BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Nur Najmiyatul Kholifah BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit

  bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan yaitu munculnya kecemasan yang mereka alami. Kecemasan pada pasien berkaitan dengan segala macam prosedur tindakan pembedahan maupun pembiusan yang harus pasien laksanakan (Smeltzer & Bare, 2005).

  Penelitian yang dilakukan oleh Mahmaudi, et.al (2008) dari

  Departement of Psychatry Tehran University of Medical Science, Tehran Iran

  tentang Pengaruh bermain terhadap kecemasan pre operatif. Penelitian dilakukan terhadap 75 anak. Hasil penelitian menunjukkan sebelum operasi tingkat kecemasan pasien sebelum operasi pada kelompok intervensi rata-rata yaitu 34,07 dan kelompok kontrol rata-rata 71,66. Sedangkan berdasar jenis kelamin pada kelompok kasus pasien yang berjenis kelamin laki-laki pada kelompok kasus mempunyai rata-rata kecemasan 33,33 dan perempuan 35.

  Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata kecemasan pasien berjenis kelamin laki-laki 69,28 dan perempuan 77,72.

  Penelitian yang dilakukan oleh Makmur (2007) tentang tingkat kecemasan pre operasi di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso menyatakan

  1 bahwa dari 40 orang responden dalam tingkat kecemasan berat sebanyak 7 orang (17,5%), 16 orang (40%) memiliki tingkat kecemasan sedang, 15 orang (37,5%) dalam kategori ringan dan responden yang tidak mengalami cemas sebanyak 2 orang (5%).

  Pembedahan atau operasi adalah suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pasien pre operasi elektif dapat mengalami berbagai ketakutan, takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuan. Selain ketakutan-ketakutan tersebut pasien juga mengalami kekhwatiran lain seperti masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga, dan kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan prognosis buruk atau kemungkinan kecacatan di masa akan datang dan ancaman ketidakmampuan permanen yang lebih jauh. Hal ini memperberat ketegangan emosional yang sangat hebat yang diciptakan oleh prospek pembedahan (Sjamsul, 2008).

  Pandangan setiap orang dalam menghadapi pembedahan berbeda, sehingga respon pun berbeda. Setiap menghadapi pembedahan selalu menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada pasien, kecemasan sering muncul pada usia sebelum 30 tahun. Seseorang yang sangat cemas sehingga tidak bisa berbicara dan mencoba menyesuaikan diri dengan kecemasan sebelum operasi, seringkali menjadi hambatan pada paska operasi, pasien menjadi cepat marah, bingung, lebih mudah tersinggung akibat reaksi psikis, dibandingkan dengan orang yang cemas ringan (Long, 2006).

  Tindakan operasi atau pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas seseorang yang tidak hanya dapat membangkitkan reaksi stess fisiologis, tetapi juga masalah psikologis, emosi dan kecemasan seperti rasa cemas atau takut terhadap penyuntikan, nyeri luka operasi, anestesi, bahkan terhadap kemungkinan cacat atau mati. Kecemasan dapat timbul karena kesiapan psikologis terhadap pembedahan belum optimal. Perawat sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit memiliki peran yang sangat penting dalam membantu pasien mengatasi kecemasannya.

  Pasien secara mental harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan. Dalam hal ini hubungan baik antara penderita, keluarga dan tenaga kesehatan sangat membantu untuk membeikan dukungan sosial atau support system (Arini, 2003).

  Dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasihat, saran, dukungan jasmani atau rohani. Dukungan emosi juga diberikan keluarga yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumen (Friedman, 2008).

  Penelitian tentang gambaran kebutuhan pasien pre-operasi adalah dukungan psikologis dan spritual di ruang bedah RSU Kota Tasikmalaya menyebutkan bahwa sebagaian besar pasien yaitu sekitar 70% pasien membutuhkan dukungan psikologis dan 57,7% sangat membutuhkan informasi baik tentang perawat dan lingkungan rumah sakit. Informasi tentang penyakit pasien dan informasi tentang tindakan.Sedangkan sebanyak 70% sangat membutuhkan dukungan emosional yang terdiri dari kebutuhan empati, peningkatan harga diri dan kebutuhan perhatian.

  Pasien dapat mengekspresikan ketakutan dan kecemasannya pada keluarga dengan mengurangi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan dan tidak beralasan, akan mempersiapkan pasien secara emosional. Selain itu, mempersiapkan keluarga terhadap kejadian yang akan dialami pasien dan diharapkan keluarga banyak memberi dukungan pada pasien dalam menghadapi operasi (Anderson dan Masur, 2009).

  Kesehatan jiwa yang positif tercapai bila kebutuhan psikologis akan rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri terpenuhi secara optimal sehingga klien mempunyai kesiapan mental yang tinggi dalam menghadapi pembedahan. Pengalaman operasi untuk pertama kali kurang memberikan pengaruh apabila pemenuhan dukungan psikologis yang mencakup dukungan emosional dan dukungan informasi diberikan secara efektif oleh perawat, keluarga atau tim kesehatan lainnya (DepKes, 2004).

  Ni Ketut Kusumarjathi (2009) yang melakukan penelitian saat praktek Laboratorium Rumah Sakit pada bulan Februari 2011 di RSU Provinsi NTB, bahwa peneliti mendapatkan pasien yang akan dioperasi tanpa ditemani oleh keluarganya, mengalami kecemasan yang menimbulkan perubahan fisiologis seperti jantung berdebar-debar, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, perasaan adanya tekanan pada dada yang dapat berisiko ketika menjalani pembedahaan sehingga jadwal operasi diundur beberapa hari.

  Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jahriah (2012) menunjukkan bahwa sebanyak 48% keluarga memberikan dukungan yang baik dan paling sedikit memberikan dukungan yang kurang sebanyak 17%. Kecemasan pasien pre-operasi sebanyak 46% pasien pre-operasi apendictomy di RSUD Tarakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengalami kecemasan ringan.

  Survei pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 10 pasien yang akan menjalani operasi di ruang rawat inap RSUD Prof Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, sebanyak 7 pasien (70%) menyatakan takut dan cemas menghadapi operasi yang akan dilaksanakan. Perasaan cemas yang menyertai yaitu takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada saat menjalani operasi.Berdasar pengamatan yang peneliti lakukan, beberapa anggota keluarga nampak memberikan nasihat dan menguatkan mental pasien.Tetapi ada juga anggota keluarga dari pasien yang menyatakan bahwa apapun yang terjadi merupakan cobaan yang harus dilalui.

  Berdasarkan uraian di atas tampak adanya permasalahan, di satu sisi tampak pentingnya dukungan keluarga untuk mengatasi kecemasan pada pasien pre operasi, namun disisi lain fakta permasalahan aplikasi dukungan yang diberikan keluarga belum optimal. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan dukungan keluarga dalam upaya menurunkan kecemasan pada pasien pre operasi. Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap tingkat penurunan kecemasan pasien, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif.

B. Rumusan Masalah

  Pandangan setiap orang dalam menghadapi pembedahan berbeda, sehingga respon pun berbeda, setiap menghadapi pembedahan selalu menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada pasien. Seseorang yang sangat cemas sehingga tidak bisa berbicara dan mencoba menyesuaikan diri dengan kecemasan sebelum operasi, seringkali menjadi hambatan pada paska operasi, pasien menjadi cepat marah, bingung, lebih mudah tersinggung akibat reaksi psikis, dibandingkan dengan orang yang cemas ringan.

  Dukungan keluarga mempunyai pengaruh yang kuat dalam permasalahan yang dihadapi oleh pasien, dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dukungan emosi, dukungan penilaian dan dukungan instrumen.

  Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dalam bidang ini dengan judul “Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operatif di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto”.

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

  2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : a.

  Mendeskripsikan karakteristik responden pasien pre operatif di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto : jenis kelamin, usia, jenis operasi.

  b.

  Mendeskripsikan tingkat kecemasan pasien pre operatif di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

  c.

  Mendeskripsikan dukungan keluarga pasien pre operatif di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

  d.

  Pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

  D. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi pendidikan dan ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan gambaran tentang asuhan keperawatan dukungan keluarga yang diberikan pada pasien pre operatif. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan tentang konsep asuhan keperawatan dukungan keluarga.

  2. Bagi profesi keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi profesi keperawatan tentang pemberian pendidikan kesehatan dengan program waktu yang tepat pada pasien agar dapat membantu pasien dan keluarga dalam menurunkan kecemasan sebelum operasi.

  3. Bagi pengambil kebijakan di rumah sakit Sebagai masukan bagi Rumah Sakit dalam memberikan dukungan keluarga secara efektif terhadap tingkat kecemasan untuk meningkatkan mutu pelayanan perawatan pada pasien sebelum menjalani tindakan operasi.

  4. Bagi peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman tentang proses penelitian, dan pengalaman dalam mengelola kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

  5. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya dukungan keluarga untuk mengurangi kecemasan anggota keluarga yang akan menjalani operasi.

6. Bagi Institusi Pendidikan

  Memberi masukan dan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif.

E. Keaslian Penelitian

  Beberapa penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini antara lain:

  1. Khusnul Khotimah, melakukan penelitian dengan judul “pengaruh pemberian informasi prosedur operasi terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif di ruang bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”, tahun 2008 dengan kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada responden sebelum dan sesudah diberikan informasi prosedur operasi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian pasien yang akan menjalani operasi dengan general anastesi selama sebulan di Ruang bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sebanyak 58 orang.

  Analisa data menggunakan analisis paired t-test.

  2. Rohmawati (2011) tentang ”Hubungan pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan”. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan 32 responden. Insstrumen penelitian menggunakan uji korelasi sperman rank. Hasil uji korelasi diperoleh p value sebesar 0,026 artinya terdapat hubungan pemberian

  

informed consent dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di

Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan.

  3. Larasati, Yulistia Indah (2009). Efektifitas Preoperative Teaching Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Rawat Inap RSUD Karanganyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas preoperative teaching terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien preoperasi di ruang rawat inap RSUD Karanganyar. Penelitian dilakukan bulan Maret-April 2009, menggunakan quasi

  

experiment one group pre test -post test design dan teknik purposive

sampling . Jumlah sampel adalah 15 orang. Analisa hasil penelitian

  menggunakan uji paired sample t-Test. Hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung (9,726) lebih besar dari t tabel (1,761) atau sig (0,000) lebih kecil dari α (0,05) sehingga Ha diterima yang berarti preoperative teaching efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien preoperasi di ruang rawat inap RSUD Karanganyar.

  4. Sawitri, Endang; Sudaryanto, Agus (2008). Pengaruh Pemberian Informasi Pra Bedah Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pra Bedah Mayor Di Bangsal Orthopedi RSUI Surakarta.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyampaian informasi pra bedah melalui tingkat penurunan kecemasan pasien sebelum operasi . Penelitian ini direncanakan sebagai penelitian eksperimental pada jenis one group pre test - post test , dilengkapi dengan 58 subjek. Sampel Teknik pengumpulan adalah pada saat yang sama dengan metode quota sampling, sedangkan metode pengumpulan data selesai dengan kuesioner yang berisi dari pengukuran kecemasan sebagai Hamilton Anxiety Scale. Teknik analisis data menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien, sebelum dan sesudah komunikasi terapeutik yang memberikan informasi pra operasi di bangsal ortopedi RSUI Kustati Surakarta. Setidaknya, hal ini ditunjukkan dengan

  

computed uji hiphotesys diselesaikan dengan tingkat signifikansi 5% dan

  derajat bebas 57 , itu menunjukkan bahwa hasil t dihitung = 7.366 > ttabel = 2,002.

  Perbedaan dalam penelitian ini adalah peneliti menekankan pada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pasien sebagai kajian. Sampel yang diambil adalah pasien yang masuk ke Rumah Sakit RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan yang akan dilakukan tindakan operasi. Metode penelitiannya adalah menggunakan kuesioner, sehingga penelitian yang penulis lakukan dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.