PERKEMBANGAN INDUSTRI KAIN TENUN SONGKET BATUBARA.

(1)

PERKEMBANGAN INDUSTRI KAIN TENUN SONGKET

BATUBARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

FATRIKA MANURUNG 3102121004

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Fatrika Manurung, NIM 3102121004, Perkembangan Industri Kain Tenun Songket Batubara. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Dalam percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Proses industrialisasi memberikan dampak positif dan memberikan kontribusi besar serta menghasilkan banyak usaha-usaha baru, termasuk di dalamnya industri kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya industri kain tenun songket Batubara, faktor-faktor produksi yang mempengaruhi perkembangan proses industri tenun songket Melayu Batubara (modal, bahan baku, tenaga kerja), perkembangan industri produksi tenun songket, serta pemasaran hasil industri kain tenun songket Batubara. Metode yang digunakan Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif Analisis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan industri songket Batubara bermula sejak datangnya pegawai tinggi inggris di Asahan dan Batubara. Faktor-faktor yang digunakan dalam proses produksi juga yaitu, modal yang digunakan oleh pengusaha industri yang didapat dari pinjaman Bank milik pemerintah dengan bunga kredit yang kecil, tenaga kerja yang bekerja sebagai pengrajin adalah masyarakat sekitar desa Pahang tersebut yang mayoritas kaum wanita, bahan baku yang diperoleh pengusaha dari pedagang khusus benang tekstil di kota-kota besar yang ada di Sumatera Utara. Perkembangan industri kain tenun songket Batubara hingga saat ini sudah menghasilkan pencapaian yang baik dalam menghasilkan produksi yang berkualitas dan berdaya jual tinggi yang juga sudah dilirik Negara-negara tetangga, jalur pemasaran meliputi dua jalur yaitu konsumen datang langsung kerumah produksi, kedua pengusaha mendistribusikan hasil produksi ke pedagang-pedagang besar di kota barulah sampai pada konsumen.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah Bapa melalui anak Nya Tuhan Yesus Kristus, karena kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini berjudul “Perkembang Industri Kain Tenun Songket Batubara”, kiranya dapat memberi manfaat bagi rekan mahasiswa dan masyarakat. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang dapat membangun agar skripsi ini menjadi sempurna.

Bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun meteril tidak lepas dari penulis selama penulisan skripsi ini, sehingga beban yang dihadapi serasa lebih ringan. Karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Orangtua penulis yang sangat dicintai dan disayangi Ayahanda Marojahan Manurung dan Ibunda Kenni Butar-butar, sebagai Ayah dan Ibu terbaik dan paling hebat sedunia, juga sebagai sumber segala inspirasi, yang telah memperkenalkan penulis dengan kegetiran hidup yang harus ditanggung dan makna hidup yang harus disyukuri, yang juga memberikan kasih sayang, dukungan, materi dan Doa setiap saat. Terimakasih.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED beserta stafnya.


(6)

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan pendidikan sejarah dan selaku penguji.

4. Ibu Dra. Hafnita Lubis, M.Si selaku sekretaris jurusan pendidikan sejarah. 5. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan dan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik

yang juga telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis. 7. Bapak Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si selaku dosen penguji. 8. Bapak, Ibu dosen yang mengajar di Pendidikan Sejarah UNIMED.

9. Abang ku tersayang Hansen Manurung, dan adik-adik ku yang cantik-cantik Feni Hartati Manurung, Sasmita Manurung, Yunita Irawati Manurung, Andini Meta Angelina Manurung, dan Revi Aprilya Manurung, yang tanpa henti memberi dukungan dan Doa kepada penulis.

10.Keluarga ku terkasih Bou Lim Januarty Manurung beserta Amangboru J.Sianturi terimakasih untuk dukungan Doa, dan materil nya, Tante-Uda Valen, Tulang-Nantulang Florencya, Tulang-Nantulang Linda, terimakasih untuk segala bentuk dukungan kepada penulis.

11.Sahabat-sahabat ku yang terkasih dan selalu kusayang wak-Ade Ayu Anggraeni.S, wak-Risa Christina Simatupang, terimakasih untuk segala bentuk dukungan, doa, waktu, pengorbanan, motivasi, pengertian, suka-duka selama kita bersama. Terimakasih gadis-gadis kesayanganku.


(7)

12.Teman-teman ku Ayi Dayma Yosefi, Ayu Irma Putri, Tegar giri, Abdul Muis, Ramces, Nely Sartika Simamora, Reni Anggreni Lajira, terimakasih untuk waktu dan kebersamaan selama perkuliahan kita.

13.Teman-teman seperjuangan rekan mahasiswa kelas B-Reguler 2010 dan rekan-rekan kelas A-Reguler, Ekstensi 2010.

14.Teman-teman PPLT SMP N 1 Laguboti 2013 yang selalu memberikan dukungan, Doa dan motivasi kepada penulis.

15.Para nara sumber pengusaha kelompok kerja dan pengrajin industri kain tenun songket Batubara yang telah memberikan informasi dan data kepada penulis. 16.Teman-teman kost ku kak Nita, kak Rova, dek Krisna, Desmi, terimakasih

untuk segala Doa dan dukungan kepada penulis, terimakasih juga kepada Ersida Agatha Sitohang untuk semua kebersamaan, dukungan, bantuan kepada penulis. Serta teman-teman ku yang tidak dapat kusebutkan satu-persatu.

Akhir kata penulis memohon maaf bila atas kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2014 Penulis,

Fatrika Manurung NIM. 3102121004


(8)

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Alat untuk mengani

Gambar 2 : Okik, Alat Tenun Songket

Gambar 3 : Rumah Ibu Ratna tempat Pembuatan Songket

Gambar 4 : Posisi benang Loseng sejajar dengan Arah pandang Penyongket Gambar 5 : Posisi benang Pakan Melintang dengan Arah pandang Penyongket Gambar 6 : Penyongket dengan Teknik Memungut motif dari Sejubilang Gambar 7 : songket motif Pucuk Betikam

Gambar 8 : songket motif pucuk perak Gambar 9 : songket motif pucuk pandan Gambar 10 : songket motif tolab bermukim Gambar 11 : songket motif cempaka Gambar 12 : songket motif pucuk paul Gambar 13 : songket motif gigi hiu Gambar 14 : songket motif siku keluang

Gambar 15 : Ibu Ratna Pengusaha Industri tenun songket Melayu Batubara Gambar 16 : Ibu Asmah, informan (pengrajin)


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel I : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel II : Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. “Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik”.

Jakarta: Rineka Cipta.

Albi, Ibarahim Yunit dkk. “Adat Budaya Resam Melayu Batubara”. Bandung: PT. Puri Delco. Tanpa Tahun Terbit.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. “Psikologi Perkembangan”. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Kartiwa, Suwati. 1996. “Kain Songket Indonesia”. Jakarta: Djambatan

Manullang, M. 2013. “ Pengantar Bisnis”. Jakarta. PT Indeks

Nasution, Farizal. 2012. “Upacara Adat Melayu di Sumatera Utara”. Medan. CV.

MITRA

Saleh Irsan Azhary. 1986. “Industri Kecil”. Jakarta. LP3ES

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2010. “Melayu Pesisir Dan Batak Pegunungan”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sinar, Tengku Silva. 2011. “Kearifan Lokal Berpantun Dalam Perkawinan Adat

Melayu Batubara”. Medan. USU Press.

Sjamsudin, Helius. 2012. “Metodologi Sejarah”. Yogyakarta: Ombak

Sukirno, Sadono. 2008. “Mikro Ekonomi Teori Pengantar”. Jakrta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. 2010. “Psikologi Pendidikan”. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami masyarakat yang turun-temurun tinggal di kawasan pantai Timur Sumatera Utara ke arah Selatan. Masyarakat Batubara sebagaimana halnya masyarakat pantai lainnya memusatkan kehidupan, serta mata pencaharian sebagai nelayan dan petani. Oleh karena masyarakat Melayu Batubara hidup pada kawasan pantai termasuk wilayah pesisir, maka mereka dikenal sebagai penganut agama Islam. Nelayan merupakan salah satu mata pencaharian penduduk Batubara. Kebanyakan dari nelayan ini hanya sebagai seorang pelaut, yang penghasilannya hanya cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.

Kehidupan masyarakat di Batubara tidak hanya berfokus pada masalah kehidupan nelayan, tetapi juga Bertani yang merupakan salah satu jenis mata pencaharian penduduk Batubara. Dilihat dari segi jumlahnya, maka golongan petani ini merupakan kelompok terbesar. Adapun tanah yang diolah berupa ladang dan kebun. Jenis tanaman yang dikebunkan adalah kelapa, pisang, dan jagung, serta sedikit sayuran. Hasil kebun dan ladang ini kebanyakan untuk mencukupi kebutuhan sendiri, hanya hasil kebun kelapa yang dijual, penduduk mengusahakan sendiri tanah pertanian mereka, hanya beberapa orang saja yang memerlukan tenaga buruh upahan (Simanjuntak : 19-21).


(12)

Industri kecil merupakan salah satu sektor penghidupan masyarakat yang mengembangkan teknologi produksi. Saat ini Industri kecil yang sedang berkembang pesat di Batubara ialah Tenun Songket. Songket adalah satu artefak dalam budaya yang berperan sebagai salah satu jati diri orang Melayu. Masyarakat Batubara terampil dalam usaha pembuatan kain songket Batubara. Umumnya setiap wanita dewasa di Desa Pahang memiliki keterampilan menenun, bahkan hampir keseluruhan wanita dewasa yang belum menikah dan putus sekolah sekarang pekerjaannya adalah bertenun. Kain songket Batubara adalah karya seni halus dan memerlukan ketekunan dan kesabaran. Hal ini karena proses pembuatannya masih menggunakan alat tradisional dan dikerjakan secara manual.

Sebelum tahun 1970-an, para perajin kain songket Batubara membeli bahan baku dari kota Pematang siantar. Pada waktu itu, bahan baku memang sudah ada dijual di kota Kisaran, tetapi para perajin lebih senang membeli bahan bakunya di Pematang siantar Karena harganya lebih murah. Setelah tahun 1970-an, para pedagang penjual bahan baku yang di Pematang Siantar ada yang mengalihkan usahanya ke kota Kisaran dan harganya relatif lebih murah, sejak itulah para perajin tenun songket membeli bahan baku dari Kisaran.

Bahan baku dalam suatu kegiatan industri memegang peranan yang sangat penting untuk dapat menghasilkan barang jadi. Demikian halnya dengan usaha kerajinan tradisional kain tenun songket Batubara, memerlukan berbagai bahan baku untuk dapat menghasilkan kain songket, baju pengantin, kebaya, selendang, peci, tas, dan lain-lain (Nasution : 1-10).


(13)

Pada awalnya para perajin songket ini mendapat bantuan dari koperasi yang sengaja didirikan untuk kepentingan para perajin dapat mengambil kebutuhan bahan baku apa saja dari koperasi tersebut, namun karena kurangnya pengelolaan koperasi yang baik mengakibatkan koperasi tidak eksis lagi dalam penyediaan bahan baku bagi perajin songket. Namun, seiring proses perkembangan zaman turut berpengaruh terhadap penyediaan bahan baku yang digunakan para perajin sekarang ini, bukan lagi seperti kesulitan di awal industri kecil ini dimulai, proses pembuatan kain tenun songket Batubara-nya tidak lagi mencelup dan menjemur.

Para perajin sekarang ini sudah menggunakan benang siap pakai. Motif kain songket batubara sebelumnya hanya menggunakan benang emas dan perak, sekarang sudah dapat mereka variasikan dengan menggunakan benang biasa dengan segala jenis warnanya. Dengan demikian, hasil tenunan mereka semakin bervariasi dan dapat memenuhi selera konsumennya. Perubahan bahan baku tersebut membuat sifat hasil tenunan menjadi berubah. Kalau pada mulanya hasil tenunan mereka tebal dan kasar, serta tidak bisa dicuci, sekarang ini menjadi halus dengan variasi warna dan juga dapat dicuci (Albi : 151-164).

Sebagian kecil perajin yang tergabung dalam sanggar Tenun Batubara yang dibina oleh Departemen Perindustrian Kabupaten Batubara tidak memerlukan modal khusus, karena semua keperluan yang berhubungan dengan kegiatan pertenunan disediakan oleh pihak perindustrian setempat. Bahan baku berupa benang juga merupakan modal yang harus diupayakan dimiliki setiap perajin, supaya dapat menghasilkan kain tenunan songket Batubara.


(14)

Pemerintah sangat berperan penting dalam membantu mengembangkan dan melestarikan hasil budaya Melayu Batubara ini agar tetap eksis di zaman yang sudah sangat modern ini. Saat ini pemerintah sudah memberikan banyak bantuan dan kemudahan kepada para pengusaha tenun songket untuk dapat mengembangkan produksinya. Pemerintah memberi bantuan berupa pinjaman uang melalui kredit Bank dengan bunga yang sangat minim untuk bisa membantu pengembangan produksi dan kualitas tenun songket Batubara ini.

Setiap pembeli/konsumen kadang-kadang mendatangi sendiri para perajin dan meminta dibuatkan tenunan tertentu sesuai keinginan pembeli. Si perajin meminta uang muka sebagai ikatan kerja antara si pemesan dan si perajin, dan jumlahnya pun sesuai dengan kesepakatan antara perajin dan pembeli dan uang tersebutlah yang dipakai perajin sebagai modal pembelian bahan baku. Ketertarikan banyak konsumen dengan industri kerajinan Songket Batu Bara ini, karena desain atau motif tenunan asal daerah tersebut memiliki nilai seni budaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapore, Brunei darussalam membeli songket tersebut.

Dengan melihat uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut, untuk itulah penulis tertarik mengangkat judul “Perkembangan Industri Kain Tenun Songket Batubara”.


(15)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Latar belakang munculnya industri kain Tenun songket Batubara.

2. Faktor-faktor pendukung Eksisnya industri kain Tenun songket Batubara. 3. Perkembangan industri kain Tenun songket Batubara.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana latar belakang munculnya industri kain Tenun Songket Batubara ? 2. Apa saja faktor-faktor pendukung berkembangnya produksi industri kain

Tenun songket Batubara ?

3. Bagaimanakah bentuk perkembangan industri kain Tenun songket Batubara ?

D.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya industri kain tenun songket Batubara.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung berkembangnya produksi industri kain tenun songket Batubara.


(16)

E.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan atau informasi mengenai Industri kain tenun songket Batubara. 2. Sebagai bahan masukan yang dapat menamba wawasan dan pengetahuan

secara teoritis bagi guru-guru dan calon guru yang mengajar di SMA pada bidang kajian industri.

3. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa pendidikan sejarah maupun mahasiswa jurusan lainnya dengan bidang penelitian yang sama pada lokasi penelitian yang berbeda untuk menghasilkan kesimpulan yang sempurna. 4. Bagi pengusaha, diharapkan dalam penelitian ini, maka pengusaha dapat

meningkatkan mutu dan mempertahankan kualitas kinerja pekerja.

5. Bahan pertimbangan pemerintah setempat agar lebih memberikan perhatian terhadap pelestarian industri kecil kain tenun songket Batubara.

6. Sebagai pembendaharaan perpustakaan UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Sosial.

7. Bagi pembaca untuk menambah pengetahuan pembaca dan memperkenalkan industri kain tenun songket Batubara.


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini dapat ditarik kesimpulan yang ditemukan sebagai berikut:

1. Dalam percepatan pembanguan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Proses industrialisasi yang dilakukan telah memberikan dampak positif dan memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, serta menghasilkan banyak usaha-usaha baru, termasuk di dalamnya industri kecil.

2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa awal dirintisnya industri kain tenun songket Batubara ini dimulai dari abad ke-19 masyarakat Melayu Batubara sudah mengenal benang emas, benang sutera, dan benang kapas, lalu masyarakat Melayu ini mulai melakukan penyongketan yang menghasilkan kain tenun songket untuk dipergunakan di berbagai kepentingan masyarakat Melayu Batubara ini. Dimana keahlian dalam mennyongket ini mayoritas dikuasai oleh kaum wanita di Melayu Batubara ini dalam melakukan proses produksi songket diterima secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.

3. Faktor-faktor pendukung produksi industri kain tenun songket Batubara yaitu: modal, modal yang digunakan oleh para pengusaha kelompok kerja industri kain tenun songket Batubara ini adalah modal yang disediakan sendiri melalui pinjaman kredit dari Bank-bank milik Negara yang


(18)

memberikan keringanan pada bunga dari setiap pinjaman bagi para pengusaha kelompok kerja industri songket Batubara ini, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kain tenun songket ini mereka dapat dari pedagang benang sutera yang ada di Tanjung morawa dan benang-benang lainnya seperti benang emas, dan benang perak dapat mereka peroleh dari Kisaran atau Pematangsiantar untuk memberi khiasan motif pada tenunan songket, dan tenaga kerja yang menjadi pengrajin tenunan songket ini adalah umumnya kaum wanita yang bekerja sambilan menjadi penenun setelah pekerjaan utama mereka yang lain, dan juga remaja-remaja puteri yang ikut melakukan penyongketan setiap setelah pulang sekolah atau bekerja menjadi buruh tani, pedangang dan lainnya.

4. Perkembangan industri kain tenun songket Batubara ini terjadi pada banyak hal yang sangat mempengaruhi ke eksisan songket itu sendiri seperti alat tenun (okik) yang dipakai untuk melakukan penyongketan dari alat yang dulunya sangat sederhana hingga kini sudah mendapat banyak perubahan menjadi lebih baik, motif-motif yang pakai di dalam tiap lembaran kain songket juga sudah mengalami banyak perubahan bentuk motif dan warna lebih modern mengikuti perkembangan zaman dan permintaan pasar untuk setiap jenis songket yang dibutuhkan, kualitas bahan baku yang dipakai juga dijamin mutu nya untuk hasil songket yang berkualitas dan berdaya jual tinggi hingga ke luar negeri, dan para pekerja yang juga tidak lupa selalu dibekali dengan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu sebelum diberi kepercayaan melakukan penyongketan yang harus


(19)

lebih dulu menguasai tehnik-tehnik yang digunakan dalam melakukan penyongketan dan kreatifitas para pengrajin dalam memproduksi kain-kain tenun yang kuaitas dan keindahannya selalu dinomor satukan pengusaha dan pekerjanya.

5. Jalur pemasaran kain tenun songket ini meliputi dua jalur yaitu langsung datang kerumah produksi. Kedua sebelum sampai kepada konsumen akhir, pengusaha menjual/mendistribusikan kain songket kepada pedagang besar di kota barulah sampai kepada konsumen.

B. Saran

1. Kepada para pengusaha kelompok kerja industri kain tenun songket Batubara agar tidak puas dengan pencapaian yang di peroleh dari industri kain tenun songket ini, agar tetap melakukan peningkatan-peningkatan kualitas dari hasil produksi kain tenun songketnya dan banyak melakukan pelatihan kepada pengrajin untuk dapat menciptakan karya-karya baru dalam membuat motif-motif baru dengan warna yang lebih menarik. 2. Kepada para pemerintah agar tetap dan lebih memperhatikan para

pengusaha industri kain tenun songket Batubara ini, karena melalui para pengusaha industri songket ini telah memberikan pekerjaan kepada masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dan penghasilan tambahan, dengan cara ini secara tidak langsung para pengusaha industri songket Batubara ini sudah berperan membantu pemerintah mengurai tingkat pengangguran yang ada di desa Pahang kecamatan Talawi tersebut.


(1)

Pemerintah sangat berperan penting dalam membantu mengembangkan dan melestarikan hasil budaya Melayu Batubara ini agar tetap eksis di zaman yang sudah sangat modern ini. Saat ini pemerintah sudah memberikan banyak bantuan dan kemudahan kepada para pengusaha tenun songket untuk dapat mengembangkan produksinya. Pemerintah memberi bantuan berupa pinjaman uang melalui kredit Bank dengan bunga yang sangat minim untuk bisa membantu pengembangan produksi dan kualitas tenun songket Batubara ini.

Setiap pembeli/konsumen kadang-kadang mendatangi sendiri para perajin dan meminta dibuatkan tenunan tertentu sesuai keinginan pembeli. Si perajin meminta uang muka sebagai ikatan kerja antara si pemesan dan si perajin, dan jumlahnya pun sesuai dengan kesepakatan antara perajin dan pembeli dan uang tersebutlah yang dipakai perajin sebagai modal pembelian bahan baku. Ketertarikan banyak konsumen dengan industri kerajinan Songket Batu Bara ini, karena desain atau motif tenunan asal daerah tersebut memiliki nilai seni budaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapore, Brunei darussalam membeli songket tersebut.

Dengan melihat uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut, untuk itulah penulis tertarik mengangkat judul “Perkembangan Industri Kain Tenun Songket Batubara”.


(2)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Latar belakang munculnya industri kain Tenun songket Batubara.

2. Faktor-faktor pendukung Eksisnya industri kain Tenun songket Batubara. 3. Perkembangan industri kain Tenun songket Batubara.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana latar belakang munculnya industri kain Tenun Songket Batubara ? 2. Apa saja faktor-faktor pendukung berkembangnya produksi industri kain

Tenun songket Batubara ?

3. Bagaimanakah bentuk perkembangan industri kain Tenun songket Batubara ?

D.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya industri kain tenun songket Batubara.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung berkembangnya produksi industri kain tenun songket Batubara.


(3)

E.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan atau informasi mengenai Industri kain tenun songket Batubara. 2. Sebagai bahan masukan yang dapat menamba wawasan dan pengetahuan

secara teoritis bagi guru-guru dan calon guru yang mengajar di SMA pada bidang kajian industri.

3. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa pendidikan sejarah maupun mahasiswa jurusan lainnya dengan bidang penelitian yang sama pada lokasi penelitian yang berbeda untuk menghasilkan kesimpulan yang sempurna. 4. Bagi pengusaha, diharapkan dalam penelitian ini, maka pengusaha dapat

meningkatkan mutu dan mempertahankan kualitas kinerja pekerja.

5. Bahan pertimbangan pemerintah setempat agar lebih memberikan perhatian terhadap pelestarian industri kecil kain tenun songket Batubara.

6. Sebagai pembendaharaan perpustakaan UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Sosial.

7. Bagi pembaca untuk menambah pengetahuan pembaca dan memperkenalkan industri kain tenun songket Batubara.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini dapat ditarik kesimpulan yang ditemukan sebagai berikut:

1. Dalam percepatan pembanguan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Proses industrialisasi yang dilakukan telah memberikan dampak positif dan memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, serta menghasilkan banyak usaha-usaha baru, termasuk di dalamnya industri kecil.

2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa awal dirintisnya industri kain tenun songket Batubara ini dimulai dari abad ke-19 masyarakat Melayu Batubara sudah mengenal benang emas, benang sutera, dan benang kapas, lalu masyarakat Melayu ini mulai melakukan penyongketan yang menghasilkan kain tenun songket untuk dipergunakan di berbagai kepentingan masyarakat Melayu Batubara ini. Dimana keahlian dalam mennyongket ini mayoritas dikuasai oleh kaum wanita di Melayu Batubara ini dalam melakukan proses produksi songket diterima secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.

3. Faktor-faktor pendukung produksi industri kain tenun songket Batubara yaitu: modal, modal yang digunakan oleh para pengusaha kelompok kerja industri kain tenun songket Batubara ini adalah modal yang disediakan sendiri melalui pinjaman kredit dari Bank-bank milik Negara yang


(5)

memberikan keringanan pada bunga dari setiap pinjaman bagi para pengusaha kelompok kerja industri songket Batubara ini, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kain tenun songket ini mereka dapat dari pedagang benang sutera yang ada di Tanjung morawa dan benang-benang lainnya seperti benang emas, dan benang perak dapat mereka peroleh dari Kisaran atau Pematangsiantar untuk memberi khiasan motif pada tenunan songket, dan tenaga kerja yang menjadi pengrajin tenunan songket ini adalah umumnya kaum wanita yang bekerja sambilan menjadi penenun setelah pekerjaan utama mereka yang lain, dan juga remaja-remaja puteri yang ikut melakukan penyongketan setiap setelah pulang sekolah atau bekerja menjadi buruh tani, pedangang dan lainnya.

4. Perkembangan industri kain tenun songket Batubara ini terjadi pada banyak hal yang sangat mempengaruhi ke eksisan songket itu sendiri seperti alat tenun (okik) yang dipakai untuk melakukan penyongketan dari alat yang dulunya sangat sederhana hingga kini sudah mendapat banyak perubahan menjadi lebih baik, motif-motif yang pakai di dalam tiap lembaran kain songket juga sudah mengalami banyak perubahan bentuk motif dan warna lebih modern mengikuti perkembangan zaman dan permintaan pasar untuk setiap jenis songket yang dibutuhkan, kualitas bahan baku yang dipakai juga dijamin mutu nya untuk hasil songket yang berkualitas dan berdaya jual tinggi hingga ke luar negeri, dan para pekerja yang juga tidak lupa selalu dibekali dengan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu sebelum diberi kepercayaan melakukan penyongketan yang harus


(6)

lebih dulu menguasai tehnik-tehnik yang digunakan dalam melakukan penyongketan dan kreatifitas para pengrajin dalam memproduksi kain-kain tenun yang kuaitas dan keindahannya selalu dinomor satukan pengusaha dan pekerjanya.

5. Jalur pemasaran kain tenun songket ini meliputi dua jalur yaitu langsung datang kerumah produksi. Kedua sebelum sampai kepada konsumen akhir, pengusaha menjual/mendistribusikan kain songket kepada pedagang besar di kota barulah sampai kepada konsumen.

B. Saran

1. Kepada para pengusaha kelompok kerja industri kain tenun songket Batubara agar tidak puas dengan pencapaian yang di peroleh dari industri kain tenun songket ini, agar tetap melakukan peningkatan-peningkatan kualitas dari hasil produksi kain tenun songketnya dan banyak melakukan pelatihan kepada pengrajin untuk dapat menciptakan karya-karya baru dalam membuat motif-motif baru dengan warna yang lebih menarik. 2. Kepada para pemerintah agar tetap dan lebih memperhatikan para

pengusaha industri kain tenun songket Batubara ini, karena melalui para pengusaha industri songket ini telah memberikan pekerjaan kepada masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dan penghasilan tambahan, dengan cara ini secara tidak langsung para pengusaha industri songket Batubara ini sudah berperan membantu pemerintah mengurai tingkat pengangguran yang ada di desa Pahang kecamatan Talawi tersebut.