Tugas Pengembangan Produk Baru dan

BAB 1
SUB POKOK BAHASAN :
Pengertian produk serta tujuan mempelajari manajemen
produk
Proses produk baru
Konsep daur hidup
Percepatan peluncuran hidup
 Pengertian produk
Produk adalah dalam bisnis barang atau jasa yang dapat di perjual
belikan dalam marketing , produk adalah apapun yang bisa di tawarkan
kesebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.
Dalam tingkat pengecer produk sering disebut sebagai merchandise.
Dalam manufaktur, produk dibeli sebagai barang jadi mentah dan dijual
sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal
atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Kata produk berasal dari bahasa inggris product yang berarti suatu
barang yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya. Bentuk kerja
dari kata product merupakan serapan dari bahasa latin produce (re), yang
berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun
1575, kata “produk” merujuk pada apapun yang diproduksi (“anything
produced”). Namun sejak 1695, definisi kata product dalam mengerti

ekonomi dikenalkan pertama kali oleh ekonomi-politisi Adam Smith.
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepasar untuk
diperhatikan, dipakai, dimiliki, atau dikomsumsikan sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.

 Tujuan mempelajari manajemen produk
Suatu perusahaan yang melakukan pengembangan terhadap
produknya terlebih dahulu barns menyadari apa tujuan dilakukannya
pengembangan tersebut dan bagaimana proses pengembangan produk
tersebut dilaksanakan sehingga dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
Untuk memperoleh laba yang diinginkan melalui volume penjualan yang
ditingkatkan suatu perusahaan haras memperbaiki maupun menambah

produkproduk yang dihasilkan berdasarkan atas dua fungsi dasar
yaitu pemasaran dan inovasi produk. Produk baru secara keseluruhan,
misalnya produk baru di rancang untuk menjaga posisi perusahaan dalam
pangsa pasar, atau untuk menjaga posisi perusahaan sebagai investor
produk. Disisi lain produk baru membantu perusahaan untuk
mengembalikan investasi disaat merintis posisi dalam pasar baru ,
sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pengembangan produk yang

dilaksanakan oleh perusahaan Menurat William J. Stanton( 1996;230)
• Mempertahankan posisi pangsa pasar ( market share ), untuk
mencapai tujuan perusahaan tersebut diperlukan strategi
memperkenalkan produk baru atau memperbaharai produk yang
sudahada.
• Mengembangkan posisi baru dalam perusahaan sebagai inovator,
sehingga untuk mencapai tujuan ini perusahaan menjalankan
strategi memperkenalkan produk yang benar-benar bara, tidak
hanya mengembangkan dari produk yang sudah ada.
Program pengembangan produk baru yang dilakukan perusahaan
pada dasarnya adalah untuk mencapai sasran yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan demikian para eksekutif
puncak, khususnya yang berhubungan dengan program ini dituntut
haruslah benar-benar mengembangkan dan mengelola produknya
dengan sebaik mungkin. Untuk mencapai hal itu, perusahaan harus
mengikuti langkah-langkah dan pengembangan produk secara sistematis.
Tujuan adalah untuk menguji produk baru yang diinginkan
konsumen. Yang nyata dan untuk mempelajari seberapa besar pasar itu
serta bagaimana reaksi konsumen dan distributor terhadap produk baru.
Selain itu perusahaan dapat mempelajari resikonya yang akan dihadapi

dikemudian hari, serta dapat memperluas pasar yang sesungguhnya.
Waktu meluncurkan produk baru merupakan saat yang paling keritis
sehingga memerlukan perhatian yang seksama. Salah satu faktor yang
mempengaruhi peluncuran produk itu sendiri dalam mrnghadapi
persaingan dengan perusahaan lain.



Proses produk baru

Dalam proses pengembangan produk baru,kotlerler dalam
bukunya marketing managemen (2009) mengemukakan bahwa ada
delapan proses pengembangan produk baru yaitu :
 Penciptaan ide ( idea generation)
Proses awal dari perkembangan produk baru adalah pencetusan
gagasan yaitu pencarian sistematis terhadap ide-ide produk baru.
Perusahaan biasanya harus banyak mengeluarkan gagasan yang
baru dan banyak. Terbaik pencarian untuk gagasan produk baru ini
seharusnya dilakukan secara baik dan sistematis, karena bila
tidak,meskipun perusahaan banyak mendapatkangagasan, akan

tetapi mungkin saja tidak akan sesuai dengan bidang usaha yang
digeluti. Untuk itu, manajemen puncak harus bisa mengurangi hal
inisedemikian rupa, dengan mendefinisikan secara teliti strategi
pengembangan produk barunya, menegaskan produk dan pasar
apa yang akan dilakukan. Menegaskan apa yang didefinisikan
perusahaan dari produk barunya, pangsa pasar serta hal-hal yang
lainnya.
 Penyaringan ide/gagasan
Setelah memutuskan atau menciptakan sebuah gagasan atau ide,
maka tahap selanjutnya adalah penyaringan sejumlah gagasan
yang baik dan menyisihkan gagasan tersebut untuk kemudian
disesuaikan dengan sumber daya perusahaan.
 Pengembangan dan pengujian konsep
Gagasan yang telah lolos daripenyaringan menjadi suatu konsep
yang akan dikembangkan dan dilakukan pengujiannya.
Pengembangan konsep-konsep pemasaran adalah mengembangan
gagasan ini menjadi alternativ konsep menarik perhatian
konsumen dan memilih konsep terbaik. Pengembangan dan
pengujian konsep ini harus dirancang oleh sedemikian rupa
sehingga dapat diketahui reaksi dari para pelanggan terhadap

setiap jenis produk baru tersebut.

 Pengembangan Strategi Pemasaran

Setelah melalui proses pengujian dan pengembangan konsep, maka
langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana pemasaran untuk
memperkenalkan produk baru tersebut ke pasar. Strategi pemasaran ini akan
mengalami berbagai perbaikan dan penyempurnaan dalam proses selanjutnya.
 Analisa Bisnis
Setelah mengembangkan konsep produk dan strategi pemasaran,
manajemen dapat mengevaluasi suatu daya tarik dari usulan bisnis. Manajemen
juga memerlukan proyeksi penjualan, biaya yang di perlukan, serta yang akan di
capai, yang mana semuanya itu harus sesuai dengan tujuan perusahaan.
Selanjutkan, menurut (William j. Stanton,1996) analisis bisnis ini terdiri atas
empat langkah, yaitu :
 Mengidentifikasikan ciri-ciri produk.
 Memperkirakan permintaan pasar dan persaingan serta kemungkinan
produk untuk menghasilkan laba.
 Menyusun suatu program untuk mengembangkan produk
 Menetapkan tanggun jawab untuk penelitian lebih lanjut mengenai

kemungkinan pelaksanaan produksi.

 Pengembangan Produk
Pada proses selanjutnya, konsep produk yang telah di analisis
kemungkinan-kemungkinannya secara teoritis dan ternyata dapat di terima,
maka konsep tersebut di kembangkan menjadi produk secara fisik oleh
departemen Litbang.
Dalam hal ini, ada tiga langkah yang perlu di lakukan, yaitu :
1. Pembuatan Model dengan 3 persyaratan
 Harus di pandang oleh konsumen sebagai suatu perwujudan atributatribut pokok, seperti produk sebelumnya.
 Harus dapat bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang
normal.

 Bisa di laksanakan oleh pabrik sesuai dengan amggaran yang tersedia.
2. Pengujian Fungsional, yaitu pengujian untuk mengetahui apakah produk
tersebut benar-benar berfungsi dengan baik dan aman baik dan aman bagi
konsumen.
3. Pengujian Konsumen, yaitu mencoba konsumen untuk menilai, bagaimana
tanggapan konsumen.
7) Pengujian Pasar

Setelah melewati tiga tahap dalam proses pengembangan produk, maka langkah
selanjutnya adalah pengujian pasar. Pengujian pasar ini merupakan proses di
mana produk dan program pemasaran masuk ke dalam kondisi yang lebih nyata.
Pengujian pasar ini memungkinkan pemasar memperoleh pengalaman dengan
pemasaran produk. Tujuan dasar dari pengujian pasar adalah menguji produk itu
sendiri, di dalam situasi yang sebenarnya. Hasil-hasil pengujian pasar dapat si
pakai untuk membuat perakitan penjualan dan laba yang lebih baik.
Pengujian pasar mempunyai beberapa manfaat, yaitu :
 Untuk membuat peramalan penjualan masa dating yang lebih di percaya.
 Pengujian awal terhadap berbagai alternative rencana pemasaran.
 Perusahaan akan menentukan sumber kegagalan produk yang luput dari
perhatian pada tahap pembuatan produk.

 Komersialisasi
Ujian pasar menjajikan informasi yang memadai untuk memutuskan
apakah jadi atau tidak meluncurkan produk baru. Bila perusahaan melanjutkan
dengan komersialisasi, maka akan membutuhkan biaya yang sangat besar.
Adapun keputusan–keputusan yang perlu di pertimbangkan secara matang
dalam menentukan tahap komersialisasi meliputi kapan memperhatikannya,
kemana saja wilayah pemasarannya, kepada siapa, dan bagaimana caranya.

Sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan yang diambil
oleh sebuah bisnis untuk mendukung penjualan dan layanan staf dalam
mempertimbangkan kebutuhan dan kepuasan prioritas utama mereka klien.
strategi bisnis yang mencerminkan pendekatan yang berpusat pada pelanggan

mungkin mencakup: mengembangkan produk yang berkualitas menghargai oleh
pelanggan, dan menanggapi segera dan hormat untuk keluhan pelanggan dan
permintaan produk.
 Pelanggan berpusat Pengembangan Produk Baru. Fokus pada:
 Menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah pelanggan.
 Buat lebih memuaskan pelanggan pengalaman Perusahaan sering
mengandalkan teknologi, tetapi keberhasilan yang sebenarnya berasal
dari memahami kebutuhan pelanggan dan nilai-nilai. Perusahaan yang
paling sukses adalah orang-orang yang :
 Dibedakan dari orang lain
 Masalah pelanggan utama Dipecahkan
 Ditawarkan proposisi nilai pelanggan yang menarik
 Pelanggan Terlibat langsung

hidup produk adalah

suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk.
Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga
memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang
menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke
pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang
penting dalam pemasaran karena memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing
suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978)
yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan
diperluas oleh para ahli lainnya.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang
ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu
produk. Ada yang menggolongkannya menjadi
introduction, growth, maturity, decline dan termination.
Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa
keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid


growth (market acceptance), slow growth (turbulance),
maturity (saturation), dan decline (obsolescence).
Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan
adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu
introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk
itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
 Tahap perkenalan (introduction).
pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam
jumlah yang besar walaupun volume penjualannya
belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang
baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada
tahap permulaan, biasanya ongkos yang
dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan.
Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan
menitikberatkan pada merek penjual. Di samping
itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan
laba yang diperoleh masih rendah.


 Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba
akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan
sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah
mengenal barang bersangkutan, maka usaha
promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak
seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah
mulai memasuki pasar sehingga persaingan
menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan
untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya
adalah dengan menurunkan harga jualnya.

 Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat
bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap
berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen
maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan

harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan
perlu memperkenalkan produknya dengan model
yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha
periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk
menghadapi persaingan.

 Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh
perusahaan selalu mengalami kekunoan atau
keusangan dan harus di ganti dengan barang yang
baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah
dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang
sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah
berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi
sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun.Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang
baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi
pada pasar tertentu yang sangat terbatas'
Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh
manajemen pada saat penjualan menurun antara
lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm
pemasaran serta program produksiny a agar lebih
efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang
kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk
mencapai laba optimum pada barang yang sudah
ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Strategi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu
perusahaan, maka manajernya harus dapat
menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) produknya. Identifikasi

tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
ini dapat ditentukan dengan kombinasi tiga faktor
yang menunjukan ciri status produk dan
membandingkan hasilnya dengan pola yang
umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) suatu produk dapat ditentukan dengan
mengidentifikasikan statusnya dalam market
volume, rate of change of market volume.
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) ini memiliki beberapa
strategi (Kotler 1997) yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming
strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan
tingkat promosi yang tinggi. Perusahaan berusaha
menetapkan harga tinggi untuk memperoleh
keuntungan yang mana akan digunakan untuk
menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming
strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga
tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi untuk
memperoleh keuntungan sedangkan sedikit
promosi untuk menekan biaya pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration
strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang
rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi
ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat
dan pangsa pasar yang paling besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration
strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat
promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah
ini dapat mendorong penerimaan produk yang
cepat dan biaya promosi yang rendah.
 Tahap Pertumbuhan (Growth)
Selama tahap pertumbuhan perusahaan
menggunakan beberapa strategi untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat

selama mungkin dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta
menambahkan keistimewaan produk baru dan
gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model – model baru
dan produk – produk penyerta (yaitu, produk
dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya
yang melindungi produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya
dan memasuki saluran distribusi yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat
orang menyadari produk (product awareness
advertising) ke iklan yang membuat orang memilih
produk (product preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik
pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan
berikutnya.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang
kurang kuat dan lebih berkonsentrasi sumber daya
pada produk yang lebih menguntungkan dan pada
produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan
berusaha untuk memperluas pasar untuk merek
yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang
merupakan pemakai produknya.
d. Menggunakan strategi peningkatan
keistimewaan (feature improvement) yaitu
bertujuan menambah keistimewaan baru yang
memperluas keanekagunaan, keamanan atau
kenyaman produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk
mempertahankan pasar yang mana hasil dari
strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan
meningkatkan kemampuan produk, misalnya daya
tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk
menambah daya tarik estetika produk seperti

model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana
marupakan salah satu strategi yang digunakan
untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru,
strategi ini dapat memperbaharui pertumbuhan
pada saat produk masuk dalam kematangan.
 Tahap Penurunan (Decline)
a. Manambah investasi agar dapat mendominasi
atau menempati posisi persaingan yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari
penggunaan/manfaat baru pada produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini
sampai ketidakpastian dalam industri dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara
selesktif dengan cara meninggalkan konsumen
yang kurang menguntungkan.

Strategi Pengembangan Produk Baru di
Perusahaan Samsung
Beberapa tahun yang lalu, Samsung merupakan sebuah perusahaan
elektronik yang biasa-biasa saja. Sebagian orang hanya mengetahu perusahaan
ini sebagai perusahaan elektronik dari Korea dengan produk standar. Namun,
nama Samsung telah melejit cukup hebat.
Produk-produk Samsung seperti smart phone, tablet, dan tentunya produk
elektronik untuk rumah tangga telah memenuhi pasar dan mampu bersaing
dengan nama-nama hebat yang telah merajai pasar sebelumnya.
Hal ini dapat terjadi akibat keseriusan perusahaan ini dalam membiayai dan
mengelola proses pengembangan produk baru.
Samsung dianggap sebagai salah satu perusahaan yang rela mengeluarkan dana
yang sangat besar untuk departemen riset dan pengembangan produknya.
Menurut Samsung sendiri, mereka mengambil setidaknya 9% dari keuntungan
penjualan produk mereka untuk proses riset dan pengembangan.
Pada tahun 2012, Samsung mengeluarkan dana sekitar 9 milyar dolar Amerika
untuk pengembangan produknya. Angka sebesar itu tentunya sangat besar untuk

sebuah proses riset dan pengembangan produk baru bahkan beberapa
perusahaan sainganpun tidak mengeluarkan dana sebanyak itu.
Namun pengorbanan yang dilakukan oleh Samsung berbuah manis dengan
berhasilnya mereka merajai pasar dan bahkan perusahaan ini didapuk sebagai
perusahaan paling inovatif keempat didunia pada tahun 2012 yang berdasarkan
suatu survei perusahaan konsultan manajemen di Amerika pada 1000
perusahaan di dunia.
Samsung menyatakan bahwa kesuksesan pengembangan produk barunya
bertumpu pada orang-orang yang terlibat dan organisasi riset dan
pengembangan yang dimilikinya. Samsung menyatakan bahwa mereka
memiliki orang-orang yang sangat kreatif bekerja pada perusahaan tersebut.
Para periset dan teknisi yang memiliki bakat lebih tersebut adalah asset terkuat
dalam perusahaan.
Dari seluruh pekerja di Samsung, lebih dari seperempatnya adalah pekerja pada
departemen riset dan pengembangan. Mereka memiliki fasilitas riset yang
cukup banyak di seluruh dunia yaitu 42 tempat dimana mereka berusaha untuk
membuat suatu desain yang akan membuat tren baru di pasaran dan mematok
standar yang cukup tinggi.
Selain orang-orang yang berbakat, Samsung juga memiliki sistem organisasi
riset dan pengembangan yang luar biasa yang dinamakan The Samsung
Advanced Institute of Technology (SAIT) atau Institut teknologi tingkat lanjut
Samsung. Organisasi ini memiliki tiga lapisan yaitu tingkat kompetisi teknologi
Samsung pada pusat area bisnis, mengidentifikasi mesin pengembangan untuk
waktu yang akan datang, dan menjaga keamanan dan manajemen teknologi.
Berbekal karyawan-karyawan yang penuh bakat dan sistem organisasi yang luar
biasa, Samsung berhasil membuat suatu jaringan riset dan pengembangan
global. Namun, semua itu tidak didapatkan secara instan karena Samsung
membutuhkan bertahun-tahun lamanya untuk menemukan jalur identitas desain
barunya yaitu menciptakan produk untuk masa depan.
Semuanya diawali oleh fase merasakan dan menyeimbangkan selama tahun
1996 sampai 2005. Fase kedua adalah tahun 2006-2010 yaitu proses penciptaan
dan perjalanan emosional. Fase selanjutnya adalah membuat makna.
Fase ketiga inilah yang membuat Samsung begitu mempesona karena mereka
tidak hanya membuat tampilan luar yang cantik dan fungsi yang baik tetapi
mereka membuat produk mereka berarti dan bernilai yang membawa
kebahagiaan bagi dunia.

Kerja keras, pengorbanan, dan biaya besar yang dikeluarkan Samsung terbukti
sukses membawa Samsung sebagai perusahaan kelas dunia yang produkproduknya tidak hanya memenuhi pasaran tetapi masyarakat dunia senantiasa
menunggu inovasi yang dilakukan oleh perusahaan ini.
Dengan manajemen riset dan pengembangan yang dilakukan kita dapat
berharap bahwa produik inovatif Samsung akan selalu berkembang dan menarik
perhatian dalam waktu yang cukup lama di tahun-tahun yang akan datang.

Strategi Pengembangan Produk Baru di
Perusahaan Apple – iMac, iPhone dan iPad
Berdasarkan hasil survey sebuah perusahaan konsultan manajemen di
Amerika Serikat yang dilakukan pada tahun 2012, Apple menempati posisi
pertama sebagai perusahaan paling inovatif di dunia.
Hal ini tentunya tidak perlu diragukan lagi karena kita dapat melihat betapa
inovatifnya Apple dengan berbagai macam produk baru yang tersedia di
pasaran.
Bahkan, rumor tentang produk baru Apple sangat ramai dibicarakan sebelum
produk itu dirilis. Banyak sekali rumor dan informasi produk baru yang
dinyatakan sebagai bocoran dari tempat produksi Apple.
Sebagai contoh adalah baru saja iPhone 5 beredar di pasaran selama beberapa
bulan, masyarakat dunia telah sibuk membicarakan tentang kemunculan iPhone
6. Keberhasilan Apple ini tentunya menimbulkan banyak pertanyaan tentang
rahasia kesuksesan inovasi dan manajemen produksi di perusahaan ini.
Satu hal yang cukup mencegangkan dari kerberhasilan pengembangan produk
baru di perusahaan Apple adalah bahwa perusahaan ini tidak menggelontorkan
dana yang sangat besar untuk departemen riset dan pengembangannya.
Tentunya biaya yang mereka keluarkan tidak sedikit, tetapi jika dibandingkan
dengan perusahaan lain seperti Samsung dan Microsoft, dana yang dikeluarkan
Apple cukup kecil. Mereka sangat berhati-hati dalam mengeluarkan dana untuk
riset dan pengembangan dengan menerapkan konsep yang sistematis untuk
menciptakan ide-ide cemerlang yang berkelanjutan.
Seperti halnya di perusahaan lain, semua produk baru yang dikeluarkan oleh
Apple dimulai dengan proses desain. Namun, sangat berbeda dari perusahaan
lain, para desainer di perusahaan ini dibebaskan untuk mengembangkan idenya

tanpa batas. Pada perusahaan ini, desainer diperlakukan seperti kalangan
ningrat. Cara pandang merekalah yang akan menentukan bagaimana sebuah
produk nantinya.
Kreativitas mereka tidak dibatasi oleh proses pembuatan dan biaya. Para
desainernya tidak memiliki hubungan dengan department keuangan sehingga
mereka bisa menciptakan apapun tanpa harus memikirkan harga bahan-bahan
yang digunakan atau berapa biaya produksinya.
Setelah suatu desain dipilih, proses akan dilanjutkan dengan suatu proyek awal
pembuatan produk yang dilanjutkan oleh Apple New Product Process atau
proses produk baru Apple yang membuat suatu dokumen tentang detal proses
pengembangan suatu produk baru. Para eksekutif perusahaan ini akan meninjau
produk setiap hari Senin dan pengambilan keputusan tidak akan lebih dari dua
minggu.
Saat suatu produk telah selesai di produksi, Apple akan melakukan uji coba
terhadap produknya dan melakukan desain ulang pada produknya, membuat
kembali produk, dan melakukan tes lagi.
Apple akan melakukan uji coba dan mengumpulkan berbagai macam komentar
dari banyak pihak sebelum menjadikan produk tersebut produk nyata yang akan
dirilis secara resmi. Pengembangan produk seperti ini dengan desain ulang,
pembuatan kembali, dan melakukan uji coba beberapa kali memang
membutuhkan banyak biaya tetapi hasil yang dapatkan sangat bagus sehingga
uang yang dikeluarkanpun tidak terbuang percuma.
Secara sekilas, sepertinya terlihat suatu proses yang sangat mahal dan tidak
efisien.
Namun semua proses itu bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang yang
lebih baik dan pada dasarnya, Apple tidak pernah mengecewakan para
pelanggannya.
Hal ini terbukti dengan suksesnya produk-produk Apple dipasaran dan
keberhasilan perusahaan ini untuk tetap melakukan inovasi secara berkelanjutan
dan tidak hanya berhenti pada suatu produk yang itu-itu saja. Para
pelangganpun menjadi tidak sabar untuk dapat mengetahui produk terbaru dari
Apple sehingga berita ataupun rumor tentang produk baru Apple akan sangat
cepat beredar di dunia.
Tentunya, perusahaan inipun telah membuktikan kesuksesan finansialnya yang
membuktikan bahwa seluruh proses riset dan pengembangan mereka tidak siasia

Percepatan peluncuran produk
1. Distinct Proposition, “value proposition yang berbeda”
Produk Anda harus menawarkan inovasi yang sejati; hal itu harus merupakan
sesuatu yang benar-benar diinginkan orang. Apakah nilai yang dimilikinya?
Tahap pertama sangat menilai apakah produk tersebut menempati niche yang
berbeda dengan yang lain.
2. Attention catching, “menarik perhatian”
Tidak perduli seberapa inovatif dan produktif hal tersebut, tetaplah harus
menarik perhatian agar bisa dijual. Perusahaan-perusahaan harus berfokus pada
minat, perhatian, dan pengakuan dari orang banyak.
3. Message connection, “pesan yang tersampaikan kepada customer”
Saat konsumen sedang memperhatikan rak untuk menentukan apa yang harus
dibeli, produk itu harus dapat menjual dirinya sendiri. Apa maksudnya? Buatlah
label dan kemasan produk Anda bisa menjelaskan tentang apa kegunaan yang
dimiliki produk itu.
4. Clear concise message, “pesan yang ringkas dan jelas”
Orang-orang tidak akan mau membaca label produk yang terlalu panjang, oleh
maka itu, Anda harus menciptakan dan menyampaikan sebuah pesan yang
pendek, menarik, dan tepat pada sasaran.
5. Need/desire, “Kebutuhan/Keinginan”
Hal ini terutama berlaku kepada orang yang sedang mengencangkan ikat
pinggang untuk menghadapi resesi. Hanya produk yang benar-benar penting
yang akan dibeli oleh konsumen. Alat untuk mempermudah pekerjaan, dan
mudah digunakan adalah atribut utama yang dimiliki oleh produk yang sukses.
6. Advantage, “keuntungan di mata customer”
Jelaskan kenapa produk Anda akan tetap berbeda. Dalam sebuah toko dimana
konsumen memiliki beberapa pilihan yang mirip, kelebihan yang Anda miliki
harus dibuat sejelas mungkin serta bisa “membujuk” konsumen.
7. Credibility, “kredibilitas”

Kemasan, iklan, dan kupon-kupon bisa menyampaikan hampir semua hal, tapi
seorang konsumen harus percaya apa yang mereka baca dan percaya bahwa
produk tersebut senilai dengan uang yang mereka harus keluarkan. Darimana
kredibilitas Anda datang? Apakah mereka mempercayai merek Anda? Apakah
konsumen dan segmen pasar Anda ingin mempercayai merek baru?
8. Acceptable downside, “kekurangan yang bisa diterima”
Hampir setiap produk memiliki kekurangan. Indentifikasilah hal tersebut, dan
pastikan bahwa Anda mengetahuinya lebih dulu sebelum konsumen Anda
mengatakannya, dan pastikan kekurangan tersebut tidak akan kesuksesan dari
produk tersebut.
9. Findability, “mudah ditemukan”
Mungkin produk Anda adalah produk paling inovatif yang pernah ada dalam
sejarah dunia, tapi kecuali konsumen bisa melihatnya, mereka tidak akan
mengetahui atau menyadari keberadaan produk tersebut. Seberapa terlihatkah
produk tersebut? Siapakah audiens Anda dan apa cara terbaik untuk meletakkan
produk Anda agar ada dalam jarak pandang mereka?
10. Acceptable cost, “biaya yang terjangkau”
Sama dengan kekurangan yang harus bisa diterima, konsumen harus merasa
nyaman dengan biaya untuk membeli dan menggunakan produk Anda. Biaya
dalam hal ini bisa termasuk apa saja, mulai dari harga yang ditawarkan sampai
hal seperti jumlah kalori,atau hal lain yang spesifik dan harus dibaca dengan
seksama terlebih dahulu.
11. Product delivery, “hasil yang diberikan produk”
Setelah konsumen sudah diperlihatkan, dan bahkan mempercayai iklan dan
pesan yang Anda berikan, produk tersebut harus bisa memenuhi janji-janjinya.
Perusahaan-perusahaan harus menyisihkan waktu untuk memastikan bahwa
produk mereka akan memberikan hasil yang setidaknya sebaik apa yang
disampaikan iklannya.
12. Product loyalty, “loyalitas pada produk”
Banyak perusahaan bisa dan memiliki sebuah produk yang “ajaib”, tapi untuk
menjaga kesuksesan sebuah produk dalam jangka waktu yang panjang,
perusahaan harus memiliki loyalitas pada produknya. Walaupun produk tersebut
bisa memberi hasil sesuai janjinya pada masa-masa awal, kompetitor Anda tetap

akan bermunculan. Bangunlah loyalitas konsumen pada produk Anda dengan
cara terus meneruk berada di depan kompetitor Anda.
Konklusi
Perusahaan harus mengerti setiap poin dari 12 cara diatas bernilai sama dalam
hal kontribusinya untuk sebuah launching yang sukses. Pepatah lama yang
mengatakan bahwa sebuah rantai dihitung kekuatannya dari mata rantainya
yang paling lemah adalah benar. Bahkan hanya satu aspek yang beresiko dari
sebuah proses peluncuran (launching) bisa benar-benar mengurangi nilai produk
tersebut.
Keuntungan terbesar dari sistem ini adalah Anda bisa memperoleh estimasi
yang lebih akurat tentang kemungkinan produk tersebut akan sukses, jadi
perusahaan-perusahaan dapat membuat standar aksi-aksi yang harus dilakukan,
seperti hanya memilih untuk me-launching sebuah produk setelah kemungkinan
suksesnya sudah lebih dari 65 persen

Strategi Pengembangan Produk Baru
Dalam pengembangan produk baru, tahapan awal yang harus
diperhatikan adalah tahap perencanaan produk. Perencanaan produk yang
matang akan meningkatkan keberhasilan dalam pengembangan produk baru.
Seorang perencana harus membuat karakteristik produk yang akan
dihasilkan dengan asumsi-asumsi :
1. Produk tersebut termasuk produk pioner apa produk follower (pengikut).
2. Memilih produk yang benar-benar baru atau perluasan merk.
3. Produk tersebut termasuk kategori barang konsumsi atau barang bisnis.
4. Produk tersebut bagi masyarakat termasuk kebutuhan pokok, sekunder
atau tersier.
5. Produk tersebut digunakan untuk semua orang atau kalangan terbatas.
6. Produk tersebut digunakan untuk semua usia atau hanya umur tertentu
saja.

Produk pioner atau produk permulaan membutuhkan waktu serta
biaya yang cukup banyak untuk dikenal oleh masyarakat. Namun
keberhasilan produk pioner akan mampu memonopoli produk tersebut
sampai saat produk follower mengikuti. Produk pioner yang berhasil akan
selalu dipakai konsumen dan malah akan dijadikan sebutan untuk nama
barang tersebut. Seperti sepeda motor Merk Honda, pioner sepeda motor di
Indonesia ini hingga saat ini masih menjadi produk yang sangat digemari
oleh konsumen. Bahkan dibeberapa daerah di tanah air menyebut sepeda
motor itu hanya Honda, meskipun yang dipakai oleh orang tersebut berasal
dari merk lain.
Disisi lain produk pioner, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.,
produsen Mie Instan meluncurkan Mie Instan dengan tiga merk sekaligus
dengan kualitas yang berbeda disesuaikan dengan segmen/karakteristik
konsumen. Indomie untuk kelas atas, Supermie untuk menengah dan Sarimi
untuk kelas bawah. Dengan segmentasi produk ini ternyata produk-produk
tersebut mampu bertahan disegmennya masing-masing bahkan menjadi
produk nomor satu.
Keberhasilan kedua macam produk diatas tidak terlepas dari asumsi
masyarakat bahwa sepeda motor dan mie instan termasuk kebutuhan utama
saat ini. Karena nilai manfaat produk inilah maka dengan mudah diterima
oleh masyarakat konsumen. Produk pioner akan berhasil jika produk tersebut
memberikan manfaat yang sangat signifikan bagi konsumen.
Produk follower (pengikut) lebih mudah melakukan penetrasi ke
pasar. Namun produk follower yang tidak memiliki keunggulan komparatif
dan kompetitif akan kalah bersaing dengan produk yang sudah ada. Salah
satu contohnya adalah produk-produk dari China. Sepeda Motor produk
China dengan berbagai merk banyak yang tidak mampu bersaing dengan
produk Jepang. Hal ini dikarenakan kualitas produk sepeda motor China

masih dibawah produk Jepang. Sedangkan Hann Phone (HP) produksi China
saat ini sudah mampu merebut sebagian pangsa pasar HP di Indonesia. HP
produksi China saat ini memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan merk
yang sudah lama beredar. Keunggulan kompetitif tersebut antara lain ; harga
yang murah dengan fasilitas dan fitur sama atau bahkan melebihi fasilitas
merk HP yang sudah ada, dan kualitas produk juga tidak terlalu berbeda
jauh.
Produk-produk yang sudah memiliki ekuitas merk yang kuat dalam
pengembangan produk lebih banyak menggunakan strategi perluasan merk
dari pada membuat produk baru dengan merk baru. Hal ini dilakukan untuk
menekan biaya promosi karena produk sudah dikenal oleh masyarakat. Salah
satu contoh strategi perluasan merk adalah Produk sepeda motor Honda
Supra. Dalam pengembangan Merk Honda Supra selalu mengikuti sejak dari
Honda Supra 100 cc, Honda Supra X 110 cc, Supra XX 110 cc, Supra X 200
cc hingga Supra X injection. Hal ini dilakukan karena Honda Supra sudah
dikenal oleh masyarakat secara luas dengan kualitas yang sudah tidak
meragukan. Sebenarnya dalam pengembangan produk baru ini, Honda juga
membuat beberapa varian dengan merk baru, seperti Honda Legenda, Honda
Revo, Honda Blade, meskipun mampu melakukan penetrasi pasar, namun
penjualannya masih kalah dari Honda Supra.
Contoh lain pengembangan produk baru dengan strategi perluasan
merk adalah produk Indomie rasa nusantara dengan berbagai varian rasa
yang berbeda-beda disesuaikan dengan selera masing-masing daerah.
Demikian juga produk dari PT. Unilever, Tbk., jika dulu kita mengenal
produk sabun mandi merk Lifebuoy begitu menguasai pasar hingga saat ini,
akhirnya produk tersebut berkembang ke produk sampoo dengan merk yang
sama.

Pada pengembangan produk pertanian, produk akan berhasil jika
mengikuti isu atau perkembangan informasi yang terbaru. Isu yang
berkembang saat ini adalah masalah lingkungan dengan adanya global
warmning, back to nature dan penggunaan produk organik. Produk pertanian
akan mudah diterima konsumen jika produk tersebut memiliki perbedaan
yang sangat jelas dari produk yang sudah ada sebelumnya. Hal ini
dikarenakan produk pertanian pada umumnya adalah produk follower.
Sebagai contoh, peluncuran produk Bakpao Telo yang cukup sukses di
Malang. Bahan baku bakpao telo yang berasal dari ketela bagi konsumen
merupakan hal yang baru dan memiliki perbedaan yang cukup jelas dari
produk bakpao yang telah ada dengan bahan baku dari tepung.
Penggunaan teknologi untuk pengolahan produk pertanian juga
cukup memberi kekuatan kepada produk pertanian untuk penetrasi pasar. Hal
ini dikuatkan dengan adanya pengolahan produk buah-buahan menjadi
keripik, seperti kripik apel, kripik nanas, kripik nangka dan jenis buahbuahan lain yang selama ini dikonsumsi dalam bentuk buah segar. Dengan
teknologi pengeringan untuk buah basah dan dikemas secara bagus
menggunakan alumunium oil menjadikan produk tersebut menarik bagi
konsumen.

MANAJEMEN PENGEMBANGAN
PRODUK BARU

Dosen Pembimbing : Muhammad Basyir S.E., M.M
NIP.197505212006041001

Disusun oleh :
Nama : Inten Sueni
NIM : 1501150010039
Prodi : Manajemen Unsyiah PSDKU Gayo Lues