BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Yanuar Nur Rahmawanto BAB I
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Patient safety atau keselamatan pasien adalah menjadi salah satu isu di
dunia kesehatan internasional. Beberapa penelitian yang sudah di lakukan menjelaskan bahwa isu keselamatan pasien muncul sekitar tahun 2000, isu itu di perbincangkan kembali ketika Institute of Medicine (IOM) yang menerbitkan laporan:
“To err is human, building a safer health system”, yaitu menjelaskan hasil penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York. Di Utah dan Colorado ditemukan kejadian tidak diharapkan (KTD) sebesar 2,9%, dimana 6,6% diantaranya meninggal. Sedangkan di New York prosentase KTD adalah sebesar 3,7% dengan angka kematian 13,6%. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta jiwa per tahun yaitu 44.000 jiwa sampai 98.000 jiwa per tahun. Itu menandakan bahwa masih banyak terjadi kesalahan yang di lakukan oleh tenaga medis dalam tindakan keperawatan. Keselamatan pasien sekarang ini menjadi prioritas yang utama, mengingat bahwa angka kejadian tak terduga yang terjadi di beberapa negara di belahan dunia mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keselamatan pasien.
Keselamatan pasien menjadi suatu yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan tindakan keperawatan dalam pencegahan yang menimbulkan kejadian tak diharapkan dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu sarana bagi masyarakat untuk memperoleh kesejahteraan dalam bidang kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat bergantung pada tenaga kesehatan yang berada di dalamnya untuk melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan prosedur dan standar yang di tetapkan untuk merawat dan menjaga kesehatan pasien di waktu sakit serta melindungi keselamatan pasien.
Rumah sakit adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang di dalamnya terdapat berbagai macam tindakan keperawatan yang dilakukan. Di dalam tindakan keperawatan tidak terlepas dari mikroba patogen, hal ini yang menjadi sumber dari timbulnya infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial menurut bahasa yunani adalah kata nosos yang artinya penyakit komeo yang artinya merawat, nosokomial berarti tempat untuk merawat / rumah sakit, dan infeksi nosokomial dapat di artikan infeksi yang terjadi di rumah sakit,. Untuk itu dalam meningkatkan kualitas pelayanan pasien di rumah sakit yang menjadi prioritas utama adalah pencegahan terjadinya infeksi nosokomial (Depkes, 2003).
Infeksi Nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit.
Sehingga menjadi masalah yang harus di prioritaskan penanganannya, karena infeksi nosokomial terjadi hampir di semua rumah sakit di seluruh dunia, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Angka kejadian infeksi nosokomial menjadi salah satu tolak ukur dalam mentukan mutu pelayanan kesehatan sebuah rumah sakit (Darmadi, 2008).
Infeksi nosokomial sudah tentu memberikan dampak tidak baik bagi pasien, karena dampak tersebut bisa dirasakan langsung ataupun tidak langsung oleh pasien. Yang jelas dampak dari infeksi nosokomial tersebut mengakibatkan pasien dirawat lebih lama di rumah sakit dan membutuhkan biaya tambahan bagi keluarga pasien, hal itu sangat membebani keluarga pasien, meskipun kita tahu tidak semua infeksi nosokomial mengakibatkan kematian bagi pasien, tetapi infeksi nosokomial menjadi beban tersendiri bagi pasien setelah penyakit yang di alami pasien. Infeksi nosokomial bukan hanya saja menular dari pasien ke petugas medis, pasien menular terhadap keluarganya, pasien menular ke pasien lain, pasien ke pengunjung, bahkan bisa saja petugas medis ke pasien.
Ada beberapa Perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokmial di rumah sakit diantaranya menerapkan universal precaution. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan adalah salah satu perilaku perawat yang harus dilakukan dan tidak boleh dilupakan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu prinsip steril di dalam tindakan keperawatan juga harus di perhatikan, terkadang masih banyak perawat yang lupa mengganti sarung tangan setelah melakukan tindakan keperawatan, karena di waktu yang sama harus memberikan asuhan keperawatan kepada beberapa pasien dalam satu kali tindakan keperawatan. hal ini yang harus di perhatikan oleh semua perawat di setiap ruangan di rumah sakit untuk memperhatikan prinsip steril dalam setiap melakukan tindakan keperawatan kepada pasien. Hal ini juga dapat memicu terjadinya infeksi nosokomial yang di derita oleh pasien.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Acang,Wardana.,1989) dalam Ginting mendapatkan hasil dari observasi di ruang rawat inap penyakit dalam RSUP M. Jamil Padang bahwa terjadinya infeksi nosokomial sebanyak 18,46 %. Di tahun yang sama pada penelitian lain yang di lakukan di RS Hasan Sadikin Bandung di dapatkan kejadian infeksi nosokimial 17,24 % , sedangkan di RSUD Soetomo adalah sebesar 9,85 % (Ginting Y., 2001).
Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, bahwa kejadian angka infeksi nosokomial pada tahun 2014 sebanyak 219 kasus diantaranya meliputi IDO sebanyak 7 kasus, plebitis sebanyak 208 kasus, dan decubitus sebanyak 4 kasus. Dari 219 kasus infeksi yang terjadi paling banyak adalah kasus feblitis.
Berdasarkan studi pendahuluan diatas penulis tertarik untuk meneliti perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di RSUD dr.R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
B. Rumusan masalah
Rumah Sakit adalah sarana bagi masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan kesejahteraan di bidang kesehatan. Peran perawat sangat di butuhkan untuk mecegah terjadinya infeksi nosokomial, perawat harus memegang prinsip dan menjunjung tingggi nilai nilai SOP yang sudah di tetapkan agar kejadian infeksi nosokomial dapat diminimalisir. Melihat fenomena tersebut maka perlu
sekali diteliti, masalah tentang peran perawat terhadap penyebaran infeksi
nosokomial untuk mewujudkan keselamatan pasien. Karena masalah ini sangat
berdampak bagi kelangsungan tindakan keperawatan yang sedang di jalani pasien.
Maka perumusan masalah penelitian yang menjadi perhatian dalam penelitian ini
adalah“ Bagaimanakah perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial
di ruang rawat inap RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah
Tujuan umum
- Mengetahui karakteristik responden
- Mengetahui perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga >Mengetahui karakteristik responden seperti : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, pernah mengikuti pelatihan pencegahan infeksi nosoko
- Mengetahui pengetahuan
- Mengetahui sikap
- Mengetahui keterampilan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
Tujuan Khusus
perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial
di ruang rawat inap RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial
di ruang rawat inap RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang
telah diperoleh dibangku kuliah dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Bagi Responden Hasil dari penelitian ini diharapkan responden dapat meningkatkan perilaku perawat yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam pencegahan infeksi nosokomial.
3. Institusi Pelayanan / Rumah Sakit Sebagai saran dan informasi bagi institusi untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam pencegahan dan penangulangan infeksi nosokomial dan bagi tenaga kesehatan di rumah sakit agar dapat memperhatikan dan menerapkan universal precaution yang sesuai dengan SOP yang di tetapkan dalam setiap melakukan tindakan keperawatan.
4. Bagi bidang ilmu keperawatan Memberikan informasi tambahan bagi bidang ilmu keperawatan manajemen,tentang perilaku perawat dalam mencegah infeksi nosokomial untuk mewujudkan keselamatan pasien.
5. Bagi Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan dapat dilanjutkan kembali untuk penelitian selanjutnya untuk melengkapi keterbatasan penelitian ini.
E. Penelitian Terkait
Penelitian yang berkaitan dengan perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial diantaranya : Fitriyastanti, (2003), dengan judul penelitian beberapa faktor yang terkait dengan kejadian infeksi nosokomial luka operasi di RSUD Kota Semarang tahun 2003, jenis penelitian yaitu explanatory research, hasil penelitian ini menunjukan bahwa 7 dart 88 orang (7,95%) pasien rawat inap dengan luka operasi mengalami infeksi nosokomial. Kejadian tersebut lebih banyak dialami laki-laki daripada perempuan, yaitu 4 diantara 50 pasien laki-laki (8,00%) dan 3 diantara 38 pasien perempuan (7,89%). Pada penelitian ini infeksi nosokomial terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan peluang kejadian yang tidak berbeda. Hal ini diduga berkaitan dengan kebersihan diri pribadi pasien yang kurang terjaga. Aktivitas pasien bedah amat dibatasi sehingga kurang bisa menjaga kebersihan diri.
Ginting, (2001), dengan judul Infeksi nosokomial dan manfaat keterampilan perawat terhadap pengendaliannya di ruang rawat inap penyakit dalam RSUP H adam malik medan tahun 2001, Jenis penelitian quasi eksperiment pretest
posttest design. Hasil dari penelitian ini adalah proporsi infeksi melalui kanul
infus pada kelompok pretest 62,5% sedangkan pada kelompok posttest terjadi penurunan infeksi nosokomial menjadi 37,5%.
Setiawati, (2008), dengan judul penelitian faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan perawat dalam pencegahan infeksi luka operasi di ruang rawat inap RSUD dr.Moewardi Surakarta, jenis penelitian kuantitatif non eksperimental, hasil penelitian menunjukan bahwa perawat yang motivasi tinggi 82,6 persen lebih patuh, perawat yang sikap baik perilaku kepatuhannya 84,0 persen lebih patuh dan perawat yang peduli 82,6 persen lebih patuh terhadap pencegahan infeksi luka operasi. dan korelasi yang signifikan antara motivasi, sikap dan kepedulian dengan perilaku kepatuhan perawat dalam pencegahan infeksi luka operasi.
Sukardjo, et al. (2012), dengan judul penelitian hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang control infeksi terhadap pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit islam Sultan agung Semarang, jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, hasil penelitian ini menunjukan bahwa Perawat dengan pengetahuan kontrol infeksi yang baik belum tentu perilaku pencegahan infeksi nosokomialnya baik begitu juga sebaliknya. Perawat yang memiliki sikap positif tentang kontrol infeksi, maka akan diikuti pula dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial yang baik.
Kesimpulan penelitian terkait diatas terdapat persamaan dan perbedaan yaitu mengenai masalah infeksi nosokomial sedangkan perbedaannya mengenai tempat penelitian, lokasi penelitian, waktu peelitian, judul penelitian, responden, variabel independen dan dependen yang di teliti. Berdasarkan persamaan dan perbedaan diatas maka penelitian ini jelas tidak mencotoh atau meniru dari penelitian lain.