PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP ALAT PERAGA BILANGAN BULAT BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI GURU DAN SISWA
TERHADAP ALAT PERAGA BILANGAN BULAT
BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Panggih Rucika Sari
NIM: 101134047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:
 Tuhan Yesus Kristus yang mencurahkan berkatNya kepada saya dan
telah memberikan perlindungan, kesehatan, selalu menyertai, selalu
memberi jalan, serta memberikan jalan yang terbaik.
 Bapak Ibuku tercinta, Sumaryo dan Widiartini yang selalu memberikan
doa, kasih sayang, dukungan dan segala sesuatu yang diberikan kepada
saya tanpa pamrih.
 Kakak saya Kristian Widi Nugroho dan Paulina Puspita yang selalu

memberikan dukungan dan doa selama ini. Tak lupa keponakan tercinta
Alvaro Artha Kristanu yang selalu memberikan senyuman manis dan
keceriaan.
 Teman-teman seperjuangan PGSD 2010.
 Pembaca yang budiman.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO

“Dalam perjalanan hidup ini pasti akan banyak masalah yang kita temui, tetapi
kita jangan menyerah tetaplah berusaha dan percaya pasti ada jalan.”

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur”
(Filipi 4:6)

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan

kekekalan dalam hati mereka”
(Pengkotbah 3:11)

“Setiap kamu punya mimpi, keingingan atau cita-cita kamu taruh disini,
didepan kening kamu. Jangan menempel, biarkan dia menggantung,
mengambang 5 cm di depan kening kamu, jadi dia tidak akan pernah lepas dari
mata kamu”. (5 Cm, 2013)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK

PERSEPSI GURU DAN SISWA
TERHADAP ALAT PERAGA BILANGAN BULAT
BERBASIS METODE MONTESSORI
Panggih Rucika Sari
Universitas Sanata Dharma
2014
Perkembangan kognitif siswa SD masih dalam tahap operasional konkret.
Dalam tahap ini, anak akan lebih senang mempelajari sesuatu secara konkret yaitu
menggunakan benda-benda yang nyata. Begitu pula, dalam proses pembelajaran
yang berlangsung di sekolah alangkah baiknya menggunakan alat peraga karena
membantu siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru serta
memudahkan guru dalam menyampaikan materi.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode fenomenologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru
dan siswa terhadap penggunaan alat peraga berbasis metode Montessori. Subjek
pada penelitian ini adalah guru matematika kelas IV dan 3 siswa kelas IVA.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi.
Alat penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri. Teknik
analisis data dalam penelitian ini melalui pengkodean, analisis tematik dan
intrepetasi data secara lengkap dan detail sehingga data dapat memunculkan

gambaran tentang topik yang dipelajari.
Hasil penelitian ini yakni terdapat persepsi guru alat peraga Montessori
melatih kemandirian siswa, melalui alat peraga Montessori siswa dapat
mengetahui kesalahannya sendiri serta meningkatkan motivasi belajar. Persepsi
yang muncul pada siswa bahwa alat peraga Montessori memudahkan dalam
menerima materi, serta melalui alat peraga Montessori siswa dapat mengetahui
kesalahannya. Guru dan siswa setelah menggunakan alat peraga Montessori
memiliki keinginan untuk menggunakan kembali alat peraga tersebut.
Penggunaan alat peraga Montessori memberikan pengalaman subjek dan
akan membentuk persepsi subjek yang berupa positif maupun negatif. Persepsi
akan berkaitan dengan sikap yang di dalamnya terdapat kepercayaan, perasaan
dan akan berpengaruh pada tindakan yang akan dilakukan subjek. Penelitian ini
memiliki keterbatasan dan diperlukan saran untuk penyempurnaan penelitian ini.
Saran dalam penelitian ini antara lain pengambilan subjek penelitian tidak hanya 3
siswa karena belum mewakili persepsi siswa, jumlah alat peraga disesuaikan
dengan kebutuhan siswa, dan adanya intrepeter ahli untuk menganalisis data yang
diperoleh dan catatan lapangan.
Kata kunci; Alat peraga, bilangan bulat, metode Montessori

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
PERCEPTION OF TEACHER AND STUDENTS
OF USING ROUND NUMBER
BASED ON THE MONTESSORI METHOD

By:
Panggih Rucika Sari
Sanata Dharma University
Cognitive development of elementary school student is on the concrete
operational stage. Children like to learn something concretely using real objects.
The use of model in Elementary School learning eases students to understand the
concept. It attracts student so that they will feel happy and enjoy the learning. The
previous researches on development which have been done by trial method stated
that the use of learning model helps student on understanding the concept and
impacting their achievement.
This research is in qualitative with phenomenology method. This
qualitative research aims to understand the perception of teacher and students on
the use of Montessori teaching aid. The subjects for this research are mathematics

teacher from grade IV and three students from class IVA. Qualitative research
method will be executed by interview and observation as the main data source.
Research tool for this research is the researcher itself. This research is uses coding
analyze method which means organize and systemize the whole of data in details
in order to raise overview about the topic.
This research proves that teacher perception towards dakon learning model
has auto-education, auto-correction, attractive, and contextual characteristics.
Montessori teaching aid impacts on learning process, students are motivated to
learn, eases students to learn, and trains them to be independent. Montesorri
learning impacts for student to understand their mistake. After using Montessori
teaching aid teacher and students will use it again.
Using Montessori teaching aid give experience to teacher and students and
can build positive or negative perception. Perception will be related to attitude
when consist on is belief, response and feeling. Belief, respons, and feeling will
impact to the next actions. This research has restrictiveness, so it needs suggestion
to complete this research. The researcher suggests not to take three students only
because they do not represent all perception, the amount of Montessori teaching
aid is appropriate with total student, and it needs intrepeter to check the data.
Keyword : Montessori teaching aid, round number, Montessori method.


ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan berkat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, pada kesempatan ini
perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan hati yang
tulus kepada:
1.

Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2.

Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD

sekaligus Pembimbing I yang telah membimbing, memberikan saran,
mengkritik, serta memberikan ide kepada peneliti sehingga penulisan ini
dapat selesai.

3.

E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. selaku Wakaprodi PGSD.

4.

Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku pembimbing II yang telah
memberikan saran, memberikan kritikan, memberikan ide, serta
membimbing dengan penuh kesabaran.

5.

Agus Walidi, S.Pd. selaku Kepala SD Karitas Nandan yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.

6.


Dian Kartika Sabatini, S.Pd. selaku guru kelas IVA sekaligus guru
Matematika kelas IV yang telah berpartisipasi dan memberikan bantuan
selama melakukan penelitian di sekolah.

7.

Siswa Isam, Olive, Tia selaku subjek penelitian serta seluruh siswa kelas
IVA tahun ajaran 2013/2014 yang telah bekerja sama dengan peneliti
selama penelitian berlangsung.

8.

Teman PPL di SD Karitas Nandan yang telah membantu selama penelitian
berlangsung.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................

iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................

vii

ABSTRAK ..................................................................................................................

viii

ABSTRACT .................................................................................................................

ix

PRAKATA ..................................................................................................................

x

DAFTAR ISI ...............................................................................................................

xii

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah....................................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah .............................................................................................

6

1.3

Tujuan Penelitian ..............................................................................................

6

1.4

Manfaat Penelitian ............................................................................................

6

1.5

Definisi Operasional..........................................................................................

6

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................

8

2.1

Kajian Pustaka.................................................................................................

8

2.1.1

Teori yang mendukung ...................................................................................

8

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Menurut Piaget ...................................................

8

2.1.1

Metode Montessori.........................................................................................

9

2.1.3

Alat Peraga .....................................................................................................

11

2.1.3.1 Pengertian Alat Peraga ...................................................................................

12

2.1.3.2 Tujuan Penggunaan Alat Peraga ....................................................................

12

2.1.3.3 Pengertian Alat Peraga Montessori ................................................................

13

2.1.3.4 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori ....................................................................

14

2.1.3.5 Alat Peraga Dakon Bilangan Bulat Montessori .............................................

17

2.1.4

Persepsi ..........................................................................................................

18

2.1.4.1 Pengertian Persepsi ........................................................................................

18

2.1.4.2 Persepsi terhadap Penggunaan Alat Peraga Montessori ................................

20

2.1.5

Matematika .....................................................................................................

24

2.1.5.1 Hakekat Matematika ......................................................................................

24

2.1.5.2 Materi Pembelajaran Matematika di SD ........................................................

25

2.1.5.3 Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat kelas IV SD .............

25

2.1.6

Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................

27

2.1.6.1 Alat Peraga Matematika .................................................................................

27

2.1.6.2 Persepsi Atas Penggunaan Alat Peraga ..........................................................

27

2.1.6.3 Pembelajaran dengan Metode Montessori .....................................................

28

2.1.6.4 Skema .............................................................................................................

30

2.2

Kerangka Berpikir ..........................................................................................

31

BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................................

34

3.1

Jenis Penelitian ...............................................................................................

34

3.2

Setting Penelitian ...........................................................................................

35

3.2.1

Tempat Penelitian...........................................................................................

35

3.2.2

Waktu Penelitian ............................................................................................

35

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.3

Narasumber Penelitian ...................................................................................

35

3.2.4

Objek Penelitian .............................................................................................

37

3.3

Desain Penelitian............................................................................................

37

3.4

Teknik Pengumpulan Data .............................................................................

43

3.4.1

Wawancara .....................................................................................................

44

3.4.2

Observasi ........................................................................................................

46

3.4.3

Dokumentasi ..................................................................................................

48

3.5

Instrumen Penelitian ......................................................................................

49

3.6

Kredibilitas dan Transferabilitas ....................................................................

51

3.6.1

Kredibilitas .....................................................................................................

52

3.6.2

Transferabilitas ...............................................................................................

53

3.7

Analisis Data ..................................................................................................

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................

56

4.1

Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................

56

4.2

Hasil Penelitian ...............................................................................................

57

4.2.1

Penelitian Sebelum Menggunakan Alat Peraga Montessori ...........................

57

4.2.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................................

58

4.2.1.2 Latar Belakang Narasumber ............................................................................

58

4.2.1.3 Deskripsi Sosio Cultural .................................................................................

60

4.2.1.4 Pandangan Narasumber terhadap Alat Peraga ................................................

61

4.2.1.5 Kefamiliaran Narasumber terhadap Alat Peraga.............................................

63

4.2.1.6 Pengalaman Narasumber terhadap Alat Peraga ..............................................

64

4.2.2

Penelitian Setelah Menggunakan Alat Peraga berbasis Montessori ...............

65

4.2.2.1 Perasaan Narasumber Setelah Menggunakan Alat Peraga Montessori ..........

65

4.2.2.2 Kendala Narasumber Menggunakan Alat Peraga berbasis Montessori ..........

69

4.2.2.3 Manfaat Alat Peraga Berbasis Montessori ......................................................

70

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3

Pembahasan .....................................................................................................

73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................

77

5.1

Kesimpulan .....................................................................................................

77

5.2

Keterbatasan Penelitian ...................................................................................

78

5.3

Saran ................................................................................................................

78

DAFTAR REFERENSI .............................................................................................

80

LAMPIRAN ................................................................................................................

84

CURRICULUM VITAE ..............................................................................................

193

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar bagan persepsi Walgito ..............................................................

21

Gambar 2.2 Gambar persepsi yang sudah dimodifikasi...............................................

22

Gambar 2.3 Literature Map .........................................................................................

30

Gambar 3.1 Prosedur penelitian ...................................................................................

38

Gambar 3.2 Prosedur penelitian yang sudah dimodifikasi...........................................

39

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Perencanaan Observasi ......................................................................

40

Tabel 3.2 Tabel Perencanaan Wawancara ...................................................................

41

Tabel 4.1 Tabel Pelaksanaan Observasi .......................................................................

56

Tabel 4.2 Tabel Pelaksanaan Wawancara ....................................................................

56

DAFTAR LAMPIRAN
A. Pedoman Observasi dan Wawancara
Lampiran 3.1 Pedoman Kondisi Sosio Cultural ..........................................................

85

Lampiran 3.2 Pedoman Observasi Kegiatan Belajar Mengajar ...................................

86

Lampiran 3.3 Pedoman Observasi guru ketika menggunakan alat peraga ..................

87

Lampiran 3.4 Pedoman Observasi siswa ketika menggunakan alat peraga .................

88

Lampiran 3.5 Pedoman Wawancara Guru Pra Penggunaan Alat Peraga.....................

90

Lampiran 3.6 Pedoman Wawancara Siswa Pra Penggunaan Alat Peraga ..................

92

Lampiran 3.7 Pedoman Wawancara Guru Pasca Penggunaan Alat Peraga .................

93

Lampiran 3.8 Pedoman Wawancara Siswa Pasca Penggunaan Alat Peraga ...............

97

B. Observasi
Lampiran 4.1 Transkip Sosio Kultural .........................................................................

99

Lampiran 4.2 Transkip Observasi Kelas Kegiatan Belajar Mengajar 1 .......................

101

Lampiran 4.3 Transkip Observasi Kelas Kegiatan Belajar Mengajar 2 .......................

103

Lampiran 4.4 Transkip KBM Menggunakan Alat Peraga Pertemuan-1 ......................

105

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Transkip KBM Menggunakan Alat Peraga Pertemuan-2 ......................

121

Lampiran 4.6 Transkip KBM Menggunakan Alat Peraga Pertemuan-3 ......................

126

C. Wawancara
Lampiran 4.7 Verbatime Wawancara Pra-Penelitian Guru..........................................

135

Lampiran 4.8 Verbatime Wawancara Pra-Penelitian Isam (S2) ..................................

138

Lampiran 4.9 Verbatime Wawancara Pra-Penelitian Pertama Olive (S3) ...................

141

Lampiran 4.10 Verbatime Wawancara Pra-Penelitian Kedua Olive (S3)....................

143

Lampiran 4.11 Verbatime Wawancara Pra-Penelitian Pertama Tia (S4) ....................

145

Lampiran 4.12 Verbatime Wawancara Pra-Penelitian Kedua Tia (S4) .......................

147

Lampiran 4.13 Verbatime Wawancara Pasca-Penelitian Guru ....................................

150

Lampiran 4.14 Verbatime Wawancara Pasca-Penelitian Pertama Isam (S2) ..............

155

Lampiran 4.15 Verbatime Wawancara Pasca-Penelitian Kedua Isam (S2) .................

158

Lampiran 4.16 Verbatime Wawancara Pasca-Penelitian Pertama Olive (S3) .............

161

Lampiran 4.17 Verbatime Wawancara Pasca-Penelitian Kedua Olive (S3) ................

164

Lampiran 4.18 Verbatime Wawancara Pasca-Penelitian Tia (S4) ...............................

166

Lampiran 4.19 Lampiran Album Alat Peraga ..............................................................

169

Lampiran 4.20 Dokumentasi ........................................................................................

186

Lampiran 4.21 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Kampus
Lampiran 4.22 Surat Telah Penelitian dari Sekolah

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian ini akan dibahas (1) latar belakang masalah, (2) rumusan
masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh
pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana,
meningkatkan kualitas tenaga mengajar, serta penyempurnaan kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kecakapan hidup (Life Skills) yang diwujudkan
melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat meyesuaikan diri, dan
berhasil di masa yang akan datang. Pembelajaran menurut Undang-Undang
Pendidikan Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 merupakan proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berkaitan dengan pengertian pembelajaran dalam UU Pendidikan No. 20 tahun
2003, pemilihan dan penggunaan komponen yang tepat dapat memfasilitasi proses
kegiatan belajar dua arah. Pada proses kegiatan belajar di SD salah satu komponen
yang penting untuk mendukung terciptanya interaksi dua arah tersebut adalah
media pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat diupayakan dalam
pembelajaran pada siswa SD adalah alat peraga.
Alat peraga memiliki peranan penting terutama untuk level anak Sekolah
Dasar (SD). Menurut Suyono, 2011: 17 alat peraga merupakan salah satu
komponen dalam pembelajaran yang bermanfaat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan kognitif siswa usia
SD masih dalam tahap operasional konkret, menurut Piaget (dalam Santrock,
2007: 48-57). Dalam tahap ini, anak akan lebih senang mempelajari sesuatu secara
konkret yaitu menggunakan benda-benda yang riil atau nyata serta berpikir
berdasarkan logika atau aturan logis tertentu. Hal lain yang muncul pada anak
dalam tahap ini yakni anak telah mampu berkomunikasi dengan teman serta orang
lain di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari bahasa anak yang lebih komunikatif
serta anak lebih suka melakukan aktivitas motorik. Berdasarkan hal tersebut,
diperlukan pembelajaran yang menarik serta adanya benda yang nyata atau riil
dalam suatu pembelajaran untuk memberikan pengalaman siswa dan alat bantu

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk membantu siswa dalam menerima informasi. Benda yang nyata serta dapat
digunakan dalam pembelajaran yaitu menggunakan alat peraga. Alat peraga dapat
membantu siswa dalam menerima informasi dan memberikan pengalaman selama
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil wawancara dengan guru Matematika kelas IV SD Karitas Nandan
hari Kamis, 9 Januari 2014 mengatakan bahwa penyampaian materi yang biasanya
berlangsung menggunakan ceramah, tanya jawab serta penugasan. Hal ini
menurut guru matematika SD Karitas Nandan disebabkan tidak adanya rancangan
khusus untuk alat peraga di sekolah, sehingga apabila guru ingin menggunakan
alat peraga maka guru hanya menggunakan benda yang terdapat di sekitar kelas.
Selain itu, tidak tersedianya dan ketidaklengkapan alat peraga yang terdapat di
sekolah tersebut menjadi alasan dalam proses pembelajaran tidak menggunakan
alat peraga. Sama halnya dengan hasil tanya jawab yang dilakukan pada 19 April
2014 bersama guru matematika kelas IV SD Loano Purworejo yang mengatakan
bahwa selama kegiatan belajar mengajar menggunakan metode ceramah, tanya
jawab dan penugasan. Penggunaan benda di sekitar kelas merupakan cara guru
jika dalam proses pembelajaran ingin menggunakan alat peraga. Meskipun
demikian guru lebih sering menggunakan papan tulis sebagai alat bantu untuk
menyampaikan materi.
Hal senada juga disampaikan oleh guru matematika SD Sidomulyo,
Purworejo melalui tanya jawab pada tanggal 19 April 2014. Hasil yang
disampaikan oleh guru Matematika tersebut bahwa guru akan menggunakan alat
peraga jika pembuatan alat peraga tersebut mudah serta bahan yang digunakan
terdapat di sekitarnya. Proses belajar yang berlangsung selama ini beliau lebih
sering mengajar tidak menggunakan alat peraga tetapi menggunakan metode
ceramah, tanya jawab serta penugasan. Beliau mengatakan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran lebih sering menggunakan papan tulis sebagai alat untuk membantu
siswa dalam menerima materi yang disampaikannya. Hal lain yang menyebabkan
guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab serta penugasan dan
menggunakan papan tulis karena tidak tersedianya alat peraga di sekolah tersebut.
Hasil wawancara dan tanya jawab seperti yang di atas menunjukkan
bahwa alat peraga belum sepenuhnya digunakan dalam proses kegiatan belajar

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada siswa dan alat bantu untuk
siswa dalam menerima materi. Guru dalam menyampaikan materi biasanya
menggunakan papan tulis sebagai alat bantu dalam penyampaian materi serta alat
untuk memudahkan siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara dan tanya jawab di atas menunjukkan bahwa tidak
tersedianya dan ketidaklengkapan alat peraga yang terdapat di sekolah
menyebabkan proses pembelajaran yang berlangsung tidak menggunakan alat
peraga. Guru menyampaikan materi menggunakan metode ceramah, tanya jawab,
penugasan dan menggunakan alat tulis sebagai alat bantu dalam penyampaian
materi. Beberapa data yang dapat peneliti kumpulkan melalui pengamatan di SD
Karitas Nandan menunjukkan bahwa setiap kelas di SD Karitas Nandan tidak
terdapat alat peraga yang khusus dibuat oleh guru maupun siswa sehingga dalam
proses kegiatan belajar pun tidak menggunakan alat peraga. Apabila guru
membutuhkan alat peraga dalam kegiatan belajar guru hanya menggunakan benda
di sekitar kelas. Begitu pula kondisi di SD Loano Purworejo dan Sidomulyo tidak
jauh berbeda dengan kondisi SD Karitas Nandan yang penggunaan alat peraga
dalam proses pembelajaran masih terbatas yang karena beberapa hal antara lain
tidak tersedianya alat peraga dalam sekolah tersebut serta tidak adanya rancangan
khusus untuk pembuatan alat peraga.
Meskipun demikian, upaya untuk mengembangkan alat peraga yang dapat
membantu pembelajaran di kelas sudah banyak dimulai. Peneliti menemukan
beberapa penelitian yang menggunakan metode research and development (R&D)
dengan hasil akhir sebuah produk alat peraga yang ditujukan untuk membantu
pembelajaran. Penelitian yang peneliti temukan antara lain seperti penelitian yang
dilakukan oleh Rukmi (2012) dengan hasil akhir sebuah produk alat peraga
perkalian ala Montessori, Pratiwi (2012) dengan hasil akhir produk alat peraga
Montessori untuk Ketrampilan Berhitung Matematika, Putri (2012) dengan hasil
akhir alat peraga Montessori untuk keterampilan Geometri Matematika, dan Panca
(2012) dengan hasil akhir produk alat peraga Montessori untuk penjumlahan dan
pengurangan kelas I.
Hasil penelitian pengembangan alat seperti di atas tidak hanya
mengembangkan alat peraganya, akan tetapi alat peraga tersebut juga dapat untuk

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian R&D yang dilakukan oleh
Rukmi yaitu terjadi peningkatan skor posstest sebesar 86,44%. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Pratiwi bahwa alat peraga yang dikembangkan menunjukkan
hail yang sangat memuaskan dengan rerata skor 4,65% dengan kategori sangat
baik. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Mukti memperoleh rerata skor
4,4% dan termasuk kategori sangat baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Panca menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor posttest siswa sebesar
73,44%. Idealnya sebuah penelitian pengembangan itu sebaiknya diimbangi
dengan penelitian kualitatif untuk mengupas lebih dalam tentang proses kognitif
dan psikologis baik dari siswa dan guru yang terlibat langsung dengan alat peraga
tersebut. Hal ini dapat diketahui melalui tanggapan, respons, perasaan, maupun
pemikiran dari pihak yang menggunakan alat peraga tersebut. Sayangnya,
penelitian pengembangan yang dilakukan selama ini masih terbatas pada uji coba
untuk mengetahui bahwa alat ini dapat membantu pemahaman siswa mengenai
prestasi belajar siswa melalui penelitian yang berbasis kuantitatif. Penelitian lebih
lanjut yang mengungkap proses kognitif maupun psikologis siswa dan guru dalam
menggunakan alat peraga tersebut belum pernah dilakukan.
Padahal, dengan mengetahui tanggapan, respons, perasaan, maupun
pemikiran pihak yang menggunakan alat tersebut dapat memberi konstribusi yang
besar dalam pengembangan alat. Observasi secara langsung dan wawancara
dengan pihak guru dan siswa dalam pengembangan alat peraga sangat dibutuhkan
untuk

mengetahui

respons,

pendapat,

perasaan

dan

pemikiran

selama

menggunakan alat peraga tersebut. Penelitian mengenai pengembangan alat
dengan metode research and development (R&D) seperti yang di atas merupakan
contoh pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori. Pengembangan
alat peraga berbasis metode Montessori didesain secara khusus sesuai dengan
perkembangan anak. Karakteristik yang terdapat pada alat peraga Montessori
sesuai untuk anak supaya proses pembelajaran yang berlangsung menyenangkan
dan anak melakukan kegiatan belajar menggunakan alat peraga tidak secara
paksaan namun secara mandiri. Karakteristik khusus yang terdapat pada alat
peraga Montessori (Montessori, 2002: 170 – 176) yaitu menarik, bergradasi, auto-

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
education (melatih kemandirian siswa), auto-correction (memiliki pengendali
kesalahan), serta kontekstual.
Sugiyono, 2011: 5 menjelaskan bahwa suatu penelitian dilakukan dengan
tujuan untuk menemukan data. Begitu pula diperlukannya penelitian kualitatif
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh narasumber penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan sebagainya secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah
(Moleong, 2009: 6). Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian yang lainnya,
disebabkan penelitian kualitatif lebih fokus dengan interpretasi terhadap data yang
ditemukan di lapangan (Sugiyono, 2011: 12). Dalam penelitian ini, peneliti
bermaksud melakukan penelitian kualitatif untuk mengetahui persepsi guru dan
siswa atas penggunaan alat peraga berbasis metode Montessori. Penelitian
kualitatif ini merupakan serangkaian kelanjutan dari penelitian pengembangan
yang telah menghasilkan produk berupa alat peraga matematika berbasis
Montessori yakni papan dakon untuk materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat kelas IV dan telah diujicobakan oleh penelitian kuantitatif
eksperimen untuk mengetahui prestasi belajar siswa menggunakan alat peraga
papan dakon. Melalui penelitian kualitatif ini diharapkan dapat mengetahui
persepsi guru dan siswa atas penggunaan alat peraga berbasis Montessori.
Penelitian ini dibatasi pada pengungkapan pengalaman penggunaan alat
peraga untuk bilangan bulat berbasis metode Montessori di kelas IV SD Karitas
Nandan untuk mengetahui kesan, manfaat, kendala, dan persepsi menggunakan
alat peraga berbasis metode Montessori. Terutama karena alat peraga matematika
berbasis metode Montessori ini baru dikembangkan dan didasarkan pada
karakteristik khusus, yaitu menarik, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan
(auto-correction), memungkinkan siswa belajar mandiri (auto-education), serta
kontekstual (Lilard, 1997: 11). Dari penelitian ini, peneliti berharap mendapatkan
data hasil eksplorasi mengenai persepsi narasumber terhadap alat untuk melihat
kecenderungan intensitas penggunaan alat dan masukan dalam pengembangan
produk alat.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini dibatasi hanya pada persepsi guru dan siswa atas
penggunaan alat peraga matematika berbasis Montessori dalam pelajaran
matematika kelas IV SD. Penelitian ini fokus pada Standar Kompetensi (SK) 5.
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dan Kompetensi Dasar (KD)
5.2 Menjumlahkan bilangan bulat dan 5.3 Mengurangkan bilangan bulat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1

Bagaimana persepsi guru atas penggunaan alat peraga bilangan bulat
berbasis metode Montessori di kelas IV SD Karitas Nandan Yogyakarta
Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 ?

1.2.2

Bagaimana persepsi siswa atas penggunaan alat peraga bilangan bulat
berbasis metode Montessori di kelas IV SD Karitas Nandan Yogyakarta
Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Mengetahui persepsi guru atas penggunaan alat peraga bilangan bulat
berbasis metode Montessori di kelas IV SD Karitas Nandan Yogyakarta
Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.3.2

Mengetahui persepsi siswa atas penggunaan alat peraga bilangan bulat
berbasis metode Montessori di kelas IV SD Karitas Nandan Yogyakarta
Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Bagi peneliti, telah mendapatkan pengalaman dan wawasan mengetahui
persepsi guru dan siswa atas penggunaan alat peraga berbasis Montessori.
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti selanjutnya yang akan
mengembangkan alat peraga berbasis Montessori maupun untuk
memperbaiki produk yang telah dikembangkan.

1.4.2

Bagi guru, dapat untuk bahan bacaan dan pertimbangan tentang penelitian
kualitatif.

1.4.3

Bagi perpustakaan, laporan penelitian ini dapat menambah satu bahan
bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh pembaca

1.5 Definisi Operasional
1.5.1

Persepsi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai proses diterimanya
stimulus, tanggapan, perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir individu

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terhadap suatu objek melalui alat indera sehingga individu dapat
menginterpretasikan dan menyimpulkan yang telah didapatkan melalui alat
indera.
1.5.2

Alat peraga adalah alat yang diperagakan dalam menyajikan suatu
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1.5.3

Alat peraga berbasis Montessori adalah alat yang digunakan untuk
membantu siswa dalam memahami materi serta untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Alat peraga berbasis Montessori memiliki karakteristik
khusus yaitu menarik, auto – education (mengajarkan siswa untuk belajar
mandiri), auto – correction (alat peraga yang memiliki pengendali
kesalahan), bergradasi dan kontekstual. Alat peraga berbasis Montessori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dakon untuk materi
pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang memiliki
karakteristik menarik, bergradasi, auto – correction, auto – education, dan
kontekstual. Alat peraga berbasis dakon terdiri dari papan dengan 10
lubang yang sama besar dan manik berwarna merah serta biru, dan soal
yang disertai kunci jawaban.

1.5.4

Bilangan Bulat adalah materi pada mata pelajaran Matematika SD yang
meliputi penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif,
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif,
penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif,
penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif,
pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif,
pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif,
pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, dan
pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, pembahasan tentang landasan teori dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu (1) kajian pustaka, (2) penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka membahas tentang teori yang mendukung serta penelitian
yang relevan.
2.1.1

Teori yang mendukung
Bagian ini membahas beberapa topik yang berkaitan dengan penelitian

yang akan dipakai, yaitu teori perkembangan anak menurut Piaget, metode
montessori, alat peraga, alat peraga Montessori, persepsi, dan matematika.
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Menurut Piaget
Teori belajar bermanfaat untuk menjelaskan teori-teori tentang belajar.
Siswa memperoleh hasil belajar melalui pengalaman belajar. Begitu pula pada
Teori Piaget. Piaget (dalam Santrock, 2007: 48-57) menyatakan ketika anak
berusaha membangun pemahaman mengenai dunia, otak berkembang membentuk
skema (schema) asimilasi dan akomodasi. Piaget (dalam Komalasari, 2010: 19)
mengatakan bahwa seseorang memperoleh kecakapan intelektual, pada umumnya
akan berhubungan dengan proses mencari keseimbangan antara apa yang ia
rasakan dan ketahui dengan apa yang ia lihat sebagai pengalaman dan persoalan.
Proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi,akomodasi dan
ekuilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi (assimilation) merupakan proses
pengintegrasian atau penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang
telah dimiliki oleh individu. Proses akomodasi (accommodation) merupakan
proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan
proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi.
Proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap perkembangan
sesuai dengan umurnya. Komalasari, 2010: 20 mengatakan teori perkembangan
anak, Piaget membagi tahapan – tahapan perkembangan kognitif yang berkaitan
dengan usia dan cara pikir yang berbeda-beda, yaitu:

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Tahap Sensorimotor (0 – 2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan
persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan,
dan dilakukan langkah demi langkah.
2. Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun)
Pada tahap ini lebih ke simbolik daripada tahap sensorimotor namun
belum melibatkan pemikiran operasional. Perkembangan ini lebih ke simbolik
karena penalaran mulai berkembang. Pada tahap ini dimulainya perkembangan
kemampuan berbahasa anak dan pengungkapan.
3. Tahap Operasional Konkret (7 – 11 tahun)
Pada tahap tahap ini anak akan memperkembangkan kemampuannya
menggunakan pemikiran logis melalui benda-benda konkret. Anak menggunakan
penalaran logis untuk memecahkan masalah yang konkret.
4. Operasional Formal (11 – 15 tahun)
Pada tahap ini dalam menyelesaikan masalah anak sudah menggunakan
pemikiran abstrak dan penalaran yang logis. Anak sudah mampu menarik
kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis.
Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Piaget di atas, dapat disimpulkan
bahwa siswa SD yang berada pada usia 7-12 tahun termasuk di dalamnya anak
usia kelas IV berada pada tahap operasional konkret. Pada usia SD anak akan
lebih mudah memahami informasi melalui benda atau alat peraga nyata. Oleh
karena itu penggunaan alat peraga dibutuhkan dalam proses pembelajaran
termasuk pada mata pelajaran matematika. Mata pelajaran matematika merupakan
mata pelajaran pokok dalam lingkup sekolah dasar. Selain itu, pelajaran
matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan alat peraga untuk membantu
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Proses kegiatan belajar
menggunakan alat peraga akan memberikan pengalaman belajar kepada siswa
serta memudahkan siswa menerima materi yang disampaikan oleh guru.
2.1.2

Metode Montessori
Metode Montessori merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan

oleh Maria Montessori (1870 – 1952) dengan menggunakan konsep belajar sambil
bermain untuk anak-anak (Holt, 2008: xi). Maria Montessori adalah seorang

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dokter wanita pertama di Italia yang lahir pada tanggal 31 Agustus 1870 dan wafat
pada tanggal 6 Mei 1952. Saat bekerja beliau menangani anak-anak yang
mengalami keterbelakangan mental seperti debiel dan idiot. Namun, hal tersebut
membuat Montessori tertarik pada dunia pendidikan khususnya anak-anak yang
beliau tangani. Montessori mencoba mengembangkan metode temuan Itard dan
Seguin untuk mengajar membaca dan menulis anak-anak dengan mental
keterbelakangan di distrik kumuh di Roma. Menurut Montessori metode Seguin
merupakan metode yang menggunakan sistem otot, sistem syaraf, dan panca
indera (Montessori, 2002: 28-42).
Montessori menerima tawaran dari Edoardo Talamo, seorang Direktur
Jenderal Asosiasi Roma untuk mengambil alih organisasi sekolah-sekolah untuk
anak usia 3-7 tahun di distrik San Lorenzo. Montessori mendirikan sekolah
pertama kali dan diberi nama Casa De Bambini atau Rumah Anak-anak pada
tanggal 6 Januari 1907 (Montessori, 2002: 30). Maria Montessori menemukan
metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak didiknya
melalui pengamatan yang di lakukan di sekolah Casa De Bambini.
Montessori walaupun mengajar pada anak-anak yang intelektualnya
kurang, tetapi hasil yang didapatkan lebih bagus daripada anak normal
(Montessori, 2002: 5). Montessori menyatakan dua pendapat di dalam bidang
pendidikan yaitu pertama, bahwa anak tidak hanya mendapat dan menerima
pengetahuan eksak tetapi dengan Montessori ini anak diajarkan untuk
mendapatkan pengetahuan dengan melalui dirinya sendiri dengan bebas sehingga
pengetahuan yang diperoleh tidak dipaksa dan anak dapat bergerak bebas. Kedua,
pada kondisi anak dapat memperoleh atau tidak memperoleh pengetahuan
pendidik tidak boleh memberikan hadiah ataupun hukuman. Hal ini disebabkan
karena akan membelenggu jiwa anak dan anak tidak dapat bergerak bebas atau
tidak merdeka (Montessori, 2002: 4). Montessori lebih menekankan anak untuk
berekpresi dengan bebas mencari pengetahuan tanpa adanya paksaan ataupun
dipaksa. Tanpa adanya paksaan, maka anak tidak akan merasa terbebani dan anak
melakukan sesuatu berdasarkan keinginan serta ketertarikan terhadap sesuatu
tersebut. Montessori menyebut tiga ciri utama pelajaran yang diberikan secara
individual (Montessori, 2013: 192).

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Singkat. Pelajaran itu harus singkat. Semakin efisien kata-kata yang
diberikan, semakin baik suatu pelajaran. Pendidik harus memilih kata-kata
yang dibutuhkan anak dengan tepat.
2. Sederhana. Pelajaran harus sederhana. Pemilihan dan penggunaan katakata yang sederhana dapat membantu anak untuk memahami objek yang
sedang dipelajarinya. Selain pemilihan kata-kata yang sederhana, katakatapun harus mengacu pada kebenaran.
3. Objektif. Pelajaran haruslah objektif. Pelajaran harus disampaikan dalam
sebuah cara dimana sikap pribadi guru tidak ditampakkan melainkan
hanya pada objek yang ingin dia terangkan. Guru tidak boleh memusatkan
kepada salah satu objek saja tetapi secara keseluruhan. Penjelasan guru
haruslah sesuai dengan objek yang akan dipelajari.
Prinsip yang digunakan dalam metode Montessori, yaitu pentingnya
keleluasaan anak dalam beraktivitas, kemerdekaan anak dalam memilih sendiri
apa yang mau dipelajari, pentingnya minat, pentingnya motivasi intrinsik dengan
menghapus hadiah dan hukuman, pentingnya kolaborasi dengan teman sebaya,
pentingnya konteks dalam pembelajaran, pentingnya gaya interaksi autoritatif dari
orang dewasa, dan pentingnya keteraturan dan kerapian lingkungan belajar
(Lillard, 2005: 30-33)
Montessori merupakan tokoh pendidikan yang menekankan ketika anak
bermain, ia akan mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di
lingkungannya (Sudono, 2000: 2). Dengan hal ini anak bermain tetapi disisi lain
anak melakukan sesuatu tanpa disadari oleh anak. Metode ini sangat menekankan
pembelajaran yang dilakukan oleh anak secara mandiri dengan sesedikit mungkin
bantuan dari orang dewasa (Montessori, 2002: 33). Berdasarkan pemaparan di
atas maka pendidik harus mengerti jiwa mereka, memberikan bombongan, kasih
dan hormat kepada mereka (Montessori, 2002: 6). Montessori mengajarkan anak
mandiri, tanggung jawab dan konsentrasi dalam melakukan sesuatu.
2.1.3

Alat Peraga
Sub bab alat peraga matematika akan membahas tentang 5 bagian tentang

pengertian alat peraga, tujuan penggunaan alat peraga, alat peraga Montessori,

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ciri-ciri alat peraga Montessori, alat peraga dakon bilangan bulat Montessori. Hal
pertama yang akan dibahas adalah mengenai pengertian alat peraga matematika.
2.1.3.1 Pengertian Alat Peraga
Alat peraga terdiri dari dua suku kata, yaitu alat dan peraga. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan kedua kata tersebut sebagai berikut: “alat
adalah barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu” sedangkan “peraga
adalah alat media pengajaran untuk meragakan sajian pelajaran” (KBBI, 2008).
Berdasarkan dua pengertian kata di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga
merupakan suatu alat media yang berfungsi untuk meragakan sajian pelajaran.
Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran (Smaldino, 2011: 14).
Media adalah semua sarana untuk memperlancar proses pembelajaran, sedangkan
alat peraga adalah alat atau semua benda dapat berupa manusia ataupun benda
mati yang memperagakan konsep materi pembelajaran yang akan disampaikan
oleh guru.
Anitah, 2009: 83 mengatakan media pembelajaran digunakan sebagai
media untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Hamalik (dalam
Arsyad, 2010: 26) memaparkan media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga anak dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi langsung antara siswa dan lingkungan, dan memberikan kesempatan
anak untuk belajar sendiri. Alat peraga merupakan bagian dari media yang
memperagakan materi pembelajaran yang akan disampaikan untuk meningkatkan
motivasi belajar anak serta mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan alat
peraga merupakan hal yang penting untuk mendukung keberhasilan suatu
pembelajaran.
2.1.3.2 Tujuan Penggunaan Alat Peraga
Alat peraga memiliki empat tujuan yakni satu, memberikan kemampuan
berpikir matematika dengan kreatif, dua yaitu mengembangkan sikap percaya diri
dalam pembelajaran matematika, tiga untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam menerapkan pembelajaran matematika pada kehidupan sehari-hari, dan
empat yakni meningkatkan motivasi belajar (Sukayati, 2009: 7).

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pelajaran matematika mencakup tentang dalil-dalil dan simbol yang saling
berhubungan. Penggunaan alat peraga akan meningkatkan kreativitas bagi
siswa dalam memahami hubungan dalam matematika.
2. Penggunaan alat peraga dalam keadaan yang kondusif akan mempengaruhi
kepercayaan diri siswa akan kemampuannya dalam belajar matematika.
3. Matematika erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Penggunaan alat
peraga akan membantu siswa menghubungkan pengalaman belajar dengan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dengan menggunakan
keterampilannya anak dapat memecahkan suatu masalah.
4. Proses

belajar

menggunakan

alat

peraga

diharapkan

memperoleh

pembelajaran yang menyenangkan bagi guru maupun siswa, sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa.
2.1.3.3 Pengertian Alat Peraga Montessori
Alat peraga Montessori dikembangkan dan diproduksi oleh Maria
Montessori yang mengacu pada teori Itard dan Seguin. Alat peraga yang
dirancang oleh Montessori sesuai dengan keterampilan yang ada pada peserta
didiknya. Alat peraga Montessori merupakan salah satu alat yang digunakan
dalam metode Montessori yang bertujuan untuk menyampaian pesan dalam
pembelajaran. Montessori, 2002: 169-175 memaparkan alat peraga yang
digunakan di dalam pembelajaran Montessori memiliki karakteristik yaitu
menarik, memiliki gradasi, memiliki pengendali kesalahan (auto-correction),
membelajarkan

siswa

secara

mandiri

(auto-education).

Peneliti

juga

menambahkan karakteristik kontekstual pada alat peraga Montessori.
Karakteristik kontekstual pada alat peraga memiliki makna penelitian ini
merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar daerah sehingga pembuatan alat
peraga menggunakan bahan di sekitar. Alat peraga montesssori dirancang untuk
mengembangkan kemandirian dan pengetahuan akademik anak, mengandung
unsur seni, mengembangkan rasa tanggung jawab, dan bangga terhadap alat yang
dimiliki. Dengan demikian alat peraga Montessori sangat erat hubungan dengan
tingkat perkembangan anak da