Peranan Job Order Costing Method dalam Menentukan Cost of Goods Manufactured (Studi Kasus pada PT X).

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses produksi dari sebuah perusahaan tekstil di kota Karawang dan untuk menentukan Cost Of Goods Manufactured dengan menggunakan metode Job Order Costing. Data yang diperoleh disajikan secara bulanan selama tahun 2009. Berdasarkan hasil analisis, Perhitungan Cost of Goods Manufactured atas suatu pesanan pada PT. “X” dengan membebankan pada unsur-unsur biaya langsung yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada biaya produksinya.

Dengan demikian, manajemen dapat memantau biaya produksinya dengan mudah sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengendalian produksi pesanan yang bersangkutan dan pesanan-pesanan yang bersangkutan di masa yang akan datang. Dengan Job Order Costing Method pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui besarnya Cost of Goods Manufactured pesanan, dengan demikian perusahaan dapat memprediksi order pesanan yang akan datang akan diterima atau ditolak karena manajemen sudah mengetahui besarnya Cost of Goods Manufactured pesanan dari pengalaman masa lalu.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this study is to investigate the production process of a textile company in the city of Karawang and to determine the Cost Of Goods Manufactured using the method of Job Order Costing. The data obtained are presented on a monthly basis during 2009. Based on the analysis, calculation of Cost Of Goods Manufactured for an order in PT. “X” by charging the direct cost elements which consist of the cost of raw materials, direct labor costs and factory overhead cost charged to cost of production.

Thus, management can easily monitor their production costs so it can be used as a tool of production control orders are concerned and the relevant orders in the future. By Job Order Costing Method, company management to know the size of the Cost Of Goods Manufactured order, so the company can predict the order is an order that will come wll be accepted or rejected because management already know the size of the Cost Of Goods Manufactured orders from past experience


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACK ...vi

ABSTRAK ...vii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...3

1.4 Kegunaan Penelitian ...4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya ...7

2.1.1 Tujuan Akuntansi Biaya ...8


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.1 Klasifikasi Biaya ...10

2.2 Biaya Produksi ...13

2.2.1 PengertianBiaya Produksi ...13

2.2.2 Unsur - unsur Biaya Produksi ...14

2.2.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung ...14

2.2.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung ...15

2.2.2.3 Biaya Produksi Tidak Langsung Pabrik ...16

2.3 Prosedur Akumulasi Biaya ...16

2.3.1 Prosedur Akumulasi Biaya Pesanan ...17

2.3.2.1 Karakteristik Prosedur Akumulasi Biaya Pesanan ...18

2.3.2.2 Job Order Cost Sheet ...19

2.3.2.2.1 Material Requisition ...20

2.3.2.2.2 Labor Time Ticket ...21

2.3.2.2.3 Data Biaya Produksi Tidak Langsung ...21

2.3.2.3 Prosedur Akuntansi Biaya Pada Job Order Costing ...22

2.4 Cost Of Goods Manufactured...23

2.4.1 Pengertian Cost Of Goods Manufactured ...23

2.4.2 Tujuan Penetapan Cost Of Goods Manufactured ...24

2.4.3 Unsur – unsure Biaya Cost Of Goods Manufactured ...24

2.4.4 Metode Pengumpulan Cost Of Goods Manufactured ...25

2.4.5 Metode Penentuan Cost Of Goods Manufactured ...27


(5)

x Universitas Kristen Maranatha BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ...30

3.1.1 Gambaran Umum PT. X ...30

3.1.1.1 Sejarah Perusahaan... ...30

3.1.1.2 Struktur Organisasi ...35

3.2 Metode Penenlitian ...37

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Komponen Cost Of Goods Manufactured ...39

4.1.1 Biaya Bahan Baku ...39

4.1.2 Biaya Tenaga Kerja ...41

4.1.3 Biaya Overhead Pabrik ...42

4.1.3.1 Estimasi Biaya Overhead Tahun 2008 untuk Tahun 2009 ...45

4.2 Karakteristik Info Cost Berdasarkan Job Order Costing ...53

4.3 Perhitungan Cost of Good Manufactured Pada PT. “X”…...54

4.3.1 Volume Produksi PT. “X”...55

4.3.2 Biaya Bahan Pembantu ...56

Bab V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...59


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA...62 LAMPIRAN...63 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS...65


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku Kain Grey ... 39

Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku PFP ... 40

Tabel 4.3Biaya Tenaga Kerja ... 41

Tabel 4.4 Biaya Overhead Dyeing ... 43

Tabel 4.5 Biaya Overhead Printing ... 44

Tabel 4.6 Estimasi Biaya Overhead Dyeing ... 50

Tabel 4.7 Estimasi Biaya Overhead Printing ... 51

Tabel 4.8 Volume Produksi ... 55

Tabel 4.9 Biaya CAD ... 56

Tabel 4.10 Perhitungan Cost Of Goods Manufactured Dyeing ... 57


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Perhitungan Biaya Overhead Dyeing Tahun 2008 ... 63 Lampiran B Perhitungan Biaya Overhead Printing Tahun 2008 ... 64


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manejemen di dalam mengambil keputusan. Agar suatu operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dan sejalan dengan semakin berkembangnya volume perusahaan, maka manajemen semakin dituntut untuk mampu mengatasi aneka ragam masalah yang dihadapi.

Suatu manajemen yang baik tidak hanya mampu menjalankan fungsi-fungsi manajerial, tetapi dituntut untuk mampu membuahkan keputusan yang tepat. Oleh karena itu untuk mendapat keputusan yang tepat, manajer harus mampu mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan di dalam organisasinya.

Semakin berkembangnya suatu perusahaan yang diiringi dengan semakin kompleksnya aktivitas yang dijalankan akan menuntut adanya pelaksanaan aktivitas yang efektif dan efisien. Hal ini mengingat karena para manajer tidak dapat lagi memonitor secara langsung aktivitas yang dijalankan oleh para bawahannya. Namun di lain pihak perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan harga jual yang wajar, sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing dipasaran. Dalam keadaan ini perusahaan harus membuat suatu planning yang matang agar sumber daya yang dimilikinya dapat dimanfaatkan untuk mencapai


(11)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba, atau jika terjadi kerugian maka diusahakan kerugian tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.

Biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk suatu produk dapat diartikan sebagai Cost of Goods Manufactured dari produk itu sendiri. Dalam perusahaan industri yang menghasilkan produk atas dasar pesanan, maka pengendalian produknya dapat dilakukan dengan membandingkan antara Standard Cost dengan Actual Cost.

Prosedur akumulasi biaya yang digunakan untuk menghitung Cost of Goods Manufactured dalam perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan adalah Job Order Costing Method. Sedangkan untuk mencatat biaya-biaya yang timbul diperlukan adanya kartu-kartu biaya untuk masing-masing produk yang dikenal dengan Job Order Cost Sheet. Kartu-kartu biaya ini merupakan catatan tambahan yang dikendalikan oleh perkiraan barang dalam proses, yang harus ditangani secara cermat untuk menghindari kesalahan dalam menghitung Cost of Goods Manufactured nya.

Dengan penerapan metode Job Order Costing, maka informasi yang dihasilkan mengenai perhitungan Cost of Goods Manufactured akan menjadi handal dengan adanya sistem akuntansi biaya yang dilaksanakan ditunjang dengan elemen sistem akuntansi biaya yang baik.

Menyadari pentingnya perhitungan harga pokok bagi manajemen, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian atas pembebanan unsur-unsur Cost of Goods Manufactured kedalam setiap produk pesanan dengan menggunakan Job Order Costing Method, sehingga dapat dihitung Cost of Goods Manufactured dari setiap pesanan yang dihasilkan. Adapun perusahaan yang penulis teliti merupakan


(12)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan produk kain. PT. X melakukan proses produksinya berdasarkan pesanan (order). Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul:

”PERANAN JOB ORDER COSTING METHOD DALAM MENENTUKAN

COST OF GOODS MANUFACTURED PADA PT. X.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan pokok-pokok masalahnya yaitu sebagai berikut:

1. Apa saja komponen biaya yang digunakan dalam menentukan Cost of Goods Manufactured PT. X?

2. Karakteristik info cost berdasarkan Job Order Costing?

3. Bagaimana cara perhitungan Cost of Goods Manufactured dengan menggunakan Job Order Costing Method?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui komponen-komponen biaya yang digunakan untuk menentukan Cost of Goods Manufactured perusahaan.

2. Untuk mengetahui dan menilai perusahaan dalam menentukan Cost of Goods Manufactured dengan menggunakan Job Order Costing Method.

3. Mengetahui peranan Job Order Costing Method dalam menetapkan Cost of Goods Manufactured.


(13)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan akan diperoleh manfaat bagi penulis sendiri maupun bagi perusahaan yang bersangkutan serta bagi para pembaca. Adapun manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan dan mempraktekkan teori secara nyata khususnya untuk mengetahui secara pasti sampai sejauh mana peranan Job Order Costing Method berguna dalam menetapkan Cost of Goods Manufactured atas dasar pesanan.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini berguna sebagai input berupa informasi dalam menetapkan Cost of Goods Manufactured berdasarkan Job Order Costing Method yang diharapkan pula akan memudahkan manajemen dalam mengendalikan biaya produksi dan menetapkan harga jual di masa yang akan datang.

3. Bagi pihak-pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melakukan penelitian lebih mendalam.

1.5 Kerangka Pemikiran

Keberhasilan suatu perusahaan dalam memenuhi tujuannya (laba) sangat tergantung pada kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan perusahaan berdasarkan informasi yang diterimanya. Untuk menjalankan fungsinya tersebut manajemen harus mempunyai keahlian dan kemampuan dalam memanfaatkan dan mengorganisir semua sumber daya yang ada di perusahaan. Hal ini menempatkan manajemen pada posisi yang menuntut tersedianya informasi dan data yang relevan


(14)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha khususnya pada perusahaan industri salah satu informasi yang relevan yaitu informasi mengenai harga pokok produk di dalam menentukan harga jual produk yang bersangkutan.

Unsur-unsur biaya yang membentuk Cost of Goods Manufactured yaitu: a) Biaya bahan baku langsung

b) Biaya tenaga kerja langsung c) Biaya overhead pabrik

Setiap perusahaan akan selalu berusaha sedapat mungkin mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, laba yang besar dapat dicapai perusahaan apabila penghasilan yang diperoleh lebih besar dari biaya-biaya yang dikeluarkan. Salah satu pos pembiayaan dalam kegiatan Job Order Costing ini adalah biaya overhead (biaya produksi tidak langsung), peran biaya ini penting karena biaya produksi tidak langsung pembiayaan perusahaan secara keseluruhan. Biaya produksi tidak langsung ini mencakup berbagai macam biaya dan banyak diantaranya yang tidak dapat diramalkan serta tidak berhubungan dengan suatu kegiatan tertentu. Dalam Job Order Costing ini harus diperhatikan sekali apakah kebijaksanaan perusahaan yang dilakukan untuk menentukan dan atau memperhitungkan biaya produksi tidak langsung tepat karena biaya produksi tidak langsung besar pengaruhnya dalam rangka pembentukan Cost of Goods Manufactured pesanan.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

Job Order Costing yang diterapkan dengan memadai akan menghasilkan Cost of Goods Manufactured yang akurat”


(15)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha Job Order Costing

Biaya Bahan Baku

Biaya Tenaga Keja

Biaya Overhead

Bon Permintaan Material

Estimasi Biaya Overhead Kartu Jam

Pekerjaan

Barang Jadi / Produk

Alokasi Biaya Overhead Tarif Kos Overhead


(16)

59 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Job Order Costing sudah berperan dengan baik dan cukup memadai dalam perhitungan Cost of Goods Manufactued pada PT. ”X” karena syarat-syarat penggunaan metode harga pokok pesanan telah dilakukan sebagai berikut:

 Adanya pemisahan biaya produksi menjadi biaya produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya-biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

 Dalam penetapan taksiran biaya overhead pabrik, perusahaan menetapkan berdasarkan pada biaya yang dibebankan langsung pada pesanan yang dibuat yang dilihat dari perhitungan biaya tahun sebelumnya.

Penentuan Cost of Goods Manufactured pesanan dilakukan saat pesanan tersebut selesai

Cost of Goods Manufactured per item produk dihitung dengan membagi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah produk yang dipesan.

2. Perhitungan Cost of Goods Manufactured atas suatu pesanan pada PT. “X” yaitu dengan membebankan pada unsur-unsur biaya langsung yang terdiri dari biaya


(17)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 60

Universitas Kristen Maranatha bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada biaya produksinya. Dengan demikian, manajemen dapat memantau biaya produksinya dengan mudah sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengendalian produksi pesanan yang bersangkutan dan pesanan-pesanan yang bersangkutan di masa yang akan datang.

3. Dengan Job Order Costing Method pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui besarnya Cost of Goods Manufactured pesanan, dengan demikian perusahaan dapat memprediksi order pesanan yang akan datang akan diterima atau ditolak karena manajemen sudah mengetahui besarnya Cost of Goods Manufactured pesanan dari pengalaman masa lalu.

5.2 Saran

1. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, bahwa penerapan Job Order Costing Method yang dilakukan perusahaan telah cukup baik sesuai dengan landasan teori yang penulis kemukakan pada bab II, walaupun demikian konsistensi pelaksanaan Job Order Costing Method dapat dipertahankan.

2. Lebih baik setiap unsur-unsur yang mendukung Cost of Goods Manufactured dibuatkan daftar sendiri mengenai budget taksirannya,baik kaitannya dengan bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Hal ini digunakan untuk mempermudah menghitung Cost of Goods Manufactured sebagai alat pengendali produksi.

3. Dalam penerapan Job Order Costing Method secara umum sudah baik, perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkannya dalam


(18)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 61

Universitas Kristen Maranatha memberikan kontribusi yang besar terhadap perusahaan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat dan semakin maju yang menuntut perusahaan menyajikan perhitungan Cost of Goods Manufactured yang lebih handal.

Demikian kesimpulan dan saran yang penulis kemukakan yang mana dalam penyampaian kesimpulan dan saran penulis mempunyai banyak kekurangan namun kiranya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.


(19)

62 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Akiston, A.A., Banker, R.O., Kaplan, R.S. dan Young, S.M. Management Accounting edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc, 2001

Carter, William K, Usry, dan Milton F. Cost Accounting edition. Australia: Dame Pubns, 2002

Charles T.; Datar, Srikant M.; Foster, George Horngren. Cost Accounting: A Managerial Emphasis 12th Edition (Twelfth Edition), 2006

Garrison, Ray H. and Eric Norren. Managerial Accounting. International edition. New York: McGraw-Hill, 2003.

Hansen,D.R., Mowen Maryanne M. Management Acounting edition. Cincinnati: South-Western, Ohio: Thompson Learning, 2003

Horngren, Charles T., Gary L. Sundem dan William O. Stratton. Introduction to Management Accounting edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc., 2006 Kusnadi (2001). Akuntansi Biaya. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal

Ahmad Yani, Bandung.

Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya, Edisi 5. STIE YKPN. Yogyakarta

Suwardjono. (2009). Akuntansi Pengantar, Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Weygent, J.J.; Kieso, Donald E.; Kimmel, Paul D. Accounting Principle. edition. New Jersey: John Wiley and Sans, Inc, 2002


(1)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha khususnya pada perusahaan industri salah satu informasi yang relevan yaitu informasi mengenai harga pokok produk di dalam menentukan harga jual produk yang bersangkutan.

Unsur-unsur biaya yang membentuk Cost of Goods Manufactured yaitu: a) Biaya bahan baku langsung

b) Biaya tenaga kerja langsung c) Biaya overhead pabrik

Setiap perusahaan akan selalu berusaha sedapat mungkin mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, laba yang besar dapat dicapai perusahaan apabila penghasilan yang diperoleh lebih besar dari biaya-biaya yang dikeluarkan. Salah satu pos pembiayaan dalam kegiatan Job Order Costing ini adalah biaya overhead (biaya produksi tidak langsung), peran biaya ini penting karena biaya produksi tidak langsung pembiayaan perusahaan secara keseluruhan. Biaya produksi tidak langsung ini mencakup berbagai macam biaya dan banyak diantaranya yang tidak dapat diramalkan serta tidak berhubungan dengan suatu kegiatan tertentu. Dalam Job Order Costing ini harus diperhatikan sekali apakah kebijaksanaan perusahaan yang dilakukan untuk menentukan dan atau memperhitungkan biaya produksi tidak langsung tepat karena biaya produksi tidak langsung besar pengaruhnya dalam rangka pembentukan Cost of

Goods Manufactured pesanan.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

Job Order Costing yang diterapkan dengan memadai akan menghasilkan Cost of Goods Manufactured yang akurat”


(2)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha Job Order Costing

Biaya Bahan Baku

Biaya Tenaga Keja

Biaya Overhead

Bon Permintaan Material

Estimasi Biaya Overhead Kartu Jam

Pekerjaan

Barang Jadi / Produk

Alokasi Biaya Overhead Tarif Kos Overhead


(3)

59 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Job Order Costing sudah berperan dengan baik dan cukup memadai dalam

perhitungan Cost of Goods Manufactued pada PT. ”X” karena syarat-syarat penggunaan metode harga pokok pesanan telah dilakukan sebagai berikut:

 Adanya pemisahan biaya produksi menjadi biaya produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya-biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

 Dalam penetapan taksiran biaya overhead pabrik, perusahaan menetapkan berdasarkan pada biaya yang dibebankan langsung pada pesanan yang dibuat yang dilihat dari perhitungan biaya tahun sebelumnya.

Penentuan Cost of Goods Manufactured pesanan dilakukan saat pesanan tersebut selesai

Cost of Goods Manufactured per item produk dihitung dengan membagi

jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah produk yang dipesan.

2. Perhitungan Cost of Goods Manufactured atas suatu pesanan pada PT. “X” yaitu dengan membebankan pada unsur-unsur biaya langsung yang terdiri dari biaya


(4)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 60

Universitas Kristen Maranatha bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada biaya produksinya. Dengan demikian, manajemen dapat memantau biaya produksinya dengan mudah sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengendalian produksi pesanan yang bersangkutan dan pesanan-pesanan yang bersangkutan di masa yang akan datang.

3. Dengan Job Order Costing Method pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui besarnya Cost of Goods Manufactured pesanan, dengan demikian perusahaan dapat memprediksi order pesanan yang akan datang akan diterima atau ditolak karena manajemen sudah mengetahui besarnya Cost of Goods

Manufactured pesanan dari pengalaman masa lalu.

5.2 Saran

1. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, bahwa penerapan Job Order

Costing Method yang dilakukan perusahaan telah cukup baik sesuai

dengan landasan teori yang penulis kemukakan pada bab II, walaupun demikian konsistensi pelaksanaan Job Order Costing Method dapat dipertahankan.

2. Lebih baik setiap unsur-unsur yang mendukung Cost of Goods

Manufactured dibuatkan daftar sendiri mengenai budget taksirannya,baik

kaitannya dengan bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Hal ini digunakan untuk mempermudah menghitung Cost

of Goods Manufactured sebagai alat pengendali produksi.

3. Dalam penerapan Job Order Costing Method secara umum sudah baik, perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkannya dalam


(5)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 61

Universitas Kristen Maranatha memberikan kontribusi yang besar terhadap perusahaan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat dan semakin maju yang menuntut perusahaan menyajikan perhitungan Cost of Goods Manufactured yang lebih handal.

Demikian kesimpulan dan saran yang penulis kemukakan yang mana dalam penyampaian kesimpulan dan saran penulis mempunyai banyak kekurangan namun kiranya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.


(6)

62 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Akiston, A.A., Banker, R.O., Kaplan, R.S. dan Young, S.M. Management

Accounting edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc, 2001

Carter, William K, Usry, dan Milton F. Cost Accounting edition. Australia: Dame Pubns, 2002

Charles T.; Datar, Srikant M.; Foster, George Horngren. Cost Accounting: A Managerial Emphasis 12th Edition (Twelfth Edition), 2006

Garrison, Ray H. and Eric Norren. Managerial Accounting. International edition. New York: McGraw-Hill, 2003.

Hansen,D.R., Mowen Maryanne M. Management Acounting edition. Cincinnati: South-Western, Ohio: Thompson Learning, 2003

Horngren, Charles T., Gary L. Sundem dan William O. Stratton. Introduction to

Management Accounting edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc., 2006 Kusnadi (2001). Akuntansi Biaya. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal

Ahmad Yani, Bandung.

Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya, Edisi 5. STIE YKPN. Yogyakarta

Suwardjono. (2009). Akuntansi Pengantar, Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Weygent, J.J.; Kieso, Donald E.; Kimmel, Paul D. Accounting Principle. edition. New Jersey: John Wiley and Sans, Inc, 2002