ANALISIS SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DASAR DI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007.

ANALISIS SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DASAR
DI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2007

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1

Oleh :
SUSANA YULIA WATI
03.6.106.09010.5.0015

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009

i

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI


ANALISIS SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DASAR DI
KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2007
SUSANA YULIA WATI
NIM : E 100 030 015

Telah dipertahankan di depan penguji pada :
Hari

: Selasa

Tanggal

: 28 – April – 2009

dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Team Penguji :


Ketua

: Drs. Priyono, M.Si.

(...................................)

Sekretaris

: Dra. Hj. Umrotun, M.Si

(...................................)

Anggota

: Dra. Retno Woro Kaeksi.

(...................................)

Pembimbing I : Drs. Priyono, M.Si.


(...................................)

Pembimbing II : Dra. Hj. Umrotun, M.Si.

(...................................)

Surakarta, Mei 2009

Dekan Fakultas Geografi

(Drs. Yuli Priyana, M.si)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Surakarta, Mei - 2009

(Susana Yulia Wati)

iii

MOTTO

“Dan bahwasanya tiadalah manusia itu memperoleh selain apa yang telah diusahakannya
dan sesungguhnya usaha itu kelak akan diperhatikan kepadanya kemudian akan diberikan
balasan kepadanya dengan suatu balasan yang sempurna”
(Q.S. An-Najm :39 – 4)

“Ketakutan, ketenangan, berfikir, berusaha dan menjalankan adalah sebuah proses
dimana sebuah keberhasilan itu akan terwujud”
(WES)

“Bermimpilah apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat kamu ingin pergi,

jadilah seperti yang kamu inginkan karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu
kesempatan untuk melakukan hal yang ingin kamu lakukan”
(Penulis)

“Lihat cara mata memandang ada kejujuran disana”
(penulis)

iv

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan kepada :
? Allah SWT dan Nabi besar Muhammad SAW
? Untuk keluargaku, Ibu, Bapak dan Kakakkakakku. Terima kasih atas semua yang telah
diberikan
? Cinta dalam hidupku

v

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri
dengan judul “ Analisis Sebaran Fasilitas Pendidikan Dasar Di Kecamatan
Jatisrono Kabupaten Wonogiri “. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
pola sebaran pendidikan dasar, faktor- faktor pengaruhnya, dan mengetahui asal
murid tiap-tiap sekolahan di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan di dukung oleh
interpretasi data peta dan data sekunder, dan didukung observasi lapangan untuk
mengetahui kondisi lokasi gedung sekolah, jarak asal murid ke gedung sekolah
dan data penunjang lainnya. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian unit
analisis desa.
Hasil dari penelitian ini berupa peta sebaran fasilitas pendid ikan dasar di
Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri, faktor- faktor yang mempengaruhi
sebaran pendidikan dasar, asal murid masing- masing sekolah di setiap kelurahan
di Kecamatan Jatisrono. Pola sebaran lokasi gedung sekolah di Kecamatan
Jatisrono mempunyai pola sebaran acak (random) sebab nilai pola sebaran gedung
Sekolah Dasar (SD) mempunyai nilai T=1,804 dan pola sebaran gedung Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) mempunyai nilai T=1,2882. Nilai ini memiliki
kecenderungan mendekati pada nilai 1, sedangkan T=1 menunjukkan pola sebaran
acak. Selanjutnya untuk faktor aksesibilitas dapat diketahui bahwa daerah yang
memiliki nilai aksesib ilitas tinggi mempunyai sebaran fasilitas pendidikan dasar

sebanyak 37 buah fasilitas (86,04%), sedangkan untuk aksesibilitas sedang
sebanyak 4 buah fasilitas (9,30%) dan aksesibilitas rendah sebanyak 2 buah
fasilitas (4,65%). Ketersedian fasilitas pelayanan pendidikan baik SD maupun
SMP memiliki kategori sedang hal ini disebabkan memiliki kemampuan yang
sama dalam menunjang kebutuhan fasilitas pelayanan pendidikan, kecenderungan
penduduk dalam memanfaatkan fasilitas pendidikan penduduk yang jauh dari
fasilitas pendidikan di daerahnya sendiri cenderung memilih memanfaatkan
fasilitas pendidikan yang ada di luar daerahnya, dalam hal ini lebih
mempertimbangkan yang dekat dengan permukiman, faktor kualitas sekolah. Asal
murid pada masing- masing sekolah di setiap kelurahan didominasi oleh kelurahan
dari mana sekolah tersebut berada dan kelurahan terdekatnya dengan kata lain
terdapat variasi daerah asal murid pada masing- masing sekolah di Kecamatan
Jatisrono.

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt., atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Analisis

Sebaran Fasilitas Pendidikan Dasar Di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri
Tahun 2007.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana
Sains, pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ibarat
peribahasa Tiada gading yang tak retak, maka dalam skripsi ini banyak terdapat
kekurangan. Alhamdulillah segala kesulitan dapat teratasi berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drs. H. Yuli Priyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta
2. Drs. Priyono, M.Si. selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
3. Dra. Hj. Umrotun, M. Si. Selaku pembimbing II yang telah meluangkan
tenaga, pikiran dan waktunya untuk kelancaran penyusunan skripsi ini hingga
selesai.
4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Geografi, terima kasih telah mendidik
dan membantu saya dalam proses pencarian ilmu.
5. Keluargaku, Bapak, ibu, Kakakku, keponakanku ( Rara, Andra, Alfarabi)
terima kasih atas semangat yang diberikan selama ini.


vii

6. Teman-teman angkatan 2003, Aan brem, de' ucrith, Erga, k-men, Jepi', item,
jenggot, koplo, Gheza, dan semua teman yang belum disebutkan kapan kita
kumpul lagi.. My special thanks. Semua takkan ada yang abadi ka'..dan
makasih telah ada untukku slama ini..aku akan selalu ada, ditempat yang sama
kan?
7. Papah terima kasih atas cinta, kasih sayang, semangat dan keindahan
kehidupan yang telah diberikan selama ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya, penulis hanya berharap semoga Allah Swt membalas budi baik
atas bantuan yang diberikan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Mei - 2009

Penulis

viii

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................................iii
MOTTO .................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................v
ABSTRAK .............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................vii
DAFTAR ISI .........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................4
1.4 Kegunaan Penelitian .........................................................................5
1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya .....................................5
1.6 Kerangka Penelitian.........................................................................12
1.7 Hipotesis .........................................................................................13

1.8 Metode Penelitian............................................................................14
1.9 Batasan Operasional ........................................................................17

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
2.1 Letak, Luas dan Batas Daerah Penelitian ........................................19
2.2 Iklim Daerah Penelitian...................................................................21
2.3 Penggunaan Lahan ..........................................................................24
2.4 Keadaan Penduduk .........................................................................24
2.4.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk ..........................................25

ix

2.4.2 Komposisi Penduduk .............................................................26
2.4.2.1 Menurut Umur Dan Jenis Kelamin .........................26
2.4.2.2 Menurut Tingkat Pendidikan..................................27
2.4.2.3 Menurut Mata Pencaharian.....................................28
2.5 Sarana dan Prasarana Transportasi ..................................................29
2.6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan........................................................30

BAB III ANALISIS SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DASAR DI
KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
3.1 Pola sebaran fasilitas Pendidikan Dasar Di Kecamatan Jatisrono ...31
3.1.1 Pola Sebaran Gedung Sekolah Dasar (SD) ...........................31
3.1.2 Pola Sebaran Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama .................37
3.2 Faktor-faktor Pengaruh Sebaran Fasilitas Pendidikan Dasar
di Kecamatan Jatisrono ...................................................................39
3.2.1 Faktor Aksesibilitas...............................................................39
3.2.2 Faktor Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Pendidikan............45
3.2.3 Faktor Kecenderungan penduduk dalam memanfaatkan
fasilitas Pendidikan di kecamatan Jatisrono ..........................48
3.2.4 Faktor Kualitas Sekolah ............................................................
3.4 Distribusi Asal atau Tempat Tinggal Murid Pada Masing- masing
sekolah............................................................................................52

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan......................................................................................55
4.2 Saran ................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................57

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Jumlah Gedung Sekolah, Jumlah Murid, Usia Sekolah..................3

Tabel 1.2

Penelitiaan Sebelumnya.................................................................11

Tabel 1.3

Pembagiaan Klasifikasi Dan Skoring............................................16

Tabel 2.1

Luas Wilayah.................................................................................19

Tabel 2.2

Curah Hujan Daerah Penelitian Tahun 1997-2007 .......................21

Tabel 2.3

Tipe Iklim Menurut Schmidt Dan Ferguson .................................23

Tabel 2.4

Penggunaan Lahan.........................................................................24

Tabel 2.5

Jumlah Dan Kepadatan Penduduk .................................................25

Tabel 2.6

Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin ............26

Tabel 2.7

Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
yang di Tamatkan..........................................................................27

Tabel 2.8

Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian........................28

Tabel 2.9

Sarana Transportasi .......................................................................29

Tabel 2.10

Banyaknya Fasilitas Pendidikan....................................................30

Tabel 3.1

Skor Aksesbilitas Gedung-Gedung Sekolah Dasar Berdasarkan
Jarak Antara Jarak Sekolah Dengan Jalan Raya ............................40

Tabel 3.2

Skor Aksesbilitas Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Berdasarkan
Jarak Antara Jarak Sekolah Dengan Jalan Raya ............................43

Tabel 3.3

Sebaran Fasilitas Pendidikan Dasar Menurut Aksesibilitas ..........43

Tabel 3.4

Jumlah Fasilitas Pelayanan Pendidikan Pada Jenjang Pendidikan
Sekolah Dasar (SD) .......................................................................45

Tabel 3.5

Penentuan Klas, Skor Dan Kategori Jumlah Fasilitas Pelayanan
Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar ...............................................46

Tabel 3.6

Jumlah Fasilitas Pelayanan Pendidikan Pada Jenjang Pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ...............................................47

Tabel 3.7

Penentuan Klas, Skor Dan Kategori Jumlah Fasilitas Pelayanan
Pendidikan Jenjang Sekolah Menengah Pertama .........................47

Tabel 3.8

Jumlah Penduduk Dalam Memanfaatkan Fasilitas Pendidikan.....49

xi

Tabel 3.9

Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) Pada Setiap Sekolah
Dasar .............................................................................................50

Tabel 3.10

Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) Pada Setiap Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) ...............................................51

Tabel 3.11

Distribusi Asal atau Tempat Tinggal Murid Pada Masing- masing
Sekolah Dasar di Kecamatan Jatisrono Tahun 2006 .....................53

Tabel 3.12

Distribusi Asal atau Tempat Tinggal Murid Pada Masing- masing
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Kecamatan Jatisrono
Tahun 2006 ....................................................................................54

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Jenis Pola Penyebaran ......................................................................7

Gambar 1.2

Continuum Nilai Parameter Tetangga Terdekat (T).........................9

Gambar 1.3

Diagram Alir...................................................................................13

Gambar 2.1

Peta Administrasi Skala 1 : 60.000.................................................20

Gambar 2.2

Pembagian Tipe Iklim Menurut Koppen........................................22

Gambar 3.1

Peta Sebaran Fasilitas Gedung Sekolah Dasar Skala 1 : 60.000 ..33

Gambar 3.2

Peta Sebaran Fasilitas Gedung Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Skala 1 : 60.000 ........................................................................... 38

Gambar 3.3

Peta Tingkat Aksesibilitas Lokasi Gedung Sekolah Dasar
Berdasarkan Jarak Antara Gedung Sekolah Skala 1 : 60.000 ........41

Gambar 3.4

Peta Tingkat Aksesibilitas Lokasi Gedung Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Berdasarkan Jarak Antara Gedung Sekolah skala
1 : 60.000 ........................................................................................44

xiii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilakukan di dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan
tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintahan (Zahara
Idris, 1981). Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang teratur,
sistematis yang mempunyai jenjang dan waktu tertentu yang berlangsung dari
Taman Kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Walaupun masa sekolah bukan
satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, namun kita menyadari bahwa
sekolah adalah tempat dan saat yang sangat strategis bagi pemerintah dan
masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya (Zahara,
Idris, 1981). Kemampuan ilmu dan teknologi berpengaruh pada semua aspek
kehidupan, termasuk sistem pendidikan, salah satu tantangan besar yang di hadapi
dalam pelaksanaan pembangunan adalah bidang pendidikan sebab pendidikan
merupakan salah satu jalan utama pembangunan dalam menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk
menciptakan dan membangun potensi diri, sehingga mampu menguasai ilmu
pengetahuan dan tekhnologi merupakan upaya dalam rangka membangun akhlak
akal budi manusia. Sasaran pendidikan adalah manusia, pendidikan membantu
peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi munusia, ciri
khas manusia yang berbentuk dari kumpulan terpadu (integrated) dari apa yang
disebut siasat hakikat manusia (Umar Tartaharja dan Lasula, 2000 dalam Kustaryo
Deny, 2004).
Tingkat pendidikan anak sebagai bekal pengetahuan merupakan faktor
yang sangat penting dalam mempengaruhi pertumbuhan sosial ekonomi
masyarakat. Menurut Soemitro Djodjo Hadikusumo, 1978 (dalam Kustaryo Deny
2004) menyatakan bahwa faktor pendidikan merupakan modal dalam usaha

1

2

pemenuhan kebutuhan pangan, penciptaan lapangan kerja yang produktif maupun
pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam.
Seiring dengan lajunya pertumbuhan ekonomi sosial dan kependudukan
kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri, telah terbentuk suatu penyebaran
wilayah berdasarkan lingkungan sosial. Usaha pengembangan aktivitas dalam
mengembangkan pendidikan anak terutama pendidikan dasar 9 tahun (Sekolah
Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) telah banyak diupayakan
pemerintah baik yang diekspresikan melalui program wajib belajar, maupun
kebijakan-kebijakan pembebasan biaya sekolah melalui Gerakan Nasional
Orangtua Asuh (GNOTA). Dari uraian tersebut dapat dirasakan pentingnya
pendidikan dalam pembangunan.
Berawal dari pentingnya pendidikan dasar yang telah diprogramkan oleh
pemerintah agar dapat berjalan dengan apa yang menjadi tuj uan dan cita-cita
pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan manusia
seutuhnya, hal ini harus didukung dengan fasilitas penunjang dalam pendidikan
dasar seperti gedung sekolah dan guru pengajar yang telah tersedia di masingmasing wilayah.
Kecamatan Jatisrono terletak di sebelah Timur Ibukota Kabupaten
Wonogiri dengan jarak 60 km. Permukaan tanahnya merupakan dataran rendah
dan sebagian perbukitan. Dengan ketinggian antara 301 - 470 m di atas
permukaan laut. Letak strategis Kecamatan Jatisrono mempunyai iklim tropis.
Keadaan tanah yang bergelombang yang di tunjang dengan sistem pengairan yang
baik merupakan keadaan yang potensial untuk pertanian. Secara administrasi
batas wilayah Kecamatan Jatisrono sebelah Utara oleh Kecamatan Jatipurno,
sebelah Selatan oleh Kecamatan Jatiroto, sebelah Barat oleh Kecamatan Sidoharjo
dan sebelah Timur oleh Kecamatan Slogohimo.
Di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogir i terdapat 17 Kelurahan
dengan jumlah penduduk 67.943 jiwa (Monografi Kecamatan Jatisrono 2006).
Usia pendidikan dasar, Sekolah Dasar (SD) usia antara 7-12 tahun dan Sekolah
Menengah Pertama usia antara 13-15 tahun. Jumlah fasilitas gedung yang ada di
Kecamatan Jatisrono berupa gedung Sekolah Dasar berjumlah 38 buah yang

3

dimiliki oleh pemerintah (Sekolah Dasar Negeri), sedangkan gedung Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) berjumlah 5 buah diantaranya : 4 buah gedung
milik pemerintah (SLTP Negeri) dan 1 buah gedung milik swasta (SLTP Swasta).
Setiap Kelurahan memiliki perbedaan asal murid bukan hanya murid
berasal dari Kelurahan itu sendiri tetapi ada yang berasal dari Kelurahan lain di
Kecamatan Jatisrono atau memilih daerah lain luar Kecamatan Jatisrono.
Dengan adanya perbedaan fasilitas pendidikan dasar di Kecamatan
Jatisrono di setiap Kelurahan maka akan menimbulkan suatu sebaran penduduk
yang dilakukan karena adanya kebutuhan akan pendidikan. Sebaran penduduk ini
dapat menyebabkan variasi pola sebaran fasilitas pendidikan penduduk dasar dan
berpengaruh terhadap permukiman yang ada disekitarnya. Adapun jumlah jumlah
fasilitas gedung sekolah, jumlah murid dan jumlah penduduk usia sekolah dasar
(7-15 tahun) pada daerah penelitian dapat dilihat dalam Tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1 Jumlah Gedung Sekolah, Jumlah Murid dan Jumlah Penduduk
Usia Sekolah Dasar di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri
No

Kelurahan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Tasikhargo
Sumberejo
Rejosari
Gondangsari
Sidorejo
Ngrompak
Semen
Pule
Pelem
Sambirejo
Gunungsari
Jatisari
Pandeyan
Watangsono
Jatisrono
Tanjungsari
Tanggulangin
Jumlah

Gedung
sekolah
SD SLTP
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
38

1
1
2
1
5

Jumlah
murid
SD SLTP
312
285
374
319
319
375
669
219
289
192
407
292
419 1.096
523
463
595
246
709
364
269
6.084 2.652

Sumber : Data Monografi Kecamatan Jatisrono, 2006

Jumlah
penduduk usia
sekolah dasar
(7-12 tahun)
762
519
626
778
831
705
350
488
875
745
1.574
648
979
637
1.120
635
543
12.815

Jumlah
penduduk usia
sekolah SLTP
(13-15 tahun)
896
356
1.824
845
3.921

4

Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah fasiilitas pendidikan dasar di
Kecamatan Jatisrono jumlahnya tidak merata, terutama fasilitas pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Jumlah fasilitas gedung sekolah SLTP
pada Kecamatan Jatisrono keseluruhannya berjumlah 5 buah gedung yang tersebar
di 4 Kelurahan yaitu : Kelurahan Ngrompak, Kelurahan Sambirejo, Kelurahan
Gunungsari dan Kelurahan Pandeyan. Untuk wilayah yang tidak memiliki fasilitas
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama menyebabkan penduduknya memanfaatkan
fasilitas sekolah yang terdapat di empat kelurahan tersebut. Sehingga adanya
pemanfaatan fasilitas Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama oleh penduduk diluar
empat desa tersebut menyebabkan adanya variasi asal murid pada Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Jatisrono.
Dengan melihat perbedaan fasilitas pendidikan dasar yang ada di
Kecamatan Jatisrono, penulis tertarik pada variasi sebaran fasilitas pendidikan
dasar yang ada di Kecamatan tersebut. Untuk keperluan analisis tersebut, penulis
melakukan pendekatan penelitian geografi dengan judul “Analisis Sebaran
Fasilitas Pendidikan Dasar di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun
2007”.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana pola sebaran fasilitas pendidikan dasar di Kecamatan Jatisrono
Kabupaten Wonogiri?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi sebaran fasilitas pendidikan dasar di
Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri?
3. Bagaimana asal murid pada masing- masing sekolah di Kecamatan Jatisrono
Kabupaten Wonogiri?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai peneliti ini adalah:

5

1. Menganalisis pola sebaran fasilitas pendidikan dasar di Kecamatan Jatisrono
Kabupaten Wonogiri.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi sebaran fasilitas pendidikan dasar di
Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri.
3. Mengetahui asal murid pada masing- masing sekolah di Kecamatan Jatisrono
Kabupaten Wonogiri.

1.4. Kegunaan Penelitian
1. Dapat digunakan untuk membantu pengelolaan pendidikan terutama sebagai
informasi untuk instansi terkait maupun masyarakat yang membutuhkan.
2. Dapat bermanfaat untuk perencanaan pengalokasian gedung Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama baru sesuai kebutuhan masyarakat.
3. Sebagai syarat untuk melengkapi studi tingkat sarjana di Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1.5. Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya
1.5.1 Telaah Pustaka
Pendidikan pada prinsipnya mempunyai dua tugas dan tujuan yaitu untuk
mendidik dan mengajar dalam rangka membentuk manus ia seutuhnya. Mendidik
artinya lembaga pendidikan mempunyai tugas membentuk generasi yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berkepribadian yang kuat serta
mempunyai tanggungjawab atas pelaksanaan pembangunan bangsa.
Sementara mengajar artinya lembaga pendidikan mempunyai tugas adalah
menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan proses belajar. Lingkungan
yang dimaksud disini terdiri dari tujuan instruksional guru dan siswa. Jenis
kegiatan serta sarana seperti alat pendidikan dan gedung sekolah sebagai lembaga
pendidikan. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang denga n
cara paling singkat dan tepat (Gozali dan Slameto, 1987)
Sujarwanto (1996) menyebutkan bahwa pendidikan sebagai indikator
pembangunan artinya bahwa tinggi pendidikan seseorang akan semakin besar pula
memperoleh kesempatan lapangan pekerjaan yang lebih baik pula. Karena

6

pendidikan dirasakan sangat penting dan dijadikan salah satu cara untuk
meningkatkan taraf hidup maka dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas
lembaga pendidikan senantiasa diupayakan pemerintah secara maksimal.
Untuk meningkatkan kualitas pemerintahan senantiasa mengusahakan
perbaikan sistem pendidikan, perbaikan rumusan kurikulum dan pengembangan
tujuan instruksional yang sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Sebagai
contoh pada pendidikan dasar pemerintah sudah melaksanakan wajib belajar yang
semula 6 tahun menjadi 9 tahun.
Agar penelitian ini dapat mencapai sasaran maka penulis mengambil 3
faktor yang pokok sebagai variabel penyebaran Sekolah Dasar dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama yaitu : penyebaran jumlah gedung sekolah, penyebaran
penduduk usia sekolah, penyebaran jumlah murid.
a. Jumlah gedung sekolah
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama sangat dipengaruhi jumlah penduduk usia sekolah, kesadaran pendidikan
dari warga dan peran serta kebijakan pemerintah dalam menangani permasalahan
ini. Jumlah penduduk usia sekolah yang besar akan membutuhkan sekolah sebagai
lembaga yang besar pula. Jumlah Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama tidak sama baik jumlah dan persebarannya, karena tidak semua daerah
mempunyai jumlah penduduk yang sama dan komposisi penduduk yang berbeda
pula.
b. Penyebaran penduduk usia sekolah
Suatu daerah apabila jumlah penduduknya besar dengan struktur penduduk
termasuk muda, maka menggambarkan bahwa daerah tersebut cenderung jumlah
usia sekolah lebih besar. Penduduk usia sekolah yang banyak maka diperlukan
sekolah dasar dan menengah sebagai lembaga pendidikan.
b. Jumlah murid
Imbangan guru dan jumlah murid yang ideal di peroleh dengan
menghitung perbandingan : 1 ruang kelas dan 1 orang guru mengajar maksimum
40 murid. Apa bila jumlah murid lebih dari standart tersebut maka kebutuhan
dalam proses belajar mengajar yang baik kurang terpenuhi.

7

R.Bintarto dan Surastopo (1978) menyebutkan bahwa ketidakpuasan orang
membincangkan pola pemukiman (Settlement) secara deskriptif menimbulkan
gagasan untuk membincangkan secara kuantitatif. Pola pemukiman yang
dikatakan seragam (uniform), random, mengelompok (Clusterea) dan lain
sebagainya dapat diberi ukuran yang bersifat kuantitatif (Gambar 1). Dengan cara
demikian ini perbandingan antara pola pemukiman dapat dilakukan dengan baik,
bukan saja dari segi waktu tetapi juga dalam segi ruang (space). Pendekatan
demikian disebut analisa tetangga terdekat (Nearest-neighbour analysis). Analisa
seperti ini membutuhkan data tentang jarak antara satu pemukiman tetangga
terdekat ini dapat pula digunakan sebagai menilai sebuah titik dalam ruang.
Meskipun demikian analisa tetangga terdekat ini dapat pula digunakan sebagai
menilai pola penyebaran fenomena lain seperti pola penyebaran tanah longsor,
pola penyebaran puskesmas, sumber-sumber air dan lain sebagainya.
Pada hakekatnya analisa tetangga terdekat ini adalah sesuai untuk daerah
dimana antara satu pemukiman yang lain tidak ada hambatan- hambatan alamiah
yang belum dapat teratasi misalnya jarak antara dua pemukiman yang relatif, oleh
karena itu untuk daerah-daerah yang merupakan suatu dataran, dimana hubungan
antara satu pemukiman dengan pemukiman yang lain tidak ada hambatan alamiah
yang berarti, maka analisa tetangga terdekat ini akan nampak nilai praktisnya,
misalnya untuk perancangan letak dari pusat-pusat pelayanan sosial seperti rumah
sakit, sekola h, kantor pos, pasar, pusat rekreasi dan lain sebagainya.

••

••••


••
••

••
••
Mengelompok










Random























Seragam

Gambar 1.1 Jenis Pola Penyebaran
Sumber : Petter Haghett

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1978) menyebutkan bahwa ada tiga
macam variasi pola persebaran, yaitu:

8

1. Pola persebaran seragam, jika jarak antara satu lokasi dengan lokasi lainnya
relatif sama.
2. Pola persebaran mengelompok, jika jarak antara lokasi satu dengan lokasi
lainnya berdekatan dan cenderung mengelompok pada tempat-tempat tertentu.
3. Pola persebaran acak, jika jarak antara lokasi satu dengan lokasi yang lainnya
tidak teratur.
Dalam menggunakan analisa tetangga terdekat harus diperhatikan
beberapa langkah sebagai berikut :
1. Tentukan batas wilaya h yang akan diselidiki.
2. Ubahlah pola penyebaran pemukiman seperti yang terdapat dalam peta
topografi menjadi pola penyebaran titik.
3. Berikan nomor urut bagi tiap titik untuk mempermudah cara analisanya.
4. Ukurlah jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik
yang lain yang merupakan tetangga terdekatnya dan catatlah ukuran jarak
tersebut.
5. Hitunglah besar parameter tetangga terdekat (Nearest neigbour statistic)
T?

ju
jh

Dimana :
T : Indeks penyebaran tetangga terdekat
Ju : Jarak rata-rata yang di ukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang

terdekat
Jh : Jarak rata-rata yang di peroleh andaikata semua titik mempunyai pola random.
?

1
2

?

? : Kepadatan titik dalam tiap Km² yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas
wilayah dalam Km² (A), sehingga menjadi
N
A

(Sumber : Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarno, 1978)

9

Parameter tetangga terdekat atau indeks penyebaran tetangga terdekat
mengukur kadar kemiripan pola titik terhadap pola random. Untuk memperoleh Ju
digunakan cara dengan menjumlahkan semua jarak tetangga terdekat dan
kemudian dibagi dengan jumlah titik yang ada.
Parameter tetangga terdekat (T) tersebut dapat ditunjukkan pula dengan
rangkaian kesatuan (continuum) untuk mempermudah pembandingan antara pola
titik.

T=0

••


T = 1,00

T = 2,15


••
••

••
••













Mengelompok
T=0


















Random (acak)

Seragam

T = 1,00

T = 2,15




Gambar 1.2 Continuum Nilai Parameter Tetangga Terdekat (T)

1.5.2. Penelitian Sebelumnya
Kustaryo Deny Haryanto (2004), dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Keruangan Letak dan Kualitas SD Dengan Asal Murid di Kecamatan
Boyolali Tahun 1997-2002” bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara
letak Sekolah Dasar dengan asal murid, melihat hubungan antara letak dan
kualitas SD dengan asal murid serta melihat imbangan murid maupun guru dan
ruang kelas yang ideal tahun 2002, serta menganalisis peta yang dihasilkan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder
yang di dapat dari instansi terkait. Analisa dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode statistik yaitu statistik diskriptis dan mengklasifikasi yang
bertujuan untuk mempermudah dalam mengevaluasi dan perhitungan simbol yang
digunakan dalam pemetaan yang meliputi : data jumlah gedung sekolah dasar,
data tempat asal murid, data imbangan guru dan ruang kelas, serta Angka

10

Partisipasi Murni (APM) SD. Hasil utama dari penelitian ini adalah : 1) Bahwa
pola letak sekolah dengan asal murid berpola mengelompok pada kawasan pusat
pemerintahan. 2) Terdapat jumlah murid dari daerah lain untuk SD yang
berkualitas tinggi. 3) Angka Partisipasi Murni (APM) SD rata-rata baru mencapai
87% kapasitas SD di 9 desa, lebih besar dari pada jumlah penduduk usia 7-12
tahun yang ada di Kecamatan yang bersangkutan.
Alex Yulianto (2001) melakukan penelitian dengan judul “Pemetaan Data
Pendidikan Sekolah Dasar Kotamadya Surakarta Tahun 1995/1996- 1999/2000”,
bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah ruang kelas sekolah dasar yang
tersedia dengan banyaknya murid yang dapat ditampung, memetakan kondisi
sarana dan prasarana sekolah dasar di Kotamadya Surakarta Tahun 1995/19961999/2000. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder. Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data lokasi SD, data jumlah gedung
SD, data jumlah murid dan ruang kelas SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perbandingan jumlah ruang kelas sekolah dasar yang tersedia dengan banyaknya
murid yang dapat ditampung tidak sebanding. Kondisi sarana dan prasarana ya ng
dimiliki umumnya dalam kondisi yang kurang mendukung kelangsungan proses
belajar mengajar yang baik.
Adapun perbandingan penelitian yang dilakukan dengan penelitian
sebelumnya dapat dilihat dalam Tabel 1.2 sebagai berikut :

11

Tabel 1.2 Perbandingan Antar Penelitian

Peneliti/tahun
Judul

Kustaryo Deny Haryanto,
2004.
Analisis Keruangan Letak
dan Kualitas SD Dengan
Asal Murid Di Kecamatan
Boyolali tahun 1997-2002

Tujuan

-Mengetahui pola hubungan
antara letak Sekolah Dasar
dengan asal murid,
-Mengetahui
hubungan
antara letak dan kualitas SD
dengan asal murid
-Mengaetahui
imbangan
murid maupun guru dan
ruang kelas yang ideal tahun
2002

Metode

Analisa Statistik Diskriptis

Hasil

Pola letak sekolah dengan
asal
murid
berpola
mengelompok
pada
kawasan
pusat
pemerintahan.
-Terdapat jumlah murid dari
daerah lain untuk SD yang
berkualitas tinggi.
-Angka Partisipasi Murni
(APM) SD rata-rata baru
mencapai 87% kapasitas SD
di 9 desa, lebih besar dari
pada jumlah penduduk usia
7-12 tahun yang ada di
Kecamatan
yang
bersangkutan.

Alex Yulianto, 2001

Penulis, 2008

Pemetaan Data Pendidikan Analisis
Sebaran
Sekolah Dasar Kotamadya Fasilitas
Pendidikan
Surakarta tahun 1995/1996- Dasar di Kecamatan
1999/2000
Jatisrono
Kabupaten
Wonogiri Tahun 2007
-Mengetahui perbandingan Menganalisis
pola
jumlah ruang kelas sekolah sebaran
fasilitas
dasar yang tersedia dengan pendidikan dasar di
banyaknya murid yang Kecamatan Jatisrono
dapat di tampung
Kabupaten Wonogiri.
-Memetakan kondisi sarana Mengetahui
faktordan prasarana sekolah dasar faktor
yang
di Kotamadya Surakarta mempengaruhi
pola
Tahun
1995/1996- sebaran
fasilitas
1999/2000
pendidikan dasar di
Kecamatan Jatisrono
Kabupaten Wonogiri.
Mengetahui asal murid
pada
masing-masing
sekolah di Kecamatan
Jatisrono
Kabupaten
Wonogiri
Analisa Data Sekunder
Analisa data sekunder
dan analisa peta
Perbandingan jumlah ruang -Pola sebaran fasilitas
kelas sekolah dasar yang sekolah di Kecamatan
tersedia dengan banyaknya Jatisrono mempunyai
muridyang dapat ditampung pola acak (random).
tidak sebanding. Kondisi -Daerah
yang
sarana dan prasarana yang memiliki
nilai
dimiliki umumnya dalam aksesibilitas
tinggi
kondisi
yang
kurang mempunyai sebaran
mendukung kelangsungan fasilitas
pendidikan
proses belajar mengajar dasar sebanyak 37
yang baik.
buah
fasilitas
(86,04%), sedangkan
untuk
aksesibilitas
sedang sebanyak 4
buah
ngfasilitas
(9,30%)
dan
aksesibilitas
rendah
sebanyak
2
buah
fasilitas (4,65%).
-terdapat variasi asal
murid pada masingmasing sekolah di
Kecamatan Jatisrono
Kabupaten Wonogiri.

12

1.6. Kerangka Penelitian
Pendidikan merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi bagi generasi muda
yang diselenggarakan untuk memberi bekal kemampuan dasar, pengetahuan dan
ketrampilan yang bermanfaat serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.
Saat ini kebutuhan akan pelayanan pendidikan yang memadai oleh
masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah merupakan salah satu tantangan
bagi pemerintah pusat maupun daerah. Di suatu daerah terjadi kelebiha n jumlah
sekolah, hal ini ditandai dengan rasio perbandingan antara jumlah sekolah dengan
jumlah penduduk yang dilayani jauh lebih rendah dari standar yang telah
ditetapkan.
Salah satu komponen pengembangan sumber daya manusia dewasa ini
harus diperhatikan adalah pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu dalam
penelitian ini akan dikaji keadaan pendidikan itu sendiri yang meliputi pendidikan
dasar dan fasilitas yang tersedia seperti gedung sekolah yang mana daya
tampungnya sangat terbatas di setiap Kelurahan, sehingga banyak murid yang
bersekolah keluar dari Kecamatan Jatisrono yang terjamin kualitasnya.
Dalam upaya untuk meningkatkan kebutuhan dalam pendidikan dasar
terdapat pola variasi sebaran penduduk terhadap fasilitas pendidikan dasar yang
ada di Kecamatan Jatisrono. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor
aksesibilitas,

faktor

ketersediaan

fasilitas

pelayanan

pendidikan,

faktor

kecenderungan penduduk dalam memanfaatkan fasilitas pendidikan di Kecamatan
Jatisrono serta faktor kualitas sekolah.
Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini maka disusun
diagram alir sebagai berikut :

13

Gambar 1.3 Diagram Alir Penelitian

Analisis Sebaran Fasilitas Pendidikan Dasar di Kecamatan
Jatisrono Kab. Wonogiri

Fasilitas pendidikan dasar di
Kecamatan Jatisrono :
- Gedung Sekolah Dasar (SD)
- Gedung
Sekolah
Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP)

-

Faktor yang mempegaruhi
sebaran fasilitas pendidikan
dasar :
- Aksesibilitas
- Ketersediaan fasilitas
pendidikan
- Kecenderungan penduduk
dalam memanfaatkan
fasilitas pendidikan
- Kualitas sekolah

Pola sebaran fasilitas pendidikan dasar :
Seragam
Mengelompok
Acak

Peta sebaran fasilitas pendidikan dasar di
Kecamatan Jatisrono skala 1 : 60.000

Analisis pola sebaran fasilitas pendidikan

Kesimpulan dan saran

Sumber : Penulis, 2009
1.7. Hipotesis
Untuk mencapai tujuan penelitian serta berdasarkan pada masalah yang
ada maka terdapat beberapa hipotesis yaitu:
1) Pola sebaran fasilitas sekolah di Kecamatan Jatisrono berpola mengelompok
(clustered)

14

2) Faktor yang mempengaruhi sebaran fasilitas pendidikan dasar di Kecamatan
Jatisrono adalah faktor aksesibilitas :
a) Semakin tinggi aksesibilitas maka semakin banyak jumlah fasilitas
pendidikan dasar.
b) Semakin rendah aksesibilitas maka semakin sedikit jumlah fasilitas
pendidikan dasar.
3) Terdapat variasi daerah asal murid pada masing- masing sekolah di Kecamatan
Jatisrono.

1.8. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan didukung oleh
interpretasi peta dan analisa data sekunder. Survei dilakukan terhadap lokasi
sekolah dan aksesibilitas. Data aksesibilitas dalam penelitian ini didapatkan
dengan cara membuat tingkatan skor untuk kelas jalan dan kualitas jalan
kemudian dikalikan dengan panjang jalan. Total panjang jalan untuk semua
kriteria dibagi dengan luas wilayah merupakan tingkat aksesibilitas daerah
tersebut.
Data sekunder diperoleh dari kantor-kantor yang ada hubungannya dengan
masalah penelitian. Berdasarkan dengan hal tersebut, maka penelitian melakukan
beberapa tahap :
I.8.I Pemilihan Daerah Penelitian
Pemilihan daerah dilakukan dengan dilakukan secara purposive yaitu
pemilihan

daerah penelitian

berdasarkan

pertimbangan

tertentu

(Masri

Singarimbun dan Sofian Efendi, 1981). Penelitian dilakukan di Kecamatan
Jatisrono Kabupaten Wonogiri. Dasar pertimbangannya adalah kurangnya
pemanfaatan sekolah oleh masyarakat yang dapat dilihat pada beberapa sekolah
diwilayah tersebut yang kurang efisien, kepadatan

penduduk yang berbeda,

perbedaan fasilitas pendidikan yang berbeda-beda pada daerah penelitian dimana
jumlah fasilitas pendidikan dasar 9 tahun yang ada meliputi Sekolah Dasar 38
buah, Sekolah Menengah Pertama 5 buah (Data monografi kecamatan Jatisrono,
2006).

15

I.8.2 Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan melalui data Sekunder yang ada hubungannya
dengan obyek penelitian yaitu :
- Data monografi : jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin
menurut pendidikan, menurut mata pencaharian, data penyebaran penduduk,
kepadatan / pertambahan penduduk.
- Data keadaan fisik daerah penelitian : letak, luas, daerah dan batas daerah,
penggunaan lahan, sarana transportasi, jumlah sekolah dan fasilitas yang
ada.
I.8.3. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
sekunder dan analisis peta. Data sekunder digunakan untuk mengetahui kelas
aksesibilitas serta variasi asal murid dan data peta untuk menghitung nilai
parame ter tetangga terdekat. Data tersebut mencakup faktor- faktor yang
berpengaruh terhadap sebaran fasilitas pendidikan dasar di Kecamatan Jatisrono.
Data tersebut di analisis menggunakan analisis tabel klasifikasi dan skoring untuk
mempermudah analisa dalam menjawab hipotesa 2 dan 3 mengenai faktor- faktor
yang mempengaruhi sebaran fasilitas pendidikan dasar di Kecamatan Jatisrono
dan variasi asal murid. Adapun nilai skoring didasarkan pada nilai tertinggi dan
terendah kemudian dibagi kelas yang diinginkan. Adapun untuk skoring dapat
dirumuskan sebagai berikut :

kelas ?

nilai tertinggi ? nilai terendah
kelas yang diinginkan

Pembagian klasifikasi dan skoring untuk faktor yang mempengaruhi pola
sebaran fasilitas pendidikan dasar di Kecamatan Jatisrono adalah sebagai berikut :

16

Tabel 1.3 Pembagian Klasifikasi dan Skoring
No

Faktor sebaran fasilitas
pendidikan
Aksesibilitas

1

2

Kecenderungan
pemanfaatan
fasilitas pendidikan

3

Variasi asal murid

Tingkat
klasifikasi
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah

Skoring
3
2
1
3
2
1
3
2
1

Untuk menjawab hipotesa 1 yaitu mengetahui sebaran fasilitas pendidikan
dasar digunakan analisis tetangga terdekat. Adapun rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
T?

ju
jh

T : Indeks penyebaran tetangga terdekat
Ju : Jarak rata-rata yang di ukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang
terdekat
Jh : Jarak rata-rata yang di peroleh andaikata semua titik mempunyai pola random
?

1
2

?

? : Kepadatan titik dalam tiap Km² yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas
wilayah dalam Km² (A), sehingga menjadi
N
A

(Sumber : Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarno, 1978)
Parameter tetangga terdekat atau indeks penyebaran tetangga terdekat
mengukur kadar kemiripan pola titik terhadap pola random. Untuk memperoleh
Ju digunakan cara dengan menjumlahkan semua jarak tetangga terdekat dan
kemudian dibagi dengan jumlah titik yang ada.

17

Parameter tetangga terdekat (T) tersebut dapat ditunjukkan pula dengan
rangkaian kesatuan (continuum) untuk mempermudah pembandingan antara pola
titik.

1.9. Batasan Operasional
Analisis adalah uraian atau usaha mengetahui arti suatu keadaan. Data atau bahan
keterangan mengenai suatu keadaan diurai dan diselidiki hubungannya
satu sama lain (Muehrche, 1978).
Aksesibilitas adalah kemudahan untuk mencapai tujuan dari satu tempat ke
tempat yang lainnya (Bintarto, 1984).
Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis,
sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh
timbal balik dengan daerah lain (Bintarto, 1977)
Fasilitas pendidikan adalah keseluruhan dari sarana dan prasarana (gedung,
ruang kelas, perpustakaan,
menunjang

keterlaksanaan

laboratorium)
pembelajaran

yang
dan

digunakan

penunjang

untuk

kegiatan

pendidikan (Jayadinata, 1986)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar
agar peserta didik secara aktif mengenbangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian,
kecerdasan, sikap sosial, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.(SISDIKNAS, 2001 dalam Lilik Sri,
2005).
Pendidikan dasar adalah pendidikan sembilan tahun, yang terdiri atas program
pendidikan enam tahun di SD dan program pendidikan tiga tahun di SMP
(Dinas Pendidikan Nasional, 2002).
Pendidikan formal adalah pendidikan yang di sekolah, yang teratur, sistematis,
mempunyai jenjang dan yang di bagi dalam waktu-waktu tertentu yang
berlangsung dari Taman Kanak-Kanak sampai perguruan tinggi (Dinas
Pendidikan Nasional, 2002).

18

Peta adalah gambaran konvensioal dan selektif yang di perkecil, dibuat pada
bidang datar meliputi kenampakan-kenampakan permukaan bumi, maupun
data yang ada kaitannya dengan permukaan bumi (Agus Dwi Martono,
1998)
Pola persebaran adalah bentuk atau model suatu obyek yang ada di permukaan
bumi (Bintarto dan Surastopo Hadisumarno, 1978).
Wajib Belajar Pendidikan Dasar adalah suatu gerakan nasional yang
diselenggarakan diseluruh Indonesia bagi Warga Negara Indonesia yang
berusia 7-15 tahun mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang
setara sampai tamat (Dinas Pendidikan Nasional, 2002).

19

BAB II
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

2.1 Letak, Luas dan Batas Daerah Penelitian
Daerah penelitian terletak antara 7° 43” - 7° 47” LS dan 110° 18” - 110°
22” BT. Ketinggian rata-rata daerah penelitian antara 301 – 470 m diatas
permukaan laut. Luas keseluruhan dari daerah penelitian adalah 5.002,736 ha atau
50,027 km2 yang terdiri dari 17 desa. Adapun rincian luas wilayah daerah
penelitian dapat dilihat dalam Tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1 Luas Wilayah di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Desa/kelurahan
Tasikharjo
Sumberejo
Rejosari
Gondangsari
Sidorejo
Ngrompak
Semen
Pule
Pelem
Sambirejo
Gunungsari
Jatisari
Pandeyan
Watangsono
Jatisrono
Tanjungsari
Tanggulangin
Jumlah

Luas (ha)
324,3855
283,6995
394,8730
391,7660
349,7455
370,7975
269,1055
265,8020
188,3500
281,3205
295,1900
260,1230
420,2875
281,0000
214,6680
218,9450
192,6775
5.002,736

Persentase (%)
6,48
5,67
7,89
7,83
6,99
7,41
5,37
5,31
3,76
5,62
5,90
5,19
8,40
5,61
4,29
4,37
3,85
100%

Sumber : Monografi Kecamatan Tahun 2006

Secara administrasi Kecamatan Jatisrono memiliki batas wilayah sebagai
berikut :
- Sebelah barat

: Kecamatan Sidoharjo

- Sebelah timur

: Kecamatan Slogohimo

- Sebelah utara

: Kecamatan Jatipurno

- Sebelah selatan

: Kecamatan Jatiroto

19

20

21

2.2 Iklim Daerah Penelitian
Iklim adalah keadaan cuaca suatu daerah yang luas dalam waktu yang
lama. Iklim merupakan salah satu faktor penting terhadap lingkungan dan alam
sekitarnya.
Secara umum daerah penelitian mempunyai iklim yang sama dengan
daerah-daerah di Indonesia yaitu iklim tropis. Syarat-syarat daerah dinyatakan
sebagai daerah beriklim tropis diantaranya adalah apabila temperatur bulanan
bulan dingin >180 C dan curah hujan tahunan rata-rata (n) >20 (t +14), dimana t
adalah temperatur tahunan rata-rata. Berdasarkan data curah hujan yang ada di
daerah penelitian selama kurun waktu 10 tahun yaitu tahun 1997-2006, daerah
penelitian mempunyai curah hujan rata-rata 1.574 mm/tahun. Adapun besarnya
curah hujan tahunan rata-rata selama 10 tahun tersebut dapat dilihat pada tabel
2.1. sebagai berikut :
Tabel 2.1 Curah hujan rata-rata Tahun 1997 – Tahun 2007 Kecamatan Jatisrono
Kabupaten Wonogiri
Bulan

Curah hujan (mm)

Jumlah

1997
331

1998
360

1999
226

2001
372

2002
406

2003
222

2004
259

2005

2006

Januari

1996
306

350

323

3155

Februari

426

456

317

326

340

106

233

437

389

487

3517

Maret

495

377

409

23

432

293

319

338

152

162

3000

April

186

276

205

134

367

190

239

269

189

285

2340

Mei

49

14

36

30

108

84

0

115

131

128

695

Juni

0

0

7

0

0

12

52

48

50

20

189

Juli

0

0

0

2

0

22

37

0

0

0

61

Agustus

0

0

0

7

0

0

0

0

0

0

7

September

0

0

0

0

15

0

2

0

0

0

17

Oktober

18

20

32

11

298

84

42

0

20

0

525

Nopember

255

302

323

195

301

251

173

291

146

156

2393

Desember

193

212

104

214

329

309

558

230

380

470

2999

Jumlah

1928

1988

1793

1168

2562

1757

1877

1987

1807

2031

1574

Bulan basah

6

6

6

7

4

4

6

5

5

5

5,4

Bulan kering

6

6

6

5

8

6

6

7

7

7

6,4

Sumber : Monografi Kecamatan Tahun 1997-2006

22

Penentuan tipe iklim daerah penelitian dengan menggunakan klasifikasi
Koppen (1951) yang didasarkan pada curah hujan tahunan rerata dan curah hujan
bulanan rerata kering. Pembagian tipe iklim menurut Koppen adalah sebagai
berikut :
a. Hutan hujan tropika (Af) yaitu apabila curah hujan terkering tidak
kurang dari 60 mm.
b. Hutan hujan musim (Am) yaitu terdapat musim kering yang pendek,
tetapi curah hujan tahunan dapat mengimbangi kekeringan yang
terjadi.
c. Savana tropika (Aw) yaitu terdapat musim kering yang pendek, tetapi
curah hujan tahunan tidak dapat mengimbangi kekeringan yang terjadi.
Berdasarkan data curah hujan tersebut maka dapat diketahui tipe iklim
daerah penelitian menurut Koppen yaitu mempunyai tipe iklim Am artinya
besarnya musim kering dapat diimbangi oleh besarnya curah hujan pada bulanbulan basah. Adapun untuk jelasnya tipe iklim tersebut dapat dilihat pada gambar
2.1. sebagai berikut:

t erkering (mm)

Curah hujan bulan

Af

40
Am
20

7
0
1.000

Aw
1.500

1574

2.000

2.500

3.000

Curah hujan t ahunan

Gambar 2.1 Pembagian tipe iklim menurut Koppen
Temperatur rata-rata di daerah penelitian adalah 320 C. Selanjutnya untuk
mengetahui tipe curah hujan daerah penelitian dapat dicari dengan menggunakan
rumus yang dikemukakan oleh Schmidt dan Ferguson (1951). Tipe curah hujan
digolongkan pada perbandingan antara rerata bulan basah dengan bulan kering
dengan rumus sebagai berikut:

23

Q=

?
?

rata ? rata bulan ker ing
x 100%
rata ? rata bulan basah

Adapun kriteria iklim menurut Schmidt dan Ferguson dapat dilihat dalam
Tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2 Type Iklim Berdasarkan Besar Kecilnya Nilai Q menurut Schmidt dan
Ferguson
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tipe Curah Hujan
A
B
C
D
E
F
G
H

Kriteria (%)
0=Q