KASUS LIMBAH B3 PELEDAKAN PLTN CHERNOBYL

KASUS LIMBAH B3 PELEDAKAN PLTN
CHERNOBYL
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengelolaan Limbah B3
Asuhan M. Firmansyah S.T, M.T.

Oleh
Helda Zakiya Fitri

H1E114043

Gusti Selvia Ayu A

H1E114042

Titis Sofi Hanifa

H1E114229

Dimas Naufal S


H1E114236

M. Ramadan Noor

H1E114224

Erika Meilani

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU

2015/2016

Kata Pengantar

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada umat-Nya. Atas berkatNya pula penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ledakan PLTN Chernobyl“ ini tepat pada waktunya. Adapun penulisan makalah

ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Limbah B3.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada M. Firmansyah S.T, M.T selaku
dosen mata kuliah Pengelolaan Limbah B3.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan. Oleh
karena itu, kami selaku tim penulis sekaligus penyusun mengharapkan kritik,
saran, bimbingan serta nasihat yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Besar harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kami tersendiri serta
bagi pembaca dalam meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar.

Banjarbaru,

Oktober 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1


Latar Belakang Masalah
Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA

(Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah bahan
yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan
gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
Mengingat penting dan dampaknya Bahan Berbahaya dan Beracun bagi
manusia, lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lainnya, pemerintah melakukan pengaturan ketat. Pengaturan pengelolaan
B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, penggunaan, hingga
pembuangan limbah B3.

1.2


Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa definisi dari limbah B3 ?
2. Apa hubungan dari radiasi radioaktif dengan limbah B3?
3. Apa yang dimaksud dengan tragedi Chernobyl?

4. Bagaimana cara meminimalisir kandungan radiasi di daerah yang terkontaminasi
radiasi?
1.3

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Agar kita mengetahui definisi limbah B3
2. Agar kita mengetahui hubungan dari radiasi radioaktif dengan limbah B3
3. Agar kita mengetahui mengenai tragedy Chernobyl
4. Agar kita mengetahui cara meminimalisir kandungan radiasi di daerah yang
terkontaminasi radiasi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1

PENGERTIAN LIMBAH B3
Limbah B3 sendiri adalah singkatan dari limbah bahan berbahaya dan

beracun (B3). Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3,
pengertian limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Banyak kita jumpai
barang buangan di tempat sampah atau pengumpul barang bekas merupakan
limbah B3.
Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3
adalah hal yang penting dan mendasar. Prinsip pengelolaan limbah B3 adalah
from cradle to grave, yaitu pencegahan pencemaran yang dilakukan dari sejak
dihasilkannya limbah B3 sampai dengan ditimbun/dikubur. Fase-fase pengelolaan

limbah

tersebut meliputi;

dihasilkan,

dikemas

digudangkan/penyimpanan

ditransportasikan, didaur ulang, diolah dan ditimbun/dikubur. Pada setiap fase
pengelolaan limbah tersebut ditetapkan upaya pencegahan pencemaran terhadap
lingkungan dan yang menjadi penting adalah karakteristik limbah B3 nya, hal ini
karena

setiap

usaha

pengelolaannya


harus

dilakukan

sesuai

dengan

karakteristiknya.
2.1.1

Karakteristik Limbah B3
Selain berdasarkan sumbernya (Lampiran 1,2 dan 3 PP 85/1999), suatu

limbah dapat diidentifikasi sebagai limbah B3 berdasarkan uji karakteristik.
Karakteristik limbah B3 meliputi:
- mudah meledak
- mudah terbakar
- bersifat reaktif


- beracun
- menyebabkan infeksi
- bersifat korosif
Suatu

limbah

diidentifikasikan

sebagai

limbah

B3

berdasarkan

karakteristiknya apabila dalam pengujiannya memiliki satu atau lebih kriteria atau
sifat karakteristik limbah B3.


2.1.2

Macam Limbah Beracun

1. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
2. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,
percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau
terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
3. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena
melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak
stabil dalam suhu tinggi.
4. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit
bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
5. Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang
terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti
bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena

infeksi.
6. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada
kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0
untu k limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat
basa.
Sumber: Buku PLH, PLPH, Lembaga Penelitian Univ. Negeri Malang, 2009

2.1.3

Hubungan limbah B3 dengan radiasi Radioaktif
Sebenarnya definisi dari limbah radioaktif adalah bagian dari limbah

bahan berbahaya dan beracun (B3), namun ada kalanya sebagian masyarakat
membedakan jenis limbah tersebut. Menurut pandangan terakhir ini, terdapat
istilah mixed waste (limbah campuran), yaitu limbah yang mengandung campuran
unsur radioaktif sekaligur B3. Sebagian contoh, dalam,proses pembuatan bahan
bakar uranium, terdapat limbah yang mengandung asam (B3) dan radionuklida
sekaligus. Sehingga dalam penanganannya, kedua sifat bahaya tersebut (B3 dan
radioaktif) harus selalu dipertimbangkan.
2.2


SEJARAH DAN PENYABAB LEDAKAN PLTN CHERNOBYL
Chernobyl adalah sebuah kota tak berpenghuni di ukraina utara, tepatnya

di Oblast Kiev dekat dengan perbatasan Belarusia. Chernobyl terletak di koordinat
51°38′ lu 30°11′ bt sekarang kota ini masih berpenghuni walau hanya sedikit.
Kota ini ditinggalkan penghuninya tahun 1986 setelah bencana ledakan
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang terkenal sebagai bencana Chernobyl
yang terletak 14,5 km utara-barat laut. Tingkat radiasi di kota ini masih dalam
keadaan kritis,yaitu pada 5,6 roentgen per second (r/s) (0.056 grays per second,
atau gy/s). Pembangkit tersebut dinamakan sesuai dengan nama kotanya, dan
terletak di Chernobyl raion (distrik), tetapi bukan merupakan tempat tinggal bagi
pekerjanya. Pada saat pembangunan pembangkit tersebut, sebuah kota kembar,
Prypiat dibangun didekatnya untuk para pekerjanya.
Sejarah tragedi chernobyl tanggal 26 april 1986, 29 tahun lalu, pukul 01.23
terjadi ledakan pada unit 4 PLTN Chernobyl. Peristiwa ini menggemparkan dunia
karena mengingatkan kembali pada ledakan bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang, saat berkecamuk perang dunia 2 yang menewaskan sekitar
220.000 orang. Trauma Hiroshima dan Nagasaki belum hilang dari ingatan orang,
muncul kembali peristiwa Chernobyl yang termasuk kecelakaan terbesar pada pltn
selama kurang lebih 60 tahun. Berbagai media cetak dan elektronik sejagat
memberitakan tragedi itu secara beragam baik yang bersifat normatif, emosional,
ataupun bombastis. Trauma yang melanda masyarakat di lokasi kejadian dan

sekitarnya akibat peristiwa Chernobyl menjadikan setiap tanggal 26 april pukul
01.23 lonceng berdentang-dentang di Ukraina.
Penyebab kecelakaan reaktor chernobyl jenis rbmk didirikan di atas tanah
rawa di sebelah utara ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara kiev. Reaktor unit 1
mulai beroperasi pada 1977, unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4 pada
1983. Sebuah kota kecil, Pripyat, dibangun dekat PLTN Chernobyl untuk tempat
tinggal pekerja pembangkit itu dan keluarganya. Tipe PLTN Chernobyl dirancang
untuk menghasilkan “plutonium” guna pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe
PLTN berfungsi ganda seperti ini tidak ada di negara-negara barat, seperti, AS dan
Prancis, yang merupakan negara pioner PLTN di samping Uni soviet (pada waktu
itu) sebagai pioner pertama.
Secara garis besar, bencana chernobyl dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada 25 april 1986 reaktor unit 4 direncanakan dipadamkan untuk perawatan
rutin. Selama pemadaman berlangsung, teknisi akan melakukan tes untuk
menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin dapat
menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin tetap bekerja
sampai generator kembali beroperasi. Proses pemadaman dan tes dimulai pukul
01.00 pada 25 april. Untuk mendapatkan hasil akurat, operator memilih
mematikan beberapa sistem keselamatan, yang kemudian pilihan ini yang
membawa malapetaka. Pada pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama
sembilan jam akibat peningkatan permintaan daya di kiev. Proses pemadaman dan
tes dilanjutkan kembali pada pukul 23.10 25 april. Pada pukul 01.00, 26 april,
daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada pada situasi yang
membahayakan. Operator berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi
reaktor menjadi tak terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat
menangani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya
reaktor meledak pada pukul 01.30. Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7
(level paling atas) yang disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang
ditentukan INES (the international nuclear event scale). Di samping kesalahan
operator yang mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure),
pltn chernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan

oleh IAEA (international atomic energy agency). PLTN Chernobyl tidak
mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin
keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor.
Apabila PLTN Chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi
ledakan kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung
oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan dengan
tidak memiliki kungkungan. Secara perinci, kecelakaan itu disebabkan, pertama,
desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah – daya reaktor bisa naik cepat
tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment).
Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara. Kedua,
pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang
kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap
terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa
memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi
reaktor. Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya
keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui
sebelum kecelakaan terjadi.
Penilaian atas berbagai kelemahan PLTN Chernobyl menghasilkan
evaluasi internasional bahwa jenis kecelakaan seperti ini tidak akan mungkin
terjadi pada jenis reaktor komersial lainnya. Evaluasi ini ditetapkan demikian
karena mungkin berdasarkan analisis jenis reaktor lain yang memenuhi
persyaratan keselamatan yang tinggi, termasuk budaya keselamatan yang dimiliki
para operator sangat tinggi.

2.3 DAMPAK DAN PENANGANAN LEDAKAN PLTN CHERNOBYL
Dampak kecelakaan pada 2003, IAEA membentuk “forum chernobyl”
bekerja sama dengan organisasi PBB lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP, Unocha, Un-scear, bank dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan
Rusia. Forum ini bekerja untuk menjawab pertanyaan, “sejauh mana dampak
kecelakaan ini terhadap kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan

beserta penduduknya.” laporan ini diberi nama “cherno- byl legacy”. Diperkirakan
semula dampak fisik akan begitu dahsyat. Artinya, akan menimbulkan korban
jiwa yang luar biasa banyaknya. Namun, ternyata data sampai dengan 2006,
jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28 orang (para likuidator terdiri
dari staf pltn, tenaga konstruksi, dan pemadam kebakaran) meninggal pada 3
bulan pertama setelah kecelakaan, 19 orang meninggal 8 tahun kemudian, dan 9
anak lainnya meninggal karena kanker kelenjar gondok. Sebanyak 350.000 l
ikuidator yang terlibat dalam proses pembersihan daerah PLTN yang kena
bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal di belarusia, ukraina, dan rusia,
yang terkena kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di
daerah yang dikategorikan sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi
seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan
dampak terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk anomali.
Di sisi lain, hasil studi dan penelitian terhadap likuidator menunjukkan
bahwa “tidak ada korelasi langsung antara kenaikan jumlah penderita kanker dan
jumlah kematian per satuan waktu dengan paparan radiasi chernobyl. Kemudian
pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang terobservasi di
belarusia, ukraina, dan rusia pada anak-anak dan remaja 0-18 tahun ketika terjadi
kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun. Selama perawatan
mereka yang kena kanker, di belarusia meninggal delapan anak dan di rusia
seorang anak. Yang lainnya selamat. Berdasarkan laporan “chernobyl lecacy”,
sebagian besar daerah pemukiman yang semula mendapat kontaminasi zat
radioaktif karena kecelakaan pltn chernobyl telah kembali ke tingkat radiasi latar,
seperti sebelum terjadi kecelakaan. Dampak psikologis adalah yang paling
dahsyat, terutama trauma bagi mereka yang mengalaminya seperti stres, depresi,
dan gejala lainnya yang secara medis sulit dijelaskan. Akibat kecelakaan itu,
IAEA dan semua negara yang memiliki PLTN membangun konsensus
internasional untuk selalu menggalang dan memutakhirkan standar keselamatan.
Di sisi lain, pihak yang anti-pltn telah menggunakan isu kecelakaan di
chernobyl sebagai bahan kampanye untuk menolak kehadiran PLTN, termasuk di
indonesia, dengan berbagai informasi yang keliru karena ketidaktahuan akan

kebenaran informasi sebab terjadinya kecelakaan chernobyl. Belajar dari
kecelakaan chernobyl, IAEA telah menetapkan standar tambahan untuk
memperkuat

syarat

keselamatan

yang

tinggi

bagi

pembangunan

dan

pengoperasian PLTN, antara lain, perbaikan desain sampai pada generasi ke-4,
aturan main dalam bentuk basic safety, dan berbagai konvensi keselamatan.
kesedihan yang tersisa dari Tragedi Chernobyl. Tragedi Chernobyl sudah 29 tahun
berlalu, namun kesedihan dan duka yang tersisa bagi korban masih dirasakan
hingga kini bahkan sampai akhir hayatnya.
Didapat sampai saat ini adalah kanker ganas pada anak-anak yang baru
lahir, kematian dalam jangka waktu yang diprediksi bagi para pekerja saat
membereskan reruntuhan ledakan di kota itu, mutasi genetik luar biasa turun
temurun yang menyebar di hampir sebagian dari wilayah Eropa.
Tragedi Chernobyl adalah bencana nuklir terburuk dalam sejarah
peradaban umat manusia. Petaka yang menghantui Ukraina tersebut berawal pada
26 April 1986, yakni ketika satu dari empat reaktor nuklir di pembangkit listrik
Chernobyl, di utara Ukraina, meledak. Radiasi yang dilepaskan ledakan itu 100
kali lebih besar daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Daerah separuh luas Italia terkontaminasi dan radiasinya menyebar di sebagian
besar wilayah bekas Uni Soviet dan sebagian Eropa bagian utara. Reruntuhan
reaktor 4 Chernobyl Hanya beberapa bulan setelah kecelakaan itu, reaktor ditutup
dengan sebuah selubung beton yang dirancang untuk menyerap radiasi dan
menyimpan sisa bahan bakar. Namun, sarkofagus hanya dimaksudkan sebagai
solusi sementara dan dirancang untuk bertahan 20-30 tahun. Chernobyl
sarkofagus.
Pada saat ini, dua dekade sejak kecelakaan yang menewaskan 31 orang
dan membuat 135 ribu lainnya mengungsi itu sudah lewat. Benteng beton itu
mulai rapuh akibat pembangunan tergesa-gesa dalam tempo singkat. Kebocoran
telah terjadi selama lebih dari 10 tahun terakhir. Jika sarkofagus itu roboh,
dikhawatirkan puluhan ton debu radioaktif akan terlepas. Kota yang ditinggalkan
Untuk mencegah hal itu, Presiden Ukraina Viktor Yushchenko telah meneken
kontrak US$ 505 juta atau Rp 4,6 triliun dengan sebuah konsorsium perusahaan

konstruksi Prancis, Novarka, Bouygues, dan Vinci. Sebuah kubah baja padat akan
menutup seluruh area itu dan menghentikan kebocoran. Struktur berbentuk kubah
itu disebut new safe confinement (NSC), yang dijamin aman dan bisa mengurung
semua radioaktif di dalamnya. Bangunan mirip hanggar pesawat terbang itu
panjangnya 150 meter dan tinggi 105 meter. Sengaja dibuat cukup tinggi agar
memudahkan pekerjaan pembongkaran puing reaktor, bahan radioaktif, dan
sarkofagus sebelum ditutup untuk selamanya.
Pada acara penandatanganan kontrak, Yushchenko mengungkapkan
kelegaannya. “Untuk pertama kalinya, kami bisa berkata dengan jujur kepada
bangsa dan komunitas internasional,” kata Yushchenko. “Hari ini jawaban
terhadap masalah penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl telah
ditemukan . Upaya menghapus beban itu memang tak mudah. Berulang kali
Ukraina “mengemis” bantuan kepada Uni Eropa dan negara barat lainnya untuk
mendanai sebuah shelter baru pengganti sarkofagus. Pertengahan September lalu,
masyarakat internasional setuju membantu negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Proyek itu dibiayai oleh dana internasional yang dikelola European Bank for
Reconstruction and Development. Juru bicara bank itu, Anton Usov, mengatakan
untuk perancangan shelter itu saja perlu satu setengah tahun dan empat tahun lagi
untuk pembangunannya. Keseluruhan proyek menutup reaktor itu dimulai sejak
1997, termasuk memperkuat sarkofagus, pemantauan radiasi, dan pelatihan ahli.
Total dana yang dibutuhkan sekitar US$ 1,39 miliar atau 12,7 triliun. Mereka juga
menandatangani kontrak US$ 200 juta dengan Holtec International di New Jersey
untuk penonaktifan pembangkit tenaga nuklir itu. Proyek ini termasuk
membangun sebuah fasilitas penyimpanan untuk bahan bakar nuklir yang terkena
radiasi, yang digunakan tiga reaktor lain selama 23 tahun masa operasi
pembangkit itu sebelum ditutup pada 2003. Novarka akan merakit kubah
pelindung tersebut langsung di lokasi, 100 kilometer utara Kiev pada bulan ini.
Setelah selesai, kubah ini langsung digeser menggunakan rel ke atas reaktor
keempat dan membungkusnya rapat-rapat. Berat kubah baja ini sekitar 18 ribu
ton, dua kali lipat berat Menara Eiffel.

Diperkirakan pada 2012 pekerjaan mempreteli sarkofagus dan reaktor itu
sudah komplet. “Tidak ada lagi Chernobyl,” kata pemimpin Vinci Yves-Thibault
de Silguy. “Tujuan akhir dari pelindung ini adalah pembongkaran total.” Kubah
itu akan memberikan lampu hijau bagi rencana peremajaan industri nuklir yang
mengalami stagnasi selama 20 tahun karena Chernobyl. “Saya yakin kelanjutan
pengembangan pembangkit nuklir di dunia bergantung pada penemuan solusi
dalam kasus Chernobyl,” kata De Silguy. “Hari ini kami mempunyai sinyal amat
penting bagi dunia.” Disisi lain, bencana nuklir Chernobyl, yang menjadi terbesar
di dunia tahun 1986 memberi pelajaran betapa berbahayanya kecelakaan nuklir
saat itu. Coba simak beberapa petikan dari kasus Chernobyl ini. Dua puluh satu
tahun lalu, tepatnya 26 April 1986 di Pripyat, sebuah kota berpenduduk 50.000
jiwa raktor nomor empat di Pembangkit Listrik Chernobyl meledak. Tiga puluh
orang langsung tewas dalam ledakan dan kebakaran tersebut. Reaktor ini terbakar
selama sepuluh hari dan mengkontaminasi sekitar 142 ribu kilometer persegi di
utara Ukraina, selatan Belarusia dan wilayah Bryansk di Rusia. Dan inilah
kecelakaan nuklir paling buruk di dunia. Partikel akibat ledakan itu mengandung
radio aktif 400 kali lebih banyak dari ledakan bom atom Hiroshima dan memaksa
sepertiga juta orang mengungsi dari kediamannya serta menyebabkan epidemic
kanker tiroid (gondok) pada anak-anak.
Biaya kerugian ekonomi, kesehatan dan pembersihan kompensasi, dan
kerugian produktivitas meningkat berlipat-lipat dalam miliaran dolar. Perkiraan
awal bahwa ratusan atau ribuan orang akan tewas akibat bencana itu, memang tak
terbukti. Tetapi kerusakan genetis akibat bencana itu perlahan akan menimbulkan
efek negative. Prakiraan dari pihak berwenang tahun lalu menyatakan bahwa
kanker yang dipicu Chernobyl akan menewaskan 4000 jiwa. Teknologi, sebuah
hal yang bisa memberikan manfaat besar bagi manusia dan apapun, namun bisa
menjadi sebuah musibah besar pula bila kita tidak bisa mengatur dan
mengendalikannya.

BAB III
PENUTUP
Bencana Chernobyl merupakan salah satu bencana limbah B3 terbesar
didunia.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MEKANIK BRIKET LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON DENGAN VARIASI TEKANAN

32 323 106

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 STUDI KASUS PENGONTROL SUHU ALIRAN AIR DALAM PIPA DENGAN METODE KONTROL FUZZY LOGIK

28 240 1

PENGARUH PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN TERHADAP KINERJA SALURAN DRAINASE DI SUB DASAMPRONG (STUDY KASUS DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG)

7 130 1

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

STUDI POTENSI TOLERANSI ISOLAT FUNGI LIMBAH COMBERAN TERHADAP DETERGEN, SABUN MANDI DAN SABUN COLEK KAWASAN PADAT HUNI DI KOTA MALANG

1 30 1

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

7 72 52