S BIO 1001069 Chapter3

(1)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 12 Bandung. Pelaksanaan dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu tepatnya tanggal 3 dan 10 April di kelas VII C dan 16 dan 23 April 2014 di kelas VII I.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMPN 12 Bandung, dan sebagai sampel penelitian ini diambil dari kelas VII C dan VII I dengan pertimbangan bahwa materi yang diberikan merupakan materi ekosistem. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak yaitu, peserta didik kelas VII C sebagai kelas yang dibelajarkan oleh calon guru/guru PPL dan kelas VII I sebagai kelas yang dibelajarkan oleh guru yang berpengalaman/guru pamong. Keseluruhan peserta didik dalam setiap kelas berjumlah 37 peserta didik. Peserta didik pada kedua kelas ini melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan kerja ilmiah dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya Best (dalam Sukardi, 2003). Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengelola instrumen yang mengandung arti bahwa peneliti sebagai pengamat dan pengumpul data.

Hasil akhir yang diharapkan dari penilaian ini berupa data profil yang lengkap mengenai penerapan keterampilan kerja ilmiah dan hasil kognitif peserta didik dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem. Penelitian didesain untuk dilaksanakan oleh peserta didik kelas VII sebanyak dua kelas dengan konsentrasi


(2)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pelaksanaan pembelajaran dibimbing oleh guru PPL dan guru pamong. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data gambaran penerapan keterampilan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok yang didapat melalui pengisian instrumen berupa lembar observasi dan LKS, serta gambaran mengenai hasil belajar kognitif peserta didik yang dilakukan dalam kerja kelompok mengenai konsep yang sedang dipelajari yang didapat melalui pengisian tes kognitif peserta didik dalam kerja kelompok. Pengambilan data dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.

C. Definisi Operasional

Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah-istilah yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Keterampilan kerja ilmiah

Keterampilan kerja ilmiah yang dimaksud adalah pencapaian penerapan kemampuan peserta didik untuk melakukan kerja ilmiah dengan baik dan cermat (dengan keahlian) dalam kerja kelompok yang mencakup keterampilan dalam merencanakan pengamatan ilmiah, melaksanakan pengamatan ilmiah dan mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah. Pencapaian penerapan keterampilan kerja ilmiah peserta didik pada ketiga tahapan tersebut dideskripsikan melalui lembar observasi dan didukung oleh hasil rekaman video selama berlangsungnya proses pembelajaran. Masing-masing indikator dari setiap tahapan keterampilan kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh maing-masing kelompok peserta didik

dengan diberi tanda ceklis (√) lalu di jumlahkan dalam bentuk presen. 2. Pembelajaran Kelompok Kecil

Pembelajaran kelompok kecil yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri atas 5-8 orang peserta didik. Peserta didik dalam kelompok kecil merupakan anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Peserta didik bekerja sama untuk memecahkan masalah kelompok.


(3)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan beberapa instrumen yang akan digunakan. Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang dapat menjawab setiap permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pelaksanaan kerja ilmiah untuk mengukur keterampilan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok, dan tes kognitif yang berupa soal uraian untuk mengukur pengetahuan kognitif peserta didik dalam kerja kelompok mengenai konsep ekosistem.

a. Tes Hasi Belajar Kognitif

Tes hasil belajar kognitif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kognitif peserta didik mengenai materi pembelajaran. Jenis tes yang digunakan adalah tes bentuk uraian. Soal uraian yang diberikan berjumlah 4 soal. Soal yang digunakan oleh peserta didik baik yang dibimbing oleh guru pamong maupun guru PPL dengan soal yang berbeda. Kompetensi pada soal kognitif pada materi ekosistem tertera pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

Tabel 3.1 Tes Kognitif Materi Ekosistem kelas VII Pada Pembelajaran Oleh Guru Pamong

Kompetensi Nomor

soal

Jumlah soal

Presentase (%) Mengidentifikasi jenis ekosistem

1 1 25

Menggolongkan ke dalam komponen biotik dan abiotik Membaca dan menuliskan derajat

suhu dan kelembaban 2 1 25

Menjelaskan Keseimbangan

dalam ekosistem 3 1 25

Mampu memprediksi, jika konsumen I dominan dalam ekosistem darat


(4)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Tes Kognitif Materi Ekosistem kelas VII Pada Pembelajaran Oleh Guru PPL

Kompetensi Nomor

soal

Jumlah soal

Presentase (%)

Mendefinisikan ekosistem 1 1 25

Mengelompokkan tingkat organisasi dalam ekosistem

2, 3 2 50

Mengelompokkan jenis-jenis konsumen

Menyebutkan peranan organisme

dalam rantai makanan 4 1 25

Jumlah soal 4 100

Instrumen penelitian yang baik, tentu harus diperhatikan kualitas dari instrument tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas soal yang baik, harus diperhatikan kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya dilihat dari beberapa hal berikut: validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda soal, dan indeks kesukaran soal.

1. Validitas butir soal

Menurut Suherman (2003: 102) definisi validitas adalah suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Apabila derajat ketepatan mengukurnya benar, maka validitasnya tinggi. Oleh karena itu, keabsahan alat evaluasi tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi.

Cara menentukan tingkat validitas soal ialah dengan menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi. Menurut Suherman (2003: 120) bahwa koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi product-moment menggunakan angka kasar


(6)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ ∑

√ ∑ Dengan: n = banyaknya subjek (testi)

X = skor setiap butir soal Y = skor total butir soal

Menurut Guilford (1956; Suherman, 2003: 112) nilai diartikan sebagai nilai koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Validitas Nilai

Nilai Keterangan

0,90 ≤ ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi

0, 70 ≤ < 0, 90 Validitas tinggi

0,40 ≤ < 0,70 Validitas sedang

0,20 ≤ < 0,40 Validitas rendah

0,00≤ < 0,20 Validitas sangat rendah

Tidak valid

Dari hasil perhitungan uji soal yang sudah dilakukan maka validitas soal terlihat pada Tabel 3.4 soal oleh guru pamong dan Tabel 3.5 oleh guru PPL.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Validitas Butir Soal Instrumen Oleh Guru Pamong No.

Soal Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%) 1 0,599868 Sedang

Sedang 2 50

2 0,604039 Sedang 3 0,775544 Tinggi

Tinggi 2 50

4 0,838647 Tinggi

Jumlah 4 100

Tabel 3.5

Rekapitulasi Validitas Butir Soal Instrumen Oleh Guru PPL No. Soal Interpretasi

Kriteria Frekuensi Pesentase (%)

1 0,836977 Tinggi Tinggi 1 25


(7)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 0,847728 Tinggi Sedang 3 75

4 0,879565 Tinggi

Jumlah 4 100

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keempat soal yang diujikan valid dengan validitas sedang untuk butir soal nomor satu dan dua (Tabel 3.4), butir soal nomor dua (Tabel 3.5) dan validitas tinggi untuk butir soal nomor tiga dan empat (Tabel 3.4), untuk butir soal nomor satu, tiga, dan empat (Tabel 3.5).

2. Reliabilitas Soal

Menurut Suherman (2003: 131) bahwa suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif sama jika digunakan untuk subjek yang sama. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas soal bentuk uraian dengan rumus alpha sebagai berikut:

Dengan: n = banyak butir soal

= jumlah varians skor setiap item = varians skor total

Menurut Suherman (2003: 139) bahwa, tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur yang dibuat sebagai berikut:

Tabel 3.6

Interpretas Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Keterangan

Reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ < 0,40 Reliabilitas rendah

0,40 ≤ Reliabilitas sedang 0,70 Reliabilitas tinggi

0,90 ≤ Reliabilitas sangat tinggi

Dari hasil uji diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0.509341 untuk soal yang digunakan oleh guru pamong dan 0.703147 untuk soal yang digunakan


(8)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru PPL. Nilai ini menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen yang digunakan tergolong ke dalam kategori sedang.

3. Daya Pembeda

Dalam Suherman (2003: 159) dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:

Dengan:

= jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok atas

= jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah

= jumlah peserta didik kelompok atas

Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah:

Tabel 3.7

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai Keterangan

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

Berdasarkan kriteria dan perhitungan dengan bantuan software Anates V4


(9)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Instrumen Oleh Guru Pamong No.

Soal Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%)

1 0,223645 Cukup

Cukup 2 50

2 0,613245 Baik

3 0,271851 Cukup

Baik 2 50

4 0,40256 Baik

Jumlah 4 100

Tabel 3.9

Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Instrumen Oleh Guru PPL

Dari hasil di atas diketahui bahwa daya pembeda soal instrumen yang digunakan oleh guru pamong (Tabel 3.8) dengan kategori cukup dan baik sedangkan, daya pembeda soal instrumen yang digunakan oleh guru PPL (Tabel 3.9) dengan kategori cukup.

4. Indeks Kesukaran

Derajat Kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tesebut terlalu mudah. Menurut Suherman

No.

Soal Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%)

1 0,213371 Cukup

Cukup 4 100

2 0,320057 Cukup

3 0,227596 Cukup

4 0,26458 Cukup


(10)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2003: 169-170) bahwa rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu:

Klasifikasi Indeks Kesukaran yang sering digunakan adalah: Tabel 3.10

Interpretasi Indeks Kesukaran Indeks

Kesukaran Keterangan

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

Berdasarkan kriteria dan perhitungan dengan bantuan software Anates V4

dan Microsoft Excel, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.11

Rekapitulasi Interpretasi Indeks Kesukaran Soal Instrumen Oleh guru Pamong

No. Soal

Indeks

Kesukaran Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%)

1 0,997708 Mudah

Mudah 4 100

2 0,817133 Mudah

3 0,916706 Mudah

4 0,985064 Mudah

Jumlah 4 100

Tabel 3.12

Rekapitulasi Interpretasi Indeks Kesukaran Soal Instrumen Oleh guru PPL No.

Soal

Indeks

Kesukaran Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%)

1 0,896159 Mudah

Mudah 4 100


(11)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 0,796586 Mudah

4 0,921764 Mudah

Jumlah 4 100

Dari hasil data di atas diketahui bahwa Indeks Kesukaran tiap butir soalnya adalah mudah. Berikut ini hasil rekapitulasi uji instrumen soal yang digunakan pada pembelajaran yang dibimbing oleh guru pamong (Tabel 3.13) dan hasil uji instrumen soal yang digunakan pada pembelajaran yang dibimbing oleh guru PPL (Tabel 3.14) dan dapat dilihat dalam (Lampiran D.1 dan D.2).

Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Uji dari Instrumen Soal Kognitif Materi Ekosistem Pada Pembelajaran Oleh Guru Pamong

Butir soal

Validitas Daya pembeda Tingkat Kesukaran Reabilitas Tindakan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

0.509341

Digunakan 1 0.599868 Sedang 0.223645 Cukup 0.997708 Mudah Digunakan 2 0.604039 Sedang 0.613245 Baik 0.817133 Mudah Digunakan 3 0.775544 Tinggi 0.271851 Cukup 0.916706 Mudah Digunakan 4 0.838647 Tinggi 0.40256 Baik 0.985064 Mudah Digunakan

Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Uji dari Instrumen Soal Kognitif Materi Ekosistem Pada Pembelajaran Oleh Guru PPL

Butir soal

Validitas Daya pembeda Tingkat Kesukaran Reabilitas Tindakan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

0.703147

Digunakan 1 0.836977 Tinggi 0.213371 Cukup 0.896159 Mudah Digunakan 2 0.591907 Sedang 0.320057 Cukup 0.775249 Mudah Digunakan 3 0.847728 Tinggi 0.227596 Cukup 0.796586 Mudah Digunakan 4 0.879565 Tinggi 0.26458 Cukup 0.921764 Mudah Digunakan

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari keempat soal dapat digunakan.

b. Lembar Observasi Kerja Ilmiah Peserta didik dalam Kerja Kelompok

Lembar observasi kegiatan peserta didik dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh peserta didik dalam kerja


(12)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari Indikator dan deskriptor keterampilan kerja ilmiah yang diobservasi. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas peserta didik dalam kerja kelompok dapat dilihat pada (Lampiran B.1).


(13)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dalam penelitian ini digunakan sebagai data pendukung dalam mengukur keterampilan kerja ilmiah peserta didik yang dikerjakan secara berkelompok. LKS merupakan perangkat pembelajaran yang telah disediakan oleh guru PPL maupun guru pamong sebagai instrumen dalam proses pembelajaran, dengan adanya LKS ini observer dapat mengobservasi kegiatan apa saja yang dilaksanakan oleh peserta didik dalam kerja kelompok terkait dengan keterampilan kerja ilmiah. LKS dapat dilihat (Lampiran B.3 dan B.4).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:

a. Untuk mengetahui keterampilan kerja ilmiah yang diterapkan oleh peserta didik dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi dengan bantuan observer pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, juga digunakan LKS yang telah disediakan oleh guru pamong maupun guru PPL sebagai bahan acuan kerja ilmiah yang seharusnya diterapkan oleh peserta didik dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran.

b. Untuk mengetahui pemahaman peserta didik secara berkelompok terhadap konsep ekosistem, peneliti menggunakan tes kognitif yang telah disediakan oleh guru pamong maupun PPL sebagai data penunjang pada penelitian ini. Tes kognitif berupa soal uraian yang berjumlah empat soal. Tes kognitif tersebut dikerjakan secara berkelompok.

2. Pengolahan dan Analisa Data

Dalam penelitian ini akan diperoleh data berupa hasil lembar observasi peserta didik dalam kerja kelompok dan nilai tes kognitif peserta didik dalam kerja kelompok. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, baik data yang bersumber dari instrumen tes kognitif peserta didik, dan lembar observasi.


(14)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model alir (flow model) yang meliputi tiga fase kegiatan yang dilakukan secara berurutan yaitu:

(1) Mereduksi data; dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan, penting, bermakna, dari data yang tidak berguna untuk menjelaskan tentang apa yang menjadi sasaran analisis dengan cara membuat fokus, klasifikasi dan abstraksi data kasar menjadi data bermakna untuk dianalisis

(2) Penyajian data; berupa narasi, tabular yang akan lebih memudahkan pembaca untuk memahaminya yang selanjutnya akan ditampilkan secara sistematis dan logis, dan

(3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi data dalam upaya untuk menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan dari semua fakta yang dihimpun sehingga mencapai tingkat validitas yang akurat Zuhriah (dalam Azal, 2007).

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang terkumpul, perlu dilakukan pengecekkan keabsahan data karena merupakan hal yang penting dalam penelitian. Pengecekkan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (credibillity) dengan teknik triangulasi, ketekunan pengamatan, dan pengecekan teman sejawat.

Pengecekkan keabsahan dengan teknik triangulasi merupakan suatu teknik yang memanfaatkan sesuatu di luar data sebagai pembanding terhadap data yang ada Moleong (dalam Azal, 2007). Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil observasi, hasil pekerjaan peserta didik dalam kerja kelompok, dokumentasi yang ditekankan dalam penerapan keterampilan kerja ilmiah dan pengetahuan kognitif peserta didik dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan pengamatan yang teliti, rinci dan terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung. Pengecekkan teman sejawat dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai proses pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh setiap kelompok peserta didik.


(15)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Analisis Data Pelaksanaan Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta didik dalam Kerja Kelompok

Analisis data peserta didik dalam kerja kelompok pada saat pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah meliputi tahapan dalam merencanakan pengamatan ilmiah, pelaksanaan pengamatan ilmiah dan mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah. Dalam penerapan keterampilan kerja ilmiah pada penelitian ini dilakukan secara berkelompok karena dalam kerja kelompok perhatian peneliti dalam berlangsungnya proses pembelajaran tertuju pada kelompok, sehingga dalam memperhatikan penerapan keterampilan kerja ilmiah cukup dengan melihat keterampilan peserta didik dalam kerja kelompok. Selain itu dalam kerja kelompok, masing-masing peserta didik tidak perlu melakukan segala aktivitas kerja ilmiah secara individu karena dengan kerja kelompok peserta didik dilatih untuk melakukannya secara bergotong-royong sehingga cukup dilakukan secara berkelompok. Masing-masing indikator dari setiap tahapan keterampilan kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh maing-masing kelompok peserta didik dengan

diberi tanda ceklis (√) lalu di jumlahkan dalam bentuk presen. Keterampilan kerja

ilmiah dikatakan baik jika dalam setiap indikator pada tahapan merencanakan, melaksanakan, dan mengomunikasikan hasil pengamatan muncul atau dilaksanakan sesuai dengan prosedur oleh setiap kelompok peserta didik dan memperoleh presentase 100% dalam setiap indikator tahapan pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah.

b. Analisis Data Hasil Belajar Kognitif Peserta didik dalam Kerja Kelompok Analisis data hasil belajar kognitif peserta didik dalam kerja kelompok menggunakan kriteria ketuntasan belajar dari nilai rata-rata yang diperoleh. Hasil belajar kognitif pada penelitian ini dilakukan dalam kerja kelompok sehingga peneliti hanya tertuju memperhatikan hasil belajar peserta didik dalam kerja kelompok. Pembelajaran dalam kerja kelompok kecil ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar dan pemerataan pengetahuan karena dalam kerja kelompok dibutuhkan kerja sama antara anggota kelompok. Peserta didik


(16)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kerja kelompok disebut tuntas belajar jika telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP Negeri 12 Bandung adalah 75. Hasil kognitif dilakukan dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar dengan menggunakan rumus berikut:

(Arifin, 2010) Keterangan: B= Jumlah benar

N = Jumlah soal

Untuk mengetahui gambaran penguasaan konsep dan kemampuan kerja ilmiah peserta didik serta kemunculan indikator, dengan kategori:

90 – 100% = Sangat tinggi 80 – 89% = Tinggi 65 – 79% = Sedang 55 – 64% = Rendah 0 – 54% = Sangat rendah


(17)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Prosedur Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah instrumen penelitian berupa lembar observasi peserta didik dalam kerja kelompok, soal kognitif peserta didik dalam kerja kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan penelitian

Tahap persiapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan bahan rujukan dari sumber-sumber dari buku, tesis, makalah, jurnal dan laporan yang relevan.

b. Penyusunan proposal dilakukan sebelum seminar yang bertujuan untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat untuk pelaksanakan penelitian. 2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap ini merupakan proses pelaksanaan penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

b. Pemberian tes soal kognitif peserta didik dalam kerja kelompok c. Memeriksa data hasil penelitian

3. Tahap akhir penelitian

Pada tahap akhir, dilakukan pengolahan data hasil penelitian, kemudian dilakukan pembahasan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian.


(18)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Alur Penelitian

Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 Merumuskan Masalah

Menyusun Proposal Penelitian

Seminar Proposal

Revisi Proposal Penelitian

Judgement Instrumen

Pelaksanaan Penelitian Menyusun Instrumen

Pembelajaran Kerja Ilmiah dalam Kerja Kelompok

Pengambilan data melalui lembar observasi, LKS dan soal kognitif

Pengolahan data dan Penarikan Kesimpulan


(1)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dalam penelitian ini digunakan sebagai data pendukung dalam mengukur keterampilan kerja ilmiah peserta didik yang dikerjakan secara berkelompok. LKS merupakan perangkat pembelajaran yang telah disediakan oleh guru PPL maupun guru pamong sebagai instrumen dalam proses pembelajaran, dengan adanya LKS ini observer dapat mengobservasi kegiatan apa saja yang dilaksanakan oleh peserta didik dalam kerja kelompok terkait dengan keterampilan kerja ilmiah. LKS dapat dilihat (Lampiran B.3 dan B.4).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:

a. Untuk mengetahui keterampilan kerja ilmiah yang diterapkan oleh peserta

didik dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi dengan bantuan observer pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, juga digunakan LKS yang telah disediakan oleh guru pamong maupun guru PPL sebagai bahan acuan kerja ilmiah yang seharusnya diterapkan oleh peserta didik dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran.

b. Untuk mengetahui pemahaman peserta didik secara berkelompok terhadap

konsep ekosistem, peneliti menggunakan tes kognitif yang telah disediakan oleh guru pamong maupun PPL sebagai data penunjang pada penelitian ini. Tes kognitif berupa soal uraian yang berjumlah empat soal. Tes kognitif tersebut dikerjakan secara berkelompok.

2. Pengolahan dan Analisa Data

Dalam penelitian ini akan diperoleh data berupa hasil lembar observasi peserta didik dalam kerja kelompok dan nilai tes kognitif peserta didik dalam kerja kelompok. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, baik data yang bersumber dari instrumen tes kognitif peserta didik, dan lembar observasi.


(2)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model alir (flow model) yang

meliputi tiga fase kegiatan yang dilakukan secara berurutan yaitu:

(1) Mereduksi data; dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan,

penting, bermakna, dari data yang tidak berguna untuk menjelaskan tentang apa yang menjadi sasaran analisis dengan cara membuat fokus, klasifikasi dan abstraksi data kasar menjadi data bermakna untuk dianalisis

(2) Penyajian data; berupa narasi, tabular yang akan lebih memudahkan pembaca

untuk memahaminya yang selanjutnya akan ditampilkan secara sistematis dan logis, dan

(3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi data dalam upaya untuk menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan dari semua fakta yang dihimpun sehingga mencapai tingkat validitas yang akurat Zuhriah (dalam Azal, 2007).

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang terkumpul, perlu dilakukan pengecekkan keabsahan data karena merupakan hal yang penting dalam penelitian. Pengecekkan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat

kepercayaan (credibillity) dengan teknik triangulasi, ketekunan pengamatan, dan

pengecekan teman sejawat.

Pengecekkan keabsahan dengan teknik triangulasi merupakan suatu teknik yang memanfaatkan sesuatu di luar data sebagai pembanding terhadap data yang ada Moleong (dalam Azal, 2007). Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil observasi, hasil pekerjaan peserta didik dalam kerja kelompok, dokumentasi yang ditekankan dalam penerapan keterampilan kerja ilmiah dan pengetahuan kognitif peserta didik dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan pengamatan yang teliti, rinci dan terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung. Pengecekkan teman sejawat dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai proses pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh setiap kelompok peserta didik.


(3)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Analisis Data Pelaksanaan Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta didik dalam Kerja Kelompok

Analisis data peserta didik dalam kerja kelompok pada saat pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah meliputi tahapan dalam merencanakan pengamatan ilmiah, pelaksanaan pengamatan ilmiah dan mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah. Dalam penerapan keterampilan kerja ilmiah pada penelitian ini dilakukan secara berkelompok karena dalam kerja kelompok perhatian peneliti dalam berlangsungnya proses pembelajaran tertuju pada kelompok, sehingga dalam memperhatikan penerapan keterampilan kerja ilmiah cukup dengan melihat keterampilan peserta didik dalam kerja kelompok. Selain itu dalam kerja kelompok, masing-masing peserta didik tidak perlu melakukan segala aktivitas kerja ilmiah secara individu karena dengan kerja kelompok peserta didik dilatih untuk melakukannya secara bergotong-royong sehingga cukup dilakukan secara berkelompok. Masing-masing indikator dari setiap tahapan keterampilan kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh maing-masing kelompok peserta didik dengan

diberi tanda ceklis (√) lalu di jumlahkan dalam bentuk presen. Keterampilan kerja

ilmiah dikatakan baik jika dalam setiap indikator pada tahapan merencanakan, melaksanakan, dan mengomunikasikan hasil pengamatan muncul atau dilaksanakan sesuai dengan prosedur oleh setiap kelompok peserta didik dan memperoleh presentase 100% dalam setiap indikator tahapan pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah.

b. Analisis Data Hasil Belajar Kognitif Peserta didik dalam Kerja Kelompok

Analisis data hasil belajar kognitif peserta didik dalam kerja kelompok menggunakan kriteria ketuntasan belajar dari nilai rata-rata yang diperoleh. Hasil belajar kognitif pada penelitian ini dilakukan dalam kerja kelompok sehingga peneliti hanya tertuju memperhatikan hasil belajar peserta didik dalam kerja kelompok. Pembelajaran dalam kerja kelompok kecil ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar dan pemerataan pengetahuan karena dalam kerja kelompok dibutuhkan kerja sama antara anggota kelompok. Peserta didik


(4)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kerja kelompok disebut tuntas belajar jika telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP Negeri 12 Bandung adalah 75. Hasil kognitif dilakukan dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar dengan menggunakan rumus berikut:

(Arifin, 2010) Keterangan: B= Jumlah benar

N = Jumlah soal

Untuk mengetahui gambaran penguasaan konsep dan kemampuan kerja ilmiah peserta didik serta kemunculan indikator, dengan kategori:

90 – 100% = Sangat tinggi

80 – 89% = Tinggi

65 – 79% = Sedang

55 – 64% = Rendah

0 – 54% = Sangat rendah


(5)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Prosedur Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah instrumen penelitian berupa lembar observasi peserta didik dalam kerja kelompok, soal kognitif peserta didik dalam kerja kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan penelitian

Tahap persiapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan bahan

rujukan dari sumber-sumber dari buku, tesis, makalah, jurnal dan laporan yang relevan.

b. Penyusunan proposal dilakukan sebelum seminar yang bertujuan untuk

mendapatkan saran-saran yang bermanfaat untuk pelaksanakan penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap ini merupakan proses pelaksanaan penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

b. Pemberian tes soal kognitif peserta didik dalam kerja kelompok

c. Memeriksa data hasil penelitian

3. Tahap akhir penelitian

Pada tahap akhir, dilakukan pengolahan data hasil penelitian, kemudian dilakukan pembahasan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian.


(6)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Alur Penelitian

Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 Merumuskan Masalah

Menyusun Proposal Penelitian

Seminar Proposal

Revisi Proposal Penelitian

Judgement Instrumen

Pelaksanaan Penelitian Menyusun Instrumen

Pembelajaran Kerja Ilmiah dalam Kerja Kelompok

Pengambilan data melalui lembar observasi, LKS dan soal kognitif

Pengolahan data dan Penarikan Kesimpulan