Makalah Manajemen Lembaga Pendidikan Isl

i

MANAJEMEN KONFLIK PADA MADRASAH/SEKOLAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Manajemen Lembaga Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh :
Afi Tri Aprilia

14111906

Madin B – SMT 8
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
April 2018

KATA PENGANTAR


ii
Syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan
salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah
memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa apa yang telah
diperoleh merupakan hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh karena itu, kami
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Bapak Drs.Rido
Kurnianto, M.Ag.
2. Ustad Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I, selaku dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
3. Orang tua yang telah sabar mendidik dan mengasuh penulis dari kecil hingga
sekarang serta telah memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini.
4. Teman-teman, khususnya pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan, atas bantuan,
doa serta dukunganya yang berhubungan penyusunan makalah ini.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan hikmah
dari Tuhan yang Maha Esa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki, untuk

itu kami berharap atas pemberian kritik, saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
kesempurnaaan penyusunan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Ponorogo, 03 April 2018

DAFTAR ISI

iii

Halaman Judul........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................2


BAB II PEMBAHASAN
MANAJEMEN KONFLIK PADA MADRASAH/SEKOLAH
A. Manajemen Pendidikan Islam.............................................................3
B. Pengertian Konflik..............................................................................5
C. Pengertian Manajemen Konflik..........................................................5
D. Menejemen Konflik pada Madrasah ..................................................6
E. Pandangan Islam mengenai Manajemen Konflik pada Madrasah....10
BAB III P E N U T U P
Kesimpulan............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

14

1

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting. Sebab,
dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan, baik itu ilmu agama maupun ilmu

pengetahuan umum dapat disebar luaskan. Bahkan dimasa kejayaan Islam, ilmu
pengetahuan berkembang demikian pesatnya. Perkembangan tersebut menyebabkan
peradaban masyarakat pada masa itu pun terjadi semakin pesat.
Namun, seiring dengan terjadinya benturan-benturan sepanjang sejarah, saat ini
umat Islam seolah menjadi generasi yang hilang. Pendidikan yang berlabelkan keIslaman
seperti pesantren dan madrasah masih dinilai kelas dua. Kondisi ini menyebabkan
banyak cendekiawan muslim menerapkan konsep modernisasi dalam pendidikan Islam.
Sebuah konsep yang menginginkan pendidikan Islam dapat menghasilkan cendekiawancendekiawan muslim yang menguasai ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum sehingga
mampu bersaing dalam kancah internasional.
Institusi pendidikan di Indonesia yang telah mengenyam sejarah paling panjang di
antaranya adalah pesantren. Institusi ini lahir, tumbuh dan berkembang telah lama.
Bahkan semenjak belum dikenalnya lembaga pendidikan lainnya di Indonesia, pesantren
telah hadir lebih awal. Hal ini menandakan bahwa pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang mempunyai akar sejarah ke Indonesiaan.
Kini eksistensi madrasah sebagai institusi pendidikan Islam di Indonesia telah
sejajar dengan sekolah umum. Serangkaian kebijakan pemerintah telah menempatkan
madrasah pada posisi sejajar dengan sekolah sekolah umum, baik negeri maupun swasta.
Kedudukan yang bersifat legal formal sebagai wujud kebijakan pemerintah, satu sisi
dapat mendongkrak status madrasah di masyarakat sebagai lembaga pendidikan kelas
dua meningkat dan berdiri sejajar dengan sekolah umum yang lain.


2
Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses
berjalannya suatu organisasi profit maupun non profit secara keseluruhan. Alasannya
adalah tanpa manajemen tidak mungkin tujuan organisasi profit maupun non profit
tersebut dapat diwujudkan secara optimal, efektif maupun efisien. Maka disini penulis
membahas bagaimana menejemen hubungan madrasah/pesantren dengan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapa diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Jelaskan manajemen pendidikan Islam?
2. Jelaskan pengertian konflik?
3. Jelaskan pengertian manajemen konflik?
4. Bagaimana manajemen konflik pada Madrasah?
5. Bagaimana pandangan Islam mengenai manajemen konflik pada madrasah atau
sekolah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembahasan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui manajemen pendidikan Islam.
2. Untuk memahami pengertian pesantren atau madrasah.
3. Untuk mengetahui pengertian masyarakat.
4. Untuk mengetahui dan memahami manajemen hubungan madrasah/pesantren dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
5. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam mengenai manajemen pada madrasah
atau sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN

3
MANAJEMEN KONFLIK PADA MADRASAH/SEKOLAH

A. Manajemen Pendidikan Islam
Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan Islam,
tetapi menurut penulis intinya ada dua, yaitu: pertama, pendidikan Islam merupakan
aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan oleh hasrat dan niat untuk
mengejewantahkan ajaran nilai-nilai Islam. Kedua, pendidikan Islam adalah sistem
pendidikan yang dikembangakan dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai

Islam.1
Manajemen berasal dari kata manage atau managiare, yang berarti melatih kuda
dalam melangkahkan kakinya. Mengapa kuda? sebab kuda mempunyai daya kemampuan
yang hebat.2 Dalam pengertian manajemen terkandung dua kegiatan, yaitu pikir (mind)
dan kegiatan tindak laku (action). Kedua kegiatan tersebut tampak fungsi-fungsi
manajemen seperti planning, organizin, directing, coordinating, controling, dan lainlain. Sedangkan dilihat dari bahasa Inggris, kata manajemen merupakan kata kerja to
manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola 3 yang
bersinonim dengan kata to hand yang berarti mengurus, to control yang berarti
memeriksa, dan to guide yang berarti memimpin. Jadi, menurut asal kata dan leksikal,
kata manajemen memiliki arti sebagai pengurusan, pengendalian, memimpin atau
membimbing.4
Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. 5 Manajemen pendidikan
adalah manajemen yang di tetapkan dalam pengembangan pendidikan. Manajemen
pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktivitas pendidikan pada umumnya.
Sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih khusus lagi mengarah pada manajemen
yang ditetapkan dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam arti, bagaimana
menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisisen
1


Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/
Madrasah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.3-4
2
A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah (Surabaya: Usaha Nasional, 1994),
hlm.20
3
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi (Yogyakarta: Teras, 2009),
hlm.8
4
Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hlm.111
5
Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan…, hlm.4

4
untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil proses
pendidikan itu sendiri. Sudah barang tentu manajer dan leader yang islami atau yang
sudah dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam dan yang berciri khas islam, harus melekat
pada manajemen pendidikan Islam.6
Pola lembaga pendidikan dalam bingkai Islam memberi nilai-nilai etik-quranik,
hadis, maqolah para sahabat dan juga nilai-nilai sejarah nabi Muhammad (sirah

Nabawiyyah) dan para sahabat kemudian muncul beberapa definisi tentang manajemen
pendidikan

Islam

seperti

suatu

upaya

sistematis

dalam

merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan lembaga pendidikan dengan segala
aspeknya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar seluruh komponen sistem
lembaga pendidikan Islam berkembang kearah yang lebih baik, lebih besar dan lebih

sempurna.
Sedangkan Sulistyorini, mendefinisikan manajemen pendidikan Islam sebagai
suatu proses penataan/pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber
daya muslim dan non muslim dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam secara efektif dan efisien.7

Sedangkan Mujammil Qomar,

mendefinisikan manajemen pendidikan Islam sebagai suatu proses pengelolaan lembaga
pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan halhal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.8
B. Pengertian Konflik
Kata “Konflik” berasal dari bahasa Latin “Configo”, yang terdiri atas dua kata,
yakni Con, yang berarti bersama-sama dan fligo, yang berarti pemogokan, pengahncuran,
atau peremukan. Kata ini diserap oleh bahasa Inggris (dalam, Webster), menjadi conflict
yang berarti a flight, struggle, a controversy, a quarrel, active opposition, hostility
(petarungan, perebutan kekuasaaan, persengketaan, perselisihan, perlawanan yang aktif,
permusuhan). Cassel Concise English Dictionary, mendefinisikan konflik sebagai a fight,
a collision; a struggle, a contest; opposition of interest, opinions a purposes; mental
strife, agony. Dalam kamus bahasa Indonesia oleh poerwadarminta, kata konflik berarti
pertentangan atau percekcokan. Konflik atau pertenntangan bisa terjadi pada diri seorang

6

7

Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 5
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan… hlm. 14
8
Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hlm.
117.

5
(konflik internal) ataupun dalam kalangan yang lebih luas. Dalam organisasi, istilah ini
menjadi “konflik organisasi” (organizational conflict).
Gareth R. Jones, mendefinisikan konflik organisasi sebagai “perbenturan yang
muncul kala perilaku mencapai tujuan tertentu yang di tunjukkan suatu kelompok di
rintangi atau digagalkan oleh tujuan kelompok lain. “menurut jones bahawa konflik
punya kontribusi positif karena ia mengungkap kelemahan suatu organisasi sehingga
membuka jalan dalam upaya mengatasinya. Dengan demikian konflik membimbing pada
proses pembelajaran dan perubahan organisasi.
M. Aflazur Rahim mendefinisikan konflik organisasi sebagai proses interaktif
yang termanifestasi dalam hal seperti ketidak cocokan ketidak setujuan, aatu kejanggalan
baik di intra individu maupun interentitas sosial seperti individu, kelompok, ataupun
organisasi. Rahim menyebut konflik sebagai proses interaktif bukan dengan maksud
hendak membatasi kemungkinan konflik di dalam diri individu, karena seringkali
seseorang mengalami konflik dengan dirinya sendiri.9
C. Pengertian Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku
maupun tersangka pihak luar, dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada
suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tigkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana meeka
mempengarui kepentngan (interest) dan interpretasi. Bagi pihak luar (diluar yang
berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukanya adalah informasi yang akurat
tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif diantara pelaku dapat terjadi
jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang
diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengharapkan perselisihan ke arah
hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa
penelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilakn ketenangan, hal
positif, kreatif, permfakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan
diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ke
tiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi
pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi ( termasuk prilaku)

9

Kompri, Manajemen Pendidikan Jilid 3, (Bandung: Albabeta, cv, 2015), hlm.105

6
para pelaku dan bagaimana mereka mempengarui kepentingan dan penafsiran terhadap
konflik.10
D. Manajemen Konflik pada Madrasah
1. Tujuan Manajemen Konflik
Tujuan utama manajemen konflik adalah untuk membangun dan mempertahankan
kerjasama yang kooperatif dengan para bawahan, teman sejawat, atasan, dan pihak
luar. Beberapa bentuk perilaku manajemen konflik seperti tawar menawar, dan
pemecahan masalah masalah secara integratif, merupakan pendekatan untuk
menangani konflik yang menyangkut seorang manajer dan pihak lain yang bantuanya
dibutuhkan untuk mencapai secara pekerjaan.11
2. Strategi Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil pelaku atau pihak
ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin
atau tidak mungkin menghasilkan penyelesaian konflik dan ketenangan, hal postif,
kreatif, bermufakat atau agresif.12
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan dari diri sendiri, kerja sama dalam
memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan
keputusan oleh pihak ketiga. Sehingga strategi dalam manajemen konflik harus
bersikap tenang, mengambil keputusan dengan cara yang bijaksana dan jangan
terhanyut dalam perkara yang belum jelas asal-usulnya. Lihat dari berbagai sudut
pandang, mencari kebenaran dengan berbagai cara yang diperlukan.
3. Strategi Mengatasi Konflik
Langkah-langkah strategis dalam menghadapi konflik
a. Pengenalan: pengenalan kesenjangan anatar keadaan yang diidentifikasi dan
bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang jadi perangkapdalah
kesalahan dalam mendeteksi (tidak memeduliakn masalah atau menganggap ada
masalah, padahal sebenarnya tidak ada).
b. Diagnosis: merupakn langkah terpenting. Metode yang benar dan telah diuji
mengenai siapa, apa, mengapa, di mana, dan bagaiman berhasil dengan
sempurna. Memusakan perhatian pada masalh utama.
10

Ibid. hlm.127-128
Dr. H. A. Rudiana, M.M, Manajemen Konflik, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm.171
12
Ibid, hlm.170.
11

7
c. Menyepakati

suatu

solusi:

menyepakati

suatu

solusi

diawali

dengan

mengumpulkan masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orangorang yang terlibat didalamnya. Menyaring penyelesaian yang tidak dapat
diterapkan atau tidak praktis. Dalam hal ini jangan menyelesaikan dengan cara
yang tidak terlalu baik.
d. Pelaksanaan: dalam pelaksanaan mengatasi konflik akan terjadi keuntngan dan
kerugian. Untk hal itu perlu kehati-hatuan, jangan ampai emmberikan
pertimbangan terlalu mempengarui pilihan dan arah kelompok.
e. Evaluasi: penyelesaian dapat melahirkan serankaian masalah baru apabila
penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah
sebelumnya dan coba kembali.13
4. Faktor-Faktor Yang Mendasari Munculnya Konflik
Ada beberapa faktor yang mendasari munculnya konflik antar pribadi dalam
organisasi, yaitu sebagai berikut:
a. Permecahan masalah secara sederhana. Fokusnya tertuju pada penyelesaian
masalah-maslah dan orang-orangnya tidak mendapatkan pehatian utama.
b. Penyesuaian/kompromi. Kedua pihak bersedia saling memberi dan meneima,
namun tidak selalu langsung tertuju pada masalah yang sebenarnya. Waspada
terhadap masalah emosi yang tidak pernah disampaikan kepada manajer.
Kadang-kadang kedua pihak tetap tidak puas.
c. Tidak sepakat. Tingkat konflik ditandai dengan pendapat yang diperdebatkan.
Mengambil sikap menjaga jarak. Manajer perlu memanfaatkan dan
menunjukkan aspek-aspek yang sehat dan ketidaksepakatan tanpa membiarkan
adanya perpecahan dalam kelompok.
d. Kalah/menang. Hal ini adalah ketidaksepaktan yang disertai sikap bersaing
yang sangat kuat. Pada tingkat ini pendapat dan gagasan orang lain kurang
dihargai. Sebgian diantaranya akan melakukan berbagai macam cara untuk
memenangkan pertarungan.
e. Pertarungan/penerbangan. Orang-orang yang terlibat di dalamnya saling
menembak dari jarak dekat, kemudian mundur untuk menyelamatkan diri.
Apabila amarah meledak, emosipun menguasai akal sehat. Orang-orang saling
berselisih.

13

Dr. H. A. Rudiana, M.M, Manajemen Konflik, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm.178-179

8
f. Keras kepala. Hal ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak dama
sekali”. Satu-satunya kasih karunia yang menyelamatkan dalam konflik aini
adalah tetap mengacu pada pemikiran yang logis. Walaupun demkian, tidak
ada kompromi sehingga tidak ada penyelesaian.
g. Penyangkalan. Ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi
karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus terang. Konflik hanya
dipendam. Konflik yang tudak bisa diungkapkan adalah konflik yang tidak
bisa di selesaikan.14
5. Dampak Konflik
Konflik dapat berdampak positif dan negatif.
a. Dampak positif konflik
1) apabila upaya pnanganan dan pengelolaan konflik karyawan dilakukan secara
sfisien dan efektif, dampak positif akan muncul melalui perilaku yang
ditampakkan oleh karyawan sebagai sumber daya manusia potensional dengan
berbagai akibat seperti berikut.
2) Meningkatknya ketertiban dan kedisiplinan dalam mnggunakan waktu bekerja,
seperti tidak pernah absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja
tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan
waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
3) Meningkatnya hubungan lerja sama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara
pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan
masing-masing.
4) Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat atar
pribadi ataupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya
peningkatan prestasi kerj, tanggungjawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran,
inisiatif, dan kreativitas.
5) Semakin berkurangnya tekanan, intrik yang dapat membuat stres bahkan
produktivitas kerja semakin menigkat. Hal ini karena karyawan memperoleh
perasaan aman, kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan, kerjanya
atau bisa mengembangkan karier dan potensi dirimya secara optimal.
6) Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan karier sesuai dengan
potesinya melalui pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training), dan
konseling (counseling) dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Semua
14

Dr. H. A. Rudiana, M.M, Manajemen Konflik, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm.164-165

9
ini bia menjadikan tujuan organisasi tercapai dan produktivitas kerja
meningkat akhirnya kesejahteraan karyawan terjamin.15
b. Dampak negatif konflik
Dampak negatif konflik sesungguhnya disebabkan oleh kurang efektif dalam
pengelolaanya, yaitu ada kecenderungan ntuk membiarkan konflik tumbuh dan
menghindari terjadinya konflik. Akibatnya muncul keadaan-keadaan sebagai
berikut:
1) Meningkatkan jumlah absensi karyawan an seringnya karyawan keluar pada
waktu jam-jam kerja berlangsung.
2) Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atas perliku teman kerjanya
yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.
3) Banyaknya karyawan yang sakit, sulit berkonsentrasi dalam pekerjaanya,
muncul perasaan kurang aman, merasa tertolak oleh teman ataupun atasan,
merasa tidak dihargao hasil pekerjaanya, timbul stres berkepanjangan yang
bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi. Ataupun yang lainya.
4) Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri apabila
memperoleh teguran dari atasan.
5) Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk.
E. Pandangan Islam Mengenai Manajemen Konflik Pada Madrasah/Sekolah
Konflik dalam Islam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, selalu ada
dalam kehidupan manusia termasuk juga di dalam suatu lembaga pendidikan,
madrasah misalnya. Konflik yag telah timbul ini perlu di manaje atau diatur
sebagaimana baiknya agar permasalahan yang timbul tidak melebar dan tidak
berkepanjangan. Islam mengaturnya dengan cara agar manusia senantiasa saling
memaafkan, menerima jika ada sesuatu yang tidak mengenakkan.
Islam merupakan agama rahmat, maka dalam setiap aspek kehidupan ummat
Islam harus senantiasa memancarkan nilai-nilai kasih sayang dan penghargaan
terhadap sesama. Selain itu, dalam Islam konflik bukanlah sebagai tujuan namun
sebagai sarana untuk menyatukan berbagai hal yang saling bertentangan.16
Allah SWT berfirman dalam surah Yunus ayat 19:
15

Ibid, hlm.166-167
Suciati Muhaiminah, “Bagaimana konsepsi manajemen konflik,” http://sucimuhaiminah.blogspot.com/
2013/08/bagaimana-konsepsi-manajemen-konflik.html?m=1 (26 Juni 2018).
16

10

ْ َ‫اس إِلّ أُ ّمةً َوا ِح َدةً ف‬
‫ض َي بَ ْينَ ُه ْم‬
ُ ّ‫َو َما َكانَ الن‬
َ ٌ‫اختَلَفُو ْا َولَ ْولَ َكلِ َمة‬
ِ ُ‫سبَقَتْ ِمن ّربّ َك لَق‬
َ‫فِي َما فِي ِه يَ ْختَلِفُون‬
Artinya: “Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih[679].
Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu
dahulu[680], pastilah telah diberi keputusan di antara mereka[681], tentang apa
yang mereka perselisihkan itu.” (Qs. Yunus:19)17
Penjelasan Tafsir:
[679]. Maksudnya: manusia pada mulanya hidup rukun, bersatu dalam satu
agama, sebagai satu keluarga. Tetapi setelah mereka berkembang biak dan
setelah kepentingan mereka berlain-lain, timbullah berbagai kepercayaan
yang menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu Allah mengutus rasul
yang membawa wahyu dan untuk memberi petunjuk kepada mereka.
[680]. Ketetapan Allah itu ialah bahwa, perselisihan manusia di dunia itu akan
diputuskan di akhirat.
[681]. Maksudnya: diberi keputusan di dunia.
.......Bahkan mendamaikan saudara yang sedah berkonflikpun telah diatur
didalam al Quran, surah Al Hujurat ayat 9

‫صلِ ُحوا بَ ْينَ ُه َما فَإِن بَ َغتْ إِ ْحدَا ُه َما َعلَى‬
ْ َ ‫َان ِمنَ ا ْل ُم ْؤ ِمنِينَ ا ْقتَتَلُوا فَأ‬
ِ ‫َوإِن طَائِفَت‬
ّ ‫ْالُ ْخ َرى فَقَاتِلُوا الّتِي تَ ْب ِغي َحتّى تَفِي َء إِلَى أَ ْم ِر‬
‫صلِ ُحوا بَ ْينَ ُه َما‬
ْ َ ‫اِ فَإِن فَاءتْ فَأ‬
ّ ّ‫سطُوا إِن‬
َ‫س ِطين‬
ِ ‫اَ يُ ِح ّب ا ْل ُم ْق‬
ِ ‫بِا ْل َعد ِْل َوأَ ْق‬
Artinya: “Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu
berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan
yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah
Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka
damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al
Hujurat: 9)

17

Al Quran digital

11
Terjadinya pro dan kontra dalam kehidupan manusia adalah sebuah tatanan
yang merupakan sunnatullah, ketentuan yang manusia tidak mempunyai
kekuasaan dan kemampuan untuk menghindari mengelaknya.18 Hal inilah yang
menjadi sangat perlu adanya saling berdamai ditengah konflik yang terbangun.
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan rancangan
rangkaian kegiatan untuk menciptakan hubungan harmonis antara lembaga formal
dan masyarakat melalui organisasi yang berlangsung secara kesinambungan dan
saling mendukung kebutuhan bersama. Hal ini disebabkan sekolah sebagai
lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki masyarakat.19

BAB III
18

Suciati Muhaiminah, “Bagaimana konsepsi manajemen konflik,” http://sucimuhaiminah.blogspot.com/
2013/08/bagaimana-konsepsi-manajemen-konflik.html?m=1 (26 Juni 2018).
19
Afiful Ikhwan, “Penerapan manajemen hubungan sekolah dan masyarakat dalam perspektif Islam,” Al
Hayat, Jilid 2, Juni, (Google Scholar, 2018), hal 1-16.

12
PENUTUP

Kesimpulan
Manajemen pendidikan adalah manajemen yang di tetapkan dalam pengembangan
pendidikan. Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktivitas pendidikan
pada umumnya. Sedangkan manajemen pendidikan islam lebih khusus lagi mengarah pada
manajemen yang ditetapkan dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam arti, bagaimana
menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisisen untuk
mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil proses pendidikan
itu sendiri. Sudah barang tentu manajer dan leader yang islami atau yang sudah dijiwai oleh
ajaran dan nilai-nilai Islam dan yang berciri khas Islam, harus melekat pada manajemen
pendidikan Islam.
M. Aflazur Rahim mendefinisikan konflik organisasi sebagai proses interaktif yang
termanifestasi dalam hal seperti ketidak cocokan ketidak setujuan, aatu kejanggalan baik di
intra individu maupun interentitas sosial seperti individu, kelompok, ataupun organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun tersangka
pihak luar, dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tigkah laku)
dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana meeka mempengarui kepentngan (interest) dan
interpretasi.
Tujuan utama manajemen konflik adalah untuk membangun dan mempertahankan
kerjasama yang kooperatif dengan para bawahan, teman sejawat, atasan, dan pihak luar.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan dari diri sendiri, kerja sama dalam
memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan
oleh pihak ketiga. Sehingga strategi dalam manajemen konflik harus bersikap tenang,
mengambil keputusan dengan cara yang bijaksana dan jangan terhanyut dalam perkara yang
belum jelas asal-usulnya. Lihat dari berbagai sudut pandang, mencari kebenaran dengan
berbagai cara yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

13
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana, 2009.
Sahertian, A. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekola. Surabaya: Usaha
Nasional, 1994.
Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Teras, 2009.
Baharuddin dan Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-ruzz Media,
2012.
Kompri. Manajemen Pendidikan Jilid 3. Bandung: CV Alvabeta, 2015.
Rudiana, A. Manajemen Konflik. Bandung: CV Pustaka Setia, 2015.
Suciati,

Muhaiminah.

Bagaimana

Konsepsi

Manajemen

Konflik.

http://sucimuhaiminah.blogspot.com/2013/08/bagaimana-konsepsi-manajemenkonflik.html?m=1 (26 Juni 2018).
Ikhwan, Afiful. “Penerapan Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Perspektif
Islam,” Al Hayat, Jilid 2, Juni, (Google Scholar, 2018), hal 1-16. http://scholar
.google.co.id/citations?user=67k8. (akses Juni 26, 2018)