merupakan suatu pendekatan agar sumber daya
tanaman, tanah dan air dapat dikelola dengan sebaik-baiknya
secara terpadu.
2. Sinergis : PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik
dengan memperhatikan keterkaitan yang saling mendukung
antar komponen teknologi
3. Spesifik lokasi : PTT memperhatikan kesesuaian teknologi
dengan lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi
petani setempat
4. Partisipatif : berarti petani turut berperan serta dalam memilih
dan menguji teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat dan
kemampuan petani melalui proses pembelajaran dalam bentuk
laboratorium lapangan

Komponen teknologi dasar dalam PTT yaitu:
1. Penggunaan varietas padi unggul atau varietas padi
berdaya hasil tinggi dan atau bernilai ekonomi tinggi,
2. Benih bermutu dan berlabel,
3. Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan
tanaman dan status hara tanah (spesifik lokasi),
4. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu
(PHT).

Komponen Teknologi Pilihan dalam PTT yaitu :
1. Penanaman bibit umur muda dengan jumlah bibit
terbatas yaitu antara 1-3 bibit per lubang.
2. Peningkatan populasi tanaman,
3. Penggunaan kompos bahan organik dan atau pupuk
kandang sebagai pupuk dan pembenah tanah.
4. Pengaturan pengairan dan pengeringan berselang,
5. Pengendalian gulma
6. Panen tepat waktu,
7. Perontokan gabah sesegera mungkin.

• Tanam VUB secara bergantian untuk memutus siklus
hidup hama dan penyakit.
• Varietas unggul dipilih sesuai dengan kondisi wilayah,
mempunyai produktivitas tinggi, sesuai permintaan
konsumen.
• Benih bermutu adalah benih dengan vigor tinggi dan
bersertifikat. Pemilihan benih bermutu dilakukan
dengan cara:
Merendam benih dalam larutan garam dengan
menggunakan indikator telur. Telur diletakkan didasar
air dan masukkan garam sampai telur mulai terangkat
kepermukaan, kemudian telur diambil dan benih
dimasukkan ke dalam air garam, selanjutnya benih yang
mengambang dibuang.

• Dapat juga dengan cara membuat larutan garam dapur (30
gr garam dapur dalam 1 It air) atau larutan pupuk ZA (1 kg
pupuk ZA dalam 2,7 It air), masukkan benih ke dalam
larutan garam atau pupuk ZA (Volume larutan 2 kali volume
benih), kemudian diaduk-aduk dan benih yang
mengambang dibuang.
Keuntungan menggunakan benih bermutu:
1. Benih tumbuh cepat dan serempak
2. Jika disemaikan akan menghasilkan bibit yang tegar dan
sehat
3. Pada saat ditanam pindah, bibit tumbuh lebih cepat
4. Jumlah tanaman optimum, sehingga akan memberikan
hasil yang tinggi

• varietas padi pada kondisi jarak tanam sempit
mengalami penurunan kualitas
pertumbuhan, seperti jumlah anakan dan
malai yang lebih sedikit, panjang malai yang
lebih pendek, dan jumlah gabah permalai
berkurang bila dibandingkan pada kondisi
jarak tanam yang lebar (potensial)
• KARENA: persaingan dalam penerimaan
cahaya matahari, pengurasan unsur hara yang
intensif, peluang berkembangnya penyakit
endemik sebagai akibat dari kondisi
lingkungan mikro yang menguntungkan
perkembangan penyakit, dll.

PERSEMAIAN
• Lahan 1 ha, benih ± 20 kg. Benih bernas (yang tenggelam)
dibilas air bersih,direndam air 24 jam.
• Diperam dalam karung 48 jam, dijaga kelembabannya
(membasahi karung)
• Benih hibrida langsung direndam dan diperam.
• Luas persemaian 400 m2/ha (4% dari luas tanam).
• Lebar bedengan pembibitan 1,0-1,2 m dan diberi campuran
pupuk kandang, serbuk kayu dan abu 2 kg/m2
(memudahkan pencabutan bibit padi,kerusakan akar
dikurangi). Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm.

PERSIAPAN LAHAN
• OTS (2 kali bajak dan 1 kali garu), minimal, TOT
• Faktor penentu : kemarau panjang, pola tanam,
jenis/tekstur tanah.
• Dua minggu sebelum pengolahan tanah taburkan
bahan organik (pupuk kandang 2 ton/ha / kompos
jerami 5 ton/ha) secara merata di atas hamparan
sawah.

PENANAMAN
• Tanam bibit muda insektisida karbofuran fipronil, dimehipo, bensultap,
amitraz dan fipronil.

• Tikus (menekan populasi awal sejak awal pertanaman sebelum tikus
memasuki masa reproduksigropyok masal, sanitasi habitat,
pemasangan TBS (Trap Barrier System) dan LTBS (tinier Trap Barrier
System).
• Walang sangit (keluarnya malai-matang susuberas berubah warna,
mengapur, hampa-->kendalikan gulma, pupuk merata agar tanaman
seragam, insektisida
• Penyakit hawar daun bakteri (bakteri Xanthomonas campesti-is pv
oryzae  bercak kuning sampai putih berawal dari terbentuknya garis
lebam berair pada bagian tepi daun-->varietas tahan, benih/bibit
sehat, bersihkan jerami terinfeksi, jarak tanam jangan terlalu rapat

• Penyakit blast (semua stadia)bercak belah
ketupat – lebar ditengah dan meruncing di
kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5
x 0,3-0,5 cm berkembang menjadi berwarna
abu-abu pada bagian tengahnya. Bila infeksi
terjadi pada ruas batang dan leher malai (neck
blast), akan merubah leher malai yang
terinfeksi menjadi kehitam-hitaman dan
patah, mirip gejala beluk oleh penggerek
batang-->varietas tahan, perlakuan benih,
waktu pembungaan tidak hujan terus
menerus, fungisida berbahan aktif metil
tiofanat atau fosdifen dan kasugamisin.

Padi Gogo
(1) penggunaan Varietas unggul (disarankan
lebih dari satu varietas),
(2) penambahan bahan organik tanah dan
tindakan konservasi tanah,
(3) pemupukan berimbang sesuai rekomendasi
setempat dan waktu pemupukan yang tepat,
(4) sistem tanam seperti jajar legowo dan
memupuk dalam larikan untuk efisiensi pupuk.

• Pengolahan tanah dan cara tanam  olah tanah saat
awal hujan dan menjelang tanam, tanam saat hujan
stabil, sistim jajar legowo dengan jarak tanam 30 x 20
x 10 cm dengan 4 – 5 butir per lubang.
• Pemupukan bahan organik dikombinasikan pupuk
N, P dan K disesuaikan kebutuhan tanaman dan
ketersediaan hara dalam tanah.

• Pengendalian hama penyakit vegetatif (lalat bibit,
penggerek batang, hama lundi),hama penggerek
batang, penggulung daun, malai (kepik hijau, walang
sangit),penyakit blast (puso)-->monitoring teratur,
pestisida

Panen dan Pasca Panen
• Panen saat gabah telah menguning tapi malai masih segar
• Potong padi dengan sabit gerigi, 30-40 cm di atas permukaan
tanah. Plastik/terpal sebagai alas sebelum dirontok. Gabah
dirontokan dengan power tresher atau pedal tresher. Bila
panen pagi hari sebaiknya sore harinya langsung dirontokan.
Perontokan lebih dari 2 hari menyebabkan kerusakan beras

• Pasca panen
- Jemur gabah dengan ketebalan 5-7 cm,
pembalikan 2 jam sekali. Pengering buatan
suhu 42C (ka benih 10-12%), 50C (ka konsumsi
12-14%)
- Simpan dalam wadah bersih
(lumbung/gudang), bebas hama, sirkulasi
udara baik
- Sebelum digiling, gabah diangin-anginkan agar
butir tidak pecah

k
n
a
h
T

.
.
.
u
o
y

l: thai rice (indica)
r:akitakomachi (japonica)

TUGAS
• Carilah jurnal tentang tanaman pangan
(contoh: tentang penggunaan pupuk,
pengaturan jarak tanam, pengaruh cekaman
kekeringan, penggunaan pola tanam, dll)
• Tanaman pangan (padi, jagung, gandum,
sorgum, barley,dll)
• Jurnal di atas tahun 2010 (indonesia/english)
• Buatlah resumenya!