Bab 2 - 1 - DOCRPIJM b6d25943c4 BAB II2. BAB 2 ARAHAN PERENC. PEMB. CK
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
BAB
II
2.1.
ARAHAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen. Cipta Karya
Pemerintah melalui Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum
untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana
permukiman telah melakukan beberapa upaya untuk menyediakan infrastruktur
permukiman yang aman dan nyaman bagi masyarakat di Kabupaten/Kota untuk
mewujudkan kehidupan yang berkuallitas. Pembangunan infrastruktur bidang
Cipta Karya mempunyai manfaat langsung untuk peningkatan taraf hidup
masyarakat dan kualitas lingkungan karena semenjak tahap konstruksi telah
dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus menggerakkan
sektor riil. Sementara pada masa layanan, berbagai multiplier ekonomi dapat
dibangkitkan melalui kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
Kabupaten Tapanuli Utara dihadapkan pada beberapa isu strategis, antara lain
bencana alam, perubahan iklim, kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan
penduduk perkotaan, pengarusutamaan gender,
serta
green economy.
Disamping isu umum, terdapat juga permasalahan dan potensi pada masingmasing daerah, Kabupaten Tapanuli Utara sehingga dukungan seluruh
stakeholders pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.
Secara umum tantangan eksternal yang dihadapi oleh Direktorat Jenderal Cipta
Karya adalah: (i) Pertumbuhan ekonomi yang masih jauh di bawah 7%; (ii)
Jumlah pengangguran 9,5 juta jiwa dan setengah pengangguran 31 juta; (iii)
16% jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan; (iv) Pelaksanaan prinsip
Good Governance yang masih lemah; (iv) Pelaksanaan pembangunan yang
belum secara konsisten mengacu pada rencana tata ruang;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 1
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
(v) Terbatasnya pelayanan prasarana dan sarana, padahal kebutuhan terus
meningkat.
Di samping hal tersebut di atas, terdapat berbagai permasalahan internal
pembangunan, antara lain: (i) pertumbuhan kota yang tidak terkendali meluas
sampai pada kawasan pertanian produktif dan kawasan lindung (urban sprawl);
(ii) Masih dijumpai permukiman kumuh (sekitar 47 ribu ha) yang memerlukan
peningkatan kualitas lingkungan; (iii) Pelayanan PDAM sebagai penyedia air
bersih sebagian besar (90%) tidak sehat, dengan sistem air bersih terbangun
melayani 40% penduduk perkotaan dan di perdesaan (9%); (iv) Pelayanan
sistem pengolahan air limbah terpusat hanya pada (11) kota; (v) Sarana
lingkungan hijau/open space yang kurang diperhatikan; (vi) Prasarana dan
sarana hidran kebakaran yang juga kurang diperhatikan; (vii) Kesenjangan
infrastruktur PU antar wilayah, antara perdesaan dan perkotaan; (viii)
Kesenjangan antara kawasan Barat dengan kawasan Timur Sumatera, dan
antara infrastruktur Jawa Selatan dengan Utara; (ix) Disparitas ekonomi
ditunjukkan pula kontribusi kawasan telah berkembang (Jawa-Sumatera) pada
Ekonomi Nasional 81%. Berbagai Program yang digariskan untuk mendukung
kebijakan
pembangunan
Penyelenggaraan
bidang
Pembangunan
keciptakaryaan,
Infrastruktur
PU
antara
dalam
lain:
(i)
mewujudkan
perumahan dan permukiman yang berkelanjutan; (ii) Peningkatan Penyehatan
Lingkungan Permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan; (iii)
Peningkatan mobilitas dan akses prasarana jalan dan jembatan dalam rangka
menggerakkan ekonomi perdesaan dan perkotaan yang terintegrasi dalam
keseimbangan
pengembangan
wilayah;
(iv)
Peningkatan
Pelayanan
infrastruktur perdesaan, kawasan agropolitan, kawasan perbatasan, pulaupulau kecil, dan daerah tertinggal; (v) Peningkatan produktivitas fungsi
kawasan perkotaan dan revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan
kawasan lainnya yang menurun kualitasnya; (vi) Pembinaan bangunan gedung
dalam rangka memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan: (vii)
Maeningkatkan
pengelolaan
kapasitas
pembangunan
pemerintah
infrastruktur
daerah
PU
dan
masyarakat
(Capacity
Building):
dalam
(viii)
Mewujudkan kebijakan dan tata laksana yang efektif, organisasi yang efisien,
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 2
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance; (ix)
Penanggulangan dampak konflik sosial dan bencana bersama dengan daerah
dalam rangka tanggap darurat.
Berdasarkan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 di Bidang Cipta Karya, Pemerintah harus menciptakan
layanan akses (universal acess) minum hingga 100% di seluruh wilayah
Indonesia, kemudian nol persen untuk permukiman kumuh, dan 100 persen
untuk akses sanitasi layak (atau yang lebih dikenal dengan program 100-0100). Tantangan terberat di bidang infrastruktur pemukiman menurut Imam,
adalah memberikan akses air minum 100%, lalu mengurangi kawasan kumuh
hingga 0%, dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk masyarakat
Indonesia pada 2019 atau di akhir RPJMN ke-3 tahun 2015-2019 yang disebut
dengan Key Performance Indicator 100-0-100 yang sekaligus merupakan visi
Cipta Karya untuk mewujudkan pemukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
Kementerian PU pada tahun 2015 tetap akan mengembangkan berbagai
program pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, konservasi sumber
daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air, serta
pengembangan
infrastruktur
perdesaan,
terutama
dalam
mendukung
pembangunan pertanian.Seluruh program di berbagai sektor dalam bidang
kecipta karyaan tersebut dtujukan untuk mengurangi proporsi rumah tangga
yang menempati hunian dan permukiman tidak layak serta meningkatkan akses
penduduk terhadap air minum dan sanitasi layak menjadi 100 persen.
Dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara menghadapi
berbagai isu strategis yang mendesak untuk ditangani yaitu pembangunan
infrastruktur masih minim, terjadinya degradasi lingkungan, rendahnya daya
saing SDM, belum optimalnya pelayanan publik, masih tingginya angka
kemiskinan, pariwisata belum menjadi mesin pertumbuhan ekonomi, terjadinya
berbagai bencana alam nasional, banjir, krisis ekonomi nasional serta minimnya
dana APBD Kabupaten Tapanuli Utara. Berikut gambar konsep perencanaan
bidang Cipta Karya.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 3
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Gambar 2.1. Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya
Sumber: Direktorat Bina Program, 2014
2.2.
Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya
2.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(UU Nomor 17 Tahun 2007)
Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-cita tersebut
diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkrit
mengenai pencapaian dari tujuan bernegara tersebut. Tujuan dari bernegara
sebagaimana diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejateraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pembangunan
nasional
adalah
rangkaian
upaya
pembangunan
yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 4
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
dan
negara,
untuk
melaksanakan
tugas
mewujudkan
tujuan
nasional
sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1945. Rangkaian
upaya
pembangunan
tersebut memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti,
dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari generasi demi
generasi. Pelaksanaan upaya tersebut dilakukan dalam konteks memenuhi
kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang untuk memenuhi kebutuhannya.
Pengertian Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah
dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari
tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun
ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun
2025.
Maksud dan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025, selanjutnya disebut RPJP Nasional, adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun
2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah
sekaligus
menjadi
acuan
bagi
seluruh
komponen
bangsa
(pemerintah,masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang
disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku
pembangunan bersifat sinergis, koordinatif.
Pembangunan
kelanjutan
Jangka
dari
Panjang
pembangunan
Nasional
Tahun
sebelumnya
2005-2025
merupakan
untuk mencapai
tujuan
pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk itu, dalam 20 tahun
mendatang, sangat penting dan mendesak bagi bangsa Indonesia untuk
melakukan penataan kembali berbagai langkah-langkah, antara lain di bidang
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 5
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, lingkungan hidup dan
kelembagaannya sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalan
dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di dalam
pergaulan masyarakat Internasional.
Oleh karenanya rencana pembangunan jangka panjang nasional yang
dituangkan dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional adalah
produk dari semua elemen bangsa, masyarakat, pemerintah, lembaga-lembaga
negara, organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik. RPJP Daerah harus
disusun dengan mengacu pada RPJP Nasional sesuai karakteristik dan potensi
daerah. Selanjutnya RPJP Daerah dijabarkan lebih lanjut dalam RPJM Daerah.
Arah, tahapan, dan prioritas Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005–2025.
Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan
bangsa
yang
maju,
mandiri,
dan
adil
sebagai
landasan
bagi
tahap
pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai ukuran tercapainya Indonesia
yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan nasional dalam 20 tahun
mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut.
A.
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab ditandai oleh hal-hal berikut:
1. Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, dan bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan
dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang
beragam, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, dan berorientasi iptek;
2. Makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatnya
peradaban, harkat, dan martabat manusia Indonesia, dan menguatnya
jati diri dan kepribadian bangsa.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 6
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
B.
Terwujudnya bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang
lebih makmur dan sejahtera ditunjukkan oleh hal-hal berikut:
1. Tercapainya
pertumbuhan
ekonomi
yang
berkualitas dan
berkesinambungan sehingga pendapatan perkapita pada tahun 2025
mencapai
tingkat
kesejahteraan
setara
dengan
negara-negara
berpenghasilan menengah, dengan tingkat pengangguran terbuka yang
tidak lebih dari 5 persen dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5
persen;
2. Meningkatnya
kualitas
sumber
daya
manusia,
termasuk
peran
perempuan dalam pembangunan. Secara umum peningkatan kualitas
sumber daya manusia Indonesia ditandai dengan meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG),
serta tercapainya penduduk tumbuh seimbang;
3. Terbangunnya
struktur
perekonomian
yang
kokoh
berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah Indonesia. Sektor pertanian,
dalam arti luas, dan pertambangan menjadi basis aktivitas ekonomi
yang dikelola secara efisien sehingga menghasilkan komoditi berkualitas.
Arah
Pembangunan
Jangka
Panjang
Tahun
2005-2025,
mewujudkan
masyarakat yang berahklak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab.
Terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, dan beretika
sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang penuh
toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Di samping itu, kesadaran akan budaya
memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilainilai luhur budaya bangsa dan menciptakan iklim kondusif dan harmonis
sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara
positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.
Mewujudkan Indonesia menjadi Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan Kepentingan Nasional. Pembangunan kelautan pada masa
yang
akan
datang
diarahkan
pada
pola
pembangunan
berkelanjutan
berdasarkan pengelolaan sumber daya laut berbasiskan ekosistem, yang
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 7
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
meliputi aspek-aspek sumber daya manusia dan kelembagaan, politik, ekonomi,
lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan teknologi.
Arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya pada RPJPN 2005-2025 adalah
Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh.
Kabupaten
Tapanuli
perekonomian
rakyat
Utara
memiliki
yang
sektor
didukung
pertanian
oleh
sektor
sebagai
industri
andalan
pariwisata,
agroindustri, pertambangan dan energi serta meningkatkan sektor pendidikan
dan kesehatan guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
handal serta demikian juga dengan pembangunan infrastruktur adalah dasar
untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat dengan visi:
“Tapanuli Utara sebagai Lumbung Pangan dan Lumbung SDM yang
Berkualitas serta Daerah Wisata”
Pembangunan Kabupaten Tapanuli Utara merupakan bagian integral dari
Pembangunan Nasional dan Provinsi Sumatera Utara yang akan dikembangkan
sesuai dengan prioritas dan potensi wilayah yang dimiliki. Dalam meningkatkan
pemerataan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara dan percepatan
pengentasan kemiskinan, akan dilaksanakan melalui program pemberdayaan
masyarakat,
khususnya
desa
tertinggal
sehingga
akan
mengurangi
ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Dalam mewujudkan visi dan misi
pembangunan Kabupaten Tapanuli Utara, maka arah kebijakan pembangunan
jangka panjang yang ditetapkan adalah:
1. Mewujudkan
masyarakat
yang
sehat,
berilmu,
berbudaya,
beriman,
sejahtera dan sadar wisata;
2. Mewujudkan
pembangunan
terpadu
dan
menyeluruh,
merata
dan
berkeadilan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah yang mantap dengan tetap
berpedoman pada fungsi pelestarian lingkungan;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 8
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
3. Menciptakan rasa aman dan damai dengan melakukan perlindungan kepada
masyarakat maupun kepada para wisatawan.
Arah kebijakan pembangunan sebagaimana dijelaskan di atas, dikelompokkan
dalam lima dimensi pembangunan Kabupaten Tapanuli Utara sebagai berikut:
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan;
2. Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan;
3. Pembangunan Industri Pariwisata yang berbasis lingkungan;
4. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan;
5. Pembangunan Infrastruktur.
2.2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional yang ditetapkan
melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 menyebutkan bahwa
infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan
mendorong partisipasi masyarakat. Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk
tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H,
pemerintah
memfasilitasi
penyediaan
perumahan
bagi
masyarakat
berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan prasarana dan
sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah, persampahan dan
drainase. RPJPN merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Presiden
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi
pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan
lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh, termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja, berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif selama 5
(lima) tahun.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 9
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
merupakan RPJMN tahap ke-3 dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025, dan merupakan kelanjutan dari RPJMN periode
sebelumnya (RPJMN 2010-2014). Arah kebijakan RPJMN 2015-2019 bidang
Cipta
karya
adalah
Mempercepat
pembangunan
infrastruktur
untuk
pertumbuhan dan pemerataan:
1. Memperkuat
konektivitas
nasional
untuk
mencapai
keseimbangan
pembangunan;
2. Mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih,
sanitasi, dan listrik);
3. Menjamin ketahanan air, pangan, dan energi untuk mendukung ketahanan
nasional;
4. Mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan;
5. Meningkatkan kontribusi kerjasama pemerintah swasta dalam pembangunan
infrastruktur;
6. Mengintegrasikan isu lintas bidang infrastruktur.
Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian
selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar
(jalan, air dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu; Beberapa arahan dalam
bidang infrastruktur adalah:
Terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat 100% akses kepada sumber-sumber air bersih;
Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel kota tanpa permukiman
kumuh;
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang;
Berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi;
Konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi
sumber daya air dan pengembangan sumber daya air;
Pengembangan
infrastruktur
perdesaan,
terutama
untuk
mendukung
pembangunan pertanian.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 10
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Konsep RPJMN Tahun 2015-2019
Sasaran Umum: Pemenuhan ketersediaan infrastruktur dasar dan standar
layanan minimum Indikator pencapaian:
Berkurangnya Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan
permukiman tidak layak menjadi 0%;
Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100%;
Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak menjadi 100%.
Perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten
Kabupaten Tapanuli Utara dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tahapan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), yaitu RPJMD Tahap I
(2005-2010), RPJMD Tahap II (2011-2015), RPJMD Tahap III (2016-2020),
RPJMD Tahap IV (2021-2025). Berlandaskan pelaksanaan atas pencapaian dan
keberlanjutan RPJMD II, maka RPJMD III (2016-2020) diprioritaskan untuk
merealisasikan visi dan misi pembangunan daerah melalui pengembangan dan
percepatan pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang
pemerintahan. Pembangunan akan di arahkan pada pencapaian daya saing
kompetitif perekonomian daerah sesuai potensi yang dikelola berdasarkan nilainilai agama, moral dan kearifan lokal, secara berkelanjutan serta pemantapan
tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab.
Pembangunan infrastruktur pada tahap ini akan diprioritaskan pada percepatan
pembangunan
infrastruktur
wilayah
dengan
pengembangan
jaringan
infrastruktur transportasi, jaringan irigasi, penyediaan sarana air bersih dan
sanitasi serta pembangunan ruang terbuka hijau dan taman-taman kota di
setiap wilayah kecamatan sesuai dengan RTRW Kabupaten Tapanuli Utara.
Dalam tahap ini, tingkat kemantapan infrastruktur di Kabupaten Tapanuli Utara
diharapkan sudah dalam kategori baik.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 11
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
2.2.3 Masterplan
Percepatan
dan
Perluasan
Pembangunan
Ekonomi
Indonesia
Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan pertumbuhan
ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun MP3EI yang ditetapkan
melalui Perpres Nomor 32 Tahun 2011. Dalam dokumen tersebut pembangunan
setiap koridor ekonomi dilakukan sesuai tema pembangunan masing-masing
dengan prioritas pada kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI). Ditjen Cipta
Karya diharapkan dapat mendukung penyediaan infrastruktur permukiman pada
KPI Prioritas untuk menunjang kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. Kawasan
Perhatian Investasi atau KPI dalam MP3EI adalah adalah satu atau lebih
kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan
satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan
untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan
ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM
IPTEK yang sama.
2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan
Indonesia (MP3KI)
Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi perlu
diimbangi dengan upaya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk
itu, telah ditetapkan MP3KI dimana semua upaya penanggulangan kemiskinan
diarahkan untuk mempercepat
laju penurunan angka kemiskinan dan
memperluas jangkauan penurunan tingkat kemiskinan di semua daerah dan di
semua
kelompok
masyarakat.
Dalam
mencapai
misi
penanggulangan
kemiskinan pada tahun 2025, MP3KI bertumpu pada sinergi dari tiga strategi
utama, yaitu:
a.
Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh,
terintegrasi,dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan
goncangan;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 12
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
b.
Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan sehingga
dapat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan
meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang;
c.
Mengembangkan
penghidupan
berkelanjutan
(sustainable
livelihood)
masyarakat miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan dukungan di
tingkat lokal dan regional dengan memperhatikan aspek.
Kementerian PU telah menyiapkan berbagai program bidang keciptakaryaan
untuk mendukung konsep perencanaan jangka panjang pemerintah dalam
pemberantasan kemiskinan di Indonesia melalui konsep Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI). Kementerian
Pekerjaan Umum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperan penting dalam
pelaksanaan
MP3KI,
terutama
terkait
dengan
pelaksanaan
program
pemberdayaan masyarakat (PNPM Perkotaan/P2KP, PPIP, Pamsimas, Sanimas,
PPSP dan sebagainya), serta Program Pro Rakyat. Dukungan tersebut di
antaranya melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM),
pemenuhan kebutuhan hunian layak yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung dan didukung sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel.
Pemerintah sejak 2009 mendesain program Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI). Program ini langsung
menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim di Indonesia.
Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk mengimbangi
rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Fokus
kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama, penanggulangan
kemiskinan eksisting Klaster I, berupa bantuan dan jaminan/perlindungan
sosial. Lalu di Klaster II adalah pemberdayaan masyarakat, Klaster III tentang
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan Klaster IV adalah
program
prorakyat. Kedua,
transformasi
perlindungan
dan
bantuan
sosial. Ketiga, pengembangan livelihood, pemberdayaan, akses berusaha dan
kredit, dan pengembangan kawasan berbasis potensi lokal.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 13
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Permasalahan Pembangunan Kemiskinan:
1. Perencanaan dan/atau pelaksanaan program/kegiatan penanggulangan
kemiskinan belum optimal:
Ketidaktepatan sasaran, ketidakpaduan lokasi dan waktu, dan koordinasi
antar program/ kegiatan maupun program/kegiatan pemerintah pusat
dan daerah yang belum selaras;
Program-program pro-rakyat Klaster-4 belum terlaksana secara sistematis
dan terstruktur;
Penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terisolir/terpencil,
daerah perbatasan masih belum efektif;
Peran dan kapasitas TKPKD di beberapa daerah belum optimal;
Pemekaran wilayah yang terus menerus menyulitkan dalam perencanaan
dan penganggaran.
2. Social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk: disable, lansia,
berpenyakit kronis, non-ktp, dan kelompok rentan lainnya.
3. Kebijakan
makro
yang
kurang
optimal
dalam
mendukung
upaya
penanggulangan Kemiskinan.
4. Sebagian masyarakat masih memiliki kesadaran yang rendah untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka, termasuk yang terkait dengan
pendidikan dan kesehatan ibu dan anak.
Direktorat Jenderal Cipta Karya (CK), Kementerian PU telah menyiapkan
berbagai
program
bidang
kecipta
karyaan
untuk
mendukung
konsep
perencanaan jangka panjang pemerintah dalam pemberantasan kemiskinan di
Indonesia melalui konsep Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan Indonesia (MP3KI). Dukungan tersebut di antaranya melalui
pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), pemenuhan kebutuhan
hunian layak yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung dan
didukung sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan,
efisien, dan akuntabel. Seluruh program di berbagai sektor dalam bidang
keciptakaryaan tersebut dtujukan untuk mengurangi proporsi rumah tangga
yang menempati hunian dan permukiman tidak layak serta meningkatkan akses
penduduk terhadap air minum dan sanitasi layak menjadi 100 persen.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 14
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Untuk memberikan dukungan terhadap program pemberantasan kemiskinan
yang terintegrasi melalui MP3KI, Bidang Cipta Karya
akan mengembangkan
program-program bidang kecipta karyaan di daerah-daerah rawan bencana
alam, memiliki cakupan air minum dan sanitasi rendah, serta permukiman
kumuh, daerah kritis dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan
dan perdesaan dengan pembangunan SPAM untuk kawasan MBR, kawasan
kumuh dan nelayan, termasuk daerah kering dan rawan air, SPAM di ibu kota
kecamatan, daerah terpencil, kawasan perbatasan, serta program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di seluruh desa di
Indonesia.
Untuk sektor pengembangan permukiman, akan mengembangkan programprogram untuk mendukung pembangunan
infrastruktur
perdesaan,
rumah
susun sederhana sewa, dan peningkatan kualitas permukiman kumuh layak
huni yang didukung program penyehatan lingkungan dan penataan lingkungan
berbasis komunitas.
Pentingnya menetapkan program-program untuk penajaman bidang Cipta
Karya pada tahun 2015 yang menjadi tahun pertama dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, sehingga pihaknya akan
memberikan perhatian pada pembangunan di daerah-daerah Kawasan Strategi
Nasional (KSN) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sesuai kebijakan tata
ruang nasional.
2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus
Menurut UU Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik
Indonesia
yang
ditetapkan
untuk
menyelenggarakan
fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui
penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan
berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan
ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 15
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah dan sebagai model
terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain
industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan.
KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK adalah untuk
melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,
pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan
telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK
terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor,
logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang
kegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam negeri. Kriteria
yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu
kawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota
dalam pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai
potensi sumber daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan,
pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas, baik batas
alam maupun batas buatan.
2.2.6 Direktif Presiden (Inpres Nomor 3 Tahun 2010)
Dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
berkeadilan, Presiden RI mengarahkan seluruh Kementerian, Gubernur,
Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan berkeadilan yang
meliputi:
1.
Program pro rakyat
Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:
a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 16
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
b. Program
penanggulangan
kemiskinan
berbasis
pemberdayaan
masyarakat;
c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha
mikro dan kecil.
2.
Keadilan untuk semua
Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
a. Program keadilan bagi anak;
b. Program keadilan bagi perempuan;
c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;
d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;
e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;
f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.
3.
Program Pencapaian Tujuan Pembangunan Milinium (MDGs)
Untuk Program Tujuan Pembangunan Milenium memfokuskan pada:
a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;
b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua,
c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
d. Program penurunan angka kematian anak;
e. Program kesehatan ibu;
f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya;
g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;
h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium.
Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan
Program Pro Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan
program peningkatan kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan
dalam
pencapaian
MDGs,
Ditjen
Cipta
Karya
berperan
dalam
peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta
pengurangan permukiman kumuh.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 17
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
2.3.
Peraturan Perundangan Pembangunan Terkait Bidang PU/CK
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selalu dilandasi
peraturan perundangan yang terkait dengan bidang Cipta Karya, antara lain UU
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, UU
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, UU Nomor 7 tahun 2008
tentang Sumber Daya Air, dan UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Persampahan.
2.3.1. UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
UU Perumahan dan Kawasan Permukiman membagi tugas dan kewenangan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan permukiman mempunyai
tugas:
a. Menyusun
dan
melaksanakan
kebijakan
dan
strategi
pada
tingkat
kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi;
b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
c. Menyelenggarakan
pelaksanaan
fungsi
kebijakan
operasionalisasi
kabupaten/kota
dan
dalam
koordinasi
terhadap
penyediaan
rumah,
perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman;
d. Melaksanakan
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
pelaksanaan
peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten;
f. Melaksanakan
kebijakan
dan
melaksanakan
strategi
peraturan
penyelenggaraan
perundang-undangan
perumahan
dan
serta
kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten;
g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 18
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional;
i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan
dan kawasan permukiman;
j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.
Adapun wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menjalankan tugasnya
yaitu:
a. Menyusun
dan
menyediakan
basis
data
perumahan
dan
kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota;
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundangundangan
serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten;
e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan
dan permukiman bagi MBR;
f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR
pada tingkat kabupaten;
g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat Kabupaten/Kota antara pemerintah
kabupaten dan badan hukum dalam
penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman,
h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh
dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten;
i. Memfasilitasi
peningkatan
kualitas
terhadap
perumahan
kumuh
dan
permukiman kumuh pada tingkat kabupaten.
Di samping mengatur tugas dan wewenang,
UU ini juga mengatur
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 19
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh, penyediaan tanah pendanaan dan pembiayaan, hak
kewajiban dan peran masyarakat. UU ini mendefinisikan permukiman kumuh
sebagai permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana
dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Untuk itu perlu dilakukan upaya
pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan
masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran,
peremajaan, dan permukiman kembali.
Bidang Cipta Karya adalah Bidang yang mencoba membangun permukiman
layak huni. Permukiman layak huni ialah permukiman yang baik aspek
bangunannya,
baik
pengelolaan
lingkungannya,
baik
sanitasinya,
baik
drainasenya, dan baik ketersediaan air bersihnya.
2.3.2. UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa penyelenggaraan
bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses
perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,
pelestarian, dan pembongkaran. Setiap bangunan gedung harus memenuhi
persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi
bangunan gedung. Persyaratan administratif meliputi persyaratan status hak
atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan
bangunan. Sedangkan persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan
dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Persyaratan tata bangunan
meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur
bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan, yang
ditetapkan melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Disamping
itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagai berikut:
a. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan
lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 20
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan
lingkungannya. Di samping itu, sistem penghawaan, pencahayaan, dan
pengkondisian udara dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
penghematan energi dalam bangunan gedung (amanat green building);
b. Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya
sesuai dengan peraturan
dilestarikan.
Pelaksanaan
perundang-undangan harus dilindungi dan
perbaikan,
pemugaran,
perlindungan,
serta
pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat
dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya
yang dikandungnya.
Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia
merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
2.3.3. UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
UU Sumber Daya Air pada dasarnya mengatur pengelolaan sumber daya air,
termasuk didalamnya pemanfaatan untuk air minum. Dalam hal ini, negara
menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan
produktif. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga
dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum dimana Badan
Usaha
Milik
Negara
dan/atau
badan
usaha
milik
daerah
menjadi
penyelenggaranya. Air minum rumah tangga tersebut merupakan air dengan
standar dapat langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu dan
dinyatakan sehat menurut hasil pengujian mikrobiologi. Selain itu, diamanatkan
pengembangan sistem penyediaan air minum diselenggarakan secara terpadu
dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 21
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
2.3.4. UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan
UU Nomor 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta
menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah rumah tangga
dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan
sampah, dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan
dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan
pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah
meliputi:
a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber
sampah
ke
tempat
penampungan
sementara
atau
tempat
pengolahan sampah terpadu;
c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari
tempat penampungan sampah sementara atau dari
tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah;
e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Undang-undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secara terbuka di
tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, Pemerintah daerah harus menutup
tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan
terbuka dan mengembangkan TPA dengan sistem controlled landfill ataupun
sanitary landfill.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 22
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
2.3.5. UU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun ini yang dimaksud dengan:
1.
Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam
suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan
satuan-satuan
yang
masing-masing
dapat
dimiliki
dan
digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama;
2.
Penyelenggaraan
rumah
susun
adalah
kegiatan
perencanaan,
pembangunan, penguasaan dan pemanfaatan, pengelolaan, pemeliharaan
dan perawatan, pengendalian, kelembagaan, pendanaan dan sistem
pembiayaan, serta peran masyarakat yang dilaksanakan secara sistematis,
terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab;
3.
Satuan rumah susun yang selanjutnya disebut sarusun adalah unit rumah
susun yang tujuan utamanya digunakan secara terpisah dengan fungsi
utama sebagai tempat hunian dan mempunyai sarana penghubung ke jalan
umum;
4.
Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk
bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah
yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam
persyaratan izin mendirikan bangunan;
5.
Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak
terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuansatuan rumah susun;
6.
Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun
melainkan bagian yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk
pemakaian bersama;
7.
Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
8.
Rumah susun khusus adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan khusus;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 23
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
9.
Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki negara dan
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan keluarga,
serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri;
10. Rumah susun komersial adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
mendapatkan keuntungan;
11. Sertifikat hak milik sarusun yang selanjutnya disebut SHM sarusun adalah
tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas tanah hak milik, hak guna
bangunan atau hak pakai di atas tanah negara, serta hak guna bangunan
atau hak pakai di atas tanah hak pengelolaan;
12. Sertifikat kepemilikan bangunan gedung sarusun yang selanjutnya disebut
SKBG sarusun adalah tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas barang
milik negara/daerah berupa tanah atau tanah wakaf dengan cara sewa.
Penyelenggaraan rumah susun bertujuan untuk:
a.
menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam
lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta
menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan
ekonomi, sosial, dan budaya;
b.
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, serta
menyediakan
ruang
terbuka
hijau
di
kawasan
perkotaan
dalam
menciptakan kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan
seimbang dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan;
c.
mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman
kumuh;
d.
mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang,
efisien, dan produktif;
e.
memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan
penghuni dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan
kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi MBR;
f.
memberdayakan para pemangku kepentingan di bidang pembangunan
rumah susun;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 24
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
g.
menjamin
terpenuhinya
kebutuhan
rumah
susun
yang
layak
dan
terjangkau, terutama bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman,
harmonis, dan berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola perumahan
dan permukiman yang terpadu; dan
h.
memberikan
kepastian
hukum
dalam
penyediaan,
kepenghunian,
pengelolaan, dan kepemilikan rumah susun.
Lingkup pengaturan undang-undang ini meliputi:
a. pembinaan;
2.4.
b.
perencanaan;
c.
pembangunan;
d.
penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan;
e.
pengelolaan;
f.
peningkatan kualitas;
g.
pengendalian;
h.
kelembagaan;
i.
tugas dan wewenang;
j.
hak dan kewajiban.
Amanat Internasional Bidang Cipta Karya
Pemerintah Indonesia secara aktif terlibat dalam dialog internasional dan
perumusan kesepakatan bersama di bidang permukiman. Beberapa amanat
internasional yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kebijakan dan
program bidang Cipta Karya meliputi Agenda Habitat, Konferensi Rio+20,
Millenium Development Goals, serta Agenda Pembangunan Pasca 2015.
2.4.1. Agenda Habitat
Pada tahun 1996, di Kota Istanbul Turki diselenggarakan Konferensi Habitat II
sebagai kelanjutan dari Konferensi Habitat I di Vancouver tahun 1976.
Konferensi tersebut menghasilkan Agenda Habitat, yaitu dokumen kesepakatan
prinsip dan sasaran pembangunan permukiman yang menjadi panduan bagi
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 25
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
BAB
II
2.1.
ARAHAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen. Cipta Karya
Pemerintah melalui Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum
untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana
permukiman telah melakukan beberapa upaya untuk menyediakan infrastruktur
permukiman yang aman dan nyaman bagi masyarakat di Kabupaten/Kota untuk
mewujudkan kehidupan yang berkuallitas. Pembangunan infrastruktur bidang
Cipta Karya mempunyai manfaat langsung untuk peningkatan taraf hidup
masyarakat dan kualitas lingkungan karena semenjak tahap konstruksi telah
dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus menggerakkan
sektor riil. Sementara pada masa layanan, berbagai multiplier ekonomi dapat
dibangkitkan melalui kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
Kabupaten Tapanuli Utara dihadapkan pada beberapa isu strategis, antara lain
bencana alam, perubahan iklim, kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan
penduduk perkotaan, pengarusutamaan gender,
serta
green economy.
Disamping isu umum, terdapat juga permasalahan dan potensi pada masingmasing daerah, Kabupaten Tapanuli Utara sehingga dukungan seluruh
stakeholders pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.
Secara umum tantangan eksternal yang dihadapi oleh Direktorat Jenderal Cipta
Karya adalah: (i) Pertumbuhan ekonomi yang masih jauh di bawah 7%; (ii)
Jumlah pengangguran 9,5 juta jiwa dan setengah pengangguran 31 juta; (iii)
16% jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan; (iv) Pelaksanaan prinsip
Good Governance yang masih lemah; (iv) Pelaksanaan pembangunan yang
belum secara konsisten mengacu pada rencana tata ruang;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 1
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
(v) Terbatasnya pelayanan prasarana dan sarana, padahal kebutuhan terus
meningkat.
Di samping hal tersebut di atas, terdapat berbagai permasalahan internal
pembangunan, antara lain: (i) pertumbuhan kota yang tidak terkendali meluas
sampai pada kawasan pertanian produktif dan kawasan lindung (urban sprawl);
(ii) Masih dijumpai permukiman kumuh (sekitar 47 ribu ha) yang memerlukan
peningkatan kualitas lingkungan; (iii) Pelayanan PDAM sebagai penyedia air
bersih sebagian besar (90%) tidak sehat, dengan sistem air bersih terbangun
melayani 40% penduduk perkotaan dan di perdesaan (9%); (iv) Pelayanan
sistem pengolahan air limbah terpusat hanya pada (11) kota; (v) Sarana
lingkungan hijau/open space yang kurang diperhatikan; (vi) Prasarana dan
sarana hidran kebakaran yang juga kurang diperhatikan; (vii) Kesenjangan
infrastruktur PU antar wilayah, antara perdesaan dan perkotaan; (viii)
Kesenjangan antara kawasan Barat dengan kawasan Timur Sumatera, dan
antara infrastruktur Jawa Selatan dengan Utara; (ix) Disparitas ekonomi
ditunjukkan pula kontribusi kawasan telah berkembang (Jawa-Sumatera) pada
Ekonomi Nasional 81%. Berbagai Program yang digariskan untuk mendukung
kebijakan
pembangunan
Penyelenggaraan
bidang
Pembangunan
keciptakaryaan,
Infrastruktur
PU
antara
dalam
lain:
(i)
mewujudkan
perumahan dan permukiman yang berkelanjutan; (ii) Peningkatan Penyehatan
Lingkungan Permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan; (iii)
Peningkatan mobilitas dan akses prasarana jalan dan jembatan dalam rangka
menggerakkan ekonomi perdesaan dan perkotaan yang terintegrasi dalam
keseimbangan
pengembangan
wilayah;
(iv)
Peningkatan
Pelayanan
infrastruktur perdesaan, kawasan agropolitan, kawasan perbatasan, pulaupulau kecil, dan daerah tertinggal; (v) Peningkatan produktivitas fungsi
kawasan perkotaan dan revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan
kawasan lainnya yang menurun kualitasnya; (vi) Pembinaan bangunan gedung
dalam rangka memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan: (vii)
Maeningkatkan
pengelolaan
kapasitas
pembangunan
pemerintah
infrastruktur
daerah
PU
dan
masyarakat
(Capacity
Building):
dalam
(viii)
Mewujudkan kebijakan dan tata laksana yang efektif, organisasi yang efisien,
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 2
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance; (ix)
Penanggulangan dampak konflik sosial dan bencana bersama dengan daerah
dalam rangka tanggap darurat.
Berdasarkan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 di Bidang Cipta Karya, Pemerintah harus menciptakan
layanan akses (universal acess) minum hingga 100% di seluruh wilayah
Indonesia, kemudian nol persen untuk permukiman kumuh, dan 100 persen
untuk akses sanitasi layak (atau yang lebih dikenal dengan program 100-0100). Tantangan terberat di bidang infrastruktur pemukiman menurut Imam,
adalah memberikan akses air minum 100%, lalu mengurangi kawasan kumuh
hingga 0%, dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk masyarakat
Indonesia pada 2019 atau di akhir RPJMN ke-3 tahun 2015-2019 yang disebut
dengan Key Performance Indicator 100-0-100 yang sekaligus merupakan visi
Cipta Karya untuk mewujudkan pemukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
Kementerian PU pada tahun 2015 tetap akan mengembangkan berbagai
program pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, konservasi sumber
daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air, serta
pengembangan
infrastruktur
perdesaan,
terutama
dalam
mendukung
pembangunan pertanian.Seluruh program di berbagai sektor dalam bidang
kecipta karyaan tersebut dtujukan untuk mengurangi proporsi rumah tangga
yang menempati hunian dan permukiman tidak layak serta meningkatkan akses
penduduk terhadap air minum dan sanitasi layak menjadi 100 persen.
Dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara menghadapi
berbagai isu strategis yang mendesak untuk ditangani yaitu pembangunan
infrastruktur masih minim, terjadinya degradasi lingkungan, rendahnya daya
saing SDM, belum optimalnya pelayanan publik, masih tingginya angka
kemiskinan, pariwisata belum menjadi mesin pertumbuhan ekonomi, terjadinya
berbagai bencana alam nasional, banjir, krisis ekonomi nasional serta minimnya
dana APBD Kabupaten Tapanuli Utara. Berikut gambar konsep perencanaan
bidang Cipta Karya.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 3
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Gambar 2.1. Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya
Sumber: Direktorat Bina Program, 2014
2.2.
Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya
2.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(UU Nomor 17 Tahun 2007)
Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-cita tersebut
diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkrit
mengenai pencapaian dari tujuan bernegara tersebut. Tujuan dari bernegara
sebagaimana diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejateraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pembangunan
nasional
adalah
rangkaian
upaya
pembangunan
yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 4
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
dan
negara,
untuk
melaksanakan
tugas
mewujudkan
tujuan
nasional
sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1945. Rangkaian
upaya
pembangunan
tersebut memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti,
dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari generasi demi
generasi. Pelaksanaan upaya tersebut dilakukan dalam konteks memenuhi
kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang untuk memenuhi kebutuhannya.
Pengertian Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah
dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari
tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun
ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun
2025.
Maksud dan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025, selanjutnya disebut RPJP Nasional, adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun
2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah
sekaligus
menjadi
acuan
bagi
seluruh
komponen
bangsa
(pemerintah,masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang
disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku
pembangunan bersifat sinergis, koordinatif.
Pembangunan
kelanjutan
Jangka
dari
Panjang
pembangunan
Nasional
Tahun
sebelumnya
2005-2025
merupakan
untuk mencapai
tujuan
pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk itu, dalam 20 tahun
mendatang, sangat penting dan mendesak bagi bangsa Indonesia untuk
melakukan penataan kembali berbagai langkah-langkah, antara lain di bidang
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 5
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, lingkungan hidup dan
kelembagaannya sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalan
dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di dalam
pergaulan masyarakat Internasional.
Oleh karenanya rencana pembangunan jangka panjang nasional yang
dituangkan dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional adalah
produk dari semua elemen bangsa, masyarakat, pemerintah, lembaga-lembaga
negara, organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik. RPJP Daerah harus
disusun dengan mengacu pada RPJP Nasional sesuai karakteristik dan potensi
daerah. Selanjutnya RPJP Daerah dijabarkan lebih lanjut dalam RPJM Daerah.
Arah, tahapan, dan prioritas Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005–2025.
Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan
bangsa
yang
maju,
mandiri,
dan
adil
sebagai
landasan
bagi
tahap
pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai ukuran tercapainya Indonesia
yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan nasional dalam 20 tahun
mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut.
A.
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab ditandai oleh hal-hal berikut:
1. Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, dan bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan
dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang
beragam, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, dan berorientasi iptek;
2. Makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatnya
peradaban, harkat, dan martabat manusia Indonesia, dan menguatnya
jati diri dan kepribadian bangsa.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 6
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
B.
Terwujudnya bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang
lebih makmur dan sejahtera ditunjukkan oleh hal-hal berikut:
1. Tercapainya
pertumbuhan
ekonomi
yang
berkualitas dan
berkesinambungan sehingga pendapatan perkapita pada tahun 2025
mencapai
tingkat
kesejahteraan
setara
dengan
negara-negara
berpenghasilan menengah, dengan tingkat pengangguran terbuka yang
tidak lebih dari 5 persen dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5
persen;
2. Meningkatnya
kualitas
sumber
daya
manusia,
termasuk
peran
perempuan dalam pembangunan. Secara umum peningkatan kualitas
sumber daya manusia Indonesia ditandai dengan meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG),
serta tercapainya penduduk tumbuh seimbang;
3. Terbangunnya
struktur
perekonomian
yang
kokoh
berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah Indonesia. Sektor pertanian,
dalam arti luas, dan pertambangan menjadi basis aktivitas ekonomi
yang dikelola secara efisien sehingga menghasilkan komoditi berkualitas.
Arah
Pembangunan
Jangka
Panjang
Tahun
2005-2025,
mewujudkan
masyarakat yang berahklak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab.
Terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, dan beretika
sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang penuh
toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Di samping itu, kesadaran akan budaya
memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilainilai luhur budaya bangsa dan menciptakan iklim kondusif dan harmonis
sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara
positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.
Mewujudkan Indonesia menjadi Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan Kepentingan Nasional. Pembangunan kelautan pada masa
yang
akan
datang
diarahkan
pada
pola
pembangunan
berkelanjutan
berdasarkan pengelolaan sumber daya laut berbasiskan ekosistem, yang
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 7
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
meliputi aspek-aspek sumber daya manusia dan kelembagaan, politik, ekonomi,
lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan teknologi.
Arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya pada RPJPN 2005-2025 adalah
Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh.
Kabupaten
Tapanuli
perekonomian
rakyat
Utara
memiliki
yang
sektor
didukung
pertanian
oleh
sektor
sebagai
industri
andalan
pariwisata,
agroindustri, pertambangan dan energi serta meningkatkan sektor pendidikan
dan kesehatan guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
handal serta demikian juga dengan pembangunan infrastruktur adalah dasar
untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat dengan visi:
“Tapanuli Utara sebagai Lumbung Pangan dan Lumbung SDM yang
Berkualitas serta Daerah Wisata”
Pembangunan Kabupaten Tapanuli Utara merupakan bagian integral dari
Pembangunan Nasional dan Provinsi Sumatera Utara yang akan dikembangkan
sesuai dengan prioritas dan potensi wilayah yang dimiliki. Dalam meningkatkan
pemerataan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara dan percepatan
pengentasan kemiskinan, akan dilaksanakan melalui program pemberdayaan
masyarakat,
khususnya
desa
tertinggal
sehingga
akan
mengurangi
ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Dalam mewujudkan visi dan misi
pembangunan Kabupaten Tapanuli Utara, maka arah kebijakan pembangunan
jangka panjang yang ditetapkan adalah:
1. Mewujudkan
masyarakat
yang
sehat,
berilmu,
berbudaya,
beriman,
sejahtera dan sadar wisata;
2. Mewujudkan
pembangunan
terpadu
dan
menyeluruh,
merata
dan
berkeadilan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah yang mantap dengan tetap
berpedoman pada fungsi pelestarian lingkungan;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 8
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
3. Menciptakan rasa aman dan damai dengan melakukan perlindungan kepada
masyarakat maupun kepada para wisatawan.
Arah kebijakan pembangunan sebagaimana dijelaskan di atas, dikelompokkan
dalam lima dimensi pembangunan Kabupaten Tapanuli Utara sebagai berikut:
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan;
2. Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan;
3. Pembangunan Industri Pariwisata yang berbasis lingkungan;
4. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan;
5. Pembangunan Infrastruktur.
2.2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional yang ditetapkan
melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 menyebutkan bahwa
infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan
mendorong partisipasi masyarakat. Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk
tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H,
pemerintah
memfasilitasi
penyediaan
perumahan
bagi
masyarakat
berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan prasarana dan
sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah, persampahan dan
drainase. RPJPN merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Presiden
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi
pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan
lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh, termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja, berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif selama 5
(lima) tahun.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 9
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
merupakan RPJMN tahap ke-3 dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025, dan merupakan kelanjutan dari RPJMN periode
sebelumnya (RPJMN 2010-2014). Arah kebijakan RPJMN 2015-2019 bidang
Cipta
karya
adalah
Mempercepat
pembangunan
infrastruktur
untuk
pertumbuhan dan pemerataan:
1. Memperkuat
konektivitas
nasional
untuk
mencapai
keseimbangan
pembangunan;
2. Mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih,
sanitasi, dan listrik);
3. Menjamin ketahanan air, pangan, dan energi untuk mendukung ketahanan
nasional;
4. Mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan;
5. Meningkatkan kontribusi kerjasama pemerintah swasta dalam pembangunan
infrastruktur;
6. Mengintegrasikan isu lintas bidang infrastruktur.
Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian
selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar
(jalan, air dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu; Beberapa arahan dalam
bidang infrastruktur adalah:
Terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat 100% akses kepada sumber-sumber air bersih;
Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel kota tanpa permukiman
kumuh;
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang;
Berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi;
Konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi
sumber daya air dan pengembangan sumber daya air;
Pengembangan
infrastruktur
perdesaan,
terutama
untuk
mendukung
pembangunan pertanian.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 10
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Konsep RPJMN Tahun 2015-2019
Sasaran Umum: Pemenuhan ketersediaan infrastruktur dasar dan standar
layanan minimum Indikator pencapaian:
Berkurangnya Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan
permukiman tidak layak menjadi 0%;
Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100%;
Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak menjadi 100%.
Perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten
Kabupaten Tapanuli Utara dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tahapan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), yaitu RPJMD Tahap I
(2005-2010), RPJMD Tahap II (2011-2015), RPJMD Tahap III (2016-2020),
RPJMD Tahap IV (2021-2025). Berlandaskan pelaksanaan atas pencapaian dan
keberlanjutan RPJMD II, maka RPJMD III (2016-2020) diprioritaskan untuk
merealisasikan visi dan misi pembangunan daerah melalui pengembangan dan
percepatan pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang
pemerintahan. Pembangunan akan di arahkan pada pencapaian daya saing
kompetitif perekonomian daerah sesuai potensi yang dikelola berdasarkan nilainilai agama, moral dan kearifan lokal, secara berkelanjutan serta pemantapan
tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab.
Pembangunan infrastruktur pada tahap ini akan diprioritaskan pada percepatan
pembangunan
infrastruktur
wilayah
dengan
pengembangan
jaringan
infrastruktur transportasi, jaringan irigasi, penyediaan sarana air bersih dan
sanitasi serta pembangunan ruang terbuka hijau dan taman-taman kota di
setiap wilayah kecamatan sesuai dengan RTRW Kabupaten Tapanuli Utara.
Dalam tahap ini, tingkat kemantapan infrastruktur di Kabupaten Tapanuli Utara
diharapkan sudah dalam kategori baik.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 11
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
2.2.3 Masterplan
Percepatan
dan
Perluasan
Pembangunan
Ekonomi
Indonesia
Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan pertumbuhan
ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun MP3EI yang ditetapkan
melalui Perpres Nomor 32 Tahun 2011. Dalam dokumen tersebut pembangunan
setiap koridor ekonomi dilakukan sesuai tema pembangunan masing-masing
dengan prioritas pada kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI). Ditjen Cipta
Karya diharapkan dapat mendukung penyediaan infrastruktur permukiman pada
KPI Prioritas untuk menunjang kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. Kawasan
Perhatian Investasi atau KPI dalam MP3EI adalah adalah satu atau lebih
kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan
satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan
untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan
ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM
IPTEK yang sama.
2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan
Indonesia (MP3KI)
Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi perlu
diimbangi dengan upaya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk
itu, telah ditetapkan MP3KI dimana semua upaya penanggulangan kemiskinan
diarahkan untuk mempercepat
laju penurunan angka kemiskinan dan
memperluas jangkauan penurunan tingkat kemiskinan di semua daerah dan di
semua
kelompok
masyarakat.
Dalam
mencapai
misi
penanggulangan
kemiskinan pada tahun 2025, MP3KI bertumpu pada sinergi dari tiga strategi
utama, yaitu:
a.
Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh,
terintegrasi,dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan
goncangan;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 12
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
b.
Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan sehingga
dapat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan
meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang;
c.
Mengembangkan
penghidupan
berkelanjutan
(sustainable
livelihood)
masyarakat miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan dukungan di
tingkat lokal dan regional dengan memperhatikan aspek.
Kementerian PU telah menyiapkan berbagai program bidang keciptakaryaan
untuk mendukung konsep perencanaan jangka panjang pemerintah dalam
pemberantasan kemiskinan di Indonesia melalui konsep Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI). Kementerian
Pekerjaan Umum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperan penting dalam
pelaksanaan
MP3KI,
terutama
terkait
dengan
pelaksanaan
program
pemberdayaan masyarakat (PNPM Perkotaan/P2KP, PPIP, Pamsimas, Sanimas,
PPSP dan sebagainya), serta Program Pro Rakyat. Dukungan tersebut di
antaranya melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM),
pemenuhan kebutuhan hunian layak yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung dan didukung sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel.
Pemerintah sejak 2009 mendesain program Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI). Program ini langsung
menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim di Indonesia.
Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk mengimbangi
rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Fokus
kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama, penanggulangan
kemiskinan eksisting Klaster I, berupa bantuan dan jaminan/perlindungan
sosial. Lalu di Klaster II adalah pemberdayaan masyarakat, Klaster III tentang
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan Klaster IV adalah
program
prorakyat. Kedua,
transformasi
perlindungan
dan
bantuan
sosial. Ketiga, pengembangan livelihood, pemberdayaan, akses berusaha dan
kredit, dan pengembangan kawasan berbasis potensi lokal.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 13
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Permasalahan Pembangunan Kemiskinan:
1. Perencanaan dan/atau pelaksanaan program/kegiatan penanggulangan
kemiskinan belum optimal:
Ketidaktepatan sasaran, ketidakpaduan lokasi dan waktu, dan koordinasi
antar program/ kegiatan maupun program/kegiatan pemerintah pusat
dan daerah yang belum selaras;
Program-program pro-rakyat Klaster-4 belum terlaksana secara sistematis
dan terstruktur;
Penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terisolir/terpencil,
daerah perbatasan masih belum efektif;
Peran dan kapasitas TKPKD di beberapa daerah belum optimal;
Pemekaran wilayah yang terus menerus menyulitkan dalam perencanaan
dan penganggaran.
2. Social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk: disable, lansia,
berpenyakit kronis, non-ktp, dan kelompok rentan lainnya.
3. Kebijakan
makro
yang
kurang
optimal
dalam
mendukung
upaya
penanggulangan Kemiskinan.
4. Sebagian masyarakat masih memiliki kesadaran yang rendah untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka, termasuk yang terkait dengan
pendidikan dan kesehatan ibu dan anak.
Direktorat Jenderal Cipta Karya (CK), Kementerian PU telah menyiapkan
berbagai
program
bidang
kecipta
karyaan
untuk
mendukung
konsep
perencanaan jangka panjang pemerintah dalam pemberantasan kemiskinan di
Indonesia melalui konsep Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan Indonesia (MP3KI). Dukungan tersebut di antaranya melalui
pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), pemenuhan kebutuhan
hunian layak yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung dan
didukung sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan,
efisien, dan akuntabel. Seluruh program di berbagai sektor dalam bidang
keciptakaryaan tersebut dtujukan untuk mengurangi proporsi rumah tangga
yang menempati hunian dan permukiman tidak layak serta meningkatkan akses
penduduk terhadap air minum dan sanitasi layak menjadi 100 persen.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 14
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Untuk memberikan dukungan terhadap program pemberantasan kemiskinan
yang terintegrasi melalui MP3KI, Bidang Cipta Karya
akan mengembangkan
program-program bidang kecipta karyaan di daerah-daerah rawan bencana
alam, memiliki cakupan air minum dan sanitasi rendah, serta permukiman
kumuh, daerah kritis dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan
dan perdesaan dengan pembangunan SPAM untuk kawasan MBR, kawasan
kumuh dan nelayan, termasuk daerah kering dan rawan air, SPAM di ibu kota
kecamatan, daerah terpencil, kawasan perbatasan, serta program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di seluruh desa di
Indonesia.
Untuk sektor pengembangan permukiman, akan mengembangkan programprogram untuk mendukung pembangunan
infrastruktur
perdesaan,
rumah
susun sederhana sewa, dan peningkatan kualitas permukiman kumuh layak
huni yang didukung program penyehatan lingkungan dan penataan lingkungan
berbasis komunitas.
Pentingnya menetapkan program-program untuk penajaman bidang Cipta
Karya pada tahun 2015 yang menjadi tahun pertama dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, sehingga pihaknya akan
memberikan perhatian pada pembangunan di daerah-daerah Kawasan Strategi
Nasional (KSN) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sesuai kebijakan tata
ruang nasional.
2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus
Menurut UU Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik
Indonesia
yang
ditetapkan
untuk
menyelenggarakan
fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui
penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan
berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan
ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 15
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah dan sebagai model
terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain
industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan.
KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK adalah untuk
melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,
pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan
telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK
terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor,
logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang
kegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam negeri. Kriteria
yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu
kawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota
dalam pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai
potensi sumber daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan,
pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas, baik batas
alam maupun batas buatan.
2.2.6 Direktif Presiden (Inpres Nomor 3 Tahun 2010)
Dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
berkeadilan, Presiden RI mengarahkan seluruh Kementerian, Gubernur,
Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan berkeadilan yang
meliputi:
1.
Program pro rakyat
Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:
a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 16
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
b. Program
penanggulangan
kemiskinan
berbasis
pemberdayaan
masyarakat;
c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha
mikro dan kecil.
2.
Keadilan untuk semua
Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
a. Program keadilan bagi anak;
b. Program keadilan bagi perempuan;
c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;
d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;
e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;
f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.
3.
Program Pencapaian Tujuan Pembangunan Milinium (MDGs)
Untuk Program Tujuan Pembangunan Milenium memfokuskan pada:
a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;
b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua,
c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
d. Program penurunan angka kematian anak;
e. Program kesehatan ibu;
f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya;
g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;
h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium.
Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan
Program Pro Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan
program peningkatan kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan
dalam
pencapaian
MDGs,
Ditjen
Cipta
Karya
berperan
dalam
peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta
pengurangan permukiman kumuh.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 17
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
2.3.
Peraturan Perundangan Pembangunan Terkait Bidang PU/CK
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selalu dilandasi
peraturan perundangan yang terkait dengan bidang Cipta Karya, antara lain UU
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, UU
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, UU Nomor 7 tahun 2008
tentang Sumber Daya Air, dan UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Persampahan.
2.3.1. UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
UU Perumahan dan Kawasan Permukiman membagi tugas dan kewenangan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan permukiman mempunyai
tugas:
a. Menyusun
dan
melaksanakan
kebijakan
dan
strategi
pada
tingkat
kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi;
b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
c. Menyelenggarakan
pelaksanaan
fungsi
kebijakan
operasionalisasi
kabupaten/kota
dan
dalam
koordinasi
terhadap
penyediaan
rumah,
perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman;
d. Melaksanakan
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
pelaksanaan
peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten;
f. Melaksanakan
kebijakan
dan
melaksanakan
strategi
peraturan
penyelenggaraan
perundang-undangan
perumahan
dan
serta
kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten;
g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 18
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional;
i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan
dan kawasan permukiman;
j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.
Adapun wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menjalankan tugasnya
yaitu:
a. Menyusun
dan
menyediakan
basis
data
perumahan
dan
kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota;
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundangundangan
serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten;
e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan
dan permukiman bagi MBR;
f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR
pada tingkat kabupaten;
g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat Kabupaten/Kota antara pemerintah
kabupaten dan badan hukum dalam
penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman,
h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh
dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten;
i. Memfasilitasi
peningkatan
kualitas
terhadap
perumahan
kumuh
dan
permukiman kumuh pada tingkat kabupaten.
Di samping mengatur tugas dan wewenang,
UU ini juga mengatur
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 19
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh, penyediaan tanah pendanaan dan pembiayaan, hak
kewajiban dan peran masyarakat. UU ini mendefinisikan permukiman kumuh
sebagai permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana
dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Untuk itu perlu dilakukan upaya
pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan
masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran,
peremajaan, dan permukiman kembali.
Bidang Cipta Karya adalah Bidang yang mencoba membangun permukiman
layak huni. Permukiman layak huni ialah permukiman yang baik aspek
bangunannya,
baik
pengelolaan
lingkungannya,
baik
sanitasinya,
baik
drainasenya, dan baik ketersediaan air bersihnya.
2.3.2. UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa penyelenggaraan
bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses
perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,
pelestarian, dan pembongkaran. Setiap bangunan gedung harus memenuhi
persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi
bangunan gedung. Persyaratan administratif meliputi persyaratan status hak
atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan
bangunan. Sedangkan persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan
dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Persyaratan tata bangunan
meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur
bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan, yang
ditetapkan melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Disamping
itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagai berikut:
a. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan
lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 20
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan
lingkungannya. Di samping itu, sistem penghawaan, pencahayaan, dan
pengkondisian udara dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
penghematan energi dalam bangunan gedung (amanat green building);
b. Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya
sesuai dengan peraturan
dilestarikan.
Pelaksanaan
perundang-undangan harus dilindungi dan
perbaikan,
pemugaran,
perlindungan,
serta
pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat
dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya
yang dikandungnya.
Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia
merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
2.3.3. UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
UU Sumber Daya Air pada dasarnya mengatur pengelolaan sumber daya air,
termasuk didalamnya pemanfaatan untuk air minum. Dalam hal ini, negara
menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan
produktif. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga
dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum dimana Badan
Usaha
Milik
Negara
dan/atau
badan
usaha
milik
daerah
menjadi
penyelenggaranya. Air minum rumah tangga tersebut merupakan air dengan
standar dapat langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu dan
dinyatakan sehat menurut hasil pengujian mikrobiologi. Selain itu, diamanatkan
pengembangan sistem penyediaan air minum diselenggarakan secara terpadu
dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 21
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
2.3.4. UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan
UU Nomor 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta
menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah rumah tangga
dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan
sampah, dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan
dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan
pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah
meliputi:
a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber
sampah
ke
tempat
penampungan
sementara
atau
tempat
pengolahan sampah terpadu;
c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari
tempat penampungan sampah sementara atau dari
tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah;
e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Undang-undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secara terbuka di
tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, Pemerintah daerah harus menutup
tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan
terbuka dan mengembangkan TPA dengan sistem controlled landfill ataupun
sanitary landfill.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 22
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
2.3.5. UU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun ini yang dimaksud dengan:
1.
Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam
suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan
satuan-satuan
yang
masing-masing
dapat
dimiliki
dan
digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama;
2.
Penyelenggaraan
rumah
susun
adalah
kegiatan
perencanaan,
pembangunan, penguasaan dan pemanfaatan, pengelolaan, pemeliharaan
dan perawatan, pengendalian, kelembagaan, pendanaan dan sistem
pembiayaan, serta peran masyarakat yang dilaksanakan secara sistematis,
terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab;
3.
Satuan rumah susun yang selanjutnya disebut sarusun adalah unit rumah
susun yang tujuan utamanya digunakan secara terpisah dengan fungsi
utama sebagai tempat hunian dan mempunyai sarana penghubung ke jalan
umum;
4.
Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk
bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah
yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam
persyaratan izin mendirikan bangunan;
5.
Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak
terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuansatuan rumah susun;
6.
Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun
melainkan bagian yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk
pemakaian bersama;
7.
Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
8.
Rumah susun khusus adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan khusus;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 23
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
9.
Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki negara dan
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan keluarga,
serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri;
10. Rumah susun komersial adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
mendapatkan keuntungan;
11. Sertifikat hak milik sarusun yang selanjutnya disebut SHM sarusun adalah
tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas tanah hak milik, hak guna
bangunan atau hak pakai di atas tanah negara, serta hak guna bangunan
atau hak pakai di atas tanah hak pengelolaan;
12. Sertifikat kepemilikan bangunan gedung sarusun yang selanjutnya disebut
SKBG sarusun adalah tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas barang
milik negara/daerah berupa tanah atau tanah wakaf dengan cara sewa.
Penyelenggaraan rumah susun bertujuan untuk:
a.
menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam
lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta
menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan
ekonomi, sosial, dan budaya;
b.
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, serta
menyediakan
ruang
terbuka
hijau
di
kawasan
perkotaan
dalam
menciptakan kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan
seimbang dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan;
c.
mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman
kumuh;
d.
mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang,
efisien, dan produktif;
e.
memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan
penghuni dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan
kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi MBR;
f.
memberdayakan para pemangku kepentingan di bidang pembangunan
rumah susun;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 24
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
g.
menjamin
terpenuhinya
kebutuhan
rumah
susun
yang
layak
dan
terjangkau, terutama bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman,
harmonis, dan berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola perumahan
dan permukiman yang terpadu; dan
h.
memberikan
kepastian
hukum
dalam
penyediaan,
kepenghunian,
pengelolaan, dan kepemilikan rumah susun.
Lingkup pengaturan undang-undang ini meliputi:
a. pembinaan;
2.4.
b.
perencanaan;
c.
pembangunan;
d.
penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan;
e.
pengelolaan;
f.
peningkatan kualitas;
g.
pengendalian;
h.
kelembagaan;
i.
tugas dan wewenang;
j.
hak dan kewajiban.
Amanat Internasional Bidang Cipta Karya
Pemerintah Indonesia secara aktif terlibat dalam dialog internasional dan
perumusan kesepakatan bersama di bidang permukiman. Beberapa amanat
internasional yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kebijakan dan
program bidang Cipta Karya meliputi Agenda Habitat, Konferensi Rio+20,
Millenium Development Goals, serta Agenda Pembangunan Pasca 2015.
2.4.1. Agenda Habitat
Pada tahun 1996, di Kota Istanbul Turki diselenggarakan Konferensi Habitat II
sebagai kelanjutan dari Konferensi Habitat I di Vancouver tahun 1976.
Konferensi tersebut menghasilkan Agenda Habitat, yaitu dokumen kesepakatan
prinsip dan sasaran pembangunan permukiman yang menjadi panduan bagi
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020
Bab 2 - 25
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN