UPAYA KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( GPAI ) PADA PENDIDIKAN MENENGAH : Studi Tentang Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMUN Sekotamadya Cirebon.

UPAYA KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS

UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( GPAI )
PADA PENDIDIKAN MENENGAH
(Studi Tentang Pengembangan Kemampuan Profesional
Guru Pendidikan Agama Islam di SMUN
Sekotamadya Cirebon)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Kewajiban dan
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

S

U


K

L A

N

I

NIM. 959653/XXVII-19

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA IKIP
BANDUNG

1998

DISETUJUI DAN DISYAHKAN UNTUK MENEMPUH
UJIAN TAHAP II


PembirfibiAig I

DR.

H. ABIN SYAMSUDDIN, M.A

Perabimbing II

DR. H.

DJAM'AN SATORI, M.A

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1998

ABSTRAK

Keberhasilan


pendidikan

agama

sebagian

besar

tergantung dari faktor guru sebagai pelaksana kurikulum,
Guru

agama merupakan tenaga kependidikan yang

aktif

dalam

karena


peningkatan keimanan dan

berperan

ketaqwaan,

oleh

itu, guru agama dituntut memiliki wawasan

kegu-

ruan yang tepat sesuai dengan kebijakan pendidikan

berlaku

di

Departemen Pendidikan


Departemen Agama.

dan

yang

Kebudayaan

Wawasan keguruan tersebut pada

dan

dasar-

nya meliputi wawasan yang menyangkut dengan materi agama

dengan wawasan yang menyangkut metodologi penyampaiannya
yang sering disebut dengan wawasan kependidikan.

Dalam

guru

rangka

meningkatkan

wawasan

kependidikan

agama sejak tahun 1985 telah dilakukan kerja

sama

antara Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen

Jenderal

Pendidikan


dan

Kebudayaan

Pembinaan Kelembagaan Agama

Agama,

dan

Direktorat

Islam

Departemen

secara operasional peningkatan wawasan

kependi


dikan tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah dan
was

Penga

PAI .

Atas

dasar pemikiran tersebut,

penulis

tertarik

untuk meneliti tentang upaya kepala sekolah dan pengawas
untuk

mengembangkan kemampuan profesional


guru

pendi

dikan agama Islam pada pendidikan menengah (SMU)

" Sejauhmana kegiatan pengembangan guru

fokus penelitian

melalui pembinaan kemampuan profesional guru
agama

Islam

pengawas

Adapun


hal-hal

penelitian
kepala

yang

PAI

dengan

di

dilakukan oleh
SMU Negeri

yang

tersebut,


dibahas
mencakup

kepala

pendidikan
sekolah

se-Kotamadya

berkenaan
:

Cirebon

dengan

Bagaimana

sekolah tentang tugasnya sebagai pembina

puan profesional guru di sekolahnya,
vii

dan

bagaimana

fokus

persepsi
kemam
persepsi

pengawas

tentang peranannya sebagai

pembina

kemampuan

guru pendidikan agama Islam NIP 13 yang diangkat Mendikbud

dan

NIP 15 yang diangkat oleh

Menteri

Agama

bagaimana pula pelaksanaan pengembangan guru

dan

pendidikan

agama Islam tersebut.

Metode penelitian yang dipergunakan adalah

metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif,

popu-

lasinya adalah kepala sekolah, pengawas PAI, GPAI,
Pendais Depag Kodya Cirebon, dan Kasi Binmudora
dikbud Kotamadya Cirebon,

Kasi

Kandep-

dengan menggunakan teknik snow

ball sampling.

Hasil penelitian mengungkapkan,
sekolah

memahami

pelaksana

dan

bahwa pengembangan

kepala

perannya

pengembangan kemampuan profesional

mengemukakan
GPAI

tentang tugas

bahwa para

kemampuan

sebagai

GPAI,

la

profesional

adalah merupakan salah faktor yang amat penting

dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar

menga-

jar.

secara

Upaya pembinaan terhadap guru dilaksanakan

rutin

setelah

apel tanggal

17,

pemberian

informasi-

informasi penting untuk semua tenaga kependidikan
dan

tata

sekolah

kepala

usaha).

Pembinaan terhadap GPAI

mendapat prioritas utama,

sebagai

oleh

(Guru
kepala

bukti

bahwa

sekolah selalu memberikan motivasi, peluang

dukungan

baik

moril

maupun

materil

dalam

dan

kegiatan

yang bersifat peningkatan mutu.
Begitu juga pengawas PAI memahami

tentang tugasnya

sebagai orang yang diberi tugas dan tanggung jawab

mem

berikan

pembinaan dan bimbingan terhadap GPAI

di

SLTP

dan SMU.

Dalam meneliti masalah ini,

beberapa

terungkap

pernyataan kepala sekolah dan para GPAI diantaranya :

1. Adanya

pengakuan dari para guru

pendidikan

agama

baik NIP 13 maupun NIP 15 bahwa mereka belum menda-

patkan pembinaan ke arah profesional secara
mal,
viii

maksi-

2.

Salah satu akibat kurangnya pembinaan secara siste-

matis dan terprogram, maka terdapat pengakuan

sebagian

kecil

GPAI NIP 13

bahwa

dari

dirinya

tidak

mempunyai hubungan dengan Departemen Agama,
3. Pembinaan

kemampuan

guru

pendidikanagama

Islam

hanya dialami dengan mengikuti penataran PWKGAI

tingkat

di

propinsi itupun hanya sebagian kecil

guru

pernyataan itu nampaknya bermuara pada

satu

agama,

4.

Semua

persoalan yakni kurangnya koordinasi yang
tis

antara

instansi yang

bertugas

sistema-

mengembangkan

kemampuan tenaga kependidikan tersebut serta

belum

jelasnya wewenang dan tanggung jawab pejabat

fung-

sional di
GPAI

di

Hasil

lingkungan Departemen Agama dalam membina

sekolah menengah umum.

penelitian

bentuk-bentuk

lain

yang

berkaitan

pengembangan kemampuan

dengan

profesional

agama Islam adalah penataran Peningkatan Wawasan

guru

Kepen

didikan Agama Islam (PWKGAI) yang dilaksanakan di

kat

propinsi

proyek

dan pelaksananya adalah

pembinaan

pendidikan

ting

pemimpin

Pancasila

bagian

Propinsi

Jawa

Barat.

Dalam

pelaksanannya

ternyata

terdapat

beberapa

permasalahan antara lain ialah: nampaknya penataran
belum

memberikan peluang secara merata

hasil dari penataran

maksimal oleh GPAI,

terhadap

itu
GPAI,

itu belum bisa dimanfaatkan

secara

terdapat pandangan yang kurang sehat

diantara para guru pendidikan agama Islam terhadap wadah
kegiatan guru untuk mengembangkan kemampuan

profesional

serta tidak adanya dana untuk kegiatan dalam wadah

dan

kesemuanya

ini

koordinasi yang lemah

nampaknya

bermuara

pada

antara pengawas PAI,

lah dan personal-personal yang terkait dalam

IX

itu,

masalah

kepala seko
tugasnya.

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar

i

Ucapan Terima Kasih

j_v

Abstrak

v^^

Daftar Isi
BAB

BAB

x

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1

B . Masalah

g

C . Tujuan Penelitian

15

D. Kegunaan Penelitian

16

E. Paradigma Penelitian

ig

II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Tinjauan Teoritis
1.

Strategi Pengembangan SDM

24
25

2. Peranan SMO dalam Pengembangan
SDM

27

3. Profesionalisasi Tenaga Kependi dikan

29

4. Tenaga Kependidikan Agama Islam..

37

5. Pengembangan Personil Melalui Pem
binaan Kemampuan Profesional Guru

39

6. Peranan Kepala Sekolah sebagai Ad
ministrator,

Supervisor dan Pemim

pin Pendidikan

50

7. Peranan Pengawas PAI dalam Super
visi Pengajaran

65

8. Teknik-teknik Pembinaan Kemampuan
Guru

B. Tinjauan Empiris

73

75

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

81

B.

Lokasi Penelitian

83

C.

Subjek Penelitian

88

D. Teknik Pengumpulan Data

89

E.

92

Pelaksanaan Pengumpulan Data

F. Memperoleh

Tingkat

Kepercayaan

Hasil

Penelitian
G.

BAB

96

Cara Analisis Data

100

IV HASIL PENELITIAN DAN PEHBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

103

1. Pola Kegiatan Kepala Sekolah tentang
Tugasnya sebagai

Pembina

Kemampuan

Profesional Guru

2. Pola

Kegiatan

103

Pengawas

Pendidikan

Agama Islam tentang Peranannya seba
gai

Pembina

GPAI

NIP

Kemampuan

13 dan

NIP

Profesional

15

114

3. Pola Kegiatan Pengembangan Kemampuan
Guru Pendidikan Agama
NIP
B.

13 dan NIP

Islam

(GPAI)

15

Pembahasan Temuan Penelitian

137

1.

Pokok-pokok Temuan Penelitian

146

2.

Pembahasan pokok-pokok Temuan Pene litian

BAB

128

V KESIMPULAN,

148

IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A.

Kesimpulan

166

B.

Implikasi

171

B . Rekomendasi

186

190

DAFTAR KEPUSTAKAAN
DAFTAR LAMPIRAN
xi

BAB

I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Sektor pendidikan merupakan potensi yang strategik
untuk pembangunan masa depan yang lebih baik.

tinggal

landas, pembangunan nasional

Dalam

diarahkan

era

kepada

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, oleh karena itu

pembangunan di bidang pendidikan diarahkan untuk mempersiapkan manusia yang mampu membangun.
hal

tersebut

sebagai berikut

tujuan

pendidikan

Sehubungan

nasional

dengan

dirumuskan

:

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuh
nya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terha
dap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur,
memiliki
pengetahuan dan
keterampilan,
kesehatan
jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (UUSPN, No 2, 89).

Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
dalam

tujuan

tersebut

menunjukkan

betapa

Esa

pentingnya

pendidikan agama Islam, karena pendidikan agama berperan
secara langsung dalam pembentukan kualitas manusia
beriman dan bertaqwa.

yang

Rencana dan prioritas kedua pembangunan pendidikan
dalam Program Jangka Panjang (PJP) II,

adalah

perbaikan

mutu semua jenis dan jenjang pendidikan (Dasar,
dan

Tinggi)

yaitu

dengan memusatkan pada tiga

Menengah

faktor

utama

:

1.

2.

3.

Kecukupan sumber-sumber pendidikan untuk
menunjang proses pendidikan dalam arti kecukupan dalam

penyediaan jumlah dan mutu guru, kecukupan penyediaan
buku teks bagi murid dan perpustakaan
dan
kecukupan penyediaan secara operasional peralatan
dan laboratorium,
Sifat
dari proses pendidikan itu
sendiri
dalam
arti
kurikulum
dan keadaan
dimana
para
siswa
harus belajar,
Mutu
output
dari proses pendidikan
dalam
arti
keterampilan dan pengetahuan yang telah diperoleh
para siswa (Depdikbud, 1995:2).
Tujuan

pendidikan

Sekolah Menengah

Umum

(SMU)

mengacu pada tujuan pendidikan menengah dan raengutamakan
penyiapan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan

ke

jenjang pendidikan tinggi dan pengkhususan yang diwujudkan

pada tingkat akhir masa pendidikan (Kurikulum

SMU,

1993). Peningkatan mutu pendidikan Sekolah Menengah Umum
(SMU)

mempunyai

kaitan

dengan

mutu

pendidikan

jenjang selanjutnya yaitu Perguruan Tinggi (PT).

pada
Secara

langsung juga mempunyai kaitan dengan peningkatan sumber

daya manusia yang dibutuhkan untuk pembangunan

nasional

sebagai tenaga kerja (menengah). Oleh karena itu,

kuali-

tas pengelolaan sekolah menengah harus menjadi perhatian
yang

serius,

termasuk usaha pembinaan

kemampuan profesional guru.

dan

pengawasan

Pengembangan
adalah

kemampuan

guru

merupakan salah satu tugas

(khususnya

GPAI),

kepala sekolah,

ini sebagaimana dijelaskan dalam PP 28 tahun 1990
" Kepala Sekolah bertanggung jawab atas
kegiatan

pendidikan,

administrasi

hal
bahwa

penyelenggaraan

sekolah,

pembinaan

tenaga kependidikan dan pendayagunaan serta pemeliharaan
sarana dan prasarana".

Kepala sekolah sebagai orang yang menduduki posisi
penting

dan tertinggi di sekolah,

pengaruhi

guru dan personil lainnya dalam

organisasi

turut

mempunyai tugas

sekolah.

Kemampuan

guru

menggerakkan

dalam

mengajar

menentukan keberhasilan proses pendidikan.

bungan

dengan

hal

tersebut

(1993:123) menyatakan bahwa

di

atas,

mem-

Oteng

SehuSutisna

:

Kualitas
program pendidikan bergantung
tidak
saja
konsep-konsep
program yang eerdas, tapi
juga
pada
personil
pengajar
yang mempunyai
kesanggupan
dan
keinginan
untuk
berprestasi. Tanpa
personil
yang
cakap dan efektif, program pendidikan yang
dibangun
di
atas konsep-konsep yang eerdas
serta
dirancang
dengan telitipun dapat tidak berhasil.
Berdasarkan
personil,
kepala

pernyataan di atas,

guru pendidikan agama

bahwa

Islam

bagi

sekolah merupakan partner yang tidak dapat

dia-

baikan.

khususnya

jelaslah

Oleh karenanya dibutuhkan upaya kepala

sekolah

dan pengawas PAI untuk dapat membantu dalam melaksanakan

tugasnya,
menilai

karena pada dasarnya tugas dari pengawas
dan

membina penyelenggaraan

pendidikan

PAI
agama

Islam

pada sekolah menengah yang berada dalam

wewenang

dan tanggung jawabnya.

Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan pengembangan
personil,
melalui

maka
kepala

pengawas
upaya

Departemen

PAI

sekolah dan

agama

dilakukan

agar

dan

Departemen

memiliki program

pengembangan

pendidikan

Pendidikan

yang

Agama

para

Hal

tersebut

guru mampu

melalui

diarahkan

kemampuan profesional
Islam.

Kebudayaan

kepada

tenaga
penting

guru
untuk

melaksanakan

fungsi,

tugas dan tanggung jawabnya selaku pendidik pada jenjang
sekolah

menengah umum.

yang dilakukan,

Lebih jauh melalui

para tenaga guru mampu memahami

program
tuntutan

organisasi dan mampu memberikan sumbangan kemampuan yang

optimal.

Hal

pengembangan
dikemukakan

ini sejalan dengan
personil
oleh

pada

latar

lembaga

William B Castetter

digambarkan sebagai berikut

:

belakang
pendidikan
(1981:322)

konsep
yang
yang

GAMBAR 1.1

FAKTOR-FAKTOR YANG TERLIBAT
DALAM PENGEMBANGAN PERSONIL

performa yang
dibutuhkan

pengetahuan,keterampilan dan si
kap yang dibutuhkan oleh perfor
ma

Kebutuhan

Pengembangan

peningkatan performa untuk mendukung eksistensi dan mengantisipasi keadaan

Sasaran Perfor
ma

Rencana untuk memperkecil kesen
jangan antara performa yang diharapkan

Rencana Pengem
bangan

Aktivitas yang direncanakan un
tuk memperkecil kesenjangan

Unit Program
Pengembangan

Pengalaman yang didesain untuk
menghubungkan rencana pengemba
ngan

Evaluasi

Adaptasi dari

perencanaan

Evaluasi hasil serta
ulang

: William B Castetter

desain

(1981:322)

Involved in Personil Development.

Faktor

Dari

belakang

gambar tersebut dapat diketahui bahwa

dilaksanakannya program pengembangan
1) Kebutuhan akan performa

adalah:

pengetahuan,
mencapai

personil,

personil
meliputi

keterampilan, sikap yang diperlukan

performa personil yang efektif,

pengembangan

latar

personil, meliputi

2)

meningkatkan

untuk

Kebutuhan
performa

personil untuk mengantisipasi perannya, 3) Adanya sasaran-sasaran performa, yaitu sebagai upaya untuk memperke
cil kesenjangan antara harapan dengan kenyataan performa

yang ditunjukkan,
untuk

4) Adanya rencana pengembangan,

yaitu

5) Adanya

memperkecil kesenjangan performa,

unit

program pengembangan, yaitu upaya menciptakan pengalaman
untuk mengkaitkan rencana pengembangan
unit-unit

operasionalisasi

dan rencana pola pengajaran dan 6)

Evaluasi,

yaitu untuk mengetahui hasil yang digunakan serta mendesain kembali untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Dengan

demikian, program

pengembangan

kemampuan

profesional guru pendidikan agama Islam yang ber-NIP

13

(Guru Pendidikan Agama yang diangkat Dikbud) dan ber-NIP
15

{Guru Pendidikan Agama yang diangkat Depag)

program
Centre

studi

lanjut (SI) di STAIN

dan

STAI

Cirebon, Penataran Peningkatan Wawasan

melalui

Islamic
Kependi

dikan Guru Agama (PWKGA), Penataran Instruktur Pesantren

Kilat, Seminar yang dilaksanakan oleh Instansi lain
kursus-kursus

lain dilatar belakangi oleh hal-hal

dan
yang

dikemukakan oleh William B Castetter tersebut di atas.

Program pengembangan tersebut secara khusus
lan

dengan

tenaga

tuntutan

kemampuan

guru sekolah menengah, yaitu

kesenjangan

puan

berbagai

Dan

dengan

profesional

untuk

memperkecil

antara kemampuan nyata (aktual) dan

profesional yang diharapkan (Ideal)

guru.

seja

kemampuan yang

konsep

(1984:6) bahwa

yang

dimaksud

dikemukakan

kemam

dari

seorang

diharapkan

oleh

T.

sesuai

Raka

Joni

:

Kemampuan digambarkan sebagai jalinan terpadu yang
unik antara penguasaan bahan ajaran, prinsip, strategi dan teknologi keguruan kependidikan dan perancangan program secara situasional serta

penyesuaian

pelaksanaannya secara transaksional di dalam

menge-

lola kegiatan belajar mengajar yang dilandasi wawa
san kependidikan yang mantap, yang kesemuanya itu
ditampilkan di dalam perbuatan mengajar yang mendidik.

Upaya

pengembangan

kemampuan

profesional

pendidikan

agama Islam ber-NIP 13 dan Ber-NIP

ditugaskan

di Sekolah Menengah Umum (SMU)

guru

15

yang

dilaksanakan

dengan melalui berbagai penataran, studi lanjut, seminar
serta

pembinaan,

Pendidikan
Dikbud,
(SKB)

dayaan

Agama

pengawasan dan penilaian

teknis

Islam yang dilakukan oleh

hal ini sesuai dengan Surat

Depag

Keputusan

dua Menteri antara menteri Pendidikan

Guru

dan

dan

Bersama
Kebu

dan Menteri Agama Nomor : 0198/U/1985, Nomor

35

tahun 1985 yang menyatakan bahwa :

Pembinaan, pengawasan dan penilaian teknis edukatif
tenaga pendidikan dilakukan oleh Departemen Agama

bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebuda
dayaan.

Pembinaan, Pengawasan dan penilaian teknis

adminis

trasi guru pendidikan agama dilakukan oleh Departe
men Pendidikan dan Kebuadayaan dan Departemen Agama.
Dengan

Menteri,

adanya Surat Keputusan bersama

(SKB)

bahwa pembinaan dan pengawasan yang

dua

dilakukan

oleh aparat Depag yaitu pengawas PAI yang ditinjau
administratif

kepegawaiannya pada sekolah

ini

dua jebis guru

terdapat

yaitu

GPAI

bertanggung

NIP 13 yang

pendidikan

administrattif

dari

umum

dewasa

agama

Islam,

kepegawaiannya

jawab ke Kandepdikbud dan GPAI NIP 15

ber-

tanggung jawab pada departemen Agama.

Berdasarkan

yang

temuan sementara, bahwa

dihadapi sampai saat ini adalah

permasalahan

tentang

petunjuk

pelaksanaan dari keputusan bersama belum dapat

diwujud-

kan,

sehingga

belum diperoleh kejelasan

arah

tentang

batas golongan pejabat fungsional di lingkungan Departe

men

Agama

pelaksanaan

khususnya
tugas

dalam

tugas

supervisi

guru pendidikan agama Islam

pada sekolah umum. Selain dari pada itu guru
agama

terhadap
NIP

pendidikan

Islam NIP 13 menganggap tidak mempunyai

hubungan

dengan Departemen Agama, karena penilaian DP3 nya

kukan oleh Kepala Sekolah dan akibatnya wewenang
was

pendidikan

terdapat

Islam

agama Islam kurang

kesulitan beberapa pengawas

dalam

dominan,

pendidikan agama tersebut.

dila

penga
sehingga

pendidikan

menghadapi tugas supervisi

13

terhadap

agama

guru

Berangkat
tian

dari kondisi tersebut,

melalui

ini akan diungkapkan bagaimana upaya

kemampuan

profesional

peneli

pengembangan

guru pendidikan agama

Islam

Sekolah Menengah Umum (SMU) se-Kotamadya Cirebon.
litian

ini diharapkan bukan saja mampu memberikan

bangan

dalam peningkatan kemampuan profesi guru

dikan agama Islam,

daya

Pene
sumpendi

melainkan dalam mengembangkan

sumber

manusia bidang-bidang yang lain sehingga di

kungan

Departemen Agama dan Departemen

di

ling-

Pendidikan

dan

Kebudayaan.

B.

Masalah

1.

Ident.ifika.si

Masalah

Menurut Undang-undang Nomor 2 tahun 1989,
laan

sistem pendidikan nasional adalah

Menteri

Pendidikan dan kebudayaan,

pengelo-

tanggung

namun

dalam

lenggaraannya dapat dilakukan kerja sama dengan

pemerintah lainnya.
Islam

instansi

akan

dalam penyelenggaraannya selalu ada keterpaduan
lain

penye

Pembinaan terhadap pendidikan

adalah tanggung jawab Menteri Agama,

diantaranya yaitu

: keterpaduan

antara

jawab

agama
tetapi

instansi

Departemen

Agama dengan departemen pendidikan dan kebvudayaan dalam
bidang kurikulum,

guru,

sarana dan prasarana,

pengendalian dan pengawasan.

evaluasi,

10

Beberapa isu permasalahan sehubungan dengan

usaha

peningkatan mutu melalui pembinaan kemampuan profesional
guru pendidikan agama Islam di SMU se-Kotamadya

Cirebon

dikelompokka atas isu pihak guru pendidikan agama Islam,
kepala

sekolah dan pengawas PAI, maka

pendahuluan

dari

penelitian

dapat ditemukan beberapa gejala yang

meng-

arah kepada hal-hal seperti berikut ini :

Pertama,

masih terdapat sebagian guru

agama

Islam

(GPAI) NIP 13

untuk

mengembangkan

diri

belum

pendidikan

mendapat

(meningkatkan

kesempatan

kemampuannya

dalam melaksanakan tugas), terdapat juga guru pendidikan
agama

Islam

yang mengajar tidak

sesuai

dengan

latar

belakang pendidikannya atau sering terjadi tugas

rang-

kap.

Kedua, hubungan antar manusia (GPAI NIP 13

dengan

GPAI NIP 15) belum terjalin secara baik, hal ini

sering

menjadikan

salah satu kendala dalam

peningkatan

hasil

proses belajar mengajar.

Ketiga,

tang

wawasan guru pendidikan agama Islam

pengetahuan

dirasakan

umum

terutama

bidang

minim, sehingga guru pendidikan

ten

exakta

masih

agama

belum

dapat memadukan antara pengetahuan umum dengan

pengeta

huan agama.

Keempat,

pandangan dan pemahaman pengawas

pendi

dikan agama Islam dan kepala sekolah tentang peranannya

11

dalam

pelaksanaan

supervisi

pengajaran

pada

sekolah

pemahaman kepala sekolah tentang

peranan

menengah umum dirasakan masih kurang.

Kelima,

pengawas pendidikan agama Islam dalam melaksankan super

visi pengajaran pada Sekolah Menengah Umum di
Cirebon

Kotamadya

dirasakan masih kurang sehingga sering

terjadi

kekeliruan dalam penilaian DP 3 guru pendidikan agama.
Kondisi
antara

dikan

di atas, menunjukkan

adanya

kebijakan yang dikeluarkan oleh

Menteri

dan Kebudayaan dengan menteri Agama

ngembangan

tenaga

kesenjangan

sumber daya manusia, khususnya

Pendi

tentang

pe

pengembangan

pengajar dan kemampuan profesional empiris

yang

dimiliki, kebijakan tersebut yaitu pembinaan, pengawasan
dan penilaian teknis edukatif tenaga kependidikan

kukan

oleh

Departemen Pendidikan

dan

dila

Kebudayaan

dan

Departemen Agama.

2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah

dike

mukakan di atas, maka dalam melaksanakan penelitian ini,
peneliti

berpijak pada PP RI Nomor 29 tahun 1990 Bab

I

pasal 1 ayat (2) yang menjelaskan " Pendidikan

menengah

umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

menengah

yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan

keterampilan

peningkatan

siswa ". Selanjutnya dalam Bab II pasal

2

12

dijelaskan tentang tujuan pendidikan menengah :
(1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan
untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
(2) Meningkatkan
kemampuan siswa sebagai anggota
masyarakat
dalam
mengadakan
hubungan
timbal
balik dengan lingkungan sosial, budaya dan
alam
sekitarnya.

Sekolah
jang

Menengah Umum,

merupakan salah satu

pendidikan yang berfungsi sebagai

teknis

pendidikan formal,

harus dapat

unit

jen

pelaksana

memberikan

sum-

bangan formal yang berarti bagi pencapaian tujuan pendi

dikan

nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pengelola tertinggi

dalam

kepala

sekolah

sebagai

organisasi

sekolah

harus dapat mengelola kegiatannya secara

kese-

luruhan.

Dalam PP RI Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan
menengah,

Bab VI pasal 14 ayat (1) disebutkan

:

Kepala sekolah dari sekolah menengah yang diselenggarakan
oleh pemerintah bertanggung jawab kepada
Menteri lain yang terkait atas penyelenggaraan : (1)
kegiatan pendidikan, (2) administrasi sekolah,
(3)
pembinaan tenaga kependidikan lainnya, (4) pendayagunaan sarana dan prasarana.

Selain

dikemukakan
berkewajiban

dari

bahwa
untuk

pada itu, dalam pasal

" penyelenggaraan
menilai

dan

25

ayat

sekolah

membina

(6)

menengah

keseluruhan

kegiatan pendidikan di bawah naungannya ".

Berdasarkan

peraturan

pemerintah di

atas,

dapat disimpulkan bahwa salah satu tugas kepala

maka

sekolah

dan pengawas adalah membina atau mengembangkan kemampuan
guru. Pengembangan kemampuan dapat dilakukan dengan
berbagai cara sesuai dengan situasi dan kondisi daerah
serta keadaan

XIII,

sekolah. PP RI Nomor 29 tahun

pasal 32,

berikut

1990

Bab

ayat 1,2 dan 3 menyebutkan sebagai

:

(1) Pengembangan
pendalaman,
peningkatan

meliputi

perbaikan,

perluasan

dan penyesuaian pendidikan melalui
mutu baik penyelenggaraan kegiatan

ros Pe"dldlkan maupun pencatatan penunjangnya,

(2) Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba
gagasan baru yang diperlukan dalam rangka pendi
dikan menengah,

(3) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan
ayat 2 dilaksanakan tidak dengan mengurangi
kelangsungan

penyelenggaraan

sekolah yang bersangkutan.

pendidikan

pada

Pengembangan kemampuan guru pendidikan agama Islam

khususnya di Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kotamadya
Cirebon merupakan tanggung jawab kepala sekolah, baik
sebagai administrator maupun sebagai supervisor. Oleh
karenanya dituntut usaha kepala sekolah dan pengawas

dalam meningkatkan kemampuan profesional guru (khususnya
guru pendidikan agama Islam) dengan usaha tersebut

GPAI

dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas,

maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Sejauhmana

kegiatan pengembangan guru melalui upaya

pembinaan

kemampuan profesional Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI)
yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas

di

14

Sekolah Menengah Umum Negeri se-Kotamadya Cirebon ?.
Secara lebih rinci permasalahan

kan
ini

tersebut

dirumus-

dalam bentuk pertanyaan penelitian seperti

berikut

:

1. Bagaimana pola kegiatan kepala sekolah dalam tugasnya
sebagai

pembina kemampuan profesional guru di

seko-

lahnya ?,
2.

Bagaimana

Islam

pola

dalam

profesional
NIP

3.

peranannya

sebagai

pendidikan

pembina

agama

kemampuan

guru pendidikan agama Islam NIP

13

dan

15 ?,

Bagaimana

pola

guru pendidikan
Pertanyaan
ini

kegiatan pengawas

pengembangan

kemampuan

agama Islam NIP

ini dirinci

profesional

13 dan NIP

15.

lebih lanjut seperti

berikut

:

(1) Bentuk

kegiatan apa yang dilakukan dalam

pengembangan

kemampuan profesional guru

proses
pendi

dikan agama Islam,
(2) Apa

tujuan

yang

ingin

dicapai

dalam

kegiatan

pengembangan guru pendidikan agama Islam,
(3) Materi

bangan

apa yang diberikan dalam kegiatan

kemampuan

profesional

guru

pengem

pendidikan

agama Islam tersebut,

(4) Metode apa yang digunakan dalam kegiatan
bangan

kemampuan

profesional

guru

pengem

pendidikan

agama Islam,
(5) Bagaimana

mengevaluasi

pengembangan

keberhasilan

kemampuan profesional

dikan agama Islam,

kegiatan

guru

dan

(6) Faktor apa yang menjadi penunjang dan

penghambat

baik yang dirasakan oleh kepala sekolah,
dan

pendi

guru dalam kegiatan

pengembangan

pengawas
kemampuan

tersebut.

C.

Tujuan penelitian
1.

Tujuan

Umum

Tujuan

yang

ingin dicapai dalam

penelitian

ini

adalah untuk memperoleh gambaran nyata tentang kerjasama
antara Departemen Pendidikan dan kebudayaan melalui para
kepala sekolahnya dan Departemen Agama melalui

pengawas

PAI dalam upaya pengembangan kemampuan profesional
pendidikan

agama Islam NIP

mengetahui

pula

respon

terhadap pegembangan

13 dan NIP

guru

15,

serta

ingin

pendidikan

agama

Islam

kemampuan profesional yang

kan oleh kepala sekolah dan pengawas PAI
2.

guru

dilaku

tersebut.

Tujuan Khusus
Bertitik

tolak

pada tujuan umum

di

atas,

tujuan khusus dalam penelitian

ini adalah untuk

kripsikan,

mencari

usaha-usaha

menganalisis
kepala

dan

sekolah sebagai

makna

maka

mendes-

terhadap

administrator

dan

16

supervisor

pendidikan

supervisor

dalam

dan usaha pengawas

mengembangkan

PAI

kemampuan

sebagai

profesional

GPAI khususnya di SMUN se-Kotamadya Cirebon. Adapun halhal

yang dideskripsikan dan dianalisis

berikut

adalah

seperti

ini:

(1) Pola

kegiatan

sebagai

kepala

pembina

sekolah

dalam

tugasnya

kemampuan profesional

guru

di

sekolahnya,

(2) Pola
dalam

kegiatan

pengawas pendidikan

agama

perannya sebagai pembina kemampuan

sional GPAI

NIP

13 dan NIP

Islam
profe

15 di Sekolah Menengah

Umum,

(3) Pola

kegiatan

pendidikan

pengembangan personil

agama

Islam NIP 13 dan NIP

bagi

guru

15

yang

ditugaskan di SMU Negeri se-Kotamadya Cirebon.

D.

Kegunaan penelitian

Penelitian

ini menggunakan pendekatan

deskriptif

analitis yang sasaran utamanya adalah tentang

pengemba

ngan personalia melalui upaya pembinaan kemampuan profe

sional guru pendidikan agama Islam (GPAI) NIP 13 dan NIP
15

yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan dan

Kebu

dayaan melalui para kepala sekolah dan Departemen

Agama

melalui

mampu

pengawas

menyesuaikan

PAI dengan harapan guru

diri dengan perkembangan ilmu

agama

pengetahuan

17

dan teknologi dewasa ini.

Sasaran

lainnya adalah untuk

mengetahui

tentang

implementasi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dan

Menteri

Agama tentang kerja sama

dalam

pembinaan

guru pendidikan agama Islam.

Penelitian
mengungkapkan
ningkatan
sonil

yang

bersifat

makna-makna

deskriptif

ini

baru yang berguna

dapat

bagi

dan penyempurnaan kegiatan administrasi

dan supervisi pengajaran di sekolah dalam

pembinaan

profesional

terhadap

guru-guru

per
bentuk

pendidikan

agama Islam di sekolah menengah umum di Kotamadya
bon.

Disaraping

itu

sebagai masukan

bagi

dilihat

dari

tugasnya.
dua

Kegunaan penelitian

segi,

yaitu

kegunaan

Cire

pihak

berwenang dalam usaha mengembangkan kemampuan
melaksanakan

pe

yang

gurudalam
ini

dapat

teoritis

dan

praktis.
1.

Kegunaan Teoritis
Dalam penelitian

ini dikaji dan dianalisis

lolaan Sekolah Menengah Umum sebagai

formal

oleh

kepala sekolah.

lembaga

Pelaksanaan

di

sekolah,

pendidikan

tugas

sekolah sebagai administrator dan supervisor
baikditinjau dari segi pengadaan,

pemberian

pekerjaan

motivasi

guru

pendidikan

sehingga guru

mampu

kepala

pendidikan

naan dan penjalinan hubungan kerja sama dalam
pelaksanaan

penge-

agama

pelaksa

penilaian
Islam,

mengembangkan

kemampuannya.

yang

Selain itu dapat pula

diketahui

program

dilaksanakan oleh pengawas pendidikan agama

Kanwil

Departemen Agama Propinsi Jawa Barat dalam

Islam
mem

berikan pengetahuan dan keterampilan serta dorongan pada

guru-guru

pendidikan

agama

Islam

untuk

meningkatkan

kemampuannya.

Demikian

masukan

penelitian

ini

dapat

memberikan

untuk mengembangkan personalia tenaga

dikan,
guru

juga

khususnya
pendidikan

sebagai langkah

untuk

agama Islam di Sekolah

kependi

mempersiapkan
Menengah

Umum

yang profesional.
2.

Kegunaan Praktis

Dipandang dari aspek ini, maka masalah yang
liti dapat memberikan gambaran yang jelas tentang

dite
kerja

sama antara departemen Pendidikan dan kebudayaan melalui

para kepala sekolahnya dan Departemen Agama melalui para
pengawasnya
sional

dalam upaya mengembangkan kemampuan

guru pendidikan agama Islam di Sekolah

profe
Menengah

Umum (SMU).

Dalam kedudukannya kepala sekolah sebagai adminis

trator

dan

supervisor

pengajaran

di

sekolah,

hasil

penelitian ini mempunyai kegunaan seperti berikut ini :
Pertama,

diharapkan

dapat memberikan

sumbangan

usaha-usaha yang dilakukan dalam membina dan
guru,

sehingga guru tersebut dapat

memiliki

dalam

membimbing
kemampuan

19

profesional,

yang

pada akhirnya

guru

tersebut

mampu

melaksanakan tugasnya serta mampu mengatasi permasalahan
yang dianggap mengganggu dalam melaksanakan tugasnya.
Kedua,

Sebagai masukan bagi pengawas

pendidikan

agama

Islam Kanwil Departemen Agama propinsi Jawa Barat

dalam

rangka

penyempurnaan dan perbaikan pelayanan

bantuan dan bimbingan

pemberian

kepada guru pendidikan agama Islam

agar dapat meningkatkan kemampuan profesional pada

masa

yang akan datang.

Ketiga,

sebagai

masukan

terkait)

sebagai

penanggung

bagi

pemerintah

jawab

(instansi

teknis

penilaian

tenaga

edukatif dan pengawasan materi pendidikan

Islam,

Kakandepag dan Kakandepdikbud Kotamadya

agama
Cirebon

dalam penyempurnaan kegiatan koordinasi yang efektif dan
penyempurnaan

kegiatan-kegiatan

pembinaan

profesional

guru pendidikan agama Islam khususnya.
Kedua

segi

kegunaan tersebut

perlu

dikaji

ditelaah secarailmiah dalam mencapai sasaran yang
rapkan

dapat menunjang terlaksananya

dan
diha

administrasi

dan

supervisi sekolah.

E.

Paradigna Penelitian

Permasalahan

pengembangan

sumber

dapat terjadi dalam setiap organisasi,

sasi

pendidikan.

Dengan demikian

daya

termasuk

masalah

manusia
organi

pengembangan

20

sumber

daya manusia menjadi masalah yang sifatnya

uni

versal dan kompleks karena melibatkan berbagai pihak dan

kepentingan.

Kebutuhan

dan

pengembangan

personalia

organisasi ini erat hubungannya dengan tuntutan
han

organisasi

maupun

sendiri

baik

yang

kebutu

sifatnya

internal

eksternal.

Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) NIP 13 dan
15

yang

untuk
yang

dapat

menguasai kemampuan

sejalan dengan

sekolah
untuk

ditugaskan di Sekolah Menengah

dan

tujuan

melaksanakan

Umum

dituntut

profesional

tertentu

institusi

pengawas sebagai

tersebut.

pejabat

tugas pengembangan

kemampuan

pengaruh

terhadap out put (hasil) pendidikan pada
Untuk lebih jelasnya

paradigma penelitian

dan

penulis

ini seperti berikut

:

kepala

berwenang

sehingga

tersebut.

nampak

yang

tersebut

jang

keahliannya

NIP

guru

mempunyai
jen

gambarkan

21

GAMBAR 1.2

PARADIGMA PENELITIAN

DEVELOPMENT

(PENGEMBANGAN)

KEPALA
SEKOLAH

PENGAWAS
PAI

PENDIDIKAN

SIFAT KEPRIBADIAN GPAI DAN
LANDASAN KE
PENDIDIKAN

IMPLIKASI

DALAM JABATAN
LANDASAN
KEPENDIDIKAN

GPAI
PROFESIONAL

REKOMENDASI

Paradigma
konsep
oleh

fungsi

penelitian

tersebut,

administrasi personil

William B Castetter (1981:49)

berangkat
yang

dari

dikemukakan

diantaranya

adalah

Development atau pengembangan.

Pengawas

(dalam

hal

ini

adalah

Pengawas

dipersiap-

adalah sebagai tenaga profesional yang telah
kan

untuk

operasional

dapat membantu kepala

sekolah

PAI)

yang

secara

bertanggung jawab atas terlaksananya

atan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru

kegi
(PAI)

dengan peserta didik dalam kelas.

Guru

adalah faktor yang dominan dalam

menentukan

keberhasilan proses belajar mengajar itu,

oleh karenanya

keberhasilan

guru

itu

akan dicapai

apabila

tersebut

mempunyai kemampuan dalam kegiatan proses belajar mengajarnya.

Kerjasama antara pengawas PAI dengan kepala
lah

dapat

melahirkan

beberapa bentuk

kegiatan

seko
dalam

upaya pengembangan kemampuan profesional guru (khususnya
GPAI) dalam penelitian ini ingin diketahui bentuk-bentuk

pengembangan

apa yang dilaksanakan oleh Depdikbud

yang

didelegasikan kepada kepala sekolah dan Departemen Agama
yang didelegasikan kepada pengawas PAI,

ingin

dicapai,

tujuan apa yang

materi apa yang diberikan,

metode

dan

tehnik evaluasi apa yang digunakan, faktor penunjang dan

penghambat

yang

ditemukan

serta

bagaimana

pemahaman

kepala sekolah, pengawas dan guru pendidikan agama Islam
terhadap

upaya pengembangan kemampuan profesional

Bagaimana

output

dari proses

pengembangan

itu

itu.
dapat

menyumbangkan terhadap guru dalam melaksanakan tugasnya.
Secara ideal kemampuan profesional guru pendidikan

agama

Islam adalah seseorang yang memiliki

kepribadian

sebagai muslim yang bertakwa

sifat-sifat
kepada

SWT dan sebagai warga negara Indonesia, serta
menguasai

landasan-landasan

mengembangkannya.

kependidikan

Allah

cendekia,
dan

mampu

BAB

III

PROSEDUR PENELITIAN

Dalam
yang

bab

ini disajikan uraian

berkaitan

rangka

dengan

penulisan

tesis ini,

lokasi penelitian,

data,

pelaksanaan

hal-hal

penelitian

yaitu

metode

subyek penelitian,

pelaksanaan pengumpulan data,

tentang

dalam

penelitian,

teknik pengumpulan

tingkat

kepercayaan

penelitian dan cara analisis data.

A.

Metode Penelitian

Penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif.

penelitian
dimana

berlangsung

dalam latar

peneliti merupakan sebagian

belakang

alamiah,

instrumen

utamanya

dan analisis data dilakukan dengan induktif

Penggunaan

metode

dan pendekatan

Proses

ini

kualitatif.

berangkat

dari

tujuan pokok penelitian yaitu mendeskripsikan dan menga
nalisis

pelaksanaan

kegiatan

pengembangan

kemampuan

profesional guru pendidikan agama Islam pada

pendidikan

menengah se-Kotamadya Cirebon yang dilakukan oleh kepala

sekolah

dan

pengawas

pendidikan

agama

Islam

(Waspendais).

Metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada

R1

r:

pengumpulan

data

saja,

tetapi

meliputi

analisis

dan

interpretasi tentang arti data itu, membandingkan persamaan dan perbedaan penomena tertentu (Winarno
mad,

Surarakh-

1980:138).

Penelitian
etnografik,

tik.

kualitatif

sering

disebut

metode fenomenologis atau metode

Metode

karakteristik
Biklen (1982

penelitian

semacam

metode

naturalis-

ini

mempunyai

seperti yang dikemukakan oleh Bogdan
: 27-29) seperti berikut

ini

dan

:

Data diambil langsung dari setting alami,
Penen tuan sampel secara purposive,
Peneliti sebagai instrumen pokok,
Lebih menekankan pada proses dari
pada produk
sehingga bersifat deskriptif analitik,
(5) Analisis data secara induktif atau
interpretasi
bersifat idiografik, dan
(1)
(2)
(3)
(4)

(6) mengutamakan makna di balik data.

Dengan demikian karakteristik-karakteristik itulah

yang dijadikan acuan bagi seluruh proses penelitian ini.

Pernyataan
(1990),

di atas didukung oleh tulisan

yang menyatakan penelitian

Lexy

Moleong

kualitatif

berakar

pada latar belakang alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan .manusia sebagai alat penelitian,
kualitatif,

memanfaatkan metode

dan mengadakan analisis data secara

induk

tif. Sasaran penelitian diarahkan kepada usaha menemukan

teori-teori dasar. Penelitian bersifat deskriptif

lebih

mementingkan

membatasi

studi

kriteria

untuk

dengan

proses

fokus,

dari pada hasil,

memiliki

seperangkat

memeriksa keabsahan data dan hasil penelitian disepakati
oleh kedua pihak yakni peneliti dan subjek penelitian.

Dari

uraian di atas,

maka dalam

penelitian

ini,

peneliti

berfungsi

sebagai

instrumen

penelitian

peneliti

mengkonsentrasikan

perhatian

dalam

perilaku,

sikap,

berdasarkan

pendapat,

pandangan

Oleh karena itu,

persepsi

subjek yang

dan

memahami

sebagainya

diteliti

pengumpulan data dan

tersebut.

informasi

kan melalui kontak langsung dengan subjek yang
dengan

cara

mendeskripsikan

dasar

dan

dan

dilaku

diteliti

kebijaksanaan

usaha pengembangan atau pembinaan yang dilaksanakan oleh

kepala sekolah dan pengawas pendidikan agama Islam untuk
mengembangkan

kemampuan

profesional

guru

pendidikan

agama Islam (secara khusus).

B.

Lokasi Penelitian

Seperti dijelaskan pada bab I bahwa penelitian ini

akan

meneliti tentang upaya yang dilakukan oleh

sekolah

dan

mengembangkan

pengawas

pendidikan

kemampuan

Kotamadya Cirebon.

agama

profesional GPAI

kepala

Islam

di

dalam

SMU

Adapun lokasi penelitian dapat

laskan sebagai berikut

se-

dije

:

1. Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat Bidang Dikmenum.
Kantor

ini merupakan wadah Pemerintah Daerah untuk

melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam bidang pendi-

84

dikan

secara

Pemerintah

No.

dengan

maka

tugas

membina

dan

mengurus

Dikmenum

diminta

data

perkembangan

hambatan

sional

Sesuai

0173/0/1983,

mempunyai

Bidang

keseluruhan.

pendidikan

Bidang

dan

Dikmenum

sekolah.

Pada

informasi . tentang

, usaha-usaha,

yang dihadapi dalam membina

guru

Peraturan

dan

hambatan-

kemampuan

pada

pengawas

diminta informasi dan data tentang pelaksanaan

tugasnya

dalam

sekolah menengah. Kemudian

profe

membantu

profesionalnya,

guru
dan

meningkatkan

hambatan

dalam pelaksanaan tugasnya di

yang

kemampuan

dihadapi

pengawas

lokasi penelitian.

2. Kantor Depdikbud Kotamadya Cirebon.

Kantor
melaksanakan
berfungsi

diminta

tugas

sebagian tugas kantor wilayah. Kantor

sebagai koordinator bagi SMU. Di

juga

kegiatan
serta

ini merupakan kantor yang mempunyai

informasi

yang

usaha

dan

data

telah dilakukan, dan

tentang

apa

dalam

kemampuan profesional guru,

ini

kegiatan-

hal-hal

bagaimana telah dilakukan

pengembangan

kantor

ini

saja

kegiatan

sesuai

dengan

tujiian penelitian.

3. Pengawas Pendidikan Agama Islam Kanwil Depag Propinsi
Jawa Barat

Pembinaan,

Pendidikan
Kabid

pengawasan dan penilaian

Agama Islam (GPAI) adalah

Pendais

dan pengawas.

teknis

menjadi

Karena salah

satu

Guru

wewenang
faktor

keberhasilan pendidikan agama Islam ditentukan oleh mutu
guru

agama,

sebagai

tenaga

perkembangan
merupakan

menerus,
taran,

maka

meningkatkan

pengajar

kemampuan

sesuai

dengan

profesional
tuntutan

ilmu pengetahuan serta pembangunan

upaya

yang harus dilaksanakan

bangsa

secara

terus

yaitu kegiatan pendidikan dan pelatihan,

diskusi dan seminar tentang peningkatan

dan

pena

kualitas

belajar.

Pengawas Pendidikan Agama Islam mempunyai tanggung
jawab

terhadap

guru pendidikan agama Islam

mengadakan pembinaan yang meliputi

a. Membimbing,

dalam

hal

:

mengarahkan dan membina guru pendidikan

agama pada SMU,

b. Membantu memperlancar pelaksanaan pendidikan
agama
Islam di Sekolah Menengan Umum,
c. Membantu mengatasi hambatan yang ditemui guru agama
dan mencarikan jalan keluarnya,
d. Mengembangkan
profesional Guru
Pendidikan
Agama
Islam dengan
cara
meningkatkan
pengetahuan
dan
wawasan mengenai kepengawasan (PPPAI:1996).

Dari
persepsi
penilai

pengawas

ini

diminta

informasi

tentang

tentang dirinya sebagai pembina, pengawas
tentang kemampuan guru pendidikan agama

dan

Islam,

informasi tentang kerja sama dengan kepala sekolah dalam
upaya

meningkatkan

guru

serta

dilakukan

dalam

peningkatan kemampuan profesional guru pendidikan

agama

kegiatan-kegiatan

Is1am.

kemampuan

profesional

apa saja yang telah

4. Kantor Departemen Agama Kotamadya Cirebon.

Kantor ini merupakan kantor yang menmpunyai

tugas

sebagian tugas kantor wilayah Depag Propinsi Jawa

Barat

dalam

Departemen

Agama

pelaksanaan

tugas

bidang

mempunyai
guru

agama.

wewenang

pendidikan

Dalam hal

ini

untuk mengawasi

agama Islam di sekolah

menengah

baik yang ber-NIP 13 dan ber-NIP 15 hal yang
adalah seperti berikut

ini

umum

diawasinya

:

a. Sikap profesional Guru Pendidikan Agama Islam,
b. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
c. Pelaksanaan bimbingan Pendidikan Agama Islam,

d. Pelaksanaan evaluasi Pendidikan Agama Islam,
e.

Hubungan kerja sama Guru Pendidikan Agama Islam.

Dalam
Cirebon

hal ini Kantor Departemen

melalui

Kepala seksi

Agama

Pendidikan

Kotamadya

Agama

Islam

dalam melaksanakan sebagian tugasnya bekerja sama dengan
Kepala

Sekolah

dan aparat

Departemen

Pendidikan

kebudayaan

Kotamadya Cirebon. Kepada aparat

Agama

dimintai informasi tentang

ini

dan

Departemen

penempatan

Guru

Agama di Sekolah Menengah Umum, Kegiatan Pembinaan

Guru

Pendidikan

Agama, Kerjasama antara kasi Pendais

dengan

Waspendais dalam pembinaan guru agama Islam serta kordi-

nasi

antara

Departemen

Agama

dengan

Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengembangkan
profesional.

Departemen

kemampuan

5. Sekolah

Menengah

Umum Negeri

(SMUN)

di

Kotamadya

Cirebon.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI)

No.

29 tahun 1990, pasal

menengah

dinyatakan

bahwa

14,

tentang

pendidikan

kepala

sekolah

mempunyai

tanggung jawab dalam hal penyelenggaraan kegiatan pendi

dikan,

administrasi

kependidikan
sarana.

sekolah,

pembinaan

tenaga

lainnya dan pendayagunaan sarana dan

Sekolah menengah yang dijadikan lokasi

pra-

peneli

tian adalah SMU Negeri yang ada di Kotamadaya Cirebon.
Kepala sekolah yang salah satu kegiatannya membina
tenaga

kependidikan (guru) supaya

profesional
pendukung
kegiatan

dan

guru pendidikan

kegiatan

itu

dimintai

mempunyai

agama

kemampuan

Islam

informasi

sebagai
tentang

yang telah diperolehnya, faktor penunjang

penghambat dalam kegiatan itu, dan bentuk evaluasi

dan

yang

digunakan.

Adapun

Sekolah Menengah Umum Negeri yang

menjadi

lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1 Kotamadya

Cire

bon .

1) Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Kotamadya

Cire

bon .

2) Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 6 Kotamadya
bon .

Cire

3) Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 7 Kotamadya

Cire

bon .

4) Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 8 Kotamadya

Cire

bon .

C.

Subjek Penelitian

Penelitian ini memusatkan perhatian pada
kepala

kegiatan

sekolah dan pengawas dalam mengembangkan

kemam

puan profesional guru pendidikan agama Islam pada pendi
dikan

menengah dan menggunakan

pendekatan

kualitatif.

Maka untuk memperoleh data dalam penelitian ini,
atau

responden utama ialah kepala sekolah dan

subjek
pengawas

pendidikan agama Islam yang ditugaskan di wilayah

Kota

madya Cirebon.

Informasi lain penulis ambil dari guru
agama

Islam,

pendidikan

kepala seksi pendidikan agama Islam

Depag

Kotamadya Cirebon, dan aparat yang terkait di lingkungan
kantor

Departemen Pendidikan dan

Cirebon,
guru,

dekumen

sekolah,

kebudayaan

meliputi

data

Kotamadya
kepegawaian

aktivitas sekolah dan administrasi guru agama.

Dalam penelitian kualitatif jumlah responden tidak

ditentukan

sebelumnya,

yang

penting

dimulai

dengan

asumsi bahwa konteks lebih penting dari pada jumlah.
ini

sesuai

(1988:12)

...

dengan

pendapat

Subino

hal

Hadisubroto

penelitian kualitatif tidak akan

memulai

dengan
dan

menghitung dan memperkirakan banyaknya

kemudian

menghitung

proporsi

sampelnya

populasi
sehingga

dipandang sebagai yang telah representatif. Sedangkan S.
Nasutuion (1992:32-33) bahwa untuk memperoleh

informasi

tertentu sampling dapat diteruskan sampai dicapai

taraf

redudancy,

bahwa

ketuntasan

atau

kejenuhan,

artinya

dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan

tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berar
ti".

Dari kedua pendapat di atas, dapatlah

disimpulkan

bahwa ketentuan besarnya sampel bergantung dari informa
si

yang

dianggap

diberikan responden.

Apabila

informasi

cukup memadai, respondennya tidak

sudah

perlu

lagi

diperbesar, dengan demikian kepala sekolah, guru, penga
was dan fasilitas yang dipilih sebagai subjek penelitian
yaitu

mereka

yang dianggap dapat memberikan

data

dan

informasi yang diperlukan dalam penelitian.

D.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan

data dilaksanakan oleh peneliti

sen

diri. Peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan

sejumlah

dengan

upaya kepala sekolah dan pengawas untuk

bangkan
islam

kemampuan

informasi

yang

profesional

dibutuhkan

guru

berkenaan

mengem

pendidikan

pada pendidikan menengah, hal ini

ditempuh

agama
agar

90

dapat memahami kenyataan yang terjadi di lapangan sesuai
konteksnya. Dalam hal ini S. Nasution (1992:9-10) mengatakan

"salah satu ciri penelitian

mengutamakan data langsung atau

peneliti

sendiri

observasi

atau wawancara".

Teknik

yang

naturalistik

"first hand".

terjun ke lapangan

digunakan

dalam

adalah

Untuk

untuk

itu

mengadakan

pengumpulan

data

penelitian ini adalah pengamatan (observasi),

wawancara

dan studi dekumentasi. Ketiga teknik tersebut

digunakan

dengan harapan dapat saling melengkapi untuk

memperoleh

data yang diperlukan. Sedangkan sumber data yang
lukan

diklasifikasikan

menjadi data

primer

diper

dan

data

sekunder.

Data primer bersumber dari wawancara dan observasi

dengan

kepala sekolah, pengawas serta

agama

ini

terkait,
melalui

baik

oleh informasi dari berbagai
secara langsung

maupun

dari berbagai dekumen,

Adapun data

primer

pihak

tidak

pelaksanaan pengembangan kemampuan

Pendidikan Agama Islam.

ambil

di

pendidikan

Islam yang telah menerima pembinaan. Data

didukung

guru

guru

yang

langsung

profesional
sekunder

seperti jumlah guru

tiap-tiap SMU, jumlah guru yang mendapat

di-

agama

kesempatan

penataran atau pembinaan serta kegiatan-kegiatan sekolah

lainnya

yang berhubungan dengan materi penelitian

mendukung data primer.

yang

91

1. Observasi (Pengamatan)

Teknik ini digunakan untuk mengamati secara
sung kondisi sekolah,

lah,

seperti situasi personil di

kehadiran personil,

keberhasilan,
ekstra

fasilitas

sekolah,

ruang perpustakaan,

seko

penataan,

sarana dan prasarana keagamaan,

kurikuler,

lang

ruang

kegiatan
UKS

dan

laboratorium.
2.

Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menggali dan memperoleh
data

atau

informasi yang lebih mendalam

dengan masalah yang diteliti.
kepala

yang

Wawancara dilakukan dengan

sekolah, pengawas pendidikan agama

pendidikan

relevan

agama Islam, Kepala seksi

Islam,

guru

pendidikan

agama

Islam dan Kepala seksi pembinaan generasi muda Depdikbud
Kotamadya Cirebon. Teknik wawancara pada dasarnya dilak
sanakan

dalam dua bentuk,

yaitu

wawancara

dan wawancara tak berstruktur (S. Nasution,
3.

berstruktur

1992:72).

Studi Dekumentasi

Teknik

informasi

ini digunakan untuk mengumpulkan data

dan

tentang pelaksanaan tugas kepala sekolah

dan

pengawas tentang usahanya melaksanakan pembinaan

puan profesional guru,

seperti program kerja dari kepala

sekolah dan pengawas pendidikan agama Islam,
antara

kepala

sekolah

kemam

dan

pengawas

dalam

kerja

sama

kegiatan

pengembangan kemampuan profesional guru pendidikan agama

Islam dan dokumen-dokumen lain yang ada kaitannya dengan
kegiatan pengembangan tersebut.

E.

Pelaksanaan Pengumpulan Data

1.

Tahap Orientasi

Pada

tahap

ini,

langkah

pertama

pemahaman literatur

yang

lakukan

adalah

langkah

peningkatan mutu pendidikan melalui upaya

gembangan kemampuan profesional guru.

terhadap

penulis

Peneliti

dahulu mengadakan konsultasi dengan Pengawas

Agama Islam,
temen

Agama

langkah-

terlebih

Pendidikan

Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam
Kotamadya

DT.

II

Cirebon

pen

Depar

tentang

upaya

pengembangan kemampuan profesional guru pendidikan agama
Islam dengan beberapa permasalahannya.
Langkah

berikutnya

mendeskripsikannya

dalam

adalah

desain

penulis

mencoba

penelitian

kemudian

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing,

peneliti dimin-

takan

tersebut

untuk

ditinjau dari

masalah

mempertajam

permasalahan

yang

sudut pandang administrasi pendidikan.

penelitiannya

dibatasi

pada

pembinaan

Dan

yang

dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas untuk mening
katkan

kemampuan

profesional

guru

(pendidikan

agama

Islam) khususnya.

Setelah
kung,

mengumpulkan berbagai teori

data-data

mentah dari buku

atau

yang

mendu-

literatur

dan

input-input

berbagai studi dekumentasi

dengan karakteristik yang diteliti,
sun

pradesain

yang

penelitian.

yang

maka peneliti menyu-

Dan setelah

seminar

dilaksanakan pada tanggal 17 Maret

mengadakan

konsultasi

secara

26 Juni

Setelah
lapangan

dan

langsung

Dokumen yang terkait

Bagaimana Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

1 5 90

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 3 39

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Selogiri Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 17

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Selogiri Tahun Pelajaran 2014/2015.

1 6 15

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 1 Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Wonogiri Tahun Ajaran 2009 - 2010.

0 1 16

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 1 Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Wonogiri Tahun Ajaran 2009 - 2010.

0 1 19

PERANAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS PENDAIS DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR : Studi Kasus Tentang Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Sukamenak II dan Sekola

0 0 77

KEMAMPUAN GURU GURU SEKOLAH DASAR DALAM

0 0 1

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013 DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI T AHUN 2013 KATA PENGANTAR - Pedoman APRESIASI GPAI-PENGAWAS

0 0 9

View of UPAYA PENGAWAS PENDAIS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 10