PEMANFAATAN BONGGOL BUAH NANAS UNTUK MEDIA BIAKAN BAKTERI Lactobacillus plantarum SEBAGAI PROBIOTIK

  SKRIPSI

PEMANFAATAN BONGGOL BUAH NANAS UNTUK MEDIA

BIAKAN BAKTERI Lactobacillus plantarum SEBAGAI

  

PROBIOTIK

PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

  

Oleh:

THIA AMINAH RAHMAWATI

SURABAYA –JAWA TIMUR

  

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016 Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : N a m a : Thia Aminah Rahmawati N I M : 140911064 Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul :

  “Pemanfaatan Bonggol Buah Nanas untuk Media Biakan Bakteri Lactobacillus plantarum sebagai Probiotik “ adalah benar hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

  Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh. Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Surabaya, 22 Juli 2016

  SKRIPSI

PEMANFAATAN BONGGOL BUAH NANAS UNTUK MEDIA BIAKAN

BAKTERI Lactobacillus plantarum SEBAGAI PROBIOTIK

  

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan

pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

  Oleh :

  

THIA AMINAH RAHMAWATI

NIM. 140911064

Mengetahui,

Komisi Pembimbing

  Pembimbing Utama Pembimbing Serta Sudarno, Ir., M. Kes.

  NIP. 19550713 198601 1 001

  SKRIPSI

PEMANFAATAN BONGGOL BUAH NANAS UNTUK MEDIA BIAKAN

BAKTERI Lactobacillus plantarum SEBAGAI PROBIOTIK

  Oleh : THIA AMINAH RAHMAWATI

  140911064 Telah diujikan pada Tanggal : 08 Juni 2016 KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua : Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes.

  Anggota : Agustono, Ir., M.Kes.

  Prayogo , S.Pi., MP. Sudarno, Ir., M. Kes. Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D

  Surabaya, 08 Juni 2016 Fakultas Perikanan dan Kelautan

  Universitas Airlangga Dekan, Dr. Mirni Lamid, drh., MP.

  NIP. 19620116 19203 2 001

  

RINGKASAN

THIA AMINAH RAHMAWATI. Pemanfaatan Bonggol Buah Nanas untuk

Media Biakan Bakteri Lactobacillus plantarum sebagai Probiotik. Dosen

Pembimbing Sudarno, Ir., M. Kes. dan Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir.,

M.Si., Ph.D.

  Probiotik merupakan mikroorganisme non patogen yang memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan inangnya. Untuk mendukung pertumbuhan bakteri probiotik, diperlukan suatu substrat yang dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri. Salah satu media yang digunakan sebagai substrat adalah molase dan bonggol buah nanas. Molase merupakan sumber karbon yang menyediakan kebutuhan energi dan bonggol buah nanas membantu pH menjadi lebih asam. Hal tersebut sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan dalam pertumbuhan bakteri Lactobacillus plantarum.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bonggol buah nanas untuk media biakan bakteri Lactobacillus plantarum sebagai probiotik. Penelitian dilaksanakan di Balai Karantina Juanda Kelas I Surabaya pada bulan Januari

  • – Februari 2016. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji ANAVA (Analysis of Variance) dengan tingkat kepercayaan 95 % dan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan.

  Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian bonggol buah nanas terhadap jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum. Hasil tertinggi jumlah total bakteri ditunjukkan pada perlakuan P

  2 pengamatan hari ketujuh

  8

  dengan kombinasi molase 75 % dan bonggol buah nanas 25 % sebesar 10 CFU/ml. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa bonggol buah nanas dapat digunakan untuk media biakan bakteri Lactobacillus plantarum sebagai probiotik.

  SUMMARY THIA AMINAH RAHMAWATI. The Utilization the Pinneaple’s Axis as

Media for Breeding to Lactobacillus plantarum Bacteria as Probiotic.

  

Academic Advisor Sudarno, Ir., M. Kes. and Prof. Moch. Amin Alamsjah,

Ir., M.Si., Ph.D.

  Probiotic is a non pathogenic microorganism which gives a positive influence to t he health’s host. To support the growth of probiotic bacterial, it needs a substrate that stimulates the growth of bacterial. A substrat for the growth of bacterial is molasses and pinneaple’s axis. Molasses is a carbon source which provides energy, and then pinneaple’s axis helps pH be more acid. It based on the required situation in the growth of Lactobacillus plantarum Baterial.

  The purpose of this study is to know the influence of Pinneaple’s axis as media for breeding to Lactobacillus plantarum bacteria as probiotic. This study has been done at Balai Karantina Juanda Kelas 1 Surabaya from January to February 2016. This study used data analysis with statistics system which uses the ANAVA (Analysis of Variance) test with the level of confident 95% and continued with Duncan Test.

  The res ult of this study shows that there are influences of Pinneaple’s axis to the number of Lactobacilus plantarum bacterial. The highest result of the

  th

  number of bacterial was showed in p2 treatment in 7 day observation. This observation combined 75% molasses and 25% Pinneaple’s axis in 108 CFU/ml. the conclusion of this study shows that pinneaple’s axis can use for media breeding to Lactobacilus plantarum bacteria as probiotic.

KATA PENGANTAR

  Pertama-tama saya ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya saya dapat menyusun laporan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Bonggol Buah Nanas untuk Media Biakan Bakteri Lactobacillus plantarum sebagai Probiotik

   yang telah dilaksanakan pada tahun 2016.

  Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan laporan skripsi ini jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat saya harapkan. Akhir kata, semoga laporan skripsi ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya dan untuk masyarakat pada umumnya.

  Surabaya, Juni 2016 Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

  Pada kesempatan ini, penulis dengan penuh rasa hormat dan penghargaan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Ibu Dr. Mirni Lamid, drh., MP. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.

  1. Bapak Sudarno, Ir., M. Kes. dan Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan sejak penyusunan usulan hingga selesainya penyusunan laporan skripsi ini.

  2. Bu Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes., Bapak Agustono, Ir., M.Kes. dan Bapak Prayogo , S.Pi., MP. selaku panitia penguji yang telah membantu dan memberikan saran dalam perbaikan hasil skripsi hingga selesai.

  3. Kedua orang tua tercinta, Bapak Busar EF. dan Ibu Chotidjah, kakak tercinta saya, Deasy Noer Wulandhari serta Gani Tri Hadi Hartato, terima kasih atas doa yang tulus, cinta dan kasih sayang, semangat yang kuat dan kerja kerasnya yang menjadi motivasi terbesar saya dalam menjalani kehidupan.

  4. Sahabat FPK 2009, Almira, Vivin, Ajeng, Titi, Tari dan Mardiah Rahma.

  Terima kasih telah mendukung saya selama kuliah dan dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

  5. Keluarga besar Asrama Bibit Unggul Dinas Sosial Kalijudan Surabaya.

  Terima kasih telah membantu saya dalam menyelesaikan kuliah saya.

  6. Balai Karantina Ikan Kelas I Juanda, Surabaya. Terima kasih atas bantuan dan dukungan dalam penelitian saya sehingga laporan skripsi saya dapat terselesaikan.

7. Serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan Skripsi ini.

  DAFTAR ISI Halaman

  RINGKASAN ................................................................................................. iv SUMMARY .................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

  I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

  1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3

  1.3 Tujuan ................................................................................................. 4

  1.4 Manfaat ............................................................................................... 4

  II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Probiotik .............................................................................................. 5

  2.1.1 Pengertian Probiotik ................................................................... 5

  2.1.2 Fungsi Probiotik . ...................................................................... 6

  2.1.3 Cara Pembuatan Probiotik .................................................... 7

  2.1.4 Bakteri Probiotik (Lactobacillus plantarum) ............................. 8

  2.2 Bonggol Buah Nanas ........................................................................... 10

  III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

  3.1 Konseptual Penelitian .......................................................................... 11

  3.2 Hipotesis ............................................................................................. 13

  IV METODOLOGI PENELITIAN

  4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 14

  4.2 Materi Penelitian ................................................................................. 14

  V HASIL DAN PEMBAHASAN

  6.2 Saran ................................................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 29 LAMPIRAN

  6.1 Simpulan ............................................................................................. 28

  VI SIMPULAN DAN SARAN

  5.2 Pembahasan ......................................................................................... 22

  5.1.3 Nilai Suhu ................................................................................... 22

  5.1.2 Nilai pH ....................................................................................... 21

  5.1.1 Jumlah Total Bakteri (Total Plate Count) .................................. 20

  5.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 20

  4.4 Alur Penelitian .................................................................................... 19

  4.2.1 Alat Penelitian ........................................................................................ 14

  4.3.4 Analisis Data .............................................................................. 17

  4.3.3 Parameter Penelitian .................................................................. 16

  c. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 16

  b. Pembuatan Media Pertumbuhan Bakteri Probiotik ........................ 15

  a. Persiapan Wadah Media Pertumbuhan Bakteri Probiotik .............. 15

  4.3.2 Prosedur Kerja ........................................................................... 15

  4.3.1 Rancangan Percobaan ............................................................... 15

  4.3 Metode Penelitian ............................................................................... 14

  4.2.2 Bahan Penelitian .................................................................................... 14

  ………………………………………………………………… 32

  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

  1. Kadar Vitamin C dalam susu, ekstrak nanas dan keju dalam 100 gram bahan Karakteristik Isolat Lactobacillus plantarum (Titin dkk., 2011) ............... 10

  2. Hasil Jumlah Total Bakteri Lactobacillus plantarum pada Variasi Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama Masa Inkubasi 7 Hari (CFU/ml) dengan Menyertakan Standar Deviasi ............................... 19

  3. Rata-Rata Nilai pH pada Variasi Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama Masa Inkubasi 7 Hari .......................................................... 22

  4. Nilai Suhu Ruangan pada Variasi Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama Masa inkubasi 7 Hari ........................................................... 22

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

  1. Bagan Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 13

  2. Diagram Alur Penelitian .............................................................................. 18

  3. Fase Pertumbuhan Lactobacillus plantarum pada Variasi Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama Masa Inkubasi 7 Hari. .......................... 25

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

  1. Data Jumlah Total Bakteri Lactobacillus plantarum selama Masa Inkubasi 7 Hari pada Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas ......... 32

  2. Data Rerata Jumlah Sel dan log Jumlah Sel pada Variasi Konsentrasi Moilase dan Bonggol Buah Nanas ............................................................. 34

  3. Data pH selama Masa Inkubasi 7 Hari pada Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas ................................................................................... 36

  4. Penghitungan Data secara Statistika Menggunakan SPSS pada Hari Ke-0 Perlakuan ..................................................................................................... 37

  5. Penghitungan Data secara Statistika Menggunakan SPSS pada Hari Keempat Perlakuan ...................................................................................... 39

  4. Penghitungan Data secara Statistika Menggunakan SPSS pada Hari Ketujuh Perlakuan ....................................................................................... 42

  5. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 45

  

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Peningkatan produksi dalam usaha budidaya dapat dicapai dengan cara mengoptimalkan kondisi lingkungan, mendapatkan padat tebar yang tepat, memperbaiki kualitas benih dan pemberian pakan berkualitas baik. Selain itu, dapat pula dilakukan melalui upaya menurunkan tingkat mortalitas dan meningkatkan laju pertumbuhan. Salah satu langkah alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penggunaan probiotik (Mansyur dan Tangko, 2008).

  Probiotik merupakan mikroorganisme non patogen yang jika dikonsumsi akan memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan inangnya (Hidayat, 2011). Penggunaan probiotik bertujuan untuk menjaga keseimbangan mikroba dan pengendalian patogen dalam saluran pencernaan, air serta lingkungan melalui proses biodegradasi (Mansyur dan Tangko, 2008). Adanya bakteri probiotik pada sistem akuakultur akan menjadi penetralisir bagi sistem pencernaan sehingga bakteri patogen dapat dihambat pertumbuhannya. Salah satu bakteri probiotik yang sering digunakan adalah Lactobacillus plantarum (Supriyanto dkk., 2012).

  Sifat yang menguntungkan dari bakteri L. plantarum adalah dapat digunakan untuk mendukung peningkatan kesehatan. Bakteri tersebut berperan sebagai flora normal dalam sistem pencernaan yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam dan basa sehingga pH dalam kolon konstan (Hardiningsih dkk., 2006). Selain itu, 0,2 % pakan yang diberikan kepada hewan uji ikan bandeng memberikan respon yang baik terhadap laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan dan kecernaan pakan sebagai akibat dari aktivitas mikroorganisme Lactobacillus di dalam memperbaiki mutu pakan (Mansyur dan Tangko, 2008).

  Beberapa jenis bakteri probiotik tersebut telah beredar dipasaran, baik produk dari luar maupun dari dalam negeri. Munculnya berbagai jenis produk bakteri probiotik menimbulkan permasalahan tersendiri karena para petambak menggunakan probiotik tersebut tanpa mengetahui dengan jelas peruntukan dari produk tersebut. Selain itu, komposisi jenis bakteri yang tercantum pada kemasan suatu produk belum tentu sama dengan yang terkandung di dalamnya sehingga memerlukan kecermatan dalam memilih suatu produk bakteri probiotik. Petambak harus lebih cermat dan berhati-hati dalam memilih suatu produk bakteri probiotik sehingga lebih baik petambak meramu sendiri probiotiknya (Amin dan Mansyur, 2010).

  Probiotik dapat dibuat dengan biaya relatif murah dan merupakan produk yang ramah lingkungan. Karakteristik probiotik yang efektif adalah dapat dikemas bentuk hidup dalam skala industri, stabil dan hidup pada kurun waktu penyimpanan lama dan kondisi lapangan, bisa bertahan hidup di dalam usus dan menguntungkan bagi ternak (Gunawan dan Sundari, 2003). Untuk mendukung pertumbuhan bakteri probiotik, diperlukan suatu substrat yang dapat menstimulasi bakteri agar menghasilkan suatu metabolit yang nantinya akan berperan sebagai penghambat dan pembunuh bakteri patogen (Supriyanto dkk., 2012).

  Salah satu media yang digunakan sebagai substrat untuk dapat mendukung metabolisme bakteri probiotik adalah molase. Molase merupakan media pembawa yang selama ini sudah dikenal sebagai substrat pertumbuhan bakteri (Supriyanto dkk., 2012). Sumber karbon yang umum digunakan adalah glukosa, molase dan bahkan ethanol. Molase merupakan sumber karbon yang paling murah dikarenakan molase adalah produk samping dari industri gula. Sumber karbon tersebut akan menyediakan kebutuhan energi untuk media pertumbuhan. Oleh karena itu, pemilihan sumber karbon memainkan peran penting dalam sisi ekonomi dikarenakan 60-75 % bahan baku menggunakan karbon (Riadi, 2007).

  Teknik pembuatan probiotik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pada media inokulasi pertama ditambahkan dengan perasan buah nanas dan yang kedua ditambahkan terasi udang (Firlana, 2011). Nanas merupakan buah yang segar dan mudah didapatkan yang pemanfaatannya hanya terbatas pada daging buahnya saja padahal bonggol nanas diperkirakan masih memiliki manfaat. Salah satunya adalah untuk membantu membuat pH menjadi lebih asam yaitu berkisar 4

  • –5 (Miskah dkk., 2009). Hal ini sesuai dengan pernyataan Ferdaus dkk. (2008) yang menyatakan bahwa Lactobacillus plantarum merupakan jenis mikroba mesofilik karena dapat hidup pada pH antara 4,5-6,5. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat probiotik dengan cara yang mudah yaitu dengan menggunakan limbah bonggol buah nanas.

1.2 Rumusan Masalah

  Apakah terdapat pengaruh pemberian bonggol buah nanas untuk media biakkan bakteri Lactobacillus plantarum sebagai probiotik?

  1.3 Tujuan

  Untuk mengetahui pengaruh pemberian bonggol buah nanas untuk media biakkan bakteri Lactobacillus plantarum sebagai probiotik.

  1.4 Manfaat

  Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan pemberian bonggol buah nanas untuk media biakkan bakteri

  Lactobacillus plantarum sebagai probiotik.

  

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Probiotik

2.1.1. Pengertian Probiotik

  Definisi probiotik menurut Hidayat (2011) yaitu mikroorganisme non patogen yang jika dikonsumsi akan memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan inangnya. Selain itu, probiotik dapat diartikan sebagai mikroba yang dapat hidup atau berkembang dalam usus dan dapat menguntungkan inangnya baik secara langsung maupun tidak langsung dari hasil metabolitnya (Kompiang, 2009). Yulinery dan Nurhidayat (2012) juga menjelaskan bahwa probiotik merupakan bakteri non patogen yang dikonsumsi sebagai suplemen makanan sehingga terjaga keseimbangan dalam ekosistem mikrobiota usus yang dapat menguntungkan kesehatan tubuh sehingga memperkuat sistem imunitas, menurunkan jumlah bakteri patogen dengan memproduksi komponen anti bakteri serta melakukan kompetisi untuk memperoleh daerah kolonisasi.

  Pada saat memilih mikroorganisme yang akan dijadikan probiotik, persyaratan yang harus dimiliki oleh mikroba probiotik antara lain adalah tidak bersifat patogen atau mengganggu inang, tidak bersifat patogen bagi konsumen (manusia dan hewan lainnya), tidak mengganggu keseimbangan ekosistem, dapat dan mudah dipelihara dan diperbanyak, dapat hidup dan bertahan serta berkembang biak di dalam usus ikan, dapat dipelihara dalam media yang memungkinkan untuk diintroduksikan ke dalam usus ikan dan dapat hidup dan berkembang di dalam air wadah pemeliharaan ikan (Feliatra dkk., 2004). Kompiang (2009) juga menjelaskan bahwa mikroba tersebut harus memenuhi beberapa kriteria antara lain dapat diproduksi secara massal, tetap stabil dan

  

viable dalam waktu lama dalam kondisi penyimpanan dan di lapang, dapat

  bertahan hidup (akan lebih baik kalau dapat tumbuh) di dalam saluran pencernaan dan memberikan dampak yang menguntungkan pada inang.

2.1.2. Fungsi Probiotik

  Penggunaan probiotik di dalam bidang budidaya bertujuan untuk menjaga keseimbangan mikroba dan pengendalian patogen dalam saluran pencernaan, air serta lingkungan perairan melalui proses biodegradasi (Mansyur dan Tangko, 2008). Probiotik dapat mengontrol terjadinya blooming alga sehingga dapat menjaga kestabilan nilai pH dalam tambak, menurunkan kadar BOD (Biochemical

  

Oxygen Demand ) dan menjaga ketersediaan oksigen bagi pertumbuhan ikan.

  Suatu fungsi yang cukup penting dan sebaiknya dimiliki oleh probiotik adalah dapat menekan perkembangan patogen dalam tambak seperti Vibrio harveyi dan virus (Muliani dkk., 2008).

  Probiotik telah digunakan dalam akuakultur untuk mengontrol penyakit sebagai suplementasi atau bahkan dalam mengganti penggunaan senyawa- senyawa antimikrobial (Nursyiwani dkk., 2011). Probiotik tersebut mengandung mikroba yang menguntungkan yang dapat memperbaiki usus yang berdampak positif terhadap kesehatan inang (Kompiang, 2009). Selain itu, Yulinery dan Nurhidayat (2012) menjelaskan bahwa probiotik dapat memperkuat sistem imunitas, menurunkan jumlah bakteri patogen dengan memproduksi komponen anti bakteri serta melakukan kompetisi untuk memperoleh daerah kolonisasi.

  Terdapat dua macam cara aplikasi probiotik yaitu melalui lingkungan (air dan dasar tambak) serta melalui oral (dicampurkan ke dalam pakan). Penggunaan probiotik secara langsung melalui lingkungan dapat meningkatkan efektivitas mikroba usus yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan (Haetami, 2008) sedangkan probiotik yang dicampurkan ke dalam pakan dapat meningkatkan kualitas pakan dengan cara penguraian sehingga dapat meningkatkan kecernaan pakan (Mansyur dan Tangko, 2008). Nopitawati (2010) menjelaskan bahwa pengaruh probiotik sebagai pakan tambahan, mampu meningkatkan imun terhadap bakteri patogen. Selain itu, probiotik juga dapat meningkatkan nilai pakan, kontribusi enzim dalam saluran pencernaan, menghambat bakteri patogen, anti mutan gen dan anti karsinogen, menunjang pertumbuhan serta meningkatkan respon imun.

2.1.3. Cara Pembuatan Probiotik

  Probiotik dapat dibuat dengan biaya relatif murah dan merupakan produk yang ramah lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja probiotik antara lain komposisi mikrobiota inang, cara pemberian probiotik, umur dan jenis inang serta kualitas dan jenis probiotik yang digunakan (Kompiang, 2009). Untuk mendapatkan produk imbuhan pakan yang berkualitas, dilakukan optimasi terhadap kondisi bioproses probiotik (suhu bioproses, dosis inokulum, dan waktu bioproses). Selanjutnya untuk melihat kualitas dan nilai manfaat produk imbuhan pakan, dilakukan pengukuran terhadap nilai kecernaannya (Haetami, 2008).

  Cairan bakteri EM (Effective Mikroorganisme) dapat dikembangbiakkan sendiri dengan cara memanaskan 5 liter air sampai mendidih dan tambahkan dengan bekatul, molase dan terasi. Setelah dingin, masukkan cairan EM dan tutup rapat selama 2 hari. Pada hari ke-3, penutup dapat dibuka sedikit dan dapat diaduk minimal sehari sekali. Setelah satu minggu, bakteri dapat diambil dan disimpan di dalam botol serta terhindar dari sinar matahari. Agar bakteri mendapat kebutuhan oksigen, maka sebaiknya tutup botol jangan ditutup terlalu rapat atau biarkan terbuka (Subandi, 2010).

2.1.4. Bakteri Probiotik (Lactobacillus plantarum)

  Bakteri probiotik yang sering digunakan adalah L. plantarum. Genus

  

Lactobacillus mempunyai ciri-ciri yaitu bakteri berbentuk batang/rod, gram

  positif, uji katalase negatif bersifat resisten dan mampu mempertahankan hidupnya pada kondisi pH rendah (Hardiningsih dkk., 2006). Yulinery dan Nurhidayat (2012) menjelaskan bahwa Lactobacillus memiliki sifat aerob atau fakultatif anaerob, cepat mencerna protein, toleran terhadap asam, berbentuk batang pendek dalam kondisi pertumbuhan yang sesuai dan cenderung lebih panjang di bawah kondisi yang tidak menguntungkan serta dapat menghasilkan bakteriosin. Selain itu, bakteri Lactobacillus plantarum merupakan jenis mikroba mesofilik yaitu bakteri yang hidup pada pH antara 4,5-6,5 (Ferdaus dkk., 2008).

  Elida (2002) dalam Hanum (2010) mengatakan bahwa Lactobacillus plantarum tergolong bakteri asam laktat homofermentatif yang tumbuh pada suhu 15 - 37 C.

  Sifat yang menguntungkan dari bakteri L. plantarum dalam bentuk probiotik adalah dapat digunakan untuk mendukung peningkatan kesehatan.

  Bakteri tersebut berperan sebagai flora normal dalam sistem pencernaan. Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan asam dan basa sehingga pH dalam kolon konstan (Hardiningsih dkk., 2006). Mansyur dan Tangko (2008) menjelaskan bahwa 0,2 % pakan yang diberikan kepada hewan uji ikan bandeng memberikan respon yang baik terhadap laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan dan kecernaan pakan sebagai akibat dari aktivitas mikroorganisme Lactobacillus di dalam memperbaiki mutu pakan.

  2. 2. Bonggol Buah Nanas

  Klasifikasi buah nanas menurut Irfandi (2005) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Famili : Bromeliaceae (nanas-nanasan) Genus : Ananas Spesies : Ananas comosus (L.) Merr.

  Nanas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning, memiliki kandungan air sebesar 90 % dan termasuk komoditas yang mudah rusak, susut serta cepat busuk (Sinar Tani, 2008). Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) yang kerap dikonsumsi sebagai buah segar dapat tumbuh dan berbuah di dataran tinggi hingga 1000 meter diatas permukaan laut. Sebagai salah satu famili Bromeliaceae, buah nanas mengandung vitamin C dan vitamin A (retinol), masing-masing sebesar 13 miligram dan 69 miligram dalam setiap 100 gram bahan (Kuntarso, 2007).

  Nanas merupakan buah yang sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Selama ini pemanfaatan nanas terbatas pada daging buahnya saja, sementara kulit dan bonggolnya dibuang. Padahal, kulit dan bonggol nanas tersebut diperkirakan masih memiliki manfaat. Salah satu manfaatnya adalah kemampuannya mempercepat proses fermentasi tempe (Miskah dkk., 2009). Titin dkk. (2011) menguraikan bahwa bonggol buah nanas merupakan sumber protease yang dikenal kaya akan kandungan vitamin C. Bonggol buah nanas juga memiliki kandungan vitamin C yang relatif banyak terlihat dengan kadar yaitu sebanyak 68,565 mg.

  Tabel 1. Kadar Vitamin C dalam susu, ekstrak nanas dan keju dalam 100 gram bahan (Titin dkk., 2011).

  No. Sampel Kadar Vitamin C (mg)

  1 Bonggol Buah Nanas 68,553

  2 Susu 45,764

  3 Keju Kontrol 66,512

  4 Buah Nanas 91,833 Misgiyarta dan Widowati (2002) dalam Ernawati (2010) menyatakan bahwa bakteri asam laktat (L. plantarum) dapat diisolasi dari berbagai sumber antara lain kobis busuk, asinan sawi, sawi busuk, kacang panjang busuk, selada busuk, tomat busuk, limbah tahu, susu terkontaminasi, susu kedelai, pisang busuk, pepaya busuk, nanas busuk dan sirsak busuk. Pada proses pembuatan probiotik ini menggunakan bahan nanas dikarenakan nanas mengandung gula, mineral dan vitamin sehingga berpotensi sebagai sumber karbon dan mineral pada media fermentasi (Hidayat, 2011).

  III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Konseptual Penelitian

  Probiotik merupakan mikroorganisme non patogen yang memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan inangnya (Hidayat, 2011). Salah satu bakteri probiotik yang sering digunakan adalah Lactobacillus plantarum. Bakteri

  Lactobacillus dapat digunakan untuk peningkatan kesehatan dalam sistem

  pencernaan (Hardiningsih dkk., 2006). Beberapa jenis produk probiotik telah beredar dipasaran namun menimbulkan permasalahan karena petambak menggunakannya tanpa mengetahui dengan jelas peruntukan dari produk tersebut. Selain itu, komposisi jenis bakteri pada kemasan belum tentu sama dengan yang terkandung di dalamnya sehingga memerlukan kehati-hatian dan kecermatan dalam memilih suatu produk bakteri probiotik (Amin dan Mansyur, 2010).

  Probiotik dapat dibuat dengan biaya relatif murah dan merupakan produk yang ramah lingkungan. Untuk mendukung pertumbuhan bakteri probiotik, diperlukan suatu substrat yang dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri (Surpiyanto dkk., 2012). Salah satu media yang digunakan sebagai substrat adalah molase. Molase merupakan sumber karbon yang akan menyediakan kebutuhan energi untuk media pertumbuhan. Selain molase, perasan buah nanas dan terasi dapat dijadikan sebagai media pertumbuhan bakteri probiotik (Firlana, 2011).

  Buah nanas merupakan salah satu buah yang melimpah ruah di Indonesia namun pemanfaatannya belum maksimal. Miskah dkk. (2009) menyatakan bahwa pemanfaatan bonggol nanas berprinsip pada kemampuannya untuk membuat suasana asam yaitu berkisar 4

  • –5 pada suhu ruang (Miskah dll., 2009). Selain itu, Ferdaus dkk. (2008) juga menyatakan bahwa Lactobacillus plantarum merupakan jenis mikroba yang hidup pada pH antara 4,5-6,5. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat probiotik dengan cara yang mudah yaitu dengan menggunakan limbah bonggol buah nanas.

  Probiotik Kebutuhan pasar meningkat

  Buatan Sendiri Buatan Pabrik

  Komposisi jenis bakteri yang tercantum Pembuatan mudah, harga terjangkau dikemasan belum tentu sama dengan dan petambak dapat memilih sendiri yang terkandung di dalamnya jenis bakteri yang akan ditumbuhkan

  Membutuhkan substrat untuk pertumbuhan bakteri probiotik Lactobacillus plantarum.

  Bonggol Nanas

  Sumber karbon untuk Membuat pH menghasilkan energi menjadi lebih asam

  Merangsang pertumbuhan bakteri probiotik (Lactobacillus plantarum) Perhitungan jumlah total bakteri (TPC)

  Gambar 1. Bagan kerangka konsep penelitian Keterangan:

  Dilakukan Tidak dilakukan

3.2 Hipotesis

  H

  1 : Terdapat pengaruh pemberian bonggol buah nanas sebagai media pembiakan terhadap jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum.

  

IV METODOLOGI PENELITIAN

  4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Karantina Ikan Kelas I Juanda Surabaya.

  Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Februari 2016.

  4.2 Materi Penelitian

  4.2.1 Alat Penelitian

  Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu botol, autoclave, pisau, blender, spidol, bunsen, pipet, ose, panci pengukus, spatula, kompor, timbangan analitik, tabung reaksi, termometer, kertas lakmus, rak tabung, cawan petri, labu erlenmeyer, gelas ukur, label, gunting, isolasi, steples, spidol hitam dan tissue.

  4.2.2 Bahan Penelitian

  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kapas, sabun cuci, molase, bonggol buah nanas, bakteri Lactobacillus plantarum, MRS agar, MRS broth, aquades, aluminium foil, koran, karet, dan spirtus. Bakteri L. plantarum didapatkan di laboratorium biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR dan suplemen makanan Rillus.

4.3 Metode Penelitian

  Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Metode eksperimen bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara membandingkan suatu kelompok atau kesatuan eksperimen dengan kelompok atau kesatuan kontrol.

4.3.1 Rancangan Percobaan

  Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah total bakteri probiotik (Lactobacillus plantarum) yang ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dengan lima perlakuan. Masing-masing perlakuan mendapatkan ulangan sebanyak lima kali dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah : P 1 : Molase 100 % dan Bonggol Nanas 0 %. P 2 : Molase 75% dan Bonggol Nanas 25 %. P : Molase 50 % dan Bonggol Nanas 50 %.

3 P 4 : Molase 25% dan Bonggol Nanas 75 %.

  P 5 : Molase 0 % dan Bonggol Nanas 100 %.

4.3.2 Prosedur Kerja

  a. Persiapan Wadah Media Pertumbuhan Bakteri Probiotik

  Wadah yang digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri probiotik adalah botol kultur. Botol tersebut dicuci dengan menggunakan sabun dan dibilas dengan air hingga bersih. Setelah itu, dilakukan sterilisasi dengan menggunakan autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit (Dwidjoseputro, 2003).

  b. Pembuatan Media Pertumbuhan Bakteri Probiotik

  Langkah pertama adalah mencuci, memotong serta menghaluskan bonggol buah nanas dengan menggunakan blender. Sari bonggol nanas dicampurkan ke dalam panci pengukus dan dimasak selama 20 menit. Setelah masak, larutan didinginkan hingga uap panasnya menghilang. Langkah kedua adalah memasukkan larutan nanas dan molase ke dalam botol sesuai perlakuan. Langkah terakhir adalah memasukkan aquades dan 10 ml Lactobacillus serta diinkubasi selama 7 hari. Usmiati dkk. (2011) menjelaskan bahwa starter bakteri probiotik

  

Lactobacillus sp. memenuhi syarat sebagai produk probiotik dengan mutu yang

  baik dengan lama penyimpanan 4 hari pada suhu ruang yaitu sekitar 27-30 C.

c. Pelaksanaan Penelitian

  Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah mengecek karakterisasi bakteri Lactobacillus plantarum. Penelitian pembuatan probiotik dilakukan selama 7 hari. Tempat penelitian berada di dalam laboratorium dengan kondisi terhindar dari sinar matahari. Selain itu, botol sebagai media pertumbuhan bakteri probiotik harus tertutup rapat agar tidak ada udara yang masuk dikarenakan proses tersebut berlangsung secara anaeob.

4.3.3 Parameter Penelitian

  Parameter utama dalam penelitian ini adalah perhitungan jumlah koloni bakteri setiap hari selama 7 hari dengan menggunakan TPC (Total Plate Count).

  TPC adalah perhitungan jumlah tidak berdasarkan kepada jenis, tetapi secara kasar terhadap golongan atau kelompok besar mikroorganisme umum seperti bakteri, fungi, mikroalgae ataupun terhadap kelompok bakteri tertentu (Suriawiria, 1986).

  Penghitungan jumlah bakteri dengan metode Koch (Total Plate Count) adalah dengan melakukan kultur bakteri terlebih dahulu. Setelah itu, menyiapkan sepuluh tabung reaksi steril yang masing-masing diisi 9 ml NaCl fisiologis dan 1 ml bakteri. Pengenceran tersebut dilakukan secara seri dari tabung pertama sampai tabung ke sepuluh dengan memindahkan masing-masing bakteri sebanyak 1 ml. Dari masing-masing tabung reaksi, diambil 1 ml untuk dimasukkan ke dalam cawan petri dan dituangi MRS agar yang masih cair. Setelah media dalam cawan petri memadat, segera diinkubasikan selama 2 hari. Dilakukan penghitungan bakteri tiga kali seminggu dengan menggunakan penghitungan yaitu jumlah bakteri dikurangi jumlah total dikali besarnya pengenceran (penghitungan dilakukan terhadap petri yang berisi antara 25-250).

4.3.4 Analisis Data

  Analisis data yang digunakan adalah bentuk eksperimental. Analisis data dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji ANAVA (Analysis of

  

Variance) dengan tingkat kepercayaan 95 % dan dilanjutkan dengan uji jarak

Duncan (Kusriningrum, 2008).

4.4 Alur Penelitian

  4 Molase 25 %

  dan Bonggol Nanas 100 %

  5 Molase 0 %

  Perlakuan P

  dan Bonggol Nanas 0 %

  1 Molase 100 %

  Perlakuan P

  dan Bonggol Nanas 75 %

  Gambar 2. Diagram alur penelitian

  Persiapan alat dan bahan penelitian Proses penanaman bakteri probiotik (Lactobacillus sp.) selama 7 hari

  dan Bonggol Nanas 50 %

  3 Molase 50 %

  Perlakuan P

  dan Bonggol Nanas 25 %

  2 Molase 75 %

  TPC (Total Plate Count) Perlakuan P

  Parameter utama Perhitungan jumlah total bakteri tiga kali seminggu dengan menggunakan

  Analisis data Pengamatan total bakteri probiotik

  Perlakuan P

  V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian molase dan bonggol buah nanas sebagai media pembiakan terhadap jumlah total bakteri

  Lactobacillus plantarum dengan berbagai konsentrasi molase dan bonggol buah nanas yang diinkubasi selama 7 hari.

5.1.1. Jumlah Total Bakteri (Total Plate Count)

  Data hasil uji jumlah total bakteri terhadap berbagai konsentrasi pemberian molase dan bonggol buah nanas selama 7 hari disajikan pada tabel 2.

  Pada tabel 2 terlihat bahwa terjadi perubahan jumlah populasi Lactobacillus

  plantarum yang dipengaruhi oleh konsentrasi jumlah molase dan bonggol buah nanas.

  Tabel 2. Hasil jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum pada variasi konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama masa inkubasi 7 hari (CFU/ml) dengan menyertakan Standar Deviasi.

  Waktu Perlakuan Pengamatan P

1 P

  2 P

  3 P

  4 P

  5 Pengamatan a a a a a

  5,94 ± 0 5,94 ± 0 5,94 ± 0 5,94 ± 0 5,94 ± 0 Hari Ke-0 Pengamatan

  b b c a ab

  7,95 ± 0,31 7,71 ± 0,08 6,90 ± 0,07 8,83 ± 0,30 8,38 ± 1,07 Hari Ke-4 Pengamatan

  c a b e d

  7,35 ± 0,01 8,86 ± 0,01 8,83 ± 0,01 6,75 ± 0,04 7,63 ± 1,06 Hari Ke-7

  Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu baris menunjukkan ada perbedaan yang nyata (p<0,05). P 1 : Molase 100 % dan Bonggol Nanas 0 %. P 2 : Molase 75% dan Bonggol Nanas 25 %. P 3 : Molase 50 % dan Bonggol Nanas 50 %. P : Molase 25% dan Bonggol Nanas 75 %.

4 P : Molase 0 % dan Bonggol Nanas 100 %.

  5 lkoBerdasarkan uji ANAVA pada pengamatan hari pertama, menunjukkan tidak adanya perbedaan antar perlakuan. Semua perlakuan pada hari pertama

  5 menunjukkan jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum sebanyak 10 CFU/ml.

  Pada pengamatan hari keempat, terdapat perbedaan antar perlakuan. Jumlah total bakteri tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P

  4 (molase 25 % dan bonggol buah

  8

  nanas 75 %) dengan hasil 10 CFU/ml. Perlakuan P juga tidak berbeda dengan

  4

  8

  perlakuan P

  5 (molase 0 % dan bonggol buah nanas 100 %) dengan hasil 10

  CFU/ml, namun berbeda nyata dengan perlakuan P

  1 (molase 100 % dan bonggol

  7

  buah nanas 0 %) dengan hasil 10 CFU/ml, P

  2 (molase 75 % dan bonggol buah

  7

  nanas 25 %) dengan hasil

  10 CFU/ml dan P

  3 (molase 50 % dan bonggol buah

  6

  nanas 50 %) dengan hasil 10 CFU/ml. Jumlah total bakteri terendah pada hari

  6

  keempat, ditunjukkan pada perlakuan P 3 dengan hasil 10 CFU/ml.

  Pada pengamatan pada hari ketujuh, menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan. Jumlah total bakteri tertinggi ditunjukkan pada

  8

  perlakuan P

  2 (molase 75 % dan bonggol buah nanas 25 %) dengan hasil

  10 CFU/ml yang berbeda dengan perlakuan P (molase 100 % dan bonggol buah

  1

  7

  nanas 0 %) dengan hasil

  10 CFU/ml , P

  3 (molase 50 % dan bonggol buah nanas 50

  8

  %) dengan hasil

  10 CFU/ml, P

  4 (molase 25 % dan bonggol buah nanas 75 %)

  6

  dengan hasil

  10 CFU/ml dan P

  5 (molase 0 % dan bonggol buah nanas 100 %)

  7

  dengan hasil

  10 CFU/ml. Jumlah total bakteri terendah ditunjukkan pada

  6

  perlakuan P dengan hasil 10 CFU/ml.