PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI KENDAL KIK

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah dimana Pemerintahan Daerah berwenang mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan
tugas pembantuan. Pemberian wewenang yang luas kepada daerah
dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui

peningkatan

pelayanan,

pemberdayaan

dan

peran


serta

masyarakat.Pemberian wewenang yang luas terhadap daerah otonom
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, kekhususan, keistimewaan serta potensi
keaneka ragaman dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan di era
otonomi daerah dan globalisasi yang semakin dirasakan maka setiap daerah
harus membentuk suatu paket otonomi yang konsisten dengan kapasitas dan
kebutuhannya.Melihat

hal demikian, maka pemerintah daerah

perlu

melibatkan semua elemen yang ada, termasuk DPRD untuk menjamin proses
berjalannya desentralisasi secara baik dan bertanggung jawab.
Dalam upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat, investasi daerah
merupakan sebuah kekuatan penting untuk mengakselerasi pembangunan
daerah. Namun untuk menciptakan sebuah investasi dibutuhkan agendaagenda yang jelas dan komprehensif yang secara internal dibuat sendiri oleh

pemerintah daerah. Agenda-agenda yang dimaksud antara lain: merumuskan
kebijakan investasi, memperbaiki peraturan dan regulasi, memperbaiki
dukungan dan pelayanan birokrasi, mengembangkan promosi daerah,
mengembangkan

kemitraan,

mengembangkan

regional

management,

mengembangan business networking, mempertajam strategi belanja publik.
Berdasarkan penetapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
142 Tahun 2015 Tentang Kawasan Industri, Kawasan industri merupakan
sarana untuk mengembangkan industri yang berwawasan lingkungan serta

1


memberikan kemudahan dan daya tarik bagi investasi.Pada dasarnya kawasan
industri dibentuk untuk membuat lingkungan kondusif bagi akitivitas
investasi, ekspor, impor dan perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan
ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi.
Kita tahu bahwa Provinasi Jawa Tengah ini kekurangan kawasan industri,
hal inilah yang menjadikan investor berpikir ulang untuk berinvestasi di Jawa
Tengah.Saat ini di Jawa Tengah hanya mempunyai tujuh kawasan industri,
enam diantaranya di Semarang, dan satunya di Kabupaten Cilacap. Untuk
mengatasi kekurangan tersebut, maka Pemerintah Jawa Tengah memilih
Kabupaten

Kendal

sebagai

kawasan

industri.Dalam

pelaksanaan


pembangunannya pemerintah Kabupaten Kendal menetapkan tiga desa
(Mororejo, Sumberejo, dan Wonorejo) yang berada di Kecamatan Kaliwungu
sebagai kawasan industri.
Terpilihnya Kecamatan Kaliwungu tak lain karena terletak pada posisi
strategis pada ruas jalan pantura dengan topografi memiliki dataran tinggi
dibagian Selatan dan juga laut di daerah Utara. Selain itu juga Kecamatan
Kaliwungu merupakan daerah penyangga ibu kota Provinsi Jawa Tengah,
yang mana berbatasan langsung dengan Kota Semarang, fasilitas penunjang
berupa (i) Pelabuhan Kendal dan (ii) Dekat dengan Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang, (iii) Stasiun kereta dengan jaringan rel aktif (double track 123 (iv)
Terletak dekat dengan Bandara Internasional Ahmad Yani, dinilai menjadi
daya tarik dikembangkannya sebuah kawasan industri.
Menurut Mulyadi dan Monstiska dalam Maramis (2013:9), permasalahan
yang sering tejadi pada kawasan industri adalah :
1. Permasalahan lingkungan hidup: mengenai izin pengelolaan limbah yang
semakin condong mengikuti perkembangan aturan- aturan yang diciptakan
oleh konvensi lingkungan hidup internasional. Permasalahan atas
lingkungan hidup ini, akan berpengaruh terhadap izin usaha industri, izin
import bahan baku, serta izin ekspor.

2. Permasalahan tata ruang kawasan industri: memang telah ada peraturan
tentang tata ruang, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
IndonesiaNomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri, namun tetap

2

ada beberapa industri yang di dirikan di luar kawasan industri.
3. Permasalahan atas dukungan dan komitmen pemerintah daerah: khususnya
tentang hal perizinan dan mekanisme insentif yang menarik bagi investor.
Dalam banyak kasus, pemerintah daerah mengeluarkan Peraturan Daerah
(Perda) yang bertentangan dengan peraturan kawasan industri.
4. Permasalahan energi: dapat berupa kekurangan pada energi listrik maupun
gas, yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam kawasan industri.

Selain permasalahan diatas, dalam kawasan industri harus memiliki
kondisi fisik, sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kebutuhan,
akan tetapi melihat realita di lapangan, pembangunan kawasan industri Kendal
belum dapat memenuhi persyaratan dengan baik, minimnya stok lahan yang
tersedia di kawasan industri merupakan dampak dari sulitnya pembebasan
tanah yang dilakukan oleh pengembang kawasan industri Kendal, dari target

awal 2.830 Ha tanah yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, baru
1.100 Ha yang dapat dibebaskan hak kepemilikannya.
Dalam pembangunan kawasan industri Kendal, jaminan atas kejelasan
pengembangan kapan akan dilaksanakan menjadi hal yang penting
diperhatikan. Rencana peletakan batu pertama yang dilakukan oleh presiden
Susilo Bambang Yudhoyono di lokasi kawasan industri Kendal yang ditunda
sampai dua kali membuat proyek ini menimbulkan persepsi negatif di
kalangan para calon investor. peletakan batu pertama yang sedianya akan
dilakasanakan pada Mei 2014 ditunda menjadi Juli 2014, akan tetapi pada
bulan Juli dengan adanya pemilu legislatif dan pemilu presiden membuat
peletakan batu pertama kembali tertunda dan belum jelas kapan akan di
resmikan.
Pemerintah Kabupaten Kendal pernah melakukan pembangunan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) yang mulai diperkenalkan pada tahun 2006. Lokasi
pembangunan KEK merupakan tempat yang dibangun menjadi kawasan
industri Kendal, akan tetapi pada proses pembangunan KEK tidak dilanjutkan
kembali karena minimnya anggaran dan Pemerintah Kabupaten Kendal tidak
mampu mendatangkan investor dari luar Jawa Tengah, investor tidak bisa

3


hanya ditawari tenaga kerja yang murah dan kemudahan perizinan apabila
lokasi KEK tidak dibangun secara serius). Dengan melihat hal demikian,
maka perlu adanya pembuatan sebuah strategi khusus oleh pemerintah dalam
pengembangan kawasan industri Kendal dengan cara membuat iklim investasi
yang menarik sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi para investor agar mau
berinvestasi di kawasan industri Kendal.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalahnya
sebagai berikut: Bagaimana strategi yang tepat untuk mengatasi kendala
pengembangan Kawasan Industri Kendal dalam upaya meningkatkan
investasi daerah?

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pembangunan Ekonomi
Menurut Adam


Smith pembangunan

ekonomi

merupakan

proses

perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi (Suryana,
2000:55).

Todaro

(dalam

Lepi

T.


Tarmidi,

1992:11)

mengartikan

pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang menyangkut
perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat,
kelembagaan

nasional

maupun

percepatan

pertumbuhan

ekonomi,


pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak.
Pembangunan ekonomi menurut Irawan (2002:5) adalah usaha-usaha untuk
meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi
rendahnya pendapatan riil perkapita.
Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005:205) mendefinisikan pembangunan
ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka
waktu yang panjang. Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan
ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi
tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan
suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian
kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya
peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam
jangka panjang.
Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini
terdapat empat unsur penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
a. Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan
merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau

bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi
dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan

5

pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahaptahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan
sejahtera.
b. Pembangunan sebagai perubahan sosial
Masyarakat sebagai pelaku dalam perubahan sosial dimana secara
langsung atau tidak langsung perubahan sosial akan berdampak pada
kelancaran pembangunan atau bahkan menghambat pembangunan di
Indonesia.
c. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang
harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan
pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta
masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu
negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini
dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan
perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
d. Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka
panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang
apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung
meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus
mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi
musibah

bencana

mengakibatkan

alam

ataupun

perekonomian

kekacauan

negara

politik,

tersebut

maka

mengalami

kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara
yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara ratarata meningkat dari tahun ke tahun.

6

2.2 Konsep Otonomi Daerah
Menurut Basri hakekat otonomi daerah adalah mengembangkan manusiamanusia Indonesia yang otonom, yang memberikan keleluasaan bagi
terkuaknya potensi-potensi terbaik yang dimiliki oleh setiap individu secara
optimal.Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewenangan yang diberikan
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi
masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban pelaksana otonomi daerah adalah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Pelaksanaan otonomi daerah
selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan
globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama
dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang
ada di daerahnya masing-masing. Otonomi daerah membuka kesempatan yang
seluas-luasnya bagi daerah untuk mengaktualisasikan segala potensi
terbaiknya secara optimal.
Tujuan dari pemberian otonomi daerah sebagaimana dijelaskan dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 adalah untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi yang luas, daerah
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi
dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

7

2.3 Konsep Investasi
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama
dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang”.
Investasi (penanaman modal) adalah pengeluaran atau pembelanjaan
penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan
memproduksi

produksi

barang-barang

dan

untuk
jasa-jasa

menambah
yang

kemampuan

tersedia

dalam

perekonomian.Investasi atau pembentukan modal merupakan komponen
kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat (Sadono Sukirno,
1994:107).
Menurut Halim (2005:4) bila dilihat dari jenisnya investasi dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu investasi riil dan investasi finansial. Investasi riil
yaitu investasi terhadap barang-barang tahan lama (barang-barang modal)
yang akan digunakan dalam proses produksi berbentuk aset produktif
(pendirian pabrik, pembukaan perkebunan, pembukaan pertambangan).
Sedangkan investasi finansial adalah investasi yang dilakukan di pasar modal,
investasi finansial umum dilakukan dalam perekonomian modern yang
melibatkan kontrak – kontrak tertulis, seperti perdagangan saham dan obligasi
Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor.
Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur
dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan
masa datang. Ada beberapa alasan mengapa orang melakukan investasi, yaitu:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.
Seorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam
pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghidarkan

8

diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat
adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara maju di dunia
banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya
investaasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha
tertentu.
Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat
ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Investor yang
mengurangi konsumsinya saat ini akan mempunyai kemungkinan kelebihan
dana untuk ditabung. Dana yang berasal dari tabungan tersebut jika
diinvestasikan akan memberikan harapan peningkatan kemampuan konsumsi
investor di masa datang, yang diperoleh dari peningkatan kesejahteraan
investor tersebut.
Setiap negara yang ingin mencapai kemajuan seperti yang telah dialami
oleh negara maju harus memahami cara-cara yang telah ditempuh oleh negara
maju. Setiap negara berkembang akan saling berlomba mendapatkan investor
untuk mencapai kemauan yang di idamkan. Beberapa faktor yang
dipertimbangkan oleh investor untuk melakukan investasi di suatu negara
adalah stabilitas politik, konsistensi penegakan hukum, sistem dan prospek
ekonomi dan keadilan sosial.

2.4 Hubungan Antara Investasi Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Kita tahu bahwa Modal sebagai faktor produksi merupakan komponen
yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut Lincolin Arsyad dalam
Kartini Sihombing (2008) pembentukan modal merupakan kunci bagi
pertumbuhan ekonomi, satu-satunya hambatan pokok yang dapat menghambat
terjadinya pembangunan ekonomi yaitu terbatasnya akumulasi modal sehingga
diperlukan adanya kucuran modal awal untuk merangsang timbulnya arus
domestik yang baru sehingga ketergantungan akan bantuan luar negeri dalam
jangka panjang dapat diminimalisir.

9

Adanya akumulasi modal dapat memungkinkan meningkatnya output dan
pendapatan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Menurut Todaro (2004), hal-hal yang memungkinkan
terjadinya peningkatan output di masa depan yaitu pengadaan pabrik baru,
mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku yang meningkatkan stok modal
(capital stock) fisik suatu negara (yakni total riil neto atas seluruh barang
modal produktif secara fisik). Investasi produktif yang bersifat langsung
tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut
infrastruktur ekonomi dan sosial seperti pembangunan jalan-jalan raya,
penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi, pembangunan
fasilitas komunikasi, dan sebagainya, yang kesemuanya itu mutlak dibutuhkan
dalam rangka menunjang dan mengintegrasikan segenap aktivitas ekonomi
produktif.

2.5 Perencanaan Pembangunan Daerah
Sebelum menjelaskan tentang perencanaan pembangunan daerah, perlu
dipahami terlebih dahulu perencanaan pembangunan. Menurut Riyandi dan
Dedy Bratakusumah mengatakan perencanaan pembangunan merupakan suatu
tahapan awal dalam proses pembangunan. Sebagai tahapan awal, perencanaan
pembangunan akan menjadi bahan pedoman atau acuan dasar bagi pelaksana
kegiatan pembangunan (Action Plan).
Dalam hubungannya dengan suatu daerah sebagai area (wilayah)
pembangunan dimana terbentuk konsep perencanaan pembangunan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses perencanaan yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah yang lebih baik dari
suatu komunitas masyarakat, pemerintah dan lingkungannya dalam wilayah
atau daerah tertentu dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai
sumber daya yang ada dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh,
lengkap tetapi tetap berpegang pada asas prioritas.

10

2.6 Konsep Kawasan Industri
Di negara Indonesia pengertian kawasan industri dapat mengacu pada
Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 142 Tahun 2015 Tentang
Kawasan Industri dimana Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan
kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang
yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah
memiliki izin usaha kawasan industri. Menurut Marsudi Djojodipuro dalam
Pratiknya (2007:74), kawasan industri (industrial estate) merupakan sebidang
tanah seluas beberapa ratus hektar yang telah dibagi dalam kavling dengan
luas yang berbeda sesuai dengan keinginan yang diharapkan pengusaha.
Daerah tersebut minimal dilengkapi dengan jalan antar kavling, saluran
pembuangan limbah dan gardu listrik yang cukup besar untuk menampung
kebutuhan pengusaha yang diharapkan akan berlokasi di tempat tersebut.
Tujuan pembangunan kawasan industri secara tegas dapat di simak di
dalam Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 142 Tahun 2015
Tentang Kawasan Industriyang mempunyai tujuan untuk mengendalikan
pemanfaatan ruang, meningkatkan upaya pembangunan industri yang
berwawasan lingkungan, mempercepat pertumbuhan industri di daerah,
meningkatkan daya saing industri, meningkatkan daya saing investasi, dan
memberikan jaminan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan
infrastruktur yang terkordinasi antar sektor terkait.
Menurut Sadono Sukirno dalam Pratiknya (2007:66) penciptaan kawasan
perindustrian ditujukan untuk pembangunan industri di daerah guna
mempertinggi daya tarik dari daerah tersebut , dengan harapan akan di peroleh
manfaat sebagai berikut : menghemat pengeluaran pemerintah untuk
menciptakan prasarana, untuk menciptakan efisiensi yang lebih tinggi dalam
kegiatan industri-industri, dan untuk menciptakankembangan daerah yang
lebih cepat dan memaksimalkan peran pembangunan daerah dalam
keseluruhan pembangunan ekonomi.Lebih lanjut dikatakan bahwa faktor yang
lebih penting lagi yang mendorong usaha menciptakan kawasan perindustrian
adalah besarnya keuntungan potensial yang akan diperoleh berbagai industri
apabila fasilitas yang demikian disediakan kepada para investor.

11

Oleh

sebab

itu

pengembangan

kawasan

perindustrian

terutama

dimaksudkan untuk memberikan lebih banyak perangsang kepada para
investor. Langkah tersebut akan mengurangi masalah untuk menciptakan atau
mendapatkan tempat bangunan dan dapat mengurangi biaya yang diperlukan
utuk mendirikan industrinya karena bangunan perusahaan dapat disewa atau di
beli dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Selain itu kawasan perindustrian
dapat menimbulkan berbagai jenis external economies kepada industri-industri
tersebut.Dengan demikian adanya pertumbuhan industri dalam kawasan
industri dapat mempertinggi efisiensi kegiatan industri tersebut.

12

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Kendal
Kabupaten Kendal adalah salah satu daerah yang berada dalam
cakupanwilayah Jawa Tengah, provinsi ini terdiri dari 29 kabupaten dan 6
kota madya.Lokasi Kabupaten Kendal berada di pesisir utara Pulau Jawa dan
berbatasan langsung dengan ibukota provinsi yaitu Semarang.Kabupaten
Kendal memiliki otonomi daerah sendiri, yang berarti bahwa pemerintah
daerahnya berhak mengatur dan mengelola sendiri segala sumber daya yang
ada di daerah tersebut dengan bimbingan pemerintah pusat.

Peta Kabupaten Kendal

13

Kabupaten Kendal adalah salah satu wilayah Kabupaten di Jawa
Tengah.Batas wilayah Kabupaten Kendal secara administratif dapat diuraikan
sebagai berikut sebelah utara adalah Laut Jawa dan sebelah selatan adalah
Kabupaten Semarang dan Temanggung.Sementara batassebelah timur adalah
Kota Semarang dan sebelah barat adalah Kabupaten Batang. Letak Kabupaten
Kendal berbatasan langsung dengan Kota Semarang berjarak kurang lebih 31
km. Selain itu, posisinya yang beradadi jalur pantura juga memberikan
keuntungan dalam perkembangan pembangunan daerah di Kabupaten Kendal.
Secara geografis Kabupaten Kendal terletak pada posisi 109º 40’-110º 18’
Bujur Timur dan 6º 32’-7º 24’ Lintang Selatan dengan luas wilayah
keseluruhan sekitar 1.002,23 km2 atau 100.223 hektar. Topografi Kabupaten
Kendal terbagi dalam tiga jenis yaitu: daerah pegunungan yang terletak di
bagian paling selatan dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 2.579 m dpl.
Suhu berkisar 25° C. Kemudian daerah perbukitan.Sebelah tengah dan dataran
rendah serta pantai disebelah utara dengan sistem informasi profil daerah
Kabupaten Kendal III - 2 ketinggian antara 0 s/d 10 m dpl dan suhu berkisar
27°.Pemanfaatan lahan dapat menggambarkan pola keruangan suatu wilayah
yang menjadi salah satu aspek dalam perencanaan pembangunan suatu daerah
atau wilayah.Hal itu karena jenis-jenis pemanfaatan lahanpada suatu wilayah
memberikan gambaran bagi aktivitas penduduk dan perekonomiannya.
Adapun jenis-jenis pemanfaatan lahan atau tanah di Kabupaten Kendal
meliputi: tanah sawah, tanah pekarangan, tanahtegalan, tambak dan kolam,
hutan, perkebunan, dan lain lain

3.2 Profil PT Kawasan Industri Kendal
Kawasan Industri Kendal adalah hasil kerjasama antara PT Jababeka Tbk
dan Sembcorp Development Ltd bekerja sama dalam pengembangan Kawasan
Industri Kendal, seluas 2.700 hektar kawasan industri terpadu di Jawa Tengah,
Indonesia. Kawasan Industri Kendal akan dirancang menjadi kawasan industri
standar internasional dengan pembangunan mixed-use yang mencakup daerah
industri serta perumahan dan komersial yang memenuhi peningkatan
permintaanuntuk kompetitif biaya manufaktur di Indonesia. Kawasan

14

Industrial Kendal terletak sekitar 21 km dari sebelah barat Semarang Ibukota
Jawa Tengah, 20 km dari Bandara Internasional Ahmad Yani dan 25 km ke
Pelabuhan Tanjung Emas. PT Kawasan Industri Kendal adalah salah satu
investor di Kabupaten Kendal yang hingga tahun 2015 telah menanamkan
modalnya senilai 8 triliun rupiah, hal ini tidak terlepas dari peran PT Jababeka
yang merupakan perusahaan pengembang kawasan kota terkemuka di
Indonesia yang bergerak dalam pengembangan lahan (industri, komersial,
perkantoran, dan lain-lain), infrastruktur(pengadaan air bersih, pengelolaan air
limbah, pengelolaan property, listrik, dryport, atau logistik) dan pariwisata
(hotel, resort, golf). Sementara koleganyayaitu Sembcorp adalah anak
perusahaan yang terhubung dengan Tamsek yang terdaftar di Singapore
Exchange yang merupakan perusahaan developer terkemuka di Asia dengan
lebih dari 20 tahun pengalaman dalam perencanaan,penyiapan lahan kosong
menjadi lingkungan urban.

3.3 Potensi Kawasan Industri Kendal
Kita tahu bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal terus memacu
dan membangkitkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut dengan
membuka lebar investasi bisnis bagi para investor yang ingin menanamkan
modalnya. Upaya tersebut di antaranya membuka peluang bagi para
pengusaha untuk menanamkan investasinya di Kawasan Industri Kendal
(KIK) yang akan menjadi sentra industri terbesar di Jawa Tengah.
Saat ini, lahan KIK yang tersedia seluas 2.770 hektare yang berada di
Kaliwungu, Kendal.Lokasi itu sangat strategis karena berbatasan dengan Kota
Semarang.Lahan sudah tersedia, tinggal menunggu investor yang masuk, dan
kesempatan masih banyak. Saat ini sekitar 500 hektare lahan di sekitar KIK
telah dipakai untuk bangunan pabrik atau proses produksi beragam produk.
Sedangkan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk telah mengakuisisi lahan
seluas 600 hektare atau setara 22,22 persen dari total lahan 2.700 hektare.
Keuntungan yang diberikan ketika berinvestasi di Kabupaten Kendal
adalah ketersediaan lahan KIK akan membuat banyak investor melirik Kendal
sebagai wilayah strategis untuk berinvestasi. Pembangunan KIK dirancang

15

sebagai

kawasan

industri

berstandar

internasional

dengan

konsep

pengembangan mixed use meliputi penyediaan lahan industri, bangunan siap
pakai (SFB), hunian, dan bangunan komersial (ruko). Infrastruktur dan
fasilitas pendukung yang akan dibangun mencakup jalan kawasan sesuai
standar internasional, saluran drainase untuk menjamin kawasan bebas banjir,
pembangkit listrik, pusat pengolahan air bersih, pusat pengolahan air limbah,
sarana olah raga dan hiburan, kompleks pendidikan, dan lain-lain. Untuk
pelayanan kepada para tenant juga menyediakan pelayanan one stop service
yang meliputi layanan perizinan, layanan logistik, layanan keamanan, dan
bantuan

SDM.

Sedangkan

terkait

dengan

faktor

pendukung

untuk

pengembangan KIK juga telah dipersiapkan jauh hari, kebetulan Pelabuhan
TanjungKendal baru saja diresmikan, ini bisa menjadi daya tarik buat
parainvestor karena akan memudahkan distribusi bahan baku. Terus aturan
daerah juga menjadi pertimbangan para investor karena akanmempermudah
perizinan perusahaan mereka. Selain itu juga adanyajaminan keamanan,
karena investor pasti akan memilih daerah yangkondusif untuk dijadikan
lokasi investasi. Infrastruktur pendukung telah dipersiapakan, dan akses ke
kawasan industri akan lebih mudah dan cepat. Saat ini, lahan KIK masih
dalam proses pembebasan lahan yang dilanjutkan dengan pengurukan setelah
Lebaran tahun ini. Banyaknya investor masuk, berharap angka pengangguran
di Kabupaten Kendal bisa terkurangi.
Setiap tahun nilai investasi di Kendal terus mengalami kenaikan mencapai
10 persen. Pada tahun 2011, angkanya mencapai 1,1 triliun rupiah. Tahun
2012 nilai investasi turun menjadi 424 miliar rupiah, kemudian 2013 kembali
turun dengan nilai investasi 186 miliar rupiah. Penurunan nilai investasi bukan
berarti pelaku usaha hengkang dari Kendal.Hal itu dikarenakan jumlah
perizinan

baru

belum

ada,

namun

jumlah

perusahaan

cenderung

bertumbuh.Pemerintah yakin peningkatan investasi lebih dari 20 persen
dengan adanya KIK ini.

16

Gambar Kawasan Industri Kendal

3.4 Permasalahan Pembangunan KIK
Dalam rencana pembanguan KIK yang sudah berjalan dari tahun 2014
sampai saat ini 2016 ternyata banyak sekali permasalahan yang muncul seiring
berjalannya proyak berskala nasional ini. Di mana dalam pembuatan proyek
KIK yang rencananya memakan dana sekitar 20 triliun masih saja tidak bisa
dijalankan dengan bersih atau bisa dibilang masih saja ada tindak korupsi yang

17

ternyata telah masuk ke pengadilan tinggi tindak pidana korupsi. Beberapa
permasalahan yang terjadi selama pembangunan KIK diantaranya:
1. Proyek KIK yang masih terganjal dengan izin pembangunan yang belum
keluar dari pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Dalam permasalahan pembuatan perizinan atas pembangunan KIK
muncul ketika pelimpahan kewenangan pemberian izin yang tadinya
dipegang oleh Pemerintah Kabupaten Daerah Kendal kini diberikan
kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Menurut Direktur PT KIK
Bapak Sadeni Hendarman menjelaskan proses pemberian izin yang belum
keluar juga dari Pemerintah Daerah karena adanya pelimpahan
kewenangan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah yang
mengakibatkan pembangunan proyek ini

menjadi molor, namun

pelimpahan kewenangan ini justru akan mempercepat pelaksanaan
groundbreaking terhadap perusaan baru yang akan mengembangkan sayap
bisnis di wilayah KIK sendiri. Mantan Bupati Kendal yakni Ibu Widya
Kandi

Susanti

yang

mengakui

perizinan

besar

yang

menjadi

kewenangannya telah diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Jateng sesuai
dengan Undang-Unang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Menurutnya, pihak Pemerintah Kabupaten Kendal hanya
menangani perizinan yang bersifat kecil seperti perizinan Unit Kegiatan
Masyarakat Kecil (UKMK) dan lain-lain. Dengan adanya pengalih
kewenangan yang tadinya diberikan kepada pihak Pemerintah Kabupaten
Kendal kemudian diberikan kepada Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah
ternyata

merupakan

faktor

belum

munculnya

perizinan

secara

administrative 5 Muhammad Khamdi Dan Hafiyan, Pembangunan
Kawasan Industri Kendal Terganjal Perizinan

2. Dampak lingkungan yang muncul akibat dari proyek nasional KIK ini juga
berdampak buruk bagi lima desa yang termasuk digunakan sebagai lahan
proyek KIK yakni Desa Wonorejo, Mororejo dan Krajan Kulon di
Kecamatan Kaliwungu dan Desa Brangsong, Purwokerto dan Turunrejo
Kecamatan Brangsong. Kelima desa yang akan digunakan KIK ini

18

tentunya mempunyai dampak lingkungan secara langsung, di mana
dampak lingkungan tersebut juga akan mempengaruhi laut yang dalam hal
ini KIK langsung berhadapan dengan laut. Dengan demikian, lingkungan
kelautan atau pesisir utara Kabupaten Kendal yang sering terjadi abrasi
sangat akan rawan menjadi sasaran utama ketika adanya dampak
lingkungan muncul dari proyek KIK. Analisis dampak lingkungan yang
dijelaskan oleh Direktur KIK sendiri menjelaskan bahwa pihaknya yakni
KIK akan menangani dampak lingkungan dengan serius dan benar. Terkait
karena di pesisir utara Kabupaten Kendal yang berhadapan langsung
dengan Laut Jawa tentunya fokus kajian analisis dampak lingkungan
(amdal) ini akan lebih terpusat dan berhati-hati. Pabrik-pabrik yang akan
dibangun tentunya tidak serta merta mereka bangun begitu saja tanpa
menilik Amdal yang mampu mengancam ekosistem laut serta lingkungan
desa- desa yang berhadapan langsung dengan KIK.

3. Permasalahan lainnya yang tidak sama pentingnya ternyata KIK yang akan
menjadi salah satu inkubator pembangunan di Kendal ternyata juga masih
belum menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan dengan warga
sekitar. Permasalahan pembebasan lahan yang dijadikan para broker atau
spekulan meraih keuntungan besar. Dalam upaya pembebasan lahan,
awalnya pihak dari warga tidak terlalu jelas kaitannya dengan siapa
mereka akan berhadapan, bukan diberikan kepada pemerintahan desa
terkait, justru muncul para broker dan spekulan yang menengahi upaya
pembebasan lahan. Dalam hal ini adalah pembebasan lahan yakni
kompensasi yang diberikan kepada para warga yang justru dimanfaatkan
para broker dan spekulan dalam mendapatkan keuntungan besar.

19

3.5 Strategi

Mengembangkan

Kawasan

Industri

Kendal

Dalam

Meningkatkan Investasi Daerah
Keberadaan kawasan industri di Kabupaten Kendal inisangat berperan
dalam meningkatkan investasi diperlukan adanya upaya-upaya untuk
mengurangi kendala-kendala yang menghambat perkembangan kawasan
industri. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang perlu dilakukan agar
Kawasan Industri Kendal dapat berkembang sesuai yang diharapkan antara
lain dapat dilakukan dari segi Yuridis dan Non Yuridis.
Dari segi Yuridis, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain yaitu :
a. Pemerintah Daerah membuat peraturan untuk mengarahkan agar
investasi baru berlokasi di dalam kawasan industri;
b. Menegaskan kembali di dalam perda Kabupaten Kendal mengenai
perizinan yangdibebaskan di dalam kawasan industri, sebagaimana
yang telah diatur dalamperaturan yang lebih tinggi seperti izin lokasi,
UUG/HO dan lain-lain, hal iniperlu dilakukan agar tidak dimanfaatkan
oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk memungut restribusiresribusi perizinan yang mestinya bebas,termasuk menambah daftar
perizinan yang dibebaskan bagi investor yangmenanamkan modalnya
di dalam Kawasan Industri Kendal
c. Perlunya Sosialisasi yang rutin terkait dengan Peraturan Pemerintah
Republik IndonesiaNomor 142 Tahun 2015 Tentang Kawasan Industri,
untuk disinkronkan danmengakomodasi keberadaan kawasan industri,
sehingga tercipta kepastian hukum. Apabila hal ini terciptamaka semua
pihak akan tidak ragu-ragu mendukung keberadaan kawasan industri.
d. Peran Pemerintah Kabupaten Kendal dalam membuat kebijakan yang
menyangkut

investasiagar

dapat

melibatkan

kawasan

industri,

sehingga produk hukum yang mengaturtentang investasi di Kabupaten
Kendal mengakomodasi keberadaan kawasan industriyang ada.

20

Sedangkan dari segi non yuridis, hal-hal yang perlu dilakukan natara lain
yaitu:
a. Penyusunan rencana pengembangan kota dalam RDTRK Kabupaten
Kendal agarmelibatkan pengusaha kawasan industri (HKI) sehingga
dapat terintegrasi dengankonsep pengembangan kawasan industri;
b. Pemerintah Kabupaten Kendal memberi kemudahan baik mengenai
prosedur dan biaya pengurusan perizinan kepada calon investor yang
mau menanamkanmodalnya di dalam Kawasan Industri Kendal
melalui pelayanan satu atap bekerjasamadengan perusahaan /pengelola
kawasan industri yang memfasilitasi kepentingancalon investor;
c. Pemerintah Kabupaten Kendaldalam setiap melakukan promosi
mengenaikeunggulan/potensi daerah supaya memasukkan kawasan
industri sebagai salahsatu keunggulan Kabupaten Kendal, apabila ini
dapat dilakukan maka akanmembantu pengusaha kawasan industri
dalam hal berpromosi kepada caloninvestor;
d. Memberikan insentif fiskal kepada para investor yang mau
menanamkanmodalnya di dalam kawasan industri, seperti memberikan
keringanan tarif PBB,PPn , BPHTB dan pajak lainnya.

3.6 Analisis Perencanaan Pembangunan KIK
Analisis dari rencana pembanguann KIK ini akan saya jelaskan melalui
tiga variable dasar dalam ekonomi politik, dan mengkaitkannya pada implikasi
pembangunan dari KIK itu sendiri yakni:
Pada rencana pembangunan KIK yang akan dibangun oleh PT Jababeka
yang berkerjasama dengan Sembcorp Ltd jelas sekali bahwa kekuasaan dan
kewenangan kelompok di dalamnya ada pada PT Jababeka yang mempunyai
saham terbesar yakni 51% dari total keseluruhan dan Sembcorp Development
Ltd yang mempunyai sisa saham keseluruhan yakni 49%.6 Sedangkan pihak
Pemerintah Indonesia dalam hal ini khususnya Pemerintah Kendal, dan Jawa
Tengah yang merupakan pihak pemberi kewenangan izin pembangunan
mempunyai hak penuh atas pembangunan KIK tersebut. Namun, adanya
pengalihan kewenangan yang awalnya diberikan kepada Pemerintah

21

Kabupaten Kendal kemudian dialihkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah membuat proyek pembangunan KIK menjadi mundur dari sasaran
awal. Pengalihan kewenangan yang dijalankan pihak pemerintah menjelaskan
bahwa

Pemerintah

mempunyai

fungsi

regulasi

dalam

memberikan

kewenangan atas izin pembangunan yang diberikan.
Dalam ekonomi politik pembangunan, dasar teori regulasi ekonomi sangat
dibutuhkan dalam menjelaskan bagaimana pembangunan KIK sebagai
percontohan kota fesyen dan kota mandiri dari PT Jababeka, di mana fokus
dari teori regulasi ekonomi menjelaskan siapa yang mendapatkan manfaat dan
siapa yang menanggung beban akibat adanya regulasi ekonomi yang
diciptakan pemerintah. Tentu saja siapa yang mendapatkan manfaat adalah
pihak PT Jababeka dan Sembcorp Development Ltd yang mendapatkan tender
proyek KIK ini. Selanjutnya, teori regulasi ekonomi digunakan untuk
menganalisa dan membahas masalah regulasi yang menimbulkan implikasi
ganda. Adanya pembangunan proyek KIK yang akan digunakan Indonesia
sebagai Kota Mandiri dan Kota Fesyen Tekstil pertama tentu akan
mendapatkan dampak positif dan negatif, adapun manfaat atau dampak positif
yang diterima masyarakat adalah:
1. Meningkatnya ekonomi di Indonesia khususnya di Jawa Tengah dan
Kendal, di mana Kendal akan dijadikan Kota Fesyen pertama di Indonesia.
Hal ini berarti bahwa Kendal akan menjadi ramai sebagai kota industri
yang kemudian akan menaikan penghasilan daerah dengan menarik para
investor dan para konsumen fashion dunia.
2. Dengan adanya pembangunan KIK, harapannya pemerintah akan
menaikan Upah Minimum Regional (UMR) Kendal, dengan demikian
kesejahteraan karyawan di Kendal dapat meningkat.
3. Menghasilkan multiplier effect bagi perekonomian Indonesia
4. Peluang terbukanya banyak lapangan pekerjaan baru yang tentunya proyek
pembangunan ini akan membutuhkan ratusan ribu pekerja.
5. Dengan adanya KIK, tentunya hal ini akan meningkatkan pembangunaan
infrastruktur yang dibutuhkan para pelaku usaha seperti pembangunan
jalan, pembangunan akses menuju KIK akan semakin diperbaiki.

22

Selanjutnya dampak negative yang akan didapatkan masyarakat Indonesia
adalah:
1. Rusaknya ekosistem laut dikarenakan pembuangan limbah kemungkinan
besar akan dibuang di laut yang sama seperti PT Texmaco Kaliwungu
2. Perpindahan atau migrasi dari luar Kendal ke Kendal karena pasti para
pengangguran luar Kendal akan berbodong-bondong mendapatkan
pekerjaan di Industri Tekstil tersebut
3. Adanya dampak sosial yang akan mengubah gaya hidup di Kendal hampir
mirip dengan Bekasi, Cikarang, dan bahkan Jakarta yang sangat
metropolitan karena banyaknya peluang usaha di Kendal
Dampak positif dan negatif yang saya analisis tentunya akan lebih
menguntungkan secara ekonomi namun secara budaya, justru cenderung akan
meningkatkan kriminalitas di Kendal sendiri karena semakin majemuk dan
kebutuhan hidup yang dituntut serba industrial dan metropolitan. Dengan
demikian, untuk menarik kembali adanya pembangunan KIK tentu tidak akan
semudah yang dibayangkan karena saat ini saja, KIK sudah dijalankan dan
sudah menghiasi lahan pesisir Kabupaten Kendal, untuk itu, menanggulangi
dampak-dampak negatif yang akan terjadi.
Kemudian dalam menjelaskan institusi formal dan informal yang berperan
di dalam proyek pembangunan KIK adalah PT Jababeka, Sembcorp
Development Ltd, dan PT KIK sebagai institusi yang berperan dominan di
mana tentunya perseroan terbatas tersebut mampu mengambil alih kekuasaan
dari pembuatan KIK dan sangat legitimate ketika izin pembangunan memang
sudah benar-benar keluar nantinya. Selain itu, di balik ketiga pihak informal
tersebut juga ada pihak informal lainnya yang berperan dalam hal ini adalah
pihak yang memenangkan tender pembangunan seperti para kontraktor dll,
dan para pihak yang ada di belakang lainnya seperti pihak pelaku usaha yang
akanmenjualkan bahan-bahan untuk tekstilnya itu sendiri. Sedangkan pihak
formalnya

adalah

pemerintah

dalam

hal

ini

Pemerintah

Indonesia

(Kementerian Perindustrian), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan
Pemerintah Kabupaten Kendal.

23

Hubungan dan interaksi sosial masyarakat dengan adanya KIK maka akan
berubah menjadi interaksi rasionalitas sosial dan rasionalitas ekonomi, di
mana pola ikatan atau interaksi masyarkat secara tradisional akan melemah
seiring digantikan perananya dengan hubungan yang bersifat rasional.
selanjutnya, secara ideologis, kapitalisme akan menjadi semakin berkembang
di dalam masyarakat Indonesia khususnya Kendal karena perubahan gaya
hidup yang menjadi semakin modern dan pihak kapitalis tentunya
memanfaatkannya untuk mengeruk keuntungan yang jauh berlipat ganda.
Kepentingan ekonomi di dalam proyek KIK ini tentu sangat terlihat, di mana
tujuan utama dari pembangunan proyek KIK tentu adalah untuk meningkatkan
ekonomi, baik ekonomi Indonesia, masyarakat, investor, dan pihak-pihak yang
ada di dalamnya.
Kepentingan politik pun tentu ada di dalamnya di mana di dalam
pembangunan proyek KIK ada yang namanya power atau kekuasaan yang
dipegang penuh oleh para investor baik dari PT Jababeka, Sembcorp
Development Ltd, PT KIK yang secara legal mampu mempengaruhi jalannya
perekonomian Indonesia khususnya Kendal. Proses politik dan ekonomi di
dalam pembanguna proyek KIK sebagai percontohan industri tekstil dan akan
dijadikan kota fesyen serta kota mandiri PT Jababeka tentu saling
berkesinambungan, di mana di dalam proyek ini, tujuan utamanya adalah
untuk mendapatkan keuntungan dan meningkatkan perekonomian Indonesia
secara makro dan mikro. Proses politik yang dibangun adalah adanya
kewenangan yang diperebutkan dan kekuasaan yang didaparkan dalam joint
venture proyek KIK,di mana kekuasaan yang diperebutkan dan siapa yang
mendapatkannya akan menentukan nasib masyarakat banyak dalam hal ini
adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya akan ada kebijakan yang dilahirkan dalam proyek ini, karena
untuk memberikan izin atau pelegalan pembangunan maka aka nada kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah, dengan demikian aka nada proses tawarmenawar dan kontestasi di dalam pembuatan kebijakan dan di situlah proses
politik berperan. Proses ekonomi pun sangat berperan yakni untuk

24

mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan dengan biaya yang sekecilkecilnya merupakan tujuan utama dari adanya proses ekonomi.
Dalam hal ini adalah untuk menciptakan keuntungan maka tidak serta
merta proses ekonomi saja yang dijalankan atau proses politiknya saja,
melainkan keduanya. Dengan demikian, kedua proses baik ekonomi dan
politiknya pun saling berkesinambungan. Kesimpulan Pembuatan proyek
nasional

Kawasan

Industri Kendal

merupakan proyek

yang cukup

menguntungkan bagi Indonesia, di mana di dalamnya nanti direncanakan akan
mendapatkan keuntungan yang lumayan besar seperti mampu menanggulangi
permasalahan pengangguran terutama di Kendal, menambah pendapatan
domestic bruto dan lain-lain. Namun dalam kenyataanya, belum saja proyek
ini selesai dan mampu berdiri dengan megah, ternyata proyek KIK
mendapatkan cukup permasalahan serius di dalamnya seperti yang sudah
dijelaskan yakni permasalahan perizinan yang terkendala, pembebasan laham,
dan adanya permasalahan dampak lingkungan di dalam pembangunan KIK,
serta adanya dampak positif dan negatif yang disebutkan. Dengan demikian,
adanya analisis permasalahan pembangunan yang ada di Kendal yakni
pembangunan KIK, semoga menjadi bahan kajian yang sangat berguna di
dalam kajian ekonomi politik pembangunan yang pasti saja akan berhubungan
dengan siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan, lalu dampak positif
negative dari proyek tersebut.

25

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kawasan industri Kendal adalah kawasan indutri yang akan di bangun di
wilayah Kendal. Kawasan Industri Kendal adalah hasil kerjasama antara PT
Jababeka Tbk dan Sembcorp Development Ltd bekerja sama dalam
pengembangan Kawasan Industri Kendal, seluas 2.700 hektar kawasan
industri terpadu di Jawa Tengah, Indonesia. Kawasan Industri Kendal akan
dirancang

menjadi

kawasan

industri

standar

internasional

dengan

pembangunan mixed-use yang mencakup daerah industri serta perumahan
dan komersial yang memenuhi peningkatan permintaanuntuk kompetitif biaya
manufaktur di Indonesia. Melalui pembangunan kawasan industri Kendal ini
di harapkan dapat meningkatkan investasi di Indonesia.
Dalam pembangunannya kawasan industri Kendal ini masih mengalami
beberapa masalah yaitu

belum terbitnya izin, dampak lingkungan yang

mungkin di hasilkan dari pembangunannya, dan belum seleasainya proses
pembasan lahan. Hal ini menuntut kerjasama yang baik antara para infestor
dengan pemerintah demi keberlangsungan proyek KIK ini. Proyek KIK ini
selain dapat meningkatkan investasi daerah melaui banyaknya investor yang
masuk. Proyek ini dapat memberdayakan masyarakat kusunya di Kendal agar
penyerapan tenaga kerjanya meningkat. selain itu hal ini juga akan
berdampak secara nasional karena dengan masuknya investasi ini dapat
mengerakan roda perekonomian di Indonesia dan dapat neningkatkan
pembangunan ekonomi di indonesia

4.2 Saran
Keuntungan yang akan di dapat dengan pembangunan KIK ini pastinya
cukup besar dan menggiurkan namun, pemerintah tetap harus berpedoman
pada pembangunan berkelanjutan karena apa gunanaya jika hanya mendapat
keuntungan saaat ini mengorbankan masa depan, Maka dari itu kami
menyarankan pemerintah harus selektif khususnya dalam AMDAL agar
pembangunan KIK ini hanya akan mendatangkan ke untungan sesaat tapi

26

akan berdampak buruk kedepannya. Pembangunan haris berkelanjutan demi
ke berlangsungan Indonesia di masa depan.

27