Bulletin Warta NTT Hal.8

8

TRIWULAN I/TAHUN 2014

HASIL KAJIAN ISU
TERHADAP PEMBERITAAN MEDIA MASSA
TIMOR EXPRES, TANGGAL 14 PEBRUARI 2014
DENGAN TOPIK
“MENDAGRI HARUS BEREAKSI KERAS SOAL PELANTIKAN BUPATI-WABUB SBD”

Kisruh Pilkada Sumba Barat Daya,
mendapat tanggapan, kritik dan
komentar yang berfariasi dari
berbagai kalangan, dari politisi,
akademisi, hingga masyarakat
umum dengan berbagai versi
dan sudut pandang masingmasing, yang intinya seolah-olah
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya
mengabaikan proses Pilkada
SBD yang telah selesai hingga
putusan sengketa Pilkada

melalui perpanjangan tangan
pemerintah pusat. Selain itu ada
yang mengatakan bahwa paket
yang kalah itu adalah paket
yang diusung oleh PDIP sehingga
Gubernur NTT sebagai ketua DPD
I PDIP NTT mengabaikan proses
pelantikan Bupati SBD terpilih
sampai saat ini.
Dari semua tanggapan,
kritik dan komentar yang ada
mungkin juga betul, tapi mungkin
juga salah namun itulah cermin
demokrasi yang sama kita junjung
bahwa setiap orang mempunyai
kebebasan untuk berpendapat
terhadap semua aspek
penyelenggaraan pemerintahan
yang ada.
Tapi perlu juga dipahami

bahwa :
1. Gubernur NTT, Frans Lebu Raya
adalah Gubernur Provinsi NTT;
2. Gubernur NTT, memiliki
tanggung jawab dan komitmen
yang tinggi untuk membangun
daerah ini dengan ketulusan hati;
3. Gubernur NTT sangat paham

bahwa tanpa kepala daerah
yang deinitif, pelayan pemerintah
di daerah tidak akan berjalan
dengan baik dan dapat
menyebabkan penderitaan bagi
masyarakat di daerah yang
bersangkutan;

terdapat kotak suara dicurangi.
(2). Pihak-pihak dari KPUD yang
melakukan pengelembungan

suara sudah diproses secara
hukum dan ada yang sudah di
vonis dengan hukuman penjara
berdasarkan putusan Pengadilan
Negeri Waikabubak. (3). KPUD
4. Gubernur NTT memahami
sudah memperbaiki dengan
fungsinya sebagai perpanjangan
SK penetapan baru tanggal
tangan pemerintah pusat di
26 September 2013 yang
daerah ini, oleh karena itu
menetapkan pasangan dr. Kornelis
Gubernur sangat cermat berpikir
Kodi Mete dan Drs. Daud Lende
untuk menetapkan kebijakan
Umbu Moto sebagai Bupati dan
supaya memberi kenyamanan bagi Wakil Bupati SBD.
semua pihak di Kabupaten SBD;
d. Dari kenyataan yang ada,

5. Gubernur NTT tidak punya niat
Gubernur NTT memahami fakta
untuk menghambat pelantikan
dan landasan hukum yang ada
Bupati dan Wakil Bupati SBD
maka Gubernur tidak mengirim
terpilih. Tapi kalau sampai saat ini usulan ke Mendagri tapi yang
belum ada usulan yang dikirim ke
dilakukan adalah mengusulkan
Mendagri karena ada beberapa
tiga nama pejabat untuk
kendala ;
ditetapkan salah satu menjadi
penjabat Bupati SBD karena masa
a. Hasil Pilkada SBD pasca
jabatan Bupati Kodi Mete berakhir
penetapan putusan MK telah
27 Desember 2013 dan langkah
dikirim ke Gubernur melalui Biro
selanjutnya adalah melakukan

Tata Pemerintahan tetapi tidak
colling down sampai waktu yang
lengkap sehingga dikembalikan
tepat untuk pelantikan Bupati
untuk dilengkapi;
deinitif.
b. Pasca putusan MK, polda
NTT menemukan adanya
penggelembungan suara di dua
kecamatan dan berdasarkan
penghitungan ulang, perolehan
suara pemohon ternyata jauh
lebih banyak dari pada suara
pihak yang dimenangkan oleh
Mahkamah Konstitusi;

Memang saat ini situasi SBD
telah kondusif tetapi harus di
cermati secara lebih baik sebab
karakter, tempramen masyarakat

SBD sangat di pahami oleh
Gubernur NTT dan ini kurang
dipahami oleh para komentator
yang terlalu mengomentari kisruh
Pilkada SBD.

c. Dengan demikian, “keadaan
telah berubah” dengan diperoleh
novum atau fakta baru yakni : (1).

Putusan MK yang menguatkan
penetapan pleno KPUD SBD,
ketika Konco Ole Ate kembali ke