PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KINERJA GURU, DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH SMP DI KECAMATAN MEDAN KOTA.
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KINERJA GURU, DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH SMP DI
KECAMATAN MEDAN KOTA
Oleh:
ROSMAN DARMA SIREGAR NIM : 81 06 13 10 35
Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
Rosman Darma Siregar. NIM. 8106131035. Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Kinerja Guru dan Iklim Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah Di SMP Kecamatan Medan Kota. Tesis. Medan: Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah; (2) pengaruh kinerja guru terhadap efektivitas sekolah; (3) pengaruh iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah; (4) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim sekolah; (5) pengaruh kinerja guru terhadap iklim sekolah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMP Kecamatan Medan Kota yang berjumlah 750 guru. Dengan jumlah sampel sebanyak 238 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportionate simple random samapling. Metode penelitian bersifat path anlisys yang bertujuan untuk menguji teori dan memperoleh informasi tentang penelitian. Hasil dari penelitian ditemukan: (1) Terdapat pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah sebesar 54.4% dan sisanya sebesar 45.6% diluar kepemimpinan kepala sekolah. (2) Terdapat pengaruh antara kinerja guru terhadap efektivitas sekolah sebesar 52% dan sisanya sebesar 48% diluar kinerja guru. (3) Terdapat pengaruh antara iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah sebesar 22.7% dan sisanya sebesar 77.3% diluar iklim sekolah. (4) Terdapat pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim sekolah sebesar 54.1% dan sisanya sebesar 45.9% diluar kepemimpinan kepala sekolah. (5) Terdapat pengaruh antara kinerja guru terhadap iklim sekolah sebesar 54.1% dan sisanya 45.9% diluar kinerja guru. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan tentang peningkatan efektivitas sekolah melalui kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru, dan iklim sekolah.
(6)
ABSTRACT
Rosman Darma Siregar. NIM. 8106131035. Effect of Principal Leadership,
Teacher Performance and the Effectiveness of Climate School District Junior High School in Medan City. Thesis. Medan: Prodi Educational Administration Graduate Program. Medan State University, 2013.
This study aimed to determine: (1) The effect of principal leadership on school effectiveness, (2) the influence of teachers on the effectiveness of school performance, (3) the influence of school climate on school effectiveness, (4) the effect of principal leadership on school climate, (5 ) influence the performance of teachers to school climate. The population in this study were all in junior high school teacher Medan City District totaling 750 teachers. With a total sample of 238 people.
Results of the study found: (1) There is the influence of principal leadership on school effectiveness by 54.4% and the remaining 45.6% outside of school leadership. (2) There is the influence of teachers on the effectiveness of school performance by 52% and the remaining 48% outside the teacher's performance. (3) There is the influence of school climate on school effectiveness by 22.7% and the remaining 77.3% outside of school climate. (4) There is the influence of principal leadership on school climate for the remaining 54.1% and 45.9% outside of school leadership. (5) There is the influence of teachers' performance against the school climate by 54.1% and the remaining 45.9% outside the teacher's performance.
The result is expected to provide benefits as a developing science of improving the effectiveness of schools through school leadership, teacher performance, and school climate.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang senang tiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik. Tesis ini di buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Adapun tesis ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, dan Iklim Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah
Menengah Pertama Kecamatan Medan Kota”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak baik secara moril maupun material. Kiranya bantuan, masukan-masukan serta saran yang diberikan akan dibalas Tuhan Yang Maha Esa dengan kebajikan yang berlipat ganda.
Rasa terimakasih tiada terhingga Penulis ungkapan pada Bapak Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd., M.Si selaku Pembimbing I penulis, Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Pembimbing II Penulis yang telah memberikan ilmu, bimbingan, motivasi kepada Penulis dan meluangkan waktu hingga terselesaikannya penulisan tesis ini. Begitu juga rasa terima kasih Penulis sampaikan pada Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Bapak Dr.H. Zulkifli Matondang, M.Pd, Bapak Dr. Darwin M.Pd sebagai nara sumber.
(8)
Tak lupa rasa terima kasih juga Penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana Program Studi Adminstrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan
3. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan.
4. Seluruh civitas Akademika Universitas Negeri Medan, yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan selama penulis menuntut ilmu di Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan
5. Bapak Kepala Sekolah dan secara khusus kepada seluruh guru di Wilayah Kecamatan Medan Kota, yang telah bersedia membantu penulis dari pelaksaaan uji coba instrument sampai pada pengumpulan data penelitian..
6. Orang tua terkasih, Ayahanda F. Siregar dan Ibunda R. Napitupulu yang telah banyak memberikan dorongan moril, doa, dan semangat serta kasih sayang yang tak terhingga yang diberikan selama ini.
7. Istri tercinta, J. Hutapea, S.Pd dan anakku yang sangat ku kagumi Ezhekiel Gracio Siregar.
(9)
8. Kedua Abang dan kakak ipar ku; Irwan Siregar Hilda Turnip, S.Si, Roberth Paringgotan Siregar, S.T, Melati Sinaga, S.E
9. Kakak dan Adikku tercinta, Nova Rosdiana, Siregar S.Pd, Irma Rosmawati Siregar, S.Pd
10.Seluruh teman-teman di Angkatan IX khususnya kelas B dan kelas A atas semua bantuannya dan dorongannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, masukan dan kritik yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan untuk perbaikan karya saya ini. Akhir kata, semoga tesis ini memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan yang akan datang.
Medan, November, 2013
Rosman Darma Siregar
(10)
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN………...1
1.1. Latar Belakang Maslah ... 1
1.2. Indentifikasi Masalah ... 15
1.3. Pembatasan Masalah ... 16
1.4. Perumusan Masalah ... 17
1.5. Tujuan Penelitian ... 17
1.6. Manfaat Penelitian ... 18
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN………..……….20
2.1. Kajian Teoritis ... 20
2.1.1. Konsep Efektivitas Sekolah ... 20
2.1.2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 29
2.1.3. Kinerja Mengajar Guru ... 36
2.1.4. Iklim Sekolah ... 42
2.2. Penelitian Yang Relevan ... 46
2.3. Kerangka Berpikir ... 49
2.3.1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah ... 49
2.3.2. Pengaruh Kinerja Guru terhadap Efektivitas Sekolah.... 50
2.3.3. Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah .. 51 2.3.4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
(11)
vii
Terhadap IklimSekolah ... 52
2.3.5. Pengaruh Kinerja Guru terhadap Iklim Sekolah ... 53
2.4. Hipotesis Penelitian ... 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 56
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 56
3.2. Metode Penelitan ... 56
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 57
3.4. Defenisi Operasional Penelitian ... 58
1. Efektivitas Sekolah ... 59
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 59
3. Kinerja Guru... 59
4. Iklim Sekolah ... 59
3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 60
3.6. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 63
a. Responden Uji Coba ... 63
b. Analisis Instrumen ... 64
1. Uji Kesahihan Instrumen (construct validity) ... 64
2. Uji Keterhandalan Instrumen (reliability) ... 65
3.7. Teknik Analisis Data ... 67
1. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 68
2. Uji Linieritas Regresi ... 69
3. Uji Homogenitas ... 70
4. Perhitungan Analisis Jalur (Path Analisys) ... 71
5. Pengujian Jalur ... 71
6. Pengujian Model Jalur ... 72
7. Hipotesi statistik ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 75
4.1. Deskripsi Data Penelitian ... 75
(12)
viii
4.3. Uji Persyaratan Analisis ... 84
4.4. Pengujian Hipotesis ... 93
4.5. Hasil Penelitian ... 95
4.6. Pembahasan Penelitian ... 96
4.7. Keterbatasan Penelitian ... 98
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 100
A.Kesimpulan ... 100
B.Implikasi ... 101
C.Saran ... 104
(13)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Akreditas SMP Kec. Medan Kota ... 8
1.2. Kelengkapan Sarana, Prasarana, SMP Kec. Medan Kota ... 10
2.1. Ciri-ciri Sekolah Efektif ... 27
2.2. Tujuan Kualitas Pemimpin ... 30
2.3. Faktor Yang mempengaruhi Tingkat Kinerja Pegawai Yang Tidak Efektif ... 41
3.1. Populasi Guru SMP Kec. Medan Kota ... 57
3.2. Sampel Guru SMP Kec. Medan Kota ... 58
3.3. Kisi-Kisi Istrumen Efektivitas Sekolah ... 62
3.4. Kisi-Kisi Istrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 62
3.5. Kisi-Kisi Istrumen Kinerja Guru ... 63
3.6. Kisi-Kisi Istrumen Iklim Sekolah ... 63
3.7. Kriteria Interprestasi... 66
4.1. Ringkasan Karakteristik Data dari Setiap Variabel Penelitian ... 75
4.2. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Efektivitas Sekolah ... 76
4.3. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah .... 77
4.4. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Istrumen Kinerja Guru ... 79
4.5. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Istrumen Iklim Sekolah ... 80
4.6. Tingkat Kecenderungan Variabel Efektivitas Sekolah ... 81
(14)
xi
4.8. Tingkat Kecenderungan Variabel Istrumen Kinerja Guru ... 83
4.9. Tingkat Kecenderungan Variabel Istrumen Iklim Sekolah ... 84
4.10.Ringkasan Analisis Variabel Untuk Persamaan Y atas X1 ... 85
4.11.Ringkasan Analisis Variabel Untuk Persamaan Y atas X2 ... 86
4.12.Ringkasan Analisis Variabel Untuk Persamaan Y atas X3 ... 87
4.13.Ringkasan Analisis Variabel Untuk Persamaan X3 atas X2 ... 88
4.14.Ringkasan Analisis Variabel Untuk Persamaan X3 atas X2 ... 89
4.15.Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 90
4.16.Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian .... 91
4.17.Perhitungan Koefisien Korelasi antar Variabel Penelitian... 92
(15)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Model Efektivitas dalam Kajian Organisasi ... 22
2.2. Faktor Pengaruh Prestasi Model Gren Field ... 33
2.3. Paradigma Penelitian Pengaruh X1, X2, X3, terhadap Y ... 54
4.1. Histogram Skor Variabel Efektivitas Sekolah ... 77
4.2. Histogram Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 78
4.3. Histogram Skor Variabel Kinerja Guru ... 79
(16)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Penelitian Efektivitas Sekolah ... 110
2. Instrumen Penelitian Kepemimpinan kepala sekolah ... 112
3. Instrumen Penelitian Kinerja guru ... 114
4. Instrumen Penelitian Iklim sekolah ... 116
5. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 118
6. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas dan Reabilitas Kinerja Guru ... 119
7. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas dan Reabilitas Iklim Sekolah ... 120
8. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas dan Reabilitas Efektivitas Sekolah121 9. Perhitungan Validitas Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 122
10.Perhitungan Reliabilitas Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 124
11.Perhitungan Validitas Instrumen Kinerja Guru... 126
12.Perhitungan Reliabilitas Instrumen Kinerja Guru ... 128
13.Perhitungan Validitas Instrumen Iklim Sekolah ... 130
14.Perhitungan Reliabilitas Instrumen Iklim Sekolah ... 132
15.Perhitungan Validitas Instrumen Efektivitas Sekolah... 134
16.Perhitungan Reliabilitas Instrumen Efektivitas Sekolah ... 136
17.Data Pokok Penelitian ... 138
18.Perhitungan Distribusi Frekuensi Data, Perhitugan Rerata (Mean), Simpangan Baku (SD), Modus (Mo), Median (Me)………...142
(17)
xiv
19.Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian………...150 20.Perhitungan Uji Kelinearan dan Keberartian Persamaan Regresi
Variabel Efektivitas Sekolah atas Kepemimpinan Kepala Sekolah….154 21.Uji Kelinearan dan Keberartian Persamaan Regresi
Variabel Efektivitas Sekolah atas Kenerja Guru………...163 22.Perhitungan Uji Kelinearan dan Keberartian Persamaan Regresi
Variabel Efektivitas Sekolah atas Iklim Sekolah………173 23.Perhitungan Uji Kelinearan dan Keberartian Persamaan Regresi
Variabel Iklim Sekolah atas Kepemimpinan Kepala Sekolah………....182 24.Perhitungan Uji Kelinearan dan Keberartian Persamaan Regresi
Variabel Iklim Sekolah atas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah.185 25.Perhitungan Uji Normalitas Distribusi Data………...200 26.Perhitungan Uji Homogenitas……….226 27.Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian…………....261 28.Perhitungan Koefisien Korelasi Jalur Variabel Penelitian ……… 267 29.Perhitungan Uji Hipotesis………...270 30.Perhitungan Uji Model Analisis Jalur………...279
(18)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional pada hakekatnya memiliki tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan berusaha untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, serta seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam konteks pembangunan sumber daya manusia, pendidikan pada dasarnya merupakan proses mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut harus dilaksanakan secara sistematik dan intergratif oleh seluruh sistem penyelengaraan pendidikan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan tersebut diharapkan pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan secara global dan meresponnya secara positif. Perubahan yang terjadi di berbagai aspek merupakan kondisi yang menuntut masyarakat harus memiliki keunggulan dan daya saing, kepribadian yang tangguh dan positif, cerdas, kerja keras, sehat dan tidak mudah putus asa. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Dengan sendirinya pemerintah telah menetapkan urusan pemerintah
(19)
2
bidang pendidikan dalam katagori urusan wajib, yakni dengan memposisikan urusan pendidikan pada tingkat urusan yang paling tinggi.
Tuntutan mengenai pendidikan yang bermutu tinggi, saat ini telah menjadi bagian penting dari kebutuhan masyarakat sebagai pemakai jasa pendidikan. Di pihak lain, isu kebermutuan pendidikan terkait dengan keprihatinan akan kondisi pendidikan di Indonesia yang belum sepenuhnya mampu melahirkan generasi yang berkualitas. Hal ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999) ke-112 (2003), dan ke-111 (2007). Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia
berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan dari data Balitbang (dalam Meda Denish, 2012: 1) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia
(20)
3
dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Sagala (2005: 8) mengemukakan bahwa: Problematika pendidikan berimplikasi pada beberapa hal, yaitu: 1) sekolah semua jenjang dan level diurus seadanya, kreativitas dan inovatif tidak mendapat tempat yang layak karena bertentangan dengan pandangan pemegang kekuasaan, 2) pihak sekolah menerima sarana dan prasarana pendidikan di sekolah seadanya, tidak dapat memberikan masukan atau komentar, 3) guru bekerja tidak maksimal. Mereka bekerja hanya memenuhi jam kerja sesuai yang dijadwalkan, karena jika mereka bekerja keras dalam karier dan prestasinya tetap tidak jelas, 4) ruang gerak lulusan sekolah jadi sempit karena kualitas sekolah seadanya.
Berdasarkan hal tersebut maka sekolah dalam menjalankan aktivitasnya diharapakan mampu memberdayakan semua potensi yang ada secara efektif dalam pencapaian tujuan, dan efisien dalam menggunakan sumber daya yang lain, sehingga setiap unsur yang menjadi bagian dari proses pendidikan itu tidak ada yang terabaikan yang bisa mengurangi nilai pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa sekolah semestinya dikelola secara terencana, terarah, terorganisir secara terpadu sehingga memberhasilkan pencapaian pendidikan yang bermutu khususnya bagi peserta didiknya. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan nasional tahun 2020, yaitu “terwujudnya bangsa, masyarakat, dan manusia Indonesia yang
(21)
4
berkualitas tinggi, maju dan mandiri’ (Depdiknas, 2000: 3), yang kemudian dipertegas lagi dengan rumusan visi 2020, yaitu “terwujudnya Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, adil, sejatera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelanggaraan Negara.
Menurut Soedidjarto (2004: 50) menyatakan bahwa sekolah hendaknya memperhatikan mutu pendidikan setiap tahunnya dengan memperhatikan komponen dasar yang mempengaruhi yaitu kurikulum, dan proses pembelajaran, administrasi dan manajemen sekolah, organisasi dan kelembagaan sekolah, ketenagaan, pembiayaan, sarana dan prasarana, peserta didik, peran serta masyarakat, lingkungan dan budaya sekolah.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah melakukan perbaikan mutu sekolah yang erat kaitannya dengan efektivitas sekolah. Menurut Komariah dan Triatna (2005: 34) mengemukakan defenisi efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana organisasi melaksanakan sasaran/tujuan (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah tercapai. Selanjutnya Abin Syamsuddin Makmun (1999: 11) mengemukakan bahwa efektivitas sekolah pada dasarnya menunjukkan tingkat kesesuaiannya antara hasil-hasil yang dicapai (achievements atau observed output) dengan hasil-hasil yang diharapkan (objective targeta intended output)
sebagaimana telah ditetapkan. Ukuran-ukuran yang dipakai berupa angka rasio antara jumlah hasil (lulusan, produk jasa, barang dan sebagainya) yang dicapai dalam jangka waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah yang diperoleh atau ditargetkan dalam jangka waktu tersebut. Sementara Coleman dan Glover (2010: 34) menyatakan bahwa sekolah yang efektif merefleksikan hubungan yang
(22)
5
erat dengan produk yakni mutu lulusan yang diharapkan, adanya kelengkapan organisasi yang meliputi perolehan sumber daya, karakteristik pembelajaran, dan motivasi kerja. Jadi konsep sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian lulusan pendidikan, yaitu prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan di dalam belajar.
Efektivitas sekolah dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas suatu lembaga yang berfokus pada hasil, sasaran, dan target yang diharapkan dapat tercapai. Ini berarti bahwa makin besar presentase target yang dicapai, maka makin tinggi efektivitasnya. Aktivitas-aktivitas pendidikan tersebut menjadi pedoman bagi sekolah agar mempersiapkan lulusan sekolah yang memiliki pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap dan nilai moral serta kepribadian yang tidak hanya berguna bagi masyarakat, tetapi juga bagi bangsa dan Negara.
Menurut Krakower dalam Sagala (2007: 112) terdapat 7 faktor yang mempengaruhi keefektivan sekolah yaitu: manajemen, kepemimpinan, lingkungan yang strategis, harapan, iklim sekolah dan peran pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian Triyatin (2009: 1) menyatakan bahwa Berdasarkan analisis data diperoleh gambaran bahwa pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Keefektivan Sekolah tergolong sedang (0,582). Hal ini menunjukan bahwa Kinerja Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru secara signifikan berpengaruh terhadap Keefektivan Sekolah. Selanjutnya dalam
(23)
6
penelitian Cahaya (2010: 1) di Kabupaten Garut menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan dari iklim organisasi terhadap efektivitas sekolah dengan rata-rata persentase 78.69% dengan koefisien korelasi sebesar 0,47 dengan katagori sedang.
Menurut Udin. S. Sa’ud dalam Nunung Triyatin (2009: 5) menyatakan sekolah yang efektif adalah sekolah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu : a) memiliki visi, misi dan target mutu dengan standar yang ditetapkan secara lokal maupun global, b) memliki output pendidikan yang setiap tahun meningkat, c) lingkungan sekolah yang aman, tertib, aman dan menyenangkan siswa, d) seluruh personil sekolah memiliki visi, misi dan harapan yang tinggi untuk berprestasi secara optimal, e) sekolah memiliki program dalam pengembangan staf, f) sekolah memiliki sistem evaluasi kontinyu dan komprehensif, g) sekolah memiliki dukungan dan partisipasi yang intensif dari masyarakat.
Kondisi saat ini, efektifitas sekolah dalam mewujudkan prestasi sekolah masih rendah. Beberapa hal yang masih muncul dan tidak menggambarkan semangat perubahan seperti dalam proses pengambilan keputusan di mana keputusan yang diambil kurang melibatkan semua warga sekolah tetapi hanya mengikuti kehendak pemimpin. Efektifitas sekolah yang rendah, ditandai oleh kurang mantapnya perencanaan sekolah, minimnya pengorganisasian kegiatan sekolah, pelaksanaan yang kurang sesuai dengan rencana semula, kurang tepatnya evaluasi dan pengawasan sehingga tujuan tidak tercapai. Efektifitas sekolah yang rendah juga bisa dilihat dari belum terpenuhinya standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan,
(24)
7
standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Adapun data yang ada, diantaranya adalah
1. Prestasi yang dihasilkan peserta didik pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMP, prestasi Sumut menurun dari OSN ke VIII yang digelar di Jakarta, mendapatkan peringkat tujuh, dan pada OSN ke IX yang digelar di Sumut, meraih peringkat Sembilan. (Arsip Harian Sumut Pos Posted on 03January2011, http : / / www.harian sumutpos . com / arsip / ? p = 68556)
2. Pringkat Provinsi Sumatera Utara, masuk dalam 10 besar daerah dengan kasus putus sekolah tertinggi. Jumlah anak usia sekolah yang tidak sekolah termasuk tinggi, yaitu mencapai sekitar 17.286 anak. Sementara yang tidak melanjutkan sekolah, mencapai lebih dari 78.000 anak. Menurut Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.(http: / / chelluz pahun . wordpress . com / 2012 / 06 / 04 /)
3. Sebanyak 0,29 persen siswa jenjang SMP / MTs / SMP Terbuka di Medan dinyatakan tidak lulus UN tahun pelajaran 2011/2012. Medan menjadi kota kedua dengan tingkat ketidak lulusan terbanyak ujian nasional (UN). Berdasarkan nilai rata-rata, Medan menempati peringkat delapan dengan nilai rata-rata 8,25. Satu peringkat dibawah Kabupaten Nias Barat yang nilai rata-ratanya 8,28. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Sumut. (Harian Waspada Online, kamis 01 juni 2012,(http: //www .waspada.co. id
(25)
8
/ index . php ? option = com _ content & view = article & id = 248576 : medan-peringkat)
4. Peringkat akreditas SMP Kecamatan Medan Kota, Table 1.1
Akreditas SMP Kecamatan Medan Kota No
Nama Sekolah Akreditasi Sekolah
Negeri Swasta
1 SMP N 6 Medan A
2 SMP N 4 Medan B
3 SMP N 3 Medan A
4 SMP N 8 Medan B
5 SMP N 12 Medan A
6 SMP YPK -
7 SMP Zending Islam Indonesia Medan B
8 SMP Khatolik Tri Sakti 1 Medan B
9 SMP Alitti Hadiyah B
10 SMP Sutomo A
11 SMP Hang Kesturi A
12 SMP Tunas Gajah Mada -
13 SMP WR. Supratman 1 A
14 SMP TPI C
15 SMP Alwashliyah 29 B
16 SMP Parkiran -
17 SMP Dwi Warna B
18 SMP MM UISI Medan B
19 SMP Wiyata Darma A
20 SMP Eria A
(http://www.ban-sm.or.id/provinsi/sumatera-utara/akreditasi)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di sekolah-sekolah di Wilayah Kecamatan Medan Kota, khususnya pada tingkat SMP, mengambarkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah cenderung kurang mempunyai kekuatan untuk melakukan inovasi dan kreasi pendidikan sesuai dengan situasi yang berkembang dalam masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kuatanya keterlibatan yayasan dalam menentukan kebijakan sekolah, sehinga berdampak terhadap kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan program kerja yang kurang efektif, serta akan mempengaruhi juga terhadap kinerja guru,
(26)
9
yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas pendidikan di Wilayah Kecamatan Medan Kota. Kondisi lain, yang ditemukan melalui pengamatan dan wawancara dengan beberapa guru. Bahwa belum maksimalnya kinerja guru, hal ini dapat dilihat dari beberapa guru yang terlihat belum menguasai bahan pengajaran, adanya guru yang mengajarkan bidang studi yang bukan spesialisasinya, adanya guru datang terlambat ke sekolah, tidak masuk mengajar dengan alasan sakit atau urusan keluarga, adanya guru yang masih tidak mampu dalam mengunakan alat peraga dan media pembelajaran. Hal ini menandakan masih adanya guru yang belum memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap profesinya. Kurang kondusifnya iklim di sekolah, tidak ada kerja sama kemitraan yang baik antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, individu-individu yang terlibat di sekolah seperti guru, siswa, dan kepala sekolah belum menjalankan peranannya sesuai dengan fungsinya masing-masing serta belum mampu menjalin hubungan yang baik satu sama lain. Kurangnya standarnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam rangka peningkatan kinerja mengajar guru serta proses pembalajaran secara efektif dan efisien. Keadaan ini mengakibatkan proses belajar menjadi kurang menarik, dan kurang mampu memupuk kreativitas sehingga mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pendidikan, hal ini terbukti dari sumber data berikut ini:
(27)
10 Tabel 1.2
Kelengkapan Sarana Prasarana Sekolah Negeri/Swasta Kecamatan Medan Kota
No Nama Sekolah Negeri/Swa
sta Jumlah Guru
1 SMP N 6 Medan Negeri Lab. Komputer, Lab.IPA
2 SMP N 4 Medan Negeri Lab. Komputer
3 SMP N 3 Medan Negeri Lab. Komputer
4 SMP N 8 Medan Negeri Lab. Komputer
5 SMP N 12 Medan Negeri Lab. Komputer, Lab. IPA
6 SMP YPK Swasta Lab. Komputer, Lab. IPA
7 SMP Zending Islam Indonesia Medan
Swasta Lab. Komputer 8 SMP Khatolik Tri Sakti 1
Medan
Swasta Lab. Komputer, Lab. IPA Lab. Bahasa Perpustakaan
9 SMP Alitti Hadiyah Swasta Lab. Komputer
10 SMP Sutomo Swasta Lab. Komputer,
Lab IPA, Lab Bahasa
11 SMP Hang Kesturi Swasta Lab Komputer
Lab IPA, Perpustakaan 12 SMP Tunas Gajah Mada Swasta Lab Komputer,
Lab. IPA, Perpustakaan
13 SMP WR. Supratman 1 Swasta Lab Komputer
Lab. IPA, Perpustakaan,
14 SMP TPI Swasta Lab. Komputer, Perpustakaan
15 SMP Alwashliyah 29 Swasta Lab. Komputer
16 SMP Parkiran Swasta Lab. Komputer, Perpustakaan, Lab IPA, Lab Bahasa
17 SMP Dwi Warna Swasta Lab. IPA, Lab. Komputer
18 SMP MM UISI Medan Swasta Lab IPA, Lab. Komputer
19 Wiyata Darma Swasta Lab. Komputer,
Lab IPA, Lab Bahasa
20 SMP Eria Swasta Lab. Komputer
Munculnya berbagai tuntutan terhadap sekolah untuk mewujudkan sekolah efektif berimplikasi pada peran-peran yang harus dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga administrasi sekolah, dan semua warga sekolah. Semua warga sekolah diharapkan dapat merespon berbagai tuntutan orang tua, masyarakat, peserta didik, dunia usaha, dan pemerintah daerah sebagai stakeholders sekolah. Tantangan dan kelemahan sekolah-sekolah saat ini dan ke
(28)
11
warga sekolah harus turut berubah menjadi lebih baik. Kondisi lebih baik dicirikan oleh kemampuan warga untuk merespon tugas dan tanggung jawab secara bermutu.
Sistem dan proses pendidikan seperti ini patut menjadi perhatian yang serius bagi seluruh rakyat Indonesia agar tidak tertinggal dalam era global yang terbuka dan demokratis saat ini. Karena itu, sudah barang tentu sistem pendidikan nasional harus memiliki landasan yang kuat dan kebijakan yang mendasar dan benar. Bila landasan pendidikan yang dimilki goyah dan kebijakan yang dianut kurang kuat, tentu Indonesia akan terperangkap dalam situasi yang kompleks dan rumit, sehinga kurang mampu bersaing di era globalisasi saat ini.
Paradigma baru manajemen pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan secara efektif dan efisien perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini, pengembangan sumber daya manusia merupakan proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu bersaing di era yang kompetitif saat ini. Proses pengembangan sumber daya manusia tersebut harus meyentuh berbagai bidang kehidupan yang harus tercermin dalam pribadi para pemimpin, termasuk para pemimpin pendidikan seperti kepala sekolah. Salah satu sumber daya manusia yang merupakan komponen penting dalam menentukan mutu pendidikan adalah kepala sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam miningkatkan kualitas pendidikan, serta bertanggung jawab atas penyelengaraan pendidikan di sekolah, walaupun pada hakikatnya setiap personil sekolah memiliki tanggung jawab. Kepala sekolah sebagai pemimpin di suatu
(29)
12
satuan pendidikan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Secara yuridis peranan kepala sekolah menurut keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 162/U/2003 tentang pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah yaitu Educator (pendidik), Manager (pengelola), Administratur (pengadministrasian), Supervisor (penyelia), Leader (peminpin), Enterpreneur (pengusaha), dan Climate creator (pencipta iklim).
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 13 tentang standar kepala sekolah/madrasah, peranan kepala sekolah adalah sebagai pribadi, manajer, entrepreneur, supervisor, sosial dan sebagai leader. Kepala sekolah sebagai
pemimpin yang berarti usaha menggerakan dan memberikan bimbingan kepada personil pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan. Konsep tersebut, dibenarkan oleh Hendayat Soetopo (2010: 210) mengemukakan defenisi kepemimpinan yang diterapakan dalam dunia pendidikan sebagai berikut; “ kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mengajak, mempengaruhi, menggerakan, membimbing dan mengarahkan orang yang terlibat dalam pendidikan untuk mencapai tujuan”. Berkenaan dengan hal tersebut Imam Supandi dan M. Idochi Anwar (2003: 70) : merumuskan pengertian kepemimpinan kepala sekolah sebagai kemampuan dan persiapan untuk dapat menggerakan dan membina para pendidik/aperatur pendidikan sehingga mereka mau melakukan tugas-tugas pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan.
Kepala sekolah bertugas dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan sekolah baik kegiatan teknis dan administrasi maupun lintas program-program dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada disekolah agar tujuan
(30)
13
pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan sekolahnya tidak terlepas dari kemampuan kepala sekolah dalam merespon segala perubahan yang terjadi.
Faktor lain yang ikut mempengaruhi efektivitas sekolah adalah kinerja guru. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselengaranya proses pendidikan. Keberadaan guru merupakan pelaku utama sebagai fasilitator penyelengaraan proses belajar mengajar. Guru sebagai tenaga professional harus memiliki kemandirian dalam keseluruhan kegiatan pendidikan baik dalam jalur sekolah maupun luar sekolah, guru memegang posisi yang sangat strategis. Dalam tingkatan oprasional, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya. Guru merupakan sumber daya manusia yang mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehinga terciptalah proses belajar mengajar yang bermutu dan menjadi salah satu faktor yang menentukan mutu pendidikan.
Organisasi pada dasarnya adalah kemampuan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Hubungan antar manusia dalam suatu organisasi dapat memberikan situasi yang memungkinkan setiap individu di dalam organisasi tersebut merasa nyaman dan betah dalam berkarya dan meniti karir demi kemajuan organisasi serta perkembangan dirinya. Hal ini sesuai dengan peryataan Saharsaputra (2010: 73) bahwa iklim organisasi merupakan lingkungan efektif yang dapat memberi dampak bagi kinerja organisasi melalui sikap dan perilaku anggota organisasi dalam menjalankan tugasnya. Sejalan dengan hal tersebut menurut Emmons (Suherman 2002: 23) menyatakan bahwa:
(31)
14
“School climate was viewed as atmosphere of the school, the attitude of and interaetion of the principal, educators, and learners that influence their perception and affects their behavior towards one another whithim the school setting”
Iklim sekolah dapat dipandang sebagai atmosfer sekolah, sikap dan interaksi kepala sekolah, pendidik dan peserta didik yang mempengaruhi persepsi, sikap perilaku terhadap orang lain dalam lingkungan sekolah. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa iklim sekolah adalah karakteristik khas dalam bentuk perasaan, sikap, makna bersama dan atmosfir yang dirasakan oleh seluruh warga sekolah dan orang tua siswa yang berinteraksi satu sama lain.
Dengan memperhatikan pernyataan dan definisi tentang iklim organisasi, maka dapat disimpulkan bahwa iklim dari suatu organisasi akan dapat mempengaruhi perilaku dan sikap yang ada di dalam organisasi tersebut. Iklim organisasi yang baik dan kondusif bagi kegiatan pendidikan akan menghasilkan interaksi edukatif yang efektif, demikian juga iklim sekolah yang memberikan ruang bagi kreativitas dan inovasi akan mendorong seluruh sumber daya manusia disekolah untuk berkinerja kreatif dan inovatif, sehinga upaya pencapaian sekolah efektif akan berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, kajian penelitian kuantitatif ini terfokus pada permasalahan efektivitas sekolah dengan judul: “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, dan Iklim Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota”
(32)
15
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui bahwa efektivitas sekolah merupakan kemampuan untuk melaksanakan layanan yang diberlakukan suatu lembaga yang berfokus pada hasil, serta sasaran yang diharapkan dapat tercapai, dimana semakin besar presentase target yang dicapai, maka semakin tinggi efektivitasnya. Efektivitas sekolah dapat dipengaruhi oleh; 1) manajemen, dalam konteks manajemen, memanfaatkan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematis, (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. 2) kepemimpinan kepala sekolah dapat diartikan sebagai perilaku kepala sekolah yang mampu memprakarsai pemikiran baru didalam proses interaksi di lingkungan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dapat diwujudkan dengan melakukan perubahan atau penyesuaian tujuan, sasaran, konfigurasi, prosedur, input proses/out put dari suatu sekolah dengan tuntutan perkembangan, 3) kinerja guru yaitu proses kerja yang dilakukan seorang guru dalam mengelola dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan pendidikan, 4) iklim sekolah yaitu suatu persepsi kolektif dari lingkungan internal pada suatu organisasi yang mempengaruhi perilaku anggotanya. 6) harapan merupakan kondisi seseorang untuk mengiginkan apa yang hendak ingin dicapai. 7) peran pemerintah.
(33)
16
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, efektivitas sekolah dipengaruhi oleh berbagai variabel namun dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah hanya pada:
1. Salah satu sumber daya manusia yang merupakan komponen penting dalam menentukan mutu pendidikan adalah kepala sekolah, kepala sekolah sebagai pemimpin di suatu satuan pendidikan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting, sebagai upaya untuk mewujudkan sekolah yang bermutu. Tercapai atau tidaknya tujuan organisasi sangat bergantung pada kepemimpinan kepala sekolah.
2. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselengaranya proses pendidikan. Untuk membangun pendidikan yang bermutu, yang paling penting adalah upaya untuk peningkatan proses pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas, yakni proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan. Terkait hal tersebut, maka kesuksesan menentukan mutu pendidikan ditentukan oleh faktor guru.
3. Iklim organisasi yang kondusif bagi kegiatan pendidikan akan menghasilkan interaksi edukatif yang efektif, sehingga memberikan ruang bagi kreativitas dan inovasi untuk mendorong seluruh sumber daya manusia disekolah untuk berkinerja kreatif dan inovatif, sehinga upaya pencapaian sekolah efektif akan berjalan dengan baik.
(34)
17
1.4 Rumusan Masalah
1. Apakah kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap efektivitas sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota?
2. Apakah kinerja guru berpengaruh terhadap efektivitas sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota?
3. Apakah iklim sekolah berpengaruh terhadap efektivitas sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota?
4. Apakah kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap iklim sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota?
5. Apakah kinerja guru berpengaruh terhadap iklim sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota
2. Pengaruh kinerja guru terhadap efektivitas sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota
3. Pengaruh iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota
4. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota
5. Pengaruh kinerja guru terhadap iklim sekolah SMP di Kecamatan Medan Kota
(35)
18
1.6 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut:
1. Teoretis:
Secara teoretis hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan wawasan ilmu administrasi pendidikan khususnya dalam memanfaatkan untuk mengkaji dan menguatkan teori tentang kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru dan iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah khususnya pada pendidikan menengah pertama.
2. Praktis:.
a. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Medan
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan tentang upaya peningkatan efektivitas sekolah yang berpengaruh terhadap oleh kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru, iklim sekolah dalam upaya meningkatkan mutu satuan pendididkan yang pada akhirnya mengarah pada efektivitas sekolah.
b. Kepala Sekolah
Sebagai informasi tentang upaya peningkatan efektivitas sekolah yang di pengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru, dan iklim sekolah yang berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
(36)
19
Berguna untuk dijadikan pertimbangan kontekstual operasional dalam merumuskan pola pengembangan kinerja mengajar guru yang akan datang, dan memberi dorongan bagi para guru untuk meningkatkan kinerjanya yang nantinya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
d. Peneliti
Menjadi bahan pertimbangan mengenai tindak lanjut yang harus diambil oleh pengambil kebijakan di Kabupaten Kota Medan untuk mengembangkan organisasi pembelajar di sekolah dalam mewujudkan efektivitas sekolah.
(37)
100
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan statistic dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah di SMP Kecamatan Medan Kota sebesar 54.4%, hal ini menandakan peningkatan efektivitas sekolah disebabkan oleh kepemimpinan kepala sekolah
2. Terdapat pengaruh antara kinerja guru terhadap efektivitas sekolah di SMP Kecamatan Medan Kota sebesar 52%, hal ini menandakan kinerja guru yang tinggi mengakibatkan meningkatnya efektivitas sekolah
3. Terdapat pengaruh antara iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah di SMP Kecamatan Medan Kota sebesar 22.7%, hal ini menandakan peningkatan efektivitas sekolah disebabkan oleh iklim sekolah
4. Terdapat pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim sekolah di SMP Kecamatan Medan Kota sebesar 54.1%, hal ini menandakan peningkatan iklim sekolah disebabkan oleh kepemimpinan kepala sekolah 5. Terdapat pengaruh antara kinerja guru terhadap iklim sekolah di SMP
Kecamatan Medan Kota sebesar 54.1%, hal ini menandakan kinerja guru yang tinggi mengakibatkan meningkatnya iklim sekolah
(38)
101
5. 2. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya meningkatkan efektivitas sekolah adalah dengan meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah. Peran kepemimpinan kepala sekolah dapat ditingkatkan dengan memperhatikan aspek keterampilan personal dan fungsi kepemimpinan kepala sekolah. Keterampilan personal bagi kepala sekolah menunjukkan dirinya memiliki karakteristik individu yang kuat yang harus ditingkatkan dengan memberikan perhatian pada organisasi dan pembawaan dirinya dalam bekerja. Hal ini mengharuskan kepala sekolah sebagai panutan yang dapat diteladani oleh selurh guru.
Selain itu peningkatan kepemimpinan kepala sekolah, dapat juga dilakukan dengan memperbaikfungsi kepemimpinan kepala sekolah. Upaya yang dapat dilakukan dengan bertanggung jawab untuk meyediakan segala kebutuhan yang mendukung kegiatan belajar, menciptakan iklim kerja yang kondusif, serta dengan melakukan peningkatan kualitas guru.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya meningkatkan efektivitas sekolah adalah dengan meningkatkan kinerja guru. Efektivitas sekolah dapat ditingkatkan dengan memperhatikan kinerja mengajar guru di sekolah yang ada di Wilayah Kecamatan Medan Kota. Peningkatkan kinerja mengajar guru di sekolah dapat dilakukan dengan melihat pada aspek merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
(39)
102
oleh guru di sekolah. Perencanakan dan pelaksanakan pembelajaran yang disusun oleh guru, akan memberikan kemudahan pada setiap guru untuk melaksanakan tugasnya dengan benar.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan dalam melakukan penganalisaan hasil penilaian siswa/siswi , yang dimana hasil dari penilaian tersebut akan membantu guru dalam kemudahan untuk pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian guru , sehinga guru dapat mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa/siswi dikelas .
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan efektivitas sekolah adalah dengan memperhatikan iklim sekolah. Iklim sekolah dapat ditingkatkan dengan memperhatikan aspek lingkungan social, lingkungan afektif, serta lingkungan akademik.
Dalam hal ini, penerapan aspek lingkungan sosial tersebut, tidak membatasi membeda-bedakan antara beberapa guru dilingkungan sekolah.
Upaya lain yang dapat dilakukan dengan menumbuhkan rasa memiliki dan harga diri setiap guru pada lingkungan afektif serta dengan memperhatikan peningkatan akademik dan pemenuhan diri
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah adalah dengan memperhatikan iklim sekolah. Iklim sekolah dapat ditingkatkan dengan memperhatikan aspek lingkungan afektif dengan upaya yang dapat dilakukan dengan menumbuhkan rasa memiliki dan harga diri setiap guru
(40)
103
Selain itu upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan lingkungan fisik , hal tersebut dapat memberikan kemudahan bekerja pada setiap guru dan dengan adanya gambaran tentang situasi kerja yang diberlakukan di sekolah akan memberikan kemudahan pimpinan mengetahui kesulitan yang dihadapi guru.
5. Dengan diterimanya hipotesis kelima yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja mengajar guru adalah dengan dengan memperhatikan iklim sekolah. . Iklim sekolah dapat ditingkatkan dengan memperhatikan aspek lingkungan fisik, sosial, afektif, akademik dengan upaya yang dapat dilakukan dengan mengetahui gambaran situasi tempat kerja, hubungan antar guru, penumbuhan rasa memiliki, harga diri, serta pemenuhan diri
5.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Jika ingin meningakatkan efektivitas sekolah maka kepala sekolah hendaknya melakukan peningkatan implementasi pada aspek educator dengan berupaya untuk mempelajari pola kepemimpinan ideal secara teoritik maupuan akademik, memiliki stimulasi intelektual serta memberikan peluang kepada guru dan staf sekolah untuk berkembang untuk peningakatan profesionalisme guru, dapat mewujudkan kondisi
(41)
104
kerja yang kondusif sehingga guru memiliki semangat kerja yang baik karena lingkungan kerjanya dapat memberikan kenyamanan dan mendukung dirinya untuk bekerja dengan baik sehingga meninmbulkan keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal, serta dapat melibatkan guru dalam setiap program sekolah, agar kerjasama guru dan kepala sekolah dapat terbangun kerjasama yang baik dan tercipta kepedulian guru, kepala sekolah terhadap sekolahnya sehingga sama-sama berusaha untuk dapat meningkatkan kualita sekolah.
2. Guru
Dalam konteks peningkatan efektivitas sekolah maka guru harus meningkatkan rasa kebangaan kepada sekolah dan pekerjaanya sebagai guru, sehingga guru memiliki kecintaan terhadap sekolah maupun pekerjaanya yang dapat memberikan efek untuk bersama-sama bertanggung jawab dan bersedia mengembangkan seluruh kompentensi yang dimiliki oleh seorang guru. Guru juga disarankan untuk mencari informasi mengenai pembelajaran, pengembangan diri, sehingga dengan pengetahuan yang diperoleh dari berbagai referensi maka guru dapat meningkatkan kemampuanya dalam mengelola kelas, fasilitator, mediator maupun evaluator serta mampu meningkatkan kompetensi demi kinerja yang lebih baik dan optimal sehingga berpengaruh signifikan kepada pencapain siswa dan perbaikan sekolah
(42)
105 3. Dinas Pendidikan
Dalam konteks ini, dinas pendidikan juga diharapkan saling bersinergi merancang dan melaksanakan program membantu meningkatkan kinerja sumber daya sekolah, baik aspek motivasi, kompetensi, kreativitas, tanggung jawab. Dari pengawa sekolah, kepala sekolah maupun guru. 4. Bagi peneliti
Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang penelitian ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap efektivitas sekolah.
(43)
106
DAFTAR PUSTAKA
Adair, Jhon. 2004. Handbook of Management and Leadership. London :Thorogood
AkdondanRidwan. 2005. Rumusdan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Anwar, Idochi. 2000. Administrasi Pendidikan. PPs UPI : Bandung
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakatra: Rajawali Press
Cahyana. 2010. Pengaruh Iklim Organisasi Dan Etos Kerja Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah (StudiAnalisis Di SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut). Tesis ;tidak diterbitkan. Bandung: UPI.
Castetter, William B. (1996). The Human Resources Function in Educational Administration. New Jersey: Prentice
Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi keLembaga Akademik. Jakarta: Bimi Aksara
Dunda. (2005). Kinerja Guru dalam Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alqaprint
Depdiknas. (2003). Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas . (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.
Gibson, IvancevichDonnely (1984), OrganisasidanManajemen. Jakarta :Erlangga. --- (1994), Organisasi Struktur, Proses. Jakarta :Erlangga.
Hasibuan, M.S.P. 2007.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : BumiAksara Hoy, Wayne. K. &Miskel, CecilG. 2001. Educational Administration:
Theory, Research, and Practice (Sixth Edition). New York: McGraw Hill
(44)
107
HarianSumutPos Posted on 03 January 2011,
Http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=68556
HarianWaspada Online,Posted on kamis 01 juni 2012, Http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=articl e&id=248576:medan-peringk.
Http://chelluzpahun.wordpress.com/2012/06/04
Http://www.ban-sm.or.id/provinsi/sumatera-utara/akreditasi.
Http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/20/masalah-pendidikan-di-indonesia-sebuah-tinjauan-awal/
Komariah, AandanTriatna, Cepi. 2005. Visionary
Leadership;MenujuSekolahEfektif. Jakarta :BumiAksara
Komariah, Aan. 2005. StudiTentangPengaruhVisionary Leadershp(KepemimpinanVisioner)
danBudayaSekolahterhadapEfektifitasSekolahPada SMAN DinasPendidikanPropinsiJawa Barat.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. EvaluasiKinerja SDM. Bandung: RefikaAditama
Mulyasa, E. 2004 Menjadi Guru Profesional. Bandung: RemajaRosdakarya Nawawi, Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press
Reynolds, D., & Stoll, L. 1996. Merging School Effectiveness and School Improvement. London: Routledge.
Riduwan.(2009). Metode & Teknik menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Robbins, Stephen P. (1996), Perilaku Organisasi :Konsep, Kontroversi, aplikasi. Jakarta : Prenhallindo
Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. 2008.Buku 2; PrilakuOrganisasi (Organizational Behavior) ;Terjemahan. Jakarta :Salemba Empat.
Sagala, S 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : Nimas Multima
---. 2007. Desain Organisasi Pendidikan dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah.Jakarta :Uhamka Press
(45)
108
---. 2010. Management Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung :Alfabeta
Saondi, Ondi. 2009. Menjadi Sekolah Unggul. Jakarta: Al-Tarbiyah Press. Scheerens, Jaap. 2003. Peningkatan Mutu Sekolah. Jakarta : Logos
Sedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar Maju.
Singarimbun, Masri. 2003. MetodePenelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Soetopo, H 2010. Perilaku Organisasi. Bandung : Remaja Rosda Karya Steers, Richard M. (1995), EfektivitasOrganisasi.Jakarta:Erlangga,
Steers, Richard M. Efektivitas Organisasi, terjemahan Magdalena Jamin.Jakarta :Erlangga, 1985
Stringer, Robert. Leadership and Organizational Climate. New Jersey: Prentice Hall, 2002
Sudjana. 2005. Metode Penelitian Statistik. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra,U 2010 Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama Sutarto (1998), Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
Tangkilisan, Haseel. 2007. Manajemen Publik. EdisiKedua. Jakarta: Grasindo Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
United National Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2000
Usman, Husaini.,dan Akbar Purnomo Setiady. 2008. Pengantar Statistika. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, A.A. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Wahjosumidjo, 2002 Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo
(1)
103
Selain itu upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan lingkungan fisik , hal tersebut dapat memberikan kemudahan bekerja pada setiap guru dan dengan adanya gambaran tentang situasi kerja yang diberlakukan di sekolah akan memberikan kemudahan pimpinan mengetahui kesulitan yang dihadapi guru.
5. Dengan diterimanya hipotesis kelima yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja mengajar guru adalah dengan dengan memperhatikan iklim sekolah. . Iklim sekolah dapat ditingkatkan dengan memperhatikan aspek lingkungan fisik, sosial, afektif, akademik dengan upaya yang dapat dilakukan dengan mengetahui gambaran situasi tempat kerja, hubungan antar guru, penumbuhan rasa memiliki, harga diri, serta pemenuhan diri
5.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Jika ingin meningakatkan efektivitas sekolah maka kepala sekolah hendaknya melakukan peningkatan implementasi pada aspek educator dengan berupaya untuk mempelajari pola kepemimpinan ideal secara teoritik maupuan akademik, memiliki stimulasi intelektual serta memberikan peluang kepada guru dan staf sekolah untuk berkembang untuk peningakatan profesionalisme guru, dapat mewujudkan kondisi
(2)
104
kerja yang kondusif sehingga guru memiliki semangat kerja yang baik karena lingkungan kerjanya dapat memberikan kenyamanan dan mendukung dirinya untuk bekerja dengan baik sehingga meninmbulkan keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal, serta dapat melibatkan guru dalam setiap program sekolah, agar kerjasama guru dan kepala sekolah dapat terbangun kerjasama yang baik dan tercipta kepedulian guru, kepala sekolah terhadap sekolahnya sehingga sama-sama berusaha untuk dapat meningkatkan kualita sekolah.
2. Guru
Dalam konteks peningkatan efektivitas sekolah maka guru harus meningkatkan rasa kebangaan kepada sekolah dan pekerjaanya sebagai guru, sehingga guru memiliki kecintaan terhadap sekolah maupun pekerjaanya yang dapat memberikan efek untuk bersama-sama bertanggung jawab dan bersedia mengembangkan seluruh kompentensi yang dimiliki oleh seorang guru. Guru juga disarankan untuk mencari informasi mengenai pembelajaran, pengembangan diri, sehingga dengan pengetahuan yang diperoleh dari berbagai referensi maka guru dapat meningkatkan kemampuanya dalam mengelola kelas, fasilitator, mediator maupun evaluator serta mampu meningkatkan kompetensi demi kinerja yang lebih baik dan optimal sehingga berpengaruh signifikan kepada pencapain siswa dan perbaikan sekolah
(3)
105 3. Dinas Pendidikan
Dalam konteks ini, dinas pendidikan juga diharapkan saling bersinergi merancang dan melaksanakan program membantu meningkatkan kinerja sumber daya sekolah, baik aspek motivasi, kompetensi, kreativitas, tanggung jawab. Dari pengawa sekolah, kepala sekolah maupun guru. 4. Bagi peneliti
Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang penelitian ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap efektivitas sekolah.
(4)
106
DAFTAR PUSTAKA
Adair, Jhon. 2004. Handbook of Management and Leadership. London :Thorogood
AkdondanRidwan. 2005. Rumusdan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Anwar, Idochi. 2000. Administrasi Pendidikan. PPs UPI : Bandung
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakatra: Rajawali Press
Cahyana. 2010. Pengaruh Iklim Organisasi Dan Etos Kerja Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah (StudiAnalisis Di SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut). Tesis ;tidak diterbitkan. Bandung: UPI.
Castetter, William B. (1996). The Human Resources Function in Educational Administration. New Jersey: Prentice
Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi keLembaga Akademik. Jakarta: Bimi Aksara
Dunda. (2005). Kinerja Guru dalam Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alqaprint
Depdiknas. (2003). Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas . (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.
Gibson, IvancevichDonnely (1984), OrganisasidanManajemen. Jakarta :Erlangga. --- (1994), Organisasi Struktur, Proses. Jakarta :Erlangga.
Hasibuan, M.S.P. 2007.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : BumiAksara Hoy, Wayne. K. &Miskel, CecilG. 2001. Educational Administration:
Theory, Research, and Practice (Sixth Edition). New York: McGraw Hill
(5)
107
HarianSumutPos Posted on 03 January 2011,
Http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=68556
HarianWaspada Online,Posted on kamis 01 juni 2012, Http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=articl e&id=248576:medan-peringk.
Http://chelluzpahun.wordpress.com/2012/06/04
Http://www.ban-sm.or.id/provinsi/sumatera-utara/akreditasi.
Http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/20/masalah-pendidikan-di-indonesia-sebuah-tinjauan-awal/
Komariah, AandanTriatna, Cepi. 2005. Visionary
Leadership;MenujuSekolahEfektif. Jakarta :BumiAksara
Komariah, Aan. 2005. StudiTentangPengaruhVisionary Leadershp(KepemimpinanVisioner)
danBudayaSekolahterhadapEfektifitasSekolahPada SMAN
DinasPendidikanPropinsiJawa Barat.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. EvaluasiKinerja SDM. Bandung: RefikaAditama
Mulyasa, E. 2004 Menjadi Guru Profesional. Bandung: RemajaRosdakarya Nawawi, Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press
Reynolds, D., & Stoll, L. 1996. Merging School Effectiveness and School Improvement. London: Routledge.
Riduwan.(2009). Metode & Teknik menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Robbins, Stephen P. (1996), Perilaku Organisasi :Konsep, Kontroversi, aplikasi. Jakarta : Prenhallindo
Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. 2008.Buku 2; PrilakuOrganisasi (Organizational Behavior) ;Terjemahan. Jakarta :Salemba Empat.
Sagala, S 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : Nimas Multima
---. 2007. Desain Organisasi Pendidikan dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah.Jakarta :Uhamka Press
(6)
108
---. 2010. Management Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung :Alfabeta
Saondi, Ondi. 2009. Menjadi Sekolah Unggul. Jakarta: Al-Tarbiyah Press. Scheerens, Jaap. 2003. Peningkatan Mutu Sekolah. Jakarta : Logos
Sedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar Maju.
Singarimbun, Masri. 2003. MetodePenelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Soetopo, H 2010. Perilaku Organisasi. Bandung : Remaja Rosda Karya Steers, Richard M. (1995), EfektivitasOrganisasi.Jakarta:Erlangga,
Steers, Richard M. Efektivitas Organisasi, terjemahan Magdalena Jamin.Jakarta :Erlangga, 1985
Stringer, Robert. Leadership and Organizational Climate. New Jersey: Prentice Hall, 2002
Sudjana. 2005. Metode Penelitian Statistik. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra,U 2010 Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama Sutarto (1998), Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
Tangkilisan, Haseel. 2007. Manajemen Publik. EdisiKedua. Jakarta: Grasindo Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
United National Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2000
Usman, Husaini.,dan Akbar Purnomo Setiady. 2008. Pengantar Statistika. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, A.A. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Wahjosumidjo, 2002 Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo