Ektraksi Benda Asing (Kacang Tanah) Di Bronkus Dengan Bronkoskop Kaku.

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran universitas Andalas
Padang

Ektraksi Benda Asing (Kacang Tanah) Di Br onkus Dengan
Bronkoskop Kaku
Fachzi Fitri, M. Rusli Pulungan
Bagian Telinga Hidung Tenggor ok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran Univer sitas Andalas / RSUP dr . M. Djamil Padang

Abstrak
Aspir asi benda asing mer upakan keadaan emer gensi yang memer lukan penanganan segera untuk mencegah
komplikasi yang serius. Lebih dari 50% kasus aspir asi benda asing ter jadi pada anak usia kurang dar i 3 tahun. Aspir asi
benda asing paling ser ing adalah kacang tanah. Diagnosis ditegakkan ber dasar kan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemer iksaan r adiologi dan br onkoskopi. Br onkoskop kaku mer upakan pilihan untuk pengangkatan benda asing pada
anak.
Dilapor kan satu kasus benda asing tiga kacang tanah di bronkus utama kanan pada seor ang anak per empuan
umur 2 tahun yang ber hasil diangkat dengan tindakan br onkoskopi menggunakan br onkoskop kaku.
Kata kunci: Aspir asi benda asing, br onskopi, br onkoskop kaku.
Abstract
For eign body aspir at ion is an emer gency condition that needs early t r eatment to pr event ser ious complicat ion.

More than 50% for eign body aspir at ion cases occur among childr en younger than 3 year s. The most common aspir at ed item
was a peanut . Diagnosis is based on anamnesis, physical examination, r adiology finding and br onchoscopy. Rigid
br onchoscopee is a pr ocedure of choice for r emoving for eign body in children.
A case for eign body (thr ee peanuts) in t he right main br onchus 2 year s old girl which was successfully removed
using rigid bronchoscopee was r epor ted.
Key w or ds: For eign body aspirat ion, br onchoscopy, rigid br onchoscope.

Korespondensi: dr . M. Rusli Pulungan. Email:pulunganmrusli@yahoo.co.id

Pendahuluan
Benda asing di saluran nafas atau dikenal
dengan aspir asi benda asing mer upakan keadaan
emer gensi yang memer lukan penanganan seger a.
Keter lambatan penanganan dapat meningkatkan
ter jadinya komplikasi bahkan kematian.1,2 Di Amerika
Ser ikat lebih kur ang 3000 or ang meninggal setiap
tahunnya akibat aspir asi benda asing.2,3,4 .
Aspir asi benda asing dapat ber upa bahan
or ganik maupun anor ganik. Bahan or ganik yang paling
ser ing ditemukan adalah kacang tanah.1,5,6 Rina MT5

mendapatkan dar i 101 kasus aspirasi benda asing
or ganik, yang paling ser ing adalah kacang tanah
kemudian dikuti biji-bjian dan tulang ayam.
Gejala klinis yang muncul
ber var iasi,
ter gantung pada derajat sumbatan, lokasi, sifat, bentuk,
ukur an dan lamanya benda asing ber ada di salur an
nafas. Diagnosis benda asing di saluran nafas
ditegakkan ber dasarkan gejala klinis, pemer iksaan fisik,
pemer iksaan penunjang seper ti Rontgen toraks maupun
br onkoskopi.7,8
Pr insip dasar diagnosis dan penatalaksanaan
ter hadap aspir asi benda asing telah dikemukakan oleh
Jackson and Jackson pada tahun 1936. Pr insip ini telah
mengembangkan
penggunaan
endoskopi
untuk
mendiagnosis maupun penatalaksanaan benda asing di
tr akeobr onkial.7


Br onkoskop kaku dipakai untuk menilai
secar a langsung jalan nafas atas maupun jalan bafas
bawah, baik untuk diagnosis benda asing maupun untuk
ter apinya. Komplikasi dapat ter jadi akibat benda asing
itu sendir i atau kar ena tindakan ter apeutik.2,5

Kekerapan
Aspir asi benda asing paling banyak ter jadi
pada anak di bawah usia 15 tahun yaitu ber kisar 75%85%.1 lebih dar i 50% ter jadi pada usia kur ang dari 3
tahun.1,3,6 Pada dewasa lebih ser ing ter jadi pada usia
lebih dar i 50 tahun.7 Laki-laki lebih ser ing dibanding
dengan perempuan dengan
per bandingan
yaitu
2:1.1,4,8,9
Tingginya angka kejadian aspir asi benda asing
pada anak-anak kar ena:6
1. Adanya kecender ungan untuk memasukkan segala
sesuatu ke dalam mulut.

2. Ser ing anak yang menangis, ber ter iak, ber lari dan
ber main, dengan makanan di mulut
3. Gigi molar belum terbentuk sehingga pr oses
mengunyah belum sempur na serta koor dinasi
pr oses menelan yang belum matang
Jenis aspir asi benda asing ber var iasi, hal ini
dipengaruhi oleh geogr afis, var iasi makanan, maupun
lingkungan. Aspirasi benda asing dapat ber upa bahan
or ganik maupun anor ganik. Bahan or ganik yang paling
ser ing ditemukan adalah kacang tanah.1,5

1

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran universitas Andalas
Padang

Yadav SPS dkk,10 melaporkan aspir asi benda
asing paling ser ing ditemukan pada anak-anak adalah
kacang tanah (52,3%), material makanan ( 12,2%), bijibijian (5,3%), tulang (1,5%), plastik (15,1%) , logam

( 4,5%) , batu (0,8%) , tablet ( 1,2%) dan sisanya tidak
ditemukan benda asing.
Di Depar temen THT-KL FKUI RSCM
Sub
Departemen Br onko-esofagologi dar i bulan Januar i
2002 sampai Agustus 2004, ter catat 43 kasus aspir asi
yang telah dilakukan tindakan br onkoskopi. Pender ita
ter banyak ber usia di bawah 3 tahun, lebih ser ing pada
anak laki-laki, dan kacang mer upakan benda asing
or ganik yang ter banyak.11 Di Bagian THT-KL FKUA RS
M. Jamil Padang selama priode Januari 2009 sampai
Mar et 2010 tercatat 8 kasus aspir asi benda asing yang
telah dilakukan tindakan br onkoskopi. Sebanyak 4
kasus adalah aspir asi kacang tanah, 3 pluit mainan dan
1 kasus jar um pentul.

Anatomi Tr aktus Tr aakeobronkial
Tr akea mer upakan pipa yang ter diri dar i
tulang r awan dan otot yang dilapisi oleh epitel tor ak
ber lapis semu ber silia mulai dar i kar tilago kr ikoid

sampai percabangan br onkus kanan dan kiri.
Panjangnya kir a-kir a 12 cm pada pr ia dan 10 cm pada
wanita, diameter anter o posterior r ata-rata 13 mm dan
diameter tr ansver sal r ata-rata 18 mm.
Tr akea ter letak di tengah-tengah leher dan
makin ke distal ber geser ke sebelah kanan, dan masuk
ke r ongga mediastinum di belakang manubrium ster ni.
Lumen tr akea ditunjang kira-kira 18 cincin dar i
kar tilago hialin yang tidak lengkap, di bagian poster ior
hanya ter dir i dari otot sehingga kar tilago tr akea
ber bentuk C. Ujung ter buka tulang r awan yang
ber bentuk hur uf C ini mengar ah ke posterior . Di bagian
poster ior ter dapat jar ingan yang mer upakan batas
dengan esofagus, yang disebut dinding ber sama tr akeoesofagus ( t racheoesphageal par ty w all ). Cincin tr akea
yang paling baw ah meluas ke infer ior dan poster ior di
antar a br onkus utama kanan dan kiri, membentuk sekat
yang lancip di sebelah dalam yang disebut karina.
Tr akea ber cabang dua di setinggi tor akal 4,
menjadi br onkus utama kanan dan kiri. Kar ina letaknya
lebih ke kiri dar i median, sehingga lumen br onkus

utama kanan lebih luas dar i br onkus utama kiri. Lumen
br onkus utama kanan pada potongan melintang lebih
luas seper empat dari br onkus utama kir i.12
Br onkus utama kanan lebih pendek dar i
br onkus utama kir i. Masing-masing panjangnya kir akir a 2,5 cm dan 5 cm ser ta membentuk sudut 25 0 dan
sudut 45 0 dengan gar is tengah. Br onkus utama kanan
hampir lur us dengan trakea sehingga benda asing
eksogen yang masuk ke br onkus akan lebih mudah
masuk ke br onkus utama kanan, dibanding dengan
br onkus utama kir i.13 Sampai umur 15 tahun sudut yang
dibentuk br onkus utama dengan tr akea antar a kir i dan
kanan hampir sama.6
Br onkus utama kanan dan kir i akan ber cabang
membentuk lobus masing-masing 3 lobus dan 2 lobus.

Tiap
lobus ber cabang lagi
br onkopulmoner (gambar 1).

menjadi


segmen

Gambar 1. Tr akeobronkial14

Ukuran tr aktus tr akeobr onkial pada or ang
dewasa antar a pr ia dan wanita, ser ta pada anak-anak
dan bayi ber beda. Ukur an ini ter lihat pada tabel 1
sesuai dengan tabulasi Jackson.14
Tabel 1. Ukur an Trakeobr onkial menur ut Chevalier
Jackson14
Pr ia

D.Tr akea (mm)
P. tr akea (cm)
P. Br onkus Ka
P.Br onkus Ki
Insisivus-tr akea
Insisivus-br onkus
Sekunder


14x20
12
2,5
5
15
32

Wanita

Anak Bayi

12x16 5x10
10
6
2,5
2
5
5
13

10
28
19

6x7
4
1,5
2,5
9
15

Patofisiologi
Benda asing masuk ke salur an nafas saat
laring ter buka atau pada saat ter jadi aspir asi. Benda
asing yang masuk ke saluran nafas akan mengakibatkan
ter jadinya reflek batuk, kemudian akan muncul gejala
sesuai dengan lokasi, besar nya sumbatan dan lamanya
benda asing ber ada di dalam salur an nafas.12
Benda asing yang masuk ke dalam saluran
nafas akan menimbulkan r eaksi pada jar ingan

sekitar nya. Reaksi jar ingan yang timbul dapat ber upa
inflamasi lokal, edema, ulser asi, dan ter bentuknya
jaringan gr anulasi yang dapat mengakibatkan obstr uksi
jalan nafas. Akibat obstruksi ini maka bagian distal dar i
sumbatan akan ter jadi air t rapping, empisema,
atelektasis, abses par u dan br onkiektasi. Reaksi
inflamasi akan mengakibatkan ter jadinya peningkatan
vaskular isasi mukosa, edema, dan ber tambahnya sekret
mukoid. Ber kur angnya gerakan silia mengakibatkan
menumpuknya lendir atau sekret di ujung br onkiolus
sehingga dapat mengakibatkan atelektasis maupun
komplikasi lainnya. Bila ter dapat infeksi dapat

2

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran universitas Andalas
Padang

ter bentuk pus ser ta dapat ter bentuk jaringan
granulasi.1,6,11
Kacang tanah merupakan benda asing or ganik
yang ber sifat higr oskopis, mudah menjadi lunak dan
mengembang oleh air ser ta menyebabkan iritasi pada
mukosa. Hal ini dapat menyebabkan per adangan hebat
di saluran napas dan dapat membentuk jaringan
granulasi. Reaksi ini ber langsung dengan cepat. Kacang
tanah dapat mengakibatkan tr akeobr onkitis yang ber at
yang disebut dengan ar achidic bronchit is. Setelah masa
laten kira-kira 24 jam akan timbul gejala batuk dengan
sputum yang pur ulen dan diser tai demam.12,13

Gejala Klinis
Gejala klinis yang timbul akibat aspir asi benda
asing pada salur an napas ber beda pada masing-masing
pasien ter gantung dar i ukur an, bentuk, sifat benda
asing, lamanya benda asing di dalam salur an napas, dan
lokasi benda asing ber ada.12
Bila seor ang pasien, ter utama pada anak,
diketahui mengalami r asa ter cekik atau manifestasi
lainnya seper ti rasa ter sumbat di tenggor ok, batukbatuk sedang makan, maka keadaan ini dianggap
sebagai gejala aspir asi benda asing.
Gejala yang paling ser ing ditemukan adalah
adanya r iwayat memasukkan benda asing ke dalam
mulut kemudian ter sedak (85%), batuk yang
par oksismal (59%) , nafas ber bunyi ( 57%) dan
sumbatan jalan nafas yang nyata (5%). Gejala lain yang
muncul adalah demam, batuk ber darah, pneumotor aks.7
Pada pemer iksaan fisik ser ing ditemukan tidak
adanya kelainan atau asimtomatis ( 40%), wheezing
( 40%) penurunan suar a nafas pada sisi ter dapatnya
benda asing (5%) .7 Pada sumbatan jalan nafas yang
nyata dapat ditemukan sianosis.8
Gejala aspir asi benda asing ter bagi dalam 3
fase yaitu :11,15,16
 Fase aw al
Saat benda asing ter aspirasi, batuk secar a tiba-tiba, r asa
ter cekik, rasa ter sumbat di tenggor ok, wheezing dan
obstr uksi nafas, dapat juga diser tai adanya sianosis
ter utama perior al, kematian pada fase ini sangat tinggi



Fase asimptomatik
Inter val bebas gejala ter jadi kar ena benda asing
ter sangkut pada satu tempat, dapat ter jadi dari
beber apa menit sampai berbulan-bulan setelah fase
awal. Lama fase ini ter gantung lokasi benda asing,
der ajat obstr uksi yang ditimbulkannya dan jenis benda
asing yang ter aspir asi ser ta kecender ungan benda asing
untuk ber ubah posisi



Fase komplikasi
Telah ter jadi komplikasi obstr uksi dan atau infeksi.
Gejala dapat ber upa demam, pneumonia, atelektasis,
abses par u dan hemoptisis.
Obstr uksi br onkus menur ut Jackson&Jackson
seper ti dikutip Tamin S dkk,11 dibagi dalam 4 tipe yaitu:

1.
2.
3.
4.

Sumbatan sebagian dar i br onkus ( by pass valve
obstr uct ion )
Sumbatan pentil dengan ekpir asi yang ter hambat (
expir at ory check valve obst ruct ion )
Sumbatan pentil dengan inspir asi yang ter hambat (
inspir at or y check valve obstr uct ion )
Sumbatan total ( st op valve obst ruct ion )

Pemer iksaan Radiologi
Pada kebanyakan kasus aspir asi pada anakanak, benda asing ber sifat radiolusen dan hanya 7%
yang ber sifat radioopak. Oleh kar ena itu pemer iksaan
r adiologi terutama ber guna untuk mendeteksi gejala
yang ditimbulkan oleh benda asing ter sebut.6,11
Pada 24 jam per tama ser ing pemer iksaan
r adiologi tidak menunjukkan kelainan.1,6,11 Gambar an
r adiologi yang dijumpai dapat ber upa gambar an
nor mal, air t r apping , atelektasis, pneumonia, kolaps
par u, konsolidasi dan benda asing r adioopak.6,11
Kaur dkk dikutip Tamin S dkk11 melapor kan
hasil Rontgen tor aks pada aspir asi benda asing
didapatkan gambaran par u nor mal 32%, kolaps par u
32%, per geser an mediastinum 20%, konsolidasi 20%,
empisema 16%, dan benda asing r adioopak 6%.
Giannoni CM 7 mendapatkan hasil Rontgen tor aks
nor mal 10% - 20%, atelektasis 22%, pneumonia 20%,
benda asing radioopak 13%, pada kasus aspir asi benda
asing.
Diagnosis
Diagnosis adanya benda asing di salur an nafas
ditegakkan dengan melakukan anamnesis yang teliti
ter hadap pasien maupun saksi yang melihat kejadian,
namun sering tidak ter dapat saksi yang melihat dan
pender ita yang belum bisa menceritakan keajadian
yang dialaminya. Anamnesis yang khas untuk aspir asi
seper ti batuk yang par oksismal, mendadak sesak nafas
ber bunyi atau kebir uan di sekitar mulut, ditemukan
lebih dari 90% kasus.11
Benda asing di br onkus akan menyebabkan
gejala seper ti batuk yang pada awalnya tidak pr oduktif
menjadi pr oduktif, sesak nafas, sianosis, dan ter dapat
r etraksi.11
Pemeriksaan fisik maupun pemer iksaan
r adiologi dilakukan untuk menentukan adanya benda
asing, lokasi benda asing dan kelainan yang
ditimbulkannya. Namun tidak jar ang pemer iksaan fisik
maupun pemeriksaan r adiologi tidak memper lihatkan
adanya kelainan. 7,11,15
Pada
kasus
dengan
anamnesis
dan
pemer iksaan fisik ser ta pemer iksaan radiologi yang
mencur igakan suatu aspirasi benda asing, maka
tindakan br onkoskopi dilakukan untuk menyingkir kan
diagnosis banding.11
Penatalaksanaan
Pr insip penatalaksanaan benda asing di
salur an nafas adalah mengeluar kan benda asing dengan
seger a dalam kondisi maksimal dan trauma yang
minimal. Penentuan car a pengambilan benda asing
dipengaruhi oleh beber apa faktor, yaitu usia penderita,

3

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran universitas Andalas
Padang

keadaan umum, lokasi, jenis benda asing dan lamanya
benda asing berada di saluran nafas.
Benda asing di br onkus dapat dikeluar kan
dengan menggunakan br onkoskop kaku maupun
dengan br onkoskop serat optik. Angka keber hasilan
pengangkatan benda asing di salur an nafas mencapai
91,3%.17 Pada bayi dan anak yang diameter jalan
nafasnya relatif kecil dipakai br onkoskop kaku untuk
dapat memper tahankan patensi nafas dan pember ian
oksigen. 6,11,17,18
Sebelum tindakan br onkoskopi dilakukan,
sebaiknya diusahakan memper oleh duplikat benda
asing ter sebut. Kemudian dicoba dan dipelajar i car a
menjepit dan menar ik benda asing dengan cunam yang
sesuai. Pemilihan br onkoskop yang sesuai dengan
diameter lumen, ber pedoman pada usia pender ita
diser tai per siapan br onkoskop dengan ukur an yang
lebih kecil akan dapat meningkatkan angka
keber hasilan.11
Sesaat menjelang dilakukan br onkoskopi
dibuat foto toraks untuk menilai kembali letak benda
asing. Komunikasi antar a oper ator dengan ahli anestesi
untuk menentukan r encana tindakan juga sangat
penting.11
Pember ian ster oid dan antibiotika pr e oper atif
dapat mengur angi komplikasi seper ti edema jalan nafas
dan infeksi.11,18 Antibiotik dan ster oid tidak r utin
diber ikan sebelum tindakan br onkoskopi, hanya pada
kasus yang ter lambat dalam diagnosisnya dan pada
benda asing or ganik.11
Tindakan br onkoskopi yang dilakukan dalam
penanganan aspir asi benda asing ber dasarkan jenis,
lokasi ter sangkutnya, dan derajat obstruksi yang ter jadi,
dapat dibagi atas:11
1. Br onkoskopi dar ur at yaitu tindakan br onkoskopi
yang seger a dilakukan pada saat diagnosis
ditegakkan.
2. Br onkoskopi seger a yaitu tindakan br onkoskopi
dilakukan seseger a mungkin setelah alat, pasien
dan tim br onkoskopi siap secar a optimal.
3. Br onkoskopi elektif yaitu tindakan br onkoskopi
dilakukan secar a terencana dengan per siapan
sempur na.

Bronkoskop Kaku
Br onkoskop kaku ber bentuk tabung logam
dengan sumber cahaya di bagian pr oksimal. Ukur an
diameter ser ta panjang tabung bermacam-macam
disesuaikan dengan penampang br onkus yang akan
diper iksa.
Br onkoskop kaku dipilih pada kondisi :18
Kasus-kasus pediatr ik dimana r ima glotis dan
tr akea masih kecil
Per dar ahan paru yang masif oleh kar ena daya isap
nya lebih besar atau mungkin diper lukan
pemasangan tampon.
Dr ainase abses par u yang pecah
Sumbatan br onkus dengan sekr et liat atau cukup
banyak

Pengambilan benda asing jika ter letak di tr akea
atau br onkus utama
Untuk fotogr afi sepanjang masih bisa dilihat
dengan teleskop
Tr akea yang sempit.

Keuntungan Bronkoskop kaku18
Per nafasan lebih ter kontr ol
Kualitas cahaya baik
Lumen lebih besar sehingga memudahkan untuk
melihat jelas, mengatsi per dar ahan masif dan
pengangkatan benda asing
Sebaiknya br onkoskop kaku tidak digunakan pada
kasus dengan aneur isma aor ta, kecender ungan
per dar ahan, keadaan fisik yang lemah setelah
hemoptisis ber at dan gangguan fungsi jantung par u
yang ber at.18

Bronkoskop Ser at Optik
Br onkoskopi ser at optik atau flexible broncho
fibr oscope sesuai dengan namanya adalah br onkoskop
yang lentur . Ter dir i dari ber bagai macam ukur an
dengan diameter luar 3,4 mm sampai 5,9 mm. Sumber
cahaya dar i cold light dengan intensitas tinggi yang
dihantarkan lewat kabel ganda dalam bentuk glass fiber
ke br onkoskop yang diter uskan ke bagian distal. Pada
ujung distal ±5cm sangat fleksible dan dapat berger ak
dalam bentuk bidang yaitu ke atas 130 dan ke bawah
130˚ atau ke atas 180˚ dan ke bawah 60˚.12,19
Alat ini dilengkapi dengan lensa yang tajam,
dengan jarak ketajaman 3-50 mm. Disamping itu masih
ada 2 lubang untuk keluar cahaya yang cukup untuk
melihat dan membuat foto. Ter dapat satu channel
dimana dapat digunakan untuk mengisap atau tempat
masuknya alat –alat seper ti, forcep biopsi, for cep untuk
benda asing, atau memasukkan cair an anestesi.
Br onkoskopi ser at optik dipilih pada:19
Tr akea dan br onkus dengan diameter lebih besar ,
paling sedikit 2 mm lebih besar dar i pada diameter
br onkoskopi ser at optik.
Keper luan diagnosis dan ter api pada batuk kr onis
atau r iwayat hemoptisis.
Biopsi kelainan par u.
Mengisap sekr et ter utama dari br onkus segmen.
Pender ita dengan trauma atau patah pada r ahang,
tulang leher , tengkorak, lar ing, dan tr akea.
Tabel 2. Ukuran br onkoskop sesuai usia.20
Usia
Pr ematur
Bayi
3-6 bulan
1 tahun
2 tahun
4 tahun
5-7 tahun
8-12 tahun

Ukur an Br onkoskop
3,0 mm x 20 cm
3,5 mm x 25 cm
3,5 mm x 30 cm
4,0 mm x 30 cm
4,0 mm x 30 cm
5,0 mm x 35 cm
5,0 mm x 35 cm
6,0 mm x 35 cm

4

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran universitas Andalas
Padang

7,0 mm x 40 cm

Teknik Bronkoskopi Kaku
Br onkoskopi dengan menggunakan br onkoskop
kaku dilakukan dalam anestesi umum. Ada dua variasi
teknik
intubasi
br onkoskop
ter gantung
pada
keter ampilan ahli br onkoskopi, anatomi dan keadaan
klinis pasien yaitu:21
1. Teknik intubasi tanpa lar ingoskop
2. Teknik intubasi dengan lar ingoskop
Car a yang dipilih har us didiskusikan dengan ahli
anastesi, termasuk risiko anestesi. Pada kasus ini
menggunakan teknik ke-2.
Posisi kepala penderita tidur ter lentang dengan
posisi kedua lengan ter letak datar sepanjang sisi badan.
Kepala dan mata ditutup dengan kain. Seor ang asisten
duduk disebelah kir i memegang dan mengatur posisi
kepala. Saat memasukkan laringoskop kepala fleksi
untuk dapat melihat epiglotis. Setelah tampak epiglotis,
dasar lidah diangkat dengan spatula lar ingoskop,
sehingga epiglotis sedikit terangkat. Br onkoskop
dipegang dengan tangan kanan dan ujung br onkoskop
dimasukan di bawah epiglotis, asisten memposisikan
kepala ekstensi sedikit demi sedikit sesuai dengan
posisi br onkoskop. Setelah ter lihat pita suara
br onkoskop dimasukkan dan pandangan ber alih dari
lar ingoskop ke br onkoskop. Br onkoskop dimasukan ke
lar ing ber samaan dengan mengeluar kan lar ingoskop.
Ujung br onkoskop har us ber jalan di antara kedua pita
suara dengan memutar br onkoskop 90 0 sear ah jar um
jam. Setelah memasuki tr akea br onkoskop diputar
kembali 90 0 , sehingga ujung br onkoskop kembali
mengar ah ke anterior . Trakea dievaluasi dan sekr et
dihisap, jika memilliki kamer a dapat dipasang, sehingga
gambar an endoskopi dapat dilihat dengan monitor .
Br onskoskop diter uskan ke distal sampai karina. Untuk
memasuki br onkus kanan kepala pasien diputar sedikit
ke kir i, br onkoskop diteruskan dengan ger akan
membelok melalui kar ina. Untuk memasuki br onkus
kir i kepala pasien diputar ke ar ah bahu kanan. Pada saat
benda asing ter lihat sekr et yang ada disekitar nya
dihisap dan dilakukan pengangkatan benda asing
dengan cunam yang sesuai. Mengeluar kan br onkoskop
selalu dilakukan dengan melihat lumen dengan hati-hati
dan gerakan br onkoskop mengikuti ger akan saat
masuk, br onkoskop berhenti beber apa millimeter di
atas kar ina menunggu per nafasan spontan, kemudian
ekstubasi dengan sekali ger akan ( one single movement ).
Sekret tenggor ok dihisap secar a hati-hati dengan
bantuan laringoskop, mandibula diangkat untuk
membantu per nafasan spontan, sekr et di hidung dihisap
dan menunggu pasien batuk. 18,21

adalah infeksi par u dan kelainan lain seper ti edema,
tr acheitis, br onkitis atau timbulnya jar ingan gr anulasi,
dan atelektasis.11,12
Komplikasi
yang ber hubungan
dengan
tindakan bronkoskopi , Lukomsky seper ti dikutip
Mangape D18 ter dir i dar i:
Komplikasi mayor ; tension pneumotor aks,
per dar ahan hebat, hipoksia ber at, gagal jantung.
Komplikasi minor ; per lukaan mukosa far ing,
lar ingitis akut, hifoksia, per darahan sedang,
demam.
Komplikasi setelah br onkoskopi paling ser ing
adalah pneumonia, walupun secar a absolut kejadiannya
r endah ber kisar 2,9%.2

Pr ognosis
Hampir selur uh benda asing di salur an nafas
dapat diangkat dengan br onkoskopi. Komplikasi akan
meningkat jika diagnosis maupun penatalaksanaan
dilakukan setelah 24 jam kejadian. Tidak cukup data
untuk mengatakan ber apa lama benda asing di dalam
salur an nafas sehingga tidak dapat diangkat dengan
br onkoskopi.8
Laporan Kasus
Seor ang anak perempuan umur
2 tahun
datang ke IGD RS. Dr . M. Djamil Padang pada tanggal 25
September 2009 jam 04.50 WIB, diantar oleh keluar ga
dengan keluhan sesak nafas sejak 12 jam yang lalu. Dari
anamnesis didapatkan bahwa pender ita ter sedak
kacang tanah 3 har i yang lalu. Sebelumnya pasien
sedang makan kacang tanah, tiba-tiba ter jatuh dan
menangis, sehingga ter sedak kacang tanah yang ber ada
di dalam mulutnya. Pasien batuk dan ter lihat sesak
nafas. Kemudian sesak nafas hilang sendir i setelah
beber apa saat. Tidak ada kesulitan menelan, tidak ada
demam, tidak ada keluar dar ah dar i mulut maupun dari
hidung. Sesak nafas muncul kembali sejak 12 jam
sebelum masuk r umah sakit.
Pada pemer iksaan fisik didapatkan keadaan
umum sakit sedang, sadar, nafas 32x/ menit, nadi
76x/ menit, suhu 36,5 0C. Tidak ada sianosis. Respir asi;
ger akan dada simetris kir i dan kanan, tidak ada r etr aksi,
str idor tidak ada. Suar a nafas br onkovesikuler , suara
nafas sebelah kanan sama dengan kir i, r honki (-),
wheezing (-) . Kr epitasi pada leher maupun dada tidak
ada. Pada telinga, hidung maupun tenggor ok tidak
ditemukan kelainan. Ditegakkan diagnosis ker ja suspek
benda asing (kacang tanah) di br onkus.
Pemeriksaan Rontgen tor aks dalam batas
nor mal, tidak ditemukan adanya bayangan r adioopak
( gambar 2).

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin ter jadi pada
aspir asi benda asing di tr akeobr onkial berhubungan
dengan benda asing sendir i dan tindakan br onkoskopi.
Komplikasi akibat benda asing yang paling ser ing

5

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran universitas Andalas
Padang

Gambar 2. Rontgen torak sebelum oper asi.
Hasil pemer iksaan labor atorium; hemoglobin
12,0gr%, leukosit 12.100 / mm 3 , hematokrit 36%,
tr ombosit 529.000/ mm 3, waktu pembekuan 5 menit 20
detik (regensia untuk pemer iksaan PT/ APTT habis) .
Ditegakkan diagonsis suspek benda asing ( kacang
tanah) di br onkus.
Direncanakan untuk dilakukan br onkoskopi
dengan menggunakan br onkoskop kaku dalam anestesi
umum untuk diagnosis dan terapi. Dilakukan per siapan
tindakan, konsultasi dengan bagian Ilmu Kesehatan
Anak untuk toler ansi tindakan dan konsultasi ke bagian
Anestesi. Diber ikan Deksametason (iv) 3 x 2,5 mg dan
Ceftr iaxon (iv) 1 x 750 mg (skin test). Rontgen toraks
diulang 1 jam sebelum tindakan br onkoskopi. Kesan
tidak ada kelainan dan tidak ter lihat benda asing di
salur an nafas.
Br onkoskopi dilakukan pada tanggal 25
September 2009 mulai jam 13.00 WIB ber akhir pukul
15.00 WIB. Lapor an oper asi adalah sebagai ber ikut:
1. Pender ita tidur telentang di meja oper asi dalam
narkose umum, kepala dipegang oleh asisten
dengan posisi fleksi. Lar ingoskop lur us dimasukkan
sampai ter lihat epiglotis.
2. Dasar lidah diangkat dan ter lihat laring.
Br onkoskop ID 4 mm panjang 30 cm dipegang
dengan
tangan
kanan, ujung br onkoskop
dimasukkan sedikit di bawah epiglotis, pandangan
pindah ke br onkoskop dan dimasukkan melewati
lar ing
ber samaan
dengan
mengeluar kan
lar ingoskop, kepala diekstensikan per lahan-lahan
sesuai dengan masuknya br onkoskop.
3. Br onkoskop dimasukkan menelusur i tr akea sekret
dihisap, tidak ter lihat benda asing di trakea, tidak
ter lihat adanya kelainan di trakea.
4. Br onkoskop diter uskan ke kar ina ter lihat benda
asing kacang di br onkus utama kanan, menutupi
setengah br onkus utama kanan.
5. Dengan cunam peanut , kacang tanah dijepit,
diangkat keluar .
6. Br onkoskop di tar ik sedikit di atas kar ina untuk
memberikan r espir asi yang optimal.
7. Dilakukan evaluasi ter lihat benda asing kacang
tanah di br onkus utama kanan.
8. Benda asing diangkat dengan cunam peanut .
9. Dilakukan lagi evaluasi dan ter lihat benda asing
kacang tanah ke tiga di br onkus utama kanan.
10. Diangkat dengan cunam peanut .

11. Br onkoskop dikeluarkan sambil melakukan
evaluasi.
12. Br onkoskop dimasukkan kembali dan dilakukan
evaluasi tidak ditemukan adanya benda asing baik
di br onkus kanan maupun br onkus kir i, mukosa
br onkus utama kanan hiper emis, tidak ada laser asi,
sedikit edema.
13. Br onkoskop dikeluarkan, oper asi selesai, dengan
ber hasil mengeluar kan benda asing 3 keping
kacang tanah (kacang tojin).
Pada laporan anestesi selama oper asi diberikan
deksamethason injeksi 5mg, disamping obat anestesi.
Pasien dir awat di bangsal THT, diberi ter api
ceftr iaxone 1 x 750 mg IV, par asetamol sir up 3x120 mg,
deksametason IV 3x2,5 mg, bromheksin 3x2mg. Pasien
diobservasi selama 24 jam pasca tindakan, tidak ada
keluhan sesak nafas, batuk ber dahak ada, demam tidak
ada, tidak ter dapat kr epitasi maupun tanda-tanda
pneumotor aks. Rontgen tor aks tanggal
28
September pasca tindakan, tidak ditemukan adanya
kelainan di par u. Pasien dipulangkan setelah 5 har i
pasca tindakan diser tai pember ian antibiotika per oral.

Diskusi
Telah dilapor kan satu kasus aspir asi benda
asing ( kacang tanah) di br onkus utama kanan pada
seor ang anak perempuan umur 2 tahun. Kasus ini
sesuai dengan ber bagai liter atur bahwa kejadian
aspir asi benda asing 75%-85% ter jadi pada anak usia
kurang 15 tahun1. Lebih 50% ter jadi pada anak kur ang
dari 3 tahun.1,3,7 Anak dengan per tumbuhan gigi molar
yang belum sempur na, koor dinasi menelan yang belum
matang dan makanan ber ada dalam mulut saat ter jatuh
dan menangis merupakan faktor penyebab ter jadinya
aspir asi benda asing pada kasus ini.
Pada kasus ini aspir asi benda asing adalah
kacang tanah. Yadav SPS dkk,10 mengatakan benda
asing paling banyak ditemukan pada anak-anak adalah
kacang tanah (52,3%) , mater ial makanan ( 12,2%), bijibijian (5,3%), tulang (1,5%), plastik ( 15,1%) , logam
(4,5%) , batu (0,8%) , tablet (1,2%) dan sisanya tidak
ditemukan benda asing. Rina TM,5 aspirasi benda asing
ter banyak adalah, kacang tanah, diikuti biji-bijian, dan
tulang ayam.
Gejala awal pada pasien ini adalah adanya
r iwayat ter sedak yang diikuti oleh batuk-batuk dan
sesak nafas, tidak ada laporan pemer iksaan fisik pada
saat ini kar ena gejala hilang setelah beber apa lama,
sehingga keluar ga tidak memer iksakan pasien. Giannoni
MC,7 mendapatkan gejala awal pada aspir asi benda
asing adalah adanya r iwayat ter sedak 85%, batuk yang
par oksismal 57%, w heezing 57%, sumbatan jalan nafas
5%. Fase asimtomatis selama 2 hari lalu diikuti fase
komplikasi ber upa sesak nafas. Komplikasi pada kasus
aspir asi benda asing sangat ter gantung jenis, ukuran
dan letak benda asing ber ada.12
Kacang tanah mer upakan benda asing or ganik
yang dalam waktu cepat dapat mengakibatkan
ter jadinya peradangan sehingga ter jadi edema maupun
tr akaeobr onkitis. Setelah 24 jam masa laten akan

6

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran universitas Andalas
Padang

memberikan gejala batuk dengan sekr et yang
pur ulen.12,13 Benda asing pada pasien ini sudah 3 hari,
namun saat br onkoskopi tidak ditemukan adanya r eaksi
inflamasi maupun sumbatan yang berarti, ini mungkin
kar ena kacang yang ada pada kasus ini adalah kacang
tojin dimana kacang ini tidak mengandung kulit dan
sifat higr oskopisnya sudah ber kur ang kar ena sudah
dir endam kemudian digor eng. Juga telah diber ikan
kor tikoster oid 6-7 jam sebelum oper asi, dan selama
oper asi.
Pember ian antibiotik dan ster oid sangat
ber guna pada kasus yang ter lambat dalam diagnosis
dan pada benda asing or ganik untuk mengur angi edema
sebelum tindakan br onkoskopi. Antibioti k untuk
mengatasi maupun mencegah infeksi yang mungkin
ter jadi akibat aspir asi benda asing. Ster oid yang
diber ikan
biasanya
deksametason
atau
metil
pr ednisolon suksinat secar a intravena.
Diagnosis benda asing di saluran nafas bar u
ditegakkan pada har i ke tiga. Benda asing di salur an
nafas ser ing mengalami keter lambatan diagnosis kar ena
adanya fase asimtomatis. Kim dkk dikutip Giannoni MC7
melapor kan benda asing di saluran nafas didiagnosis
pada hari 0-1 adalah 45%, har i ke 2-7 adalah 22% hari
ke 7-30 adalah 14 % dan setelah har i ke 30 adalah 17
%.
Pemeriksaan Rontgen tor aks pada kasus ini
tidak ditemukan adannya kelainan. Giannno MC7
mengatakan pemer iksaan dengan Rontgen toraks 1020% dalam batas normal. Rina MT,5 pemer iksaan
Rontgen tor aks memberikan gambar an yang abnor mal
67% - 80%.
Pada
pasien
ini
dilakukan
tindakan
br onkoskopi seger a dengan menggunakan br onkoskop
kaku untuk diagnosis pasti dan sekaligus mengeluar kan
benda asing. Br onkoskop kaku mer upakan pilihan
ter baik untuk kasus anak, kar ena dapat menjamin
patensi jalan nafas dan visualisasi yang baik.6,11,17,18
Kesulitan saat ekstraksi pada pasien ini
disebabkan adanya tiga keping kacang tanah, sehingga
br onskop har us ber ada di salur an nafas lebih dar i 20
menit. Lor e dan Medina20, pemakaian instr ument
br onkoskoskopi di salur an nafas sedapat mungkin tidak
lebih dar i 20 menit. Waktu yang lama dalam tindakan
br onkoskopi dikuatir kan meningkatkan komplikasi.
Lukomsky dikutip Mangape D18 mengatakan komplikasi
tindakan br onkoskopi ter bagi 2:
a). Komplikasi minor ber upa per lukaan mukosa far ing,
lar ingitis akut, hipoksia, per dar ahan sedang dan
demam.
b) . Komplikasi mayor ber upa tension pneumothor ak,
per dar ahan hebat, hipoksia berat sampai kegagalan
jantung. Dari gejala klinis, pemer iksaan fisik dan
Rontgen tor aks pasca oper asi tidak ditemukan adanya
komplikasi.

1.

2.

3.

4.

5.

6.
7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

DAFTAR PUSTAKA

Dikensoy O, Usalan C, Filiz A. For eign body
aspir ation:
Clinical
utility
of
flexible
br onchoscopy. Postgr ad Med J 2002; 78: 399403.
Saki N, Nikakhlagh S, Rahim F, Abshir ini H.
For eign body aspir ation in infancy: A 20-year
exper ience. Int J. Med. Sci 2009; 6: 322-8.
Nagendran T. Management of for eign bodies in
the
emer gency
depar tement.
Hospital
Phisician September,1999: 27-40.
Rahbar imanesh A, Nor oozi E, Molaian M,
Salamati P. For eign body aspir ation: A fiveyear repor t in a Childr en’s Hospital. Ir an J
pediar t 2008; 18: 190-2
Rina MT, Quintos R. Pediatr ic r igid
br onchoscopy for for eign body removal.
Phillipp J Otolar yngol Head Neck Surg 2009;
24 (1): 39-41.
Rovin JD, Rodgr es BM. Pediatr ic for eign body
aspir ation. Ped in r eview 2000; 21: 86-90.
Giannomi MC. For eign body aspir ation.
Available
fr om:
www .BCM.edu/ oto/ grand/ com.
Up
date
mar ch 10, 1994. Accessed Januar y 24, 2010
War shawsky ME. For eign body aspir ation.
Available Fr om: www .emedicine.com. Update:
Juni 3, 2008. Accessed Januar y 20, 2010.
Iskandar N. Ingested and inhaled for eign
bodies in Dr . Cipto Mangunkusumo Hospital,
Jakar ta. Med J ORLI 1994; 25: 311-8.
S Yadap SP, J Singh, N Aggar wal, A Goel.
Air way foreign bodies in children: Experience
of 132 cases. Singapor e Med J 2007; 48( 9):
850-3.
Tamin S, Hadjat F, Abdillah F. Penatalaksanaan
aspir asi
benda
trakeobr onkial
bengan
ber bagai manifestasi klinis. Med J ORLI 2005;
35: 16-25.
Snow JB, Jr . Br onchoesofagology.In : Ballenger JJ,
editor. Disease of the nose, thr oat, ear head and
neck. 13th ed. Philadelphia: Lea&Febiger ; 1996.
p.1331-67.
Iskandar N. Br onkoskopi. Dalam: Soeper di EA,
Iskandar N, Bashir uddin J, Restuti RD. editor s.
Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggor ok kepala dan leher . Eds 6. Jakar ta
FKUI; 2007.p.266-76.
Jackson C, MD., SCD., LL.D. Br onchoesophagology.
In: Br onchoesophagology. Phyladelphia and
London; 1958. p. 5–34.
Kir by MT. For eign bodies of the air way and
esophagus.
Available
fr om:www.BCM.edu/ oto/ gr and.com. Update:
September 19, 2002. Accessed January 24,
2010.
Fr eiman MA. Unique pr esentation of a
br onchial foreign body in an asymptomatic
child. Ann Otol Rhinol lar yngol 2001; 110:
495-7.

7

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran universitas Andalas
Padang

17. Jabbardar jani HR, Kiani A, Ar ab A. Removal of
impacted for eign body by br onchoscopic
modalities. Tanaffos 2009; 8: 4: 60-4.
18. Mangape D, Asbudi. Br onkoskopi kaku. Dalam:
Lokakar ya Endoskopi, Ujungpandang. Desember
1987. p. 8-29.
19. Cosal ID, Imr an Ali. Penggunaan br onkoskopi
ser at optik dalam diagnosis dan pengobatan
kelainan tr akeobr onkial. Dalam : Lokakar ya
Endoskopi, Ujungpandang. Desember 1987.p. 3060

20. Leighton GS, Penyakit jalan nafas bagian bawah
dan mediastinum: Pertimbangan endoskopi. In:
Adam boies, editor . Buku ajar penyakit THT.
Edisi 6. Jakarta 1997. p. 454-472.
21. Lor e JM and Medina JE. Rigid br onchoscopy.
In: Lor e and Medina, editor s. An atlas of head
and neck sur ger y. 4 th ed. Elsevier Saundres;
2005. p.188-92.

8