MOTIVASI BERPRESTASI ATLET TENIS PROGRESS UNIMED TAHUN 2013.

(1)

MOTIVASI BERPRESTASI ATLET TENIS PROGRESS UNIMED

TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

DELI SURYANI TANJUNG, Motivasi Berprestasi Atlet Tenis Progress Unimed Tahun 2013.

(Pembimbing: Nono Hardinoto) Skripsi Medan: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2014.

Pada saat ini olahraga permainan tenis telah digemari oleh masyarakat, karena cabang olahraga tenis merupakan cabang olahraga prestasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perkumpulan olahraga tenis ditingkat regional, nasional, maupun internasional. Salah satu klub tenis yang memiliki manajemen pembinaan bagi atlet tenis adalah Sekolah Tenis Progress Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi atlet-atlet berprestasi di Medan dan juga dapat menjadi acuan bagi atlet, pelatih, dan klub-klub tenis baik di Medan maupun daerah lain yang juga ingin melahirkan atlet-atlet tenis berprestasi.

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes penyebaran angket dalam mengumpulkan data penenelitian. Adapun jumlah subjek penelitian 17 atlet. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui data motivasi berprestasi atlet tenis progress unimed tahun 2013 adalah angket yang sebelum dilakukan penelitian angket terlebih dahulu diuji cobakan, setelah diuji cobakan kemudian dicari validitas dan reliabilitas angket. Setelah dapat validitas dan reliabilitas angket dari 60 butir angket ternyata yang valid 28 butir. Dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi dengan nilai persentase jumlah keseluruhan adalah 79% termasuk dalam kategori tinggi.

Hasil analisis data deskriptif persentase menunjukkan bahwa motivasi berprestasi atlet tenis progress unimed tahun 2013 berdasarkan indikator dan sub indikator diperoleh hasil sebagai berikut: 1). Mengatasi stress:- Mampu mengatasi stress 88.23% dengan kategori sangat tinggi,- Mengendalikan emosi 85.3% dengan kategori sangat tinggi, 2). Kesempurnaan:- Membuat Target 79.41% dengan kategori tinggi,- Berlatih lebih keras 90.3% dengan kategori sangat tinggi, 3). Status:- Penghargaan dari masyarakat 78% dengan kategori tinggi, 4). Kebutuhan untuk di akui:- Diakui oleh sesama atlet 73.03% dengan kategori tinggi,- Diakui oleh pelatih 78.7% dengan kategori tinggi, 5). Hadiah-hadiah:- ingin mendapatkan hadiah 68.14% dengan kategori tinggi, 6). Kondisi fisik/mental:- Mengatasi kekurangan fisik/mental 75.74% dengan kategori tinggi, 7). Membentuk watak/ karakter:- Tanggung jawab 80% dengan kategori sangat tinggi, - Sportif 92,65% dengan kategori sangat tinggi.


(5)

iv DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... . 1

1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 4

3. Pembatasan Masalah ... 4

4. Rumusan Masalah ... 4

5. Tujuan Penelitian ... 4

6. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 6

1. Kerangka Teoritis ... 6

1. Hakikat Tenis ... 6

2. Hakikat Motivasi 9

3. Motivasi Berprestasi ... 11

4. Kerangka Berfikir ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

2. Subjek Penelitian 18

3. Metode Penelitian... 18

4. Instrumen Penelitian... 18

5. Uji Coba Angket ... 20

6. Prosedur Penelitian... 23


(6)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

1. Hasil Penelitian ... 25

2. Pembahasan Penelitian ... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

1. Kesimpulan ... 32

2. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33


(7)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Kisi-kisi Angket ... 19

2. Interpretasi Nilai r ... 23

3. Persentase Dan Rekapitulasi Data Setiap Indikator ... 28

4. Daftar Nama Atlet ... 34

5. Pengukuran Uji Validitas Angket ... 38

6. Perhitungan Kuadrat dan Perkalian Tiap Variabel Untuk Menghitung Validitas dan Reliabilitas Angket ... 41

7. Perhitungan Validitas Angket Kebiasaan Motivasi Berprestasi 43

8. Ringkasan Hasil Varians dari Butir Angket Motivasi 47

9. Rekapitulasi Data Motivasi Berprestasi 51

10. Deskripsi Data Hasil Penelitian Angket Motivasi Berprestasi 55


(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Peneliti Foto Bersama Pelatih dan Pembimbing Skripsi ... 57

2. Peneliti sedang Memberikan Arahan Tentang Pengisian Angket ... 57

3. Pembagian Angket Penelitian Kepada Sampel ... 58


(9)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Daftar Nama Atlet ... 34

2. Angket Uji Coba Motivasi Berprestasi ... 35

3. Pengukuran Uji Validitas Angket ... 38

4. Perhitungan Kuadrat dan Perkalian Tiap Variabel Untuk Menghitung Validitas dan Reliabilitas Angket ... 41

5. Perhitungan Validitas Angket ... 42

6. Perhitungan Reliabilitas Angket ... 46

7. Angket Motivasi Berprestasi ... 49

8. Rekapitulasi Data Angket Motivasi Berprestasi ... 51

9. Cara Perhitungan Persentase Tiap Indikator/sub indikator ... 52

10. Deskripsi Data Hasil Penelitian Angket Motivasi Berprestasi ... 55

11. Harga Kritik dari r Product-Moment ... 56


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Bennet dkk (1983:3) dalam Perkembangan Olahraga Terkini (Harsuki, 2003:30), “olahraga (sport) adalah aktivitas jasmani yang dilembagakan yang peraturannya ditetapkan bukan oleh pelakunya atau secara eksternal dan

sebelum melakukan aktivitas tersebut”. Namun telah diakui bahwa istilah

olahraga biasanya digunakan dengan konsep yang lebih luas yang mencakup

athletics”, games, permainan, senam dan aktivitas-aktivitas perorangan dan beregu, baik yang kompetitif maupun non-kompetitif.

Pada saat ini olahraga permainan tenis telah digemari oleh masyarakat, karena cabang olahraga tenis merupakan cabang olahraga prestasi, rekreasi dan cabang olahraga pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perkumpulan olahraga tenis ditingkat regional, nasional, maupun internasional.

Tenis merupakan suatu permainan yang memerlukan kecepatan kaki, ketepatan yang terkendali, stamina, antisipasi, ketetapan hati (determination) dan kecerdikan. Abu Ahmad dan Widodo Supriyono (2004: 83) Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Berdasarkan latar belakang dan tradisinya tenis dapat dikatakan olahraga yang istimewa karena mengajarkan sopan-santun, sikap mental yang positif, serta penghargaan terhadap aturan-aturan. Karena tenis merupakan suatu cabang olahraga yang sifatnya sangat individu, maka rasa percaya diri mendapat


(11)

2

penekanan. Bila kalah (paling tidak dalam permainan tunggal), tidak ada yang dapat persalahkan selain pemain. Kalau menang, pemain merasakan suatu kepuasan yang besar.

Seiring berkembangnya tenis di Medan, membuat para pecinta tenis mendirikan klub-klub tenis yang difungsikan sebagai tempat latihan bagi pemula, remaja, dan dewasa, yang merupakan sarana pengembangan bakat.

Berdasarkan wawancara penelitian dengan para atlet, motivasi berprestasi merupakan motivasi yang paling besar dalam menyumbang pencapaian prestasi pada saat ini. Motivasi adalah energi psikologis yang sifatnya abstrak. Wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang ditampilkannya. Motivasi sebagai proses psikologis adalah refleksi kekuatan interaksi antara pengalaman dengan kebutuhan. Dalam olahraga prestasi, Alderman (1974) menyebutkan bahwa tidak ada prestasi tanpa motivasi.

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebailknya mereka yang memotivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada latihan akibatnya banyak mengalami kesulitan memaksimalkan kemampuan.

Aspek psikolgis atlet sering diabaikan oleh para pembina dan atlet dalam menjalankan latihan. Padahal aspek psikologis ini sangat berpengaruh terhadap penampilan atlet. Sekalipun seorang atlet telah mempersiapkan fisik


(12)

sebaik-3

baiknya, dan telah melakukan latihan teknik secara cermat dan maksimal, namun kalau tidak atau kurang adanya dorongan untuk berprestasi hasilnya seringkali mengecewakan. Sehubungan itu, Harsono (2008) mengemukakan sebagai berikut,

“perkembangan mental atlet tidak kurang pentingnya dari perkembangan

kemampuan lainnya, sebab betapa sempurnapun perkembangan fisik, teknik, dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak

mungkin akan tercapai”.

Menurut Sajoto (1988:2) bahwa :

“Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi prima dalam olahraga dapat dikelompokkan dalam 4 aspek, yaitu: (1) Aspek biologi, meliputi: potensi/kemampuan dasar tubuh, fungsi organ-organ tubuh, postur dan struktur tubuh, dan gizi. (2) Aspek psikologis, meliputi: intelektual, motivasi, kepribadian, dan koordinasi kerja otot dan saraf. (3) Aspek lingkungan (environment), meliputi: sosial, sarana-prasarana olahraga yang ada dan medan, cuaca iklim sekitar, orang tua keluarga dan masyarakat (dorongan dan penghargaan). (4) Aspek penunjang, meliputi: pelatih yang berkualitas tinggi, program yang tersusun secara sistematis, penghargaan dari masyarakat dan pemerintah.”

Berdasarkan uraian diatas, motivasi berprestasi sangat berperan dalam peningkatan prestasi atlet. Dengan kondisi seperti ini, penting untuk memahami tingkat motivasi yang dimiliki oleh atlet. Dengan demikian, peneliti ingin mendapatkan informasi tentang tingkat motivasi berprestasi yang dimiliki atlet tenis di sekolah tenis progress. Penulis menganggap penting untuk mengangkat masalah ini dalam penelitian dengan harapan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai motivasi atlet-atlet berprestasi di Medan dan juga dapat menjadi acuan bagi Atlet Tenis Progress Unimed, pelatih Tenis Progress Unimed ataupun klub-klub tenis lain baik di Medan ataupun daerah lain yang juga ingin melahirkan atlet-atlet tenis yang berprestasi. Oleh karena itu penulis ingin lebih lanjut


(13)

4

meneliti tentang psikologis atlet tenis, dan mengambil judul “Motivasi Berprestasi Atlet Tenis Progress Unimed Tahun 2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikan berupa masalah sebagai berikut : Bagaimana motivasi berprestasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed?

C. Pembatasan masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dalam penelitian ini perlu kiranya menentukan pembatasan masalah pada hal-hal pokok saja dengan tujuan mempertegas sasaran yang dicapai yaitu untuk melihat motivasi berprestasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed tahun 2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yakni: Bagaimana motivasi berprestasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed tahun 2013?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui motivasi berprestasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed tahun 2013.


(14)

5

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat berguna bagi pelatih, pembina tenis, atlet tenis, dan masyarakat untuk:

1. Memberikan informasi tentang motivasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed tahun 2013.

2. Sebagai bahan masukan bagi atlet umumnya, di Sekolah Tenis Progress khususnya untuk mengetahui tentang berprestasi.

3. Sebagai acuan bagi para atlet tenis untuk mempertahankan serta mengembangkan dan juga motivasi berprestasinya agar atlet dapat memiliki prestasi yang baik dan maksimal.

4. Sebagai bahan masukan bagi klub-klub tenis lain yang ingin menghasilkan atlet-atlet berprestasi, baik itu di Sumatera Utara ataupun di Indonesia.


(15)

32 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dijelaskan pada deskripsi data penelitian dengan cara tes pengukuran dan penyebaran angket, maka dapat disimpulkan bahwa : Motivasi berprestasi atlet Tenis Sekolah Progress Unimed tahun 2013 dalam kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian di atas, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut:

1. Kepada atlet agar dapat mempertahankan dan terus meningkatkan motivasi berprestasi untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi.

2. Hasil penilitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu masukan yang berguna untuk meningkatkan serta mengembangkan motivasi berprestasi atlet-atlet tenis Sekolah Progress Unimed dan club lainnya. 3. Kepada pembaca diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan


(16)

33

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Davidoff, Linda L. (1981). Psikologi Suatu Pengantar. (Introduction to Phsychology, Second ed). Alih bahasa, Mari Juniati (ed). Erlangga, PT. Gelora Aksara Pratama.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Husdarta. (2011). Psikologi Olahraga, Bandung: Alfabeta

Irwanto,dkk. (1989). Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Jim Brown, Ph. D (2007). Tenis Tingkat Pemula. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada J.P. Chaplin. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. (1991). Sejarah Olahraga Indonesia, Jakarta: CV. Tumaritis Jakarta

Rex Lardner. (1987). Tehnik Dasar Tenis. Semarang: Dahara Prize Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta. Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung:Tarsito

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarata Rineka Cipta

Sugiono. (2006). Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta Bandung Walgit, Bimo. (1980). Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset


(1)

penekanan. Bila kalah (paling tidak dalam permainan tunggal), tidak ada yang dapat persalahkan selain pemain. Kalau menang, pemain merasakan suatu kepuasan yang besar.

Seiring berkembangnya tenis di Medan, membuat para pecinta tenis mendirikan klub-klub tenis yang difungsikan sebagai tempat latihan bagi pemula, remaja, dan dewasa, yang merupakan sarana pengembangan bakat.

Berdasarkan wawancara penelitian dengan para atlet, motivasi berprestasi merupakan motivasi yang paling besar dalam menyumbang pencapaian prestasi pada saat ini. Motivasi adalah energi psikologis yang sifatnya abstrak. Wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang ditampilkannya. Motivasi sebagai proses psikologis adalah refleksi kekuatan interaksi antara pengalaman dengan kebutuhan. Dalam olahraga prestasi, Alderman (1974) menyebutkan bahwa tidak ada prestasi tanpa motivasi.

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebailknya mereka yang memotivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada latihan akibatnya banyak mengalami kesulitan memaksimalkan kemampuan.

Aspek psikolgis atlet sering diabaikan oleh para pembina dan atlet dalam menjalankan latihan. Padahal aspek psikologis ini sangat berpengaruh terhadap penampilan atlet. Sekalipun seorang atlet telah mempersiapkan fisik


(2)

sebaik-3

baiknya, dan telah melakukan latihan teknik secara cermat dan maksimal, namun kalau tidak atau kurang adanya dorongan untuk berprestasi hasilnya seringkali mengecewakan. Sehubungan itu, Harsono (2008) mengemukakan sebagai berikut, “perkembangan mental atlet tidak kurang pentingnya dari perkembangan kemampuan lainnya, sebab betapa sempurnapun perkembangan fisik, teknik, dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan tercapai”.

Menurut Sajoto (1988:2) bahwa :

“Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi prima dalam olahraga dapat dikelompokkan dalam 4 aspek, yaitu: (1) Aspek biologi, meliputi: potensi/kemampuan dasar tubuh, fungsi organ-organ tubuh, postur dan struktur tubuh, dan gizi. (2) Aspek psikologis, meliputi: intelektual, motivasi, kepribadian, dan koordinasi kerja otot dan saraf. (3) Aspek lingkungan (environment), meliputi: sosial, sarana-prasarana olahraga yang ada dan medan, cuaca iklim sekitar, orang tua keluarga dan masyarakat (dorongan dan penghargaan). (4) Aspek penunjang, meliputi: pelatih yang berkualitas tinggi, program yang tersusun secara sistematis, penghargaan dari masyarakat dan pemerintah.”

Berdasarkan uraian diatas, motivasi berprestasi sangat berperan dalam peningkatan prestasi atlet. Dengan kondisi seperti ini, penting untuk memahami tingkat motivasi yang dimiliki oleh atlet. Dengan demikian, peneliti ingin mendapatkan informasi tentang tingkat motivasi berprestasi yang dimiliki atlet tenis di sekolah tenis progress. Penulis menganggap penting untuk mengangkat masalah ini dalam penelitian dengan harapan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai motivasi atlet-atlet berprestasi di Medan dan juga dapat menjadi acuan bagi Atlet Tenis Progress Unimed, pelatih Tenis Progress Unimed ataupun klub-klub tenis lain baik di Medan ataupun daerah lain yang juga ingin melahirkan atlet-atlet tenis yang berprestasi. Oleh karena itu penulis ingin lebih lanjut


(3)

meneliti tentang psikologis atlet tenis, dan mengambil judul “Motivasi Berprestasi Atlet Tenis Progress Unimed Tahun 2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikan berupa masalah sebagai berikut : Bagaimana motivasi berprestasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed?

C. Pembatasan masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dalam penelitian ini perlu kiranya menentukan pembatasan masalah pada hal-hal pokok saja dengan tujuan mempertegas sasaran yang dicapai yaitu untuk melihat motivasi berprestasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed tahun 2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yakni: Bagaimana motivasi berprestasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed tahun 2013?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui motivasi berprestasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed tahun 2013.


(4)

5

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat berguna bagi pelatih, pembina tenis, atlet tenis, dan masyarakat untuk:

1. Memberikan informasi tentang motivasi atlet cabang olahraga tenis di Sekolah Progress Unimed tahun 2013.

2. Sebagai bahan masukan bagi atlet umumnya, di Sekolah Tenis Progress khususnya untuk mengetahui tentang berprestasi.

3. Sebagai acuan bagi para atlet tenis untuk mempertahankan serta mengembangkan dan juga motivasi berprestasinya agar atlet dapat memiliki prestasi yang baik dan maksimal.

4. Sebagai bahan masukan bagi klub-klub tenis lain yang ingin menghasilkan atlet-atlet berprestasi, baik itu di Sumatera Utara ataupun di Indonesia.


(5)

32

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dijelaskan pada deskripsi data penelitian dengan cara tes pengukuran dan penyebaran angket, maka dapat disimpulkan bahwa : Motivasi berprestasi atlet Tenis Sekolah Progress Unimed tahun 2013 dalam kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian di atas, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut:

1. Kepada atlet agar dapat mempertahankan dan terus meningkatkan motivasi berprestasi untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi.

2. Hasil penilitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu masukan yang berguna untuk meningkatkan serta mengembangkan motivasi berprestasi atlet-atlet tenis Sekolah Progress Unimed dan club lainnya. 3. Kepada pembaca diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan


(6)

33

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Davidoff, Linda L. (1981). Psikologi Suatu Pengantar. (Introduction to Phsychology, Second ed). Alih bahasa, Mari Juniati (ed). Erlangga, PT. Gelora Aksara Pratama.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Husdarta. (2011). Psikologi Olahraga, Bandung: Alfabeta

Irwanto,dkk. (1989). Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Jim Brown, Ph. D (2007). Tenis Tingkat Pemula. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada J.P. Chaplin. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. (1991). Sejarah Olahraga Indonesia, Jakarta: CV. Tumaritis Jakarta

Rex Lardner. (1987). Tehnik Dasar Tenis. Semarang: Dahara Prize Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta. Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung:Tarsito

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarata Rineka Cipta

Sugiono. (2006). Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta Bandung Walgit, Bimo. (1980). Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ATLET BELADIRI Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Kepercayaan Diri Pada Atlet Beladiri.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ATLET BELADIRI Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Kepercayaan Diri Pada Atlet Beladiri.

1 5 18

MOTIVASI BERPRESTASI ATLET TINJU BINAAN KONI MEDAN PERSIAPAN PORPROVSU TAHUN 2014.

2 3 22

MOTIVASI ATLET MENGIKUTI LATIHAN ARUNG JERAM PADA UKM MAPALA UNIMED TAHUN 2014.

0 7 14

PROFIL KONDISI FISIK ATLET TARUNG DERAJAT SATUAN LATIHAN UNIMED TAHUN 2013.

1 11 20

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN WHEELBARROW DENGAN LATIHAN STALL BARS HOPS TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN DAN HASIL SERVICE DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN PADA SISWA PUTRA USIA 11-15 TAHUN DI SEKOLAH TENIS PROGRESS UNIMED TAHUN 2013.

0 2 27

KONTRIBUSI LATIHAN HORIZONTAL SWING DAN LATIHAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN PADA SISWA PUTRI USIA 16–20 TAHUN DI SEKOLAH TENIS PROGRESS UNIMED TAHUN 2013.

0 1 26

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DUMBBLE PRESS DENGAN LATIHAN FORWARD RAISE DENGAN DUMBBLE TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN DAN HASIL PUKULAN FOREHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS PADA SISWA PUTRA SEKOLAH TENIS PROGRESS UNIMED TAHUN 2012/2013.

0 2 20

PROFIL KONDISI FISIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA DI PTM SAHABAT MEDAN TAHUN 2012/2013.

0 1 23

MOTIVASI BERPRESTASI ATLET FUTSAL IKIP PGRI PONTIANAK

0 2 15