Membran elektrolit berbasis polieter eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi = Electrolyte membrane based on sulfonated polyether ether ketone for high temperature direct methanol fuel cell

Disertasi

MEMBRAN ELEKTROLIT BERBASIS
POLIETER-ETER KETON TERSULFONASI UNTUK
DIRECT METHANOL FUEL CELL SUHU TINGGI

DISERTASI

oleh

SRI HANDAYANI
84 040 000 41

PROGRAM PASCASARJANA TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
GENAP 2007/2008
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

7
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.


Sri Handayani (2008)

Disertasi

MEMBRAN ELEKTROLIT BERBASIS
POLIETER-ETER KETON TERSULFONASI UNTUK
DIRECT METHANOL FUEL CELL SUHU TINGGI

DISERTASI

oleh

SRI HANDAYANI
84 040 000 41

DISERTASI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI
PERSYARATAN PROGRAM DOKTOR BIDANG TEKNIK KIMIA

PROGRAM PASCASARJANA TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
GENAP 2007/2008
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

8
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

Promotor:
Prof. Dr. Ir. Roekmijati Widaningrum Soemantojo, M.Si
Guru Besar Tetap Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Ko-Promotor 1:
Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA
Guru Besar Tetap Fakultas Teknik

Universitas Indonesia

Ko-Promotor 2
Dr.Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng
Peneliti Pusat Teknologi Informasi dan Material
BPPT

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

9
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

Panitia Penguji:

1. Prof. Dr. Ir. Roekmijati Widaningroem Soemantojo, M.Si.
Guru Besar Tetap Fakultas Teknik

Universitas Indonesia
2. Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA
Guru Besar Tetap Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
3. Dr.Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng
Peneliti Pusat Teknologi Informasi dan Material
BPPT
4. Prof. Dr. Ir. Mohammad Nasikin, M.Eng.
Guru Besar Tetap Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
5. Ir. Mahmud Sudibandriyo, M.Sc. Ph. D.
Lektor Kepala − Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
6. Ir. Sutrasno Kartohardjono, M.Sc., Ph.D
Lektor Kepala − Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
7. Dr.rer. nat. Ir. Yuswan Muharam, MT.
Lektor − Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
8. Dr. Ir. Martin Djamin, M.Sc, APU

Staf Ahli Menteri Bidang Energi Alternatif dan Terbarukan
RISTEK

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

10
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa disertasi dengan judul:

MEMBRAN ELEKTROLIT BERBASIS
POLIETER-ETER KETON TERSULFONASI
UNTUK DIRECT METHANOL FUEL CELL SUHU TINGGI


yang dibuat untuk melengkapi persyaratan Program Doktor Bidang Teknik Kimia di
Pascasarjana Universitas Indonesia guna memperoleh gelar Doktor, sejauh yang saya
ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas Indonesia maupun di
Perguruan Tinggi atau Instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya
dicantumkan sebagaimana mestinya.

Depok, 10 Juli 2008

Sri Handayani
NPM: 8404000041

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

11
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi


PENGESAHAN

Disertasi dengan judul :

MEMBRAN ELEKTROLIT BERBASIS
POLIETER-ETER KETON TERSULFONASI
UNTUK DIRECT METHANOL FUEL CELL SUHU TINGGI
Disusun untuk melengkapi persyaratan Program Doktor Bidang Teknik Kimia
Pascasarjana Universitas Indonesia guna memperoleh gelar Doktor

Depok, 10 Juli 2008
Menyetujui,

Promotor:

Prof. Dr. Ir. Roekmijati Widaningroem Soemantojo, M.Si

Ko-Promotor 1:


Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA

Ko-Promotor 2

Dr.Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

12
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

UCAPAN TERIMA KASIH
Apa saja yang dibukakan Allah berupa Rahmat kepada manusia maka tidak ada
siapapun yang akan bisa menahannya walau setitik embun yang jatuh membasahi jiwa
saya akan dapat memberikan manfaat kepada siapapun. Sepanjang apa yang saya
lakukan adalah petunjuk dari Allah, Dzat Maha Tunggal dan kita runduk sujud

kepadaNya. Itulah sebabnya penulis dapat menyusun Disertasi yang berjudul
”Membran Elektrolit Berbasis Polieter-eter keton untuk Direct Methanol Fuel Cell
Suhu Tinggi”.
Penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggitingginya kepada :
1. Prof.Dr.Ir. Roekmijati W. Soemantojo atas bimbingannya dalam pelaksanaan
penelitian, penulisan makalah dan laporan Disertasi.
2. Prof.Dr.Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA atas bimbingannya dalam
pelaksanaan penelitian, penulisan makalah, laporan Disertasi dan selaku Ketua
Departemen Teknik Kimia.
3. Dr.Eng. Eniya Listiani Dewi B.Eng.,M.Eng, atas bimbingannya dalam
pelaksanaan penelitian, bantuan dana penelitian, penulisan makalah, dan
Disertasi.
4. Panitia Penguji Disertasi: Prof. Dr. Ir. Mohammad Nasikin, M.Eng. Ir. Mahmud
Sudibandriyo, M.Sc. Ph. D., Ir. Sutrasno Kartohardjono, M.Sc., Ph.D, Dr.rer.
nat. Ir. Yuswan Muharam, MT. dan Dr. Ir. Martin Djamin, M.Sc, APU yang
telah memberikan masukan atas koreksian Laporan Disertasi ini.
5. Pimpinan Institut Teknologi Indonesia, Serpong, tempat penulis bekerja dan
mengabdi atas bantuan dana selama penulis studi.
6. Ayah, kakak, adik-adik dan keponakan-keponakan tercinta, atas dukungan
morilnya.

7. Rekan-rekan sekerja di Teknik Kimia–ITI, Ir. Junius Hardy M.T., Ir. Wahyudin
M.Eng., Drs. Singgih Hartanto M.Sc., Dr. Ir. Julianingsih M.T., Dr. Ir. Sidik
Marsudi M.T., Dra. Lin Marlina M.Sc., Ir. Aniek Sri Handayani M.T., Ir.
Latifah Hanum, Landia, Slamet, Wilujeng, Dede, Faisal dan semua pihak yang
tidak bisa disebutkan satu per satu atas dukungan moril untuk mengikuti
program S-3.
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

13
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen serta karyawan di Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang telah banyak membantu dalam
penelitian, perbaikan Laporan Disertasi, pengurusan surat dan seminar selama
studi.
9. Bapak-bapak dan Ibu di Lembaga Penelitian Puspiptek, Serpong: Drs. Sudirman

M.Sc (BATAN), Drs. Bambang Prihandoko (FISIKA-LIPI), Ir. Erfin Y. M.Sc.
(FISIKA-LIPI), Ir. Chandra Lisa M.Sc. (STP-BPPT), Dr. Sunit M.Sc. (KIMIALIPI, Bandung), Dra. Dian (BATAN), Drs. Heru M.Sc (STP-BPPT), Drs.
Supandi (BATAN).

Akhirnya dengan segala keterbatasan yang mungkin ditemukan dalam Disertasi,
penulis berharap saran dan kritik dari semua pihak. Semoga Disertasi ini dapat
bermanfaat.

Depok, Juli 2008
Penulis

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

14
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

Sri Handayani
NPM 84000041
Program Studi Teknik Kimia
Universitas Indonesia

Promotor
Prof. Dr. Ir. Roekmijati W.Soemantojo, M.Si
Ko-Promotor 1
Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA
Ko-Promotor 2
Dr.Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng

MEMBRAN ELEKTROLIT BERBASIS
POLIETER-ETER KETON TERSULFONASI
UNTUK DIRECT METHANOL FUEL CELL SUHU TINGGI

ABSTRAK
Membran polimer elektrolit untuk aplikasi direct mtehanol fuel cell (DMFC)
suhu tinggi harus tahan terhadap suhu tinggi, konduktivitas proton tinggi dan
permeabilitas metanol rendah. Padahal kecenderungan membran elektrolit jika
konduktivitas proton tinggi selalu diikuti dengan permeabilitas metanol yang tinggi.
Polieter-eter keton (PEEK) termasuk polimer yang tahan terhadap senyawa-senyawa
kimia dan kestabilan panas yang cukup tinggi. PEEK merupakan polimer yang
hidrofobik. Untuk menjadi membran elektrolit perlu diberi gugus elektrolit (sulfonat)
melalui proses sulfonasi. Untuk mendapatkan membran elektrolit yang tahan pada
aplikasi DMFC suhu tinggi, perlu dibuat membran komposit. Aditif yang digunakan yaitu
polisulfon, H-Yzeolit dan silika. Tujuan penelitian ini adalah membuat membran
elektrolit berbasis PEEK tersulfonasi (sPEEK) untuk dapat diaplikasikan dalam DMFC
suhu tinggi.
Variasi untuk proses sulfonasi adalah suhu yaitu 40, 45, 50, 60 dan 70oC
sedangkan waktu reaksi dibuat tetap yaitu 3 jam. Pada pembuatan membran, konsentrasi
aditif anorganik (silika dan H-Yzeolit) adalah 0, 3, 5 dan 10%. Dan aditif organik
(polisulfon), perbandingan sPEEK dengan polisulfon adalah 100/0, 90/10, 80/20, 70/30,
50/50 %. Parameter yang diukur adalah kapasitas penukar ion (KPI), derajat sulfonasi
(DS), swelling air, konduktivitas proton (σ), permeabilitas metanol (DK), suhu transisi
glass (Tg) dan tensile strength (TS).
Sulfonasi PEEK menggunakan 5 g polimer PEEK dalam 100 ml asam sulfat
pekat. Kondisi suhu sulfonasi optimum adalah 50oC yang menghasilkan polimer elektrolit
DS 68%. Aditif yang memberikan peningkatan terhadap karakteristik membran elektrolit
adalah silika dan H-Yzeolit pada konsentrasi 3%. Karakteristik dari sPEEK, sPEEK+HYzeolit dan sPEEK+silika yaitu swelling air = 7, 10 dan15 %; σ = 0,067, 0,07 dan 0,072
S/cm (suhu 140oC); DK = 7x10-6, 8,6 x10-6 dan 8,7x10-6 (suhu 140oC); Tg sekitar 200oC
dan selektivitas lebih besar dibanding Nafion-117 (pada suhu 25-90oC) dan selektivitas
masih tetap tinggi pada suhu 140oC.
Alternatif pengganti Nafion-117 telah berhasil disintesa dengan proses mudah
dan murah. Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton dengan derajat sulfonasi 68%
(tanpa menggunakan aditif atau pemakaian aditif H-Yzeolit dan silika) dapat digunakan
pada pemakaian suhu tinggi sehingga berpeluang besar sebagai membran elektrolit padat
dalam pemakaian sistem DMFC suhu tinggi.

Kata kunci: Polieter-eter keton tersulfonasi, H-Yzeolit, Silika, Direct methanol fuel
cell, Suhu tinggi

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

15
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

Sri Handayani
NPM 84000041
Postgraduate Program
Chemical Engineering
University of Indonesia

Promotor
Prof. Dr. Ir. Roekmijati W.Soemantojo, M.Si
Co-Promotor 1
Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA
Co-Promotor 2
Dr.Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng

ELECTROLYTE MEMBRANE BASED ON
SULFONATED POLYETHER-ETHER KETONE FOR
HIGH TEMPERATURE DIRECT METHANOL FUEL CELL

ABSTRACT
Electrolyte membrane for high temperature direct methanol fuel cell (DMFC)
applications has to stable in high temperature, high proton conductivity and low methanol
permeability. Then again, electrolyte membrane at high proton conductivity has a
tendency to be followed with high methanol permeability. The polyether-ether ketone is a
polymer that has good resistance to chemical and has good thermal stability. And it is a
hydrophobic polymer. In order to apply the PEEK as electrolyte membrane, it has to have
sulfonate group through sulfonation process. Thus for high temperature DMFC
application, PEEK should be develop as composite membrane. The additives used are i.e.
polysulfone, H-Yzeolite and silica. The objective of this research is to synthesize
electrolyte membrane based on sulfonated polyether-ether ketone (sPEEK) for high
temperature DMFC applications.
The temperatures (40, 45, 50, 60 and 70oC) were varied in sulfonation process,
whereas reaction time is setted constant for three hours. For membrane preparation, the
concentration of inorganic additive (silica and H-Yzeolite) was varied as follow; 0, 3, 5,
and 10%. On the other hand, for organic additive (polysulfone), the ratios
sPEEK/polysulfone (100/0, 90/10, 80/20, 70/30, and 50/50 %) were applied.
Characterization of membrane were determine by some calculation of i.e. ion exchange
capacity, sulfonation degree (SD), swelling of water, proton conductivity (σ), methanol
permeability (DK), glass transition temperature (Tg) and tensile strength (TS),
Sulfonation of PEEK was carried out by using 5 g of PEEK polymer into 100 ml
concentrated sulfuric acid. The optimum temperature condition for sulfonation is at 50oC
that produced 68% of sulfonation degree. The additives that increased electrolyte
membrane characteristic are silica and H-Yzeolite at concentration of 3%. The
characteristic of sPEEK, sPEEK+H-Yzeolite and sPEEK+silica in respective order: i.e.
swelling of water = 7, 10 and 15 %; σ = 0,067, 0,07 and 0,072 S/cm (at 140oC); DK =
7x10-6, 8,6 x10-6 and 8,7x10-6 (at 140oC); Tg about 200oC. Those membranes also have
selectivity much higher than Nafion-117 membrane (at 25−90oC) and still has high
selectivity at 140 oC.
The alternative substitution membrane of Nafion-117 has been successfully
synthesized by straightforward and inexpensive process. The electrolyte membrane
polyether-ether ketone based on with sulfonation degree of 68% and those modified
composite ones can be used at high temperature applications so that available as solid
electrolyte membrane in high temperature DMFC system.

Keywords: Sulfonated polyether-ether ketone, H-Yzeolit, Silica, Direct methanol
fuel cell, High Temperature

DAFTAR ISI
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

16
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
xi
xii
xiii
xiv
xv
1
1
4
5
5
6

PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI
PENGESAHAN
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR SIMBOL
RINGKASAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. PERUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.4. HIPOTESIS
1.5. BATASAN MASALAH
BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. SEL BAHAN BAKAR (FUEL CELL).
2.1.1. Jenis-jenis Fuel Cell
2.1.2. Direct Methanol Fuel Cell
2.1.3. Direct Methanol Fuel Cell Suhu Tinggi

7
7
7
9
13

2.2. MEMBRAN ELEKTROLIT DIRECT METHANOL FUEL
CELL SUHU TINGGI
15
2.2.1. Membran Komposit Perfluorinasi
17
2.2.2. Membran Komposit Non-Perfluorinasi
20
2.2.3. Membran Komposit Polieter-eter keton
24
2.3. KERANGKA PIKIR

27

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. ALAT DAN BAHAN
3.2. TAHAPAN PENELITIAN
3.2.1. Sulfonasi dan Preparasi Membran Elektrolit
3.2.2. Karakterisasi Membran Elektrolit

30
30
30
31
33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. PENGARUH SUHU SULFONASI TERHADAP
KARAKTERISTIK MEMBRAN ELEKTROLIT POLETERETER KETON TERSULFONASI
4.1.1. Pengaruh Suhu Sulfonasi terhadap Kapasitas Penukar
Ion dan Derajat Sulfonasi
4.1.2. Pengaruh Derajat Sulfonasi terhadap Konduktivitas
Proton
4.1.3. Pengaruh Derajat Sulfonasi terhadap Permeabilitas
Metanol
4.1.4. Pengaruh Derajat Sulfonasi terhadap Suhu Transisi

39

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

17
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

39
39
41
44

Sri Handayani (2008)

Disertasi

Glass Polimer Elektrolit
4.1..5. Pengaruh suhu sulfonasi terhadap selektivitas dan
Selektivitas relatif

45
47

4.2. PENGARUH ADITIF (H-Y ZEOLIT, SILIKA dan
POLISULFON) TERHADAP KARAKTERITIK MEMBRAN
ELEKTROLIT POLIETER-ETER KETON TERSULFONASI
4.2.1. Pengaruh Aditif terhadap Konduktivitas Proton
4.2.2. Pengaruh Aditif terhadap Permeabilitas Metanol
4.2.3. Pengaruh Aditif terhadap Tensile strength
4.2.4. Pengaruh Aditif terhadap Sifat Termal

48
49
57
60
61

4.3. PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK
MEMBRAN ELEKTROLIT POLIETER-ETER KETON
TERSULFONASI
4.3.1. Pengaruh Suhu terhadap Konduktivitas Proton
4.3.2. Pengaruh Suhu terhadap Permeabilitas Metanol
4.3.3. Pengaruh Aditif terhadap Selektivitas dan Selektivitas
Relatif

63
63
67

4.4. PEMBAHASAN UMUM

70

69

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

74

DAFTAR PUSTAKA

76

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

81

LAMPIRAN

83

DAFTAR GAMBAR
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

18
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.

Skema proses dasar DMFC
Pengaruh konsentrasi metanol terhadap densitas arus
Skema transport proton dalam membran polimer elektrolit
Struktur Kimia Membran Polimer Elektrolit Perfluorinasi
Kelompok fungsional permukaan dalam SiO2 dan Al2O3
Struktur kimia PEEK
Skema proses sulfonasi PEEK
Kerangka pikir
Diagram alir preparasi membran elektroli
Karakterisasi Membran
Sel Konduktivitas
Alat Uji Konduktivitas Proton
Skema alat pengukuran permeabilitas metanol
Pengaruh Suhu Sulfonasi terhadap DS dan KPI
Spektrum Infra Merah Membran sPEEK untuk DS 47, 68, 77
dan 92%
Gambar 4.3. Pengaruh derajat sulfonasi terhadap Konduktivitas Proton
Gambar 4.4. Pengaruh derajat sulfonasi terhadap swelling air dan metanol
Membran
Gambar 4.5. Spektrum Infra Merah Membran sPEEK untuk DS 47, 68, 77
dan 92% pada daerah bilangan gelombang 3000-3700 (gugus
OH)
Gambar 4.6. XRD untuk polimer PEEK dan membran sPEEK
Gambar 4.7. Pengaruh derajat sulfonasi terhadap Permeabilitas Metanol
Gambar 4.8. Pengaruh jenis polimer dan membran terhadap suhu transisi
glass
Gambar 4.9. Pengaruh derajat sulfonasi terhadap selektivitas
Gambar 4.10. Pengaruh derajat sulfonasi terhadap selektivitas relatif
Gambar 4.11. Pengaruh komposisi polisulfon dari blending polieter-eter
keton tersulfonasi terhadap swelling air pada membran
Gambar 4.12. Pengaruh konsentrasi H-Yzeolit terhadap swelling air pada
membran
Gambar 4.13. Pengaruh konsentrasi silika terhadap swelling air pada
membran
Gambar 4.14. Pengaruh komposisi polisulfon dari blending polieter-eter
keton tersulfonasi terhadap konduktivitas proton
Gambar 4.15. Pengaruh komposisi polisulfon dari blending polieter-eter
keton tersulfonasi terhadap kapasitas penukar ion
Gambar 4.16. mikrostruktur dari membran sPEEK dengan penambahan
H-Yzeolit a. 3% dan b. 10%
Gambar 4.17. Pengaruh konsentrasi silika terhadap konduktivitas proton
Gambar 4.18. Pengaruh konsentrasi silika terhadap swelling air pada
membran
Gambar 4.19. Pengaruh aditif pada membran sPEEK terhadap konduktivitas
proton
Gambar 4.20. Pengaruh aditif pada membran sPEEK terhadap swelling air
Gambar 4.21. Spektrum Infra Merah Membran sPEEK, sPEEK+polisulfon,
sPEEK+Z dan sPEEK+Si pada daerah bilangan gelombang

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

19
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Halaman
10
13
15
16
19
24
25
29
32
33
36
36
38
39
40
41
42

43
43
45
46
47
48
49
50
50
51
51
52
52
53
54
54

Sri Handayani (2008)

Disertasi

3000-3700 (gugus OH)
Gambar 4.22. Difraksi sinar-X dari membran a.sPEEK, b.sPEEK+polisulfon,
sPEEK+H-Yzeolit dan sPEEK+silika
Gambar 4.23. Difraksi sinar-X dari a. Polisulfon, b. H-Yzeolit dan c. silika
Gambar 4.24. Pengaruh komposisi polisulfon dari blending sPEEK terhadap
Permeabilitas metanol
Gambar 4.25. Pengaruh konsentrasi H-Yzeolit terhadap permeabilitas
metanol
Gambar 4.26. Pengaruh konsentrasi silika terhadap permeabilitas metanol
Gambar 4.27. Analisa SEM penampang melintang membran a. sPEEK/
Polisulfon, b. sPEEK+silika, c. sPEEK+H-Yzeolit, d. sPEEK
Gambar 4.28. Pengaruh aditif sPEEK terhadap permeabilitas metanol
Gambar 4.29. Pengaruh aditif (silika dan H-Yzeolit) terhadap tensile strength
Gambar 4.30. Pengaruh aditif (silika dan H-Yzeolit) terhadap suhu transisi
glass
Gambar 4.31. Pengaruh suhu terhadap konduktivitas proton membran pada
RH 100%
Gambar 4.32. Kurva Arrhenius hubungan antara suhu dengan konduktivitas
proton membran: (♦) Nafion-117; (■)sPEEK; (●) sPEEK+Z;
(▲) sPEEK+Si
Gambar 4.33. Pengaruh suhu terhadap konduktivitas proton membran pada
variasi RH

55
56
56
57
58
58
59
60
60
62
64

65
66

Gambar 4.34. Pengaruh suhu terhadap permeabilitas metanol membran

67

sPEEK, sPEEK+ silika, sPEEK+H-Yzeolit dan Nafion-177

Gambar 4.35. Kurva Arrhenius antara suhu dengan permeabilitas metanol
Membran
Gambar 4.36. Pengaruh suhu terhadap selektivitas membran
Gambar 4.37. Pengaruh suhu terhadap Selektivitas relatif

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

20
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

68
69
70

Sri Handayani (2008)

Disertasi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.

Perbandingan Teknologi Sel Bahan Bakar
Pengaruh Suhu dan RH terhadap Konduktivitas Proton membran
Beberapa hasil-hasil penelitian membran komposit perfluorinasi
Beberapa hasil penelitian membran komposit non-perfluorinasi
Penurunan berat membran karena pengaruh suhu
Sifat transport proton dan swelling air pada membran
Energi aktivasi (Ea,c) migrasi proton untuk membran
Kenaikan permeabilitas metanol membran keton terhadap
pengaruh suhu
Tabel 4.5. Energi aktivasi (Ea,p) permeasi metanol untuk membran

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

21
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

11
14
17
21
61
64
66
68
69

Sri Handayani (2008)

Disertasi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Spektrum Infra Merah Membran sPEEK untuk DS 47, 68, 77
dan 92%
Lampiran 2. Analisa Termal
Lampiran 3. Bentuk Polimer dan membran sPEEK
Lampiran 4. Analisa SEM dan TEM

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

22
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

83
85
90
94

Sri Handayani (2008)

Disertasi

DAFTAR SINGKATAN

AFC
PAFC
MCFC
SOFC
SPEFC
DMFC
PEMFC
PEM
PBI
PEI
PI
PPS
PSf
PES
PEK
PEKK
PEEK
sPEEK
sPSf
sPEKK
PVdF
IEC
RH
DS
NMP
DMAc
DMF
DMA
ZSPP
BPO4
KDA
WU
PM
TS
HPA

Alkaline Fuel Cell
Phosphoric Acid Fuel Cell
Molten Carbonate Fuel Cell
Solid Oxide Fuel Cell
Solid Polymer Electrolyte Fuel Cell
Direct Methanol Fuel Cell
Proton Exchange Membrane Fuel Cell
Proton Exchange Membrane
Polybenzimidazole
Polyetherimide
Polyimide
Polyphenylene sulphide
Polysulphone
Polyethersulphones
Polyetherketone
Polyetherketoneketone
Polyether-etherketone
Sulfonated Polyether-etherketone
Sulfonated Polysulphone
Sulfonated Polyetherketoneketone
Polyvinilide fluoride
Ion Exchange Capacity
Relatif Humidity
Derajat Sulfonasi
n-methyl-2-pyrolidone
Dimethyl acetamide
Dimethylformamide
Dimethylamine
Zirconium sulfophenylphosphat
Boron phosphat
koefisien difusi air
water uptake
permeabilitas metanol
tensile strength
Hetero Polyacid

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

23
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

DAFTAR SIMBOL

Simbol

Keterangan

σ
Tg
K
D
DK
l
A
C2
C1
t
to
G
Ea
Ea,c
Ea,p

Konduktivitas proton
Temperatur transisi glass
partition coefficient
koefisien difusi
permeabilitas
tebal membran
luas membran
konsentrasi metanol pada sisi permeat
konsentrasi metanol pada sisi umpan
waktu pada t tertentu
waktu pada t mula-mula
konduktansi
Energi aktivasi
Energi aktivasi dari konduktivitas proton
Energi aktivasi dari migrasi metanol

Dimensi

S/cm (ohm-1/cm)
C

o

cm2/s
cm2/s
cm
cm2
mol/l
mol/l
s
s
S (ohm-1)
kJ/mol
kJ/mol
kJ/mol

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

24
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

RINGKASAN
A. Nama :

Sri Handayani

B. Judul :

Membran elektrolit berbasis poliete-eter keton tersulfonasi untuk
direct methanol fuel cell suhu tinggi

Isi Ringkasan :
Penggunaan DMFC suhu tinggi lebih diminati karena dapat meningkatkan
kinetika oksidasi metanol pada anoda dan reduksi pada katoda, meningkatkan voltase
sel dan berpotensi menghapus sistem pengaturan air. Tetapi pada suhu tinggi,
konduktivitas proton membran akan turun yang disebabkan oleh dehidrasi membran.
Saat ini Nafion (perfluorinasi) merupakan membran komersial untuk aplikasi PEMFC
dan DMFC. Namun permasalahan Nafion untuk aplikasi DMFC adalah terjadinya
methanol cross over yang tinggi. Kelemahan lain adalah membran ini termasuk mahal
dan pada suhu lebih besar 80oC terjadi penurunan konduktivitas proton. Dalam rangka
mengatasi kelemahan tersebut dilakukan pendekatan dengan mencari pengganti Nafion
(non-perfluorinasi) dan penggunaan konsep komposit (dengan penambahan aditif).
Polieter-eter keton (PEEK) merupakan salah satu polimer yang mempunyai sifat tahan
terhadap panas dan senyawa-senyawa kimia.
Polimer PEEK masih bersifat hidrofobik. Untuk dapat digunakan sebagai
membran elektrolit, polimer tersebut disulfonasi menggunakan asam sulfat pekat.
Proses sulfonasi PEEK dipengaruhi oleh suhu reaksi dan waktu. Untuk aplikasi DMFC
suhu tinggi perlu penggunaan membran komposit sPEEK. Tujuan penelitian ini adalah
membuat membran elektrolit berbasis polieter-eter keton yang dapat digunakan pada
sistem DMFC suhu tinggi dengan mempelajari: pengaruh suhu proses sulfonasi;
pengaruh penambahan polisulfon (PSf), H-Yzeolit dan silika pada sPEEK terhadap
kualitas membran elektrolit. Manfaat dari penelitian ini adalah jika membran elektrolit
berbasis sPEEK dapat menggantikan membran komersial (Nafion) maka biaya dapat
berkurang hingga 50% (Neburchilov et al., 2007).
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah (1) sulfonasi polimer, (2) preparasi
membran dan (3) karakterisasi membran. Proses sulfonasi poli-eter eter keton yaitu
mereaksikan PEEK dengan asam sulfat pekat (96-98%) pada perbandingan 1:20 (w/v).
Variasi suhu adalah 40, 45, 50, 60 dan 70oC pada waktu yang tetap yaitu 3 jam. Reaksi
sulfonasi dihentikan dengan cara memasukkan larutan polimer kedalam air es.
Kelebihan asam pada polimer sPEEK dicuci dengan air berulang kali hingga pH netral.
Polimer sPEEK dikeringkan pada oven suhu 60oC selama 48 jam. Pembuatan membran
elektrolit dengan metode inversi fasa, yaitu sPEEK dilarutkan dengan n-methyl-2pyrrolidone (NMP) 12,5 % (w/v) hingga larut (7 jam). Hasil polimer sPEEK yang
terbaik akan dipakai untuk pembuatan membran komposit menggunakan aditif organik
dan anorganik. Pembuatan membran komposit, sPEEK dilarutkan dengan NMP
kemudian ditambahkan aditif polisulfon (variasi sPEEK/polisulfon : 100/0, 90/10,
80/20, 70/30 dan 50/50 %), silika, H-Yzeolit (variasi konsentrasi 0, 3, 5 dan 10 %)
yang diaduk terus hingga 7 jam. Penghilangan gelembung udara (akibat pengadukan)
dengan cara didiamkan selama semalam dan diultrasonik selama 15 menit. Larutan
polimer dicetak pada pelat gelas. Lapisan tipis yang dihasilkan (80-120 m) dikeringkan
pada oven (suhu 60oC selama 48 jam). Karakteristik Membran yang diukur pada suhu
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

25
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

kamar yaitu uji struktural, uji mekanik, uji termal, uji elektrokimia dan uji membran.
Pada suhu tinggi yaitu konduktivitas proton dan permeabilitas metanol.
Pengaruh suhu sulfonasi terhadap kapasitas penukar ion (KPI) dan derajat
sulfonasi (DS) adalah semakin besar suhu sulfonasi maka KPI dan DS semakin besar.
Pada suhu sulfonasi 40, 45, 50, 60 dan 70oC menghasilkan KPI : 1,3; 1,4; 1,9 ; 2,1 ; 2,4
meq/g polimer dan DS : 43, 47, 68, 77, 92 %. KPI dan DS yang semakin besar
menunjukkan gugus sulfonat didalam polimer yang semakin banyak, yang
menyebabkan membran menjadi bersifat hidrofilik. Hal tersebut yang menyebabkan
membran mengalami swelling akibat adanya air dan metanol. Semakin besar DS maka
swelling metanol menjadi semakin besar. Pada DS 43%-68%, swelling metanol
membran hanya sekitar 5 – 18% tetapi pada DS 92% swelling metanol membran
menjadi sangat besar yaitu 60%. Membran dengan swelling metanol yang besar akan
membuat membran mudah larut dalam metanol.
Semakin tinggi DS maka konduktivitas proton akan semakin besar. Pada DS
43% dan DS 47% konduktivitas proton masih kurang baik 0,0002 S/cm dan 0,002
S/cm. Pada DS 68% dan 77% konduktivitas proton sudah cukup baik (0,018 dan 0,045
S/cm). Pada DS 92% mempunyai konduktivitas proton 0,095 S/cm yang lebih besar
dibanding dengan konduktivitas proton Nafion-117 (0,082 S/cm) tetapi membran ini
mempunyai swelling metanol yang besar.
Pengaruh DS terhadap permeabilitas metanol menunjukkan bahwa semakin
besar DS maka permeabilitas metanol semakin besar. Pada DS 43% (0,4 x10-6 cm2/s)
dan 47% (10-6 cm2/s) perbedaan permeabilitas metanol sekitar 2,5 kali, sedangkan pada
DS 68-77%, nilai permeabilitas metanol sekitar 1,7-1,8 x 10-6 cm2/s dan akan melonjak
menjadi 2 x lebih besar pada DS 92%. Pengaruh DS terhadap nilai swelling dan
permeabilitas metanol menunjukkan bahwa nilai swelling metanol tidak berbanding
lurus dengan nilai permeabilitas metanol. Rendahnya nilai permeabilitas metanol
sPEEK dibanding dengan Nafion-117 (9 x 10-6 cm2/s) disebabkan oleh struktur PEEK
yang mempunyai rantai dasar aromatis bersifat lebih kaku dibanding dengan Nafion
yang rantai dasarnya lurus mempunyai sifat lebih fleksibel. Rantai yang lebih kaku
menyebabkan perpindahan air atau metanol menjadi lebih kecil sehingga permeabilitas
metanol maupun konduktivitas proton lebih kecil di banding rantai lurus yang lebih
fleksibel.
Membran yang baik untuk aplikasi DMFC adalah konduktivitas proton yang
besar dan permeabilitas metanol yang rendah. Oleh karena itu perlu menghitung
selektivitas membran (rasio konduktivitas proton dengan permeabilitas metanol) dan
mempertimbangkan sifat yang lain diantaranya sifat termal dan kestabilan kimia.
Selektivitas untuk membran sPEEK68, sPEEK77 dan sPEEK92 mempunyai nilai yang
lebih besar dibanding dengan membran Nafion-117. Walaupun pada membran
sPEEK92 selektivitasnya lebih besar dibanding dengan membran Nafion-117 tetapi
membran tersebut mempunyai swelling metanol yang cukup besar. Hal tersebut tidak
baik untuk aplikasi DMFC. Pada suhu kamar, membran sPEEK68 dan sPEEK77
berpeluang baik sebagai membran elektrolit untuk aplikasi DMFC. Pada suhu tinggi
hanya membran sPEEK68 yang masih stabil, sedangkan sPEEK77 sudah mulai rusak
(diuji dengan mengontakkan uap air selama 3 jam). Berdasarkan hal tersebut maka
membran elektrolit yang stabil untuk aplikasi suhu tinggi adalah sPEEK pada DS 68%.
Membran yang digunakan untuk mempelajari pengaruh penambahan aditif
terhadap sPEEK yang mempunyai derajat sulfonasi 68% (sPEEK68). Aditif yang
digunakan adalah Polisulfon, H-Yzeolit dan silika. Penambahan aditif organik
(polisulfon), semakin besar komposisi polisulfon (PSf) yang dicampurkan (blending)
dengan sPEEK akan menghasilkan penurunan permeabilitas metanol 80% tetapi diikuti
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

26
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

dengan penurunan konduktivitas proton 300% (3 kali) dibanding dengan tanpa
menggunakan aditif. Selain itu membran yang terbentuk agak rapuh sehingga tidak
dapat diuji tensil strength. Pemakaian H-Yzeolit dan silika menghasilkan peningkatan
karakteristik. Konsentrasi H-Yzeolit dan silika yang terbaik digunakan pada sPEEK68
adalah 3% berat. Penambahan H-Yzeolit dan silika pada sPEEK68 mengalami
peningkatan konduktivitas proton sebesar 2,3 dan 2,8 kali dibanding tanpa aditif.
Walaupun mengalami penurunan tensil strength dibanding tanpa menggunakan aditif
yaitu 480 (H-Yzeolit), 314 (silika) dan 535 (tanpa aditif) kgf/cm2 tetapi masih lebih
rendah lagi dibanding dengan Nafion-117( 240 kgf/cm2).
Pada rentang suhu 25–90oC, selektivitas pada membran sPEEK68+H-Yzeolit
dan sPEEK68+silika lebih besar dibanding dengan membran sPEEK68 dan Nafion-117.
Namun pada suhu yang lebih tinggi (140oC), selektivitas pada membran sPEEK68+HYzeolit turun sekitar 19% dan sPEEK68+silika turun sekitar 10% dibanding dengan
membran sPEEK68. Hal ini disebabkan pengaruh permeabilitas metanol lebih besar
dibanding dengan konduktivitas proton. Pada suhu 140oC membran Nafion-117 sudah
tidak dapat diukur karena mengalami kerusakan. Penambahan H-Yzeolit dan silika pada
sPEEK menghasilkan membran elektrolit yang masih cukup baik untuk pemakaian suhu
tinggi. Suhu transisi glass untuk membran sPEEK,
sPEEK+H-Yzeolit dan
sPEEK+silika sekitar 217–226oC, sehingga ketiga membran tersebut dapat
diaplikasikan pada DMFC beroperasi hingga suhu 150oC dengan aman.
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton dengan derajat sulfonasi 68%
(tanpa menggunakan aditif atau penambahan H-Yzeolit dan silika) dapat digunakan
pada pemakaian suhu tinggi sehingga berpeluang besar dalam pemakaian sistem DMFC
suhu tinggi.

BAB I
PENDAHULUAN
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

27
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

dengan penurunan konduktivitas proton 300% (3 kali) dibanding dengan tanpa
menggunakan aditif. Selain itu membran yang terbentuk agak rapuh sehingga tidak
dapat diuji tensil strength. Pemakaian H-Yzeolit dan silika menghasilkan peningkatan
karakteristik. Konsentrasi H-Yzeolit dan silika yang terbaik digunakan pada sPEEK68
adalah 3% berat. Penambahan H-Yzeolit dan silika pada sPEEK68 mengalami
peningkatan konduktivitas proton sebesar 2,3 dan 2,8 kali dibanding tanpa aditif.
Walaupun mengalami penurunan tensil strength dibanding tanpa menggunakan aditif
yaitu 480 (H-Yzeolit), 314 (silika) dan 535 (tanpa aditif) kgf/cm2 tetapi masih lebih
rendah lagi dibanding dengan Nafion-117( 240 kgf/cm2).
Pada rentang suhu 25–90oC, selektivitas pada membran sPEEK68+H-Yzeolit
dan sPEEK68+silika lebih besar dibanding dengan membran sPEEK68 dan Nafion-117.
Namun pada suhu yang lebih tinggi (140oC), selektivitas pada membran sPEEK68+HYzeolit turun sekitar 19% dan sPEEK68+silika turun sekitar 10% dibanding dengan
membran sPEEK68. Hal ini disebabkan pengaruh permeabilitas metanol lebih besar
dibanding dengan konduktivitas proton. Pada suhu 140oC membran Nafion-117 sudah
tidak dapat diukur karena mengalami kerusakan. Penambahan H-Yzeolit dan silika pada
sPEEK menghasilkan membran elektrolit yang masih cukup baik untuk pemakaian suhu
tinggi. Suhu transisi glass untuk membran sPEEK,
sPEEK+H-Yzeolit dan
sPEEK+silika sekitar 217–226oC, sehingga ketiga membran tersebut dapat
diaplikasikan pada DMFC beroperasi hingga suhu 150oC dengan aman.
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton dengan derajat sulfonasi 68%
(tanpa menggunakan aditif atau penambahan H-Yzeolit dan silika) dapat digunakan
pada pemakaian suhu tinggi sehingga berpeluang besar dalam pemakaian sistem DMFC
suhu tinggi.

BAB I
PENDAHULUAN
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

27
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

1.1. LATAR BELAKANG
Sel bahan bakar (fuel cell) adalah suatu alat pembangkit yang menghasilkan
listrik langsung melalui proses elektrokimia dengan gas hidrogen (H2) sebagai reduktor
dan oksigen (O2) sebagai oksidator. Fuel cell diharapkan akan menekan ketergantungan
kita terhadap bahan bakar minyak dan akan mengurangi bahkan menghilangkan daya
rusak emisi-emisi terhadap atmosfir. Selain itu juga mempunyai efisiensi konversi yang
cukup tinggi di atas efisiensi konversi pembangkit konvensional. Saat ini jenis-jenis fuel
cell dikenal dalam lima kategori yaitu alkaline fuel cell (AFC), phosphoric acid fuel
cell (PAFC), molten carbonate fuel cell (MCFC), solid oxide fuel cell (SOFC), dan
solid polymer electrolyte fuel cell (SPEFC).
SPEFC berbahan bakar hidrogen disebut polymer electrolyte membrane fuel cell
(PEMFC) sedangkan yang berbahan bakar metanol disebut direct methanol fuel cell
(DMFC). Effisiensi aktual DMFC lebih tinggi dari PEMFC karena konfigurasi peralatan
lebih sederhana, dan biaya DMFC (45 US$/kW) lebih kecil dari PEMFC (50 US$/kW)
(Cacciola et al., 2001).
Hingga saat ini, penelitian terhadap DMFC sangat gencar untuk menjawab
tantangan bagaimana meningkatkan jumlah bahan bakar cair yang dapat dikonversikan
menjadi energi listrik pada kondisi suhu yang rendah 60–100 °C (Carrette et al., 2001;
Zhou et al., 2003). Berdasarkan strategi operasi bahan bakar operasi DMFC dikenal dua
cara. Pertama, umpan dalam fasa cair jika DMFC bekerja pada suhu di bawah 100 °C;
kedua, umpan metanol dalam bentuk gas/uap, jika DMFC bekerja di atas atau sama
dengan suhu 100 °C dan tekanan atmosferik. Pengembangan teknologi saat ini lebih
banyak dan menguntungkan pada DMFC sistem suhu tinggi yaitu sekitar 120–160 oC,
karena: meningkatkan kinetika oksidasi metanol pada anoda (Arico et al., 2003),
meningkatkan voltase sel, berpotensi untuk menghapus sistem pengaturan air.
Membran merupakan salah satu komponen yang sangat penting yang digunakan
pada DMFC. Komponen ini berfungsi untuk sarana transportasi ion hidrogen (H+) yang
dihasilkan oleh reaksi di anoda menuju katoda, insulator antara anoda dan katoda. Saat
ini membran yang banyak digunakan untuk aplikasi PEMFC dan DMFC adalah
membran yang terbuat dari fluoro-polimer dengan menambahkan rantai cabang yang
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

28
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

mengandung gugus sulfonat. Fluoro-polimer tersebut dikenal dengan nama dagang
Nafion®. Kemampuan Nafion untuk memisahkan reaktan dan penghantar proton sudah
cukup efisien dengan konduktivitas sekitar 0,082 S/cm (Dupont, 1996). Namun
permasalahan utama dari Nafion untuk pemakaian pada DMFC yaitu adanya permeasi
metanol melalui membran (methanol crossover) yang sulit dihindari, untuk Nafion
permeabilitas metanol 4,9.10-6 cm2/s (Heinzel et al., 1999). Methanol crossover tidak
hanya menyebabkan hilangnya sebagian kecil bahan bakar (metanol) yang digunakan
tetapi juga menyebabkan katoda tergenang yang berakibat laju reaksi di katoda menjadi
lebih lambat, yang berarti menurunkan kinerja sel voltase secara keseluruhan.
Kekurangan dari Nafion selain mengalami methanol crossover, polimer tersebut mahal
sehingga penggunaan terhadap bahan ini menjadi kendala untuk mengkomersialkan
PEMFC maupun DMFC.
DMFC yang beroperasi pada suhu tinggi akan menghasilkan kinerja membran
proton yang menurun. Penurunan ini berhubungan dengan dehidrasi membran,
konduktivitas proton, menurunnya affinitas dengan air, sifat mekanik, sifat swelling,
permeasi bahan bakar. Dalam rangka mengurangi penurunan membran tersebut, ada dua
pendekatan yaitu modifikasi struktur membran Nafion atau pengembangan membran
elektrolit pengganti Nafion. Modifikasi Nafion dilakukan dengan menambahkan aditif
anorganik seperti silika (SiO2) (Arimura et al., 1999; Domitrova et al., 2002; Arico et
al., 2003), Al2O3, ZrO2 (Arico et al., 2003), heteropolyacid (Ramani et al., 2004) yang
menghasilkan peningkatan konduktivitas proton dan penurunan permeabilitas metanol
(Domitrova et al., 2002). Beberapa hasil penelitian membran elektrolit alternatif
(membran non-perfluorinasi) yang sedang dikembangkan berupa polimer aromatik yaitu
polybenzimidazole (Jones et al., 2001), polyimide (Woo et al., 2003), polysulphone
(Lufrano et al., 2000), polyethersulphones (Nolte et al., 1993), polyetherketone (Jones
et al., 2001), polyether-etherketone (Li et al., 2003).

Polimer-polimer tersebut dapat

dikembangkan karena mempunyai sifat tahan panas (lebih dari 300 oC), tahan terhadap
senyawa-senyawa kimia dan hidrolisa dan stabil terhadap uap O2 dan uap H2 sampai
200 oC. Sifat-sifat ini yang membuat menarik untuk aplikasi SPEFC (Savadogo et al.,
2004).
Pendekatan menggunakan konsep material komposit dapat juga diaplikasikan
kedalam polimer non-perfluorinasi. Biasanya pendekatan ini membentuk membran
hibrid organik-anorganik yang menggunakan konduktor proton anorganik berbentuk
bulk atau powder yang di dispersikan dalam larutan polimer. Macam-macam anorganik
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

29
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

yang digunakan untuk polimer antara lain logam oksida dan heteropolyacid. Membran
komposit organik-organik dapat juga dikembangkan sebagai polymer blend. Polymer
blend (membrane blend) yang telah dikembangkan antara lain polisulfon yang
tersulfonasi dengan polibenzimidazol (sPSf/PBI) (Kerres et al., 2001), sPEEK/PBI
(Kerres et al., 2001; Hasiotis et al.,2001), sPSf/PES, sPEEK/PES (Manea et al.,2002).
Hasil dari membrane blend akan menurunkan permeabilitas metanol dan meningkatkan
kekuatan mekanik.
Salah satu polimer aromatik yang menarik perhatian pemakaian untuk aplikasi
DMFC adalah PEEK karena selain dari karakteristik polimer tersebut yang bisa tahan
panas, polimer tersebut juga cukup mudah dan sederhana dalam proses sulfonasinya
yaitu menggunakan asam sulfat pekat. Proses sulfonasi dapat dilakukan pada suhu
kamar hingga suhu 80oC dengan waktu sulfonasi yang bermacam-macam seperti yang
dilakukan oleh Xing, Manea, Nunes, Robertson dan Othman. Memvariasikan suhu atau
waktu reaksi sulfonasi akan menghasilkan derajat sulfonasi yang berbeda. Semakin
besar derajat sulfonasi polimer, umumnya kapasitas penukar ion, water uptake dan
konduktivitas proton semakin besar, tetapi derajat sulfonasi yang besar juga akan
menyebabkan polimer mudah larut dengan air panas (Xing et al., 2004). Konduktivitas
proton sPEEK (PEEK yang sudah disulfonasi) dapat mencapai 0,05 S/cm pada suhu
100oC (RH 100%) (Nunes et al., 2002). Agar dapat menjaga konduktivitas proton
membran sPEEK pada aplikasi DMFC suhu tinggi perlu penambahan aditif seperti filler
anorganik atau blending dengan polimer lain.
Penelitian yang akan dikembangkan untuk aplikasi DMFC suhu tinggi yaitu
membuat membran komposit sPEEK dengan menggunakan aditif organik (polisulfon)
dan aditif anorganik (H-Yzeolit dan silika). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Manea et al. (2002) adalah mencampur (blending) antara membran sPEEK/PES
mengalami penurunan permeabilitas metanol. Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Weis et al. (2004), blending sPEKK/PEI mengalami penurunan permeabilitas metanol
dan konduktivitas proton. Kecenderungan yang sama juga akan didapat jika melakukan
blending sPEEK/PSf yang akan menghasilkan permeabilitas metanol rendah tetapi
konduktivitas proton akan rendah pula.
Zeolit merupakan kristal yang mempunyai struktur berongga (berpori) yang
terdiri dari struktur alumina silikat, kation yang dapat dipertukarkan dan air (terhidrat).
Oleh sebab itu zeolit dapat dimanfaatkan sebagai penyaring molekuler, penukar ion,
penyerap bahan dan katalisator. Pertukaran ion dalam zeolit adalah proses dimana
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

30
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

kation yang ada dalam sistem pori-pori kristalin ditukar dengan kation lain. Jika yang
akan dipertukarkan ion H+ maka pada zeolit yang diperlukan adalah kation yang
mengandung ion H+. Jenis zeolit sintetis yang mempunyai ion H+ (atau Hidrogenzeolit/H-zeolit) adalah Omega, ”Zeolon” mordenit, bisa juga dengan Yzeolit yang harus
diproses lebih dahulu. Jika ukuran pori zeolit sekitar 2 Å,

selain dapat mengikat

(menahan) air dapat juga menahan metanol sehingga dalam pemakaian zeolit pada
matriks polimer diharapkan membran elektrolit dapat mengadsopsi air maupun metanol
dengan baik yang secara tidak langsung dapat menurunkan permeabilitas metanol selain
itu juga bisa sebagai konduktor proton.
Penambahan silika (yang bersifat higroskopik) kedalam polimer elektrolit
diharapkan dapat meningkatkan adsorpsi air pada permukaan membran. Adanya air
pada membran akan meningkatkan transport proton. Pada suhu diatas 100oC diharapkan
pada permukaan membran tersebut tetap megandung air sehingga tidak menurunkan
konduktivitas proton.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Membran polimer elektrolit yang diperlukan untuk aplikasi DMFC suhu tinggi
adalah membran yang mempunyai ketahanan terhadap suhu tinggi (Tg membran > suhu
operasi DMFC), konduktivitas proton tinggi dan permeabilitas metanol rendah.
Sedangkan kecenderungan sifat membran elektrolit yang mempunyai konduktivitas
proton tinggi selalu diikuti dengan permeabilitas metanol yang tinggi karena sifat
kehidrofilikan dari membran. Permeabilitas metanol dapat dikurangi dengan membuat
membran komposit yang dapat memenuhi kriteria yang diharapkan.
Polieter-eter keton (PEEK) termasuk polimer yang hidrofobik. Agar dapat
digunakan sebagai membran elektrolit, PEEK harus disulfonasi terlebih dahulu. Proses
sulfonasi dapat dipengaruhi oleh waktu reaksi atau suhu reaksi. Oleh sebab itu perlu
didapatkan kondisi operasi sulfonasi yang baik. PEEK yang sudah disulfonasi
dinyatakan dalam derajat sulfonasi (DS).
Untuk meningkatkan kualitas membran dan dapat diaplikasikan pada DMFC
suhu tinggi, membran elektrolit polieter-eter keton tersulfonasi perlu juga dilakukan
pembuatan membran komposit. Aditif yang digunakan yaitu polisulfon, H-Yzeolit dan
silika.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

31
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

Tujuan umum penelitian ini adalah membuat membran elektrolit berbasis
polieter-eter keton yang dapat digunakan pada sistem DMFC suhu tinggi sehingga dapat
diaplikasikan untuk keperluan transportasi.
Tujuan operasional adalah mendapatkan kondisi operasi yang tepat dengan
mengkaji:
1. pengaruh suhu proses sulfonasi pada polieter-eter keton (PEEK) terhadap
derajat sulfonasi dan kualitas membran elektrolit polieter-eter keton
tersulfonasi (sPEEK)
2. pengaruh penambahan polisulfon (PSf) pada sPEEK terhadap kualitas
membran elektrolit
3. pengaruh penambahan H-Yzeolit pada sPEEK terhadap kualitas membran
elektrolit
4. pengaruh penambahan silika pada sPEEK terhadap kualitas membran
elektrolit

1.4. HIPOTESIS
Membran elektrolit jika diaplikasikan pada DMFC suhu tinggi akan mengalami
penurunan baik terhadap konduktivitas proton maupun kekuatan mekaniknya sehingga
dapat menurunkan kinerja fuel cell secara keseluruhan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Membran komposit dari matriks polimer sPEEK dengan polisulfon, H-Yzeolit, dan
silika meningkatkan konduktivitas proton, menurunkan permeabilitas metanol serta
meningkatkan kekuatan mekanik.
Hipotesis ini berdasar pola pikir :
1. Semakin tinggi suhu sulfonasi akan menghasilkan polimer elektrolit yang
mempunyai derajat sulfonasi yang besar yang akan menghasilkan swelling air
pada membran akan besar sehingga konduktivitas proton juga akan meningkat.
Peningkatan konduktivitas proton akan diikuti juga dengan permeabilitas
metanol yang besar, hal tersebut yang harus dihindari.
2. Polisulfon (PSf) sebagai aditif organik yang mempunyai sifat hidrofobik, akan
dapat menurunkan permeabilitas metanol walaupun konduktivitas proton akan
turun pula. Dengan perbandingan yang tepat antara PSf dengan sPEEK akan

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

32
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

menghasilkan permeabilitas metanol rendah tetapi konduktivitas proton masih
cukup tinggi.
3. Zeolit sebagai aditif anorganik dari jenis H-Yzeolit yang mempunyai kation
yang dapat dipertukarkan yaitu ion H+ dapat berfungsi sebagai konduktor
proton. Selain itu pori-pori yang terdapat pada H-Yzeolit akan

dapat

mengadsorpsi air (metanol). Dengan adanya H-Yzeolit dalam sPEEK akan
menghasilkan membran elektrolit yang mempunyai konduktivitas proton tinggi
dan permeabilitas metanol yang rendah.
4. Silika sebagai aditif anorganik merupakan senyawa higroskopik dan yang dapat
menahan air pada suhu tinggi (hingga 200oC), bila ditambahkan pada sPEEK
akan menghasilkan membran komposit dengan karakteristik yang tahan pada
suhu tinggi (diatas 100oC).

1.5. BATASAN MASALAH
1. Bahan dasar polimer yang dipilih sebagai membran elektrolit adalah polyetheretherketone (PEEK), Victrex 450 P (powder) .
2. Aditif yang digunakan adalah H-Yzeolit (Jepang), silika (PT. Trisindo Sejati)
dan polisulfon (Ma 22.000, Aldrich).
3. Membran elektrolit yang sudah dibuat dikarakterisasi dengan uji struktural,
mekanik, elektrokimia dan termal. Dipilih membran elektrolit yang terbaik
sifatnya. Membran elektrolit tersebut di karakterisasi konduktivitas proton dan
permeabilitas metanol pada suhu tinggi.

Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi

33
Membran elektrolit..., Sri Handayani, FT UI, 2008.

Sri Handayani (2008)

Disertasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SEL BAHAN BAKAR (FUEL CELL)
Sel bahan bakar (fuel cell) termasuk dalam golongan sel galvanik, di mana
energi kimia dari suatu reaksi kimia dikonversikan menjadi energi listrik dan
berlangsung secara kontinyu. Penemuan fuel cell

sebagai sistem konversi energi

diawali pada pertengahan abad ke-19. Penemuan fuel cell ini diprakarsai oleh Sir
William Grove, namun prinsip kerja fuel cell lebih dahulu diprakarsai oleh Christian
Friedrich Schönbein (1829-1868) (Bossel, 2000), seorang professor dari Universitas
Basle, yang cukup dekat hubungannya dengan Grove. Dengan demikian fuel cell sudah
cukup lama dikenal orang.
Pada awal abad ke-20 fuel cell semakin menjadi perhatian penting sejalan
dengan bertambahnya penggunaan energi listrik. Dunia saat ini, termasuk juga negara
Indonesia, sedang dihadapkan pada permasalahan energi masa depan. Pembangunan
yang berjalan cepat dan pertambahan penduduk yang berlipat ganda, membutuhkan
dukungan energi. Energi diperlukan untuk pertumbuhan kegiatan industri, transportasi,
rumah tang