BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan - PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK AUDIOMETER NADA MURNI DAN TUTUR UNTUK DIAGNOSIS PENDENGARAN Repository - UNAIR REPOSITORY
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perancangan
Perancangan sistem yang berhasil dibuat dalam penelitian ini adalah perancangan perangkat lunak (software) aplikasi beserta rancangan pendukungnya yang telah mampu menghasilkan gelombang sinus dalam bentuk nada-nada murni dari berbagai frekuensi dan taraf intensitas (dB) untuk audiometer nada murni. Selain nada murni, telah dibuat suatu rekaman tutur yang dapat diubah taraf intensitasnya (dB) untuk audiometer tutur. Selanjutnya nada-nada murni dan rekaman tutur tersebut akan digunakan sebagai parameter diagnosis gangguan pendengaran pasien.
Perancangan program aplikasi audiometer nada murni maupun tutur pada penelitian ini telah berhasil dibuat dengan bahasa Pascal menggunakan software Delphi 6.0. Program audiometer ini terdiri dari empat form menu yakni form tampilan depan dan menu utama, form pengisian data pasien, form tampilan audiometer nada murni, dan form tampilan audiometer tutur.
4.1.1 Tampilan Depan
Pada saat program audiometer dibuka, maka akan muncul tampilan depan menu utama berisi cover depan dan judul dari penelitian yang telah dilakukan.
Tampilan depan ini adalah sebagai informasi secara visual kepada operator bahwa aplikasi audiometer telah aktif. Adapun tampilan depan program seperti pada
Gambar 4.1. Setelah tampilan depan terbuka, selanjutnya tombol ‘Masuk43
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Program’ ditekan untuk menampilkan tampilan selanjutnya yakni tampilan data pasien.
Gambar 4.1 Tampilan Depan4.1.2 Tampilan Data Pasien
Tampilan selanjutnya adalah form tampilan data pasien. Tampilan ini terdiri dari beberapa kolom kosong tentang data identitas dari seorang pasien, dimana operator atau pemeriksa yang akan mengisinya. Fungsi dari form ini adalah untuk menyimpan data identitas pasien serta hasil diagnosis pendengaran sehingga akan memudahkan pemeriksa untuk mencari hasil rekam medis saat dibutuhkan kembali. Tampilan data pasien ini dapat diperlihatkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Tampilan data pasienPada keterangan nomor 1 menunjukkan tombol-tombol operasi yang berfungsi mengoperasikan/menjalankan form data pasien ini. Fungsi dari masing- masing tombol akan dijelaskan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Fungsi tombol operasiTombol Fungsi
Melihat daftar data pasien dari urutan pertama Melihat daftar data pasien sebelumnya Melihat daftar data pasien setelahnya Melihat daftar data pasien dari urutan terakhir Menambah daftar data pasien baru Menghapus daftar data pasien
1
2
4
3 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pada keterangan nomor 2 menunjukkan kolom data pasien yang diisi oleh operator/pemeriksa. Keterangan nomor 3 menunjukkan hasil diagnosis pendengaran pasien menggunakan audiometer nada murni maupun tutur. Sedangkan keterangan nomor 4 menunjukkan tombol menu untuk pemeriksaan gangguan pendengaran dengan audiometer nada murni atau audiometer tutur.
4.1.3 Tampilan Audiometer Nada Murni Tampilan selanjutnya adalah tampilan audiometer nada murni.
Tampilan/form ini digunakan untuk memeriksa pendengaran pasien dengan cara pasien akan mendengarkan beberapa nada murni dari berbagai frekuensi maupun taraf intensitas. Fungsi dari audiometer nada murni adalah untuk mendiagnosis ambang dengar pasien sehingga dapat diketahui apakah pasien memiliki gangguan pendengaran tertentu atau tidak.
Pembuatan program audiometer nada murni dengan Delphi membutuhkan komponen baru yang bernama Tonegen yang berfungsi untuk membangkitkan nada murni dari berbagai frekuensi maupun intensitas. Selain komponen Tonegen, dibutuhkan tab MMTools untuk membuat beberapa fungsi tambahan. Pada penelitian ini, salah satu komponen MMTools digunakan untuk memisahkan keluaran nada murni sehingga hanya muncul pada salah satu sisi headphone saja.
Gambar komponen Tonegen dan MMTools dapat dilihat pada Gambar 4.3.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tonegen MMTools
Gambar 4.3 Komponen Tonegen dan MMToolsSetelah komponen yang dibutuhkan terinstal maka proses selanjutnya adalah menulis program untuk pembangkitan gelombang sinus. Adapun listing programnya adalah sebagai berikut :
ToneGen1.Frequency:=250; //nilai frekuensi sebesar 250 Hz ToneGen1.RightVolume:=1; //30,7 dB ToneGen1.LeftVolume:=0; ToneGen1.Play; //memunculkan suara nada murni memo1.Lines.Add(IntToStr(tonegen1.Frequency)+' Hz');
//menampilkan nilai frekuensi pada memo1 memo2.Lines.Add('30 dB'); //menampilkan nilai taraf intensitas pada memo2
Series1.Clear; //menghapus nilai grafik Series1.AddXY(ToneGen1.Frequency,30); //menampilkan taraf intensitas pada grafik secara kontinyu.
Application.ProcessMessages; Sleep(5000); //delay selama 5 sekon
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Setelah nada murni dibangkitkan, tahap selanjutnya adalah memisahkan keluaran nada murni sehingga dapat dikeluarkan pada salah satu sisi headphone.
Dalam hal ini dibutuhkan komponen MMTools untuk mengatur sound balance.
Sound balance tersebut adalah nilai keseimbangan antara kanan dan kiri speaker
pada Master Volume Windows. Beberapa komponen yang dibutuhkan antara lain seperti MMDesigner, MMMixerDevice, DestLine, MixerControl, MMMixerLabelConnector, MMPanControl, dll. Gambar dari beberapa komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Komponen MMTools untuk Audiometer Nada MurniProsedur kerja dari aplikasi ini adalah operator pada mulanya menekan tombol Audiometer Nada Murni sehingga tampilan pemeriksaan audiometer nada murni dimunculkan seperti pada Gambar 4.5. selanjutnya operator memilih sebelah telinga yang kanan atau kiri terlebih dahulu untuk diuji. Selanjutnya tombol ‘Start’ berfungsi untuk memunculkan beberapa nada murni tersebut yang menandakan pemeriksaan dimulai. Pada saat pemeriksaan sedang berlangsung, frekuensi dan taraf intensitas yang diberikan ke pasien akan ditampilkan pada
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kolom frekuensi maupun taraf intensitas. Selain itu, kedua parameter tersebut juga ditampilkan pada audiogram secara kontinyu dalam satuan Hz dan dB.
Tombol Interupsi digunakan pada saat pasien dapat mendengar nada murni untuk pertama kalinya, sehingga data ambang dengar pasien di tiap frekuensinya akan dapat terekam secara langsung. Sedangkan tombol Hasil digunakan untuk menampilkan hasil diagnosis pendengaran pasien. Tombol Print digunakan untuk mencetak hasil diagnosis pendengaran pasien. Selanjutnya tombol Menu utama digunakan bila operator menginginkan untuk kembali ke menu utama pada tampilan data pasien.
Gambar 4.5 Tampilan Menu Audiometer Nada Murni
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.1.4 Tampilan Audiometer Tutur
Selain dari tampilan/form audiometer nada murni, selanjutnya adalah tampilan pemeriksaan dengan audiometer tutur. Pemeriksaan dengan audiometer tutur ini perlu dilakukan karena kelemahan audiometer nada murni yang hanya memeriksa berupa nada-nada saja, tidak bahasa. Oleh karena itu, pada audiometer tutur ini disajikan beberapa kata-kata. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang biasa diucapkan pada percakapan. Kata-kata ini didapat dari RSUD Dr.
Soetomo yang berupa kata-kata baku dari UGM atau biasa disebut UGM PB List (Phonetically Balanced List). Dalam penelitian ini, rekaman kata tidak diambil dari rekaman asli UGM melainkan rekaman yang dibuat sendiri namun tetap menggunakan kata-kata yang telah dibakukan.
Pembuatan program audiometer tutur ini membutuhkan beberapa komponen MMTools untuk dapat mengatur nilai taraf intensitas yang dikeluarkan, diantaranya adalah komponen MMDesigner, MMMixerDevice, MMAudioLine, MMMixerControl, dll. Gambar dari beberapa komponen tersebut disusun dan diprogram sedemikian rupa sehingga dapat dilihat seperti Gambar 4.6. Namun saat aplikasi diaktifkan, komponen-komponen tersebut disembunyikan sehingga tidak akan terlihat dalam layar pemeriksaan.
Gambar 4.6 Komponen MMTools untuk Audiometer Tutur
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Prodesur kerja dari aplikasi audiometer tutur adalah pada mulanya operator menekan tombol Audiometer Tutur sehingga akan muncul tampilan pemeriksaan audiometer tutur seperti pada Gambar 4.7. Selanjutnya operator menekan combobox sehingga muncul beberapa pilihan deret kata yang disajikan dan diiringi dengan menekan tombol OK. Setelah tombol OK ditekan, maka akan muncul sederetan kata-kata pada memo.
Selanjutnya operator menentukan besar nilai taraf intensitas untuk pasien. Menurut teori (Miyoso, 1985), nilai taraf intensitas tersebut didapat dari nilai ambang dengar pasien dengan menggunakan audiometer nada murni yang dinaikkan sekitar 25-45 dB. Dalam penelitian ini, diambil selisih kenaikan sebesar 25 dB diatas ambang dengar pasien. Kemudian membuka tombol Open ( ) utuk membuka rekaman kata yang sesuai dengan kata-kata yang telah tersaji. Rekaman kata akan didengarkan oleh pasien melalui headphone.
Setelah rekaman didengarkan oleh pasien, maka pasien diharuskan menebak kata-kata yang diberikan. Selanjutnya operator mencentang kata yang berhasil ditebak oleh pasien. Setelah semua satu deret kata ditebak, maka operator menekan combobox lagi dan memilih deret selanjutnya. Nilai yang diukur dalam pemeriksaan ini adalah berapa persentase pasien dapat menebak jumlah kata dalam satu deret. Nilai persentase akan bertambah 10% ditiap kata yang benar ditebak (dicentang). Adapun listing program adalah sebagai berikut : if CheckBox1.Checked then //kata yang benar dicentang begin
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
y:=y+10; //nilai persentase bertambah 10 di tiap kata Series1.AddXY(ComboBox1.ItemIndex+1,y); //menampilkan nilai persentase pada grafik (Audiogram)
Nilai persentase akan muncul pada audiogram tutur secara kontinyu. Tombol Hasil digunakan untuk menampilkan hasil diagnosis pasien setelah pemeriksaan usai. Tombol Menu Utama digunakan untuk menampilkan kembali tampilan ke menu utama pada menu data pasien.
Gambar 4.7. Tampilan Menu Audiometer TuturListing program secara keseluruhan pada tahap pemrograman perangkat
lunak (software) audiometer nada murni dapat dilihat pada Lampiran 1 sedangkan
listing program untuk perangkat lunak audiometer tutur dapat dilihat pada Lampiran 2.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.2 Hasil Uji Kinerja Program dan Analisis Data
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian perangkat lunak audiometer nada murni dan tutur yang telah dirancang dengan Komputer Pribadi.
Terdapat dua parameter yang harus diuji kalibrasi yakni parameter frekuensi dan parameter taraf intensitas (dB).
4.2.1 Hasil Uji Frekuensi
Parameter frekuensi yang telah dibangkitkan oleh program Delphi diuji dengan menggunakan osiloskop untuk mengetahui akurasi nilai frekuensi yang telah dihasilkan dengan cara melihat dari bentuk gelombang pada layar osiloskop. Nilai frekuensi yang dihasilkan oleh program diharapkan sama dan sesuai dengan frekuensi pada umumnya. Pengukuran frekuensi dengan osiloskop ini dilakukan sebanyak lima kali yang selanjutnya diambil rata-rata dan nilai error seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil pengukuran frekuensiFrekuensi Osiloskop (Hz) Rerata Error KV (Hz)
(Hz) (%) (%) 250 250 250 250 250 250 250 500 500 500 500 500 500 500 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 8000 8000 8000 8000 8000 8000 8000 Presisi ditentukan dengan menghitung nilai koevisien variasi (KV).
Semakin kecil nilai maka dapat dikatakan bahwa data tersebut makin presisi. Berdasarkan hasil pengujian frekuensi pada Tabel 4.2, maka dibuat grafik linieritas antara frekuensi yang terukur dengan frekuensi yang diinginkan sehingga dapat diperoleh persamaan linieritasnya. Grafik persamaan linieritas frekuensi dapat dilihat pada Gambar 4.8.
y = x
R
2 = 1 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 80002000 4000 6000 8000 Frekuensi input F re k u e n s i te ru k u
Series1 Linear (Series1)
Gambar 4.8. Grafik linieritas untuk frekuensiGambaran bentuk gelombang sinus yang telah dihasilkan untuk masing- masing dari frekuensi dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pada pengujian taraf intensitas, program dijalankan pada nilai dB mulai dari 30 hingga maksimal dB di tiap frekuensi yang berbeda-beda dengan penambahan kelipatan sebesar 5 dB dan diukur dengan menggunakan sound level
meter untuk mengetahui kesesuaian nilai taraf intensitas yang dihasilkan program
dengan nilai yang diharapkan. Pengujian ini harus dilakukan dalam kondisi tenang dan tidak ada suara (noise) sehingga dilakukan di ruangan kedap suara milik SLB Karya Mulia Surabaya. Gambar dari pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.9.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.2.2 Hasil Uji Taraf Intensitas (TI)
Gambar 4.9. Pengujian nilai taraf intensitas pada ruangan kedap suara35.3
50
47.6
48
47.8
47.80 500
30
30.9
30.8
30.8
30.83
35
35.3
45.1
35.3
35.30
40
40
40
40
40.00
45
45.2
45
45.2
45.13
45.1
Data hasil uji taraf intensitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 untuk keluaran
30.7
headphone sebelah kiri sedangkan Tabel 4.4 untuk keluaran headphone sebalah
kanan. Dari data Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 tersebut dibuat grafik linieritas hubungan nilai taraf intensitas yang dihasilkan oleh program audiometer dengan yang terukur pada sound level meter untuk mengetahui linieritas data tersebut dapat ditunjukkan pada Lampiran 4.
Tabel 4.3 Hasil pengukuran taraf intensitas Headphone kananFrekuensi (Hz)
Taraf Intensitas Audiometer (dB)
Taraf Intensitas
Sound level meter (dB)
Rata-rata (dB)
250
30
30.7
30.6
45.2
30.67
35
35
34.9
35
34.97
40
40.1
40
40
40.03
45
45.13 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
50
250
60.37
65
65.4
65.4
65.4
65.40 Tabel 4.4 Hasil pengukuran taraf intensitas Headphone kiri Frekuensi
(Hz) Taraf Intensitas
Audiometer (dB) Taraf Intensitas
Sound level meter (dB)
Rata-rata (dB)
30
60.4
31
30.8
30.9
30.90
35
35.1
35
35
35.03
40
60.3
60.4
40.2
45.6
34.8
34.67
40
40.8
40.8
40.7
40.77
45
45.6
45.6
45.60
60
50
50.5
50.4
50.3
50.40
55
55.5
55.5
55.4
55.47
40.2
40.1
34.5
31
44.8
44.9
44.83
50
50.2
50
50.2
50.13 1000
30
31
31
45
31.00
35
35.1
35
35.1
35.07
40
40
40
40
44.8
39.90
40.17
30
45
45.2
45
45.2
45.13
50
48.1
48.3
48.2
48.20 500
31
40
31
30.9
30.97
35
35.2
35.2
35
35.13
40
39.8
39.9
34.7
35
50
30.97
50.20
55
55.1
55.1
55.1
55.10 2000
30
30.9
31
31
35
50.2
35
35
35
35.00
40
39.7
39.8
39.8
39.77
45
50.2
50.2
44.9
35.3
50
50.1
50.03 1000
30
31
30.9
31
30.97
35
35.3
35.3
50
35.30
40
40.1
40
40
40.03
45
45.3
45.3
45.2
45.27
44.9
45
30.87
55
45.4
45.4
45.43
50
49.9
50
49.9
49.93
55
54.8
55
45
54.93
60
60.3
60.3
60.2
60.27 8000
30
30.8
31
30.8
45.5
40.23
44.93
30
50
50.2
50.2
50.1
50.17
55
55.2
55.2
55.1
55.17 4000
31
40.2
31
30.9
30.97
35
34.5
34.7
34.8
34.67
40
40.3
40.2
40.00 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
60
50
50.07
55
55
55
55.1
55.03
60
50.1
60
60
60.00
65
65
65
65
50.1
50
Tabel 4.5. Sedangkan untuk perhitungan nilai presisi/koefisien variasinya (KV) dapat dilihat pada Lampiran 4.40
30.9
30.93
35
34.9
35
35
34.97
40.6
45.17
40.4
40.4
40.47
45
45.2
45.1
45.2
65.00 Dari kedua data taraf intensitas dari Headphone kanan maupun kiri tersebut dihitung kesalahannya, kemudian hasilnya seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 4.5 Nilai persentase kesalahan pada headphone kanan dan headphone kiri31
30
0.30
50
4.40
50
3.60 500
30
2.78
3.22
0.30
35
0.86
35
0.38
40
0.00
40
45
45
Frekuensi (Hz)
30
TI Headphone Kanan (dB)
Error (%) TI Headphone
Kiri (dB)
Error (%)
250
30
2.22
3.00
0.42
35
0.10
35
0.10
40
0.08
40
30.9
30
45
39.97
34.9
35
34.97
40
39.9
40
40
45
35
44.9
44.9
45
44.93
50
50.2
50.2
35
30.97
50.17
50.00
45
45
45.00
50
49.9
50
50.1
55
30.9
54.9
54.9
55
54.93 2000
30
31
31
50.1
55
60.17 8000
55
45.4
45.40
50
49.8
50
49.8
49.87
55.2
45.4
55.2
55.2
55.20
60
60.2
60.2
60.1
45.4
45
55.2
30.97
55
55.1
55.10 4000
30
30.9
31
31
35
39.93
35.5
35.4
35.3
35.40
40
39.9
39.9
40
0.25 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
55
35
3.11
30
2.89
30
0.28 8000
60
0.44
60
0.36
55
0.12
0.27
35
50
0.13
50
0.89
45
0.96
45
0.17
40
0.58
40
1.14
0.95
0.10
0.95
0.06
= 99.45%
= 99.40% Akurasi headphone kiri = 100% - 0.55%
0.55 Tingkat akurasi audiometer dalam menentukan nilai Taraf Intensitas (TI) dihitung dengan persamaan: Akurasi alat = 100% - % error Akurasi headphone kanan = 100% - 0.60%
0.60 Rata-rata error
0.00 Rata-rata error
65
0.62
65
0.00
60
0.61
60
55
40
0.85
55
0.13
50
0.80
50
0.37
45
1.33
45
1.17
40
1.92
35
35
0.30
0.19
0.00
50
0.40
50
0.00
45
0.59
45
0.00
40
0.08
40
35
0.18
0.86
35
3.33
30
3.22
30
0.27 1000
50
0.07
50
0.37
45
55
55
3.22
45
30
3.22
30
0.18 4000
55
0.30
55
0.33
50
0.33
50
0.15
0.15
0.12 2000
45
0.08
40
0.58
40
0.10
35
0.00
35
3.22
30
3.22
30
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.2.3 Hasil Uji Pasien
Pengujian yang dilakukan disini bersifat simulatif dalam arti pasien diambil secara acak sehingga tidak semua pasien yang diuji benar-benar pasien yang mengalami gangguan pendengaran tertentu. Namun pengujian ini dilakukan dengan tujuan menghasilkan hasil pemeriksaan audiogram yang sesuai dengan gangguan pendengaran yang diharapkan. Alasan dilakukan pengujian secara simulatif ini karena sulitnya menemui pasien dengan gangguan pendengaran yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pengujian ini diawali dengan pemeriksaan ambang dengar beberapa sampel pasien menggunakan audiometer nada murni konvensional seperti pada
Gambar 4.10. Sedangkan proses pemeriksaan Setelah pasien tersebut diketahui ambang dengarnya maupun hasil diagnosisnya, tahap selanjutnya adalahmemeriksa pasien dengan perangkat lunak audiometer yang telah dibuat.
Gambar 4.10. Audiometer konvensional
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pemeriksaan ambang dengar dengan audiometer nada murni konvensional tersebut kemudian dibuat grafik audiogram secara manual, sedangkan pemeriksaan ambang dengar dengan perangkat lunak audiometer, grafik tergambar secara otomatis.
Selanjutnya pasien tersebut diperiksa dengan audiometer tutur dan pasien diharuskan dapat menebak kata-kata yang muncul. Kemudian dari kata-kata yang benar diambil persentasenya sehingga dapat diambil audiogram tutur seperti pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Audiogram hasil dari perangkat lunak audiometer tuturPada penelitian ini diambil tujuh pasien secara acak dengan hasil audiogram beserta hasil diagnosis dari pemeriksaan dengan audiometer nada murni dapat dilihat pada Tabel 4.6. Sedangkan hasil diagnosis dari pasien dengan pemeriksaan audiometer tutur dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.6 Perbandingan hasil diagnosis antara audiometer nada murni standar dan aplikasi audiometer nada murniNo Pasien Audiometer Nada Murni Standar Aplikasi Audiometer Nada Murni Audiogram Diagnosis Audiogram Diagnosis
1 A Tuli Ringan
Tuli Ringan
2 B Tuli Sedang
Tuli Sedang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi
Perancangan Perangkat Lunak Audiometer Nada Murni
dan Tutur Untuk Diagnosis Pendengaran Sabrina Ifahdini Soraya3 C Tuli Sedang
Tuli Sedang
4 D Normal
Normal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi
Perancangan Perangkat Lunak Audiometer Nada Murni
dan Tutur Untuk Diagnosis Pendengaran Sabrina Ifahdini Soraya5 E Normal
Normal
6 F Normal
Normal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi
Perancangan Perangkat Lunak Audiometer Nada Murni
dan Tutur Untuk Diagnosis Pendengaran Sabrina Ifahdini Soraya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7 G Normal
Normal
Skripsi Sabrina Ifahdini Soraya
Perancangan Perangkat Lunak Audiometer Nada Murni
dan Tutur Untuk Diagnosis PendengaranTabel 4.6 Perbandingan hasil diagnosis dengan audiometer tuturNo Pasien Diagnosis sebelumnya Audiometer Tutur Persentase Diagnosis
1 A Tuli Konduktif 100% Tuli Konduktif
2 B Tuli Konduktif 90% Tuli Konduktif
3 C Tuli Konduktif 90% Tuli Konduktif
4 D Normal 100% Normal
5 E Normal 100% Normal
6 F Normal 100% Normal
7 G Normal 100% Normal Dari kedua hasil tersebut dapat diketahui bahwa dari uji pasien, perangkat lunak audiometer nada murni dan tutur tersebut dapat mendiagnosis sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun pada pemeriksaan dengan audiometer nada murni, bentuk audiogram dan nilai ambang dengar di tiap frekuensinya tidak mutlak sesuai, namun perangkat lunak audiometer telah dapat mendiagnosis sesuai dengan hasil diagnosis dengan alat audiometer yang standar.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga