Eti Priyati BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran

  1. Pengertian Media Pembelajaran Kata Media berasal dari bahasa latin, bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media juga diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa). Zainal Aqib (2013: 50).

  Media pembelajaran berfungsi untuk membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan simulasi belajar, mengaktifkan respon siswa, dan menggalakkan latihan yang serasi (Setiawan, 2008). Sedangkan menurut McKnown dalam Setiawan (2008), media memiliki 4 fungsi, yaitu :

  1. Mengubah titik tekan pengajaran dari instruksional akademis menjadi pengajaran yang mementingkan kebutuhan siswa.

  2. Membangkitkan motivasi belajar.

  3. Memberikan kejelasan.

  4. Memberikan rangsangan.

  Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah paduan dari perangkat keras (hardware)

  

6 dan perangkat lunak (software) yang di dalamnya berisi materi pelajaran guna menunjang proses belajar mengajar pada institusi pendidikan.

  a. Macam-Macam Media Pembelajaran Menurut Zahroh (2015:208) klarifikasi media bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya.

  1) Dilihat dari Jenisnya

  a) Media auditif Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang yang tunarungu atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

  b) Media visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam, seperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto, gmabar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.

  c) Media audiovisual Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media kategori ini dibagi lagi sebagai berikut : (1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara dan cetak suara. (2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video kaset. 2) Dilihat dari Daya Liputnya

  a) Media dengan daya liput luas dan serentak Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah peserta didik yang banyak dalam waktu yang sama.

  Contoh : radio dan televisi.

  b) Media dengan daya liput yang terbatas Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus, seperti film, sound slide, dan film bingkai yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.

  c) Media untuk pengajaran inividual Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Media yang termasuk kategori ini, yaitu modul berprogram dan pengajaran melalui komputer. 3) Dilihat dari Bahan Pembuatannya a) Media sederhana Media ini, bahan dasarnya mudah diperoleh, harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya pun tidak sulit.

  Contohnya : media bangun ruang yang dibuat dari karton.

  b) Media kompleks Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai. Contohnya : media-media yang menggunakan alat bantu seperti proyektor.

  b. Fungsi Media Pembelajaran

  Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik (1994:

  25) media pendidikan bermanfaat sebagai alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran mempunyai fungsi yaitu :

  1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. 4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan, pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka

  (Arsyad, 2002: 26-27).

  Menurut Wina Sanjaya (2012:70), kegunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar secara khusus adalah sebagai berikut :

  1) Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. 2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. 3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

  Sebagai media yang meletakkan cara berpikir konkret dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangnya diserahkan kepada guru.

  Guru dapat mengembangkan media sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini akan terkait dengan kecermatan guru memahami kondisi psikologis siswa, tujuan metode dan kelengkapan alat bantu. Kesesuaian dan keterpaduan dari semua unsur ini akan sangat mendukung pengembangan media pembelajaran (Syaiful Bahri Dja dan Aswan Zainm 2006: 135).

B. Media Film

  a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti

  “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2007 : 3).

  Association for Education Communications and Technology

  (AECT, 1977) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi (Anitah, 2008 : 1).

  Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar (Gagne dalam Sadiman dkk, 2009 : 6). Dan ada juga yang mengatakan bahwa media adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga dapat terjadinya proses pembelajaran (Sadiman dkk, 2009 : 7).

  Dari beberapa definisi di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa media adalah alat ataupun komponen yang sangat penting dalam proses komunikasi yang digunakan sebagai pengantar dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat lebih mudah untuk bisa memahami mata pelajaran yang sedang ditempuhnya.

  Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Proses komunikasi paling tidak melibatkan tiga komponen utama, yaitu pengirim atau sumber pesan (source), perantara (media), dan juga penerima (receiver) (Barlo dalam Miarso dalam Asyhar, 2012 : 5). Sedangkan menurut Widodo Jasmadi dalam Asyhar (2012:5) mengatakan ada empat komponen yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu pemberi informasi, informasi itu sendiri, penerima informasi dan media. Dari keempat komponen dalam proses penyaluran pesan.

  b. Media Film Menurut Arsyad (2007:49), film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Sama juga dengan film, video yang dapat menggambarkan suatu objek yang dpaat bergerak bersama-sama dengan suara. Film bergerak dengan cepat secara bergantian sehingga menghasilkan visual yang kontinu. Sama halnya dengan film, video juga dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara ilmiah atau suara yang sesuai kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan suara memberikan gaya tarik tersendiri yang mempunyai tujuan untuk hiburan, dokumentasi dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat dan memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.

  Film sering disebut juga dengan gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak (Susilana dkk, 2007).

  Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa film ataupun gambar hidup adalah media atau alat yang digunakan pendidik sebagai perantara untuk menyampaikan pesan kepada penerima pesan (peserta didik), untuk mempermudah pemahaman dari pesan yang disampaikannya.

  Fungsi film dalam proses pembelajaran terkait dengan tiga hal yaitu, untuk tujuan kognitif, untuk tujuan psikomotor dan untuk tujuan afektif. Dalam hubungannya dengan tujuan kognitif, film dapat digunakan sebagai berikut :

  1) Mengajarkan pengenalan kembali atau pembedaan simulasi gerak yang relevan.

  2) Mengajarkan aturan atau prinsip. Film juga dapat menunjukkan deretan ungkapan verbal yang terdapat pada gambar dan media cetak.

  3) Memperlihatkan contoh model penampilan, yang terutama pada situasi yang menunjukkan interaksi.

  Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media film sebagai media pendidikan yang akan membantu pendidik untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Menurut Azhar Arsyad (2007: 49), kelebihan film dan video sebagai media dalam pendidikan yaitu :

  1) Kelebihan media film

  a) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.

  b) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.

  c) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.

  d) Film dan video mengandung nilai-nilai positif dappat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.

  e) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.

  f) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.

  g) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. 2) Kelemahan film sebagai media dalam pendidikan, diantaranya yaitu :

  a) Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan atau tujuan belajar yang diinginkan.

  b) Pada saat film disajikan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua peserta didik dapat mengikuti informasi yang disampaikan melalui media film tersebut.

  c) Harga ataupun biaya produksinya relatif mahal.

C. Minat Belajar

  a. Definisi Minat Menurut Sumadi Suryabrata (2002:68) definisi minat adalah

  Suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.

  Minat dapat diartikan sebagai kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu, tertarik, perhatian, gairah dan keinginan. Pendapat lain tentang pengertian minat yaitu yang diungkapkan oleh T. Albertus yang diterjemahkan Sardiman A.M, minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal maupun situasi yang mengandung sangkut paut dengan dirinya (2006:32).

  Menurut Hilgard yang dikutip oleh Slameto (2003:57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang 10 diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

  Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah aspek psikis yang dimiliki seseorang yang menimbulkan rasa suka atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu mempengaruhi tindakan orang tersebut.

  b. Definisi belajar Belajar menurut Gagne (dalam Sulhan, 2006:5) adalah sebuah proses perubahan tingkah lakuyang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yakni peningkatakn kemampuan untuk berbagai jeniskinerja.

  Sedangkan menurut Gesalt (dalam Yulianah, 2008:10) menambahkan bahwa belajar adalah penyesuaian respon untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

  Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu perasaan senang melakukan suatu proses perubahan tingkah laku yang ditampilkan seorang siswa dalam bentuk perhatian yang terus menerus sehingga tercipta kemampuan untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.

  c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Despiyuanto (2010) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yaitu : a) Faktor dari dalam diri siswa yang terdiri dari :

  a) Aspek jasmani, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa.

  b) Aspek psikologis (kejiwaan), meliputi perhatian, pemahaman, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat dan motif.

  b) Faktor dari luar siswa meliputi :

  a) Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah dan keadaan ekonomi keluarga.

  b) Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-guru dan staf sekolah serta berbagai kegiatan kurikuler.

  c) Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat dan lingkungan tempat tinggal.

  d. Beberapa indikator minat belajar siswa antara lain :

  a) Indikator minat belajar siswa menurut Slameto: (2010)

  a) Adanya perhatian, yaitu perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajarandan memahami pelajaran. b) Adanya ketertarikan, yaitu ketertarikan terhadap bahan pelajaran.

  c) Adanya rasa senang, yaitu senang mengetahui bahan belajardan memahami bahan belajar.

  b) Indikator minat belajar siswa menurut Rasyid (2010:31) a) Bergairah untuk belajar.

  b) Tertarik pada pelajaran.

  c) Mempunyai inisiatif untuk belajar.

  d) Kesegaran dalam belajar.

  e) Konsentrasi dalam belajar.

  f) Teliti dalam belajar.

  g) Ulet dalam belajar.

  Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat diketahui apabila memiliki beberapa indikator seperti tingkat perhatikan siswa yang meningkat, ketertarikan terhadap bahan pelajaran, adanya rasa senang dalam proses pembelajaran, mengikuti dengan baik dalam pembelajaran dan memiliki kemampuan menyelesaikan soal-soal. Selain beberapa hal tersebut, seorang siswa dapat dikatakan meningkat minat belajarnya apabila memiliki semangat untuk belajar. Yang dimaksud disini adalah gairah semangat untuk belajar maupun untuk mengerjakan soal-soal pelajaran. Mempunyai inisiatir untuk belajar sehingga dalam proses pembelajaran siswa mampu berinovasi dan berkreasi sendiri.

D. Ibadah

  1. Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa adalah tunduk atau merendahkan diri.

  Sedangkan secara istilah ibadah merupakan suatu kekuatan yang dilakukan dan dilaksanakan sesuai perintah-Nya, merendahkan diri kepada Allah Swt dengan kecintaan yang sangat tinggi dan mencakup atas segala apa yang Allah ridhai baik yang berupa ucapan atau perkataan maupun perbuatan yang dhahir ataupun bathin. (Syakir Jamaludin, 2010: 23).

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 415) didefinisikan bahwa ibadah adalah suatu perbuatan untuk menyatakan takwa kepada Allah SWT yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (Kamus Besar Bahasa

  Indonesia,2001: 415).

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah manusia kepada Allah Swt karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT yang merupakan tujuan hidup manusia dengan mentaati segala perintah- perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya yang merupakan wujud ketakwaan manusia kepada Allah SWT.

  2. Hakekat Ibadah Setiap sistem berpikir memerlukan sarana perwujudan yang dilengkapi dengan penyemangat, usaha, dan gerak anggota tubuh yang sistematis. Jika perwujudan itu dilakukan secara kelompok, maka setiap kelompok dibentuk berdasarkan usia intelektual dan kedudukan seseorang. Dengan demikian kelompok tersebut dapat selaras dalam hal karakter psikologis, gaya intelektual, dan kemampuan fisik. Hal diatas membuktikan bahwa dunia manusia merupakan dunia yang tidak dapat memisahkan tubuh, akal, dan spiritualnya. Konsep seperti itulah yang dewasa ini dianut oleh manusia modern.

  Dengan kesempurnaan sistem berpikir itu berbagai ibadah dalam Islam lebih merupakan amal saleh dan latihan spiritual yang berakar dan diikat oleh makna yang hakiki dan besrsumber dari fitrah manusia. Pelaksanaan ibadah merupakan pengaturan hidup seorang muslim, salah satunya yaitu ibadah pelaksanaan shalat. Pelaksanaan ibadah telah menyatukan umat Islam dalam satu tujuan, yaitu penghambaan kepada Allah SWT semata serta penerimaan berbagai ajaran Allah SWT, baik itu untuk urusan duniawi maupun ukhrawi.

  Dalam Al- Qur‟an Allah berfirman:

  Artinya: “Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang

  yang beriman).Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka.Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”(Q.S.

  Al-Anfal:63).

  Setiap detik, menit, jam, dan hari yang diisi ibadah oleh seorang muslim tiada lain sebagai hubungan yang abadi antara dirinya dengan Allah SWT sekaligus sebagai penjinak nafsu agar senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Oleh karena itu seorang muslim bangun pada saat fajar atau tidur setelah isya untuk berdzikir kepada Allah SWT, hanya memakan makanan halal, menahan diri dari makanan yang dilarang makanannya oleh Allah SWT, mengeluarkan harta yang wajib dikeluarkan, menyalurkan syahwat sesuai dengan jalan Allah SWT, menahan syahwat yang hina, membahayakan, dan manusia telah dilindungi daripadanya oleh Allah SWT. Memasuki rumah, tidur, dan kegiatan lainnya selalu disertai doa mengingat Allah SWT atau berdzikir kepada Allah SWT ketika dianugerahi anak (An- Nahlawi,1995 :62-63).

E. Kompetensi Dasar Salat Jumat

  1. Pengertian Salat Jumat Menurut Sulaiman Rasyid (2010: 123), Salat Jumat ialah salat dua rakaat sesudah khotbah pada waktu Dzuhur pada hari Jumat.

  Hukumnya yaitu fardu „ain, artinya wajib atas setiap laki-laki dewasa yang beragama Islam, merdeka, dan tetap di dalam negeri.

  Perempuan, kanak-kanak, hamba sahaya, dan orang yang sedang dalam perjalanan tidak wajib shalat Jumat.

  Firman Allah Swt.:

  “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.”(Al-Jumu‟ah: 9).

  1) Syarat-syarat Wajib Jumat : a) Islam, tidak wajib atas orang non Islam.

  b) Balig (dewasa), tidak wajib Jumat atas kanak-kanak.

  c) Berakal, tidak wajib Jumat atas orang gila.

  d) Laki-laki, tidak wajib Jumat atas perempuan.

  e) Sehat, tidak wajib Jumat atas orang sakit atau berhalangan.

  f) Tetap di dalam negeri, tidak wajib Jumat atas orang yang sedang dalam perjalanan.

  (SulaimanRasyid, 2010).

F. Penelitian Terdahulu

  Hasil penelitian yang berkaitan dengan penerapan metode demonstrasi telah banyak dilakukan, antara lain :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Andhika Yoga Permana (2012) dengan judul: “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Pemanfaatan Media Film “Lima Elang” Pada Kelas IV SD Negeri 01

  Kaliwinasuh”. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan media film “Lima Elang” dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas IV. Hal ini terlihat dari hasil test akhir pada siklus I mencapai 65,67 dan pada siklus II meningkat menjadi 76,67 sedangkan untuk ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari pada siklus I meningkat menjadi 100% pada siklus II.

  Hasil penelitian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Perbedaannya adalah skripsi di atas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi melalui pemanfaatan media film “Lima Elang”pada kelas IV SD Negeri 01 Kaliwinasuh”, sedangkan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan minat belajar Mata Pelajaran Ibadah Kompetensi Dasar Salat Jumat pada siswa kelas VII D di SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Fitriani dengan judul: “Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dengan Media Film dan Model Pembelajaran Make A Match Kelas X.1 Dalam Pembelajaran Geografi di SMA N 1 Larangan Brebes. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan keaktifan pada setiap siklusnya. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media film dan model pembelajaran make a match, pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan keaktifan peserta didik pada siklus I memperoleh presentase mengajukan pertanyaan 9,7%, menyampaikan jawaban

  6,4%, menyampaikan pendapat 3,2%, mencatat materi 77,4% dan mengerjakan tugas 90,3%, meningkat pada siklus II dengan perolehan sebesar nilai presentase mengajukan pertanyaan 9,7%, mencatat materi 96,8% dan mengerjakan tugas 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menggunakan media film dan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran geografi.

  Hasil dari penelitian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Perbedaannya adalah skripsi di atas bertujuan meningkatkan keaktifan peserta didik dengan media film dan model pembelajaran make a match kelas x.1 dalam pembelajaran geografi di SMA N 1 Larangan Brebes, sedangkan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui upaya dalam meningkatkan minat belajar Mata Pelajaran Ibadah Kompetensi Dasar Salat Jumat melalui media film pada siswa kelas VII D di SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto.

G. Kerangka Berpikir

  Penggunaan metode pembelajaran pada mata pelajaran Agama islam sangat beragam terkhusus pada kelas VIID. Pada mata pelajaran ini meliputi beberapa sub pokok bahasan, salah satu di antaranya adalah ibadah sholat jumat . Proses pembelajaran ibadah sholat jumat dalam penelitian ini menggunakan media film sebagai salah satu sarana untuk melatih meningkatkan kemampuan ketrampilan ibadah sholat jumat pada anak didik.

  Tujuan tersebut perlu dilakukan tindakan di kelas dengan memberikan pembelajaran kepada siswa dalam rangkaian kegiatan proses belajar mengajar. Anak sebagai subjek didik merupakan sasaran yang dikenai dalam usaha meningkatkan ketrampilan ibadah sholat jumat . Guru dalam hal ini sebagai pelaku yang membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam ibadah sholat jumat di kelas. Peran guru sangat penting dalam memberikan bimbingan, motivasi dan materi yang dapat memacu subjek didik dalam meningkatkan kemampuan ibadah sholat jumat dengan media yang diterapkannya yaitu media film.

  Media film dipilih sebagai sarana untuk memacu para subjek didik dalam mengembangkan kemampuannya dalam ibadah sholat jumat dari yang semula ditemukan masih memiliki banyak kelemahan, kemudian ditingkatkan melalui tindakan (action) agar menjadi lebih baik. Beberapa aspek yang akan ditingkatkan dalam kemampuan ibadah sholat jumat antara lain meliputi: proporsi, komposisi, gelap terang dan kemampuan tekniknya. Langkah secara sistematis untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh dengan penelitian prosedur tindakan kelas yang meliputi langkah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi secara siklus terus menerus hingga sampai dihasilkan prestasi yang maksimal. Kurikulum tingkat satuan pendidikan mengisyaratkan pembelajaran bermakna yaiti melalui pendekatan mediayang merupakan konsepsi membentu guru mengaitkan konten materi pembelajaran dengan dunia nyata dan mendorong siswa mengaitkan antar pengetahuan dan penerapanya dalam kehidupan siswa Mulyasa (2009).

  Dari alur penalaran diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut: Pembelajaran Ibadah di SMP

  Muhammadiyah 3 Purwokerto

  Metode konvensional Wawasan dan dan demonstrasi yang pemahaman siswa

  

SISWA

diterapkan guru dalam tentang ibadah Salat pembelajaran belum

  Jumat menunjukan peningkatan Kemampuan ibadah

  Penerapan Media

  Salat Jumat

  Film Siswa terampil, mahir dan cekatan dalam menerapkan ibadah salat jumat, sehingga teknis yang baik dan benar dalam mengekplorasi teknik dapat mencapai indikator minat belajar 70 %

  Gambar Kerangka Berpikir

H. Hipotesis Tindakan

  Menurut Muhammad Nazir dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (1988: 182). Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta perpaduan dari verifikasi. Hipotesis merupakan keterangan sementara dari fenomena- fenomena yang komplek. Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang tingkah laku, gejala-gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Suatu hipotesis adalah pernyataan masalah yang spesifik. Karakteristik hipotesis yang baik adalah: dapat diteliti, menunjukkan hubungan antara variable-variabel, dapat diuji, mengikuti temuan-temuan penelitian terdahulu.

  Dengan mengacu pada pengertian di atas maka dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut: “Ada peningkatan minat belajar objek peserta didik dalam kemampuan ibadah sholat jumat melalui penerapan media film pada pokok bahasan mata pelajaran Ibadah kompetensi dasar Salat Jumat di kelas VII D SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto tahun pelajaran 2014/2015.