Reproduksi Semester I.

IMUNOLOGI TUMOR

ELLYZA NASRUL

- Populasi sel dg sifat pertumbuhan yg
tdk terkendali  ciri dari sel kanker 
disebabkan oleh:
1. Amplifikasi onkogen
2. Inaktivasi gen supresor
- Sel kanker  Disregulasi genetik

DISREGULASI GENETIK
Menyebabkan:
1. Perubahan ekspresi berbagai molekul
permukaan
2. Gangguan transkripsi dan translasi
protein intraseluler maupun berbagai
substansi yg disekresikan  sel / jaringan tumor  berasal dr jaringan
sendiri imunogenik

FUNGSI SISTEM IMUN

Adalah protektif:
1. Mengenal dan menghancurkan sel
abnormal sebelum berkembang menjadi tumor
2. Membunuh kalau tumor itu sudah
tumbuh
 Peran sistem imun ini disebut:
Immune surveillance

IMMUNE SURVEILLANCE
Konsep : - Mencegah dan membatasi
pertumbuhan tumor
 Sel efektor hrs mampu mengenal dan memperantarai/menyebabkan kematian sel tumor
Teori yg mendukung:
1.Indifidu dg imunodefisiensi lebih peka thd
pertumbuhan tumor
2. Ada infiltrasi limfosit
3. Tumor dpt membangkitkan respon imun
seluler

TELAH TERBUKTI BAHWA

1.Tumor dpt membangkitkan respon
seluler spesifik
2. Antigen tumor dpt dikenal sel Tc
melalui MHC kelas I ygdiekspresikan
secara abnormal / protein mutant
Mendukung bhw fungsi sel Tc:
1. Surveillance
2. Menghancurkan sel yg mengandung
gen mutan (tumor ganas)

HIPOTESIS
1. Sel tumor memp strukturpermukaan
dpt dikenal oleh satu/lebih efektor
sistem imun
2. Sel tumor peka thd lisis atau hambatan pertumbuhan oleh satu/lebih mekanisme efektor
3. Satu/lebih efektor hrs mampu msk ke
tempat tumor tumbuh

4.Peningkatan kemampuan mekanisme
efektor akan menurunkn insidens atau

metastasis
5.Penekanan mekanisme efektor oleh
karsinogen atau tindakan imunosupresi
 meningkatkan insidens / metastasis
6.Perbaikan aktivitas efektor yg tertekan
 mengurangi insidens / metastasis
tumor

Imunogenisitas
tumor

Komponen
Sistem imun

Mekanisme efektor
Sistem imun

Pertumbuhan/
Proteksi/
Penolakan tumor?


INTERAKSI ANTARA KOMPONEN SISTEM IMUN, MEKANISME EFEKTOR
DAN IMUNOGENISITAS TUMOR

ANTIGEN
DAN
IMUNOGENISITAS TUMOR
Antigen tumor disebabkan:
1. Mutasi dan disregulasi gen  protein baru
(neoantigen)
2. Virus onkogenik  diekspresikan protein
virus
 produk gen tsb dikenal oleh sel Tdan B
sbg asing
Molekul protein (produk gen) meransang
respon imun spesifik dan nonspesifik

IMUNOGENISITAS TUMOR SANGAT TERGANTUNG PD:
- Bagaimana tumor tsb terbentuk
- Akibat karsinogen  umumnya imunogenik


SPESIFISITAS DAN SIFAT IMUNOGENISITAS
BERGANTUNG PD:
- Potensi karsinogen penyebab transformasi
- Interaksi karsinogen dg sel sasarannya
- Tidak bergantung pd sel dari mana tumor itu
berasal

- Karsinogen yg sama  2 jenis tumor primer
yg berbeda pd hewan percobaan yg sama 
antigen permukaan tumor spesifitas tdk
sama dan tidak bereaksi silang
- Virus - Antigen permukaan sama bereaksi silang , apapun asal selnya
- Virus berbeda  Imunogenisitas tumor jaringan yg sama akan berbeda

Antigen tumor yg dpt dideteksi
oleh limfosit T

ANTIGEN TUMOR YANG DIKENAL OLEH SEL-T


MEKANISME TUMOR MENGHINDARI RESPONS IMUN

- DNA maupun RNA virus  terlibat
perkembangan tumor
- Tumor yg diinduksi virus onkogenik 
biasanya mengandung genom provirus
terintegrasi dlm genom sel tumor

- Sering mengekspresikan protein yg
disandi genom virus bersangkutan

Contoh virus onkogenik
1.Human papilloma virus(HPV)
HPV E6 dan E7  kanker serviks
2.Virus Epstein Barr (EBV)  Limfoma
sel B dan kanker nasofaring

ANTIGEN TUMOR YG DIKENAL
OLEH Ab
- Beberapa jenis molekul pd permukaan sel tumor

membangkitkan respon Ab
- Ab dpt mengikat antigen tumor tdk mempunyai
potensi protektif

- Antigen onkofetal:
1. Carcino embryonic antigen (CEA)
- Diekspresikan pd sal cerna, pankreas, hepar, kolon
dan payu dara
2. Alphfetoprotein (AFP)
Kadar AFP meningkat pd: Ca hepatoseluler, Germ
cell tumor dan kadag - kadang kanker lambung dan
pankreas

• Ca 125 dan Ca19.9:
- Diekspresikan kanker ovarium

• MUC-1:
- Diekspresikan kanker payudara

Tissue specific tumor antigens


Makna klinik tissue specific
differentiation antigen
1. Menentukan diagnosis
2. Sasaran utuk imunoterapi

PROGRAM STUDI S2 ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANA UNIV. ANDALAS
Staf pengajar : Prof. dr. H. Fadil Oenzil, PhD, SpGK
Mata ajaran : Pengantar Ilmu Biokimia (2 SKS)

Topik:
1.
Energi I : Konsep Energi, berbagai bentuk energi, hukum
termodinamika I & 2 dan hukum termokimia dari Hess
2.

Energi II: Keperluan energi, perolehan, pengelolaan, efisiensi
pemakaian dan pencadangan energi oleh sel
1


DAFTAR BACAAN
1. Butte

NF, and Cabalerro B. Energy needs:Assessment and requirements. In
Maurice S, Moshe S, A Catharine R, Benyamin C, Robert JC. Eds. Modern
nutrition in Health and disease. Tenth Edition. Lippincott William & Wilkins,
2005, 136-148

2. Colby DS. (Alih bahasa Adji Dharma) Ringkasan Biokimia Harper. Penerbit
buku Kedokteran EGC, 1989, 67-102
3. Davidson SS, Passmore R, Brock JF, Truswell AS. Human Nutrition and
dietetics. Seventh edition Churchill Livingstone, 1979; 12-25
4. Kinney, JM. Human energy metabolism. In Maurice S, Moshe S, A. Catharine
R, Benyamin C, Robert JC. Eds. Modern nutrition in health and disease. Tenth
Edition, Lippincott William & Wilkins, 2005, 10-16
2

DAFTAR BACAAN
5. Linder MC. (Terjemahan Aminuddin Parakkasi). Metabolisme energi

konsumsi dan pemakaiannya. Dalam: MC Linder. Ed. Biokimia nutrisi
dan metabolisme: dengan pemakaian secara klinis. UI Press,1992, 345389
6. Marks DB, Marks AD, Smith CM, (Alih bahasa Brahm U. Pendit).
Biokimia Kedokteran dasar: Sebuah pendekatan klinis, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2000, 2-19
7. Read RSD. Food energy and energy expenditure, in: ML Wahlqvist.
Ed. Food and Nutrition: Australasia, Asia and the Pacific, Allen &
Unwin Pty Ltd, 1997, 167-176
8. Schum, DE (Alih bahasa Moch. Sadikin). Intisari Biokimia. Bina Rupa
Aksara, 1993, 433-439
3

Calorie : The amount of heat required to raise the temperature of
one gram of water from 14.50C. A unit of energy equal to 4.184
Joule
Hess Law
1840 G.H. Hess Published his “law of heat summation.”
It states that the enthalpy change for a reaction is always the same
whether it occurs by one step or a series of steps
Enthalpy= energi panas internal


4

NH2
N
O

O
P
O

O

O
P
O

O

O
P
O

O

CH2
C
H H
HO

O

N
N

Adenin

C
H H
OH

Gambar : Struktur ATP

5

Energi bebas dari bahan bakar

ADP
+
Pi

ATP

Kerja Biologik

ATP merupakan penghubung antara proses biologik yang
menghasilkan energi yang membutuhkan energi

6

Many spontaneous reactions proceed with the evolution of energy in the
form of heat, and. So are called exothermic reactions.
The First Law of Thermodynamics: It states: The total amount of energy in
the universe is constant
Law of Conservation of Energy: Energy is neither created nor destroyed in
ordinary chemical reactions and physical changes.
The Second Law at Thermodynamics. It states that in spontanerus changes
the universe tends toward a state of greates disorders

7

KEBUTUHAN KALORI MENURUT BERAT BADAN DAN AKTIVITAS

Golongan Umur

 Maka uji nya adalah satu arah, nilai alphanya
tetap 5 % (tidak usah dibagi dua) sehingga
nilai Z= 1,65.

Uji one tail (satu sisi/satu arah)

Uji one tail (satu sisi/satu arah)

Hasil Keputusan Uji Statistik


Bila nilai perhitungan uji statistik lebih besar
dibandingkan nilai yang berasal dari tabel (nilai
perhitungan > nilai tabel), maka keputusannya: Ho ditolak




Ho ditolak, artinya: ada perbedaan kejadian (mean/proporsi) yang
signifikan antara kelompok data satu dengan kelompok data yang
lain.

Bila nilai perhitungan uji statistik lebih kecil dibandingkan
nilai yang berasal dari tabel (nilai perhitungan < nilai
tabel), maka keputusannya: Ho gagal ditolak


Ho gagal ditolak, artinya: tidak ada perbedaan kejadian
(mean/proporsi) antara kelompok data satu dengan kelompok
data yang lain. Perbedaan yang ada hanya akibat dari faktor
kebetulan (by chance).

Pendekatan Probabilistik





Seiring dengan kemajuan perkembangan komputer
maka uji statistik dengan mudah dan cepat dapat
dilakukan dengan program-program statistik yang
tersedia di pasaran seperti Epi Info, SPSS, SAS dll..
Setiap kita melakukan uji statistik melalui program
komputer maka akan ditampilkan/dikeluarkan nilai P
(P value). Dengan nilai P ini kita dapat
menggunakan untuk keputusan uji statistik dengan
cara membandingkan nilai P dengan nilai  (alpha).
Ketentuan yang berlaku adalah sbb:
Bila nilai P  nilai , maka keputusannya adalah Ho
ditolak
Bila nilai P > nilai , maka keputusannya adalah Ho
gagal ditolak

Catatan




Perlu diketahui bahwa Nilai P two tail adalah
dua kali Nilai P one tail, berarti kalau tabel
yang digunakan adalah tabel one tail
sedangkan uji statistik yang dilakukan two tail
maka Nilai P dari tabel harus dikalikan 2.
Dengan demikian dapat disederhanakan
dengan rumus: Nilai P two tail = 2 x Nilai P
one tail.

Pengertian Nilai P





Nilai P merupakan nilai yang menunjukkan besarnya
peluang salah menolak Ho dari data penelitian.
Nilai P dapat diartikan pula sebagai nilai besarnya
peluang hasil penelitian (misalnya adanya perbedaan
mean atau proporsi) terjadi karena faktor kebetulan (by
chance).
Harapan kita nilai P adalah sekecil mungkin, sebab bila
nilai P-nya kecil maka kita yakin bahwa adanya
perbedaan pada hasil penelitian menunjukkan pula
adanya perbedaan di populasi. Dengan kata lain kalau
nilai P-nya kecil maka perbedaan yang ada pada
penelitian terjadi bukan karena faktor kebetulan (by
chance).











Komunikasi sel dan konsep reseptor
Pembicara dan pendengar
Bagaimana pendengar merespons
Sinyal  jarak dekat dan jauh
Respon sinyal ada yg elektromagnetik
(cahaya) & ada yg mekanis (sentuhan)
Reseptor  protein membran
Pada multiseluler penting komunikasi
tingkat seluler u/ kehidupannya
Guna u/ terciptanya koordinasi aktivitas
sel shg terbentuk organisme yg normal
Sinyal yg digunakannya  sinyal kimia

Mekanisme Komunikasi Sel:
Pembicara  Pendengar
@. Deteksi
@. Proses
@. Respon
Kesalahan komunikasi dapat disebabkan
o/ sel pembicara dlm menyampaikan
bisa juga krn pada sel pendengar sbg
penerima

Persinyalan sel
. Percobaan pada sel ragi:
. Menggunakan sinyal kimia
u/ mengindentifikasi
sel a  reseptor faktor α
sel α  reseptor faktor a
. Pengikatan faktor terjadi
perubahan pd permukaan
dan terjadi penggabungan
nukleus sel a dan sel α

Pensinyalan :
Jarak dekat : parakrin , sinaptik
Jarak jauh : endokrin (hormon) sbg neurotransmiter
Parakrin  mrpkan senyawa
kimia yg dihslkan o/ sel pengsekresi , berdifusi kedlm cairan
ekstraseluler dan merangsang
sel target.
mis: faktor pertmbhan berupa
senyawa kimia yg merangsang sel target u/ tmbh

Sinaptik .
• Terjadi pd sel saraf yg spesifik
• sel saraf menghslkan sinyal
kimia  neurotransmiter
berdifusi ke sel target (sel
saraf) melalui ruangan sempit
(sinapsis) u/ me neruskan
rangsangan
• Motor end plat  ruangan sempit yg meneruskan rangsangan
antara sel saraf dg sel otot

hormonal

• pensinyalan ke tempat
yg jauh  hormon
• dikenal dg pensinyalan
endokrin

• sel spesial melepaskan
mol hormon msk kepembuluh darah dg melalui
sistem pembuluh darah
akan smpai ke sel target

Diagram hipothalamus hipofisis ovarium

Komunikasi kontak langsung
• Junction
• Interaksi mol yg menonjol
dr permukan sel

Tahap pensinyalan:
1.Penerimaan : sinyal akan dideteksi o/ protein membran sel
sebagai reseptor
2.Transduksi : sinyal akan dirubah menjadi respons seluler
spesifik
respons seluler aktif
3.Respons :
Ex: Epinefrin  enzim glikogen posporilaseglukosa 1
pospat glukosa 6 pospat  glikolisis

Komunikasi sel melalui reseptor

Td: 1. reseptor terkait protein G
2. reseptor tiroksin kinase
3. reseptor saluran ion

1. Reseptor terikat protein G

2. Reseptor tiroksin kinase

3.Reseptor saluran ion

Sifat pensinyalan
respon