CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN PEMBERANTASAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MASYARAKAT TERKAIT PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten)

  

CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH

NO 2 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN

PEMBERANTASAN DAN PENANGGULANGAN

PENYAKIT MASYARAKAT TERKAIT PEREDARAN

MINUMAN BERALKOHOL

(Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten)

  

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

  

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh: Agung Sudrajat

  NIM. 6661131241

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

  

ABSTRAK

Agung Sudrajat. NIM 6661131241. Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

Terkait Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: Di Kota Serang, Provinsi Banten).

Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Rahmawati, M.Si dan Pembimbing II:

Riswanda, Ph.D

  Perlindungan secara hukum terhadap warga negara merupakan hal yang wajib dilakukan oleh negara, baik secara jasmani maupun rohani. Terkait hal tersebut Pemerintah Kota Serang membuat Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat dalam rangka untuk tetap menjaga nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarkat Kota Serang sejak dahulu agar tidak terkontaminasi oleh gangguan ketertiban maupun keamanan. Yang salah satunya berkaitan dengan penyakit masyarakat. Adanya suatu Peraturan Daerah merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menata berbagai aspek di daerah. Khususnya untuk mengatasi peredaran minuman beralkohol yang merupakan salah satu hal yang tergolong Penyakit Masyarakat di Kota Serang. Oleh karena itu fokus dan sekaligus merupakan judul penelitian ini adalah Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Minuman Beralkohol (Studi Kasus: Di Kota Serang, Provinsi Banten). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori Critical Systems Thinking dari Ulrich (Riswanda, 2016). Hasil penelitian menunjukan bahwa, Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang belum optimal dalam mengatasi masalah peredaran minuman beralkohol. Hal tersebut disebabkan karena masih adanya sejumlah pihak yang mengambil keuntungan dari adanya peredaran minuman beralkohol, kurang tegasnya pihak pelaksana aturan, adanya tempat usaha yang menyalahgunakan izin usahanya dengan menjual minuman beralkohol, adanya oknum aparat yang menjadi backing tempat usaha tersebut, peredaran minuman beralkohol terjadi tidak hanya di pusat Kota Serang namun juga hingga ke perkampungan, serta kenyataan bahwa minuman beralkohol ini sudah lekat dikonsumsi oleh kalangan tertentu di Kota Serang tidak dapat dipungkiri, karena kalangan tersebut cenderung mengabaikan bahaya mengkonsumsi minuman beralkohol padahal sudah mengetahui hal tersebut. Untuk mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol ini, dibutuhkan suatu Peraturan Daerah yang baru yang membahas permasalahan minuman beralkohol secara khusus serta memiliki aturan dan sanksi yang tegas, yang tidak memiliki pengecualian dan inkonsistensi pada bunyi aturannya.

  Kata Kunci: Peraturan Daerah, Penyakit Masyarakat, Minuman Beralkohol

  

ABSTRACT

Agung Sudrajat. NIM 6661131241. Critical Policy Analysis Regional Regulation No. 2 of

2010 on Prevention of Eradication and Countermeasures Diseases of Public Related to

Circulation of Alcoholic Beverages (Case Study: In Serang City, Banten Province).

Departement of Public Administration. Faculty of Social and Political Sciences. Sultan

Ageng Tirtayasa University. Advisor I: Rahmawati, M. Si and Advisor II: Riswanda, Ph.

  D.

  Legal protection of citizens is a must for the state, both physically and spiritually. Related to that the City Government Serang make Regional Regulations Serang City No. 2 of 2010 on Prevention Eradication and Disease Prevention Society in order to keep the noble values are upheld by the people of Serang City since the first so as not to be contaminated by disturbances of order and security. One of them is related to community disease. The existence of a Regional Regulation is something that is very important to organize various aspects in the region. Especially to overcome the distribution of alcoholic beverages which is one of the things classified as Public Disease in Serang City. Therefore, the focus and at the same time is the title of this research is Critical Policy Analysis Local Regulation No. 2 Year 2010 on Prevention Eradication and Disease Control Society Related Alcoholic Beverages (Case Study: In Serang City, Banten Province). The method used in this research is qualitative method. This research uses the theory of Critical Systems Thinking from Ulrich (Riswanda, 2016). The results of research show that, Regional Regulation No. 2 of 2010 on Prevention Eradication and Disease Prevention Society especially related to the prohibition of alcoholic beverages circulation in Serang City has not been optimal in overcoming the problem of alcoholic beverage circulation. This is because there are still a number of parties who take advantage of the circulation of alcoholic beverages, less strictly the implementers of the rules, the existence of business places that abuse his business license by selling alcoholic beverages, the existence of apparatus who became the backing of the business, alcoholic circulation occurred not only in downtown Serang but also up to the village, as well as the fact that alcoholic beverages are already attached consumed by certain circles in the city of Serang can not be denied, because these people tend to ignore the dangers of consuming alcoholic beverages even though already know it. To solve the problem of alcoholic circulation, a new Regional Regulation that addresses the issue of alcoholic drinks in particular and has strict rules and sanctions, which have no exceptions and inconsistencies in the sound of the rules.

  Keywords: Regional Regulation, Public Disease, Alcoholic Beverages

  MOTTO “Teruslah melangkah meskipun harus merangkak sekalipun, Karena percayalah akan ada kebahagiaan menantimu setelah banyaknya kepedihan yang engkau rasakan”

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini Aku persembahkan untuk kedua orangtuaku tercinta dan juga

adiku yang telah memberikan motivasi dan doa padaku untuk terus

melangkah maju, Serta Skripsi ini Aku persembahkan bukan untuk DIA,

tetapi untuk MEREKA yang selalu menyemangatiku tanpa menjatuhkanku

pada saat menyusun Skripsi ini”

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Critical Policy

  

Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang

Terkait Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang,

Provinsi Banten)

  . Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi Strata Satu (S1) untuk mendapat gelar kesarjanaan bidang studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dan kesempurnaan pada penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam memberikan motivasi dan masukan untuk menambah wawasan terkait bidang yang diteliti oleh penulis. Oleh sebab itu, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kelancaran pada proses penyusuna proposal skripsi ini.

  2. Kepada kedua Orang tuaku tercinta yaitu Ayahanda H. Nasim dan senantiasa menetes dari mereka yang bisa mengantarkan saya sampai sejauh ini dalam hidup dan tidak lupa kepada Kakak dan Adik tercinta yang senantiasa menjadi motivator dalam hidup Penulis.

  3. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing akademik.

  5. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang juga merupakan Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam mengembangkan pemikiran kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

  6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  8. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Tirtayasa. sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam mengembangkan pemikiran kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

  10. Kepada seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak bisa Saya sebutkan satu persatu, yang telah membekali ilmu selama perkuliahan dan membantu dalam memberikan informasi selama proses perkuliahan.

  11. Kepada para sahabatku yang selalu memberikan kebahagiaan, semangat dan doa yaitu Ariansyah, Topik, Samsul, Yosep, Yosa, Jalaludin, Aris Setiadi, Asep F, Egi Dwi P, Iman Eka S, Jaka Permana,.

  12. Kepada teman-teman seperjuangan Angkatan 2013, khususnya kelas B Administrasi Negara yang telah menjadi sumber kebahagiaan dan selalu ada disaat duka selama menjalani perkuliahan.

  13. Kepada kawan-kawan KKM Perumpera kelompok 6 yang telah memberikan semangat dan memberikan pengalaman hidup kepada penulis..

  14. Serta semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis untuk memberikan arahan, bimbingan, semangat, dan doa yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang tak luput dari kesempurnaan yang tentunya memiliki keterbatasan yang terdapat kekurangan dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis meminta maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam proposal penelitian ini. Penulis mengharapkan segala masukan baik kritik maupun saran dari pembaca yang dapat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Serang, September 2017

  Penulis Agung Sudrajat

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah

  1

  1.2 Identifikasi Masalah

  20

  1.3 Batasan Masalah

  21

  1.4 Rumusan Masalah

  22

  1.5 Tujuan Penelitian

  22

  1.6 Manfaat Penelitian

  23

  1.6.1 Manfaat Praktis .............................................................................23

  1.6.2 Manfaat Teoritis ............................................................................23

  1.7 Sistematika Penulisan

  23 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI

   DASAR PENELITIAN

  2.1 Tinjauan Pustaka

  29

  2.1.1. Pengertian Kebijakan Publik

  30

  2.1.1.1. Pengertian Kebijakan…….......................................................30

  2.1.1.2. Pengertian Publik ...............................................................34

  2.1.1.3. Pengertian Kebijakan Publik ..............................................35

  2.2.Gambaran Singkat Aturan Peredaran Minuman Beralkohol di Australia…………………………………………………….………..50

  2.2.1. Zonasi dan Lisensi Penjualan Minuman Beralkohol…………….…51

  2.2.2. Test kadar alkohol Untuk Pengemudi (Breathalyzer Test)………...53

  2.2.3. Batasan Umur Minum……………………………………………...55

  2.2.4. Kawasan Bebas Alkohol…………………………………………...56

  2.2.5. ID Night Club………………………………………………….......58

  2.3 Penelitian Terdahulu

  60

  2.4 Kerangka Berfikir

  62

  2.5 Asumsi Dasar

  66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

  67

  3.2 Fokus Penelitian

  68

  3.3 Lokasi Penelitian

  69

  3.4 Fenomena yang diamati ...........................................................................70

  3.4.1 Definisi Konsep .............................................................................70

  3.4.1 Definisi Operasional ......................................................................70

  3.5 Instrumen Penelitian

  76

  3.6 Informan Penelitian

  77

  3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

  81

  3.8 Uji Keabsahan Data

  93

  3.9 Jadwal Penelitian .....................................................................................94

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

  97

  4.1.1 Profil Kota Serang 97

  4.1.2.1.Struktur Organisasi Sekretariat Daerah dan Bagian Hukum Kota Serang.............................................................................................105

  4.1.2.2. Sumber Daya Bagian Hukum…………………………................105

  4.1.3 Profil Satpol PP Kota Serang………………………………………....108

  4.1.3.1 Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang…….111

  4.1.4 Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang ………………………………………………………………………..113

  4.1.4.1. Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang……………………………………………………….114

  4.1.4.2. Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang……………………………………………………….115

  4.1.5 Profil Dinas Kesehatan Kota Serang………………………………….116

  4.1.5.1 Visi dan Misi…………………………………………………..116

  4.1.5.2 Tujuan dan Sasaran……………………………………………118

  4.1.6 Profil Dinas Sosial Kota Serang……………………………………....120

  4.I.6.1 Kedudukan Dinas Sosial Kota Serang……………….………...121

  4.1.6.2 Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Serang………….…………...121

  4.1.6.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Serang…………..122

  4.1.6.4 Susunan Organisasi Dinas Sosial Kota Serang………………..123

  4.1.6.5 Program dan Kegiatan Dinas Sosial Kota Serang….………….124

  4.2 Analisis Perda No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat....................................................126

  4.2.1. Adanya Inkonsistensi Bunyi Ayat Pada Pasal 7 Tentang Minuman Keras............................................................................................128

  4.2.2. Kurangnya Kejelasan Pembahasan dan Keterangan Isi Perda........130

  4.2.3. Penegakan Aturan yang Bergantung Pada Adanya Perwal……....133

  4.2.4. Tidak Fokus dan Mrincinya Isi Perda.............................................136

  4.4 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................147

  4.4.1. Sources of Motivation (Sumber Motivasi)……………………….151

  4.4.1.1. Stakeholder……………………………………………………..151

  4.4.1.2. Purpose (Tujuan)………………………………………..157

  4.4.1.3. Measure of improvement (Ukuran perbaikan)…………..165

  4.4.2. Sources of Power (Sumber Kekuatan)……………………………170

  4.4.2.1. Decision Maker (Pembuat Keputusan)…………………..170

  4.4.2.2. Resources (Sumber daya)…………………………………187

  4.4.2.3 Decision Environment (Lingkungan Keputusan)…….……206

  4.4.3. Sources of Knowledge (Sumber Pengetahuan)…………………….225

  4.4.3.1. Professional (Tenaga Ahli)……………………………….225

  4.4.3.2. Expertise (Keahlian)……………………………………….246

  4.4.3.3. Guarantee (Jaminan)……………………………………....261

  4.4.4. Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan)……………….…...295

  4.4.4.1. Witness (Saksi)……………………………………….…...396

  4.4.4.2. Emancipation (Emansipasi)……………………….……...312

  4.4.4.3. World View (Pandangan Dunia)…………………….….…323

  4.4.5. Narrative Inquiry (Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang)…….…...341

  4.5 Pembahasan………………………………………………………….….344

  4.5.1. Stakeholder (Pemilik Kepentingan)…………………………….....345

  4.5.2. Purpose (Tujuan)…………………………………………………..348

  4.5.3. Measure of improvement (Ukuran perbaikan)…………………......357

  4.5.4. Decision-maker (Pengambilan keputusan)………………………...364

  4.5.5. Resources (Sumber daya)………………………………………….368

  4.5.8. Expertise (Keahlian)………………………………………………..383

  4.5.9. Guarantee (Jaminan)……………………………………………….388

  4.5.10. Witness (Saksi)…………………………………………………....395

  4.5.11. Emancipation (Emansipasi)……………………………………....400

  4.5.12. World View (Pandangan Dunia)…………………………………..405

BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………440

  5.2 Saran.......................................................................................................442

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 1.1 Berita Pelarangan Minuman Beralkohol ...................................6Gambar 1.2 Opini PublikTerkait Perda Pekat................................................8Gambar 1.3 Berita Pengrebegan Gudang Miras di Serang

  9 Gambar 1.4 Inkonsitensi Pasal ………………………………………..……13

Gambar 1.5 Catatan Peneliti …………………………………………..…...20Gambar 2.1 The Eternal Triangle of Boundary Judgments.……………..…41Gambar 4.9 Toko yang Secara Khusus Menjual Minuman Beralkohol…....52Gambar 4.10 Pemerikasaan Kadar Alkohol……………………………......54Gambar 4.11 Batasan Umur Minum Alkohol………………………….......56

  Gambar4.12 Larangan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol di Tempat Umum…..…………………………………………………58

Gambar 4.13 Pemeriksaan Identitas Oleh Petugas Klub Malam…………..59Gambar 2.2 Kerangka Berfikir……………………………………………..65Gambar 3.1 The Eternal Triangle of Boundary Judgments…………….…..76Gambar 3.2 Analisis Data…………………………………………………..90Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekda………………………..………...…95Gambar 4.2 Struktur Organisasi Satpol PP…………………..…………….110Gambar 4.3 Berita Penggrebegan Gudang Miras di Kota Serang……..…..127Gambar 4.4 Pasal 7…………………………………………………...…....129Gambar 4.5 Pasal 4.......................................................................................131Gambar 4.6 Pasal 16………………………………………………...……..132Gambar 4.7 Pasal 14.....................................................................................134Gambar 4.8 Pasal 7.......................................................................................137

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 1.1 Data Kasus Minuman Beralkohol di Kota Serang…………..........11Tabel 1.2 Tabel Informasi Media Mengenai Perda Pekat...............................16Tabel 2.1 Table of Boundary Categories ……………………………….…..43Tabel 2.2 Panduan Pertanyaan Kritis …………………………………….….44Tabel 2.3 Table of Boundary Categories………………………………….…63Tabel 3.1 Table of Boundary Categories………………………………….…71Tabel 3.2 Informan Penelitian…………………………………………….….78Tabel 3.3 Pedoman Wawancara……………………………………………...84Tabel 3.4 Jadwal Penelitian…………………………………………………..95Tabel 4.1 Pegawai Bagian Hukum………………………………………..….106Tabel 4.2 Jenjang Pendidikan Pegawai Bagian Hukum…………………...…106Tabel 4.3 Komposisi SDM Satpol PP Kota Serang.……………………………….111Tabel 4.3 Table of Boundary Categories…………………………….……………139Tabel 4.4 Informan Penelitian..........................................................................145Tabel 4.5 Daftar Tempat, dan Kadar Minuman Beralkohol di Kota

  Serang...............................................................................................................217

Tabel 4.6 Temuan Lapangan……………………………………….………...414Tabel 4.7 Temuan Lapangan Sebetulnya dan Seharusnya…………….………..436

  Daftar Lampiran Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 2 : Lembar Catatan Bimbingan Skripsi Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Lampiran 4 : Member Ceck Lampiran 5 : Matriks Wawancara Lampiran 6: Dokumentasi Penelitian Lampiran 7 : Data-data Penelitian/Dokumen Penelitian Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perlindungan secara hukum terhadap warga negara merupakan hal yang

  wajib dilakukan oleh negara, baik secara jasmani maupun rohani sebagaimana yang tertera pada alinea ke 4 (empat) pada UUD 1945, yang berbunyi melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Perlindungan secara hukum terhadap warga negara ini dilaksanakan oleh sebuah negara dengan membuat pelbagai kebijakan yang dianggap mampu memenuhi hak-hak warganya. Oleh karena itu untuk dapat mewujudkan perlindungan terhadap warganya baik pemerintah pusat maupun daerah membuat pelbagai macam kebijakan yang dianggap dapat memberikan perlindungan secara hukum terhadap warganya.

  Perlindungan secara hukum tersebut meliputi pelbagai aspek diantaranya adalah masalah keamanan, kesehatan, sosial budaya, dan ekonomi yang merupakan aspek-aspek penting dalam kehidupan Masyarakat dalam suatu negara. Baik Pemerintah pusat maupun daerah sehubungan dengan hal tersebut terus berupaya Kemudian dengan adanya otonomi daerah setiap daerah juga dapat membuat peraturan-peraturan daerah yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi dari masyarakat daerah itu sendiri yang berkaitan dengan masalah keamanan, kesehatan, sosial budaya, dan ekonomi. Terkait hal tersebut Pemerintah Kota Serang membuat Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat dalam rangka untuk tetap menjaga nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarkat Kota Serang sejak dahulu, dalam hal ini pemerintah Kota Serang membuat suatu peraturan daerah yang dapat menjaga nilai-nilai luhur tersebut agar tidak terkontaminasi oleh gangguan ketertiban maupun keamanan. Yang salah satunya berkaitan dengan penyakit masyarakat.

  Dalam Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat, yang dimaksud dengan Penyakit Masyarakat adalah hal-hal atau perbuatan yang terjadi ditengah-tengah Masyarakat yang tidak menyenangkan Masyarakat atau meresahkan Masyarakat yang tidak sesuai dengan aturan agama dan adat istiadat, serta tatakrama kesopanan dalam Masyarakat. Menurut Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat yang digolongkan sebagai Penyakit Masyarakat adalah Pelacuran, Perjudian, Minuman Beralkohol, Gelandangan Pengemis dan Anak Jalanan. Penyakit Masyarakat ini apabila dibiarkan akan memberikan dampak yang nilai-nilai luhur yang ada di Masyarakat yang telah ada sejak dahulu. Penyakit Masyarakat ini pula dapat merusak moral Masyarakat terutama dapat merusak moral para pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa. Menurut Kuncoro (2005:57) Penyakit Masyarakat seperti halnya penyakit-penyakit yang ada dalam tubuh manusia dapat menular dari individu yang satu kepada individu yang lain dengan media pergaulan. Menurut Kasmanto (2004:70) :

  “pergaulan merupakan salah satu kunci terbentuknya moral suatu individu,

  dan tidak jarang pembentukan moral melalui pergaulan mendatangkan perilaku yang negatif atau menyimpang”.

  Kemudian menurut Vander Zanden dalam Kasmanto (2004:176)

  

“penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap

sebagai hal yang tercela dan diluar toleransi”. Pergaulan yang terjadi di

  Masyarakat Kota Serang sangat beraneka ragam, hal itu disebabkan karena Kota Serang merupakan Ibu Kota Propinsi Banten yang memiliki penduduk majemuk, dikarenakan banyaknya warga pendatang dan arus globalisasi yang sedang menjangkiti warga-warga perkotaan juga bisa mempengaruhi pergaulan yang ada. Sehingga terciptanya komunitas-komunitas tertentu yang ada di Kota Serang yang menjadikan beraneka ragamnya pergaulan di Kota Serang, tidak jarang pergaulan tersebut bersifat negatif atau menyimpang. Suatu kegiatan maupun suatu benda seperti rokok maupun minuman beralkohol yang notabene merupakan suatu yang bersifat buruk bagi kesehatan, dalam hal ini justru dapat menjadi sarana untuk mempererat pergaulan diantara Masyarakat. begitulah hasil wawancara awal dengan beberapa pemuda di Kota Serang (Pembicaraan pribadi, 10 oktober 2016).

  Mengacu pada hasil wawancara yang dilakukan oleh Peneliti tersebut, terkadang dalam suatu pergaulan pada pelaksaannya dapat melibatkan hal-hal yang bersifat negatif salah satunya konsumsi minuman beralkohol dikalangan pemuda khususnya dikalangan pemuda Kota Serang. Peredaran minuman beralkohol dikalangan pemuda ini tentu merupakan hal yang buruk bagi kehidupan bermasyarakat karena mengkonsumsi minuman beralkohol dapat berakibat buruk bagi individu maupun lingkungannya dikarenakan kandungan-kandungan bahan kimia yang ada didalamnya dapat membuat seseorang tidak sadar dan dapat melakukan perbuatan diluar kendali. Menurut Aminudin (2010:8) Minuman Beralkohol adalah:

  “Minuman yang mengandung etanol dihasilkan dari penyulingan yang diproduksi dengan cara fermentasi biji-bijian, buah-buahan atau sayur- sayuran, mengkonsumsi minuman beralkohol dapat menimbulkan dampak negatif, bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan Gangguan Mental Organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berperilaku.”

  Minuman beralkohol juga merupakan minuman yang dilarang oleh agama karena seperti yang telah dipaparkan sebelumnya minuman beralkohol memiliki dampak negatif bagi tubuh karena mengandung etanol, yang diantaranya dapat menimbulkan ketergantungan yang dapat menimbulkan pelbagai penyakit pada tubuh, juga dapat menimmbulkan permasalahan sosial bagi individu yang mengkonsumsi minuman beralkohol tersebut maupun bagi Masyarakat. Seperti yang dikutip dari Aminudin (2010:10):

  “Minuman yang mengandung Etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif yang apabila dikonsumsi menyebabkan penurunan kesadaran. Adapun dampak negatif dari minuman beralkohol dari segi kesehatan yaitu gangguan fisik, gangguan jiwa, gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani.”

  Melihat dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari minuman beralkohol maka sudah selayaknya pemerintah memiliki kewenangan untuk membatasi peredaran serta penjualan minuman beralkohol dengan cara adanya pengawasan yang dilakukan Pemerintah Pusat atau daerah, untuk menanggulangi peredaran minuman beralkohol. Dalam hal ini Pemerintah Kota Serang membuat Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat yang salah satunya pasalnya melarang peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Dikutip dari (media online) Radar Banten 21 januari

  

2015, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi (Disperindagkop)

  Kota Serang, Akhmad Benbela saat ditemui pewarta di Serang pada rabu (21/1) mengatakan, bahwa:

  “Tidak ada kelonggaran bagi minuman beralkohol beredar di Kota Serang. Hal tersebut mengacu pada peraturan daerah (Perda) Kota Serang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat” Ujar Akhmad. Selain itu, lanjut Akhmad, “Jika mengacu pada perda, berapapun kadar alkoholnya itu tidak diperbolehkan.

  Jadi bagi minuman apapun yang mengandung alkohol itu tidak diperbolehkan.”. (Aria. 27 April 2015, hal. 1. 10 Oktober 2016).

Gambar 1.1 Pelarangan Minuman Beraalkohol di Kota Serang

  (Sumber: Radar Banten News) Gambar di atas menunjukan bahwa minuman beralkohol dilarang beredar di

  Kota Serang karena adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat yang melarang segala jenis minuman yang mengandung alkohol diatas 0 %. Namun kenyataanya keberadaan minuman beralkohol di Kota Serang merupakan hal yang sangat mudah untuk didapatkan, dari warung remang-remang hingga tempat-tempat hiburan malam seperti karaoke dan club malam (life music), dari minuman beralkohol kelas ecek-ecek seperti (Ciu, Kolesom dan Kecut) sampai minuman beralkohol yang bermerk seperti (Guines, Mandson, dan Black Label). Penikmat dari minuman beralkohol ini berasal dari pelbagai kalangan seperti Buruh

  Mahasiswa sekalipun termasuk di dalamnya (Aminudin, 2010:30). Pada tanggal 04 Oktober 2016, peneliti melakukan observasi awal ke salah satu Tempat Hiburan di Kota Serang yang diduga menjadi tempat peredaran minuman beralkohol, dan menemukan pelbagai merk minuman keras yang disajikan. Selain Tempat Hiburan Malam, Warung-warung Remang di sekitar Terminal Kepandean Kota Serang pun menjual minuman beralkohol, hal itu diketahui ketika peneliti melakukan observasi lanjutan pada tanggal 15 Oktober 2016. Terlihat warung yang berjualan bahan- bahan pokok sepanjang Terminal Kepandean Kota Serang, yang anehnya tidak hanya barang kebutuhan pokok yang diperjualbelikan, namun minuman beralkohol juga diperjualbelikan di Warung tersebut. Peneliti selanjutnya mempertanyakan hal tersebut terhadap salah satu penjual di salah satu warung di Terminal Kepandean Kota Serang, S Pria berusia sekitar 35 tahun itu mengatakan “berjualan disini aman

  

kan ada yang ngebackingin lagian udah bayar uang keamanan juga”. (Pembicaraan

.

  pribadi, 15 oktober 2016) Terdapat Tempat Hiburan di Pasar Rau Kota Serang menyediakan fasilitas karaoke dan arena bermain biliar yang juga menjual minuman beralkohol untuk para tamu yang datang. Menurut I (27) minuman yang dijual di tempat tersebut rata-rata adalah minuman beralkohol yang berkadar diatas 0% yang terdiri dari beberapa jenis minuman beralkohol seperti (Anker, Cipas, Black Label, Mandson, Marteel dan lain sebagainya). (Pembicaraan pribadi, 15 oktober 2016). Selain hal-hal yang dipaparkan di atas Peneliti mendapatkan informasi mengenai maraknya peredaran

  Dikutip dari (media online) PKS News 21 januari 2015, Sekertaris komisi DPRD Kota Serang, Iyus Gusmana saat ditemui pewarta di Serang pada rabu (21/1) mengatakan, bahwa:

  “Warga menyayangkan banyak fasum (fasilitas umum) yang digunakan untuk maksiat. Seperti stadion, alun-alun, dan eks Terminal Kepandean yang disalahgunakan menjadi tempat maksiat tempat meinum minuman keras atau prostitusi” Ujar Iyus. Selain itu, lanjut iyus, “beberapa tempat karaoke keluarga mengurus izin sebagai rumah makan, ternyata banyak menjual minuman keras (miras)”. (Andi, Muhamad. Januari 2015, hal 1. 10

  Oktober 2016)

Gambar 1.2 Opini Publik Mengenai Perda Pekat

  (Sumber: PKS News) Dari kutipan informasi media di atas, terlihat bahwa Pemerintah Kota Serang belum menunjukan keseriusannya untuk mengatasi masalah peredaran minuman semboyan dan orientasi hidup Masyarakat Kota Serang. Melihat kondisi yang sebenarnya, bahwa upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Serang untuk memberikan solusi pada persoalan ini belum menyeluruh, mengakibatkan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang semakin menjadi dan mudah untuk diperjualbelikan di berbagai wilayah Kota Serang. Argumen Peneliti sejalan dengan peristiwa Penggerebegan gudang miras yang terjadi pada Mei 2016 lalu di Kampung Unyur, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang.

Gambar 1.3 Berita Penggrebegan Gudang Miras di Kota Serang

  (Sumber: Radar Banten News) Dari informasi gambar di atas menjelaskan bahwa peredaran minuman beralkohol di Kota Serang masih terjadi dengan skala yang besar hal ini dibuktikan dengan adanya gudang minuman beralkohol yang telah beroperasi selama puluhan tahun dan menyimpan ribuan botol minuman keras dari berbagai jenis. Seperti yang dikatakan, Kanit I Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Banten, Kompol Agus Suherman (26/5) Kepada wartawan:

   “Terbongkarnya gudang miras yang sudah berdiri puluhan tahun ini berdasarkan informasi dari masyarakat yang resah dengan peredaran miras sehingga banyak tindakan kriminalitas. Ribuan botol miras berbagai merk kita sita dari gudang yang besar ini, kadar alkoholnya hingga 20 persen %.”. (Aria. 24 Mei 2016, hal. 1. 10 Oktober 2016).

  Razia minuman beralkohol yang dilakukan oleh pihak Kepolisian tersebut merupakan hal yang sangat baik, namun hal itu menunjukan bahwa peredaran minuman beralkohol di Kota Serang sangat mengkhawatirkan dan bisa berdampak buruk bagi kehidupan bermasyarakat di Kota Serang. dalam razia tersebut pihak kepolisian menyita ribuan minuman beralkohol dari berbagai merk yang mempunyai kadar alkohol sebesar 5% sampai 20 %, sementara berdasarkan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang secara jelas melarang minuman beralkohol diatas 0 %. Berikut data kasus minuman beralkohol di Kota Serang:

Tabel 1.1 Data Kasus Minuman Beralkohol di Kota Serang Tahun 2016

  No Tahun Jumlah Kasus Jumlah Hasil Sitaan (Botol) 1 2012 29 4337 3

  2 2013 33 5683 4 2015 2014 41 4968 37 5069

  5 2016 43 6150 (Sumber: Reskrimum Polres Serang 2016)

  Data tersebut menunjukan bahwa peredaran minumnan beralkohol di Kota Serang masih terjadi, karena tidak dipungkiri Kota Serang ini sebagai salah satu kota tujuan distribusi minuman beralkohol dari kota sekitarnya seperti Kota Cilegon dan Jakarta (Pembicaraan pribadi, 15 Juni 2017), Pemerintah Kota Serang haruslah berkaca pada fakta tersebut. Pemerintah Kota Serang tidak boleh membiarkan persoalan ini berlarut-larut, haruslah ada langkah strategis dalam menyelesaikan persoalan ini. Kalau Pemerintah terus-menerus melakukan tindakan yang tidak solutif, kekhawatiran Peneliti yakni peredaran minuman beralkohol di Kota Serang menjadi semakin masif dikalangan Masyarakat dan pada muaranya akan Pemerintah Kota Serang dalam hal ini sesungguhnya telah membentuk Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat (PEKAT). Dimana dalam Peraturan Daerah ini, telah diatur sedemikian rupa sehingga pelbagai bentuk tindakan atau kegiatan yang merangsang tumbuhnya Penyakit Masyarakat dilarang dan tidak diberikan izin untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan Penyakit Masyarakat. Tetapi apa yang terjadi pada hari ini di Kota Serang, sungguh jauh dari apa yang diharapkan dari adanya Peraturan Daerah tersebut, kebijakan Pemerintah tidak dapat menyembuhkan Penyaki Masyarakat. Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat tidak dapat berjalan dengan baik dan tidak memberikan solusi yang nyata dalam rangka memerangi Penyakit Masyarakat di Kota Serang, karena Peraturan Daerah yang disahkan pada 2010 ini tidak dapat menjadi pegangan yang kuat untuk mengatur pelbagai hal yang berkenaan dengan pemberantasan Penyakit Masyarakat, salah satunya ialah peredaran minuman beralkohol. Pemerintah seyogyanya memberikan obat mujarab/panacea (Ambardhi, 2009:56) lewat pelbagai kebijakannya. Tetapi

  Peraturan

  dalam hal ini, Pemerintah Kota Serang tidak dapat mewujudkan semangat

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TEMPAT PROSTITUSI (Studi di Kawasan Wisata Tretes Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan)

3 26 26

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL OLEH POLISI PAMONG PRAJADI KABUPATEN PAMEKASAN (Studi Pada Kantor Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat)

0 7 2

SE NOMOR: 5931/SJ/B.VI/HK.00.7/09/2018 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA TAHUN 2018-2019

0 0 23

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN MELALUI PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

0 0 14

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

0 0 53

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGADA,

0 0 53

INTERAKSI NAHDLATUL ULAMA DALAM PEMBUATAN PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG MINUMAN BERALKOHOL DI KOTA SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

STUDI KRITIS TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG MINUMAN BERALKOHOL DI PROVINSI SULAWESI-SELATAN (PERSPEKTIF HUKUM ISLAM)

0 2 368

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PERDA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN BERAU

0 1 92

PENCANTUMAN SANKSI PIDANA KUMULATIF SEBAGAI SUATU PENAL POLICY DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DIKAITKAN DENGAN UNDANG UNDANG NO.20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NO.31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDA

0 0 16