BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan - PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK AUDIOMETER NADA MURNI DAN TUTUR UNTUK DIAGNOSIS PENDENGARAN Repository - UNAIR REPOSITORY

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perancangan

  Perancangan sistem yang berhasil dibuat dalam penelitian ini adalah perancangan perangkat lunak (software) aplikasi beserta rancangan pendukungnya yang telah mampu menghasilkan gelombang sinus dalam bentuk nada-nada murni dari berbagai frekuensi dan taraf intensitas (dB) untuk audiometer nada murni. Selain nada murni, telah dibuat suatu rekaman tutur yang dapat diubah taraf intensitasnya (dB) untuk audiometer tutur. Selanjutnya nada-nada murni dan rekaman tutur tersebut akan digunakan sebagai parameter diagnosis gangguan pendengaran pasien.

  Perancangan program aplikasi audiometer nada murni maupun tutur pada penelitian ini telah berhasil dibuat dengan bahasa Pascal menggunakan software Delphi 6.0. Program audiometer ini terdiri dari empat form menu yakni form tampilan depan dan menu utama, form pengisian data pasien, form tampilan audiometer nada murni, dan form tampilan audiometer tutur.

4.1.1 Tampilan Depan

  Pada saat program audiometer dibuka, maka akan muncul tampilan depan menu utama berisi cover depan dan judul dari penelitian yang telah dilakukan.

  Tampilan depan ini adalah sebagai informasi secara visual kepada operator bahwa aplikasi audiometer telah aktif. Adapun tampilan depan program seperti pada

Gambar 4.1. Setelah tampilan depan terbuka, selanjutnya tombol ‘Masuk

  43

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Program’ ditekan untuk menampilkan tampilan selanjutnya yakni tampilan data pasien.

Gambar 4.1 Tampilan Depan

4.1.2 Tampilan Data Pasien

  Tampilan selanjutnya adalah form tampilan data pasien. Tampilan ini terdiri dari beberapa kolom kosong tentang data identitas dari seorang pasien, dimana operator atau pemeriksa yang akan mengisinya. Fungsi dari form ini adalah untuk menyimpan data identitas pasien serta hasil diagnosis pendengaran sehingga akan memudahkan pemeriksa untuk mencari hasil rekam medis saat dibutuhkan kembali. Tampilan data pasien ini dapat diperlihatkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Tampilan data pasien

  Pada keterangan nomor 1 menunjukkan tombol-tombol operasi yang berfungsi mengoperasikan/menjalankan form data pasien ini. Fungsi dari masing- masing tombol akan dijelaskan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Fungsi tombol operasi

  Tombol Fungsi

  Melihat daftar data pasien dari urutan pertama Melihat daftar data pasien sebelumnya Melihat daftar data pasien setelahnya Melihat daftar data pasien dari urutan terakhir Menambah daftar data pasien baru Menghapus daftar data pasien

  1

  2

  4

  3 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Pada keterangan nomor 2 menunjukkan kolom data pasien yang diisi oleh operator/pemeriksa. Keterangan nomor 3 menunjukkan hasil diagnosis pendengaran pasien menggunakan audiometer nada murni maupun tutur. Sedangkan keterangan nomor 4 menunjukkan tombol menu untuk pemeriksaan gangguan pendengaran dengan audiometer nada murni atau audiometer tutur.

4.1.3 Tampilan Audiometer Nada Murni Tampilan selanjutnya adalah tampilan audiometer nada murni.

  Tampilan/form ini digunakan untuk memeriksa pendengaran pasien dengan cara pasien akan mendengarkan beberapa nada murni dari berbagai frekuensi maupun taraf intensitas. Fungsi dari audiometer nada murni adalah untuk mendiagnosis ambang dengar pasien sehingga dapat diketahui apakah pasien memiliki gangguan pendengaran tertentu atau tidak.

  Pembuatan program audiometer nada murni dengan Delphi membutuhkan komponen baru yang bernama Tonegen yang berfungsi untuk membangkitkan nada murni dari berbagai frekuensi maupun intensitas. Selain komponen Tonegen, dibutuhkan tab MMTools untuk membuat beberapa fungsi tambahan. Pada penelitian ini, salah satu komponen MMTools digunakan untuk memisahkan keluaran nada murni sehingga hanya muncul pada salah satu sisi headphone saja.

  Gambar komponen Tonegen dan MMTools dapat dilihat pada Gambar 4.3.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Tonegen MMTools

Gambar 4.3 Komponen Tonegen dan MMTools

  Setelah komponen yang dibutuhkan terinstal maka proses selanjutnya adalah menulis program untuk pembangkitan gelombang sinus. Adapun listing programnya adalah sebagai berikut :

  ToneGen1.Frequency:=250; //nilai frekuensi sebesar 250 Hz ToneGen1.RightVolume:=1; //30,7 dB ToneGen1.LeftVolume:=0; ToneGen1.Play; //memunculkan suara nada murni memo1.Lines.Add(IntToStr(tonegen1.Frequency)+' Hz');

  //menampilkan nilai frekuensi pada memo1 memo2.Lines.Add('30 dB'); //menampilkan nilai taraf intensitas pada memo2

  Series1.Clear; //menghapus nilai grafik Series1.AddXY(ToneGen1.Frequency,30); //menampilkan taraf intensitas pada grafik secara kontinyu.

  Application.ProcessMessages; Sleep(5000); //delay selama 5 sekon

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Setelah nada murni dibangkitkan, tahap selanjutnya adalah memisahkan keluaran nada murni sehingga dapat dikeluarkan pada salah satu sisi headphone.

  Dalam hal ini dibutuhkan komponen MMTools untuk mengatur sound balance.

  Sound balance tersebut adalah nilai keseimbangan antara kanan dan kiri speaker

  pada Master Volume Windows. Beberapa komponen yang dibutuhkan antara lain seperti MMDesigner, MMMixerDevice, DestLine, MixerControl, MMMixerLabelConnector, MMPanControl, dll. Gambar dari beberapa komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Komponen MMTools untuk Audiometer Nada Murni

  Prosedur kerja dari aplikasi ini adalah operator pada mulanya menekan tombol Audiometer Nada Murni sehingga tampilan pemeriksaan audiometer nada murni dimunculkan seperti pada Gambar 4.5. selanjutnya operator memilih sebelah telinga yang kanan atau kiri terlebih dahulu untuk diuji. Selanjutnya tombol ‘Start’ berfungsi untuk memunculkan beberapa nada murni tersebut yang menandakan pemeriksaan dimulai. Pada saat pemeriksaan sedang berlangsung, frekuensi dan taraf intensitas yang diberikan ke pasien akan ditampilkan pada

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  kolom frekuensi maupun taraf intensitas. Selain itu, kedua parameter tersebut juga ditampilkan pada audiogram secara kontinyu dalam satuan Hz dan dB.

  Tombol Interupsi digunakan pada saat pasien dapat mendengar nada murni untuk pertama kalinya, sehingga data ambang dengar pasien di tiap frekuensinya akan dapat terekam secara langsung. Sedangkan tombol Hasil digunakan untuk menampilkan hasil diagnosis pendengaran pasien. Tombol Print digunakan untuk mencetak hasil diagnosis pendengaran pasien. Selanjutnya tombol Menu utama digunakan bila operator menginginkan untuk kembali ke menu utama pada tampilan data pasien.

Gambar 4.5 Tampilan Menu Audiometer Nada Murni

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.1.4 Tampilan Audiometer Tutur

  Selain dari tampilan/form audiometer nada murni, selanjutnya adalah tampilan pemeriksaan dengan audiometer tutur. Pemeriksaan dengan audiometer tutur ini perlu dilakukan karena kelemahan audiometer nada murni yang hanya memeriksa berupa nada-nada saja, tidak bahasa. Oleh karena itu, pada audiometer tutur ini disajikan beberapa kata-kata. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang biasa diucapkan pada percakapan. Kata-kata ini didapat dari RSUD Dr.

  Soetomo yang berupa kata-kata baku dari UGM atau biasa disebut UGM PB List (Phonetically Balanced List). Dalam penelitian ini, rekaman kata tidak diambil dari rekaman asli UGM melainkan rekaman yang dibuat sendiri namun tetap menggunakan kata-kata yang telah dibakukan.

  Pembuatan program audiometer tutur ini membutuhkan beberapa komponen MMTools untuk dapat mengatur nilai taraf intensitas yang dikeluarkan, diantaranya adalah komponen MMDesigner, MMMixerDevice, MMAudioLine, MMMixerControl, dll. Gambar dari beberapa komponen tersebut disusun dan diprogram sedemikian rupa sehingga dapat dilihat seperti Gambar 4.6. Namun saat aplikasi diaktifkan, komponen-komponen tersebut disembunyikan sehingga tidak akan terlihat dalam layar pemeriksaan.

Gambar 4.6 Komponen MMTools untuk Audiometer Tutur

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Prodesur kerja dari aplikasi audiometer tutur adalah pada mulanya operator menekan tombol Audiometer Tutur sehingga akan muncul tampilan pemeriksaan audiometer tutur seperti pada Gambar 4.7. Selanjutnya operator menekan combobox sehingga muncul beberapa pilihan deret kata yang disajikan dan diiringi dengan menekan tombol OK. Setelah tombol OK ditekan, maka akan muncul sederetan kata-kata pada memo.

  Selanjutnya operator menentukan besar nilai taraf intensitas untuk pasien. Menurut teori (Miyoso, 1985), nilai taraf intensitas tersebut didapat dari nilai ambang dengar pasien dengan menggunakan audiometer nada murni yang dinaikkan sekitar 25-45 dB. Dalam penelitian ini, diambil selisih kenaikan sebesar 25 dB diatas ambang dengar pasien. Kemudian membuka tombol Open ( ) utuk membuka rekaman kata yang sesuai dengan kata-kata yang telah tersaji. Rekaman kata akan didengarkan oleh pasien melalui headphone.

  Setelah rekaman didengarkan oleh pasien, maka pasien diharuskan menebak kata-kata yang diberikan. Selanjutnya operator mencentang kata yang berhasil ditebak oleh pasien. Setelah semua satu deret kata ditebak, maka operator menekan combobox lagi dan memilih deret selanjutnya. Nilai yang diukur dalam pemeriksaan ini adalah berapa persentase pasien dapat menebak jumlah kata dalam satu deret. Nilai persentase akan bertambah 10% ditiap kata yang benar ditebak (dicentang). Adapun listing program adalah sebagai berikut : if CheckBox1.Checked then //kata yang benar dicentang begin

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  y:=y+10; //nilai persentase bertambah 10 di tiap kata Series1.AddXY(ComboBox1.ItemIndex+1,y); //menampilkan nilai persentase pada grafik (Audiogram)

  Nilai persentase akan muncul pada audiogram tutur secara kontinyu. Tombol Hasil digunakan untuk menampilkan hasil diagnosis pasien setelah pemeriksaan usai. Tombol Menu Utama digunakan untuk menampilkan kembali tampilan ke menu utama pada menu data pasien.

Gambar 4.7. Tampilan Menu Audiometer Tutur

  Listing program secara keseluruhan pada tahap pemrograman perangkat

  lunak (software) audiometer nada murni dapat dilihat pada Lampiran 1 sedangkan

  listing program untuk perangkat lunak audiometer tutur dapat dilihat pada Lampiran 2.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.2 Hasil Uji Kinerja Program dan Analisis Data

  Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian perangkat lunak audiometer nada murni dan tutur yang telah dirancang dengan Komputer Pribadi.

  Terdapat dua parameter yang harus diuji kalibrasi yakni parameter frekuensi dan parameter taraf intensitas (dB).

4.2.1 Hasil Uji Frekuensi

  Parameter frekuensi yang telah dibangkitkan oleh program Delphi diuji dengan menggunakan osiloskop untuk mengetahui akurasi nilai frekuensi yang telah dihasilkan dengan cara melihat dari bentuk gelombang pada layar osiloskop. Nilai frekuensi yang dihasilkan oleh program diharapkan sama dan sesuai dengan frekuensi pada umumnya. Pengukuran frekuensi dengan osiloskop ini dilakukan sebanyak lima kali yang selanjutnya diambil rata-rata dan nilai error seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil pengukuran frekuensi

  Frekuensi Osiloskop (Hz) Rerata Error KV (Hz)

  (Hz) (%) (%) 250 250 250 250 250 250 250 500 500 500 500 500 500 500 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000

  2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 8000 8000 8000 8000 8000 8000 8000 Presisi ditentukan dengan menghitung nilai koevisien variasi (KV).

  Semakin kecil nilai maka dapat dikatakan bahwa data tersebut makin presisi. Berdasarkan hasil pengujian frekuensi pada Tabel 4.2, maka dibuat grafik linieritas antara frekuensi yang terukur dengan frekuensi yang diinginkan sehingga dapat diperoleh persamaan linieritasnya. Grafik persamaan linieritas frekuensi dapat dilihat pada Gambar 4.8.

  y = x

R

2 = 1 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

  2000 4000 6000 8000 Frekuensi input F re k u e n s i te ru k u

  Series1 Linear (Series1)

Gambar 4.8. Grafik linieritas untuk frekuensi

  Gambaran bentuk gelombang sinus yang telah dihasilkan untuk masing- masing dari frekuensi dapat dilihat pada Lampiran 3.

  Pada pengujian taraf intensitas, program dijalankan pada nilai dB mulai dari 30 hingga maksimal dB di tiap frekuensi yang berbeda-beda dengan penambahan kelipatan sebesar 5 dB dan diukur dengan menggunakan sound level

  meter untuk mengetahui kesesuaian nilai taraf intensitas yang dihasilkan program

  dengan nilai yang diharapkan. Pengujian ini harus dilakukan dalam kondisi tenang dan tidak ada suara (noise) sehingga dilakukan di ruangan kedap suara milik SLB Karya Mulia Surabaya. Gambar dari pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.9.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.2.2 Hasil Uji Taraf Intensitas (TI)

Gambar 4.9. Pengujian nilai taraf intensitas pada ruangan kedap suara

  35.3

  50

  47.6

  48

  47.8

  47.80 500

  30

  30.9

  30.8

  30.8

  30.83

  35

  35.3

  45.1

  35.3

  35.30

  40

  40

  40

  40

  40.00

  45

  45.2

  45

  45.2

  45.13

  45.1

  Data hasil uji taraf intensitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 untuk keluaran

  30.7

  headphone sebelah kiri sedangkan Tabel 4.4 untuk keluaran headphone sebalah

  kanan. Dari data Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 tersebut dibuat grafik linieritas hubungan nilai taraf intensitas yang dihasilkan oleh program audiometer dengan yang terukur pada sound level meter untuk mengetahui linieritas data tersebut dapat ditunjukkan pada Lampiran 4.

Tabel 4.3 Hasil pengukuran taraf intensitas Headphone kanan

  Frekuensi (Hz)

  Taraf Intensitas Audiometer (dB)

  Taraf Intensitas

  Sound level meter (dB)

  Rata-rata (dB)

  250

  30

  30.7

  30.6

  45.2

  30.67

  35

  35

  34.9

  35

  34.97

  40

  40.1

  40

  40

  40.03

  45

  45.13 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  50

  250

  60.37

  65

  65.4

  65.4

  65.4

  65.40 Tabel 4.4 Hasil pengukuran taraf intensitas Headphone kiri Frekuensi

  (Hz) Taraf Intensitas

  Audiometer (dB) Taraf Intensitas

  Sound level meter (dB)

  Rata-rata (dB)

  30

  60.4

  31

  30.8

  30.9

  30.90

  35

  35.1

  35

  35

  35.03

  40

  60.3

  60.4

  40.2

  45.6

  34.8

  34.67

  40

  40.8

  40.8

  40.7

  40.77

  45

  45.6

  45.6

  45.60

  60

  50

  50.5

  50.4

  50.3

  50.40

  55

  55.5

  55.5

  55.4

  55.47

  40.2

  40.1

  34.5

  31

  44.8

  44.9

  44.83

  50

  50.2

  50

  50.2

  50.13 1000

  30

  31

  31

  45

  31.00

  35

  35.1

  35

  35.1

  35.07

  40

  40

  40

  40

  44.8

  39.90

  40.17

  30

  45

  45.2

  45

  45.2

  45.13

  50

  48.1

  48.3

  48.2

  48.20 500

  31

  40

  31

  30.9

  30.97

  35

  35.2

  35.2

  35

  35.13

  40

  39.8

  39.9

  34.7

  35

  50

  30.97

  50.20

  55

  55.1

  55.1

  55.1

  55.10 2000

  30

  30.9

  31

  31

  35

  50.2

  35

  35

  35

  35.00

  40

  39.7

  39.8

  39.8

  39.77

  45

  50.2

  50.2

  44.9

  35.3

  50

  50.1

  50.03 1000

  30

  31

  30.9

  31

  30.97

  35

  35.3

  35.3

  50

  35.30

  40

  40.1

  40

  40

  40.03

  45

  45.3

  45.3

  45.2

  45.27

  44.9

  45

  30.87

  55

  45.4

  45.4

  45.43

  50

  49.9

  50

  49.9

  49.93

  55

  54.8

  55

  45

  54.93

  60

  60.3

  60.3

  60.2

  60.27 8000

  30

  30.8

  31

  30.8

  45.5

  40.23

  44.93

  30

  50

  50.2

  50.2

  50.1

  50.17

  55

  55.2

  55.2

  55.1

  55.17 4000

  31

  40.2

  31

  30.9

  30.97

  35

  34.5

  34.7

  34.8

  34.67

  40

  40.3

  40.2

  40.00 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  45

  60

  50

  50.07

  55

  55

  55

  55.1

  55.03

  60

  50.1

  60

  60

  60.00

  65

  65

  65

  65

  50.1

  50

Tabel 4.5. Sedangkan untuk perhitungan nilai presisi/koefisien variasinya (KV) dapat dilihat pada Lampiran 4.

  40

  30.9

  30.93

  35

  34.9

  35

  35

  34.97

  40.6

  45.17

  40.4

  40.4

  40.47

  45

  45.2

  45.1

  45.2

  65.00 Dari kedua data taraf intensitas dari Headphone kanan maupun kiri tersebut dihitung kesalahannya, kemudian hasilnya seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 4.5 Nilai persentase kesalahan pada headphone kanan dan headphone kiri

  31

  30

  0.30

  50

  4.40

  50

  3.60 500

  30

  2.78

  3.22

  0.30

  35

  0.86

  35

  0.38

  40

  0.00

  40

  45

  45

  Frekuensi (Hz)

  30

  TI Headphone Kanan (dB)

  Error (%) TI Headphone

  Kiri (dB)

  Error (%)

  250

  30

  2.22

  3.00

  0.42

  35

  0.10

  35

  0.10

  40

  0.08

  40

  30.9

  30

  45

  39.97

  34.9

  35

  34.97

  40

  39.9

  40

  40

  45

  35

  44.9

  44.9

  45

  44.93

  50

  50.2

  50.2

  35

  30.97

  50.17

  50.00

  45

  45

  45.00

  50

  49.9

  50

  50.1

  55

  30.9

  54.9

  54.9

  55

  54.93 2000

  30

  31

  31

  50.1

  55

  60.17 8000

  55

  45.4

  45.40

  50

  49.8

  50

  49.8

  49.87

  55.2

  45.4

  55.2

  55.2

  55.20

  60

  60.2

  60.2

  60.1

  45.4

  45

  55.2

  30.97

  55

  55.1

  55.10 4000

  30

  30.9

  31

  31

  35

  39.93

  35.5

  35.4

  35.3

  35.40

  40

  39.9

  39.9

  40

  0.25 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  45

  55

  35

  3.11

  30

  2.89

  30

  0.28 8000

  60

  0.44

  60

  0.36

  55

  0.12

  0.27

  35

  50

  0.13

  50

  0.89

  45

  0.96

  45

  0.17

  40

  0.58

  40

  1.14

  0.95

  0.10

  0.95

  0.06

  = 99.45%

  = 99.40% Akurasi headphone kiri = 100% - 0.55%

  0.55 Tingkat akurasi audiometer dalam menentukan nilai Taraf Intensitas (TI) dihitung dengan persamaan: Akurasi alat = 100% - % error Akurasi headphone kanan = 100% - 0.60%

  0.60 Rata-rata error

  0.00 Rata-rata error

  65

  0.62

  65

  0.00

  60

  0.61

  60

  55

  40

  0.85

  55

  0.13

  50

  0.80

  50

  0.37

  45

  1.33

  45

  1.17

  40

  1.92

  35

  35

  0.30

  0.19

  0.00

  50

  0.40

  50

  0.00

  45

  0.59

  45

  0.00

  40

  0.08

  40

  35

  0.18

  0.86

  35

  3.33

  30

  3.22

  30

  0.27 1000

  50

  0.07

  50

  0.37

  45

  55

  55

  3.22

  45

  30

  3.22

  30

  0.18 4000

  55

  0.30

  55

  0.33

  50

  0.33

  50

  0.15

  0.15

  0.12 2000

  45

  0.08

  40

  0.58

  40

  0.10

  35

  0.00

  35

  3.22

  30

  3.22

  30

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.2.3 Hasil Uji Pasien

  Pengujian yang dilakukan disini bersifat simulatif dalam arti pasien diambil secara acak sehingga tidak semua pasien yang diuji benar-benar pasien yang mengalami gangguan pendengaran tertentu. Namun pengujian ini dilakukan dengan tujuan menghasilkan hasil pemeriksaan audiogram yang sesuai dengan gangguan pendengaran yang diharapkan. Alasan dilakukan pengujian secara simulatif ini karena sulitnya menemui pasien dengan gangguan pendengaran yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

  Pengujian ini diawali dengan pemeriksaan ambang dengar beberapa sampel pasien menggunakan audiometer nada murni konvensional seperti pada

Gambar 4.10. Sedangkan proses pemeriksaan Setelah pasien tersebut diketahui ambang dengarnya maupun hasil diagnosisnya, tahap selanjutnya adalah

  memeriksa pasien dengan perangkat lunak audiometer yang telah dibuat.

Gambar 4.10. Audiometer konvensional

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Pemeriksaan ambang dengar dengan audiometer nada murni konvensional tersebut kemudian dibuat grafik audiogram secara manual, sedangkan pemeriksaan ambang dengar dengan perangkat lunak audiometer, grafik tergambar secara otomatis.

  Selanjutnya pasien tersebut diperiksa dengan audiometer tutur dan pasien diharuskan dapat menebak kata-kata yang muncul. Kemudian dari kata-kata yang benar diambil persentasenya sehingga dapat diambil audiogram tutur seperti pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Audiogram hasil dari perangkat lunak audiometer tutur

  Pada penelitian ini diambil tujuh pasien secara acak dengan hasil audiogram beserta hasil diagnosis dari pemeriksaan dengan audiometer nada murni dapat dilihat pada Tabel 4.6. Sedangkan hasil diagnosis dari pasien dengan pemeriksaan audiometer tutur dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.6 Perbandingan hasil diagnosis antara audiometer nada murni standar dan aplikasi audiometer nada murni

  No Pasien Audiometer Nada Murni Standar Aplikasi Audiometer Nada Murni Audiogram Diagnosis Audiogram Diagnosis

  1 A Tuli Ringan

  Tuli Ringan

  2 B Tuli Sedang

  Tuli Sedang

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi

  

Perancangan Perangkat Lunak Audiometer Nada Murni

dan Tutur Untuk Diagnosis Pendengaran Sabrina Ifahdini Soraya

  3 C Tuli Sedang

  Tuli Sedang

  4 D Normal

  Normal

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi

  

Perancangan Perangkat Lunak Audiometer Nada Murni

dan Tutur Untuk Diagnosis Pendengaran Sabrina Ifahdini Soraya

  5 E Normal

  Normal

  6 F Normal

  Normal

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi

  

Perancangan Perangkat Lunak Audiometer Nada Murni

dan Tutur Untuk Diagnosis Pendengaran Sabrina Ifahdini Soraya

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  7 G Normal

  Normal

  Skripsi Sabrina Ifahdini Soraya

Perancangan Perangkat Lunak Audiometer Nada Murni

dan Tutur Untuk Diagnosis Pendengaran

Tabel 4.6 Perbandingan hasil diagnosis dengan audiometer tutur

  No Pasien Diagnosis sebelumnya Audiometer Tutur Persentase Diagnosis

  1 A Tuli Konduktif 100% Tuli Konduktif

  2 B Tuli Konduktif 90% Tuli Konduktif

  3 C Tuli Konduktif 90% Tuli Konduktif

  4 D Normal 100% Normal

  5 E Normal 100% Normal

  6 F Normal 100% Normal

  7 G Normal 100% Normal Dari kedua hasil tersebut dapat diketahui bahwa dari uji pasien, perangkat lunak audiometer nada murni dan tutur tersebut dapat mendiagnosis sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun pada pemeriksaan dengan audiometer nada murni, bentuk audiogram dan nilai ambang dengar di tiap frekuensinya tidak mutlak sesuai, namun perangkat lunak audiometer telah dapat mendiagnosis sesuai dengan hasil diagnosis dengan alat audiometer yang standar.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Dokumen yang terkait

33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

0 2 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 - BAB IV

0 0 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAKROSKOPIK NANO-KOMPOSIT HIDROKSIAPATIT/KITOSAN (n-HAp/CS) UNTUK APLIKASI IMPLAN TULANG Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - KULTUR ANTERA CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DENGAN PERLAKUAN KOMBINASI ZAT PENGATUR TUMBUH AUKSIN DAN BA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Serapan Fourier Transform Infrared (FTIR) - SINTESIS DAN KARAKTERISASI MIKROSKOPIK NANO-KOMPOSIT HIDROKSIAPATIT/KITOSAN (n-HA/CS) UNTUK APLIKASI JARINGAN TULANG Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL - PENGARUH PEMBERIAN KONSORSIUM MIKROBA BIOFERTILIZER TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleorotus ostreatus) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil - APLIKASI PUPUK HAYATI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - ISOLASI DAN UJI POTENSI BAKTERI Bacillus DARI TANAH KAWASAN MANGROVE WONOREJO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Uji Korosi - STUDI LAJU KOROSI BAJA SS-316L TERHADAP VARIASI KONSENTRASI INHIBITOR QUINOLINE (C9H7N) DAN TEMPERATUR DALAM LARUTAN NaCl Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 17

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Solusi Schwarzchild 4.1.1 Metrik Schwarzchild - SOLUSI SCHWARZSCHILD DAN KERR UNTUK PERSAMAAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 36