PENDAHULUAN OPTIMALISASI ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI SISWA DALAM MATEMATIKA (PTK Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011).

(1)

1 A.Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. (Yuwono dalam Sudarsiah dalam Antik Hartatik, 2010:1), mengemukakan bahwa sudah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya kualitas pendidikan matematika di sekolah, namun belum menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil prestasi belajar siswanya. Permasalahan yang kini dihadapi di dalam dunia pendidikan adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan yang umumnya dikaitkan dengan tinggi atau rendahnya kreativitas dan prestasi belajar yang diperoleh siswa. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa, salah satunya dengan menciptakan metode-metode pembelajaran yang inovatif. Guru juga dituntut mempunyai inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran sehingga siswa mampu meningkatkan prestasi dan mengembangkan potensi dalam proses belajar mengajar.

Saat ini, pentingnya matematika untuk pengembangan proses berpikir dan bernalar tidak diiringi dengan usaha untuk memberikan pemahaman yang baik kepada siswa tentang apa itu matematika. Banyak siswa yang menganggap bahwa


(2)

matematika itu adalah kumpulan perhitungan angka-angka dan aturan-aturan yang harus dimengerti (Walle, 2006). Adanya anggapan matematika sebagai ilmu yang didominasi oleh perhitungan angka-angka dan aturan-aturan untuk memperoleh hasil yang benar, menyebabkan siswa menganggap bahwa matematika itu adalah mata pelajaran yang kaku(harus sesuai, tidak boleh menyimpang).

Metode dalam pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamzah B. Uno dalam Rudi Anang, 2010: 2). Matematika memerlukan metode-metode baru sehingga siswa merasa mudah dalam menyelesaikan persoalan matematika yang dianggap momok tersebut dan guru mempunyai inovasi-inovai baru dalam menjelaskan pemahaman matematika. Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar (Suryosubroto: 43).

Matematika di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta masih dianggap pelajaran yang sulit dan menjadi momok, sehingga kreativitas dan prestasi belajar siswanya masih rendah. Rendahnya kreativitas belajar matematika meliputi mengemukakan ide dan gagasan (13,5%), menjawab pertanyaan lisan (5,405%) dan mengajukan pertanyaan (5,405%), mengerjakan soal di depan kelas dalam proses pembelajaran matematika (2,7%), menggunakan variasi cara dalam menyelesaikan soal latihan (5,405%). Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan kemampuan siswa dalam


(3)

mengerjakan latihan mandiri dalam pembelajaran matematika nilainya kurang dari KKM (27%). Akar penyebab rendahnya kreativitas siswa adalah guru matematika yang kurang kreatif dalam memberikan materi sehingga membuat siswa menjadi bosan dengan pelajaran matematika, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif, penyampaian materi cenderung monoton dan guru kurang bervariasi dalam penggunaan metode pembelajaran. Akar penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa adalah rendahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.

Berbagai usaha telah dilakukan guru matematika dalam mengatasi permasalahan tersebut. Namun, usaha tersebut belum mampu merangsang siswa untuk kreatif dalam pembelajaran matematika, karena siswa yang menjawab pertanyaan guru, cenderung beberapa siswa saja. Sedangkan siswa yang lain hanya mendengarkan dan mencatat informasi yang disampaikan oleh temannya.

Penggunaan metode pembelajaran dan aplikasinya dalam pengajaran matematika ialah agar siswa dan guru memiliki pengetahuan yang luas tentang metode pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya. Salah satu metode pembelajaran yang akan diterapkan yaitu pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode pembelajaran open-ended problem solving. Metode

pembelajaran open-ended problem solving yaitu metode pembelajaran dimana siswa mampu menyelesaikan persoalan matematika dengan cara dan jawaban yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, penggunaan metode open-ended problem


(4)

solving merupakan suatu pembelajaran pengujian terhadap peningkatan kreativitas siswa dengan menyelesaikan persoalan matematika dengan berbagai cara dan jawaban.

Melalui metode pembelajaran open-ended problem solving dengan

memanfaatkan alat peraga matematika diharapkan ada peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa yang signifikan, karena dengan metode ini siswa dapat menyerap informasi lebih cepat dan mudah selama proses kegiatan belajar matematika.

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah baik itu perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri dan atau bersama-sama. Problem solving dalam matematika adalah seorang siswa atau kelompok siswa (cooperative group)

menerima yang berhubungan dengan persoalan matematika dimana

penyelesaiannya dan caranya tidak langsung bisa ditentukan dengan mudah dan penyelesaiannya memerlukan ide matematika (Blane dan Evans, 1989: 367). Pendekatan pemecahan masalah yang merupakan fokus dalam pembelajaran matematika ada beberapa tipe, yaitu (a) pemberian masalah tertutup dengan solusi tunggal, (b) pemberian masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan (c) pemberian masalah dengan berbagai cara penyelesaian.


(5)

pendekatan problem open ended memberikan masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal atau dapat diselesaikan dengan berbagai cara oleh peserta didik. O pen-ended problem atau soal terbuka adalah soal yang memiliki lebih dari satu penyelesaian atau cara penyelesaian yang benar, (Hancock dan Berenson dalam Antik Hartati, 2010: 5). Soal terbuka merupakan bentuk soal yang diarahkan untuk mendorong tumbuhnya pemahaman dan penalaran siswa atas masalah yang diajukan. Hal ini dapat mengembangkan kegiatan kreatif dan pola fikir matematis peserta didik melalui problem solving. Selama ini open-ended problem dapat mengatasi kurangnya prestasi belajar siswa di sekolah, kurangnya keaktifan siswa dalam mengeluarkan ide- idenya (Apriyanti Panca Putri, 2006). Artinya open-ended problem memberikan pengaruh yang baik.

Open-ended problem solving (OEPS) merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran metematika di tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas. Pendekatan ini menekankan pada penciptaan suasana belajar cara siswa memperoleh pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan OEPS di Indonesia bukan merupakan hal baru. Akan tetapi dalam penerapannya, banyak guru yang salah arti. Guru mengidentikkan OEPS dengan pemberian latihan berupa soal cerita padahal kedua hal tersebut tidak sepenuhya sama.

Matematika juga tidak bisa lepas dari alat peraga yang membantu memperjelas pamahaman siswa terhadap matematika. Menurut Nana Sudjana


(6)

(1989: 68) alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga dalam proses belajar mengajar penting, karena memiliki fungsi pokok : (a) penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif; (b) penggunaan alat peraga merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi belajar; (c) alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran; (d) penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran berbasis open-ended problem solving. Dengan mengambil hipotesis: Apakah ada peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Dengan metode pembelajaran open-ended problem solving diharapkan sebagai salah satu metode pembelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas siswa dalam matematika.

B.Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, maka permasalahan umum dalam penelitian ini adalah:


(7)

1) Apakah melalui model pembelajaran open-ended problem solving dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta?

2) Apakah tindakan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran

open-ended problem solving dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta pada pokok bahasan segiitga dan segiempat?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kreativitas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta pada pembelajaran matematika.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5

Surakarta dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan berbasis open-endedproblem solving.

D.Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu metode yang meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Bagi dunia pendidikan,


(8)

hasil penelitian ini diharapkan mampu menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu berfikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika yang mempengaruhi hasil belajar matematika khususnya untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas matematika siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Bagi sekolah penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini adalah prestasi belajar dan kreativitas matematika siswa dengan penggunaan metode belajar.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan agar dapat lebih inovatif dan kreatif dalam menyampaikan pembelajaran matematika kepada siswa.

c. Bagi Siswa

Sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan agar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas matematika melalui metode pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

Sebagai sumbangan pemikiran bagi sekolah, guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar matematika dan dapat meningkatkan kreativitas


(9)

dalam menyelesaikan masalah yang diteliti sehingga menambah acuan serta pengetahuan peneliti.

E.Definisi Operasional Istilah

Untuk menghindari ada penafsiran yang berbeda serta mewujudkan pandangan dan pengertian yang berhubungan dengan proposal yang penulis ajukan, maka perlu disertakan definisi operasional istilah-istilah sebagai berikut: 1. Prestasi Belajar

W.J.S. Purwadarrninto (1987: 767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan.

Dalam hal ini, prestasi belajar siswa adalah penguasaan siswa terhadap materi setelah dilaksanakan pembelajaran pada matematika. Pada penelitian ini sebagai indikator prestasi belajar adalah kemampuan siswa dalam mengerjakan soal tes latihan mandiri dalam pembelajaran matematika dengan nilai lebih dari sama dengan KKM.

2. Kreativitas

Kreativitas, dalam pandangan David Chambell adalah suatu ide atau pemikiran manusia yang bersifat inovatif, useful (berdaya guna), dan dapat dimengerti (understandable).


(10)

Makna kata kreatif (creative) sendiri sesungguhnya hanya berkisar pada persoalan mencipta atau menghasilkan sesuatu. Namun dalam arti praktis, kreatif sering digunakan untuk menyebut suatu ciptaan baru atau kebaruan.

Pada penelitian ini sebagai indikator kreativitas siswa adalah mengemukakan pendapat atau ide, menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal di depan kelas dalam proses pembelajaran matematika, menggunakan variasi cara dalam menyelesaikan soal.

3. Alat peraga

Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Elly Estiningsih, 1994).

Alat peraga yang digunakan oleh peneliti disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan sesuai dengan kondisi sekolah.

4. Metode Open-Ended Problem Solving

Metode open-ended problem solving adalah masalah matematika yang mempunyai berbagai jawaban berbeda diperoleh dengan berbagai macam cara (Robert Mc Intosh). Open-ended problem solving adalah masalah yang mempunyai beberapa jawaban dan beberapa cara yang benar.


(1)

pendekatan problem open ended memberikan masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal atau dapat diselesaikan dengan berbagai cara oleh peserta didik. O pen-ended problem atau soal terbuka adalah soal yang memiliki lebih dari satu penyelesaian atau cara penyelesaian yang benar, (Hancock dan Berenson dalam Antik Hartati, 2010: 5). Soal terbuka merupakan bentuk soal yang diarahkan untuk mendorong tumbuhnya pemahaman dan penalaran siswa atas masalah yang diajukan. Hal ini dapat mengembangkan kegiatan kreatif dan pola fikir matematis peserta didik melalui problem solving. Selama ini open-ended problem dapat mengatasi kurangnya prestasi belajar siswa di sekolah, kurangnya keaktifan siswa dalam mengeluarkan ide- idenya (Apriyanti Panca Putri, 2006). Artinya open-ended problem memberikan pengaruh yang baik.

Open-ended problem solving (OEPS) merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran metematika di tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas. Pendekatan ini menekankan pada penciptaan suasana belajar cara siswa memperoleh pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan OEPS di Indonesia bukan merupakan hal baru. Akan tetapi dalam penerapannya, banyak guru yang salah arti. Guru mengidentikkan OEPS dengan pemberian latihan berupa soal cerita padahal kedua hal tersebut tidak sepenuhya sama.

Matematika juga tidak bisa lepas dari alat peraga yang membantu memperjelas pamahaman siswa terhadap matematika. Menurut Nana Sudjana


(2)

(1989: 68) alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga dalam proses belajar mengajar penting, karena memiliki fungsi pokok : (a) penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif; (b) penggunaan alat peraga merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi belajar; (c) alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran; (d) penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran berbasis open-ended problem solving. Dengan mengambil hipotesis: Apakah ada peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Dengan metode pembelajaran open-ended problem solving diharapkan sebagai salah satu metode pembelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas siswa dalam matematika.

B.Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, maka permasalahan umum dalam penelitian ini adalah:


(3)

1) Apakah melalui model pembelajaran open-ended problem solving dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta?

2) Apakah tindakan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran open-ended problem solving dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta pada pokok bahasan segiitga dan segiempat?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kreativitas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta pada pembelajaran matematika.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan berbasis open-endedproblem solving.

D.Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu metode yang meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Bagi dunia pendidikan,


(4)

hasil penelitian ini diharapkan mampu menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu berfikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika yang mempengaruhi hasil belajar matematika khususnya untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas matematika siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Bagi sekolah penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini adalah prestasi belajar dan kreativitas matematika siswa dengan penggunaan metode belajar.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan agar dapat lebih inovatif dan kreatif dalam menyampaikan pembelajaran matematika kepada siswa.

c. Bagi Siswa

Sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan agar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas matematika melalui metode pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

Sebagai sumbangan pemikiran bagi sekolah, guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar matematika dan dapat meningkatkan kreativitas


(5)

dalam menyelesaikan masalah yang diteliti sehingga menambah acuan serta pengetahuan peneliti.

E.Definisi Operasional Istilah

Untuk menghindari ada penafsiran yang berbeda serta mewujudkan pandangan dan pengertian yang berhubungan dengan proposal yang penulis ajukan, maka perlu disertakan definisi operasional istilah-istilah sebagai berikut: 1. Prestasi Belajar

W.J.S. Purwadarrninto (1987: 767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan.

Dalam hal ini, prestasi belajar siswa adalah penguasaan siswa terhadap materi setelah dilaksanakan pembelajaran pada matematika. Pada penelitian ini sebagai indikator prestasi belajar adalah kemampuan siswa dalam mengerjakan soal tes latihan mandiri dalam pembelajaran matematika dengan nilai lebih dari sama dengan KKM.

2. Kreativitas

Kreativitas, dalam pandangan David Chambell adalah suatu ide atau pemikiran manusia yang bersifat inovatif, useful (berdaya guna), dan dapat dimengerti (understandable).


(6)

Makna kata kreatif (creative) sendiri sesungguhnya hanya berkisar pada persoalan mencipta atau menghasilkan sesuatu. Namun dalam arti praktis, kreatif sering digunakan untuk menyebut suatu ciptaan baru atau kebaruan.

Pada penelitian ini sebagai indikator kreativitas siswa adalah mengemukakan pendapat atau ide, menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal di depan kelas dalam proses pembelajaran matematika, menggunakan variasi cara dalam menyelesaikan soal.

3. Alat peraga

Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Elly Estiningsih, 1994).

Alat peraga yang digunakan oleh peneliti disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan sesuai dengan kondisi sekolah.

4. Metode Open-Ended Problem Solving

Metode open-ended problem solving adalah masalah matematika yang mempunyai berbagai jawaban berbeda diperoleh dengan berbagai macam cara (Robert Mc Intosh). Open-ended problem solving adalah masalah yang mempunyai beberapa jawaban dan beberapa cara yang benar.