LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KECEPATAN

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
KECEPATAN REAKSI

Nama : Kiki Fatkhu Roziqin
Nim : J1A117085
Kelompok / Sift : 2 / 1

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKUTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017

A. Tempat dan waktu
Pratikum pengenceran yang dilakukan pada hari selasa, 21 November 2017 pukul
13:00 – 14:40 WIB di Laboraturium Kimia, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Jambi, Pondok meja.

B. Tujuan
Tujuan dari pratikum yang telah dilaksanakan adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
C. Landasan Teori

Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi disebut kinetika
kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju bergantung pada
konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan pengetahuan
tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen (Oxtoby, 2001).
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Laju reaksi
kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk
terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus menerus seiring dengan
perubahan konsentrasi (Chang, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut :
1.

Konsentrasi

Suatu zat yang bereaksi mempunyai konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi
menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang berperan dalam proses reaksi. Semakin
besar nilai konsentrasi, maka laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini dikarenakan zat yang
konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikelpartikelnya tersusun lebih rapat dibangding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang
susunannya lebih rapat, akan sering bertumbukan dibandingkan dengan partikel yang
susunannya renggang, sehingga kemudian terjadinya reaksi semakin besar (Utami, 2009).
2.


Suhu

Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu, energi
kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan
efektif yang menghasilkan perubahan. Berdasarkan teori tumbukan, reaksi terjadi bila
molekul bertumbukan dengan energi yang cukup besar disebut energi aktivasi (Charles,
1992).
3.

Luas permukaan

Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat akan
semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat dan semakin
kecil ukuran partikel zat, maka reaksi pun akan semakin cepat (Oxtoby, 2001).
4.

Katalis


Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada
akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi
sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah
terjadi (Utami, 2009).
Kehadiran katalis dalam suatu reaksi dapat memberikan mekanisme alternatif untuk
menghasilkan hasil reaksi dengan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi
tanpa katalis. Energi pengaktifan yang lebih rendah menunjukkan bahwa jumlah bagian
dari molekul-molekul yang memiliki energi kinetik cukup untuk bereaksi jumlahnya lebih
banyak. Jadi kehadiran katalis adalah meningkatkan adanya tumbukan yang efektif, yang
berarti juga memperbesar laju reaksi (Supardi, 2008).
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel-partikel zat
yang bereaksi. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi cukup untuk
memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi. Sebelum suatu tumbukan terjadi,
partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang disebut energi pengaktifan atau
energi aktivasi (Ea). Energi pengaktifan atau energi aktivasi adalah energi minimum yang
diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Ketika reaksi sedang berlangsung akan
terbentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada puncak energi.
Jika reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi
(Utami, 2009).
A. Pengertian reaksi kimia dan faktor penyebab terjadinya reaksi kimia


Definisi reaksi kimia. Reaksi kimia adalah perubahan unsur-unsur atau senyawaan
kimia sehingga terjadi senyawa lain karena adanya unsur yang lepas. Reaksi kimia adalah
transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan
penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul
menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penata-ulangan atom-atom dalam
molekul (Supardi, 2008).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kimia itu antara lain ukuran partikel
dan perubahan suhu. Ukuran partikel, pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi
dimulai dari bidang sentuh (bidang yang saling bersinggungan antar reaktan) dan pada
dasarnya terjadi karena tumbukan antar zat-zat pereaksi. Semakin luas bidang sentuh maka
semakin banyak tumbukan dan makin cepat pula terjadi reaksi. Luas permukaan bidang
sentuh dapat diperbesar dengan memperkecil ukuran partikelnya. Pengaruh luas permukaan
ini banyak diterapkan dalam industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan
menghaluskan terlebih dahulu bahan yang berupa zat padat sebelum direaksikan.
Mengunyah makanan juga merupakan upaya dalam rangka memperluas permukaan
sehingga penguraian selanjutnya berlangsung lebih cepat. Perubahan suhu, semakin tinggi
suhu reaksi, semakin cepat pergerakan partikel-partikel zat yang bereaksi sehingga
tumbukan antar partikel lebih cepat dan reaksi berlangsung lebih cepat. Berbagai proses
industri dipercepat dengan pemanasan, misalnya industri amoniak (NH3) dan asam sulfat

(H2SO4) (Oxtoy, 2001).
B. Pengertian Kecepatan Reaksi
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung
per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang
dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang
berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi
yang cepat. Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang disebut kinetika kimia
(Chang, 2006).
C.Faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi atau kecepatan reaksi :
a) Konsentrasi, jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar
pula, dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula.
Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang
dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam

persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi
kimia pada prinsipnya menetukan pengaruh seberapa besar perubahaan konsentrasi laju
reaksi terhadap konsentrasi pereaksi (Utami, 2006).
b) Luas Permukaan, reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda
dengan reaksi yang berlangsung dengan heterogen. Pada reaksi homogen campuran zatnya

bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia, karena
molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu sama yang lainnya. Dalam sistem heterogen,
reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fasenya. Reaksi
kimia berlangsung pada kedua molekul-molekul atom-atom atau ion-ion dari zat-zat yang
bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Semakin luas permukaan suatu reaksi maka semakin
cepat reaksi itu berlangsung (Charles, 1992).
d) Suhu/Temperatur, pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah. Laju
reaksi meningkat dengan naiknya suhu, biasanya kenaikan suhu sebesar 10 oC akan
menyebabkan kenaikkan laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikan laju reaksi ini
disebabkan dengan kenaikan suhu atau menyebabkan makin cepatnya molekul-molekul
pereaksi bergerak, sehingga memperbesar kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif.
Energi tumbukan bertambah yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehingga suatu
reaksi dapat berlangsung disebut energi pengaktifan(Chang, 2001)
e) Katalis / Katalisator, berbagai reaksi berlangsung lambat dapat di percepat dengan
menambahkan zat lain yang disebut katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap
laju reaksi diantaranya katalis menurunkan energi-energi pengaktifan suatu reaksi dengan
jalan menbentuk tahap-tahap reaksi yang baru. Ada dua jenis katalis, yaitu: Katalis
homogen adalah katalis yang satu fase dengan zat yang dikatalis. Jenis katalis ini umumnya
ikut bereaksi, tetapi pada akhir reaksi akan kembali lagi ke bentuk semula. Katalis
heterogen adalah katalis yang tidak satu fase dengan zat-zat yang bereaksi. Jenis katalis ini

umumnya logam-logam dan reaksi yang dipercepat umumnya pada gas (Supardi, 2008).

D. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1. Table hasil

Percobaan

Urutan reaksi

Keterangan

Tabung reaksi label 4 ke
Warna larutan keruh
tabung reaksi lebel 3
1

Tabung reaksi lebel 5 ke Warna larutan keruh
tabung reaksi lebel 2
Tabung reaksi lebel 6 ke Warna larutan bening

tabung reaksi lebel 1
Putih

2

Keruh
Bening

Tanpa pemanasan

Perubahan warna putih terjadi pada pencampuran
tabung 3 dan 4, warna keruh dari pencampuran
tabung 2 dan 5, dan bening dari pencampuran
tabung tabung 1 dan 6.
3 tabung reaksi thio(5ml) dan 3 tabung reaksi
Hcl(5ml) tanpa pemanasan dicampur serentak,
larutan membutuhkan waktu yang agak lama untuk bereaksi (keruh)
sekitar 1 menit 8 detik .

3

Pemanasan (mendidih)

B. Pembahasan

3 tabung reaksi thio(5ml) dan 3 tabung reaksi
Hcl(5ml) direndam didalam air(200ml) yang
mendidih selama 5 menit . tabung reaksi thio dan
Hcl dicampur secara serentak , larutan
menunjukkan kekeruhan(bereaksi) setelah 29
detik.

1. Percobaan 1 (kelompok 2)
Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi kimia berlangsung. Laju reaksi
dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi. Pada praktikum kali ini
dilakukan percobaan tentang pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap kecepatan reaksi
kimia.
Pada percobaan pertama 0,5 ml Thio dengan konsentrasi 0,1 N terdapat dalam
tabung reaksi pada label 1, 2 dan 3. Selanjutnya 6 ml HCl dengan konsentrasi 0,5 N
terdapat dalam tabung reaksi pada label 4. Kemudian 1 ml HCl di tabung reaksi label 5
yang ditambahkan 5 ml aquades dan 1 ml HCl yang terdapat pada tabung reaksi label 6

yang ditambahkan 5 ml aquades. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi kimia. Dimana tabung reaksi label 4 dicampur dengan
tabung reaksi label 3 selanjutnya tabung reaksi label 5 dicampur dengan tabung reaksi
label 2 kemudian tabung reaksi label 6 diampur dengan tabung reaksi label 1 pencampuran
itu dilakukan dalam waktu besamaan setelah melakukan pencampuran tersebut kita amati
perubahan apa yang terjadi. Setelah di amati tabung reaksi yang dari pencampuran tabung
reaksi label 3 ke label 4 mengalami perubahan yaitu larutan berubah menjadi keruh seperti
warna susu begitu pun juga pada tabung raksi label 2 yang dicampur pada tabung reaksi
label 5 juga mengalami perubahan warna larutan akan tetapi pada tabung reaksi label 1
yang dicampur pada tabung reaksi label 6 tidak mengalami terjadinya perubahan warna
larutan, warna larutannya tetap bening. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
semakin besar konsentrasi zat – zat yang bereaksi. Maka semakin cepat reaksi tersebut
berlangsung. Sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian
makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
2. Percobaan 2 (kelompok 2)
Pada percobaan kedua setelah direaksikan dengan mencampurkan dua zat yang berbeda
kami mendapatkan hasil pada pencampuran tabung 3 dan tabung 4 terjadi perubahan warna,
warna larutan menjadi keruh hingga putih seperti air susu. Pada pencampuran tabung 2 dan
tabung 5, setelah direaksikan juga terjadi perubahan warna yang menjadi keruh. Dan pada
pencampuran larutan dari tabung 1 dan tabung 6, setelah direaksikan tidak terjadi

perubahan apapun.
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan kecepatan reaksi dipengaruhi oleh
konsetrasi zat, semakin tinggi konsentrasi suatu zat yang dicampurkan maka kecepatan
reaksi lebih cepat. Sedangkan pada zat yang konsentrasi rendah kecepatan laju reaksi lebih
lambat karena lebih banyaknya pelarut dari pada zat yang terlarut atau dengan kata lain
memiliki konsentrasi yang rendah.
3. Percobaan 3 (kelompok 3)

Dalam percobaan kali ini, pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat dilihat dari
reaksi antara Na2S2O3 (Thio) dengan suhu yang berbeda dan HCl.
Selama 5 menit 6 tabung reaksi yang berisi 5 ml Hcl dan Thio pada tiap tiga tabung
reaksi direndam didalam air mendidih . Saat larutan thio dan Hcl dicampurkan secara
serentak menunjukkan kekeruhan setelah 29 detik. Sedangkan 6 tabung reaksi tanpa
pemanasan dicampurkan membutuhkan waktu 1 menit 8 detik untuk bereaksi. Warna putih
yang dihasilkan dari reaksi keduanya berasal dari sifat fisik Na2S2O3 yang berwarna putih.
Di mana warna yang dihasilkan tersebut dapat membantu menentukan atau mencatat waktu
yang dibutuhkan keduanya .Berdasarkan percobaan di atas, terbukti bahwa Na2S2O3 dengan
suhu mendidih memiliki waktu yang lebih cepat untuk dapat bereaksi dengan HCl
dibandingkan dengan Na2S2O3 tanpa pemanasan.
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu, energi
kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan
efektif yang menghasilkan perubahan. Hal ini dapat dibuktikan juga berdasarkan rumus Ek
= nKT .
Berdasarkan rumus di atas dapat diketahui bahwa energi kinetik berbanding lurus
dengan suhu. Sehingga apabila suhu ditingkatkan, energi kinetik dari suatu partikel juga
akan meningkat.

Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan pada saat praktikum kimia dasar tentang Kecepatan
Reaksi maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi berpengaruh terhadap kecepatan reaksi
makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin
besar konsentrasi maka makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar
kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan
terjadinya reaksi. Demikian juga halnya suhu juga berpengaruh terhadap kecepatan reaksi
pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan
menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah
sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea
(Energi aktivasi). Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan
transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar.

Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Charles W, 1992. Kimia Untuk Universitas. Gramedia: Jakarta.
Oxtoby, David W. Dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Supardi. Dkk. 2008. Kimia Dasar II. Semarang : PT UNNES Press.
Utami, Budi. Dkk. 2009. Kimia Untuk SMA/MA KELAS XI Program Ilmu Alam. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.