Gambaran Engagement dan Kepuasan Karyawa

Gambaran Engagement dan Kepuasan Karyawan Pada PT. XYZ
SETA A. WICAKSANA1, ESTU PRATIWI NOVASARI2, SANCHIA SURYA JANITA3
[1]

Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila

Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa – Jakarta Selatan 12640
[1]

Email: seta.wicaksana@gmail.com
[3]

Email: sanchiasj@gmail.com
[1]

Humanika Consulting

Jl. Perkutut VI No. 10, Ciputat Timur – Tangerang Selatan 15412
Email: estu@humanikaconsulting.com

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terkait

kebutuhan dan ekspektasi karyawan terhadap perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT.
XYZ yang terdiri dari bagian periklanan dan bagian komunikasi pemasaran. Jumlah sampel penelitian
sebanyak 127 responden. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan
oleh Humanika Consulting pada tahun 2016 yang terdiri dari 92 aitem dengan nilai koefisien
reliabilitas 0,747. Penelitian ini bersifat longitudinal dan analisis data menggunakan deskriptif
berdasarkan persentase untuk kepuasan kayawan dan menggunakan skor index untuk tingkat
engagement. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan berada pada kategori
engaged dan tingkat kepuasan karyawan PT. XYZ berada pada angka 65.7% yang termasuk ke dalam
kategori sedang.
Kata kunci : engagement karyawan, kepuasan karyawan, periklanan, komunikasi pemasaran
Abstract: The purpose of this research can provide a better understanding of the needs and
expectations of employees to the company. This research was conducted on employees of PT. XYZ
consisting of advertising and marketing communications sections. Respondents of this research were
127 employee. Data collection tool used is a questionnaire developed by Humanika Consulting in
2016 which consists of 92 items with a value of reliability coefficient of 0,747. This study is
longitudinal and data analysis uses descriptive percentage for employee satisfaction and using index
score for engagement level. The result of analysis shows that most of the employees are in the
engaged category and the level of employee satisfaction of PT. XYZ is at 65.7% which is included in
the medium category.
Keywords: employee engagement, employee satisfaction, advertising, marketing communication


komponen vital suatu perusahaan karena

PENDAHULUAN
Dalam

menghadapi

berbagai

memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja

tantangan di era globalisasi, setiap perusahaan

perusahaan, sumber daya manusia dengan

membutuhkan dukungan sumber daya manusia

kinerja


yang handal dan kompeten (Bakker & Leitter,

mengantarkan

2010). Sumber daya manusia dianggap sebagai

kondisi yang menguntungkan (Tentama, 2015).

yang

maksimal
perusahaan

pun
pada

akan
berbagai

Adanya


persaingan

ketat

yang

inspirasi,

kebanggaan

dan

tantangan.

dihadapi oleh perusahaan membuat kebutuhan

Absorption

akan karyawan yang energik dan berdedikasi


konsentrasi penuh, minat yang mendalam

tinggi

yang

terhadap pekerjaan di mana waktu terasa

menjalani

berlalu begitu cepat dan sulit melepaskan diri

meningkat,

memiliki

yaitu

dalam


engagement

pekerjaannya

karyawan

(Bakker

&

Leitter,

2010).

perhatian

Menurut

Schaufeli,


Salanova,

pada

banyak

González-romá & Bakker (2002), pegawai

berhubungan

dengan

dengan engagement kerja yang tinggi memiliki

kesejahteraan dan kinerja karyawan (Knight,

rasa keterikatan yang energik dan efektif

Patterson & Dawson, 2016). Robertson &


dengan aktivitas kerja mereka, mereka pun

Cooper (2010) menyebutkan bahwa karyawan

mampu melihat sejauh mana diri mereka

yang memiliki engagement kerja tinggi akan

sanggup menangani seluruh tuntutan pekerjaan

bekerja secara aktif dan mencoba untuk

yang mereka miliki. Schaufeli, Salanova,

melakukan segala sesuai dengan maksimal.

González-romá

Karyawan yang memiliki engagement kerja


menyebutkan

tinggi juga akan bekerja dengan penuh rasa

engagement kerja tinggi senang melakukan

semangat serta merasakan hubungan yang

hal-hal di luar pekerjaannya, mereka tidak

mendalam terhadap perusahaan tempat mereka

bekerja keras karena suatu dorongan batin

bekerja, karyawan dengan engagement tinggi

yang kuat dan tak tertahankan melainkan

akan selalu berusaha berinovasi dan bergerak


karena bagi mereka pekerjaan yang mereka

maju ke depan bersama organisasi (Truss,

lakukan merupakan hal yang menyenangkan.

organisasi

utama

dengan

dari pekerjaan.

Engagement karyawan dalam pekerjaannya

menjadi

dikarakteristikkan


karena

Soane, Edwards, Wisdom, Croll & Burnett,
2006).

&
bahwa

Bakker

(2002)

karyawan

dengan

Schaufeli, Taris & Renen (2007)
menyebutkan

melalui

hasil

penelitiannya

Schaufeli, Salanova, González-Romá

bahwa engagement kerja berhubungan negatif

& Bakker (2002) mendefinisikan engagement

dengan kelelahan kerja pada karyawan, dalam

kerja sebagai keadaan positif, pemenuhan,

hal ini daitemukan bahwa semakin tinggi

pandangan

yang

engagement kerja karyawan maka semakin

vigor ,

rendah kemungkinan untuk terjadi kelelahan

dedication dan absorption. Menurut Schaufeli,

kerja pada diri karyawan tersebut. Hasil

Salanova, González-Romá & Bakker (2002),

penelitian Hakanen, Bakker & Schaufeli

mengacu pada tingkat energi dan

(2006) pun menunjukkan bahwa engagement

resiliensi mental yang tinggi ketika sedang

kerja memiliki andil dalam meningkatkan

bekerja, kemauan berusaha sungguh-sungguh

kinerja

dalam pekerjaan serta gigih dalam menghadapi

karyawan.

kesulitan.

terhadap

dikarakteristikkan

vigor

perasaan

kondisi

dengan

Dedication

yang

penuh

kerja

adanya

dan

komitmen
Rudolph

&

organisasi
Baltes

pada
(2016)

diartikan

sebagai

mengemukakan melalui hasil penelitiannya

makna,

antusias,

mengenai usia dan pengaturan engagement

Kepuasan kerja dapat terbentuk dari

kerja bahwa pengaturan kerja yang fleksibel
seperti kebijakan formal yang memungkinkan

iklim

karyawan

evaluasi pekerjaannya yang dipengaruhi oleh

secara

untuk

bebas

mengelola

memiliki

pekerjaannya

pengaruh

positif

terhadap engagement kerja karyawan.
Secara

teoritis,

organisasi,

persepsi

individu

dan

keadaan unik dalam diri individu seperti
kebutuhan, nilai dan harapan (Sempane,

dengan

Rieger, Roodt, 2002). Menurut Martins &

engagement tinggi memiliki pengalaman yang

Coetzee (2007) apabila karyawan tidak puas

lebih positif dan keterikatan yang lebih besar

dengan pekerjaannya, mereka akan mencari

dengan

peluang

organisasi

individu

mereka

yang

pada

kerja

di

organisasi

lain

dan

gilirannya dapat meningkatkan kepuasan kerja

meninggalkan perusahaan lamanya tanpa rasa

mereka (Sonnentag, Volmer & Spychala,

bersalah.

2008). Kepuasan kerja pun menjadi suatu hal

mengungkapkan

yang penting karena memiliki andil dalam

memiliki

mempengaruhi

seorang

umumnya memiliki sikap positif terhadap

karyawan (Keles, 2015). Kepuasan kerja

pekerjaan mereka, jika mereka memiliki

adalah

karyawan

tingkat kepuasan kerja yang rendah, mereka

terhadap pekerjaannya yang menunjukkan

pun akan memiliki sikap negatif terhadap

adanya kesesuaian antara harapan seseorang

pekerjaannya.

sikap

produktivitas

umum

seorang

yang timbul dengan imbalan yang disediakan
oleh pekerjaan (Robbins, 2003).
Menurut

Alessandri,

Robbins

melakukan
Borgogni

&

Judge

bahwa

tingkat

Pada

&

individu

kepuasan

tahun

2015,

survei

(2015)
yang

kerja

tinggi

peneliti

mengenai

telah
tingkat

engagement dan kepuasan karyawan di PT.

Latham (2016), karyawan yang puas terhadap

XYZ,

pekerjaannya akan menunjukkan kinerja yang

menunjukkan angka yang cukup rendah untuk

lebih tinggi dari waktu ke waktu daripada

tingkat

pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya.

karyawannya. Di tahun 2016, survey yang

Marinez-Marti

&

namun

hasil

survei

dan

engagement

tersebut

kepuasan

Ruch

(2016)

pun

sama kembali dilakukan untuk mendapatkan

serupa

dalam studi

pemahaman yang lebih baik terkait kebutuhan

longitudinalnya bahwa engagement kerja dan

dan ekspektasi karyawan serta menentukan

kepuasan

langkah

mengungkapkan hal

karyawan

di

Switzerland

menunjukkan adanya hubungan positif, yakni
semakin tinggi engagement kerja karyawan
semakin

tinggi

pula

kepuasan

yang

dimilikinya. Dalam penelitian longitudinal

improvement

yang

tepat

bagi

perusahaan.
Masalah

penelitian.

Bagaimana

gambaran engagement dan kepuasan kerja
pada karyawan PT. XYZ pada tahun 2016 ?

tersebut dijelaskan bahwa prediktor terbaik

Tujuan penelitian. Hasil penelitian

dari kepuasan kerja adalah interaksi antara tiga

ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

hal yakni kesenangan (pleasure), keterikatan

yang lebih baik terkait

(engagement) dan kebermaknaan (meaning).

ekspektasi karyawan terhadap perusahaan.

kebutuhan dan

diharapkan

Menurut

perusahaan dapat mengevaluasi kekuatan dan

González-Romá

kelemahan perusahaan berdasarkan persepsi

engagement karyawan memiliki tiga dimensi

karyawan terhadap perusahaan serta dapat

diantaranya adalah:

Melalui

hasil

menjadi

penelitian

bahan

ini,

pertimbangan

Schaufeli,
&

Salanova,

Bakker

(2002),

untuk

menentukan langkah improvement selanjutnya
yang akan diambil oleh perusahaan.

a. Vigor

Mengacu
Engagement

Karyawan.

Konsep

Engagement

karyawan

pertama

kali

diperkenalkan

oleh

(1990),

yakni

Kahn

karyawan yang terlibat secara fisik, kognitif
dan emosional dalam pekerjaan mereka serta

pada

tingkat

energi

dan

resiliensi mental yang tinggi ketika
sedang

bekerja,

kemauan

berusaha

sunguh-sunguh dalam pekerjaan dan gigih
dalam menghadapi kesulitan.
b. Dedication

kemananan

Mengacu pada perasaan yang penuh

psikologis (adanya rasa percaya dan kemanan

makna, antusias, inspirasi, kebanggan dan

di tempat kerja) serta ketersediaan (rasa

tantangan.

mengalami

rasa

bermakna,

memiliki sumber daya fisik dan psikologis
yang

diperlukan

dalam

pekerjaan).

c. Absorption

Dikarakteristikkan

dengan

konsentrasi

Engagement karyawan adalah keadaan positif,

penuh, minat yang mendalam terhadap

pemenuhan, pandangan terhadap kondisi kerja

pekerjaan di mana waktu terasa berlalu

yang dikarakteristikkan dengan adanya vigor,

begitu cepat dan sulit melepaskan diri dari

dan

dedication

absorption

(Schaufeli,

Salanova, González-Romá & Bakker, 2002).
Engagement karyawan didefinisikan sebagai

pekerjaan.
Menurut Bakker (2009) terdapat tiga
faktor dari engagement karyawan yaitu:

pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang

1. Job resources, mengacu pada aspek fisik,

pekerja yang mengacu pada tingkat energi dan

sosial dan organisasional dari pekerjaan

stimulasi, perasaan penuh makna serta minat

yang

yang mendalam terhadap pekerjaan (Bakker &

mengurangi adanya tuntutan pekerjaan

Leiter, 2010).

serta biaya baik secara psikologis maupun

Berdasarkan uraian diatas, definisi

memungkinkan

fisiologis

yang

individu

berhubungan

untuk

dengan

engagement karyawan yang digunakan dalam

pekerjaan, mencapai target pekerjaan

penelitian ini adalah pengalaman positif,

serta

pemenuhan, pandangan terhadap kondisi kerja

pembelajaran

yang ditandai melalui adanya tingkatan energi,

personal individu.

perasaan

penuh

terhadap pekerjaan.

makna

dan

mendalam

menstimulasi
serta

pertumbuhan,
perkembangan

2. Salience of Job Resource, mengacu pada
seberapa penting sumber daya pekerjaan
yang dimiliki oleh individu

3. Personal

terkait

Resources,

dengan

a. Komunikasi antara karyawan dan atasan

karakteristik yang dimiliki oleh pekerja
seperti

kepribadian,

usia,

sifat

dan

sebagainya.

di perusahaan.
b. Pekerjaan yang memberikan tantangan.
c. Penyampaian visi yang jelas
d. Kesempatan berkarir

Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja
adalah

sikap

umum

seorang

e. Kesempatan untuk dapat

karyawan

mengambil

keputusan

terhadap pekerjaannya yang menunjukkan

f.

adanya kesesuaian antara harapan seseorang

g. Kepuasan pelanggan

yang timbul dengan imbalan yang disediakan

h. Tim

Reputasi perusahaan

kerja

oleh pekerjaan (Robbins, 2003). Brief &

mendukung

Weiss (2002) menyebutkan bahwa kepuasan

Aspek

yang

solid

kepuasan

dan

saling

kerja

yang

kerja mengacu pada evaluasi kognitif dan

dikemukakan oleh Hewitt (2008) adalah:

afektif

a. Work (aktivitas pekerjaan yang dihadapi)

seseorang

dalam

pekerjaannya.

Menurut Hawell & Dipboye (dalam Munandar,

b. Opportunities

2014) kepuasan kerja merupakan

c. Rewards

hasil

keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak

d. Company Practices

sukanya tenaga kerja terhadap beberapa aspek

e. People

mencerminkan

terhadap

sikap

pekerjaannya.

tenaga

kerja

Kepuasan

kerja

lain

di

sekitar

diatas,

aspek

digunakan

dalam

pekerjaannya)

dari pekerjaannya, dengan kata lain kepuasan
kerja

(orang

f.

Quality of life

Berdasarkan

merupakan berkaitan dengan persepsi dan

kepuasan

evaluasi individu terhadap pekerjaannya, dan

penelitian ini merupakan aspek gabungan dari

persepsi yang ada dipengaruhi oleh kebutuhan,

Perrins (2003) dan Hewiit (2008), yakni:

nilai dan harapan khas seseorang. individu pun

kerja

uraian

yang

a. Leadership

mereka

Leadership adalah proses pengaruh sosial

berdasarkan faktor yang dianggap penting bagi

di mana pemimpin mencari anggota yang

mereka (Sempane, Rieger & Roodt, 2002).

bersedia berpartisipasi secara sukarela

akan

mengevaluasi

Berdasarkan

pekerjaan

pemaparan

diatas,

definisi kepuasan kerja yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sikap umum karyawan

untuk

mencapai

tujuan

organisasi

(Omolayo, 2007)
b. Self motivation – can do attitude

terhadap pekerjaan yang dipengaruhi oleh

Motivasi diri merupakan hal yang perlu

kebutuhan, nilai dan harapan dari karyawan.

dimiliki untuk menggali potensi diri dan

Perrins (2003) menyebutkan terdapat

berkaitan

dengan

semangat

serta

beberapa hal yang menjadi aspek kepuasan

keinginan untuk sukses dan memiliki

kerja diantaranya adalah:

dampai yang besar terhadap keberhasilan

dan pencapaian seseorang (Singh dkk,

pada suatu perusahaan (Lemmink, Schujf

2002)

& Streukens, 2003)

c. System management

g. Working environment

Sistem manajemen digunakan sebagai

Spector

pendekatan guna menghadapi tantangan

kebanyakan bisnis yang mengabaikan

kompetitif yang dihadapi oleh organisasi

lingkungan kerja dalam organisasi mereka

dan digunakan untuk mempersiapkan

berdampak buruk pada kinerja karyawan.

sumber daya manusia yang terencana
(Alam, Saeed, Sahuddin & Akter, 2013).
d. Performance development
Performance

merupakan

devopment

dan

atasan

mereka

bahwa

h. Team work and collaboration
Team

work

dan collaboration

pada

membangkitkan

emosi

positif

dan

kepuasan kerja karyawan (Perrins, 2003).

serta

Spector (1997) menjelaskan bahwa

berfokus pada pengembangan karyawan

faktor kepuasan kerja terbagi atas faktor

sebagai tenaga professional (Busi &

lingkungan dan faktor personal.

Bititci, 2006)

1) Faktor lingkungan

e. Recognition and compensation benefit

a) Individu ingin bekerja di lingkungan

Karyawan cenderung termotivasi untuk

yang nyaman dan aman, lingkungan

meningkatkan

yang bersih, modern dan lengkap.

kinerjanya

apabila

mendapat penghargaan seperti pengakuan

b) Self-Improvement

karyawan. Pengakuan mengacu pada

Pekerja

pujian atau catatan pribadi yang ditujukan

keterampilan, kemampuan, pengetahuan

kepada

karyawan

terkait

dan mempelajari hal baru terutama yang

mereka

(Gostick

&

Kompensasi

pencapaian

Elton,

merupakan

2007).

komponen

ingin

meningkatkan

dapat memberikan pertumbuhan pribadi.
c) Reward

mendasar dalam pengelolaan sumber daya

Gerald & Dorothee (2004) menyebutkan

manusia yang mencakup imbalan ekonom

bahwa penghargaan berkorelasi positif

dalam bentuk upah, gaji, tunjangan,

dengan kepuasan kerja.

kompensasi tidak langsung atau gaji tidak

f.

menyebutkan

karyawan di lingkungan kerja akan

proses berkelanjutan yang melibatkan
karyawan

(1997)

d) Supervision

tambahan (Tessema, Ready & Embaye,

Kepuasan

2013)

dipengaruhi

oleh

Company images and values

pengakuan

supervisor

karyawan.

Komunikasi

Company

image

merupakan

citra

kerja

secara

positif

dukungan

dan

terhadap
antara

organisasi yang telah dikenal baik oleh

supervisor dan bawahan menentukan

masyarakat, sedangkan company value

sikap karyawan terhadap pekerjaan

terkait dengan nilai-nilai yang diterapkan

mereka.
e) Co-worker

Karyawan yang memiliki hubungan

(Kumar, 2011), dalam penelitian ini pola

yang baik dengan rekan kerja cenderung

perubahan waktu yang ingin diketahui ialah

puas

mereka.

perubahan

Karyawan pun lebih suka bekerja

karyawan

dengan orang yang bersifat ramah,

Penelitian ini bersifat non eksperimental dan

suportif dan kooperatif.

deskriptif.

dengan

pekerjaan

dan

engagement

pada

tahun

2015

kepuasan
dan

2016.

f) Komunikasi

Responden Penelitian. Populasi dan

2) Faktor Pribadi

sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

a. Jenis kelamin
Dalam

karyawan di

literatur

disebutkan

bahwa

terdapat perbedaan antara gender dan
kepuasan

kerja,

dalam

hal

ini

PT.

XYZ.

Sampel

dalam

penelitian ini adalah 127 orang karyawan PT.
XYZ.
Prosedur

Penelitian.

Adapun

perempuan lebih puas terhadap kondisi

prosedur yang digunakan dalam penelitian ini

kerja dan hubungan sosial sedangkan

diantaranya adalah:

laki-laki lebih puas dengan gaji dan

a. Menentukan

promosi jabatan.

permasalahan

penelitian

berdasarkan fenomena di lapangan

b. Tingkat pendidikan

b. Melakukan review literatur mengenai hal

Kepuasan kerja dapat menurun seiring

yang

dengan

tingkat

melakukan review literatur mengenai

(2003)

keterikatan kerja dan kepuasan karyawan.

meningkatnya

pendidikan,

Perrins

menyebutkan bahwa pekerja dengan

ingin

c. Menentukan

diteliti

yakni

pendekatan

peneliti

dan

desain

pendidikan tinggi seringkali tidak puas

penelitian. Adapun pendekatan dalam

dengan

penelitian ini adalah kuantitatif dan

pekerjaan

yang

dilakukan

berulang-ulang.

desain

c. Senioritas

penelitiannya

adalah

non-

eksperimen.

Menurut Green (2000) kepuasan kerja

d. Menentukan alat pengumpul data yang

berkorelasi negatif dengan senioritas,

digunakan yaitu alat ukur keterikatan

yakni semakin tinggi senioritas yang

kerja dan kepuasan karyawan yang dibuat

terjadi di perusahaan maka semakin

oleh Humanika Consulting (2016). Dalam

rendah kepuasan kerja karyawan di

menyiapkan alat pengumpul data ada

perusahaan tersebut.

beberapa

tahap

yang

dilakukan

diantaranya adalah:

 Tahap persiapan: mereview kembali

METODE
Kategori Penelitian. Penelitian ini
termasuk

penelitian

longitudinal

yakni

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pola perubahan yang berkaitan dengan waktu

aitem yang sudah dibuat oleh PT. XYZ
sebelumnya,

menambahkan

dimensi

berdasarkan teori yang digunakan.

 Tahap

dilaksanakan,

development, recognition and compensation

bersamaan dengan tahap pengambilan

benefit, company images and values, working

data.

environment, dan team work and collaboration.

uji

coba:

e. Membuat proposal penelitian yang terdiri

Alat ukur terdiri dari 92 aitem

dari latar belakang, perumusan masalah,

favorable dan unfavorable berbentuk skala

hasil review literatur hingga metode

likert yang berjumlah 6 pilhan. Reliabilitas alat

penelitian.

ukur ini sebesar 0,747 yang berarti alat ukur

Menentukan teknik pengolahan data yaitu

ini dapat diterima dan memiliki reliabilitas

statistik deskriptif menggunakan karena

yang

peneliti

gambaran

koefisien reliabilitas sebesar 0,5 sampai 0,6

engagement kerja dan kepuasan karyawan

dapat diterima (Kelinger & Lee, 2000).

pada karyawan di PT. XYZ.

Sedangkan rentang validitas alat ukur ini

f.

ingin

mengetahui

tinggi,

karena

menurut

Nunnaly

g. Tahap pengambilan data: pengambilan

adalah 0,2 sampai 0,6 berarti semua aitem

data disebarkan melalui aplikasi google

pada alat ukur ini dinyatakan valid karena

doc.

menurut Nisfiannoor (2009), jika nilai aitem

h. Analisis data, analisis data dilakukan

>0,2 dapat dikatakan aitem tersebut valid.
Hasil

dengan bantuan software SPSS.

pengukuran

engagement

karyawan akan berbentuk index dan hasil
ukur

kepuasan kerja karyawan akan berbentuk

dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

presentase. Berikut ini adalah tabel yang

yang

Humanika

menjelaskan tentang pengkategorian hasil

tersebut

engagement karyawan dan kepuasan kerja

Instrumen

Penelitian.

dikembangkan

Consulting

(2016).

Alat

oleh
Alat

ukur

merupakan alat ukur yang menggabungkan

karyawan.

kedua aspek dari 2 variabel penelitian yaitu
variabel

1

(engagement

karyawan)

dan

variabel 2 (kepuasan karyawan) dalam satu
kuesioner,

sehingga

dalam

satu

Tabel 1. Kategorisasi engagment karyawan
dan kepuasan kerja karyawan

kali

pengukuran dapat mengungkapkan dua hal
Kategorisasi

secara bersamaan.
Pada

variabel

Engagement

kerja

disusun berdasarkan tiga dimensi yaitu vigor,

Tinggi

dedication dan absorption menurut Schaufeli,

Salanova, González-Romá & Bakker (2001).
Sedangkan

kepuasan

kerja

Sedang

disusun

berdasarkan 8 aspek menurut Perrins (2003)
dan Hewiit (2008) yaitu leadership, self
motivation, system management, performance

Rendah

Kepuasan

Engagement

Kerja

Karyawan

Lebih dari

Lebih dari

83.2%

4.99

83.2%

4.99

sampai

sampai

33.4%

2.99

Kurang dari

Kurang dari

33.4%

2.99

terhadap

Aspek

dengan

persentase paling rendah adalah recognition

HASIL
Gambaran

pekerjaannya.

partisipan. Dari hasil

and compensation benefit yaitu 57.5%, hal ini

penelitian ini, didapat gambaran umum dari

pun memiliki arti bahwa pengakuan atasan

partisipan.

atau

Gambaran

yang

dipaparkan

perusahaan

serta

kompensasi

yang

didasari pola modus dari partisipan. Dari 127

diberikan perusahaan merupakan aspek yang

partisipan, perbandingan jumlah partisipan

paling kecil andilnya dalam membentuk

berdasarkan jenis kelamin adalah 59,8%

kepuasan karyawan.

perempuan

berbanding

40,2%

laki-laki.

Tabel 2. Tingkat Kepuasan Kerja

Umumnya usia dari para partisipan adalah 20-

Karyawan Keseluruhan

30 tahun (48.8% dari 127 partisipan). Dilihat
Aspek

Persentase Kepuasan
Karyawan

Company images &
Value

68.2%

Leadership

64.8%

Performance
Development

64.0%

dan

Working Environment

64.2%

komunikasi pemasaran. Partisipan dari bagian

Recognition and
Compensation Benefit

57.5%

Self Motivation – Can
do attitude

75.3%

System Management

58.2%

sebagian besar karyawan berada pada kategori

Team Work and
Collaboration

72.5%

engaged yakni 76.4% dan 22.8% lainnya

Keseluruhan

65.7%

dari lama bekerja, para partisipan umumnya
telah bekerja selama 1-3 tahun (35,4%),
dibawah 1 tahun (29,1%), 3-10 tahun (23,6%)
dan di atas 10 tahun (11,8%).
Dalam perusahaan PT. XYZ terdapat
2

bagian,

yaitu

bagian

periklanan

periklanan sebanyak 91 orang dan bagian
komunikasi pemasaran sebanyak 36 orang.
Tingkat

engagement

karyawan

secara keseluruhan. Dalam penelitian ini

merupakan karyawan yang sangat engagement,
Hasil

sedangkan karyawan yang tidak menunjukkan

Tingkat kepuasan kerja karyawan
keseluruhan.

Tingkat

kepuasan

karyawan PT. XYZ berada pada angka 65.7%
yang termasuk ke dalam kategori sedang.
Aspek yang memiliki persentase tertinggi
addalah self motivation – can do attitude yakni
75.3%, angka tersebut pun menunjukkan
bahwa motivasi diri merupakan salah satu
aspek yang paling memiliki andil dalam
membentuk

kepuasan

selanjutnya

akan

mepaparkan gambaran kepuasan karyawan

engagement hanya 0.8%.

secara

penelitian

seorang

karyawan

dan

engagement

bagiannya, seperti

karyawan

berdasarkan

bagian periklanan

dan

bagian komunikasi pemasaran yang dilihat
dari divisi, jabatan dan fungsinya.
Divisi bagian periklanan terdiri dari
service, digital identity, activator + soleram,
touchpoin, communication. Sedangkan divisi

pada bagian komunikasi pemasaran terdiri dari
communication grup, dan services (Finnace
&Accounting, Human Capital Development,

General Affair, Marketing Communication).

yaitu

Untuk

fungsinya dibagi dua, yaitu bisnis unit dan

jabatan

dibagian

periklanan

dan

komunikasi pemasaran dibagi menjadi dua,

executive

dan

kemudian

member,

service.

Tabel 3. Tingkat Engagement Karyawan Bagian Periklanan

Aspek

Activator +
Soleram

Touchpoint

Communication

Executive

Member

Bisnis Unit

Service

Fungsi

Digital Identity

Jabatan

Service

Divisi

Vigor
Dedication
Absorption

3.90
3.97
3.86

3.58
3.76
3.62

3.95
4.05
3.93

3.94
4.04
3.92

3.98
4.12
4.06

4.34
4.47
4.32

3.69
3.83
3.59

4.10
4.25
4.02

4.03
4.02
3.94

Tabel 4. Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Periklanan

Company
Images & Value
Leadership

Service

Fungsi
Bisnis Unit

Member

Executive

Communication

Jabatan
Touchpoint

Activator
+ Soleram

Digital Identity

Aspek

Service

Divisi

70.3% 61.5%

67.7% 68.3%

69.7% 75.7%

64.6% 71.6% 70.8%

62.8% 65.7%

66.5% 63.3%

66.0% 69.9%

63.2% 67.7% 64.3%

Performance
Development

58.5% 61.0%

65.7% 64.0%

65.5% 71.1%

60.4% 68.1% 61.1%

Working
Environment

65.0% 56.2%

68.3% 65.7%

66.8% 72.1%

62.2% 68.4% 66.3%

Recognition &
Compensation
Benefit

57.8% 50.3%

60.5% 57.3%

64.7% 68.6%

54.3% 63.5% 59.6%

Self Motivation
– Can Do
Attitude

78.2% 73.8%

73.8% 74.7%

77.7% 85.8%

71.7% 79.9% 78.1%

System
Management

60.3% 52.0%

57.0% 62.5%

58.3% 64.1%

56.0% 60.2% 62.6%

Team Work And
Collaboration

70.3% 68.8%

72.5% 74.2%

73.3% 78.4%

69.3% 75.5% 71.7%

secara keselurahan disemua divisi tingkat
Engagement

Karyawan

Bagian

Periklanan. Tabel 3 menunjukkan bahwa

engagement karyawan yang tertinggi terletak

dimana ketiga divisi ini berespon negatif
pada

aspek

dedication.

Hal

tersebut

terkait

dengan pernyataan aitem berikut

menunjukkan bahwa jika dilihat dari divisinya

perusahaan memberikan penghasilan sesuai

para

karena

dengan beban tugas/jabatan saya. Sedangkan

antusias,

pada kategori system management berada

terinspirasi, bangga dan tertantang dalam

dikategori sedang, namun ada tiga divisi yang

menjalankan pekerjaannya.

memiliki tingkat kepuasan di bawah 60 %

karyawan

perasaan

yang

merasa
penuh

engaged

makna,

Jika dilihat dari jabatan, executive dan
keduanya

memiliki

Communication, dimana ketiga divisi ini

tingkat engagement yang tinggi pada aspek

berespon negatif terkait dengan pernyataan

dedication. Hasilnya berbeda jika

aitem

member

sama-sama

yaitu Digital Identity, Activator + Soleram dan

dilihat

mengenai

tujuan

berdasarkan fungsinya. Pada bisnis unit aspek

kebijakan

engagement yang tertinggi adalah dedication,

diterima dengan baik.

sedangkan

pada

fungsi

service

aspek

engagment yang tertinggi adalah vigor.

organisasi

organisasi

yang

belum

dan
dapat

Digital Identity secara keseluruhan

memiliki kategorisasi sedang dalam aspek

Kepuasan Kerja Karyawan Bagian

(recognition and compensation benefit, system

Periklanan. Berdasarkan tabel 4, Secara

management, working environment, dan team

merata tingkat kepuasan pada kategori self

work and collaboration) dengan presentase

motivation – can do attitude pada kategori

lebih rendah dibandingkan divisi lainnya.

sedang namun memiliki persentase yang tinggi

Recruitment dan seleksi yang telah

dibandingkan yang lainnya. Berarti seluruh

dilakukan sudah tepat mendapatkan warga

warga telah mendapatkan pekerjaan (tasks)

dengan yang sesuai dengan karakteristik

sesuai dengan passion nya.

pekerjaannya, namun perlu dikembangkan dan

Demikian

juga

dengan

tingkat

ditingkatkan dalam merekrut dan menyeleksi

kepuasan yang juga hampir merata pada team

tidak hanya tepat dengan pekerjaannya tapi

work and collaboration , kecuali pada divisi

sesuai juga dengan budaya organisasinya.

Digital Identity yang memiliki kepuasan sama

Sehingga passion tidak hanya diarahkan pada

sedang namun secara persentase lebih rendah

pekerjaannya saja tapi dengan organisasinya

(di bawah 60%) dari pada divisi yang lainnya.

juga.

Kerjasama antar tim/bisnis unit di perusahaan

Adanya pengaruh system management

ini berjalan dengan baik, yang berespon positif

terhadap pola kerjasama yang terjadi dalam

hanya 41,2%.

tim pada tim Digital Identity, sehingga penting

Secara keseluruhan terkait kategori
recognition and compensation benefit berada

pada katagori sedang, dengan tiga divisi yang

melakukan pembenahan terkait mekanisme
pembagian kerja pada divisi Digital Identity.
Prioritas

utama

penyelesaian

ini

memiliki tingkat kepuasan di bawah 60%,

adalah pada recognition and compensation

yaitu Service, Digital Identity dan Touch Point,

benefit yaitu memberikan penghargaan sesuai

dengan beban kerja yang ada, program job

Adanya gap persepsi akan kepuasan

analysis dan workload analysis hingga Job

antara

evaluation serta remuneration system dapat

Member memiliki point yang lebih rendah

menjawab juga pada system management. Jika

dibandingkan Executive, sehingga program –

dua hal tersebut dilakukan akan meningkatkan

program pengembangan banyak diarahkan

team work and collaboration.

kepada

Dilihat dari jabatan. Dua hal yang
cenderung positif adalah company image dan
team

work

and

collaboration,

dimana

dan

Executive

karyawan

Walaupun

Member ,

melalui

leadership

dimana

Executive.

dan pengembangan

bukan menjadi isu utama dalam kepuasan ini,
para

Executive

dirasakan

masih

perlu

keduanya memiliki kepuasan sedang dengan

mengembangkan diri dalam sisi leadership

persentase kepuasan yang memiliki point

dan

cenderung tinggi antara Executive dan Member.

meningkatkan kepuasan bagi para karyawan.

(pengembangan)

coach

untuk

Pada kedua jabatan tersebut, yang

Bisnis Unit dan Service Unit memiliki

memiliki gap paling tinggi adalah pada aspek

tiga aspek yang memiliki nilai yang tinggi

recognition and benefit, kedua-duanya berada

pada tingkat kepuasan sedang, yaitu aspek self

di areal sedang namun persentase kepuasan

motivation

kelompok Executive terkait hal ini adalah

collaboration dan company images and values,

68,6% lebih tinggi daripada Member 54,3%.

dan keduanya memiliki gap yang kecil.

Hal yang serupa terjadi pada kategori system

can

do,

team

work and

System management merupakan nilai

memiliki

yang terkecil dari aspek-aspek lainnya pada

tinggi

Bisnis Unit dan Service Unit. Recognition dan

56,0%.

compensation and benefit, juga menduduki

Sehingga dapat disimpulkan dalam Member

nilai terendah dari aspek yang lainnya ketika

ada dua hal penting, yaitu recognition and

dilihat dari Bisnis Unit dan Service Unit. Hal

compensation benefit dan system management

yang menarik adalah gap yang cukup besar

yang perlu mendapatkan perhatian.

antara Bisnis Unit dan Service Unit mengenai

management

tingkat

dimana



kepuasan

dibandingkan

Executive

64,1%

dengan

lebih

Member

Berdasarkan hasil tersebut, program
pengembangan yang dimiliki sudah sesuai

aspek ini.
performance

development

memang

dengan kebutuhan di jabatan ini, dengan

bukan hal yang menjadi isu utama dalam

mempertahankan

model

tingkat kepuasan karyawan, namun jika dilihat

dengan menambahkan penelitian kualitatif

dari gap yang ada antara Bisnis Unit dan

seperti, wawancara mendalam yang tepat

Service Unit, ada gap yang cukup besar

untuk dibuatkan program – program di bagian

dibandingkan aspek yang lainnya.

dan

menjadikan

yang lain. Metode kualitatif dapat menggali

Diperlukan

IDP

(Individual

akan kebutuhan yang sesuai anatara organisasi

Development Planning ) untuk setiap warga

dan jabatan ini, mengingat jabatan pada level

khususnya service unit untuk mendapatkan

ini masuk pada kategori executive.

prioritas dalam program pengembangan di

masa yang akan datang. Pengembangan bukan

leader yang dapat menjadi coach untuk

saja hanya dari pihak eksternal, namun para

pengembangan karyawan dari sisi internal.

Tabel 5. Tingkat Engagement Karyawan Bagian Komunikasi Pemasaran
Divisi
Jabatan
Fungsi
Aspek

Communication
Group

Services
(Fin&Acc,
HCD, GA,
Marcomm)

Executive

Member

Bisnis
Unit

Service

Vigor
Dedication
Absorption

3.86
3.91
3.90

4.18
4.15
4.08

4.30
4.40
4.34

3.69
3.65
3.66

3.96
4.02
3.96

4.07
4.04
4.08

Tabel 6. Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Komunikasi Pemasaran
Divisi
Jabatan
Fungsi
Communication
Group

Services
(Fin&Acc,
HCD, GA,
Marcomm)

Executive

Member

Bisnis
Unit

Service

69.2%

70.0%

73.7%

64.9%

70.5%

67.0%

64.5%

65.5%

71.3%

60.9%

65.6%

67.2%

Performance
Development

67.3%

67.0%

78.6%

60.9%

71.2%

66.8%

Working
Environment

61.5%

68.7%

68.3%

58.8%

62.8%

65.2%

Recognition and
Compensation
Benefit

53.7%

62.0%

61.7%

50.6%

56.5%

55.3%

Self Motivation –
Can do attitude

74.2%

75.3%

80.5%

68.3%

75.3%

72.6%

System
Management

56.3%

65.3%

61.3%

54.9%

58.3%

57.6%

Team Work and
Collaboration

73.2%

78.7%

79.5%

70.7%

75.3%

74.6%

Aspek

Company images &
Value
Leadership

tingkat paling tinggi pada aspek vigor. Hal
Engagement

Komunikasi

Karyawan

Pemasaran.

Bagian

Tabel

tersebut menunjukkan bahwa divisi

5

menunjukkan bahwa divisi Communication

Communication Group lebih merasa penuh

Group memiliki tingkat engagement yangg

makna, antusias, terinspirasi, bangga dan

paling

tertantang dalam menjalankan pekerjaannya

tinggi

Sedangkan pada

pada

aspek

divisi service

dedication.

memiliki

dibandingkan dengan divisi service.

Jika dilihat dari jabatan, menunjukkan

work and collaboration dan self motivation-

bahwa jabatan Executive memiliki tingkat

can do attitude. Sedangkan yang memiliki

engagement yangg paling tinggi pada aspek

nilai terendah jatuh pada aspek system

dedication. Sedangkan pada jabatan Member

management

memiliki tingkat paling tinggi pada aspek

compensation benefit, baik antara Bisnis Unit

vigor. Hasilnya sama jika dilihat berdasarkan

dan Service.

fungsinya. Pada bisnis unit aspek engagement

dan

Performance

recognition

management

and

menjadi

yang tertinggi adalah dedication, sedangkan

gap

pada fungsi service aspek engagment yang

karakteristik

tertinggi adalah vigor.

memiliki nilai lebih kecil dibandingkan bisnis.

Kepuasan Kerja Karyawan Bagian

terbesar

Menjadi

jika

dikelompokkan

pekerjaan

prioritas

dimana

untuk

dalam
Service

memberikan

Komunikasi Pemasaran. Self motivation –

kesempatan pelatihan kepada bagian Service

can do, team work dan collaboration, dan

sesuai dengan kebutuhan organisasi dan

company image and values merupakan 3 aspek

individu yang bersangkutan yang tertuang

yang memiliki point lebih tinggi pada dua

dalam IDP. IDP akan digunakan secara

divisi

lainnya,

serempak untuk mendapatkan pengembangan.

namun semua aspek pada kategori kepuasan

Juga membuat metode pengembangan ini

sedang.

bagian dari recognition system.

dibandingkan

aspek-aspek

Perlu adanya perhatian pada divisi
Communication Group pada aspek recognition

dan

KESIMPULAN

system

Secara menyeluruh rata-rata tingkat

management dengan melakukan penelitian

kepuasan karyawan PT. XYZ adalah Cukup

kualitatif dengan menggunakan wawancara

Puas. Hal yang mendukung kepuasan mereka

untuk mendapatkan hal-hal yang menjadi

adalah (1) self motivation, secara individu

kebutuhan. Selain itu, menggunakan program

mereka memiliki talent sebagai seorang kreatif

job analysis, job evaluation and gradding dan

dan bekerja pada pekerjaan kreatif, (2)

remuneration system.

teamwork

and

compensation

benefit

and

collaboration,,

mereka

System management dan Recognition

menikmati penyelesaian pekerjaan bersama

tampak lebih

dengan rekan-rekan kerjanya dan (3) company

dominan dengan nilai-nilai kecil dikedua

image & value, karyawan memiliki nilai-nilai

jabatan. Performance management menarik

yang sama dengan organisasi.

and

Compensation

Benefit

untuk diperhatikan karena ada 1 jabatan yang

Pada penelitiani ini ditemukan dua

nilainya lebih kecil dibandingkan jabatan

aspek yang kurang memuaskan karyawan,

lainnya, yaitu jabatan Member.

yaitu recognition and compensation benefit

Pengelompokkan berdasarkan karakter

dan system management .

unit kerjanya ada yang Bisnis dan Service,
yang memiliki aspek tertinggi adalah

team

SARAN

Saran

Metodologi.

Memperdalam

Association of Applied Psychology. 66

data menggunakan kualitatif dengan cara
melakukan
konstruk

wawancara,
yang

sebelumnya,

sama

menggunakan

dengan

(2) , 1-26.

Bakker, A. B., & Leiter, M. P. (2010). Work

penelitian

engagement : a handbook of essential

melanjutkan penelitian yang

theory and research. New York:

dikaitkan dengan Business Impact (profit,

Psychology Press.

customer

Brief, A. P., & Weiss, H. M. (2002).

satisfaction, Turn Over, Health and safety dan

Organizational behavior: affect in the

penelitian dilakukan dalam jangka panjang dan

workplace.

berkelanjutan.

Psychology. 53, 279-307.

growth

revenue,

productivity,

Saran Praktis. Dibutuhkan proses

Busi,

M.,

&

Annual

Bititci,

Review

U.

S.

of

(2006).

seleksi yang dapat mengukur terkait persepsi,

Collaborative

nilai dan kepribadian, sehingga mendapatkan

management: present gaps and future

talent yang tepat. Tidak hanya tepat dengan

research. International Journal of

kerjaannya,

Productivity

akan

organisasinya.
system

tetapi

Kemudian

performance

performance

kompetisi

pay,

dalam

tepat

mengembangkan

management

untuk
tim

pada

dan

meningkatkan
dan

individu.

performance

and

Performance

Management, 7-25.

Gerald,

M.,

&

Relationship

Dorothee,
of

L.

(2004).

professionalism,

rewards, market orientation and job

Memberikan pengembangan dan pelatihan

satisfaction

berdasarkan Individual Development Planning

professionals; the case of Certified

(IDP). Menyediakan fasilitas sesuai dengan

Nurse–Midwives. Journal Business

tuntutan pekerjaan. Contoh: Wifi yang cepat

Research. 57 (2) , 1042-1053.

among

medical

dan stabil, spesifikasi computer. Terakhir,

Gostick, A., & Elton, C. (2007). The daily

manajemen lebih mengembangkan iklim dan

carrot principle: 365 ways to enhance

suasana kerja yang hangat, menyenangkan dan

your career and life. New York:

kebersamaan dalam meningkatkan kompetisi,

Simon & Schuster.

kreatif dan inovatif individu & kelompok.

Hakanen, J. J., Bakker, A. B., & Schaufeli, W.
B.

DAFTAR PUSTAKA
(2008). Engaging employees for business
success. UK: Hewitt Associates.

Alessandri, G., Borgogni, L., & Latham, G. P.

(2006).

Burnout

and

work

engagement among teachers. Journal
of School Psychology, 43, 495-513.

Keles, H. (2015). The relationship between
learned

resourcefulness

and

job

(2016). A dynamic model of the

satisfaction: a research on staff of

longitudinal relationship between job

higher education in turkey. Procedia-

satisfaction and supervisor-rated job

Social and Behavior Sciences, 177,

performance.

132-135.

International

Knight, C., Patterson, M., & Dawson, J.

Robbins,

S.

P.

(2003).

Organizational

concepts,

controversies,

(2016). Building work engagement: A

behavior

systematic review and meta-analysis

application 8th ed. New Jersew, USA:

investigating the effectiveness of work

Precentice-hall International.

engagement interventions. Journal of

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2015).

Organizational Behaviour , 1-12.

Organizational

Lemmink, J., Schuijf, A., & Streukens, S.
(2003). The role of corporate image

Behavior.

States: Pearson.
Robertson, I. T., & Cooper, C. L. (2010). Full

and company employment image in

engagement:

the

explaining

employee

engagement

application

United

intensions.

integration

of
and

Journal of Economic Psychology, 1-15.

psychological well-being. Leadership

Martinez-Marti, M. L., & Ruch, W. (2016).

& Organization Development Journal.

The relationship between orientations

31(4) , 324-336.

to happiness and job satisfaction one

Rudolph, C., & Baltes, B. (2016). Age and

year later in a representative sample of

healthy jointly moderate the influence

employee in switzerland.

of flexible work arrangements on

Journal

Happiness Study, 1-15.

Martinz,

N.,

&

work engageent: evidence from two

Coetzee,

M.

Organisational

culture,

satisfaction,

perceived

(2007).
employee

studies.

Journal

of

Occupational Health Psychology, 1-

leader

emotional competency and personality

19.
Saleh,

S.

(2014).

Malaysian

students'

type: an exploratory study in a south

motivation towards physics learning.

african engineering company. Journal

European Journal of Science and

of Human Resource Management, 20-

Mathematics Education. 2(4) , 223-232.

32.

Schaufeli, W. B., Salanova, M., Romá, V. G.,

Omolayo, B. (2007). Effect of leadership style
on

job-related

tension

and

&

Bakker,

A.

measurement

of

B.

(2002).

The

engagement

and

psychological sense of community in

burnout: a two sample confirmatory

work organizations: a case study of

factor analytic approach. Journal of

four organizations in lagos state,

Happinness Studies, 71-92.

nigeria, bangladesh. Bangladesh eJournal of Sociology, 1-12.

Perrin,

empirical

T.

(2003).

Working

V. (2008). Workaholism, Burnout, and
today:

Undertanding what drives employee
engagement.

Report.

United

States:

Schaufeli, W. B., Taris, T. W., & Rhenen, W.

U.S.

Work

Engagement:

Employee

Well-being?

Three

of

Applied

Psychology: An International Review.
57(2) , 173-203.

Sempane, M. E., Rieger, H. S., & Roodt, G.
(2002). Job satisfaction in relation to
organisatioal

culture.

Journal

of

Industrial Psychology, 28 (2) , 23-30.

Sonnentag, S., Volmer, J., & Spychala, A.
(2008). Job performance. In J. Barling
& C.L Cooper (Eds.). The Sage
Handbook of Organizational Behavior.
Volume 1: Micro approaches, 427-447.

Spector, P. E. (1997). Job satisfaction:
application, assessment, causes and
consequences. Thousand Oaks: Sage

Publications, Inc.
Tentama, F. (2015). Peran kepuasan kerja
terhadap kinerja pada guru pegawai
negeri sipil (pns) di yogyakarta.
Jurnal Psikologi Undip. 1 , 1-8.

Tessema, M. T., Ready, K. J., & Embaye, A. B.
(2013). The effects of employee
recognition, pay, and benefits on job
satisfaction: cross country evidence.
Journal of Business and Economics.
4(1) , 1-12.

Williams. (2010). Performance Development.
Retrieved September 3, 2017, from
Williams College: Human Resources:
https://hr.williams.edu/staffdevelopment/perf-dev/