BAB II PENDIRIAN DAN PERKEMBANGAN PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH DI DESA BANDINGAN - PERKEMBANGAN DAKWAH MUHAMMADIYAH DI DESA BANDINGAN KECAMATAN KEJOBONG KABUP ATEN PURBALINGGA TAHUN 1962 - 2016 - repository perpustakaan

  

BAB II

PENDIRIAN DAN PERKEMBANGAN PIMPINAN CABANG

MUHAMMADIYAH DI DESA BANDINGAN

A. Gambaran Umum Desa Bandingan Kecamatan Kejobong merupakan suatu kecamatan di Kabupaten Purbalingga, dimana Desa Bandingan yang merupakan sasaran dalam

  penelitian ini berada di wilayah tersebut. Desa Bandingan merupakan salah satu dari 12 desa lainnya yang ada di Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga. Terletak arah Timur dari ibu kota Kabupaten yang jaraknya kurang lebih 9 km dan 10 km dari ibu kota Kecamatan. Desa Bandingan terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi.

  Apabila dilihat dari letak geografis, Desa Bandingan merupakan wilayah administrasi Kecamatan Kejobong wilayah Barat. Batas administrasi Desa meliputi :

  Sebelah timur : Desa Gumiwang Sebelah barat : Desa Cilapar Sebelah utara : Desa Penolih Sebelah selatan : Desa Lamuk (Data Geografis Desa Bandingan tahun 2016)

  Kecamatan Kejobong memiliki batas wilayah yang sebelah timur adalah Kabupaten Banjarnegara, sebelah utara Kecamatan pengadegan, sebelah barat Kecamatan Kaligondang, dan sebelah selatan Kecamatan Bukateja. Dari batas wilayah tersebut, Kecamatan Kejobong mempunyai jarak yang dekat dengan Kecamatan Bukateja.Hal ini membuat masyarakat Desa Bandingan mudah untuk mengaji ke daerah Bukateja. Karena pada tahun 1960-an masyarakat Desa Bandingan yang hendak mengaji ke Bukateja mereka tinggal menyebrangi sungai yang menghubungkan antara Desa Sokanegara (salah satu Desa di Kecamatan Kejobong) dengan Bukateja.

  Luas wilayah Desa Bandingan sekitar 292 hektar, luas wilayah tersebut lebih banyak berupa dataran rendah. Wilayah Desa Bandingan dibagi menjadi Pakis, dan Dusun Larangan. Jumlah rukun tetangga yang ada di Desa Bandingan sebanyak 30 dan rukun warganyanya sebanyak 12. Jumlah masyarakat di Desa Bandingan sebanyak 6.353 jiwa penduduk. Hal ini dapat di lihat dari tabel sebagai berikut :

  Tabel II.1 Potensi Sumber Daya Manusia

  Dusun Jumlah penduduk Dusun Klagung 779 jiwa Dusun Kramat 1326 jiwa Dusun Derik 1456 jiwa Dusun Rawa Karet 1154 jiwa Dusun Larangan 1638 jiwa Jumlah Penduduk 6353 jiwa

  Sumber

  . Data Statistik Desa Bandingan Tahun 2016 Dari luasnya wilayah Desa Bandingan banyaknya wilayah digunakan untuk pekarangan dan pemukiman. Pembagian penggunaan tanah adalah sebagai berikut :

  Tabel II.2 Tata Guna Tanah di Desa Bandingan

  Penggunaan tanah Luas tanah Luas pemukiman 124 ha Luas persawahan 42 ha Luas perkebunan 55 ha Luas kuburan 1,27 ha Luas perkarangan 55 ha

  • Luas taman Perkantoran 1, 73 ha Luas prasarana umum lainnya 15 ha Total luas 292 ha

  Sumber

  . Data Statistik Desa Bandingan Tahun 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas wilayah Desa Bandingan sebagian besar digunakan untuk pemukiman dengan luas wilayah 124 ha dan sebagian besarnya lagi digunakan sebagai area persawahan dan perkebunan dengan luas wilayah 97 ha. Sedangkan luas wilayah yang digunakan untuk prasaran lainnya dimanfaatkan sebagai lapangan sepak bola, sekolah, pasar Desa Bandingan, dan dan fasilitas umum lainnya. Karena wilayah yang luas sebagai area persawahan dan perkebunan masyarakat di Desa Bandingan lebih banyak bekerja sebagai petani dan pekebun. Hal ini dapat di lihat dari jenis- jenis pekerjaan masyarakat Desa Bandingan sebagai berikut :

  1. Petani, memiliki jumlah yang terbesar dibandingkan dengan pekerjaan lainnya yang berada di Desa Bandingan yaitu berjumlah sekisar 600 penduduk bermata pencaharian sebagai petani.

  2. Buruh tani, bagi mereka yang tidak memiliki lahan tetap untuk di olah, mereka bekerja sebgai buruh tani bagi pemilik lahan. Jumla buruh tani di Desa Bandingan sekisar 350 jiwa.

  3. Buruh Pabrik, sebagian besar perempuan Desa Bandingan bekerja sebagai karyawan pabrik buku mata dan rambut palsu.

  4. Pegawai negeri sipil, jumlah pegawai negeri sipil di Desa Bandingan berjumlah sekisar 87 jiwa.

  5. Pengrajin industri rumah tangga, jumlah pengrajin industri rumah tangga sekisar 17 jiwa.

  6. Pedagang keliling, selain berdagang menetap di ruko-ruko sekitar Desa Bandingan ada juga masyarakat yang berdagang keliling sekisar 14 jiwa.

  7. Pengusaha, terdiri dari pengusaha kayu glondongan, pengusaha rice mile, kerjinan alat rumah tangga, pengrajin sapu dari serabut kelapa, pengusaha 2016).

  Selain jenis-jenis pekerjaan di atas banyak juga masyarakat Desa Bandingan yang bekerja ke luar Jawa seperti di Sumatra, Kalimantan, Jakarta dan Batam. Kebanyakan dari mereka lebih memilih bekerja di Batam karena peluang pekerjaan disana lebih banyak. Dan bagi mereka yang sudah berkeluarga mereka banyak juga yang membawa istri dan anaknya, dan mereka mendirikan rumah atau mengontrak rumah di sana. Biasanya mereka akan pulang ke Desa Bandingan satu tahun sekali yaitu saat hari raya.

  Perekonomian Desa Bandingan seiring berjalannya waktu semakin berkembang, hal ini dapat di lihat dari udaha keras masyrakat Desa Bandingan untuk memperbaiki ekonominya mereka. Dimana dulu anak-anak mereka hanya sekolah sampai sekolah menengah pertama (SMP), saat ini sebagian besar mereka sudah mampu menyekolahkan anaknya sampai sekolah menengah atas (SMA). Hal ini karena semakin berkembangnya inovasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bandingan. Selain itu dibukanya pabrik rambut di sekitar wilayah Desa Bandingan yang menambah peluang pekerjaan untuk kaum perempuan, dimana perempuan yang dulunya hanya seebagi ibu rumah tangga dengan adanya pabrik mereka menjadi karyawan dan dapat memperoleh penghasila.

  Selain adanya pabrik, ada beberapa masyarakat yang memebuka peluang pekerjaan dengan membuka indutri rumahan.Seperti usaha sapu dari serbut kelapa yang didirikan oleh Bapak Ikhsan Nurdin, walaupun usaha yang lapangan pekerjaan bagi orang yang menganggur. (Fajar Samyo, wawancara tanggal 4 April 2017)

  Faktor pendukung lainnya dalam perkembangan perekonomian Desa Bandingan selain usaha yang dilakukan oleh masyarakat ada juga pasar Desa Bandingan yangg menjaji aset penting bagi perekonomian Desa Baandingan.

  Dengan adanya pasar maka masyarakat Desa Bandingan memiliki peluang banyak untuk mencari pendapatan. Banyak warga yang akhirnya menjadipenjual di pasar, seperti penjual sayuran, jajanan pasar, perabotan rumah tangga, dan ada juga yang bekerja sebagai tukang becak.

  Walaupun masyaraat Desa Bandingan mulai berkembang mereka masih saja menanamkan interaksi sosial dengan sessama dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kesadaran untuk saling membatu sesama. Seperti halnya gotong royong, masyarakat Desa Bandingan masih menerapkan gotong royong dan juga kerja bakti. Mereka dalam bersosialisasai tidak memandang agama yang dianut atau aliran apa yang mereka ikuti (Miswanto,wawancara tanggal 9 Maret 2017).

  Dalam hal keagamaan masyarakat di Desaa Bandingan mayoritas sebagai umat muslim dan hanya satu yang non muslim, dengan tingkat presentasi 99,98% muslim dan 0,02% non muslim. Meskipun masyarakat Desa Bandingan sudah muslim akan tetapi pada tahun 1960-an masyarakat Desa Bandingan masih banyak yang kurang baik dalam mengamalkan ajaran Islam.Karena mayoritas muslim maka di Desa Bandingan terdapat tiga Jama’ah. Jumlah warga yang mengikuti organisasi Muhammadiyah sebagian besar menjadi warga Muhammadiyah sekitar 85 %. Warga Bandingan juga ada yang mengikti aliran NU, akan tetapi hanya beberapa persen saja sekitar 5%, dan ada juga aliran jamaah muslimin yang diikuti oleh warga Bandingan dengan jumlah sekisar 10%. Tidak semua masyarakat Bandingan merupakan suku Jawa karena ada juga yang berasal dari suku Sunda, Betawi, Minang, dan Aceh, mereka merupakan pendatang di Desa Bandingan

B. Berdirinya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam di Indonesia

  Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912. Tokoh pendirinya bernama Kyai Haji Ahmad Dahlan di Kampung Kauman. Latar belakang didirikanya organisasi Muhammadiyah dikarenakan adanya penyimpangan ajaran agama Islam yang tidak sesuai dengan Al Quran dan Al Hadits. Dimana masyarakat yang telah memeluk agama Islam masih sering mengamalkan ajaran-ajaran peninggalan nenek moyang. Selain itu

  Muhammadiyah juga melihat kalau pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap untuk bersaing di dunia luar (Pasha dan Darban, 2003:122).

  Dalam gerakannya Muhammadiyah menjauhkan diri dari bidang politik, karena gerakan Muhammadiyah memfokuskan dalam bidang keagamaan saja.

  Awal perkembangannya Muhammadiyah hingga tahun 1917 masih gerakanya selain dalam bidang keagamaan juga dalam bidang sosial dan pendidikan. Setelah tahun 1917 Muhammadiyah mulai semakin pesat perkembannya. Pada tahun 1920 dalam gerakannya Muhammadiyah mulai berkembang dengan pesat, hal ini terlihat dari kegiatannya yang ke luar Daerah Kampung Kauman, yakni ke seluaruh pulau Jawa dan pada tahun 1921 Muhammadiyah mulai melakukan kegiatan di seluruh Indonesia (Noer, 1990:87).

  Dalam perkembangannya Muhammadiyah mulai membentuk cabang Mahammadiyah di setiap Daerah. Cabang sendiri merupakan kesatuan Ranting disuatu tempat yang terdiri dari atas sekurang-kurangnya tiga Ranting (Aulia Ali,dkk,20014:1). Sedangkan Ranting adalah kesatuan anggota disuatu tempat atau kawasan yang terdiri dari atas sekurang- kurangnya 15 orang yang melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota . Setiap daerah yang memiliki mayoritas anggota Muhammadiyah di pastikan memiliki Cabang dan Ranting Muhammadiyah. Salah satu Cabang Muhammdiyah adalah Cabang Muhammadiyah di Desa Bandingan Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga.

  Awal mula berdirinya Cabang Muhammadiyah Bandingan adalah pada tahun 1960-an masyarakat Desa Bandingan yang ingin mengaji mereka pergi ke wilayah Bukateja. Di wilayah tersebut terdapat perkumpulan pengajian dari beberapa wilayah. Semakin tahun jumlah anggota dari perkumpulan memberanikan diri untuk mendirikan Cabang Muhammadiyah Bukateja (wawancara Siswoyo Saeful Majid tanggal 9 maret 2017).

  Setelah menjadi Cabang, Bukateja memiliki beberapa ranting. Salah satu dari rantingnya adalah Ranting Desa Bandingan yang menginduk ke Cabang Muhammdiyah Bukateja pada tahun 1962. Tokoh yang paling berpengaruh dalam awal Muhammadiyah di Desa Bandingan adalah Hadi Atmojo dan Ranting Bandingan di ketuai oleh Hadi Atmojo. Seiring berjalannya waktu banyak dari wilayah luar desa Bandingan yang mengaji di Desa Bandingan. Ranting Desa Bandingan pada saat itu sering mengadakan pengajian dan banyak warga yang antusias untuk mengikuti pengajian tersebut. Antusias warga tidak hanya dari Desa Bandingan tetapi juga dari Desa tetangga yaitu Desa Lamuk dan Gumiwang.

  Dengan perkembangannya Ranting Bandingan yang menginduk Cabang Bukateja, yang semakin tahun semakin berkembang dan memiliki banyak anggota. Maka Ranting Bandingan memutuskan untuk menjadi Cabang Muhammadiyah Bandingan pada tahun 1967. Pada awal berdirinya Cabang Muhammadiyah Bandingan memiliki tiga Ranting yaitu Ranting Bandingan, Ranting Lamuk, dan Ranting Gumiwang. Pada awal beridrinya kegiatan yang dilakukan lebih banyak melakukan pengajian. (Bahrudin wawancara tanggal

  31 Mei 2017).

C. Perkembangan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan

  Bandingan mengalami kemajuan, hal ini dapat di lihat dari program kerja yang dilakukan oleh setiap pemimpin. Sejak PCM Bandingan beerdiri tahun 1967 sudah ada lima pemimpin yang pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Desa Bandingan yaitu antara lain :

  1. Masa peroide Hadi Atmojo Dari awal Ranting Muhammadiyah yang masih menginduk di Cabang

  Muhammadiyah Bukateja pada tahun 1962 sudah di pimpin oleh Hadi Atmojo. Hingga Ranting Bandingan beralih menjadi Cabang Bandingan pun yang pertama kali menjadi pemimpin Cabang Muhammadiyah Bandingan adalah Hadi Atmojo yakni mulai tahun 1962 sebagai pemimpin Ranting Bandingan yang menginduk Cabang Bukateja sampai menadi Cabang yang menjabat sebagai pemimpin sampai tahun 1977.(wawancara Ratam tanggal 21 April 2017)

  Pada awal periode ini kegiatan yang dilakukan masih fokus pada bidang Da’wah dengan melakukan pengajian. Pengajian yang diadakan pada masa kepemimpinan Hadi Atmojo masih berjalan seadanya. Dalam arti pengajian antara Muhammadiyah dan Aisyiyah,dan Nasyiatul Aisyiyah masih bergabung menjadi satu. Warga yang ikut pengajian belum banyak, karena pada saait itu masih banyak warga yang belum mengetahui mengenai Muhammadiyah. Setiap diadakan pengajian dilakukan pengumpulan infaq. Hasil dari infaq digunakan untuk membantu kaum Dhuafa dan digunakan juga untuk pembangunan amal pengumpulan shadaqoh setiap musim panen.

  Pada periode ini wakaf juga mulai diikembangkansehingga banyak anggota atau simpatisan yang memberikin harta bendanya untuk amal usaha Muhammadiyah. Seperti tanah yang digunakan untuk pembangunan sekolah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bandingan merupakan tanah waqaf dari Bapak Hadi Atmojo dan Bapak Ranasuta. (wawancara Siti Syahriyah tanggal 10 April 2017)

  Pada bidang pendidikan tahun 1970 didirikan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 03 Bandingan. Sekolah ini sederajat dengan sekolah menengah pertama. Perbedaannya terlihat dari mata pelajarannya, di mana mata pelajaran yang diajarkan lebih banyak pada bidang Agama. Sarana dan prasarana yang ada baru seadanya dan tanah yang digunakan untuk membangun merupakan tanah waqaf dari warga Muhammadiyah. (wawancara Aji Margono tanggal 21 April 2017)

  Periode ini sudah banyak usaha yang dilakukan oleh pengurus untuk mengembangkan Muhammadiyah, karena pada awal periode sudah mulai ada pedidikan untuk kader-kader Muhammadiyah. Pelatihan terhadap Kader Muhammadiyah dilakukan dengan dibentuknya IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) dan mewajibkan angkatan muda untuk aktif dalam acara-acara hari Besar (wawancara Ratam tanggal 21 April 017).

  Pada periode kepemimpinan Hadi Atmojo mulai dibentuk Muhammadiyah. Organisasi ortonom itu antara lainn Aiysiyah dan Nasiatul Aiyisyah (NA). Aysiyah di Desa Bandingan berdiri pada tanggal

  6 Maret 1967. Dengan adanya Aisyiyah memberikan pengaruh yang besar bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan. Pengaruh besar Aisyiyah dalam amal usaha bidang pendidikan mengelola, yakni PAUD, TK, dan TPQ. Selain itu juga Aisyiyah aktif dalam bidang dakwah hal ini dapat dilihat dari pengajian-pengajian yang rutin dilakukan oleh ibu-ibu Aisyiyah (wawancara Siti Syahriyah 10 April 2017).

  Selain Ayisyiah ada pula Nasyiatul Aisyiyah yang merupakan kelompok ibu-ibu muda yang berada juga dibawah naungan Muhammadiyah. NA juga berpengaruh besar untuk perkembangan Cabang Muhammadiyah di Bandingan. Dimana NA memiliki pengajian rutin yang diadakan pada Jumat minggu pertama dan sebulan sekali mengadakan perkumpulan NA se-cabang Muhammadiyah Bandingan. (wawancara Ambar 10 April 2017)

  Pada masa kepemimpinan Hadi Atmojo walaupun program kerja yang dilakukan banyak di bidang dakwah akan tetapi seiring berjalannya waktu program kerjanya mulai bergerek dibidang amal usaha di bidang pendidikan maupun non pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Selain itu juga wakaf dan bidang sosial lain mulai berkembang.

  Waliyun menjabat selama 3 periode yaitu dari tahun 1977 sampai 1992. Program kerja yang dilakukan pada bidang Dakwah, kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, waqaf dan ZIS, serta pelatihan kader.

  Program kerja yang dilakukan pada masa jabatannya lebih banyak meneruskan program kerja dari periode sebelumnya yaitu masa jabatan Hadi Atmojo.

  Pada bidang Dakwah juga melakukan pengajian yang sebelumya diadakan pada masa kepemimpinan Bapak Hadi Atmojo, yakni pengajiannya masih campur antara pengajian Muhammadiyah, Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah. Pada masa kepemimpinan Hadi Atmojo yang mengikuti pengajian masih sedikit tetapi pada masa ini jumlah warga yang ikut pengajian sudah lumayan banyak, dulu yang ikut sebagian besar hanya pengurus Cabang Muhammadiyah saja tetapi sekarang warga juga sudah mulai antusias untuk mengikuti pengajian. Sebelum masa kepemimpinan Bapak Waliyun berakhir mulai ada rencana untuk mengadakan pengajian setiap Ahad Manis. (wawancara Bahrudin tanggal

  31 Mei 2017) Dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan masyaraka periode ini menjalankan program kerja untuk membiasakan hidup sehat, yaitu dengan program kerja mewajibkan setiap mushola atau Masjid untuk menyediakan tempat wudlu. Alasannya untuk mempermudah masyarakat

  Dalam bidang waqaf banyak warga yang sadar akan manfaat berwaqaf yaitu berguna untuk orang lain, membantu orang lain, dan mendapatkan pahala yang terus mengalir. Pada periode iniada beberapa warga yang mewaqafkan tanahnya untuk dibangun Mushola dan tempat TPQ. Selain itu ada juga warga yang mewaqafkan tanah, tetapi tempatnya tidak strstegis untuk pembangunan, sehingga pengurus memutuskan untuk menjual tanah waqaf dan hasil dari penjualan tanah waqaf digunakan untuk membeli tanah lagi di tempat yang lebih strategis. (wawanara Hanan Mukhtarom tanggal 22 April 2017).

  Dalam bidang sadaqoh pengurus melanjutkan program kerja yang sudah dilakukan periode sebelumnya yaitu pengumpulan pari kuning.

  Pengumpulan ini dilakukan setiap panen, hal ini dilakukan karena sebagian besar warga bekerja dibidang pertanian. Selain itu ada juga pengumpulan zakat fitrah yang dilakukan oleh masing-masing Masjid dan Mushola Muhammadiyah.

  Dalam bidang pendidikan meneruskan program kerja periode sebelumnya, yaitu dengan mengembangkan sarana dan prasarana untuk sekolah-sekolah Muhammadiyah. Selain itu juga memperhatikan tenaga kerja pendidik untuk sekolah-sekolah Muhammadiyah, dengan memberikan bantuan tambahan honor bagi tenaga pendidik di sekolah- sekolah Muhammadiyah baik MIM atau MTs. Bantuan itu diambil dari

  Dalam bidang pendidikan kader pengurus cabang Muhammadiyah melakukan pembenahan untuk kader-kader Muhammadiyah.

  Pembenahan yang dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan pelatihan bagi para kader mengenai kemuhammadiyahan. Selain itu juga mengikutsertakan kader-kader pada kegiatan keagamman seperti menjadi panitia pengajian, pengurus Masjid, pengumpul zakat, dan lain-lain.

  3. Masa periode Syamsuh A Zain Setelah masa kepemimpinan Waliyun berakhir pada tahun 1992.

  Maka jabatan ketua beralih ke Syamsuh A Zain. Masa kepemimpinan Syamsuh berlangsung selama 3 periode, yaitu dari tahun 1992 sampai tahun 2007. Pada masa kepemimpinanya banyak program kerja yang dilakukan hampir sama dengan masa kepemimpinan Waliyun karena pada kepemimpinan ini melanjutkan program kerja yang sudah ada, dan menambah beberapa program kerja yang lain (wawancara Ambar 10 April 2007).

  Dalam bidang dakwah pada masa kepemimpinan Syamsuh A Zain menjalankan apa yang sudah direncanakan pada masa periode seblumnya yakni mengadakan pengajian Ahad manis, pengajian ini diikuti oleh semua warga Muhammadiyah dari semua Ranting yang da di Cabang Muhammaadiyah. Pengajian ini seringnya diadakan di Bandingan, akan tetapi karena pengajian ini diadakan untuk semua Ranting maka mulai

  Dalam bidang wakaf, infak dan sedekah yang dilakukan periode ini sama dengan pemimpin pada periode sebelumnya. Sebenarnya setiap program kerja yang dilakukan masing-masing pemimpin semuanya hampir sama yang dilakukan oleh pemimpin selanjutynya. Hal ini karena mereka hanya melanjutkan apa yang sudah dilaksanakan oleh pemimpin sebelumnya ( wawamcara Ratam 21 April 2017).

  Dalam pembentukan dan pemberiaan bekal untuk para kadar baru Syamsuh melakukan perkumpulan setiap 3 bulan sekali di Balai Desa Bandingan. Selain untuk berkumpul melatih para calon kader, perkumpulan ini pun dibebarengi dengan pengajian Remaja.

  Perkumpulan yang sekaligus sebagai pengajian Remaja ini diadakan setiap hari Rabu Wage.

  Pada masa kepemimpinan Syamsuh A Zain dalam bidang pendidikan hanya mengembangkan yang sudah ada. Bidang amal usaha non pendidikan masa kepemimpinan ini mendidrikan Koperasi Surya Sekawan. Tujuan didirikannya koperasi untuk membantu warga Muhammadiyah yang kesulitan dalam hal keuangan, karena dapat meminjam dari Koperasi ini. (wawancara Ratam 21 April 2017)

  4. Periode Kamadi B.A Dalam masa kepemimpinan Kamadi B.A menjabat selama dua periode yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2015. Masa kepemimpinan yang dilakukan oleh Kamddi B.A telah melaksanakan program kerja

  a)

Majelis Tabligh dan Da’wah 1) Pendayagunaan masjid dan mushola yang ada di wilayah Cabang

  2) Penjadwalan khotib Jumat dan Hari Raya sudah dilaksanakan di tiap masjid dan lapangan.

  3) Pengajian Akbar rutin Ahad Manis selalu dilaksanakan dan bertempat di ranting-ranting secara beergiliran.

  4) Pengajian rutin Pimpinan Cabang dan ranting setiap Ahad Kliwon selalu dilaksanakan di Masjid Ahmad Dahlan.

  5) Permasyarakatan Tata Hidup Islami bagi warga Muhammadiyah dilaksanakan melalui pengajian-pengajian.

  b) Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat 1) Salah satu kegiatan yang cukup positif bagi kesejahteraan masyarakat adalah berdirinya Baitut Tamwil Muhammadiyah

  (BTM). 2) Koperasi Surya Sekawan yang selama ini dikelola oleh Muhammadiyah dialihkan ke BTM. c) Majelis Wakaf dan ZIS 1) PCM melalui pengajian-pengajian telah berusaha untuk memasyarakatkan Zakat, Infak, dan Waqaf.Ada beberapa anggota dan simpatisan Muhammadiyah yang telah memwaqafkan harta atau tanah kepada AUM Muhammadiyah.

  2) Pengelolaan Zakat Maal dan Zakat Fitrah di beberapa Ranting

  d) Majelis Pendidikan Kader 1) Menyelenggarakan pembekalan pimpinan Ranting

  Muhammadiyah Periode 2010-2015 pada tanggal 25 Desember 2012, bertempat di MTs Muhammadiyah 03 Bandingan.

  2) Mendorong dan ikut memfasilitasi pembentukan KOKKAM.

  e) Majelis Seni Budaya dan Olahraga Program-program dari Majelis Seni Budaya dan Olahraga belum berjalan sesuai yang diharapkan sehingga membutuhkan tenaga ahli pada periode mendatang (Musycab Muhammadiyah Bandingan Muktamar ke 47).

  Selain program kerja di atas yang sudah dilaksanakan pada periode ini, ada hal yag menggembirakan juga. Bahwa pada periode ini Ranting Pimpinan Cabang Muhammdiyah Bandingan diadakan pemekaran Ranting. Jumlah Ranting yang semula 3 Ranting yakni Ranting Bandingan, Ranting Lamuk, dan Ranting Gumiwang. Dengan adanya pemekaran maka jumlah Ranting menjadi 5 Ranting yakni Ranting Bandingan dibagi menjadi 2 Ranting yaitu Ranting Bandigan Barat dan Ranting Bandingan Timur, jadi khusus di Bandingan terdapat 2 Ranting.

  Dan yang satunya lagi adalah Ranting Rawapakis.

  5. Periode Siswoyo Syaeful Majid, S.Pd Setelah diadakan Musyawarah Cabang pada tanggal 18 September 2016 terpilihlah Siswoyo Syaeful Majid , S.Pd sebagai ketua Pimpinan tahun 2016 tetapi pelantikan pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandinga barudilantik pada tanggal 16 April 2017 oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Purbalingga. Dalam periode ini beberapa program kerja yang akan dilakukan, antara lain : a) Majelis Pendidikan Dasar

  1) Mewajibkan pelajaran ISMUBA yang merupakan amanat persyarikatan dan ciri khas AUM dan sekolah Muhammadiyah.

  2) Melestarikan pembinaan Guru PAUD , ABA, TK, MIM, dan MTS 3 bulan sekali.

  3) Mewajibkan tenaga pendidik untuk memakai seragam sesuai dengan persyarikatan Muhammadiyah.

  4) Mengupayakan pendampingan agar setiap AUM atau Madrasah mampu mencapai Standar Pelayanan menuju Madrasah yang SPN.

  5) Menerbitkan SK pembaharuan setiap tahun unuk Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan dilingkungan Majeli Dikdasmen PCM Bandingan. b)

Majelis Tabligh dan Da’wah 1) Mendayagunakan masjid yang ada untuk pembinaan organisasi

  2) Menngkatkan mutu materi khutbah Jumat dan Hari Raya. 3) Melestarikan dan meningkatka pengajian rutin. 4) Memasyarakatan tata hidup Islam warga Muhammadiyah.

  c) Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat.

  1) Memasyarakatkan pemanfaatan sepetak tanag untuk BOGA dan TABUGA.

  2) Mensosialisasika warga Muhammadiyah untuk berinvestasi dann menjadi anggota BTM.

  3) Menyalurkan sebagian zakat amal untuk membantu fakir miskin. 4) Memasyaraktkan JPKM atau BPJS.

  d) Majelis Wakaf dan ZIS 1) Mengiventariskan semua barang, benda, atau anah waqaf dengan papan nama.

  2) Mengoptimalkan panitia atau badan yang menghimun zakat fitrah dan zakat maal.

  3) Memperluas pembagian zakat fitrah ke Panti Asuhan yang di kelolaoleh Muhammadiyah.

  4) Menumbuhkan kesadaran untuk ber-ZIS melalui pengajian- pengajian.

  e) Majelis Pendidikan Kader

  1) Mengadakan kegiatan Darul Arqam 2) Mengadakan pengajian kusus remaja 3 bulan sekali, dengan mengutus 10 remaja tiap Ranting.

  3) Mengikutserdtakan remaja dalam kegiatan pengajian. 4) Mendayagunakan dan memfasilitasi KOKKAM.

  f) Majelis Seni Budaya dan Olahraga khusus remaja.

  3) Mengadakan enam manula setiap bulan (Musycab Muhammadiyah Bandingan Muktamar ke 47).

  Selain memperhatikan kegiatan dalam bidang dakwah, pendidikan, ZIS, dan lainnya, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan juga memperhatikan kegiatan dalam bidang konsolidasi. Bidang konsolidasi yang dipehatikan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan antara lain konsolidasi organisasi, administrasi, dan keuangan.

  Konsolidasi dalam bidang organisasi, dalam bidang ini pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah berupaya sebaik mungkin adanya musywarah ranting di setiap ranting yang ada di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan. Dimana terdapat lima ranting yang berada di bawah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan yaitu Ranting Bandingan Barat, Bandingan Timur, Rawapakis, Gumiwang, dan Lamuk. Musyawarah ranting diadakan untuk membahas mengenai pergantian pimpinan. Upaya yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan untuk mengadakan musyran belum sesuai dengan mekanisme yang ada, akan tetapi setiap lima tahun sekali pasti diadakan pergantia atau pemiliham pimpinan yang baru.

  Selain diadakan musyran diadakan pula musycab setiap lima tahun Muhammadiyah. Musycab diadakan untuk memilih Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan yang baru. Seringnya pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang sebelumnya sudah menjabat akan dipilih kembali karena pengurus lainnya mempercayai kepada pemimpin sebelumnya, hal ini yang menjadikan satu orang pemimpi dapat memimpin selama 3 periode berturut-turut.

  Selain pertemuan untuk musycab dan musyran diadakan pula pertemuan di luar kegiatan itu. Walaupun pertemuan yang dilakukan belum bisa diadakan secara rutin karena kebanyakan pengurus Cabang Muhammadiyah Bandingan mempunyai kesibukan di luar organisasi Muhammadiyah, seperti mereka juga memiiki kesibukan mengajar di sekolah, berdagang, dan bertani. Akan tetapi pertemuan akan dilakukan ketika dirasa ada permasalahan yang perlu dipecahkan secara bersama, maka pengurus akan menyempatkan diri untuk mengikuti pertemuan.

  Dalam bidang konsolidasi administrasi, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan melakukan usaha untuk memaksimalkan sistem administrasi. Dalam melaksanakan kegiatan musycab mengacu pada mekanisme dan tata kelola yang sesuai dengan Musyda. Akan tetapi walupun sudah mengacu pada tata kelola Musyda masih banyak kekurangan kerena terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki Pimpinan Cabang Muhmmadiyah Bandingan.

  Dalam administrasi mengenai surat menyurat, notulen rapat, dan Muhammadiyah Bandingan masih memiliki beberapa kekurangan antara lain belum memiliki kantor sendiri dan belum memiliki komputer. Selama ini apabila pengurus PCM Bandingan membutuhkan sarana dan prasarana, maka pengurus akan menggunakan fasilitas yang ada di sekolah MTs Muhammadiyah 03 Bandingan. Seperti untuk mengadakan pertemuan maka pengurus akan menggunakan MTs Muhammadiyah 03 Bandingan untuk tempat pertemuannya, seperti kegiatan Musyran, Musycab, dan lainnya. Selain itu dikarenakan PCM Bandingan belum memiliki komputer sendiri, maka apabila ada kebutuhan surat menyurat pengurus akan menggunakan fasilitas komoputer yang ada di MTs Muhammadiyah 03 Bandingan.

  Kekurangan yang dimiliki Pimpinana Cabang Muhammadiyah Bandingan baik dari belum memiliki kantor dan komputer sendiri, hal ini menjadikan dat dokumen yang terkait dengan dokumen Pimpinan Cabang Muhammdiyah disimpan oleh perorangan. Dan karena banyak disimpan oleh perorangan banyak dokumen yang hilang dan kurang dirawat. Kekurangannya juga ada pada tidak dibukukannya semua hal penting yang berkaitan dengan Pimpinan Cabang Muhammdiyah Bandingan, seperti sejarah dan perkembangan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Badingan. Meskipun masih ada beberapa kekurangan PCM Badingan akan terus berusaha untuk melengkapi kekurangan dan memaksimalkan program kerjanya.

  Pimpinan Cabang Muhammdiyah Bandingan sesuai dengan program kerja yang sudah ada maka dibutuhkan dana untuk beroperasional. Dana yang didapatkan dari berbagai sumber, diantaranya adanya iuran atau infak dari PCM Bandingan dan setiap Ranting. Selain itu ada juga dana dari infaq yang didapatkan dari pengajian rutin. Akan tetapi dana yang didapatkan belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan lagi.

  Dengan didirikannya BTM Pimpinan Cabang Muhammdiyah Bandingan memberikan dampak yang positif bagi keuangan PCM Bandingan. Walaupun BTM yang dimiliki PCM Bandingan masih dalam tahap baru dirintis akan tetapi kontribusinya sudah terlihat unutk PCM Bandingan. Hal ini dapat dirasakan saat dilaksanakannya Musycab periode Muktamar ke-47 pengeluaran yang digunakan untuk kegiatan ini dibantu oleh BTM.