Bentuk Bentuk Kapitalisme Negara dan Keb

Halida Rizkina_Kelas A_Week 4

Bentuk-Bentuk Kapitalisme Negara dan Keberhasilannya
Intervensi negara dalam ekonomi mempunyai makna yang berbeda antara negara maju dan
berkembang. Dalam negara maju, intervensi negara digunakan untuk mengurangi dampak
negatif dari resesi global dan mengembalikan kekuatan ekonomi setelah resesi. Jarang sekali
kontrol negara dalam intervensi akan tetap dilakukan setelah resesi berakhir. Namun lain halnya
dengan negara berkembang, di mana kontrol negara yang lebih ketat di bidang ekonomi
merupakan cara pemerintah negara tersebut menolak doktrin pasar bebas (Bremmer 2009, 40).
Fenomena kontemporer yang menjadi bentuk intervensi negara dalam ekonomi adalah state
capitalism atau kapitalisme negara. Contoh dari kapitalisme ini adalah perusahaan minyak
terbesar di dunia dan 75% dari cadangan energi dunia yang dimiliki oleh negara. Negara juga
kini memiliki portofolio investasi atau sovereign wealth funds sebesar 1/8 dari total investasi
global. Contoh-contoh tersebut menunjukkan besarnya power ekonomi global yang dimiliki oleh
otoritas negara (Bremmer 2009, 40).
Kapitalisme negara mempunyai empat bentuk utama yaitu korporasi minyak nasional,
perusahaan milik negara, perusahaan swasta—yang didukung negara—dan sovereign wealth
funds (SWF). 13 korporasi minyak terbesar di dunia dimiliki dan dikontrol oleh negara sepert
Saudi Aramco miliki Arab Saudi, Petróleos de Venezuela, Gazprom dan Rosneft milik Rusia,
Petronas milik Malaysia dan Petrobras milik Brasil. Perusahaan multinasional kini hanya
memproduksi 10% minyak dunia dan hanya memiliki 3% cadangan minyak dunia (Bremmer

2009, 42). Perusahaan milik negara kini juga merambah ke banyak sektor. Tidak hanya
mengontrol pasar, negara kini menggunakan pasar untuk memperkuat posisi politik domestik
mereka. Sektor-sektor yang dipilih oleh perusahaan milik negara beragam mulai dari petrokimia,
pembangkit tenaga listrik, pertambangan, produksi besi sampai aviasi. Beberapa perusahaan
milik negara bertumbuh menjadi sangat besar seperti perusahaan rel kereta nasional India yang
mempekerjakan karyawan nun militer terbanyak di dunia yaitu lebih dari 1.4 miliar pekerja
(Bremmer 2009, 42).
Perusahaan swasta yang didukung negara juga merupakan salah satu bentuk kapitalisme negara.
Perusahaan ini menerima dukungan dari pemerintah dalam bentuk kredit, kontrak dan subsidi.
Negara mendukung perusahaan-perusahaan ini untuk menempatkan mereka di depan perusahaan
asing dan memungkinkan mereka menjadi dominan di ekonomi domestik pasar ekspor. Sebagai

Halida Rizkina_Kelas A_Week 4

gantinya, perusahaan swasta ini menggunakan pengaruh pemerintah untuk mengalahkan
perusahaan domestik yang lebih kecil agar ekonomi negara lebih mudah dikontrol melalui
perusahaan tersebut saja. Contoh dari fenomena ini adalah oligarki Rusia yang dekat dengan
Kremlin, yaitu Norilsk Nickel, Novolipetsk Steel, NMK Holding, Evraz, SeverStal dan
Metalloinvest. Begitu juga di Tiongkok di mana AVIC, Huawei dan Lenovo merupakan
perusahaan-perusahaan besar yang dikontrol oleh sekelompok kecil pengusaha (Bremmer 2009,

43).
Bentuk kapitalisme negara terakhir yaitu, sovereign wealth funds (SWF) digunakan untuk
pembiayaan perusahaan-perusahaan yang telah disebutkan sebelumnya. Pemerintah tidak bisa
secara cuma-cuma mencetak uang untuk pembiayaan perusahaan karena adanya ancaman inflasi.
Mereka juga tidak bisa menggunakan anggaran negara secara langsung karena dapat merugikan
negara saat ekonomi domestik memburuk (Bremmer 2009, 43). Karena alasan itu, SWF menjadi
banyak dipakai. SWF digunakan sebagai tempat penyimpanan mata uang asing berlebih dari
hasil ekspor atau manufaktur. SWF berbentuk dana investasi yang dimiliki negara di sektor mata
uang asing, obligasi pemerintah, real estat, logam mulia, dan juga kepemilikan di perusahaan
domestik maupun asing. Berbeda dari investasi pada umumnya, selain mengharapkan
keuntungan ekonomi, SWF juga mengharapkan keuntungan politik (Bremmer 2009, 44).
Pemerintah mempunyai banyak cara untuk melindungi bentuk-bentuk kapitalisme negara di atas.
Perusahaan minyak nasional mempunyai uang yang lebih banyak ketimbang kompetitor
swastanya akibat subsidi pemerintah. Hal tersebut memungkinkan perusahaan minyak nasional
membayar supplier dengan harga di atas harga pasar untuk menjamin persetujuan jangka
panjang. Pemerintah juga dapat menggunakan pinjaman pembangunan untuk negara supplier
minyak bila perusahaan minyak nasional membutuhkan bantuan lebih (Bremmer 2009, 45). Bila
krisis ekonomi melanda, perusahaan nasional maupun perusahaan swasta yang didukung
pemerintah akan lebih mungkin di-bail out oleh negara, seperti yang terjadi di Tiongkok dan
Rusia pada krisis ekonomi 2008 dan 2009 (Bremmer 2009, 50). Untuk melindungi SWF, negara

kerap memperlakukan data investasi dan manajemen SWF sebagai rahasia negara. Hal ini
dikarenakan motif dari SWF sangat erat dengan motif politik (Bremmer 2009, 48).
Dengan perlindungan dari pemerintah, beberapa kritikus menganggap kapitalisme negara tidak
memberi jalan bagi inovasi industri. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar, mengingat

Halida Rizkina_Kelas A_Week 4

Brasil menjadi contoh bagaimana sistem kapitalisme negara dapat membangun industri yang
inovatif. Pemerintah Brasil telah mengintervensi ekonomi dengan insentif, pinjaman dan subsidi
untuk mempromosikan industri yang seharusnya membutuhkan investasi jangka panjang dari
sektor swasta bila ingin berkompetisi dengan A.S dan Eropa. Di saat yang sama, untuk
menghindari kungkungan politik, pemerintah Brasil berhasil membentuk manajemen yang
independen (Kurlantzick 2012).
Sebagai contoh, 30 tahun yang lalu, pemerintah Brasil memberikan perusahaan manufaktur
aviasi, Embraer, kontrak dan subsidi dengan tujuan mendominasi sektor aviasi regional. Tanpa
investasi swasta, Embraer dianggap akan gagal, namun yang terjadi justru sebaliknya saat
Embraer menjadi produsen jet regional terbesar di dunia. Petrobras, perusahaan minyak nasional
yang dimotori manajemen independen juga dapat bersaing dengan perusahaan multinasional
besar seperti Chevron, Shell dan BP dengan investasi teknologi deep-sea drilling (Kurlantzick
2012). Dengan memilih industri yang dapat unggul dan mendukungnya tanpa investasi swasta,

Brasil telah menciptakan perusahaan-perusahaan kompetitif dari bidang aviasi hingga energi.
Kini, pemerintah Brasil kerap mendukung perusahaan dengan menjadi pemegang saham
minoritas atau cara tidak langsung lainnya untuk menjaga independensi perusahaan. Sebagai
hasilnya, banyak perusahaan yang didukung pemerintah Brasil berhasil melewati krisis ekonomi
global dengan lebih baik daripada kompetitor swastanya akibat dukungan pemerintah
(Kurlantzick 2012).
Kesimpulannya, kapitalisme negara adalah alat pemerintah untuk menggunakan pasar sebagai
modal kekuatan politik dan juga ekonomi. Bentuk kapitalisme negara berupa perusahaan minyak
nasional, perusahaan milik negara, perusahaan swasta yang didukung negara dan sovereign
wealth funds. Dikarenakan pentingnya kapitalisme negara untuk pemerintah, maka pemerintah
banyak mendukung bentuk-bentuk kapitalisme negara dengan cara perlindungan finansial
maupun politik agar mereka dapat berkompetisi dengan kompetitor swastanya.
Referensi :
Bremmer, Ian. 2009. ‘State Capitalism comes to age: the end of free market,’ dalam Foreign
Affairs. May/June.

Halida Rizkina_Kelas A_Week 4

Kurlantzick, Joshua. 2012. ‘The rise of innovative state capitalism’, dalam Bloomberg [Online].
http://www.bloomberg.com/news/articles/2012-06-28/the-rise-of-innovative-statecapitalism (diakses pada 3 Oktober 2016).