MUTIARA DARI SANG RENTA Kala itu

MUTIARA DARI SANG RENTA
Kala itu…
Saat melam pakat pekat datang mencekam
Menciptakan hening dan sunyi yang begitu tenang
Gemintang pun memancarkan cahaya di langit
Bagaikan mata yang cantik berbinar, bersinar sepenuh cinta dan kasih saying

Di sudut kamar ku lihat kau, Ayah…
Tertidur diantara maikat-mlaikat kecilmu
Betapa lena tidur mereka, seolah tiada beban yang memburamkan wajah
Namun engkau, Ayah…
Teduh wajahmu mulai menyiratkan gurat letih
Ku tahu kau tak terlena
Dan aku tahu dalam lelahmu kau menyimpan gemuruh hasrat bergelora

Ibu…
Kini aku bukan lagi balita kecil
Kaulah yang membentuk jiwa mentah ini
Kau yang mengolah emosi labil ini
Menjadi lokomotif kemajuan
Kau menciptakan aku jadi lautan

Kata kosa kataku hanya sebatas tetesan embun
Kaulah bintang berkilauku
Binarmu tak kan pernah mampu kulukis dalam rangkaian huruf sejarah hidupku

Andai aku mampu, Ayah…
Kan kupersembahkan secercah cahaya seterang kilauanmu
Sehangat dekapanmu, dan sebijak nasehatmu

Ibu, aku tahu….
Tanganmu tak pernah lepas berharap untukku
Dalam setiap decakan tasbih disujud malammu
Senyummu selalu menyapa dalam setiap kata
Cinta yang terlukis dibibir ranummu
Mata hatiu selalu terjaga dalam setiap derapku
Kasihmu mencipta binaran mutiara sepanjang masa
Mutiara dari sosok renta nan bersahaja….