ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PPOK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RUANG CENDANA RUMAH SAKIT Prof. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO - Elib Repository
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PPOK DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RUANG CENDANA RUMAH SAKIT Prof. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Ners Diajukan Oleh : Resti Fauzi, S.Kep A31701035 PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2018 i ii
iii iv vKATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien PPOK Dengan Ketidakefektifan
Pola Nafas Di Ruang Cendana Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto”Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Akhir Ners ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Hj. Herniyatun, S. Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
2. Dr. Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B, selaku direktur RSUD Prof. Dr. margono Soekarjo Purwokerto
3. Irmawan Andri, M. Kep, selaku pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu guna memberikan bimbingan dan pengarahan
4. Mukhamad Samkhan, S.Kep. Ns, selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Semua perawat dan staf pegawai di ruang Cendana yang telah memberikan izin dan membantu peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ini.
6. Kedua orang tua dan saudara
- – saudaraku yang senantiasa memberikan dukungan, segala do’a dan kasih sayang yang tiada henti.
7. Teman-teman seperjuangan di Profesi Ners Angkatan 2017.
8. Bapak / ibu dan keluarga klien yang turut serta memberikan konstribusi bagi penulis dalam pengambilan data demi terselesaikan Karya Tulis Akhir ini, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya serta segera mengangkat sakit keluarganya dan memberikan kesembuhan.
vi
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga Karya Tulis Akhir Ners ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Gombong, 29 Juni 2018 Penulis
vii viii
Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTAN, Juni 2018 1) 2) 3) Resti Fauzi , Irmawan Andri Nugroho , Mukhamad Samkhan
ABSTRAK
Asuhan Keperawatan Pasien PPOK Dengan Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Nafas Di Ruang Cendana
Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto
Latar Belakang : Angka kejadian penyakit PPOK terus meningkat, PPOK
menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma bronkial (33%), kanker paru (30%) dan lainnya (2%) (PDPI, 2011). Di Indonesia PPOK menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian di Indonesia dan prevalensi PPOK rata-rata sebesar 3,7% (Riskesdas, 2013).
Tujuan :
Untuk menganalisa “Asuhan Keperawatan Pasien PPOK dengan Ketidakefektifan Pola Nafas di Ruang Cendana Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”
Hasil Asuhan Keperawatan : Pada ketiga pasien PPOK yang diberikan asuhan
keperawatan mengeluhkan sesak nafas, batuk, keringat dingin dan nafas cepat.Hal tersebut merupakan batasan karakteristik dari masalah ketidakefektifan pola nafas. Implementasi yang dilakukan adalah pemberian Trypod Position dan (PLB) pada klien selama 3x24 Jam guna mengurangi sesak
Pursed Lip Breathing
nafas dan meningkatkan SPO2
Rekomendasi : Latihan nafas abdomen dan bibir dengan cara Trypod Position dan
Pursed Lip Breathing (PLB) bisa menjadi alternatif tindakan keperawatan mandiri
yang dapat dilakukan guna mengurangi sesak nafas pada pasien PPOK akibat adanya hiperinflasi dijalan nafas. Kata kunci : PPOK, ketidakefektifan pola nafas, Trypod Position, Pursed Lip
Breathing (PLB) 1) Mahasiswa Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong
2) Pembimbing I Dosen Program Studi Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong
3) Pembimbing II CI Klinik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
ix
Ners Nursing Study Program Muhammadiyah Gombong College of Health Sciences KTAN, June 2018
1) 2) 3)
ABSTRACT
Nursing Care for COPD Patients with Nursing Problems
Ineffectiveness of Breath Pattern in Cendana Room
Prof. Hospital Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto
Background: The incidence of COPD continues to increase, COPD ranks as the
first contributor to morbidity (35%), followed by bronchial asthma (33%), lung
cancer (30%) and others (2%) (PDPI, 2011). In Indonesia COPD is ranked 6th out
of 10 causes of death in Indonesia and the prevalence of COPD is 3.7% on
average (Riskesdas, 2013).
Objective: To analyze "COPD Patient Nursing Care with Ineffectiveness of
Breath Pattern in Cendana Room Hospital Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto "Nursing Care: In the three COPD patients who were given nursing care
complained of shortness of breath, coughing, cold sweat and rapid breathing. This
is a characteristic limitation of the problem of ineffectiveness of breathing
patterns. The implementation was carried out by giving Trypod Position and
Pursed Lip Breathing (PLB) to clients for 3x24 hours to reduce shortness of
breath and increase SPO2
Recommendation: Abdominal and lip breath exercises by means of Trypod
Position and Pursed Lip Breathing (PLB) can be an alternative independent
nursing action that can be done to reduce shortness of breath in COPD patients
due to hyperinflation in the airway.
Keywords: COPD, breath pattern ineffectiveness, Trypod Position, Pursed Lip
Breathing (PLB)1) Student of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
1
2) Research Consultant Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
2
3) Clinical Consultant RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN BEBAS PLAGIARISM iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv HALAMAN PENGESAHAN v KATA PENGANTAR vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR vii ABSTRAK viii ABSTRACT ix DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xiiBAB I PENDAHULUAN
1 A. Latar Belakang
1 B. Tujuan Penelitian
4
1. Tujuan Umum
4
2. Tujuan Khusus `
4 C. Manfaat Penelitian
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 A. Konsep Medis
6 B. Konsep Dasar Masalah Keperawatan
8 C. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori
10 D. Kerangka Konsep
15 BAB III METODE STUDI KASUS
16 A. Desain Karya Ilmiah
16 B. Subyek Studi Kasus
17 C. Fokus Studi Kasus
17 D. Definisi Operasional
18 E. Instrumen Studi Kasus
18
xi F. Metode Pengumpulan Data
18 G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus
19 H. Analisis Data dan Penyajian Data
19 A. Hasil Studi Kasus
21
1. Profil Lahan Praktek
21
2. Gambaran Ruang Cendana
22 3. 10 besar jumlah penyakit di ruang Cendana
23
4. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan
25
a) Hasil Pengkajian
25
b) Masalah Keperawatan
31
c) Intervensi
31
d) Implementasi dan Evaluasi
32 B. Pembahasan
37
1. Analisis Hasil Pengkajian
37
2. Analisis Masalah Keperawatan
38
3. Analisis Tindakan Keperawatan pada Diagnosa Keperawatan Utama
39
4. Analisis Implementasi Keperawatan
40
5. Analisis Evaluasi Keperawatan
41
6. Analisis Tindakan Keperawatan dengan Hasil Penelitian
42 BAB IV PENUTUP
45 A. Kesimpulan
45 B. Saran
46
xii
xiii
DAFTAR TABEL
2017 Ruang Cendana RSUD Margono Soekarjo
23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang
timbul akibat dari adanya respon inflamasi kronis yang tinggi pada saluran nafas dan paru yang biasanya bersifat progresif dan presisten. penyakit PPOK ini memiliki ciri berupa terbatasnya aliran udara yang masuk dan biasanya dapat dicegah dan dirawat (GOLD, 2015). Penyakit Paru Obstruktif Kronik (POK) juga salah satu dari kelompok penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian PPOK akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah perokok, polusi udara dari industri dan asap kendaraan yang menjadi faktor resiko penyakit tersebut
PPOK akan berdampak negatif dengan kualitas hidup penderita, termasuk pasien yang berumur > 40 tahun yang akan menyebabkan disabilitas penderitanya. Padahal mereka masih dalam kelompok usia produktif namun tidak dapat bekerja dengan maksimal karena sesak nafas yang kronis. Mortalitas PPOK lebih tinggi pada laki-laki dan akan meningkat pada umur > 45 tahun. Hal ini bisa dihubungkan bahwa penurunan fungsi paru pada umur 30-40 tahun.
World Health Organization (WHO) melaporkan terdapat 600 juta orang menderita PPOK di dunia dengan 65 juta orang menderita PPOK derajat sedang hingga berat. Pada tahun 2002 PPOK adalah penyebab utama kematian kelima di dunia dan diperkirakan menjadi penyebab utama ketiga kematian di seluruh dunia pada tahun 2030 yang akan datang (WHO,2015). Selain itu prevalensi kejadian PPOK di dunia sekarang rata-rata berkisar 3-11% (GOLD, 2015). Pada tahun 2013, di Amerika Serikat PPOK adalah penyebab utama kematian ketiga, dan lebih dari 11 juta orang telah didiagnosis dengan PPOK (American Lung association, 2015). Menurut data penelitian dari Regional COPD Working Group yang dilakukan di 12 negara di Asia Pasifik rata-rata prevalensi PPOK sebesar 6,3%, dengan yang
1
2
terendah 3,5% di Hongkong dan Singapura, dan tertinggi di Vietnam sebanyak 6,7%. Indonesia menunjukkan prevalensi sebanyak 5,6% atau 4,8juta kasus untuk PPOK derajat sedang sampai berat
Hasil survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jendral PPM & PL di lima rumah sakit propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan PPOK menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma bronkial (33%), kanker paru (30%) dan lainnya (2%) (PDPI, 2011). Menurut Riset Kesehatan Dasar, pada tahun 2007 angka kematian akibat PPOK menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian di Indonesia dan prevalensi PPOK rata-rata sebesar 3,7% (Riskesdas, 2013).
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masayrakat di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pajanan faktor resiko, seperti faktor penjamu yang diduga berhubungan dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah perokok khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara didalam maupun diluar ruangan dan ditempat kerja. Menurut Ambrosino dan Serradori (2006 dalam Khasanah, 2013) pada pasien PPOK mengalami kelemahan otot inspirasi dan atau disfungsi otot yang berkontribusi terjadinya sesak nafas. Sesak nafas adalah suatu gejala yang kompleks yang merupakan keluhan utama yang mengakibatkan ketidakefektifan pola nafas pada pasien PPOK.
Ketidakefektifan pola nafas adalah keadaan ketika seseorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernafasan (Lynda Juall, 2011). sesak nafas pada pasien PPOK terjadi akibat hiperinflasi dinamik yang bertambah berat dengan peningkatan Respiratory Rate. Hal ini terjadi karena pasien PPOK mengalami kelemahan otot inspirasi dan atau disfungsi otot yang berkontribusi terhadap terjadinya sesak nafas (Maranatha, 2010).
3
Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat pada pasien PPOK yang mengalami gangguan pola nafas adalah Trypod Position dan latihan nafas
Pursed Lip Breathing (PLB). tujuan dilakukan posisi dan latihan ini adalah
untuk mengatur kecepatan frekuensi pernapasan atau Respiratory Rate pada pasien PPOK. Terapi ini adalah cara yang sangat mudah dilakukan, tanpa memerlukan alat bantu apapun, dan juga tanpa efek negatif seperti pemakaian obat-obatan (Smeltzer & bare, 2013) hal ini sejalan dengan penelitian Khasanah, 2015 dengan judul Efektifitas Posisi Condong kedepan dan Pursed Lip Breathing (PLB) Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis yang dilakukan selama 3 hari menunjukan bahwa Posisi Condong Kedepan dan Pursed Lip Breathing efektif terhadap peningkatan saturasi pada pasien PPOK. Trypod Position adalah posisi klien diatas tempat tidur yang bertopang diatas Overbed Table (yang dinaikan dengan ketinggian yang sesuai) dan bertumpu pada kedua tangan dengan posisi kaki di tekuk kearah dalam. Pasien yang diberikan Trypod Position dapat dibantu agar ekspansi dada membaik (Kozeir, 2009). Sedangkan untuk memperbaiki ventilasi saluran pernafasan dan meningkatkan kemampuan kerja otot-otot pernafasan maka dapat dilakukan Pursed Lip Breathing (PLB), terapi ini akan mengurangi spasme otot pernafasan, membersihkan jalan nafas, dan melegakan saluran pernafasan. Caranya dengan klien menginspirasi dalam, saat ekspirasi klien menghembuskan melalui mulut hampir tertutup seperti bersiul secara perlahan (Hilmi, 2010)
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam suatu karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pasien PPOK dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif di Ruang Cendana Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”
4
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Untuk menjelaskan “Asuhan Keperawatan Pasien PPOK dengan Ketidakefektifan Pola Nafas di Ruang Cendana Rumah Sakit Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto”
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memaparkan hasil pengkajian keperawatan pasien PPOK dengan masalah ketidakefektifan pola nafas b. Untuk memaparkan hasil analisa data keperawatan pasien PPOK dengan ketidakefektifan pola nafas c. Untuk memaparkan hasil intervensi keperawatan pasien PPOK dengan masalah ketidakefektifan pola nafas
d. Untuk memaparkan hasil implemenstasi keperawatan pada pasien
PPOK dengan masalah ketidakefektifan pola nafas
e. Untuk memaparkan hasil evaluasi keperawatan pasien PPOK dengan masalah ketidakefektifan pola nafas f. Untuk memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan (sebelum dan sesudah tindakan) pada pasien PPOK dengan masalah ketidakefektifan pola nafas
C. Manfaat Penelitian
1. manfaat bagi perkembangan ilmu Berguna untuk menambah ilmu dan informasi dalam kepustakaan. dan dapat dijadikan wacana keilmuwan keperawatan terutama dalam pemberian intervensi asuhan keperawatan selain nonfarmakologi pada pasien PPOK.
2. Manfaat bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan pembelajaran terutama tentang intervensi nonfarmakologi yang dapat dilakukan di ruangan
5
3. Manfaat bagi Rumah Sakit Dapat menjadi referensi, masukan dan acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan bagi pasien yang khususnya dengan masalah kesehatan PPOK
4. Manfaat bagi Pasien Pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang system pernafasan beserta tindakan nonfarmakologi yang dapat dilakukan dengan mandiri untuk mengatasi sesak nafas.
DAFTAR PUSTAKA
American Lung Association, (2010), Chronic Obstructive Pulmonary Diseases COPD , Amerika. Arief Mansjoer (2010), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta : Media Aesculapius. Black, J M., & Hawks, H. (2014). Keperawatan medikal bedah. (edisi 8. Buku 2). Carpenito, L. J. (2013). Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktek Klinik (Terjemahan). Edisi 6. Jakarta: EGC. Carpenito, Lynda Juall. (2009). Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada Praktek
Klinis . 9th ed. Dialihbahasakan oleh Kusrini Semarwati Kadar. Eka
Anisa Mardella. Meining Issuryanti (ed). Jakarta: EGC Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2008), Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) , Jakarta.
Department for Health and Human Services Centers., (2013). Health, United States, (2012), with Special Feature on Emergency Care. U.S.
Department for Health and Human Services Centers for Disease Control and Prevention National Center for Health Statistics. DHHS publication no. 2013-1232. Dermawan Deden, Rahayuningsih Tutik. (2010). Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Percernaan) . Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Doenges, Marrylin. (2005). Rencana Asuhan Keperawatan. 3rd ed. Dialih bahasakan oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). (2015). Global
Strategy for The Diagnosis, Management, And Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease, (2006), Global Strategy
ForThe Diagnosis Management And Prevention Of Chronic Obstructive Pulmonary Disease , USA.
Herdman, T Heather (ed).(2011). NANDA Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Khasanah, s., & Maryoto, m. (2014). Efektifitas posisi condong ke depan (ckd)
dan pursed lips breathing (plb) terhadap peningkatan saturasi oksigen pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK ). in prosiding
seminar nasional & internasional. Khotimah, S. (2013). Latihan Endurance Meningkatkan Kualitas Hidup Lebih
Baik Dari Pada Latihan PernafasanPada Pasien PPOK di BP4 Yogyakarta . Sport and Fitness Journal. Juni 2013:1. No. 20-32.
Kim et al. (2012). Effects of breathing maneuver and sitting posture on muscle
activity in inspiratory accessory muscles in patients withchronic obstructive pulmonary disease.
Maranatha, D, (2004), In : Alsagaff, H., Wibisono, M, J., Winariani , Buku Ajar
Ilmu Penyakit Paru , Cetakan Pertama, Surabaya, Graha Masyarakat Ilmiah Kedokteran , Universitar AirLangga.
Mubarak, IW. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka cipta Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta Pailak, Widodo & Shobirun (2012).Perbedaan Pengaruh Teknik Relaksasi Otot
Progresif dan Napas Dalam terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di Rumah Sakit Telogorejo Semarang .
Patrick,Davey. (2005). At A Glance Medicine. Dialihbahasakan oleh Amalia Safitri. Jakarta: Erlangga
PDPI, (2011), PPOK Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Indonesia, PDPI, Jakarta. Pincelli, M.P., Grumann, A.C.G., Fernandes. C., Cavalheiro, A.G.C., Haussen,
D.A.P., dan Maia, I.S, (2011), Characteristics of COPD Patients
Admitted To The ICU of A Referral Hospital For Respiratory
, Journal Brasil Pneumol, Vol 37(2) : 217-222,
Diseases In Brazil Brazil.
Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice.
Edisi 7. Vol. 3. Jakarta : EGC Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2013. Setiadi. (2012). Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik . Yogyakarta : Graha Ilmu
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan kuantitatif Dan R & D, Bandung: ALFA BETA Wardhani, Siska Putri, (2013).
”Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Karyawan Pemerintah Surakarta
”. Skripsi, Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. WHO, (2012), Chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Wilkinson, Judith M. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC. kriteria hasil NOC . Jakarta: EGC. World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2015.
Switzerland. (2015).
STIKES Muhammadiyah Gombong
STIKES Muhammadiyah Gombong
STIKES Muhammadiyah Gombong
STIKES Muhammadiyah Gombong