KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO

PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF

  

(Studi Di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang)

Oleh :

ARDHIA INTAN PRAMESTY

  

NIM. 151210002

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO

PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF

  

(Studi Di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang)

Oleh :

ARDHIA INTAN PRAMESTY

  

NIM. 151210002

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO

PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF

  

(Studi Di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang)

  Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep.) pada Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  Insan Cendekia Medika Jombang

  

Oleh :

ARDHIA INTAN PRAMESTY

151210002

  

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Madiun, 1 Aguatus 1997 dari ayah yang bernama Gunarto dan ibu yang bernama Suyati, penulis merupakan anak tunggal.

  Tahun 2009 penulis lulus dari SDN Balerejo 01, tahun 2012 penulis lulus dari MTsN Kedungjati, tahun 2015 penulis lulus dari SMAN 1 NGLAMES MADIUN.

  Dan pada tahun 2015 lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih program studi Diploma III Keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes ICME Jombang.

  Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

  Jombang, April 2018

ARDHIA INTAN PRAMESTY 151210002

  

MOTTO

  Jadikan kesulitan menjadi jembatan kemudahan dan buat bangga dirimu dan orang disekitarmu.

  

PERSEMBAHAN

Yang Utama Dari Segalanya

  Sujud syukur kepadamu Tuhan Yang Maha agung, Yang Maha Adil lagi Maha Penyayang, atas kasih sayang dan karunia-MU yang telah memberikanku kekuatan dan ketabahan serta membekaliku dengan ilmu dan akal serta kesabaran dalam menjalani kehidupan ini, atas rahmat-Mu akhirnya proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhmmad SAW yang kita nanti

  • – nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah kelak. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang - orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

  Untuk kamu teman dekatku yang selalu sabar, mendoakan dan menemani saya dari awal tugas ini saya buat hingga sekarang menuju gerbang ujian. Untuk sahabat seperjuanganku terimakasih untuk semangat kalian dan doa kalian yang juga telah memberikanku motivasi sehingga kita sama-sama berjuang menyelesaikan tugas akhir ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-NYA sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Asuhan Keperawatan Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Keperawatan Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif” ini dapat selesai tepat pada waktunya

  Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiyah ini penulis banyak mendapat bimbinag dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada H. Imam Fatoni, SKM., MM selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan sarana prasarana. Nita Arisanti Yulanda.,S.Kep.Ns.,M. Kep, selaku Kaprodi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Nita Arisanti Yulanda S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing utama yang telah banyak memberi pengarahan, motivasi dan masukan dalam penyusunan proposal ini. Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing anggota yang telah banyak memberi motivasi, pengarahan dan ketelitian dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Beserta seluruh civitas akadmik program studi D3 Keperawatan. Ungkapan Serta teman-teman D3 Keperawatan yang aku sayangi sudah menjadi teman yang luar biasa selama tiga tahun ini yang selalu membantu baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan saran dan dorongan sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan penulis, namun peneliti berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya, mudah - mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin

  Jombang, April 2018 Penulis

  

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN RESIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK

EFEKTIF DI RUANG HCU KEMUNING RSUD JOMBANG

Oleh :

ARDHIA INTAN PRAMESTY

  Gagal jantung sudah menjadi salah satu penyebab kematian utama pada orang dewasa dengan adanya kegagalan fungsi pompa yang sering terjadi akibat tingkat sirkulasi oksigen yang tidak adekuat dan stagnansi darah di jaringan dan mengakibatkan penurunan perfusi miokard. Tujuan umum penelitian ini adalah melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif. Penelitian ini dilakukan di ruang HCU Kemuning RSUD Jombang pada tanggal 25-28 April 2018.

  Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian yang diambil dari RSUD Jombang sebanyak 2 klien dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif. Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi.

  Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut berdasarkan data pengkajian diketahui bahwa Tn. M.S mengeluhkan sesak, nafas menggos-menggos yang didukung dengan data obyektif pernafasan cuping hidung, irama nafas tidak teratur, denyut nadi takikardi, RR 28 x/menit sedangkan Tn. S mengatakan sesak, nafas menggos-menggos dan nyeri dada kiri didukung dengan data obyektif adanya suara nafas ronchi, pengunaan otot bantu nafas, denyut nadi takikardi, RR: 33 x/menit. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah resiko perfusi miokard tidak efektif disusun berdasarkan kriteria NOC: perfusi jaringan kardiak dan NIC: yang meliputi Monitor Tanda-Tanda Vital dan Terapi Oksigen. Implementasi kepada klien Tn. M.S dan Tn. S dikembangkan dari hasil kajian intervensi yang dilakukan dalam 3 hari terakhir.

  Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari maka hasil evaluasi akhir pada Tn. M.S dan Tn. S masalah teratasi sebagian. Jadi pada Tn. M.S dan Tn. S masih memerlukan implementasi lanjutan karena masalahnya belum teratasi

  ABSTRACT NURSING CARE IN CLIENT HEART FAILURE WITH PROBLEMS OF NURSING MIOCARD IS NOT EFFECTIVE RISK IN THE HCU KEMUNING ROOM RSUD JOMBANG By :

ARDHIA INTAN PRAMESTY

  Heart failure has been one of the leading causes of death in adults in the absence of frequent pump failure due to inadequate oxygen circulation levels and blood stagnation in the tissues and resulted in decreased myocardial perfusion. The general purpose of this study is to implement Nursing Care At Heart Failure Client With Risk Issues of Ineffective Miocard Perfusion. This research was conducted in HCU Kemuning Hospital of Jombang on 25-28 April 2018.

  The research design used is case study. Research taken from RSUD Jombang as many as 2 clients with problem of myocardial perfusion risk is not effective. Data collected from interviews, observation, documentation.

  The results of this study are summarized as follows based on assessment data known that Tn. M.S complained of shortness of breath, gossiping-breath supported by objective data of nasal lobe breathing, irregular breathing rhythm, pulse tachycardia, RR 28 x / min whereas Tn. S said shortness, breathless gossip and left chest pain supported by objective data of ronchi breath sound, auxiliary muscle use, pulse tachycardia, RR: 33 x / min. The prescribed nursing diagnosis is the risk of inferior myocardial perfusion based on NOC criteria: cardiac tissue perfusion and NIC: which includes Vital Signs Monitor and Oxygen Therapy. Implementation to clients Recommend to your friends Company Contact Name: M.S and Mr. S was developed from the results of the intervention study conducted in the last 3 days.

  After the implementation for 3 days then the final evaluation on the Tn. M.S and Mr. S problem is partially resolved. So at Tn. M.S and Mr. S still requires further implementation because the problem is not resolved entirely.

  

DAFT AR ISI

Halaman Judul Luar ..................................................................................... i Halaman Judul Dalam .................................................................................... ii

Surat Pernyataan ............................................................................................ iii

Lembar Persetujuan ....................................................................................... iv

Lembar Pengesahan ........................................................................................ v

Riwayat Hidup ................................................................................................. vi

Motto Dan Persembahan ............................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................... ix Abstrak ............................................................................................................... x

Daftar Isi ........................................................................................................ xii

Daftar Gambar ............................................................................................. xiv

Daftar Tabel .................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ........................................................................................... xvi

Daftar Lambang Dan Singkatan ................................................................. xvii

  BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

  1.2 Batasan Masalah............................................................................................ 3

  1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

  1.4 Tujuan ........................................................................................................... 3

  1.4.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 3

  1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 4

  1.5 Manfaat ......................................................................................................... 4

  1.5.1 Manfaat Teoritis .................................................................................... 4

  1.5.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 4

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Konsep Gagal jantung ................................................................................... 5

  2.1.1 Definsi Gagal Jantung ......................................................................... 5

  2.1.2 Etiologi ................................................................................................ 5

  2.1.3 Klasifikasi Gagal Jantung ................................................................... 7

  2.1.4 Manifestasi Klinis ............................................................................... 8

  2.1.5 Pathofisiologi ...................................................................................... 8

  2.1.6 WOC ................................................................................................... 9

  2.1.7 Komplikasi Gagal Jantung ................................................................ 10

  2.1.8 Penatalaksanaan Gagal Jantung ........................................................ 10

  2.1.9 Pemeriksaan Penunjang ................................................................... 12

  2.2 Konsep Resiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung .................................. 13

  BAB 3 METODE PENELITIAN

  3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 25

  3.2 Batasan Batasan Istilah ............................................................................... 25

  3.3 Partisipan ..................................................................................................... 26

  3.4 Lokasi Penelitian Waktu Penelitian ............................................................ 26

  3.5 Pengumpulan data ....................................................................................... 27

  3.6 Uji Keabsahan data ..................................................................................... 29

  3.7 Analisis Data ............................................................................................... 29

  3.8 Etik Penelitian ............................................................................................. 31

  BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

  4.1 Hasil ........................................................................................................... 32

  4.1.1Gambaran Umum Lokasi Pengumpulan Data .................................. 33

  4.1.2 Pengkajian ........................................................................................ 34

  4.1.3 Terapi Obat ...................................................................................... 37

  4.1.4 Analisa Data ..................................................................................... 38

  4.1.5 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 39

  4.1.6 Intervensi Keperawatan ................................................................... 39

  4.1.7 Implementasi Asuhan Keperawatan ................................................. 41

  4.1.8 Evaluasi Asuhan Keperawatan ......................................................... 45

  4.2 Pembahasan ................................................................................................ 47

  4.2.1 Pengkajian ........................................................................................ 47

  4.2.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 48

  4.2.3 Intervensi Keperawatan ................................................................... 49

  4.2.4 Implementasi Keperawatan .............................................................. 50

  4.2.5 Evaluasi Keperawatan ...................................................................... 51

  BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 52

  5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 52

  5.2 Saran ........................................................................................................... 53

  DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54 Lampiran ........................................................................................................ 55

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar2.1.WOC Gagal Jantung ................................................................. 13

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Intervensi Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif ........................ 22Tabel 4.1 Identitas Klien .............................................................................. 33Tabel 4.2 Riwayat penyakit ......................................................................... 34Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ........................................................... 34Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik ....................................................................... 35Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik ............................................................... 36Tabel 4.6 Pemeriksaan Laboratorium .......................................................... 37Tabel 4.7 Pemberian Terapi ......................................................................... 37Tabel 4.8 Analisa Data Klien 1 .................................................................... 38Tabel 4.9 Analisa Data Klien 2 ................................................................... 38Tabel 4.10 Intervensi Keperawatan.............................................................. 39Tabel 4.11 Implementasi Keperawatan Klien 1 & 2 .................................... 43Tabel 4.17 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Klien 1 ............................. 45Tabel 4.18 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Klien 2 ............................ 46

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Laporan Kasus ...................................... 55 Lampiran2 Permohonan Menjadi responden ............................................ 56 Lampiran 3 Pernyataan Persetujuan Ikut Penelitian ................................. 57 Lampiran 4 Form Pengkajian Keperawatan ............................................. 59 Lampiran 5 Surat ijin penelitian ................................................................ 68 Lampiran 6 Lembar konsultasi pembimbing 1 ......................................... 69 Lampiran 7 Lembar konsultasi pembimbing 2 ......................................... 70 Lampiran 8 Surat balasan keterangan BAKORDIKLAT RSUD ......................................................................................... JOMBANG

  71 Lampiran 9 Surat Pernyataan bebas plagiasi ............................................ 72

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

  ASA = Asam Asetilsalisilat BNP = B-type natriuretic peptide CT-scan = Computerized Tomography Scanner Depkes RI = Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Dinkes Kab = Dinas Kesehatan Kabupaten EKG = Elektro Kardiogram HCU = High Care Unit

  ISDN = Isosorbid Dinitrat MK = Masalah Keperawatan NIC = Nursing Intervention Classification NOC = Nursing Outcome Classification NPA

  =

  Nasopharyngeal Airway NYHA = New York Heart Association OPA = Oropharyngeal PJK = Penyakit Jantung Koroner RAA = Renin Angiotensin Aldosteron Riskesdas = Riset Kesehatan Dasar RSUD = Rumah Sakit Umum Daerah SDKI = Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia TTV = Tanda Tanda Vital WHO = World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia WOC = Web Of Caution

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Penyakit Kardiovaskuler sudah menjadi salah satu penyebab kematian utama pada orang dewasa (Sargowo, 2003). Kegagalan fungsi pompa selalu dihubungkan dengan gagal jantung, yang sering terjadi akibat tingkat sirkulasi oksigen yang tidak adekuat dan stagnansi darah di jaringan dan mengakibatkan penurunan perfusi miokard (Tambayong, 2000). Dengan demikian perlu adanya intervensi keperawatan pada pasien gagal jantung yaitu dengan memperbaiki perfusi miokard tidak efektif (Smeltzer & Bare, 2002). Penurunan perfusi jaringan pada pasien gagal jantung adalah sebagai akibat dari tingkat sirkulasi oksigen yang tidak adekuat dan stagnansi darah di jaringan perifer. Dan juga akibat dari ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen jaringan akan mengakibatkan . penurunan perfusi miokard (Sani, A., 2007) Dengan melakukan latihan harian ringan sesuai yang dapat ditoleransi pasien dapat memperbaiki perfusi miokard (Myers, 2008)

  Data Word Healt Organization (WHO) 2016 penyakit jantung terjadi pada 17,5 juta jiwa (31%) dari 58 juta angka kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantun. Di Indonesia, berdasarkan catatan Yayasan Jantung Indonesia, Estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung sebanyak (0,19%) 54.826 orang pada usia lebih dari 15 tahun dan akan meningkat setiap tahunnya.

  Penyebab gagal jantung dikarenakan peningkatan volume intravaskuler. Ventrikel kanan dan kiri mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan, tetapi manifestasi kongesti dapat berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel yang terjadi (Kasron, 2012). Gagal jantung juga diakibatkan karena adanya defek pada kontraksi miokard atau adanya abnormalitas dari otot jantung seperti pada kasus kardiomiopati atau viral karditis (Kasper, 2004). Gagal jantung karena disfungsi miokard mengakibatkan kegagalan sirkulasi untuk mensuplai kebutuhan metabolisme jaringan. Hal ini biasanya diikuti kerusakan miokard bila mekanisme kompensasi gagal. Penyebab kerusakan pada miokard antara lain infark miokard, stress kardiovaskular (hipertensi, penyakit katub), toksin (konsumsi alkohol), infeksi atau pada beberapa kasus tidak diketahui penyebabnya (Crawford, 2002).

  Penyebab lain adalah arteroskerosis pada koroner, congenital, kelainan katub, hipertensi atau pada kondisi jantung normal dan terjadi peningkatan beban melebihi kapasitas, seperti pada krisis hipertensi, ruptur katub aorta dan pada endokarditis dengan masif emboli pada paru. Dapat pula terjadi dengan fungsi sistolik yang normal, biasanya pada kondisi kronik, misal mitral stenosis tanpa mengatur keterpaduan tindakan keperawatan, diagnostic dan terapeutik sehingga terjalin pelayanan yang efektif dan efisien, (therapeutic Role) sebagai pelaksana pelimpahan tugas dari dokter untuk tindakan diagnostic dan therapeutik (Akatsuki, 2011). Peran perawat yang pertama kali yang bisa dilakukan pada pasien gagal jantung dengan masalah penurunan perfusi yaitu dengan menganjurkan posisi tirah baring serta pembatasan aktivitas dapat mengurangi beban kerja jantung sehingga dapat membantu jantung untuk tidak bekerja dengan berat dan suplai oksigen dapat dihantarkan keseluruh sel, termasuk dalam sel jantung itu sendiri (Muttaqin, 2012).

  1.2 Batasan Masalah

  Peneliti hanya membatasi kasus klien masalah Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di RSUD Jombang

  1.3 Rumusan Masalah

  Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di RSUD Jombang?

  1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

  Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di RSUD Jombang

2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien gagal jantung di ruang

  HCU Kemuning RSUD Jombang 3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien gagal jantung di ruang

  HCU kemuning RSUD Jombang 4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien gagal jantung di ruang

  HCU Kemuning RSUD Jombang 5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien gagal jantung di ruang

  HCU Kemuning RSUD Jombang

1.5 Manfaat

  1.5.1 Manfaat Teoritis Sehingga hasil penelitian ini bisa menjadi referensi untuk peneliti lain yang serupa pada klien gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif

  1.5.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa dan pengajar dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang proses keperawatan pada kasus gagal jantung, juga dapat meningkatkan mutu pelayanan pada kasus gagal jantung dan bisa memperhatikan kondisi serta kebutuhan pasien gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif, dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Gagal Jantung 2.1.1. Definsi Gagal Jantung Gagal jantung kongesif atau congestive heart failure (CHF) merupakan kondisi

  dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk megantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh (Saferi, 2013). Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrient dan oksigen jaringan. Mekanisme gagal jantung meliputi kerusakan sifat kontraktil dari jantung yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal, aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi atau degeneratif otot jantung. Beberapa faktor sistemik yang dapat memperparah gagal jantung meliputi peningkatan laju metabolik (misalnya demam, koma, tirotoksikosis), hipoksia, dan anemia yang membutuhkan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen (Sani, A., 2007).

2.1.2. Etiologi

  Menurut Wijaya & Putri (2013), secara umum gagal jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokkan menjadi: b.

  Infark myocard: adalah kondisi terhentinya aliran darah dari arteri koroner yang menyebabkan kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian sel – sel otot jantung.

  c.

  Myocarditis: adalah kondisi dimana otot jantung mengalami peradangan atau inflamasi.

  d.

  Kardiomiopati: merupakan penyakit jantung yang melemahkan dan memperbesar otot jantung.

  2. Beban tekanan berlebih pada sistolik (sistolik overload) a.

  Stenosis aorta: kondisi dimana terjadi penyempitan pada katup aorta b.

  Hipertensi: merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah pada dinding arteri meningkat atau berada diatas rentang normal.

  c.

  Koartasio aorta: adalah penyempitan pada aorta, yang biasanya terjadi pada aorta yang membelok ke bawah (decending aorta)

  3. Beban volume berlebih pada diastolic (diastolik overload) a.

  Insufisiensi katup mitral dan trikuspid: adalah kebocoran aliran balik melalui katup mitral maupun tricuspid pada saat ventrikel berkontraksi yang diakibatkan tidak menutupnya katup secara sempurna.

  4. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand overload) a.

  Anemia: adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau hemoglobin didalam darah

6. Gangguan pengisian ventrikel a.

  Primer (gagal distensi sistolik) 1)

  Perikarditis retriktif Suatu bentuk kelainan jantung dimana dinding jantung mengalami kekakuan, dan jantung mengalami restriksi untuk mengembang dan melakukan pengisian darah dengan semestinya.

  2) Tamponade jantung

  Merupakan tipe akut dari efusi perikard dimana cairan terakumulasi di dalam pericardium.

  b.

  Sekunder Gangguan pengisian ventrikel sekunder antara lain adalah stenosis katup jantung baik katup mitral maupun katup trikuspid, stenosis katup merupakan penyempitan lubang katup yang menakibatkan peningkatan tahanan aliran darah dari atrium ke ventrikel.

2.1.3 Klasifikasi Gagal Jantung

  New York Heart Assosiation (NYHA) mengklasifikasikan gagal jantung

  dalam Manik (2016) yaitu :

Tabel 2.1. Klasifikasi gagal jantung berdasarkan gejala klien

  Kelas Gejala Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik pada penderita. Aktivitas fisik I biasa tidak menimbulkan keluhan fatique /kelelahan, dyspnea /kelelahan, dan palpitasi/ berdebar Sedikit keterbatasan aktivitas fisik, merasa nyaman bila istirahat, tetapi

  II aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan fatique, dyspnea, atau palpitasi .

2.1.4 Manifestasi klinis 1.

   Dispnea Dispnea dikarakteristikkan sebagai pernapasan cepat, dangkal, dan

  keadaan yang menunjukkan pasien sulit mendapatkan udara yang cukup. Terkadang pasien mengeluh adanya insomnia, gelisah, kelemahan yang disebabkan dispnea.

  2. Ortopnea Ortopnea merupakan ketidakmampuan berbaring datar karena dispnea.

  Pasien hanya dapat berbaring dengan posisi kepala jauh lebih tinggi.

  3. Dispnea nokturnal paroksimal (DNP) Keluhan ini yaitu terbangun di tengah malam karena mengalami napas pendek yang hebat.

  4. Batuk Gejala ini sering tidak menjadi perhatian pada dari kongesti vaskular pulmonal, namun dapat menjadi gejala dominan. Batuk pada kongesti vaskular pulmonal dapat produktif tetapi biasanya kering dan pendek.

  2.1.5 Patofisiologi Gagal jantung terjadi kerana interaksi kompleks antara faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktilitas, afterload, preload atau fungsi relaksasi jantung dan respons neurohormonal dan hemodinamik yang diperlukan

  Beberapa mekanisme kompensasi alamiah akan terjadi pada pasien gagal jantung sebagai respon terhadap menurunnya curah jantung serta membantu mempertahankan tekanan darah yang cukup untuk memastikan perfusi organ yang cukup (Diah Y, 2009).

2.1.6 WOC (Web of Caution) Gagal jantung

  

Kardiomiopati hipertrofi

Kardiomiopati kongesif Kardiomiopati restriktif

Gangguan ejeksi ventrikel kiri Stasis darah dalam ventrikel dan di atrium Peningkatan preload dan afterload

  Gagal Jantung

  Curah jantung menurun Penurunan suplai oksigen ke jaringan

  Resiko perfusi miokard

2.1.7 Komplikasi

  Menurut Kasron (2012) Komplikasi pada pasien gagal jantung yaitu : 1.

  Syok kardiogenilk 2. Episode tromboemboli karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah

  3. Efusi dan tamponade pericardium 4.

  Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis

  2.1.8 Menurut Sani (2007) Penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah:

  1. Farmakologi a.

  Diuretik: untuk mengurangi penimbunan cairan dan pembengkakan b.

  Penghambat ace (ace inhibitors): untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi beban kerja jantung.

  c.

  Penyekat beta (beta blockers): untuk mengurangi denyut jantung da menurunkan tekanan darah agar beban jantung berkurang d. Digoksin: memperkuat denyut dan daya pompa jantung e. Terapi nitrat dan vasodilator koroner: menyebabkan vasodilatasi perifer dan penurunan konsumsi oksigen miokard g.

  Inotropik positif: Dobutamin adalah obat simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik.

  h.

  Sedatif: Pemberian sedatif untuk mengurangi kegelisahan bertujuan mengistirahatkan dan memberi relaksasi pada klien.

  2. Non Farmakologi Penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan tujuan : a.

  Menurunkan kerja jantung b.

  Meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard c. Menurunkan retensi garam dan air.

  3. Tirah baring Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung dan menurunkan tekanan darah

  4. Oksigen Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.

  5. Diet Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal.

  Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi edema.

  6. Revaskularisasi coroner

  2.1.9 Menurut Sani (2007) Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang gagal jantung yaitu:

1. EKG (elektrokardiogram): untuk mengukur kecepatan dan keteraturan denyut jantung.

  2. Echokardiogram: menggunakan gelombang suara untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung, serta menilai keadaan ruang jantung dan fungsi katup jantung.

  3. Foto rontgen dada: untuk mengetahui adanya pembesaran jantung, penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya. Tes darah BNP: untuk mengukur kadar hormon BNP (B-type natriuretic peptide) yang pada gagal jantung akan meningkat.

  4. Sonogram: Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.

5. Scan jantung: Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.

  6. Kateterisasi jantung: Tekanan bnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri kororner.

2.2 Konsep Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif

  Definisi Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Menurut SDKI (2016) beresiko mengalami penurunan sirkulasi arteri coroner yang dapat mengganggu metabolism miokard. Faktor Resiko 1.

  Hipertensi 2. Hiperlipidemia 3. Hiperglikemia 4. Hipoksemia 5. Hipoksia 6. Kekurangan volume cairan 7. Pembedahan jantung 8. Penyalahgunaan zat 9. Spasme arteri coroner 10.

  Peningkatan protein C-reaktif 11. Tamponade jantung 12. Efek agen farmakologis 13. Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga 14. Kurang terpapar informasi tentang faktor resiko yang dapat diubah (mis, merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas)

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gagal Jantung

2.3.1 Pengkajian 1.

  Identitas Klien a.

  Usia: Usia penderita gagal jantung terbagi menjadi 2 yakni 46-65 tahun dan ≥65 tahun dengan porsi masing-masing sebesar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada penderita gagal jantung yang menderita penyakit gagal jantung pada usia dewasa, karena rentang pada usia lansia hingga manula. Usia memang merupakan faktor resiko dari penyakit gagal jantung. Akan tetapi, peranan faktor resiko usia harus ditinjau dari faktor jenis kelamin.

  b.

  Jenis kelamin: Jenis kelamin rentanan terhadap penyakit gagal jantung dipengaruhi oleh peranan hormon perempuan yaitu estrogen yang bersifat memproteksi perempuan dari berbagai penyakit kardiovaskuler. Oleh karenanya laki-laki rentan terhadap penyakit gagal jantung pada usia 50 tahun sedangkan perempuan pada usia 65 tahun atau setelah menopause (Soeharto, 2006).

  c.

  Pekerjaan: Pekerjaan yang berat diketahui dapat menjadi beban dan menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, terutama pada sistem kardiovaskuler. Data bahwa pria yang aktif bekerja 10 persen lebih rendah terserang gagal jantung. Sedang bagi wanita 20 persen lebih

  2. Riwayat Kesehatan Sekarang a.

  Keluhan utama Biasanya pasien mengeluh sesak nafas dan kelemahan saat beraktifitas, kelelahan, nyeri pada dada, dispnea pada saat beraktivitas.

  b.

  Keluhan saat dikaji Pengkajian dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik pasien secara PQRST. Biasanya pasien akan mengeluh sesak nafas dan kelemahan saat beraktifitas, kelelahan, dada terasa berat, dan berdebar

  • – debar.

  3. Riwayat Kesehatan Dahulu Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit yang mendukung munculnya penyakit saat ini. Pada pasien gagal jantung biasanya sebelumnya pernah menderita nyeri dada, hipertensi, iskemia miokardium, infark miokardium, diabetes melitus, dan hiperlipidemia. Dan juga memiliki riwayat penggunaan obat-obatan pada masa yang lalu 4.

  Riwayat kesehatan keluarga Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia produktif, dan penyebab kematiannya. Penyakit jantung iskemik pada keturunannya (Muttaqin, 2012)

2.3.2 Pemeriksaan Fisik 1.

  Keadaan umum Pada gagal jantung ringan atau sedang pasien bisa tampak tidak memiliki keluhan, kecuali merasa tidak nyaman saat berbaring datat selama lebih dari beberapa menit. Pada pasien dengan gagal jantung yang lebih berat, pasien bisa memiliki upaya bernafas yang berat da bisa kesulitan untuk menyelesaikan kata-kata akibat sesak (Williams & Wilkins, 2007).

  2. Tanda-tanda Vital Tekanan darah sistolik bisa normal atau tinggi, tapi pada umumnya menurun. Tekanan nadi bisa berkurang, dikarenakan berkurangnya stroke volume, dan tekanan diastolic arteri bisa meningkat sebagai akibat vasokonstriksi siskemik (Williams & Wilkins, 2007).

  3. Kesadaran a.

  Kompos mentis: Keadaan pasien sadar penuh, baik terhadap lingkungan maupun terhadap dirinya sendiri. b.Apatis: Keadaan pasien dimana tampak acuh tak acuh dan segan terhadap lingkungannya.

  c.

  Delirium: Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik serta siklus tidur bangun yang terganggu. f.

  Semi-koma (koma ringan): keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons rangsang terhadap rangsang verbal, serta tidak mampu untuk di bangunkan sama sekali, tapi respons terhadap nyeri tidak adekuat serta reflek (pupil & kornea) masih baik.

  g.

  Koma: keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak terdapat respons pada rangsang nyeri serta tidak ada gerakan spontan (Gordon, 2015) 4. Sistem persyarafan, meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh ekstermitas dan kemampuan menanggapi respon verbal maupun non verbal (Aziza, 2010) 5. Sistem penglihatan, pada klien gagal jantung mata mengalami pandangan kabur (Gordon, 2015)

  6. Sistem pendengaran, pada klien gagal jantung pada sistem pendengaran telinga tidak mengalami gangguan (Gordon, 2015)

7. Sistem abdomen, bersih, datar dan tidak ada pembesaran hati (Gordon,

  2015) 8. Sistem respirasi, pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara dinit tanda dan gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi. Pengkajian meliputi persentase fraksi oksigen, volume tidal, frekuensi pernapasan

9. Sistem kardiovaskuler a.

  Inspeksi Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada terdapat penonjolan setempat yang lebar di daerah precordium, di antara sternum dan apeks codis. Benjolan ini dapat dipastikan dengan perabaan.

  b.

  Palpasi Impuls apical terkadang dapat pula dipalpasi. Normlanya terasa sebagai denyutan ringan, dengan diameter 1 sampai 2 cm. Telapak tangan mula- mula digunakan untuk mengetahui ukuran dan kualitasnya.

  c.

  Perkusi Kegunaan perkusi adalah menentukan batas-batas jantung. Pada keadaan normal antara linea sternalis kiri dan kanan pada daerah manubrium sterni terdapat pekak yang merupakan daerah aorta. Bila daerah ini melebar, kemungkinan akibat aneurisma aorta. Untuk menentukan batas kiri jantung lakukan perkusi dari arah lateral ke medial.

  d.

  Auskultasi 1)

  Bunyi Jantung

  2) Irama dan frekuensi bunyi jantung

  Irama dan frekuensi bunyi jantung harus dibandingkan dengan frekuensi nadi. Normal irama jantung adalah teratur dan bila tidak teratur disebut arrhythmia cordis. Frekuensi bunyi jantung harus ditentukan dalam semenit, kemudian dibandingkan dengan frekuensi nadi. Bila frekuensi nadi dan bunyi jantung masing- masing lebih dari 100 kali per menit disebut tachycardi dan bila frekuensi kurang dari 60 kali per menit disebut bradycardia.

  10. Sistem gastrointestinal, pengkajian pada gastrointestinal meliputi auskultrasi bising usus, palpasi abdomen (nyeri, distensi) (Aziza, 2010).

  11. Sistem muskuluskeletal, pada klien gagal jantung adanya kelemahan dan kelelahan otot sehinggah timbul ketidak mampuan melakukan aktifitas yang diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan (Aziza, 2010).

  12. Sistem endokrin, biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah (Aziza, 2010).

  13. Sistem Integumen, pada klien PJK (penyakit jantung coroner) akral terasa hangat, turgor baik (Gordon, 2015).

  14. Sistem perkemihan, kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada

15. Pola kebiasaan sehari – hari (Smeltzer & Bare, 2013) a.

  Aktivitas/istirahat 1)

  Gejala: Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.

  2) Tanda: Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah pad aktivitas.

  b.

  Eliminasi Gejala : Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.

  c.

  Makanan/ cairan 1)

  Gejala: Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan berat badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan diuretic.

  2) Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta edema (umum, dependen, tekanan dan pitting).

  d.

  Higiene 1)

  Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.

2) Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.

  1) Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan sakit pada otot.

  2) Tanda : Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit dan perilaku melindungi diri.

  g.

  Keamanan Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan/ tonus otot.

  h.

  Interaksi social Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.

2.3.3 Diagnosa keperawatan

  Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respon individu, klien atau masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (Herdman & Kamitsuru, 2015). Dilihat dari status kesehatan klien, diagnosa dapat dibedakan menjadi aktual, potensial, risiko dan kemungkinan

  1. Aktual: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinik yang harus di validasi perawat karena ada batasan mayor. Contoh jalan nafas tidak efektif karena adanya akumulasi sekret.

  3. Risiko: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis individu lebih rentan mengalami masalah. Contoh risiko infeksi berhubungan dengan efek pembedahan.

  4. Kemungkinan: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis individu yang memerlukan data tambahan sebagai faktor pendukung yang lebih adekuat. Jadi yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas yang berkaitan dengan masalah yang didapat pada pasien baik itu secara aktual, potensial, risiko atau kemungkinan. Contoh diagnosa keperawatan gagal jantung yang muncul a.

  Resiko perfusi miokard tidak efektif

2.3.4 Intervensi keperawatan

  

DIAGNOSA NOC NIC

Definisi Resiko beresiko mengalami penurunan sirkulasi arteri koroner yang dapat mengganggu metabolism miokard.

  

Hasil pindaian thallium

l. Angina m.

  Pertahankan kepatenan jalan nafas

  2. Terapi oksigen a.

Dokumen yang terkait

KARYA TULIS ILMIAH: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG CVCU RSUD BANGIL PASURUAN

1 5 87

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIARE DENGAN MASALAH KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUANG ANAK RSUD BANGIL PASURUAN

0 1 118

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

0 1 100

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BRONKOPNEUMONIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMIA DI RUANG SERUNI RSUD JOMBANG

0 0 86

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TUBERKULOSIS DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN

0 0 126

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PNEUMONIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PERTUKARAN GAS DI RUANG TERATAI RSUD BANGIL

0 3 103

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF ( GJK ) DENGAN MASALAH HIPERVOLEMIA (Di Ruang Cardio Vaskular Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan)

0 1 97

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN MASALAH RESIKO KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH (Studi di Ruang Dahlia RSUD Jombang)

0 3 110

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) DENGAN MASALAH NYERI AKUT (Studi di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang)

2 6 116

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNGDENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF DI RUANG HCU KEMUNING RSUD JOMBANG Ardhia Intan PramestyNita ArisantiInnayatur Rosyidah ABSTRAK Pendahuluan Gagal jantung sudah menjadi salah satu p

0 1 7