PENGARUH DOS I S PUPUK NITROGEN TERHADAP SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR RUMPUT GAJAH MINI (Pen n i s e t um p u r p u r eum Cv . Mo t t ) PADA US IA PEMOTONGAN 6 0 HARI - Repository UNRAM

  

P E N G A R U H D O S I S P U P U K N I T R O G E N T E R H A D A P

S E R A T K A S A R D A N P R O T E I N K A S A R R U M P U T G A J A H

M I N I ( P e n n i s e t u m p u r p u r e u m C v . M o t t ) P A D A U S I A

  

P E M O T O N G A N 6 0 H A R I

PUBLIKASI ILMIAH

OLEH :

SURIANI

  

B1D 014 266

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

  

P E N G A R U H D O S I S P U P U K N I T R O G E N T E R H A D A P

S E R A T K A S A R D A N P R O T E I N K A S A R R U M P U T G A J A H

M I N I ( P e n n i s e t u m p u r p u r e u m C v . M o t t ) P A D A U S I A

  

P E M O T O N G A N 6 0 H A R I

P U B L I K A S I I L M I A H

Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan untuk

Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan pada Program Studi

  

Peternakan

OLEH :

SURIANI

  

B1D 014 266

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

  

P E N G A R U H D O S I S P U P U K N I T R O G E N T E R H A D A P S E R A T

K A S A R D A N P R O T E I N K A S A R R U M P U T G A J A H M I N I

( P e n n i s e t u m p u r p u r e u m C v . M o t t ) P A D A U S I A

  

P E M O T O N G A N 6 0 H A R I

ABSTRAK

Oleh :

Suriani

  

B1D 014 266

E-mail : ani376913@gmail.com

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk N (nitrogen) terhadap kandungan protein kasar dan serat kasar rumput gajah mini (Pennisetum

  

purpureum cv. Mott). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium terapan (Teacing

  Farm) Fakultass Peternakan Universitas Mataram Desa Lingsar dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Mataram sejak bulan Mei 2018 sampai sepetembet 2018. Materi yang digunakan adalah rumput Gajah cv. Mott dan pupuk urea (nirogen) dengan dosis yang telah ditentukan sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 Perlakuan dan masing-masing dengan 3 ulangan. Perlakuan tersebut yaitu N0 (kontrol), N 1(100 kg N/Ha), N2 (200 kg N/Ha), N3 (300 kg N/Ha) dan N4 (400 kg N/Ha). Variabel yang diamati adalah kandungan serat kasar dan protein kasar.

  Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam variansi (ANOVA) dan apabila ada perbedaan nyata maka dilakukan Uji jarak berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan respon yang berbeda nyata terhadap kandungan serat kasar (P<0,05) rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott), hasil tertinggi diperoleh dari perlakuan N0 (36,39 %) dan terendah terdapat pada perlakuan N4 (29,13%). Sedangkan untuk kandungan protein kasar menunjukkan respon yang berbeda nyata(P<0,05) hasil tertinggi diperoleh dari perlakuan N4 (13,84%) dan terendah terdapat pada perlakuan N0 (8,70%).

  

Kata kunci: Pupuk Nitrogen, Rumput Gajah Mini, Kandungan Serat Kasar dan

Protein Kasar

  

INTISARI

Effect of N (Nitrogen) fertilizer Dosage On Crude Protein And Crude Fiber

Content Of Elephant Grass Cv. Mott at the age of 60 days

ABSTRACT

  

By :

Suriani

B1D 014 266

E-mail : ani376913@gmail.com

  This study aimed to determine the effect of N (nitrogen) fertilizer dosage on crude protein content and crude elephant grass crude fiber content (Pennisetum

  

purpureum cv. Mott). The study was carried out in the Teacing Farm Faculty of

  Animal Husbandry, Mataram University, Lingsar Village and the University of Mataram Laboratory of Animal Nutrition and Food Sciences since May 2018 until the sepetembet 2018. The material used was Elephant grass cv. Mott and urea (nirogen) with pre-determined doses. The study was carried out in a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 5 treatments and each with 3 replications. The treatments are N0 (control), N 1 (100 kg N / Ha), N2 (200 kg N / Ha), N3 (300 kg N / Ha) and N4 (400 kg N / Ha). The variables observed were crude fiber and crude protein content. The data obtained were analyzed using analysis of variance variance (ANOVA) and if there were significant differences Duncan’s multiple distance test was carried out. The results showed a significantly different response to crude fiber content (P <0.05) mini elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott), the highest yield was obtained from treatment N0 (36.39%) and the lowest was found in treatment N4 (29, 13%).

  Whereas for crude protein content showed a response that was significantly different (P <0.05) the highest yield was obtained from treatment N4 (13.84%) and the lowest was found in treatment N0 (8.70%).

  

Keywords: Nitrogen Fertilizer, Mini Elephant Grass, Coarse Fiber and Rough

Protein Content

  

PENDAHULUAN

  Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia, baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksinya. Hijauan memiliki peranan yang sangat penting, karena hijauan mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia ataupun non ruminansia, sehingga untuk mencapai produktivitas yang optimal harus ditunjang dengan peningkatan penyediaan hijauan pakan yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya.

  Dalam rangka meningkatkan sumber pakan berupa hijauan seperti rumput

  

(Graminae) untuk ternak, baik ruminansia ataupun non ruminansia, diperlukan

penanaman rumput yang baik untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak.

  Komponen penting untuk ternak ruminansia khususnya yaitu serat dan protein. Kandungan nutrisi yang terdapat pada rumput sangat berguna untuk mencukupi kebutuhan nutrisi untuk ternak.

  Rumput (Graminae) adalah tumbuhan monokotil dengan siklus annual dan perenial. Rumput merupakan tumbuhan yang memiliki perkaran merambat dan juga merumpun. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum Cv. Mott) atau biasa disebut Dwarf Elephant Grass merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas yang tinggi dan kandugan nutrisi yang cukup baik. Kultivar ini memiliki perbandingan rasio daun yang tinggi dibandingkan dengan batang. Kualitas nutrisi Rumput ini lebih tinggi pada berbagai tingkat usia di bandingkan jenis rumput tropis lainnya. Selain itu rumput gajah mini mempunyai ke unggulan antara lain tahan kekeringan, dan hanya di propagasi melalui metoda vegetatif, zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak rumiansia. (Lasamandi, 2013)

  Pertumbuhan kembali (regrowth) pada rumput merupakan hasil dari kegiatan metabolisme tanaman (fotosintesis dan respirasi) setelah mengalami

  

defoliasi dan akan mempengaruhi produktifitas tanaman (Setyati, 1979).

  Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kembali adalah adanya persediaan bahan makanan berupa karbohidrat dalam akar yang ditinggalkan setelah pemotongan (Sutrisno, 1983). Kecepatan pertumbuhan kembali sangat ditentukan oleh kadar cadangan karbohidrat tanaman, kesuburan tanah, iklim, penerimaan cahaya, interval pemotongan (defoliasi) serta tinggi pemotongan (Isbandi, 1985). Defoliasi merupakan pemotongan bagian tanaman yang ada diatas permukaan tanah, pada proses ini tanaman kehilangan daun dan sebagian dari batang (Susetyo,1980). Defoliasi yang baik dengan mengadakan masa istirahat guna memberi kesempatan agar tanaman dapat tumbuh kembali (Mcllroy, 1976).

  Defoliasi sebaiknya dilakukan pada fase vegetative, karena cadangan makanan dalam akar cukup tersedia untuk pertumbuhan kembali (Haryadi, 1996).

  Pupuk urea adalah pupuk buatan yang mensuplai nitrogen dan tidak mempengaruhi keasaman tanah. Nitrogen merupakan unsur hara esensial yang diperlukan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan anakan dan daun terutama pada fase pertumbuhan vegetatif, sebagai bahan pembentuk protein dan klorofil daun sehingga tanaman mempunyai banyak rumpun dan berdaun lebat (Susetyo,

  , 1977). Peningkatan nitrogen akan meningkatkan proporsi daun (Sutanto et

  et al al , 1982) dan juga produksi bahan kering tanaman (Sarief, 1986).

  Kelebihan nitrogen selama proses pertumbuhan akan memperpanjang periode tumbuh dan jaringan sekulen yang peka terhadap kerusakan mekanis dan serangan penyakit (Foth, 1995)

  Untuk meningkatkan kandungan serar kasar dan protein kasar, kualitas dan produksi hijauan dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur tanaman, dan tempat produksi (iklim dan kesuburan tanah). Pemanenan hijauan dipengaruhi oleh musim, umur pemotongan dan interval pemotongan (Kartasapoetra, 1991).

  Optimalisasi dan efesiensi penggunaan pakan dapat dilakukan apabila diketahui kandungan nutrisi, konsumsi, dan kecernaan bahan pakan tersebut. Informasi manajemen defoliasi menyangkut interval dan tinggi pemotongan penting artinya dalam mengelola tanaman pakan untuk menghasilkan produksi dan kualitas nutrisi yang optimal, bila digunakan sebagai hijauan pakan (Tarigan, dkk, 2010).

  Semakin tua umur pemotongan maka semakin tinggi produksi namun berbanding terbalik dengan kualitas pakan (kandungan serat kasar meningkat, protein kasar menurun), oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dosis pupuk dan usia pemotongan 60 hari terhadap kandungan Serat Kasar dan Protein Kasar Rumput Gajah Mini (Pennisetum Purpureum Cv.Mott).

  Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput Gajah cv. Mott dan pupuk urea. Pelaksanaan penelitian ini meliputi: pengolahan tanah, pembuatan bedengan, penanaman rumput, pemupukan, penyiraman, penyiangan, dan pemanenan serta Analisis komposisi nutrisi pakan menggunakan metode AOAC (1970). Variabel yang diamati adalah Kandungan protein kasar (PK) dan serat kasar (SK) Rumput Gajah (Pennisetum purpureum cv.mott).

  Rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan 5 (Lima) perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 (Tiga) kali.

  Rancangan Penelitian

  Perlakuan Dosis Pupuk No (Kg N/Ha)

  1 N0 Tanpa Pupuk (Kontrol)

  2 N1 100 kg N/Ha

  3 N2 200 kg N/Ha

  4 N3 300 kg N/Ha

  5 N4 400 kg N/Ha

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Serat Kasar Rumput Gajah Mini

  Tabel 3. Kandungan Serat Kasar Rumput Gajah Mini

  

Perlakuan Dosis Pemupukan Serat Kasar

(Kg N/Ha) (%) c

  N0 Tanpa Pupuk (Kontrol)

  36.39

  c N1 100 kg N/Ha

  35.73

  c N2 200 kg N/Ha

  33.29

  b N3 300 kg N/Ha

  31.06

  a N4 400 kg N/Ha

  29.13 Sumber: Data diolah, 2018 Keterangan: Nilai rataan yang diikuti oleh superskrip yang berbeda pada kolom yang sama dinyatakan berbeda nyata (P<0.05).

  Berdasakan Tabel Diatas Hasil analisis varian’s menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berbeda nyata (P<0.05) terhadap kandungan serat kasar rumput gajah (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang diberi pupuk N dengan dosis yang berbeda dengan usia p emotongan 60 hari. Uji lanjut jarak berganda duncan’s menunjukkan bahwa kandungan serat kasar pada kontrol dan N1 nyata. Lebih tinggi (P<0.05) jika dibandingkan dengan Perlakuan N2, N3 dan N4. Terdapat perbedaan yang nyata kandungan serat kasar antar perlakuan. Dari hasil analisis varian’s dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa kontrol N0 (36,39 %) memiliki kandungan serat kasar yang tinggi karena tidak diberi pupuk.

  Serat kasar terdiri dari polisakarida yang tidak larut (selulosa dan hemiselulosa) serta lignin. Serat kasar tidak dapat dicerna oleh nonruminansia, tetapi merupakan sumber energi mikroba rumen dan bahan pengisi lambung bagi ternak ruminansia (Yulianto dan Suprianto, 2010)..

  Hal ini sejalan pada penelitian yang telah saya lakukan sebelumnya yaitu diduga semakin tinggi usia tanaman, jumlah anakan dan BK maka kandungan serat kasar semakin tinggi sementara semakin tinggi dosis pemupukan pada tanaman maka kandungan serat kasar semakin rendah.dari data diatas dapat terlihat bahwa perlakuan N4 dengan dosis pemupukan 400 Kg N/Ha lebih rendah N3, N2 maupun N1. Salah satu bentuk pupuk nitrogen, yaitu urea yang mengandung N 46%, mudah menarik uap air (higroskopis) dan mudah terserap oleh tanaman (Lingga, 1986).

  Proses fotosintesis pada tanaman menghasilkan glukosa. Kemudian dari bentuk glukosa ini terbentuk macam

  • – macam gula dan melalui proses polimerisasi terbentuklah macam
  • – macam karbohidrat. Karbohidrat memiliki peranan penting dalam metabolisme tanaman selain sebagai hasil utama fotosintesis, karbohidrat merupakan substrat yang penting dalam proses respirasi. Karbohidrat dapat pula dirubah menjadi gliserol dan asam lemak atau membentuk protein melalui asam amino, N selalu disintesis dalam setiap pertumbuhan tanaman dan memiliki kuantitas yang besar pada tanaman serta berfotosintesis
dalam bentuk struktural karbohidrat (C6H12O6 ) pada jaringan tanaman hanya di propagasi melalui metoda vegetatif, zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak rumiansia. (Lasamandi, 2013)

  Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, termasuk pertumbuhan daun yang baik, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman dan meningkatkan kualitas tanaman (Sutejo dan Kartasapoetra, 1988). Sumardi (1988) menyatakan bahwa dengan pemupukan nitrogen bertujuan untuk membuat bagian tanaman yang hijau segar, mempercepat pertumbuhan dan menambah kadar protein tanaman yang artinya H1: dosis pupuk berpengaruh pada serat kasar dan menolak H0 : dosis pupuk tidak berpengaruh terhadap serat kasar.

  Tabel 4. Kandungan Protein Kasar Rumput Gajah Mini

  Perlakuan Dosis Pemupukan Protein Kasar (Kg N/Ha) (%) a

  N0 Tanpa Pupuk (Kontrol)

  8.70

  b N1 100 kg N/Ha

  9.82

  c N2 200 kg N/Ha

  10.92

  d N3 300 kg N/Ha

  12.29

  e

N4 400 kg N/Ha 13. 84

  Sumber: Data diolah, 2018 Keterangan: Nilai rataan yang diikuti oleh superskrip yang berbeda pada kolom yang sama dinyatakan berbeda nyata (P<0.05).

  Berdasarkan hasil analisa data penelitian kandungn protein kasar rumput gajah mini atau odot (pennisetum purpureum cv. Mott) dengan usia pemotongan 60 hari yang terdapat pada tabel.2 bahwa semakin tinggi dosis pupuk yang digunakan maka protein kasar semakin tinggi atau semakin meningkat.

  Menurut prakkasi, 1983 protein kasar adalah semua zat makanan yang mengandung N yang dapat dibagi menjadi protein sesungguhnya (true protein) masalahnya protein yang berasal dari pembusukkan bahan organik dan zat yang mengadung N tetapi bukan protein yang berasal dari jenis pupuk buatan.

  Pada perlakuan tanpa pupuk atau kontrol N0 terdapat sekitar 8.70 % protein kasar, kemudian pada perlakuan N1 dengan dosis 100 kg N/Ha terdapat 9.82 % protein kasar, pada perlakuan N2 demgan dosis 200 kg N/Ha terdapat

  10.92 % protein kasar, perlakuan N3 dengan dosis 300 kg/ N/Ha terdapat 12.29 % protein kasar, dan pada perlakuan N4 dengan dosis 400 kg N/Ha terdapat 13.84 % protein kasar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan protein kasar semakin tinggi.

  Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Nasir, 1989) yang menggunakan level pupuk nitrogen yaitu kontrol, 25 kg/ha, 50 kg, 75 kg/ha, dan 100 kg/ha dengan mengahasilkan rata-rata protein kasar rumput raja yaitu 6,03%, 7,08%, 7,23%, 8,13% dan 9,74% yang menyatakan bahwa pemberian pupuk nitrogen dapat meningkatkan kadar protein kasar rumput raja, ada kecenderungan peningkatan protein kasar dibanding kontrol. Perlakuan B, C, D dan E menunjukkan adanya pengaruh dalam pemberian pupuk nitrogen pada rumput gajah mini .

  Menurut Crowder dan Chedda (1982) mengatakan kadar protein suatu tanaman menurun sesuai meningkatnya umur tanaman, dan hal ini sesuai dengan penelitian yang telah saya lakukan sebelumnya. Hal ini diduga karena pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik (urea) yang dibuat oleh pabrik yang mengandung Nitrogen sebanyak 45%-46% yang dikategorikan mempunyai kandungan Nitrogen tinggi berdasarkan jurnal Ema sastriana, 2016 pengaruh dosis pupuk N (nitrogen) terhadap kandungan protein kasar dan serat kasar rumput gajah cv. mott pada tanah regosol yang telah dilakukan sebelumnya.

  Hal ini berkaitan dengan penelitian yang telah saya lakukan sebelumnya dengan usia pemotongan 60 hari karena umur tanaman dan jumlah anakan serta batangnya yang banyak diduga bisa menjadi penyebap pengaruh kandungan protein kasar meningkat, dosis pupuk yang mengandung nitrogen yang digunakan sama seperti yang dilakukan oleh Ema satriana.

  Pemanenan hijauan dipengaruhi oleh musim, umur pemotongan dan interval pemotongan (Kartasapoetra, 1991). Optimalisasi dan efesiensi penggunaan pakan dapat dilakukan apabila diketahui kandungan nutrisi, konsumsi, dan kecernaan bahan pakan tersebut. Informasi manajemen defoliasi menyangkut interval dan tinggi pemotongan penting artinya dalam mengelola tanaman pakan untuk menghasilkan produksi dan kualitas nutrisi yang optimal, bila digunakan sebagai hijauan pakan (Tarigan, dkk, 2010).

  Nitrogen dalam bentuk protein misalnya sebagai proplasma, enzim, inti sel, dan sebagainya. Pembentukan protein pada tanaman, sebagian besar terjadi pada meristem atau jaringan penyimpan. Protein terbentuk dari asam amino. Protein terbentuk dari banyak molekul asam amino yang dirangkaikan menjadi satu. Proses fotosintesis pada tanaman menghasilkan glukosa. Karbohidrat memiliki peranan penting dalam metabolisme tanaman selain sebagai hasil utama fotosintesis, karbohidrat merupakan substrat yang penting dalam proses respirasi. Karbohidrat dapat pula dirubah menjadi gliserol dan asam lemak atau membentuk protein melalui asam amino.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Pemberian pupuk nitrogen dengan level atau dosis yang berbeda pada Rumput Gajah Mini (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) dapat menurunkan serat kasar rumput dan meningkatkan kandungan protein kasar. Hasil penelitian menunjukkan respon yang berbeda nyata terhadap kandungan serat kasar (P<0,05) Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott). Hasil teringgi diperoleh dari kontrol N0 (36,39%) dan terendah terdapat pada perlakuan N4 (29,13%).

  Hasil penelitian menunjukkan respon yang berbeda nyata terhadap kandungan protein kasar (P<0,05) Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott). Hasil tertinggi diperoleh dari perlakuan N4 (13,84%) dan terendah terdapat pada kontrol N0 (8,70%). Terdapat perbedaan yang nyata terhadap kandungan protein kasar antar setiap perlakuan

  Saran

  Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang waktu pemupukan yang sesuai dikarenakan dalam waktu pemberian saya melakukan pemberian pupuk Nitrogen pada waktu pagi hari.

  DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum, Gramedia, Jakarta.

  Ayu. R. 2011. Cara membuat pupuk organik, untuk Tanaman Buah dan Bunga yang Ramah Lingkungan. Jakarta : Pustaka Mina.

  Crowder L dan Chedda HR.1982. Tropical Grassland Husbandry.1st edition.

  Logman, New York. London. 308-370. Ema Satriana. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk N (Nitrogen) Terhadap Kandungan Protein Kasar Dan Serat Kasar Rumput Gajah Cv.

  Mott Pada Tanah Regosol. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Mataram.

  Foth, H.D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Cet. 3. Yogyakarta : Gadjah Mada University. (Diterjemahkan oleh E.D. Purbayanti, D.R. Lukiwati dan R.

  Trimulatsih). Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT Agromedia Pustaka.

  Jakarta. Hasan, S. 2012. Hijauan Pakan Tropik. IPB Press. Bogor. Hunter, J. 2002. Clinical Dermatology. Massachussets: Blackwell Publishing Company.

  Minson. 1990. Protein In Practical Biochemistry. Chambridge University press. Lasamadi R. D., Malalantang S. S, Rustandi dan Anis S. D. 2013. Pertumbuhan dan perkembangan rumput gajah dwarf (Pennisetum purpureum cv.

  Mott) yang diberi pupuk organik hasil fermentasi EM4. Jurnal Zootek 32(5): 158‒171.

  Sitompul, S. dan Martini. 2005. Penetapan serat kasar dalam pakan tanpa

  ekstraksi lemak. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005. Hlm. 96‒99.

  Subagyo. 1970. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Soeroengan, Jakarta. Sudarmaji S., B. Haryono dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

  Sumardi, S. 1988. Pupuk dan Pemupukan. Cetakan Pertama. PT. Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Sumarsono, S. Anwar dan S. Budianto. 2005. Aplikasi pupuk organik ternak

  pada tanah salin untuk pengembangan tanaman rumput pakan

poliploid. Laporan penelitian, Universitas Diponegoro Semarang

Sutejo, M.M dan A.G. Kartasapoetra. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT.

  Bina Aksara. Jakarta. Sutanto, H.J., Schiere, Sumarno, D. Karniati, H. Indratin dan H. Sudarwati. 1982.

  Produksi Nilai Gizi dan Daya Cerna Dua Jenis Rumput (Panicum maximum dan Pennisetum purpureum) dengan Interval Pemotongan yang Berbeda dan Pemupukan Nitrogen Tiga Tingkat.

  Malang : Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Brawijaya Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Diktat Kuliah Pupuk dan

  Pemupukan. Jurusan tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

  Lingga, P. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk. PT. Penebar Swadaya, Jakarta Lubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan. Jakarta Nasir, A. 1989. Pengaruh Tingkat Pemupukan Nitrogen Terhadap

  Kandungan Protein dan Serat Kasar Tanaman Rumput Raja (Pennisetum purpupoides). Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

  Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Dirjen Pendidikan Tinggi.

  Depdikbud. Jakarta. Nei, M. and W.Li. 1979. Mathematical model for studying genetic variation in

  terms of restion endonucleass. Proc.Natl.Acad.Sci. USA .76:5269-5273

  Permata, A.T. 2012. Pengaruh Amoniasi Dengan Urea pada Ampas Tebu

  Terhadap Kandungan Bahan Kering, Serat Kasar Dan Protein Kasar Untuk Penyediaan Pakan Ternak. Artikel Ilmiah. Fakultas

  Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya Prakkasi. A. 1983. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. UI Press. Jakarta

  Pratama. I. B. G. 2013. Nutrisi dan Pakan Ternak Ruminansia. Udayana University Press Denpasar

  Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE Universitas Gajah Mada. Yokyakarta. Regan, C.S. 1997. Forage Concervation in The Wet/ Dry Tropics for Small

  Landholder Farmers. Thesis. Faculty of Science, Nothern Territory University, Darwin Austalia.

  Rica, M. S. 2012. Produksi dan nilai nutrisi rumput gajah (pennisetum

  purpureum) cv. Taiwan yang diberi dosis pupuk n, p, k berbeda dan cma pada lahan kritis tambang batu bara. Artikel, Program Studi

  Ilmu Peternakan Pascasarjana Universitas Andalas Padang Sarief, S.E. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Cet. 2. Bandung : Pustaka Buana. Sajimin, I. P. Kompiang, Supriyati dan N. P. Suratmini. 2001. Penggunaan

  Biofertilizer untuk Penigkatan Produktifitas Hijauan Pakan Rumput Gajah ( Pennisetum purpureum cv Afrika) pada Lahan Marjinal di Subang Jawa Barat. Media Peternakan, 24 (2) : 46

  • – 50 Siti Hardianti N. 2015. Pengaruh pemberian pupuk nitrogen terhadap

  kandungan protein kasar dan serat kasar rumput gajah

  

(Pennisetum purpureum). Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,

Makassar.

  Syarifuddin, N. A. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah

  Enzilase Pada Berbagai Umur Pemotongan. Produksi Ternak, Fakultas Pertanian UNRAM. Lampung.

  Syarief. 1986. Hijauan Makanan Ternak Potong Kerja dan perah. Kanisius.

  Yogyakarta. Tarigan, A., L. Abdullah, S.P. Ginting, dan I.G. Permana. 2010. Produksi dan

  

komposisi nutrisi serta kecernaan in vitro Indigofera sp pada

interval dan tinggi pemotongan berbeda. http://peternakan.litbang.

  Tillman, A. D. H. Hartadi. S. Reksohadiprojo. S. Prawiro Kusumo dan S.

  Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University press. Yogyakarta. Urribari, L., A. Ferrer and A. Collina. 2005. Leaf protein from ammonia

  treasted dwarf elephant grass (Pennisetum purpureum schum cv mott). Journal Applied Biochemistry and Biotechnology. 122 (1-3) : 721‒730.

  Yasin M., M. Asghar, and M. Shafi. 2013. Effect of different spatian

  arrangements on forage yield, yield compknents and quality of mott elaphantgrass. Pakistan Jurnal of Agronomy 2 (1): 52-58.

  Yulianto, P. dan C. Suprianto. 2010. Pembesaran Sapi potong Secara Intensif.

  Penerbit Swadaya. Jakarta.

  11