Nyong Eka Teguh Iman Santosa

  

SEJA R A H

IN TELEKTUA L

  

Seb u a h P en ga n ta r

Nyong Eka Teguh Im an Sant osa

  

SEJA R A H

IN TELEKTUA L

  Seb u a h P en ga n ta r

Nyong Eka Teguh Iman Sant osa

  Dit erbit kan oleh Sidoarjo, 2014

  ISBN: 978-602-70561-1-4 Copyright @ Nyong Eka Teguh Im an Sant osa

  All right s reserved

  

D af t a r Isi

  

Pengantar [hal. v-viii]

Nama Disiplin [hal. 1-6]

Asumsi-Asumsi Dasar [hal. 7-26]

Nilai-Nilai [hal. 27-30]

M odel Pengkajian [hal. 31-36]

  [hal. 37-48] Obyek Studi

Konsep-Konsep [hal. 49-60]

M etode Penelitian [hal. 61-66]

M etode Analisis [hal. 67-72]

Hasil Analisis [hal. 73-74]

Signifikansi Paradigmatik [hal. 75-76]

Bibliografi [hal. 77-80]

Indeks [hal. 81-82]

  

SEJA R A H

  IN TELEKTUA L

Seb u a h P en ga n ta r

  

P en ga n ta r

  Sejarah Int elekt ual m erupakan sebuah paradigm a yang m enarik unt uk diaplikasikan dalam program-program penelit ian yang m enaruh perhat ian pada pelacakan t afsir- t afsir (int erpret at ions) at as suat u ide at au konsep yang m uncul dalam kurun w akt u t ert ent u di m asa lalu.

  Buku ini hadir sebagai ikht iar aw al unt uk m em aham i Sejarah Int elekt ual (Int ellect ual Hist ory) sebagai sebuah paradigm a. Penulis m endeskripsikan secara ringkas Sejarah Int elekt ual berikut karakt erist ik yang menandainya sebagai sebuah paradigm a yang berbeda dari sub-seksi keilm uan sejarah dan disiplin-disiplin lainnya yang t erkait . Selain it u, t ren paradigm atik dari Sejarah Int elekt ual juga disent uh unt uk m em baca kem ungkinan peluang m asa depan dari t radisi keilm uan ini.

  Adapun dalam m em ahami paradigm a, penulis m engikut i konst ruksi yang dibangun oleh Profesor Heddy Shri Ahim sa-Put ra dari UGM Yogyakart a. M enurut nya, sebuah perspekt if (perspect ive), pendekat an (approach), sudut pandang (point of view ), kerangka pem ikiran (frame of

  

t hought ), kerangka t eorit is (t heoretical framew ork), kerangka

  konsept ual (concept ual framew ork), kerangka analit ik

  

(analytical framework), dan aliran at au m adzhab pem ikiran

(school of t hought ).

  Beliau berargum en bahw a paradigma t erdiri dari beberapa elemen dan relasi-relasi (basic element s and

  

relat ions), yait u (1) asum si dasar (basic assumpt ions), (2) nilai

(values), (3) m odel (models), (4) m asalah unt uk dipecahkan

(problems t o solve), (5) konsep (concept s), (6) m et ode

  penelit ian (research met hods), (7) m et ode analisis (met hods

  

of analysis), (8) hasil dari analisis (result s of analysis), dan (9)

  represent asi hasil (represent at ions). Tiga elemen yang pert am a um um nya bersifat im plisit , sedangkan lainnya eksplisit . Beliau m engem bangkan t eori ini berdasarkan analisis kritisnya t erhadap pemikiran Thom as Kuhn sert a E.C.

  1 1 Cuff dan G.C.F. Payne’s. Kont ribusi beliau ini secara

Lihat : Heddy Shri Ahim sa-Putra, “ Paradigm a, Epist em ologi, dan

M et ode Ilm u Sosial Budaya: Sebuah Pem et aan” , M akalah,

  

(Yogyakart a: CRCS-UGM , 2007); dan “ Paradigm a dan Revolusi Ilm u

dalam Ant ropologi Budaya: Sket sa Beberapa Episode” , Pidat o konsept ual dan prakt ikal sangat m encerahkan guna m em ahami Sejarah Int elekt ual t erut am a sebagai sebuah paradigma penelit ian (research paradigm).

  Dari sini penulis m em andang bahw a Sejarah Int elekt ual dapat juga dideskripsikan dengan cara yang serupa, yakni dengan m engekplorasi dan m enent ukan elem en-elem en at au unsur-unsur paradigm at iknya. Penulis m em beri penekanan pada t erm a ‘penelit ian’ (research) dalam t ulisan ini unt uk m enegaskan sekali lagi bahw a Sejarah Int elekt ual adalah sebuah paradigma yang aplikat if dalam prakt ek penelt iain. Sekalipun disadari bahw a penelit ian dalam t erm a yang lebih t eknis, yakni m et ode penelit ian

  

(research met hod) , adalah bagian t ak t erpisahkan dari

sebuah paradigma.

  Penulis m engelaborasi Sejarah Int elekt ual di buku ini dengan t idak mem bat asi hanya dari sum ber-sum ber karya m ereka yang dianggap at au m em andang diri m ereka sendiri sebagai sejarahw an int elekt ual (int ellect ual historians),

  

Thom as Kuhn, The St ruct ure of of Scientific Revolut ions, (Chicago

and London: The Universit y of Chicago Press, 1996); dan E.C. Cuff,

W.W. Sharrock, and D.W. Francis, Perspect ives in Sociology: Fifth m engingat ruang lingkup dari kont eks int elekt ual sangat m ungkin saling beririsan dan bert em u dengan lingkup kajian disiplin keilm uan sejarah lainnya, t ermasuk Sejarah Budaya

  

(Cult ural Hist ory) , Sejarah Sosial (Social Hist ory), dan Sejarah

  2 Polit ik (Polit ical Hist ory).

  2 Lihat : David Paul Nord, “ Int ellect ual Hist ory, Social Hist ory,

Cult ural Hist ory … and Our Hist ory” , (h. 645-648), Journalism and

M ass Communicat ion Quart erly, 1990, 67; Donald R. Kelley,

“ Int ellect ual Hist ory and Cult ural Hist ory: The Inside and t he

Out side” , Hist ory of the Human Sciences, Vol. 15, No. 2, 2002;

Annabel Bret t , “ What is Intellect ual Hist ory Now ?” (h. 113-131),

What is History Now ?, edit ed by David Cannadine, (Houndm ills &

NY: Palgrave M acmillan, 2002); David D. Hall, “ Backw ards t o t he

Fut ure: The Cult ural Turn and t he Wisdom of Int ellect ual Hist ory”

(h. 171-184), M odern Int ellect ual Hist ory, 9, 1, (Cam brige Universit y

Press, 2012); dan David A. Hollinger, “ What is Our ‘Canon’? How

Am erican Int ellectual Hist orians Debat e t he Core of Their Field” (h.

185-200), M odern Int ellectual History, 9, 1, (Cam brige Universit y

  

N am a D i si p l i n

  Ada dua ist ilah yang sering digunakan saling bergant ian unt uk disiplin ini, yait u Sejarah Int elekt ual

  

(Int ellect ual Hist ory) dan Sejarah Ide (The Hist ory of Ideas).

  Riccardo Bavaj dalam st udinya m enem ukan bahw a ist ilah 'Sejarah Int elekt ual' secara hist oris dicipt akan oleh Jam es Harvey Robinson (1863-1936), seorang sejaraw an Am erika, pada aw al abad kedua puluh. Sem ent ara ist ilah ‘Sejarah Ide’ disebut Art hur O. Lovejoy, salah seorang pendiri The Hist ory

  

3

of Ideas Club pada t ahun 1923.

  M eskipun dua ist ilah t ersebut relat if sering dipergunakan secara bergant ian unt uk m erujuk pada suat u t radisi keilm uan sejarah yang berfokus pada penelit ian ide, t et api secara m et odologis keduanya biasa dibedakan. Sejarah Int elekt ual dipandang sebagai represent asi dari t radisi 3 ekt ernalis yang m engem bangkan pendekat an kont ekst ual.

  

Riccardo Bavaj, “ Int ellect ual Hist ory” , Version: 1.0, Docupedia-

Zeitgeschicht e, 13.9.2010, URL: Sem ent ara Sejarah Ide m erupakan t radisi yang m engem bangkan pendekat an int ernalis. Ditinjau dari perkem bangan t erakhir, ist ilah ‘Sejarah Int elekt ual’ lebih m endapat kan popularit as unt uk m enandai t radisi ini. Hal t ersebut dibukt ikan ant ara lain dengan penggunaannya sebagai nam a m at a kuliah, m asyarakat sejaraw an, sert a publikasi ilm iah m ereka di bidang ini.

  Beberapa alasan di balik kecenderungan kont em porer ini dapat dibaca dari ulasan St efan Collini t ent ang dam pak t ak dikehendaki dari penggunaan ist ilah ‘Sejarah Ide’. Dia m elihat adanya bahaya ganda dalam penekanan ist ilah ini sebagai label at au nam a dari disiplin keilm uan sejarah ini (t he label of t his division of labor).

  1. Ist ilah ‘Sejarah Ide’ m engesankan bahw a kerja keilmuan ini hanya berfokus pada abst raksi yang bergerak bebas m enjelajah w akt u dalam pikiran m anusia t ert ent u. Sebaliknya, ist ilah ‘Sejarah Int elekt ual’ m enunjukkan bahw a kerja keilm uan ini adalah bagian dari akt ivit as m anusia, sam a dengan t erm a ‘Sejarah Ekonom i’ at au ‘Sejarah Polit ik’;

  2. Ist ilah ‘Sejarah Ide’ juga dapat m enim bulkan kesalahpaham an dengan m erujuknya kepada ‘pendekat an idiosinkratik’ (idiosyncrat ic approach) dari Lovejoy yang m em prom osikan adanya ‘ide-ide sat uan yang bersifat universal’ (t he universal unit -ideas) yang dapat diket em ukan m elalui st udi sejarah.

  Nam un demikian, penggunaan ist ilah ‘Sejarah Int elekt ual’ sendiri juga belum t ent u am an. Karena penggunaannya m asih m ungkin m em antik t erjadinya beberapa kesalah-paham an. St efan Collini t elah m engident ifikasi em pat dari kem ungkinan t ersebut sebagai berikut :

  1. Sejarah Int elekt ual adalah sejarah m engenai sesuat u yang t idak pernah benar-benar pent ing (t he history of

  somet hing t hat never really mat t ered).

  Collini sendiri m elihat kesalahpaham an ini disebabkan oleh sem acam Filist inism e (Philist inism). Dia m enggam barkannya sebagai kepercayaan yang t ak t erucapkan at au t erlanjur m engent al di kalangan sejaraw an bahw a yang m em buat sejarah adalah kekuasaan dan pelaksanaannya (pow er and it s exercise

  w as w hat made t he hist ory a mat t er). It u bisa t erjadi

  karena dam pak dari dom inasi panjang para sejaraw an polit ik di bidang profesi sejarah;

  2. Sejarah Int elekt ual secara inheren bersifat idealis (inherently idealist ), yang lepas dari kont eks sosial.

  Collini m enyat akan bahw a dalam m encari pem aham an yang lebih lengkap, sejaraw an int elekt ual t idak dapat m enghindarkan diri dari t unt ut an penyelidikan t ent ang berbagai kont eks sosial;

  3. Sejarah Int elekt ual t idak lebih dari sejarah m engenai berbagai disiplin penyelidikan int elekt ual (not hing more

  t han the hist ory of the various disciplines of int ellect ual inquiry).

  Collini m enyebut kan bahw a unt uk bisa sam pai pada pem aham an yang benar m engenai sejarah (a properly

  hist orical underst anding) , sejaraw an int elekt ual harus

  m elihat secara serius kont ribusi dari berbagai disiplin ilm u yang lain. Tidak m enut up kem ungkinan bahw a kont ribusi- kont ribusi t ersebut dapat m enyediakan bahan baku yang m em bant u m ereka unt uk m em peroleh penjelasan yang lebih baik m engenai paduan logika dan perist iw a (t he

  mixt ure of logic and accident ) dari periode t ert ent u;

  4. Sebagai sebuah disiplin, Sejarah Int elekt ual dit unt ut harus m em iliki m et ode at au t eori at au seperangkat konsep sendiri yang khas (a met hod or t heory or set of concept s t hat is dist inct ively it s ow n).

  Collini m engat akan bahw a Sejarah Int elekt ual t idak m em bat asi pengem baraannya dalam kot ak konsept ual yang t erdiri dari beberapa kosakat a khas secara kaku (t he rigid concept ual boxes of some purpose-built vocabulary) . Pem bat asan yang bersifat sangat rigid dalam m et ode at au t eori just ru t idak akan m em perkaya ekspresi dari kesadaran m anusia. M enurut nya, suat u disiplin at au bidang keilm uan akan diket ahui dari buah yang

  4 dihasilkannya.

  Penulis sendiri di buku ini lebih t ert arik unt uk m em pergunakan Sejarah Int elekt ual sebagai istilah ut am a dari t radisi keilm uan sejarah ini. Sehingga penggunaan ist ilah 4 Sejarah Ide diupayakan hanya pada bagian di m ana ist ilah ini

  

St efan Collini, “ What is Int ellect ual Hist ory?” , Hist ory Today,

Volume 35, 1985. URL: ht t p:/ / w w w .hist orytoday.com/ st efan- diperlukan unt uk m em beri penekanan pada pem aham an yang berbeda t ent ang Sejarah Int elekt ual at au unt uk m enjaga keaslian kut ipan yang digunakan dalam suat u referensi. Adapun pem ilihan ini lebih didasarkan pada alasan pragm at is bahw a Sejarah Int elekt ual t elah m enjadi branding kont em porer dari t radisi keilm uan sejarah ini. Dan oleh karena it u, Sejarah Ide kem udian m enjadi bagian int egral dari sejarah pert um buhan kont em porer Sejarah Int elektual dan m ungkin juga perkem bangannya di masa depan.

  Sekarang m ari kit a m ulai penjelasan Sejarah Int elekt ual sebagai sebuah paradigm a keilm uan sejarah dan lebih spesifik lagi sebagai paradigm a penelit ian dalam bidang sejarah dengan m engident ifikasi unsur-unsurnya sat u persat u.

  

A su m si - A su m si D asa r

  Sejaraw an int elekt ual sert a para sarjana bidang keilm uan lainnya t ent u m enerim a seperangkat pandangan yang dianggap, set idaknya secara hipot et is, sebagai benar dalam karya-karya m ereka. Perangkat t ersebut dapat berupa pandangan-pandangan filosofis at au sudah m erupakan suat u t eori. Inilah yang disebut asum si-asum si dasar (basic

  

assumptions) yang Ahim sa-Put ra m elihat nya sebagai pondasi

  bagi suat u disiplin keilm uan. M ereka adalah pandangan- pandangan t ent ang hal-hal yang m ungkin berhubungan dengan pem aham an at as sifat ilm u penget ahuan, m anusia, fenom ena sosial at au disiplin keilm uan. Sejaraw an Int elekt ual m em baw a asum si-asum si dasar t ersebut , baik secara sadar at au t idak sadar, dalam akt ivit as pem bacaan dan int erpret asi m ereka at as m asa lalu.

  Alan Bullock pernah m engat akan bahw a m ust ahil bagi sejaraw an unt uk m eniadakan proposisi-proposisi um um sem acam it u. M ereka m enyusup ‘m elalui pint u belakang’, Sejaraw an t idak bisa m ulai berpikir at au m enjelaskan suat u perist iw a t anpa bant uan dari pra-konsepsi, asum si, generalisasi pengalam an yang ia baw a bersam anya dan t erbaw a dalam karyanya. Pikiran sejaraw an bukanlah (ruang) kosong (his mind w as not a blank). Dari sini jelas t erlihat bahw a at uran pert am a bagi sejaraw an adalah keharusan m enjaga sikap krit is pada asum si-asumsi dan pra-konsepsinya sendiri. Jangan sam pai hal ini m enunt un dia m enjadi abai pada pent ingnya beberapa bagian dari bukt i at au adanya

  5 koneksi.

  Pada bagian ini, penulis m em bat asi pem bahasan m engenai asum si-asum si dasar sejaraw an int elekt ual pada w at ak disiplin keilm uan mereka sendiri at au apa sebenarnya yang dim aksud dengan Sejarah Int elekt ual. Setidaknya ada t iga asum si dasar di kalangan m ereka m engenai hal ini, yait u bahw a Sejarah Int elekt ual adalah ‘suat u bent uk (keilm uan) sejarah’ (a form of hist ory), ‘bersifat int er-disipliner’

  

(int erdisciplinary), dan ‘sebuah bidang kajian yang (m asih)

5 t idak m udah unt uk dibakukan’ (elusive field).

  

Alan Bullock, “ The Hist orian’s Purpose: Hist ory and M et ahist ory”

(h. 292-299), The Philosophy of History in Our Time: An Ant hology,

  Keilmuan Sejarah

  M enjadi salah sat u paradigm a keilm uan sejarah adalah fit ur yang paling jelas dari Sejarah Int elekt ual. Sejaraw an int elekt ual t am paknya m em iliki konsensus um um m engenai hal ini bahw a bidang yang mereka t ekuni adalah sebent uk penyelidikan unt uk m em aham i pengalam an m anusia di m asa lalu. Collini m engat akan, “ Int ellect ual

  6

hist ory most cert ainly is a part of history.” Sejarah

Int elekt ual past inya adalah bagian dari (keilm uan) sejarah.

  John W. Burrow juga m enegaskan bahw a Sejarah Int elekt ual

  7 adalah “ a form of history,” suat u bent uk (keilm uan) sejarah.

  Sem ent ara J.G.A. Pocock lebih m emilih unt uk m enggam barkan Sejarah Int elekt ual sebagai sebuah spesies dari met ahist ory at au t eori sejarah. Baginya, Sejarah Int elekt ual adalah “ an enquiry int o t he nat ure of hist ory

  

based on various t heories about how ‘int ellect ’ or ‘ideas’ find

6

a place in it , w it h t he result t hat w hat you usually get is t he

7 Collini, “ What is Int ellect ual Hist ory?”

John W. Burrow , “ Intellect ual Hist ory in English Academic Life:

Reflections on a Revolut ion” (h. 8-24), Palgrace Advances in

Int ellectual Hist ory, ed. Richard Whatm ore and Brian Young,

  8

philosophy of hist ory or t he history of philosophy.” Suat u

  penyelidikan sejarah berdasarkan berbagai t eori m engenai bagaim ana 'int elek' at au 'ide-ide' m enem ukan t empat nya dalam sejarah. Adapun hasilnya dapat berupa apa yang biasanya kit a sebut filsafat sejarah at au sejarah filsafat .

  Pernyat aan t erakhir ini t ent u cukup m enarik unt uk direnungkan lebih jauh karena beberapa sejaraw an just ru m engem ukakan krit ik dengan m enyat akan bahw a

  

met ahist ory bukanlah bagian dari akt ivit as yang lazim

dikerjakan oleh m ereka yang berprofesi sejaraw an.

  Terkait kecenderungan ini, Bullock m em iliki penjelasan seput ar sepert i-apa seorang sejarawan it u sem est inya m enjadi sejaraw an sesuai profesinya. Dia berargum en bahw a sem ua upaya, m ulai dari Hegel dan M arx ke Spengler dan Wells, Croce dan Toynbee, yang diarahkan unt uk m enem ukan suat u penjelasan filosofis t ent ang eksist ensi m anusia, at au set idaknya gam baran t ent ang t ahap-t ahap perkem bangannya (a philosophical explanat ion

  

of human exist ence, or at t he very least a panoramic view of

t he st ages of it s development ) m elalui pola, ket erat uran dan keserupaan dalam sejarah adalah sem acam Welt anschauung at au met ahist ory dalam t erm a Isaiah Berlin. Bullock m elihat bahw a banyak sejaraw an profesional m ungkin t idak percaya dan t idak suka dengan “ akt ivit as spekulat if” (speculat ive

  act ivit y) sem acam it u.

  Bullock m engem ukakan pandangan G.N. Clark yang m engat akan: Bagi saya t am paknya t idak ada invest igasi hist oris yang dapat m em berikan (hasil) ent ah it u (berupa) filsafat , agam a, at au penggant i agama [...] Saya pikir dalam akt ivit as (keilm uan) sejarah yang saya dan sejaraw an lain lakukan bersam a saya perlu ada sem acam konsensus um um. Di m ana saya m em bat asi diri pada sim pulan lebih sederhana bahw a kami bekerja dengan t ujuan yang t erbat as. Kami m encoba unt uk m enem ukan kebenaran ini at au it u, bukan t ent ang hal- hal lain secara um um. Pekerjaan kami t idak unt uk t erus m enyim ak kehidupan dan m em andanginya secara keseluruhan, t et api unt uk m elihat salah sat u bagian t ert ent u dari hidup dalam perspekt if yang benar dan t epat.

  Bullock juga t elah m enguraikan t iga hal yang m ana sejaraw an bisa m endapat kan kepuasan m ereka: Pert am a, dalam hal mencari dan m enem ukan bahan baru unt uk dipergunakan sebagai bukti. Kedua, dalam hal m enangani bahan-bahan ket ika ia t elah m enem ukannya, berusaha unt uk m enem ukan apakah it u asli at au palsu [...] Kepuasan ket iga dan t ert inggi adalah m enem pat kan bukt i t ersebut bersam a-sam a, unt uk m enghasilkan t idak hanya penjelasan t ent ang apa yang t erjadi, t api juga hal-hal lain yang memiliki kait an, m enerangkan m ot if dan ide-ide dari para akt or, pengaruh keadaan, perm ainan kesem pat an dan hal lain yang t ak t erduga. Apa yang m enarik sejaraw an adalah sam pai pada t it ik sedekat m ungkin pada suat u perist iw a dan individu, unt uk m engenali dan m em ahami sedalam m ungkin m anusia at au sekelom pok orang yang dipelajarinya it u (t o t ry and get

  inside t he skin of t his man or group of men ) [...]

  Bullock t am paknya m endefinisikan sejarah sebagai disiplin yang “ harus sangat t erbat as cakupan dan t ujuannya”

  

(must be very limit ed in scope and int erest ) . Dia t idak percaya sist em m et afisik. Sejarah dit em pat kan secara t egas berbeda dari met ahist ory dan sosiologi yang m encoba unt uk m em bersihkan kebingungan fakt a dan m engungkapkan pola, at au m eneguhkan hukum yang t ersim pan di baw ahnya. Baginya, t ujuan sejarah adalah hanya unt uk m em aham i “ apa yang t erjadi” (w hat happened), “ t idak unt uk m em bent uk proposisi um um” (not t o form general proposit ions) tent ang pengalam an masa lalu.

  Sekalipun sangat rigid dalam mem andang hal ini, Bullock m asih m enegaskan bahw a penyelidikan sejarah t idak bisa m enghindari penggunaan suat u bent uk generalisasi dalam akt ivit as keilm uan m ereka. Dia m engat akan bahw a sejaraw an akan keliru bilam ana ia mencoba unt uk m enyangkal m asa lalu bahw a ide-ide dan asum si um um berm ain dalam karyanya. Nam un, ia m enekankan bahw a generalisasi ini hanyalah bersifat hipot esis eksperim ent al, unt uk dipakai at au dibuang sejauh ia cocok (experiment al

  

hypot heses, t o be dropped or t aken up as it fit s) , t idak

  dianggap sebagai sebuah kepercayaan dogm at is yang m encengkeram pikiran dan m em aksa sejaraw an unt uk m endist orsi bukt i. Singkat nya, pendekat an yang dilakukan um um dan m elacak pola um um yang luas dari perkembangan sejarah sepert i yang dilakukan oleh, menurut Bullock, para m et ahist orisis dan dogmat is, t et api lebih unt uk belajar dan m encoba m enem bus sem ua individualit as dan keunikan dari perkem bangan suat u m asyarakat, at au suat u peradaban, bukan perilaku m anusia pada um um nya, t et api dari sat u

  9 kelom pok t ert ent u dalam jangka w akt u t ert ent u.

  Dalam kacam at a krit is t ahun 60-an t ersebut , ada beberapa poin pemikiran yang relevan unt uk dipert im bangkan dalam rangka m em perjelas posisi Sejarah Int elekt ual sebagai sebuah disiplin keilm uan sejarah. Dari paparan Bullock kit a dapat melihat adanya kebut uhan unt uk m enarik garis bat as yang jelas ant ara sejarah dan m et a- sejarah. Dia m engem ukakan set idaknya dua alasan ut am a bahw a baginya disiplin ilm u sejarah yang sejat i it u adalah, pert am a, jangan t ergoda unt uk m elakukan kegiat an spekulat if; dan kedua, t idak m engabaikan at au m erem ehkan kerum it an at au kom pleksit as fakt a-fakt a unt uk sem at a t ujuan m enem ukan pola-pola um um at au hukum dari perist iw a-perist iw a sejarah.

  M asalahnya adalah, apakah disiplin ilm u sejarah m em ang harus demikian, sem acam yang digam barkan oleh Bullock? Lant as, bagaim ana dengan Sejarah Int elektual it u sendiri?

  Hal pert am a yang harus dijelaskan di sini adalah bahw a pernyat aan Pocock m enganai Sejarah Int elekt ual sebagai spesies met ahist ory t idak dalam kerangka unt uk m enegaskan bahw a Sejarah Int elekt ual adalah m urni pekerjaan spekulat if. Sejarah Int elekt ual baginya t et ap m erupakan akt ivit as yang menunt ut sejaraw an unt uk m enyelam di kedalaman m asa lalu dengan segala kom pleksit asnya. Pocock juga m enegaskan bahw a Sejarah Int elekt ual m em ang m em anfaat kan berbagai t eori unt uk m em ahami bagaim ana sebuah ide m engam bil t em pat dalam suat u babakan sejarah. Nam un, sepert i juga Bullock mengaku bahw a sepanjang t eori ini t idak disalahgunakan sebagai dogm a, t et api sejauh hanya sebagai hipot esis eksperim ent al, m aka hal t ersebut t idak dapat dihindari dalam kerja-kerja keilm uan sejarah.

  Selain it u, Pocock m engident ifikasi Sejarah Int elekt ual sebagai suat u disiplin yang m am pu menghasilkan bent uk signifikansi st udi t ent ang m asa lalu, adalah hal yang t idak seharusnya dilihat sebagai suat u ‘penyakit ’ dalam disiplin ilm u sejarah. Bahkan bisa jadi hal t ersebut just ru m enjadi nilai t am bah dari Sejarah Int elekt ual. Generalisasi dari fakt a-fakt a yang dit em ukan dalam suat u penelit ian adalah prakt ik yang um um dalam kegiat an int elekt ual at au ilmiah. Dan Bullock sendiri t idak m elarang generalisasi t ersebut secara m ut lak. Generalisasi yang ia dit olak adalah generalisasi dalam salah sat u bent uknya yang spesifik, yait u yang 'spekulat if', dalam art i bahw a t idak didasarkan pada st udi m endalam dan keyakinan penuh pada kom pleksit as fakt a-fakt a m asa lalu.

  Dalam hal ini, Sejarah Int elekt ual t ent u t idak berbeda dengan pandangan di at as. Sejarah Int elekt ual t idak dogm at is. Dan bahkan jika sejaraw an int elekt ual berfilsafat unt uk m engem bangkan dan m em perkuat nilai signifikansi st udi m ereka, dapat dibedakan dari disiplin filsafat . Orient asi dasar Sejarah Int elekt ual m asihlah sejarah, dalam art i m asa lalu. Jadi met ahist ory unt uk Sejarah Int elekt ual dapat dilihat sebagai prakt ik yang t idak subversif at au krim inal dalam keilm uan sejarah.

  Nam un demikian, m unculnya krit ik Bullock bukan t anpa alasan. Perkem bangan Sejarah Ide (The Hist ory of

  

Ideas) di t ahun 60-an sendiri m em buka pint u unt uk it u.

  Bahkan, krit ik t ersebut juga disem at kan pada pengembangan Sejarah Int elekt ual kont em porer, t erut am a unt uk penguat an aspek-aspek m et odologis. Ini t am paknya senafas dengan pandangan yang m elihat m unculnya paradigm a ‘baru’ t idak selalu berart i bahw a paradigma 'lama' secara ot om at is akan digant i dan m enghilang. M ereka bisa saja dit olak at au dikrit ik, nam un, dalam banyak kasus, m ereka t et ap bert ahan hidup m elalui 'perubahan' (modificat ions), 'penyesuaian'

  

(adjust ment s) at au 'perbaikan' (improvement s). Dari w acana

  ini paradigm a baru at au sub-paradigm a baru yang mungkin m engem uka. Ini t ent unya m eneguhkan t esis Kuhn bahw a 'revolusi ilm iah' (scient ific revolut ion) t erjadi m elalui serangkaian perubahan at au pergeseran paradigma (t he

  change or shift of paradigm) .

  Dengan berpikir secara paradigm atis, sebagaim ana dikem ukakan Ahim sa-Put ra, para cendekeiaw an t idak akan t erisolir secara t erpisah dalam kot ak-kot ak disiplin keilm uan m ereka sendiri. M ereka dapat m em perluas w aw asan m ereka rekan m ereka dari disiplin ilm u yang sama at au berbeda. Hal ini pula t am paknya yang m enjadi alasan yang m endukung para sejaraw an int elekt ual unt uk m erangkul pendekat an baru dan m em buka jalan baru unt uk m engeksplorasi dan m enggam barkan m asa lalu.

  Eksklusivism e hist oris dalam t em purung t ert ut up ant ar disiplin keilm uan t idak akan berart i kecuali hanya pem iskinan (impoverishment ). Di sini, perkem bangan Sejarah Int elekt ual lebih baik dipahami sebagai serangkaian m odifikasi, penyesuaian at au perbaikan. Sejaraw an int elekt ual harus m enjaga upaya t erus-m enerus m ereka unt uk m em perbaiki dan m em perkuat pirant i m et odologis dari bidang keilm uan yang m ereka gelut i. Tak perlu dikat akan, m ereka sebagaim ana pula sarjana lainnya akan dengan sukarela m engejar pem aham an selengkap mungkin at as objek akadem is at au profesional st udi m ereka.

  Singkat nya, keilm uan sejarah secara paradigm at is bersifat jam ak. Tidak ada paradigm a t unggal yang dianggap sebagai m urni at au benar-benar ilm u sejarah yang sejat i. Sebagaimana Fernand Braudel menyebut kan bahw a keilm uan sejarah t am paknya lebih baik dipaham i dalam

  

pluridimensional . Di sana, melam paui keragam an yang ada,

  sejaraw an akan t et ap m enem ukan ruang t erbuka unt uk m enegaskan kesat uan ilm u sejarah (t o assert t he unit y of

  

hist ory) . Dia m enganalogikannya dengan kehidupan di m ana

  10 pada w akt u yang sam a ia bersifat jam ak sekaligus sat u.

  Interdisipliner

  Bavaj t elah m ensurvei karya-karya sejaraw an int elekt ual dari berbagai negara, t erut am a Inggris, Am erika Serikat dan Jerm an. Dari penelit ian t ersebut ia sam pai pada kesim pulan yang m erekat kan klaim bahw a Sejarah Int elekt ual adalah int erdisipliner. Bavaj m engat akan bahw a Sejarah Int elekt ual t elah dikait kan dengan berbagai bidang ilmiah sepert i:

  Sejarah filsafat, filsafat sejarah, sejarah ilm u penget ahuan, sejarah sast ra, sejarah seni, ideologi w acana, sejarah budaya-polit ik (Polit ische

  

Kult urforschung), sejarah-budaya polit ik

(Kult urgeschicht e des Polit ischen), sejarah para

10 int elekt ual, sejarah m ent alit as (hist oire des

Fernand Braudel, On Hist ory, t er. Sarah M at t hew s, (Chicago &

  

ment alit ies), sejarah buku, sejarah media, dan

  sejarah visual. Isu yang menjadikan garis bat as ant ara Sejarah Int elekt ual dan Sejarah Budaya sangat sengit diperebut kan.

  Tradisi herm eneut ika dan filsafat bahasa, m enurut Bavaj, juga m em pengaruhi perkem bangan Sejarah Int elekt ual. Sejaraw an int elekt ual t elah t ert arik dengan seluk-beluk t radisi herm eneut ika t erm asuk Wilhelm Dilt hey, R.G. Collingw ood, M art in Heidegger, Hans-Georg Gadam er, dan Paul Ricouer. M ereka juga t elah berusaha m enem ukan inspirasi m et odologis dari para filsuf bahasa sepert i Ludw ig Wit t genst ein, John Austin, W.V. Quine dan Donald Davidson; yang t elah m em berikan w aw asan pent ing m engenai produksi m akna dan m enyarankan cara-cara im ajinat if dalam m elakukan penafsiran (secara radikal) yang berm anfaat bagi disiplin keilm uan ini.

  Selain it u, keberanian sejaraw an int elekt ual unt uk m em buka diri pada kont ribusi disiplin keilm uan lainnya juga t erlihat dari m asuknya w aw asan banyak pem ikir raksasa dalam karya m ereka sepert i Karl M annheim, Thom as S. Kuhn, Clifford Geert z, Hayden Whit e, M ichel Foucault , Niklas

  11 Luhm ann, dan Karst en R. St ueber. Cara Sejarah Int elekt ual

  ini dalam hal ‘mem injam alat -alat ’ dari disiplin-disiplin keilm uan lainnya t ersebut t elah m em baw a Alberto Rosa m enyat akan bahw a “ Sejarah Int elekt ual adalah sebuah

  12 hibrida” (int ellect ual hist ory is a hybrid).

  Bercerm in pada kenyat aan ini m em buat pernyat aan Brian Young m engenai Sejarah Int elekt ual m enjadi t idak berlebihan. Ia m engat akan, Sejarah Int elekt ual adalah “ Sebuah upaya keilm uan yang am at sangat int erdisipliner” (a

  

supremely int erdisciplinary ent erprise). Upaya ini t elah

  dirint is dan akan t erus m em prom osikan banyak kegiat an- kegiat an int erdisipliner, baik di ant ara para sejarawan dan

  13 juga dalam prakt ek disiplin-disiplin yang t erkait.

  Batas-Batas Keilmuannya Terus Berkembang

  Seiring dengan karakt er int erdisipliner-nya, Sejarah 11 Int elekt ual pada gilirannya berkem bang m enjadi t radisi 12 Bavaj, “ Int ellect ual Hist ory.”

Albert o Rosa, ” The Past , Intellect ual Hist ories, and Their uses for

  

t he Fut ure: A Response t o M iddlet on and Crook (1996)” , Culture

13 Psychology, 1996, 2: 397.

  

Brian Young, “ Int roduction” (h. 1-7), Palgrave Advances in

Int ellectual Hist ory, ed. Richard Whatm ore and Brian Young, keilm uan yang bat as-bat as disiplinnya cenderung sangat cair. Art inya, daerah yang disasar dan dieksplorasi oleh Sejarah Int elekt ual bisa luas dan beragam, m em asuki berbagai konsep at au ide-ide yang sangat m ajem uk sesuai dengan keragam an bidang dan disiplin ilm u yang disent uhnya. Bavaj m engident ifikasi bahw a sifat Sejarah Int elekt ual sebagai “ sebuah bidang keilm uan yang bat as-bat asnya sulit dipast ikan” (a field of elusive boundaries) ini disandarkan pada beberapa alasan:

  1. Sejarah Int elekt ual m em unculkan banyak isu yang saling t um pang t indih (a bundle of overlapping issues). Hal ini disebabkan ant ara lain karena perbedaan lat ar t radisi kebangsaan dari para sarjananya, lalu berakar pula pada beragam subyek kajian akademik yang dipelajari dan pluralit as pendekat an yang diam bil dalam m et odologinya;

  2. Di at as kom plikasi it u sem ua, diskursus ant ar sarjana yang m ungkin m am pu m enerangi bidang keilm uan ini just ru agak t erbat as;

  3. Ant ar para pendukung t erkem uka dari disiplin Sejarah Int elekt ual ini sendiri juga m asih t am pak ada keengganan unt uk saling m em perkaya sat u sam a lain secara m et odologis;

  4. M asih adanya sem acam 'parokialism e yang bersifat kebangsaan' (national parochialism) di m ana karya-karya m ereka tidak banyak beredar di negara-negara lain dengan bahasa yang berbeda;

  5. Sejarah Int elekt ual juga m enghadapi sem acam ‘deform asi spesifikasi-subyek kajian’ (subject -specific deformat ions) di m ana seolah-olah ada beberapa dunia yang berbeda nam un secara paralel sam a-sam a m em baw a nam a Sejarah Int elekt ual at au salah sat u dari kerabat konsept ualnya;

  6. Bidang ini juga mem iliki laporan-laporan program dan elaborasi-elaborasi met odologis yang cenderung variat if

  14 pada prakt ek-prakt ek yang sebenarnya.

  Ist ilah ‘sukar dipast ikan’ (elusive) it u sendiri t am paknya t idak harus dit afsirkan bahw a Sejarah Int elekt ual kem udian m enjadi t idak konsist en di bidangnya. Tidak begit u, t et api konsist ensi Sejarah Int elekt ual dit em pat kan pada fokus penelit iannya m engenai sejarah dari ide-ide at au perkem bangan int elekt ual. Dan dengan mem pert im bangkan ide sebagai suat u konsep yang paling dasar dari dunia int elekt ual, seorang sejaraw an dapat m enjelajahi sejarah ide- ide yang m ungkin juga m erupakan konsep kunci yang diburu oleh disiplin ilm u di luar sejarah. Di sat u sisi, Sejarah Int elekt ual m em ang akan t am pak m uncul sebagai t radisi gado-gado secara t em at is (a hodgepodge t radit ion

  

t hemat ically) karena ia dapat m enghasilkan karya-karya

  sejarah yang sangat int im dengan disiplin lain. Di sisi lain, hal ini dapat m enunjukkan bahw a subjek st udi Sejarah Int elekt ual sangat luas dan karena it u berpeluang m enghasilkan kont ribusi yang juga kaya dan beragam, t idak m enjem ukan at au m em bosankan.

  Sejarah int elekt ual adalah t radisi yang memiliki m inat dan perhat ian unt uk m em pelajari sejarah ide-ide, konsep, at au perkem bangan int elekt ual dari khazanah penget ahuan m anusia dan kehidupan. Berbeda dengan para ilm uw an yang m enguraikan ‘sejarah’ dari perkem bangan janin dalam kandungan, sejaraw an int elekt ual m enelit i sejarah ‘pem ikiran’ m anusia t ent ang sesuat u. Dalam upaya m engungkap suat u realit as sejarah, sejaraw an int elekt ual pem ikir disiplin lainnya. Walaupun, dalam t em uan Bavaj, sebagaim ana disebut kan di at as, t radisi ‘saling m em injam’

  

(mut ual borrowing) ini just ru m asih sangat t erbat as di ant ara

  sejaraw an int elekt ual sendiri unt uk m engem bangkan t radisi keilm uan m ereka.

  Sekalipun dem ikian, kecenderungan ini bisa juga dilihat dalam perspekt if bahw a perkem bangan Sejarah Int elekt ual saat ini belum t iba pada t it ik penyat uan kanon t radisi. Dan dengan daerah pet ualangan yang kaya dan luas, Sejarah Int elekt ual bisa jadi akan jauh lebih m enarik dengan m em eriahkan sem angat kebebasan dalam mengem bangkan alat -alat m et odologis mereka. Biarkanlah sejarah m asa depan yang akan menilai dan menem pat kan, m elalui karya- karya yang dihasilkan para pendukungnya, m et odologi m ana yang lebih dapat diandalkan unt uk dipert ahankan dalam karya sejaraw an int elekt ual.

  Sejarah di m asa depan juga akan m em ut uskan secara alam i at au sengaja apakah penyat uan kanon keilm uan unt uk Sejarah Int elekt ual diperlukan at au t idak. Proses kebangkit an kem bali Sejarah Int elekt ual akhir-akhir ini yang pada dasarnya m erupakan bent uk krit ik dan juga refleksi diri at as sebelum nya dapat m enjadi pijakan proyeksi bahw a segala sesuat u adalah m ungkin di m asa depan, t ak t erkecuali bagi Sejarah Int elekt ual.

  

N i l ai - N i l ai

  Sejaraw an int elekt ual t idak mem persoalkan at au m elarang nilai-nilai apa yang dianut oleh seorang sejaraw an. Perbedaan adalah suat u keniscayaan dan karena it u sangat dihargai. Yang dibut uhkan pada prinsipnya adalah keberanian-int elekt ual sejaraw an unt uk jujur kepada dirinya sendiri sert a orang lain. Dengan ini pem baca akan mengert i sudut pandang seorang sejaraw an yang dit erapkannya dalam m em baca sejarah. Jadi kalau ada krit ik, m aka krit ik tersebut akan m engarah ke alam at yang benar.

  Di sini, t idaklah ada persyarat an khusus bagi seorang sejaraw an int elekt ual yang m ungkin karena alasan objekt ivit as ilmiah harus m enjadi, m isalnya, seorang agnost ik at au at eis, m enolak keberadaan Tuhan at au m enolak legit im asi kit ab suci agam a. Sebaliknya, sejaraw an int elekt ual m enegaskan bahw a subjekt ivit as merupakan aspek yang t ak t erpisahkan dalam pekerjaan int elekt ual at au sejaraw an. Yang bisa dilakukan unt uk m enyajikan sebuah st udi dan akunt abel secara int elekt ual. Inilah m engapa Dom inick LaCapra m engingat kan kit a unt uk m engeksplisit kan asum si- asum si yang kit a baw a saat m em baca dan dan m enafsirkan m asa lalu sehingga secara argument at if dapat diuji oleh orang lain. Baginya, hal ini adalah sebuah etika dalam keilm uan sejarah, “ posisi normat if t idak harus dibiarkan im plisit at au diselundupkan ke dalam int erpret asi; (t et api hal t ersebut ) harus diuraikan, dijelaskan, dan dibela (bilam ana m endapat krit ik” (t he normat ive posit ion must not be left

  

implicit or smuggled int o t he int erpretat ion; it must be

  15 elaborat ed, elucidat ed, and defended).

  Sejaraw an int elekt ual bukanlah kelom pok yang (harus) m emiliki kesam aan et nis, agam a, ras, at au kelas sosial. M ereka adalah orang-orang yang dat ang dari berbagai lat ar belakang ‘ideologi’. M ereka diikat oleh sem angat yang serupa at au sam a yait u m em pelajari sejarah ide at au kehidupan int elekt ual di m asa lalu. Di sana, t ugas sejaraw an adalah unt uk m em aham i m asa lalu. M ereka mungkin m encerit akan pem aham an m ereka. M ereka mungkin 15 m em buat generalisasi at as kesim pulan m ereka. Pem aham an

  

Dominick LaCapra, “ Int ellect ual Hist ory and It s Ways” (h. 425- dan kesim pulan m ereka m ungkin saja bias oleh ‘ideologi’ m ereka m asing-m asing. Nam un, m ereka m enyadari kecenderungan ini dan karena it u m ereka m enjaga m at a aw as t erhadap ‘ideologi’ mereka sendiri dan m em perkenankan pem baca unt uk m enyadari dan m enget ahui hal t ersebut secara krit is. Pikiran sejaraw an bukanlah lem baran kosong sebagai Bullock t elah m enegaskannya. M ereka t idak t inggal di sebuah pulau t erpencil. M ereka peka t erhadap kepent ingan dan perm asalahan m asyarakat di m ana mereka t inggal. Di sinilah, nilai-nilai yang dianut para sejaraw an pent ing unt uk diperhat ikan.

  Sejarah Int elekt ual pada gilirannya juga m encipt akan peluang bagi lahirnya karya-karya yang secara ideologis bisa sangat beragam dan m ungkin berlaw anan. Dan sekali lagi, hal it u dapat disikapi sebagai rahm at , bukan sebagai kut ukan. Sejaraw an int elekt ual, sert a sejaraw an dan int elekt ual pada um um nya, harus m enjadi orang yang m enjunjung t inggi kejujuran int elekt ual. Orang-orang t idak m em akai t openg unt uk m engungkapkan kebenaran m asa lalu m elalui perspekt if at au ideologi yang m ereka percaya. M ereka oleh siapapun. Pendapat set uju at au t idak set uju yang t im bul at as karya-karya m ereka selanjut nya t idaklah t abu. Just ru di sanalah denyut nadi dunia int elekt ual m engalir dan m enem ukan hidupnya.

  

M od el P en gk a ji an

  M odel, m enurut Ahimsa-Put ra, adalah sebuah m et afora, analogi, alegori, at au perum pam aan dari fenom ena yang sedang dit elit i. Ini adalah panduan unt uk penelit ian. Sebuah m odel bisa dalam bent uk kat a-kat a dan gam bar, t et api um um nya berupa deskripsi. Ini disebut m odel ut am a, sedangkan yang sekunder um um nya berupa gam bar dalam rangka m emfasilit asi seorang int elekt ual m enjelaskan hasil analisis at au t eori. Ini bisa berupa diagram, skema, t abel at au gam bar yang m em buat orang lebih m udah unt uk m em ahami isi penjelasan.

  Jika m odel ut am a m uncul sebelum m elakukan penelit ian, m odel sekunder bisa m enyusul kem udian ket ika st udi selesai dan dianalisis. Suat u model dinyat akan produkt if ket ika secara t eorit is dan m et odologis menghasilkan im plikasi yang t inggi. Dan m engapa sebuah m odel digunakan adalah t erut am a karena fenom ena yang dit elit i seringkali bersifat kom pleks. Di sini, m odel dapat m em bant u unt uk m enyederhanakan dan m em udahkan peneliti dalam karya

  16 m ereka.