PERKEMBANGAN DAN PERAN MUHAMMADIYAH DI SALATIGA TAHUN 2000-2015 - Test Repository

  

PERKEMBANGAN DAN PERAN MUHAMMADIYAH

DI SALATIGA TAHUN 2000-2015

SKRIPSI

  

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora (S. Hum.)

Oleh:

  

INGKAN DHIKA PRATIWI

NIM. 216 13 004

PROGRAM STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDIN, ADAB, DAN HUMANIORA

  

MOTTO

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu

kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.

  

(Winston Chuchill)

Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri.

  

Sebelum menguatkan orang lain, saya harus bisa menguatkan kehidupan diri

sendiri dahulu.

  

(Petrus Claver)

  PERSEMBAHAN  Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang tercinta Bapak Prasetyo dan Ibu Siti Haniah yang tidak pernah lelah dalam menasehati, mendidik, dan memotivasi setiap perjuangan saya.

  Tanpa dorongan mereka saya bukan apa-apa.  Teruntuk Bapak Sutrisna dan Bapak Haryo aji yang telah membantu di setiap kesulitan dan memberi pengetahuan baru dalam menyelesaikan tugas akhir saya.

   Teruntuk saudari kandung saya Nabila Min Fadhila yang selalu mengingatkan saya untuk menyelesaikan tugas akhir saya.  Teruntuk sepupu saya Lutfia ulfa Dwi Yanti dan Miftakul Nur Alifah yang selalu mengingatkan saya untuk menyelesaikan tugas akhir saya 

  Teruntuk teman spesial saya Muhammad Ichlas W.P.U yang selalu memotivasi dan mengingatkan saya untuk menyelesaikan tugas akhir saya.  Teruntuk sahabat-sahabat Sejarah Peradaban Islam Angkatan pertama tahun 2013.

  ABSTRAK Ingkan, Dhika Pratiwi. 2017. Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga Tahun 2000-1015.

  Skripsi. Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017. Pembimbing : Sutrisna, S.Ag., M.Pd.

  : Perkembangan, Peran, Muhammadiyah, Salatiga.

  Kata Kunci

  Penelitian ini merupakan analisis mengenai Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga. Adapun permasalahan yang ada yaitu (1) Bagaimana sejarah Muhammadiyah di Indonesia? (2) Bagaimana perkembangan Muhammadiyah di salatiga Tahun 2000-2015? (3) Bagaimana peran Muhammadiyah bagi masyarakat di salatiga?

  Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif naratif sejarah. Sumber data diperoleh langsung dari sumbernya melalui wawancara. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sedangkan skripsi ini lebih mengarah pada perkembangannya, dalam mengembangkan sebuah organisasi Islam di Salatiga tidak terlepas dari para pemimpinnya yang ada di Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Salatiga pada periode 2000-2015. Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga yang diteliti oleh peneliti ialah dari tahun 2000. Pembatasan ini dikarenakan pada tahun 2000 merupakan perkembangan Muhammadiyah Pasca Reformasi Muhammadiyah mengalami pasang surut kejayaannya di Salatiga dalam bidang pendidikan yang hampir jatuh (kolap). Pembatasan selanjutnya yaitu tahun 2015 dikarenakan pada tahun tersebut Muhammadiyah memiliki banyak peranan yang menojol di bidang pendidikan, ekonomi, dan tabligh (dakwah).

  Adapun hasil penelitian ini jika ditarik kesimpulan dari semua pembahasan, peneliti melihat bahwa perkembangan Muhammadiyah di Salatiga sangat berpengaruh terhadap berbagai bidang seperti pendidikan, sosial-ekonomi dan tabligh di Salatiga. Kemudian memunculkan berbagai peran dalam perkembangannya, Muhammadiyah mengambil peranan di Salatiga pada periode 2000-2015 dalam mengambil peran yang meningkat dari tahun ketahun adalah bidang pendidikan yang dapat menunjang kemajuan pendidikan di khususnya di Kota Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum wr.wb

  Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyan hingga zaman terang benderang. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Humaniora pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuludin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga.

  Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorogan baik moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Dr. Benny Ridwan, M. Hum selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora.

  3. Bapak Haryo Aji selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam. Serta yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  4. Bapak Sutrisna., S. Ag, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi dan membantu memberikan banyak masukan yang sangat berguna bagi penulis.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...............................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................iii HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................................v HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................vi ABSTRAK ....................................................................................................................vii KATA PENGANTAR ...................................................................................................viii DAFTAR ISI .................................................................................................................x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................................13 B. Batasan dan Rumusan Masalah ..........................................................................17 C. Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................18 D. Tinjauan Pustaka .................................................................................................19 E. Kerangka Konseptual Dan Pendekatan ...............................................................23 F. Metode Penelitian ...............................................................................................24 G. Sistematika Penulisan ..........................................................................................31 BAB II SEJARAH LAHIRNYA MUHAMMADIYAH

  B.

  Periodesasi Muhammadiyah ................................................................................40

  BAB III MUHAMMADIYAH DI SALATIGA DARI TAHUN 2000-2015 A. Profil Salatiga .......................................................................................................53 B. Lahirnya Muhammadiyah di Salatiga ..................................................................61 C. Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga 2000 Sampai Tahun 2005 .....................................................................................63 D.

  Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga 2005 Sampai Tahun 2010 .....................................................................................65 E.

  Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga 2010 Sampai Tahun 2015 .....................................................................................73

  BAB IV PERAN MUHAMMADIYAH DI SALATIGA A. Peran Muhammadiyah di Bidang Pendidikan .......................................................82 B. Peran Muhammadiyah di Bidang Sosial-Ekonomi ...............................................84 C. Peran Muhammadiyah di Bidang Tabligh ............................................................87 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................................................88 B. Saran .....................................................................................................................89 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................91 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran Muhammadiyah dapat dilacak dari konteks sosial, politik, dan

  keagamaan umat Islam pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Aktivitas pribadi K.H. Ahmad Dahlan dapat menjadi sumber untuk memahami kelahirannya, demikian pula dengan kebijakan politik pemerintah Hindia Belanda yang diskriminatif terhadap umat Islam. Secara umum, Muhammadiyah lahir dalam rangka merespon kondisi sosio-politik umat Islam akibat kebijakan

  1

  pemerintah Hindia Belanda. Hindia Belanda menciptakan kelas sosial di dalam masyarakat Jawa, orang-orang Belanda memiliki kasta paling tinggi yang kedua ialah orang Cina sedangkan masyarakat pribumi terdapat pada kasta terendah. Pada masyarakat Jawa sendiri juga tercipta kasta-kasta yang berlaku seperti priayi, Santri dan abangan. Strata sosial tersebut mengakibatkan praktek keagamaan masyarakat Jawa di Kauman masih bercampur pada tradisi-tradisi Jawa yang tidak sesuai dengan nilai ajaran agama Islam. Dengan tradisi Jawa yang mengarah pada batu besar sehingga mengusik K.H. Ahmad Dahlan untuk mengubah pandangan masyarakat mengenai beribadah pada Allah.

  Pada masa itu umat Islam tidak mempraktikkan agama secara murni, bertaburnya mistisme dalam ritual keagamaan, akal tidak berdaya menghadapi tradisi yang penuh dengan kestatisan dan kepasifan. Sementara faktor di luar umat

  1

  Islam juga memberi tekanan khususnya kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang membuka luas bagi tumbuh dan berkembangnya agama resmi Negara Kolonial, mendorong K.H. Ahmad Dahlan untuk menemukan metode yang tepat bagi pemebebasan umat Islam dari kestatisannya dan membentengi umat dari

  2 masyarakat untuk pengaruh luar dengan cara-cara rasional. Gerakan utama K.H.

  Ahmad Dahlan ialah mengikis kepercayaan-keperyaan mistisme yang mengarah pada kemusyrikan, metode yang digunakan ialah dengan memberi ilmu pengetahuan dan membuka wawasan umat muslim dan mencoba memberi pengajaran dengan cara-cara rasional. K.H. Ahmad Dahlan membuka jalan bagi umat muslim dengan mendidik para muslim untuk berpikir maju dan terbuka serta membentengi diri dari tradisi-tradisi yang mengarah pada kemusyrikan.

  Pendidikan merupakan jalan bagi masyarakat untuk bebas dari belenggu penjajahan.

  Kelahiran Muhammadiyah merupakan titik balik bagi umat Islam sebagai refleksi terhadap kesadaran beragama, K.H. Ahmad Dahlan berperan memberi pemahaman pada umat Islam di Yogyakarta khususnya Desa Kauman bahwa perlu adanya gerakan pemurnian terhadap ajaran agama Islam. K.H. Ahmad Dahlan berupaya untuk mengikis praktek-praktek mistisme dalam tata melaksanakan tata cara beribadah. Dalam masyarakat Jawa agama Islam telah mengalami akulturasi dengan Budaya Jawa sehingga kemurnian agama Islam terkontaminasi dengan kepercayaan-kepercayaan mistisme. Pemurnian ajaran agama Islam menjadi motto gerakan organisasi Muhammadiyah.Cara-cara

  2 rasional yang digunakan Muhammadiyah untuk mengikis praktek-praktek mistisme. K.H. Ahmad Dahlan tetap tegak dalam pendiriannya dalam melakukan gerakan pemurnian ajaran agama Islam walaupun banyak tentangan dari masyarakat serta ulama-ulama dengan pemikiran dan gerakan yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan.

  Muhammadiyah memang behasil meningkatkan partisipasi umat Islam Indonesia terhadap pendidikan modern dan menyadarkan fungsi dan hak sosialnya. Namun gerakan ini kemudian terperangkap pada tradisonalisasi birokrasi dan perutinan amal-usaha. Akibatnya, pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan tidak berlanjut dan generasi sesudahnya menjadi cukup puas dan bangga terhadap apa yang sudah dicapai pendirinya. Ketika masyarakat telah sampai pada suatu tahap perubahan yang nampak paralel dengan tradisi keagamaan yang ditumbuhkan Muhammadiyah, menyebabkan gerakan ini kehilangan daya tarik

  3 publik dan ruh pembaharuan pun melemah kalau bukan telah hilang.

  Kurang lebih pada tahun 1930-an sederet tokoh Muhammadiyah berkumpul dan bekerjasma untuk membentuk sebuah organisasi yakni Muhammadiyah untuk wilayah Kab. Semarang dan Kodia Salatiga. Muhammadiyah sudah ada di Salatiga sebelum kemerdekaan RI, yang ditandai dengan adanya sekolah HIS (Holland Inlandsche school) Muhammadiyah, kini berubah menjadi SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Para tokoh pendiri Muhammadiyah Salatiga kala itu tidak hanya sebatas berkumpul dan bersepakat mendirikan Muhammadiyah, sebagai bentuk kongretnya mereka bersegera melakukan gerakan dakwah amar makruf nahi munkar dengan mendirikan amal usaha sebagai bukti aktivitasnya. Amal usaha pertama yang didirikan adalah mendirikan dan mengelola Pendidikan formal yakni HIS (Hollands Inlandsche

  School ) Muhammadiyah pada tahun 1932 yang merupakan cikal bakal

  perkembangan lembaga pendidikan bahkan kiprah Muhammadiyah di Salatiga

  4

  sampai saat ini. Muhammadiyah memberi pengaruh cukup besar di kawasan Salatiga, berdirinya sekolah-sekolah yang bernaung dalam yayasan Muhammadiyah menjadi bukti bahwa keberadaan Muhammadiyah memberi pengaruh dalam dunia pendidikan serta pembentukan moral generasi muda yang sesuai dengan ajaran Islam yang benar.

  Pada periode pra dan awal berdirinya hingga 1945, Muhammadiyah mengusung ide dan gagasan transformasi sosial keagamaan bagi umat Islam.

  Gagasan transformasi iu muncul dari kesadaran K.H. Ahmad Dahlan bahwa umat Islam hampir berada dalam keterpurukan yang sempurna, pengalaman ajaran Islam tidak lagi didasarkan pada nilai-nilai otentik dan banyaknya praktek

  5

  peribadatan yang tidak berdasarkan pada Al- Qur‟an dan As-sunnah.

  Dengan gagasan transformatif yang mengubah paradigma umat muslim mengenai kemurnian ajaran agama Islam mengubah pemikiran yang sempit pada umat Islam. Dengan konsep pemikiran keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan dan sikap kritis terhadap ilmu pengetahuan mendorong Muhammadiyah mengalami perkembangan. Dalam aspek pemahaman keagamaan dapat

4 Buhtari, S.Si, Sejarah Dan Perkembangan Muhammadiyah Kota Salatiga, (Salatiga : Perda Muhammadiyah Salatiga, 2010), hal. 2.

  5 mendorong sikap kritis umat Islam yang dapat memicu kemajuan dalam hal pemikiran. Peran Muhammadiyah terhadap mengembangkan pemikiran umat muslim mendorong penulis untuk mengangkat tema

  “Perkembangan Dan Peran Muhammadiyah Di Salatiga Tahun 2000- 2015”.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

  Peneliti ini bermaksud untuk menguraikan dan mendeskripsikan mengenai Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga Tahun 2000-2015. Agar proses pendeskripsian ini terarah maka peneliti ini harus dibatasi dan dirumuskan. Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini menitik beratkan pada Seajarah Muhammadiyah di Salatiga.

  Perkembangan dan Peran Muhammadiyah di Salatiga yang diteliti oleh peneliti ialah dari tahun 2000. Pembatasan ini dikarenakan pada tahun 2000 merupakan perkembangan Muhammadiyah Pasca Reformasi Muhammadiyah mengalami pasang surut kejayaannya di Salatiga dalam bidang pendidikan yang hampir jatuh (kolap). Pembatasan selanjutnya yaitu tahun 2015 dikarenakan pada tahun tersebut Muhammadiyah memiliki banyak peranan yang menojol di bidang pendidikan, ekonomi, dan tabligh (dakwah).

  Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dikemukakan inti permasalahan dari penelitian ini, yaitu mengenai Sejarah Muhammadiyah di Salatiga. Permasalahan tersebut dapat dikemukakan dalam beberapa pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut :

  1. Bagaimana Sejarah Lahirnya Muhammadiyah?

  2. Bagaimana Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga dari tahun 2000 Sampai 2015?

  3. Bagaimana Peran Muhammadiyah bagi Masyarakat Salatiga? C.

   Tujuan Dan Ruang Lingkup Penelitian

  Pada proses pembahasannya peneliti berusaha untuk menyusunnya secara sistematis, yang didasari dengan tujuan dan kegunaan penelitian ini sendiri.

  Tujuan dan kegunaan penelitian, berguna sebagai patokan untuk menentukan kearah mana penelitian ini dan untuk apa penelitian ini dilakukan. Arti penting penelitian ini adalah tema penelitian ini belum pernah ada yang meneliti.Hal ini menjadi celah kajian penting bagi peneliti.

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Menguraikan Gambaran Sejarah Lahirnya Muhammadiyah.

  2. Menjelaskan Proses Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga dari tahun 2000 Sampai 2015.

  3. Menguraikan Pengaruh Muhammadiyah bagi Masyarakat Salatiga.

  Dengan adanya penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Secara praktis akademis diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai Sejarah Perkembangan Muhammadiyah Di Salatiga.

  2. Dapat memberikan koleksi pustaka bagi jurusan Sejarah Peradaban Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

D. Tinjauan Pustaka

  Dalam penelitian ini menggunakan sumber berupa pustaka-pustaka, sumber-sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : yang

  6

  pertama buku dari Syarifuddin Jurdi dalam bukunya yang berjudul Muhammadiyah Dalam Dinamika Politik Indonesia 1966-2006 yang menjelaskan tentang keterlibatan Muhammadiyah dalam proses politik Indonesi dari periode ootoroter (1966-1998) dan periode transisi demokrasi pasca Orde Baru (1998- 2006). Sebagian dari keluhan memperoleh ruang penjelasan dalam buku ini, khususnya bagaimana menata ulang peran politik Muhammadiyah dalam kehidupan politik Indonesia di masa depan.

  7 Yang kedua, buku dari Abdul Munir Mulkhan dalam bukunya yang

  berjudul 1 Abad Muhaamadiyah tentang Gagasan Pembaruan Sosial Keagamaan yang memaparkan tentang eksistensi Muhammadiyah secara utuh, sejak gerakan ini berdiri pada 1912 hingga saat ini, ketika usianya telah mencapai satu abad. Hampir semua bidang yang menjadi perhatian Muhammadiyah sepanjang sejarahnya, sejak bidang pendidikan, kesehatan, sosial kemanusiaan, hingga politik, memperoleh ruang penjelasan yang memadai. Melalui bidang-bidang amal, Muhammadiyah terbukti telah secara aktif dan proaktif ikut menyelesaikan persoalan-persoalan sosial kemanusiaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara. Keistimewaan buku ini terletak pada periodesasi dan urutan

  6 Syarifuddin Jurdi, MUHAMMADIYAH dalam Dinamika Politik Indonesia 1966-2006, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Februari 2010).

  7 Munir Mulkhan, Abdul, 1 Abad Muhammadiyah, (Jakarta : Kompas, Juni 2010). eksistensinya, sehingga dengan mudah akan memeperoleh gambaran mengenai gagasan-gagasan besar dan aktivitas Muhammadiyah.

  8 Yang ketiga, buku dari Abdul Munir Mulkhan dalam bukunya yang

  berjudul Marhaenis Muhammadiyah yang menjelakan tentang fakta yang menunjukkan bahwa Muhammadiyah bukanlah kesatuan entitas yang seragam atau homogeny. Keberagaman model kepengikutan itu muncul karena adanya gesekan manakala doktrin tarjih Muhammadiyah pasca kepemimpinan K.H.

  Ahmad Dahlan diberlkukan secara kaku. Konsep Islam murni syariahistis itu akibat dari mendominasinya elite ahli syariah yang ingin memusnahkan tradisi TBC

  (Takhayul, Bid‟ah, dan c(k)hurafat), bahkan jarang cara-cara kekerasan

  ditempuh demi menegakkan syariah. Gerakan pemurnian Islam seperti itu jelas bersebrangan dengan latar belakang kultural masyarakat desa yang mayoritas bermata pencaharian petani. Mereka tertarik bergabung dengan Muhammadiyah manakala gerakan yang menawarkan pembaruan ini meluas pedesaan. Mereka justru merasa nyaman dengan pola pemurnian Islam yang dibawa oleh K.H. Ahmad Dahlan yang mengedepankan kesalehan spiritual. Marhaenis Muhammad iyah ibarat “teologi petani” atau “jalan baru” Islam yang bisa mendorong etos kerja produktif serta mengembangkan pemikiran Islam yang inklusif. Dari sinilah, kehidupan masyarakat pluralis demokrasi tumbuh dengan subur.

  8

  9 Yang keempat, buku dari H. Harmoko dalam bukunya yang berjudul

  Siapa Yang Tidak Tahu Muhammadiyah memuat tentang amanat lengkap Bapak Presiden Soeharto pada waktu pembukaan Muktamar, dan pengarahan Menko Polkam Bapak Surono, Menko Kesra Bapak H. Alamsyah Ratu Perwiranegara, Menteri Dalam Negeri Bapak Soepardjo Rustam, Menteri Agama Bapak Munair Syadzali dan Menteri Penerangan Bapak H. Harmoko dihadapan Muktamar pemuda Muhammadiyah bertempat di Universitas Muhammadiyah Surakarta serta pidato pembukaan Ketua Umum K.A.R. Fakhruddin di Stadion Sriwedari. Disamping sambutan dan ulasan dari para Duta Besar Negara sahabat dan tamu- tamu luar negeri yang menyatakan kekagumannya pada kebesaran Muhammadiyah, dihalaman lain mengetengahkan beberapa keputusan penting muktamar. Buku ini sangat besar artinya bukan saja bagi warga Muhammadiyah dalam menggerakkan roda organisasinya dan tugas mulia pembangunan mental dan spiritual bangsa, juga bagi segenap lapisan masyarakat untuk lebih mengenal Muhammadiyah.

  10 Yang kelima, skripsi Fitri Apriliyanti dari Universitas Pendidikan

  Indonesia dalam skripsinya yang berjudul Peranan K.H. Mansur dalam Perkembangan Muhammadiyah (1937-1942) memuat tentang gambaran mengenai K.H. Mansur yang merupakan salah seorang pemimpin Islam yang mempunyai latar belakang pendidikan agama yang bagus. Dalam perjuangan kemerdekaan, kehadiran K.H. Mansur telah memberikan sumbangan yang tidak sedikit untuk

9 A.Harmoko, Siapa Yang Tidak Tahu Muhammadiyah, (Jakarta : Departemen Penerangan RI, 1986).

  10 bangsa Indonesia khususnya dalam gerakan Muhammadiyah bahkan beliau memberikan kontribusinya dengan membangun kemajuan Islam. Yang membedakan dengan penelitian penulis adalah perbedaan mengenai salah satu tokoh besar di Muhammadiyah, dan penulis meneliti tentang perkembangan Muhammadiyah di Salatiga tahun 2000-2015. Penulis menitik beratkan pada perkembangan yang ada di Kota Salatiga periode 2000-2015.

  11 Yang keenam, skripsi Ninin Karlina dari Universitas Muhammadiyah

  Surakarta dalam skripsinya yang berjudul Sejarah Perkembangan Muhammadiyah cabang Blimbing Daerah Sukoharjo yang memmuat tentang sejarah dan peranan Muhammadiyah cabang Blimbing Sukoharjo terhadap masyarakat Islam. Perkembangan Muhammadiyah cabang Blimbing Sukoharjo terdapat berbagai kegiatan dakwah dan amal usahanya dan Muhammadiyah cabang Blimbing Sukoharjo merupakan fenomena ormas yang mampu membangun basis dari tingkat bawah sampai tingkat elit Pimpinan cabang. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah perbedaan pada tempat penelitian di cabang Kota Salatiga dan penelitian menitik beratkan pada perkembangan yang ada di Kota Salatiga.

  12 Yang ketujuh, buku dari Buhtari dalam bukunya yang berjudul Sejarah

  Dan Perkembangan Muhammadiyah Kota Salatiga yang berisi tentang sebuah kenang-kenangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga periode muktamar 2005-2010 di akhir masa jabatannya. Dalam membuat buku tersebut dengan mencari referensi dari ringkasan para tokoh generasi pendatang di era

  11 Skripsi Ninin Karlina, Sejarah Perkembangan Muhammadiyah cabang Blimbing Daerah Sukoharjo, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.

  12 Buhtari, Sejarah Dan Perkembangan Muhammadiyah Kota Salatiga, (Salatiga : Perda orde baru, terdapat juga ringkasan dan catatan pribadi Bapak Sutjipto mengenai perkembangan amal usaha di bidang pendidikan terutama sekolah dasar dan menengah serta informasi dari pimpinan AUM seperti sekolah, panti, Lazim dan Koperasi. Dalam buku ini juga memuat periode kepemimpinan Muhammadiyah Salatiga dari masa ke masa.

E. Kerangka Konseptual

  Perkataan sejarah dalam bahasa Indonesia adalah sama dengan History (Inggris), Geschichte (Jerman) atau geschiedenis (Belanda). Sama berarti kurang lebih sama, sebab jumlah definisi yang memberikan arti kepada perkataan searah, history dan sebagian banyak itu banyak sekali. Menurut kamus umum bahasa Indonesia Sejarah diartikan Kesusastraan lama : silsilah; asal usul; kejadian dan peristiwa yang benar-benar telah terjadi pada masa yang lampau; ilmu pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar

  

13

telah terjadi pada masa yang lampau.

  Dari sisi lain, kata sejarah berasal dari kat a “Syajarah” yakni dari bahasa Arab yang berarti pohon. Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam. Dalam kaitan tersebut, ternyata bermacam- macam pengertian “sejarah” yaitu silsilah, riwayat, babad,

  14 tambo ataupun tarikh.

13 R. Moh Ali, Pengantar Ilmu sejarah, (Yogyakarta : LKIS, Februari 2005), hal. 11-12.

  14

  Muhammadiyah adalah sebuah perserikatan (organisasi) yang didirikan pada tanggal 08 Dzulhijjah 1338 H/18 November 1912 Masehi di Kauman Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan. Organisasi ini mengedepankan konsep perjuangan untuk menegakkan “amar ma‟ruf nahi munkar” dan sumber

  15 gerakannya adalah Al Qur‟an dan as-sunnah.

  Muhammadiyah merupakan gerakan sosial Islam, aktivitasnya hanya berkaitan dengan bidang agama, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, tetapi

  16 juga dengan wilayah politik kenegaraan.

F. Metode Penelitian

  Metodologi penelitian sejarah tidak bisa lepas dari definisi sejarah secara umum, yaitu bahwa sejarah merupakan gambaran pengalaman manusia pada masa lalu. Adapun tujuan seorang sejarawan adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang masa lampau kemudian menyajikannya. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yaitu penyelidikan yang mengklasifikasikan metode pemecahan masalah ilmiah dari perspektif historis suatu masalah. Proses awal yang dilalui oleh sejarawan untuk menulis sejarah dengan menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan peneliti. Hal ini diharapkan dapat memacu semangat peneliti untuk meneliti secara sungguh- sungguh, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil 15 yang lebih baik.

  Syarifuddin Jurdi, Negara Muhammadiyah, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2005), hal.

  3. 16

  Metode penelitian sejarah dalam penulisan proposal ini di bagi menjadi 4 langkah yaitu sebagai berikut: a.

  Heuristik Tahap pertama adalah heuristik atau pengumpulan sumber.

  Heuristik adalah sebuah kegiatan mencari sumber-sumber atau

  17 mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah.

  Sejarawan bekerja berdasarkan berbagai dokumen. Dokumen adalah jejak pikiran dan perbuatan yang telah ditinggalkan oleh orang-orang zaman dulu. Namun, pikiran dan perbuatan ini sangat sedikit meninggalkan jejak yang terlihat, dan jejak ini, kalaupun ada, jarang yang tahan lama, musibah dan bencana sering menghapus jejak

  18

  tersebut. Sumber sejarah dapat berupa bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukan segala aktifitasnya di masa lampau, baik berupa peninggalan-peninggalan maupun catatan-catatan. Sumber ini dapat ditemukan di perpustakaan-perpustakaa, dari internet, dan untuk arsip dapat diperoleh di kantor-kantor atau instansi-instansi tertentu dalam penulisan ini peneliti menggunakan sumber yang berupa buku- buku dan internet.

  Adapun proses heuristik dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni :

  1. Penelitian Lapangan

  17 Philippe Carrard, Poetics The New History (Frenchhistorical Discourse From

BraudelTto Chartier, Baltimore And London: The Johns Hopkins University Press, 1992), hal. 2-

  4

  18

  Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan secara langsung ke lapangan untuk meneliti serta mencari data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, agar dapat dibahas berdasarkan informasi atau bukti data yang ditemukan. Ada 2 teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian lapangan, yaitu:

  • Adalah suatu teknik yang dilakukan peneliti untuk mengamati secara langsung objek yang berkaitan dengan penelitian dan bukti-bukti tentang Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga. Penulis mendapatkan sebuah buku tentang sejarah dan perkembangan Muhammadiyah di Salatiga tahun 2000-2010 sebagi penguat penelitian.

  Pengamatan (observasi)

  • Adalah suatu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan mencermati penuturan-penuturan informasi yang sifatnya turun-temurun dan dapat memberikan keterangan terhadap masalah yang akan diteliti untuk mewujudkan fakta- fakta dalam rangka penyusunan sejarah lokal tersebut, misalnya dengan mengadakan wawancara langsung dengan orang-orang yang mengetahui tentang hal-hal yang berkenaan sejarah Muhammadiyah, Peneliti akan mengadakan wawancara kepada Bapak Imam Sutomo, M.A selaku ketua Muhammadiyah

  Tradisi lisan / Wawancara periode 2010-2015 karena beliau mempunyai peran penting dalam Muhammadiyah pada tahun 2000-2005 dan tahun 2005- 2010 menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga, peneliti juga akan mengadakan wawancara kepada Bapak Amar Ma‟ruf selaku Sekretaris II dan Bendahara Muhammadiyah di salatiga periode 2010-2015 dari beliau penulis mendapatkan berbagai rancangan kerja Muhammadiyah di Salatiga, selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara kepada Bapak Hamam selaku sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Salatiga tahun 2010- 2012, alasan penulis mewawancari Bapak Hamam adalah karenan beliau termasuk pengurus dalam Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Kota Salatiga.

2. Penelitian Kepustakaan

  Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Dalam kajian kepustakaan ini peneliti akan mengadakan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan informasi-informasi serta data-data yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut.

  Melalui penelitian kepustakaan ini sumber-sumber buku yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini. sumber kepustakaan yang akan dikaji adalah perpustakaan Daerah Salatiga dari situ penulis mendapat berbagai buku yaitu A.Harmoko

  Siapa Yang Tidak Tahu Muhammadiyah, Abdul Munir Mulkhan

  Dr. Abdul Munir Mulkhan SU

  Marhaenisme Muhammadiyah, Menggugat Muhammadiyah, Abdul munir Mulkhan 1 Abad Muhammadiyah , Syarifuddin Jurdi MUHAMMADIYAH dalam

  Teddy Sulistio Memory

  Dinamika Politik Indonesia 1966-2006, Masa Jabatan DPRD Kota Salatiga 2009-2014 , perpustakaan

  Percik Kampoeng Percik Salatiga, dari situ penulis mendapatkan sumber buku dari Syarifuddin Jurdi, Negara Muhammadiyah, Ahmad Adaby Darban Sejarah Kauman (Menguak Identitas

  . Dari BPS Kota Salatiga penulis

  Kampung Muhammadiyah) mendapatkan sumber data BPS Kota Salatiga dalam Angka 2016.

  b.

  Kritik sumber / Verifikasi Penulisan sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder.sumber primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indra yang lain atau dengan alat mekanisme. Sumber kedua adalah sumber skunder, sumber skunder adalah merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi mata, yakni dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua yaitu kritik eksteren dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber.

  • Hal ini berguna untuk menetapkan keaslian atau auntentitas data, dilakukan kritik eksternal. Menurut Helius Sjamsuddin kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Apakah fakta peninggalan atau dokumen itu merupakan yang sebenarnya, bukan palsu. Berbagai tes dapat dipergunakan untuk menguji keaslian tersebut, misalnya untuk menetapkan umum dokumen melibatkan tanda tangan, tulisan tangan, kertas,

  Kritik eksternal

  19 cat, bentuk huruf, penggunaan bahasa, dan lain-lain.

  • Setelah dilakukan suatu dokumen diuji melalui kritik eksternal, berikutnya dilakukan kritik internal. Kritik internal harua menguji motif, keberpihakan dan keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan sesuatu atau sebaliknya

  Kritik Internal

  20

  mengabaikan sesuatu. Walaupun dokumen itu asli, tetapi apakah mengukapkan gambaran yang benar, Bagaimana 19 mengenai penulis dan penciptanya, Apakah ia jujur, adil dan 20 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2012), hal.104.

  benar-benar memahami faktanya, dan banyak lagi pertanyaan yang bisa muncul seperti diatas. Sejarawan harus benar-benar yakin bahwa datanya antentik dan akurat. Hanya jika datanya autentik dan akuratlah sejarawan bisa memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang sangat berharga untuk ditelaah secara serius.

  c.

  Interpretasi Tahap keempat adalah interpretasi atau penafsiran sejarah penulisan. Menurut Daliman, interpretasi adalah. Dalam tahap ini dilakukan analisis berdasarkan data-data yang diperoleh yang akhirnya dihasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penulisan yang utuh disebut

  21

  dengan historiografi. Setelah penulis mengkomunikasikan hasil penelitiannya maka disebut tulisan atau karyai sejarah.Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interpretasi yang bersifat deskriptif saja belum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk 21 mencari landasan penafsiran yang digunakan. d.

  Historiografi Setelah melakukan proses analisis dan sintesis, proses kerja mencapai tahap akhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah. Proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang sebelumnya terlepas satu sama lain dapat disatukan sehingga menjadi satu perpaduan yang logis

  22 dan sistematis dalam bentuk narasi kronologis.

  Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya.

  Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.

G. Sistematika Penelitian

  Sistematika ini disusun sebagai penjabaran dari daftar isi atau outline.Bab Ipendahuluan yang memiliki tujuh sub bab antara lain : Latar Belakang, berisi tentang penjelasan penulis mengenai pemilihan pokok permasalahan, didalamnya terdapat penjelasan pemilihan tema Perkembangan dan Peran Muhammadiyah di Salatiga Tahun 2000-2015. Batasan dan Rumusan Masalah, didalamnya berisi tentang pembatasan penbahasan penelitian serta rumusan masalah. Tujuan dan

  22

  Ruang Lingkup Penelitian, berisi tentang uraian tentang tujuan secara akademis/keilmuan. Kegunaan penelitian berisi tentang sumbangan penelitian bagi perkembangan keilmuan. Tinjauan Pustaka, berisi tentang tinjauan kritis terhadap hasil penelitian terdahulu tentang persoalan yang akan dikaji dalam penelitian. Hasil penelitian orang terdahulu antara lain buku dan skripsi, dan didalamnya terdapat penegasan bahwa tema penelitian yang diangkat belum pernah diteliti oleh orang lain. Kerangka Konseptual, bagian ini berisi kerangka berpikir yang dibuat oleh peneliti tentang permasalahan yang dikaji. Metode Penelitian, bagian ini memuat penjelasan tentang langkah-langkah atau tahapan yang dilakukan dalam penelitian sejarah. Sistematika Penulisan, bagian ini memuat alur penulisan skripsi yang dotuangkan dalam bab-bab yang saling berkaitan.

  Bab II Sejarah Muhammadiyah di Indonesia, dengan sub bab diantaranya :Sejarah Lahirnya Muhammadiyah, Periodesasi Muhammadiyah. Bab III Muhammadiyah di Salatiga Dari tahun 2000 Sampai 2015 dengan sub bab diantaranya : Profil Salatiga, Lahirnya Muhammadiyah di Salatiga, Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga dari Tahun 2000 Sampai 2005, Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga dari Tahun 2005 Sampai Tahun 2010, Perkembangan Muhammadiyah di Salatiga dari Tahun 2010 Sampai Tahun 2015.

  Bab IV Peran Muhammadiyah Di Salatiga dengan sub bab diantaranya : Peran Muhammadiyah dalam Bidang Pendidikan, Peran Muhammadiyah dalam Bidang sosial-Ekonomi, Peran Muhammadiyah dalam bidang Tabligh.

  Bab V penutup dengan sub bab yakni kesimpulan, didalamnya berisi kesimpulan seluruh pembahasan dalam skripsi, dan saran. Kemudian terdapat Daftar Pustaka, lalu halaman selanjutnya lampiran-lampiran.

BAB II SEJARAH LAHIRNYA MUHAMMADIYAH A. Lahirnya Muhammadiyah Pendiri persyarikatan Muhammadiyah adalah K.H. Ahmad Dahlan.Kyai Dahlan, begitu ia biasa dipanggil, adalah salah seorang ketib di Masjid Agung Yogyakarta. Ia mendapat julukan sebagai Ketib Amin. K.H. Ahamad Dahlan berkesempatan menunaikan ibadah Haji dua kali, yang terakhir pada tahun 1902. Disamping beribadah haji ia juga bermukim di Makkah untuk mempelajari agama Islam. Di sana, K.H. Ahmad Dahlan mengkaji lebih dalam ajaran agama Islam

  dari berbaga sumber, diantaranya adalah karya para pembaharu Mesir, seperti

23 K.H. Ahmad Dahlan berangkat ke Makkah untuk Syaikh Muhammad „Abduh.

  melakukan ibadah haji pertama kali pada umur 15 tahun, beliau berangkat ke Mekkah pada tahun 1883, K.H. Ahmad Dahlan berguru di Mesir selama lima tahun hingga tahun 1888.

  Syaikh Muhammad „Abduh memberi peran penting dalam pemikiran dari K.H. Ahmad Dahlan yakni membentuk karakter untuk beribadah pada Allah sesuai dengan Alqur‟an dan Hadist serta Sunnah. Pemikiran pembaharu yang dimiliki oleh K.H. Ahmad Dahlan tidak lepas dari gurunya yang tidak lain adalah Syekh Muhammad Abduh.

  Syeikh Muhammad „Abduh wafat pada tahun 1905. Di Asia Timur terjadi peristiwa sejarah yang amat penting bagi kebangunan bangsa Asia. Peristiwa itu ialah kemenangan Jepang di Port Athur dalam peperangan melawan tentara Rusia untuk pertama kalinya membuktikan bahwa tidak selamanya bangsa berwarna

  23 dapat dikalahkan oleh bangsa berkulit putih. Maka bangunlah bangsa Asia mengatur organisasi penggerak kemerdekaan di Negara masing-masing, dipelopori oleh bangsa Mesir di bawah pimpinan Sa‟ad Zaghlul Pasya, murid

  24 Jamaluddin Al-

  Kemenangan bangsa Afghani dan teman Muhammad „Abduh. Asia itu menjadi cambuk penggugah semangat kemerdekaan bangsa-bangsa terjajah agar dapat membuktikan bahwa kemenangan mereka bukan karena identitas warna kulit saja.

  Bangsa Indonesia tidak ketinggalan. Pada tanggal 20 Mei 1908 Dokter Soetomo dan Dokter Wahidin Soedirosodo mendirikan perkumpulan dengan nama Boedi Oetomo yang bercita-cita mendidik mencerdaskan rakyat serta menghidupkan semangat kemerdekaan. Oleh pemerintah Republik Indonesia kemudian hari tanggal tersebut dijadikan Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tahun. Lalu pada tahun 1911 Mas Haji Samanhoedi di Laweyan Surakarta mendirikan persyarikatan bernama Sarekat Dagang Islam, dengan tujuan mula-mula untuk menghadapi tindakan orang Cina oleh pemerintah penjajahan setempat diberi hak monopoli atas penjualan bahan pebatikan, sehingga mereka dengan sewenang-wenang member harga yang amat mahal yang mengancam kehidupan pengusaha-pengusaha batik bangsa Indonesia. Kemudian pada hari Senin tanggal 8 Dzulhijjah 1330 bertepatan dnegan nama Muhammadiyah, yang maknanya ialah gerakan yang bermaksud mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW.

  24

  Apabila Boedi Oetomo kebanyakan anggotanya terdiri dari kaum priyayi, pegawai dan intelektual, dan jika Sarikat Dagang Islam kebanyakan pendukungnya terdiri dari pengusaha, buruh dan pedagang, maka Muhammadiyah pada umumnya beranggotakan rakyat awam, para santri dan kaum pengusaha.

  Dengan begitu jika kebangkitan nasional diumpamakan sebuah bulatan yang mencerminkan seluruh rakyat, maka Muhammadiyah telah menggenapi bulatan

  25 itu dengan sektor yang luas terdiri dari rakyat awam, pengusaha, dan santri.

  Dengan demikian sejarah mencacat bahwa kebangkitan nasional bangsa Indonesia itu ditandai dengan berdirinya tiga pergerakan yakni Boedi Oetomo, Sarikat Dagang islam dan Muhammadiyah.

  Timbulnya gagasan K.H. Ahmad Dahlan untuk membentuk organisasi tersebut adalah karena memahami firman Allah Surah Ali „Imran ayat 104 sebagai perintah untuk melaksanakan dakwah dengan perorganisasian yang rapih. Ayat tersebut berbunyi :

  “waltakun minkum ummatun yad‟uuna ilal khairi wa yakmuruuna bil ma‟ruufi wa yanhauna „anil munkari wa ulaaika humul muflihuun”.

  “adakanlah dari antara kamu sekalian suatu umat yang mnyeru kepada keutamaan dan memerintahkan kepada kebaikan serta mencegah terjadinya emunkaran dan mereka itulaha orang- orang yang Berjaya”.

  Pengert ian kata “ummah” ialah beberapa atau segolongan orang yang mempunyai persamaan, maksud dan tujuan yang akan dicapai dengan kerja sama. Maka guna pemantapan maksud dan tujuan serta pengaturan kerjasama itulah diperlukan organisasi. Perintah Allah untuk menyeru manusia kepada keutamaan yakni agama dan moral luhur, serta menggerakkan manusia dapat dilaksanakan dengan baik jika melalui organisasi yang rapih. Untuk itulah K.H. Ahmad Dahlan

  26 menegakkan persyarikatan Muhammadiyah.

  Berdasarkan itulah tujuan Muhammadiyah dirumuskan sebagai berikut : 1. Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Bumi Putera di dalam Resindensi Yogyakarta.

2. Memajukan hal agama kepada anggota-anggotanya.

  Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit, menurut Alwi Shihab faktor penyebab terpenting dan tujuan dari lahirnya Muhammadiyah adalah upaya

  27 merspons dan membendung penetrasi misi Kristen di Indonesia.

  Kelahiran Muhammadiyah tidak bisa dipisahkan dengan pendirinya K.H. Ahmad Dahlan, sebab inilah yang menjadi faktor utama dari kelahirannya. Itulah sebabnya, dalam menjelaskan kelahiran Muhammadiyah, tentu yang perlu diperhatikan adalah kehidupan sang pendirinya. Segala aktivitas sosial keagamaan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan menjadi bagian dari analisis kelahiran Muhammadiyah. Gerakan ini telah berperan dalam memecahkan problem sosial, terutama dibidang pendidikan, kesehatan, dan keagamaan.Bagian ini menjelaskan

  26 Harmoko, Siapa Yang Tidak Tahu Muhammadiyah, (Jakarta : Departemen Penerangan RI, 1986), hal 123-124.

  27 Pdt. Dr. Jan S. Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen Dan Islam Di Indonesia, latar belakang kelahiran Muhammadiyah dan upayanya untuk memperoleh legal

  28 formal dari pemerintah Hindia Belanda.

Dokumen yang terkait

PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA TAHUN 2002-2012

0 0 21

PROGRAM TAWĀṣI DI KOMUNITAS BELAJAR QARYAH THAYYIBAH SALATIGA DAN PROGRAM MUṣĀFAḤAH DI YAYASAN HIDAYATUL MUBTADI-IEN SALATIGA - Test Repository

0 0 22

PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPR1BADIAN ANAK DI PANTIASUHAN ULYA DESA KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 - Test Repository

0 0 102

PERAN M ASJID DALAM PEM BERDAYAAN KESEJAHTERAAN M ASYARAKAT DI M ASJID NURUS SA’ADAH DLIKO INDAH KECAM ATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository

0 1 92

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 2 145

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI MI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 139

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBIASAAN BERAGAMA DAN BERBUDI PEKERTI SISWA DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 134

PERAN AUDITOR EKSTERNAL DI BMT AL-ISHLAH SALATIGA Tugas Akhir - PERAN AUDITOR EKSTERNAL DI BMT AL-ISHLAH SALATIGA - Test Repository

0 0 145

PERAN MGMP DAN SUPERVISOR BAGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SMA/SMK KOTA SALATIGA - Test Repository

0 0 122