KONTRIBUSI PERSEPSI KONSUMEN TENTANG DAYA TARIK SEKSUAL PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE TERHADAP INTENSI PEMBELIAN PRODUK PADA MAHASISWA UPI BANDUNG.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………… i
ABSTRAK …………………………………………………………………….. ii
ABSTRAC …………………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ………………………………………………….. v
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. x
DAFTAR BAGAN.... ………………………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ................................................................ 9
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 11
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 12
BAB II PERSEPSI DAN INTENSI

A. Persepsi .................................................................................................... 13
B. Pemasaran dan Iklan ................................................................................ 17
C. Profil Produk AXE .................................................................................. 29
D. Persepsi Konsumen Mengenai Daya Tarik Seksual Perempuan dalam Iklan
AXE ......................................................................................................... 31
E. Teori Intensi Pembelian Produk .............................................................. 32
F. Penelitian Sebelumnya ............................................................................. 39
G. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ............................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 42
B. Desain Penelitian ...................................................................................... 43
C. Metode Penelitian ..................................................................................... 43
D. Definisi Operasional ................................................................................. 44
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 46
1. Instrumen Persepsi Konsumen Mengenai Daya Tarik Seksual
Perempuan dalam Iklan AXE ............................................................. 47
Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


2. Instrumen Intensi Pembelian Produk ................................................. 49
3. Prosedur Pengisian Kuesioner ............................................................ 49
4. Skoring................................................................................................ 50
F. Pengembangan Instrumen ..…………………………………………….. 50
1. Uji Validitas Instrumen ...................................................................... 51
2. Uji Reliabilitas ................................................................................... 62
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 65
H. Analisis Data
1. Uji Asumsi Statistik ........................................................................... 65
2. Pengujian Hipotesisi .......................................................................... 66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 70
B. Pembahasan .............................................................................................. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 82
B. Saran ........................................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 88
RIWAYAT PENULIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN


Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Banyak fenomena mengenai perilaku konsumen yang dapat kita lihat
sehari-hari, salah satunya adalah perilaku membeli. Untuk mendapatkan pasar
konsumen, para produsen semakin bersaing dalam mempromosikan
produknya. Produk ditawarkan melalui media publikasi seperti iklan. Iklan
sebagai bentuk komunikasi pesan dan sebagai salah satu komponen
pemasaran, mampu menyihir konsumen untuk mengkonsumsi suatu produk.
Marry Cross (Widyatama, 2006) mengungkapkan bahwa iklan juga
merupakan bagian dari kapitalisme yang pada akhirnya akan meningkatkan

konsumsi sehingga produksi tetap berjalan. Menurut Kotler (2000) iklan
adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara
nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Salah
satu media promosi yang paling sering digunakan adalah melalui televisi.
Iklan televisi dianggap lebih efektif dan komunikatif karena jangkauannya
lebih luas dan dapat menampilkan produk yang sebenarnya melalui unsur
audio, visual, dan gerak sehingga menarik perhatian konsumen (Widyatama,
2006).
Periklanan dalam masyarakat konsumen dewasa ini telah memunculkan
berbagai persoalan sosial dan kultural, khususnya mengenai tanda (sign), citra
(image), informasi yang disampaikan, makna isi iklan itu, serta bagaimana

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

keseluruhannya mempengaruhi persepsi, pemahaman, dan tingkah laku

masyarakat (Piliang, 2003). Assael (2001) mendefinisikan sikap terhadap
iklan adalah kecenderungan konsumen untuk merespon dengan baik atau
tidak baik terhadap iklan tertentu, karena persepsi ini akan mempengaruhi
konsumen dalam memilih produk.
Iklan tidak bisa lepas dari konsep komunikasi persuasi. Secara sengaja ide
yang dilakukan oleh pengiklan dikemas dengan sajian yang secara persuasif
mempengaruhi persepsi dan pandangan khalayak sasaran sehingga kesan
terhadap iklan itu tertanam kuat.
Dari sekian banyak produk yang ditampilkan, perempuan sering dijadikan
aktor utama pelaku iklan di media massa. Banyak orang mengagumi
keindahan perempuan sebagai karya seni terindah di dunia (Bungin, 2008).
Menurut Herbert Rittlinger (Widyatama, 2006) mengungkapkan bahwa fisik
perempuan memilliki daya tarik tersendiri. Perempuan tersebut tampak
menarik, unik dan hal ini tidak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki. Daya
tarik bukan hanya sekedar fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki,
melainkan perilaku perempuan itu sendiri juga menarik. Misalnya perempuan
harus selalu tampil menawan, tampil untuk menyenangkan suami, dan
stereotipe lainnya yang mengantarkan perempuan sebagai hal yang penting
terutama ketika berkaitan dengan laki-laki. Seperti yang diungkapkan oleh
Dworkin, dalam Arivia (2006: 86) sebagai berikut :

Di dalam budaya kita, tidak ada satu bagian pun dari tubuh
perempuan yang tidak dijadikan objek, tidak disentuh. Tidak ada
satu bagian tubuh perempuan yang tidak terjamah oleh seni,
kekerasan atau perbaikan… Hal ini sangat penting untuk ekonomi,
Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

pembedaan yang terus menerus ditegaskan untuk perempuan dan
laki-laki lewat realitas fisik dan psikologis.
Seperti yang telah diungkapkan Dowkrin (Arivia, 2006) perempuan
dengan beragam stereotipenya kemudian dijadikan ide cerita dalam iklan,
maka tidak heran apabila media iklan kini dipenuhi dengan seksualitas yang
mempublik. Pada beberapa iklan menawarkan daya tarik perempuan, gaya
bahasa, dan penggunaan lainnya yang mengarahkan perempuan pada
seksualitas (Piliang, 2003). Pada beberapa iklan produk, daya tarik seksual
perempuan ini tidak ditujukan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan

perempuan itu sendiri, terkadang tidak juga berhubungan dengan dimensi
ketubuhan, melainkan memanfaatkan perempuan itu sebagai penarik pandang
dalam memperkenalkan produk bagi konsumen secara umum (Hagijanto,
2000). Menurut Shimp (2000) daya tarik seksual memiliki beberapa peran
yang potensial diantaranya daya tarik seksual dalam iklan bertindak sebagai
daya tarik dalam mengambil perhatian, mempertahankan perhatian tersebut
untuk waktu yang lebih lama, meningkatkan ingatan terhadap pesan, dan
membangkitkan tanggapan emosional seperti perasaan arousal (merangsang)
atau bahkan nafsu.
Iklan diciptakan sebagai hasil dari konstruksi sosial, dimana iklan mulai
dialihkan menjadi hasrat ekonomi yang diterjemahkan ke dalam lekuk tubuh,
kecantikan dan daya tarik seksual sehingga iklan yang dianggap persuasif
adalah iklan yang menarik perhatian dan diharapkan mampu menciptakan
kecenderungan sikap dalam membeli produk yang menggunakan daya tarik
seksual (Piliang, 1995). Perempuan dalam iklan sering dinyatakan sebagai
Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


4

Subjek karena beragam keindahan yang dimilikinya. Namun kenyataannya
perempuan hanya dijadikan objek iklan yang dikonstruksikan para produsen
dan laki-laki untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan mereka.
Perempuan sering dijadikan sebagai media penguat produk. Oleh karena
itu, konsumen laki-laki mempersepsikan produk dengan keberhasilannya
mendapatkan perempuan tersebut sehingga ia tertarik menggunakan
produknya. Persepsi dalam konteks ini disebut sebagai inti komunikasi karena
jika persepsi seseorang tidak akurat, tidak mungkin seseorang berkomunikasi
dengan efektif. Persepsilah yang menentukan seseorang untuk mengabaikan
dan memilih pesan (Mulyana, 2007) begitu pula pesan yang disampaikan
dalam iklan.
AXE sebagai salah satu produk wewangian laki-laki nomor satu di Eropa
yang memanfaatkan iklan sebagai skenario kreatif dengan menggunakan
metode Sensual advertising atau daya tarik seksual untuk mendapatkan
perhatian konsumennya (unilever.co.id). Hal ini terlihat dari marketing tools
yang selalu menggunakan wanita-wanita seksi sehingga menjadi daya tarik
yang kuat bagi para pria. Iklan produk AXE di Indonesia diadaptasi dari iklan
AXE versi luar negri. Dimana produsen AXE mengasosiasikan produk

mereka dengan nilai seksi, yakni wanita seksi yang tampak lebih aktif dan
agresif sehingga pria yang menggunakan AXE akan tampak lebih pasif,
namun percaya diri dan yakin bahwa ia akan mampu menarik perhatian
perempuan manapun setelah menggunakan produk AXE.

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

Iklan produk AXE selalu mengadaptasi ataupun menggunakan iklan versi
luar negrinya secara langsung sehingga menampilkan perempuan-perempuan
dalam perspektif laki-laki di dunia Eropa, yang pada dasarnya memiliki nilai
serta perilaku yang berbeda dengan kebudayaan timur khususnya di
Indonesia. Perilaku yang ditunjukan sebagai konsekuensi atas ketertarikan
perempuan kepada pria pengguna AXE seperti seksi, tergoda, berorientsasi
pada hubungan intim, dan agresif atau yang lebih sering disebut dengan AXE
Effect dalam jargonnya (unilever.co.id).

Sasaran konsumen produk AXE adalah laki-laki berusia 15-35 tahun
(unilever.co.id). Mahasiswa UPI ada pada rentang usia tersebut yakni 18-25
tahun yang termasuk dalam kategori remaja akhir dan dewasa awal.
Berdasarkan survei mini yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa
Mahasiswa UPI lebih mengetahui iklan AXE daripada iklan produk lain yang
sejenis. Selain itu, beberapa diantaranya juga lebih suka menggunakan AXE
karena variannya lebih beragam dan penggunaan yang praktis dalam bentuk
body spray. Santrock (2001)

juga menambahkan bahwa

individu yang

menarik secara fisik dianggap lebih menyenangkan dan lebih mudah disukai.
Oleh karena itu produk AXE memanfaatkan keinginan pria untuk
berpenampilan menarik dan wangi sehingga memiliki hubungan yang intim
dengan lawan jenisnya yang ditampilkan melalui iklan dengan startegi daya
tarik seksual.
Beragam respon yang ditunjukan setelah menonton iklan AXE versi
bidadari, salah satunya di negara Afrika (kompas.com). Iklan produk AXE


Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

dianggap telah merendahkan sosok malaikat dengan menggunakan pakaian
yang seksi. Sehingga iklan itu ditarik dari pasaran dan tidak pernah ditonton
oleh masyarakat di Afrika. Selain itu, seperti dilansir dalam terbaca.com
(2011) perusahaan AXE pernah dituntut oleh salah satu konsumen setianya.
Seorang pemuda asal India mengungkapkan bahwa iklan AXE memberikan
dampak palsu, ia merasa tidak pernah mampu menarik perhatian perempuan
manapun meski ia telah menggunakan produk AXE all variant selama lebih
dari tujuh tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya iklan produk AXE
dipersepsikan positif dan menumbuhkan kepercayaan serta mendorong ia
untuk menggunakan produk dalam jangka waktu yang cukup lama, namun
dampak dari mempersepsi periklanan AXE secara positif ini tidak sejalan
dengan kondisi nyata yang dialaminya.
Seperti yang dikutip dari Antaranews.com (2011) Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) telah menerima pengaduan terhadap siaran iklan bermasalah
sebanyak 222 kasus. Dari jumlah itu sebanyak 70% adalah iklan-iklan yang
mengandung unsur seksualitas sebagai bumbu yang pada kenyataannya tidak
berkaitan langsung dengan esensi produk yang akan disampaikan. Hal ini
berarti konsumen beranggapan bahwa iklan dengan daya tarik seksual sebagai
pembawa pesan dianggap tidak berhubungan secara langsung dengan makna
yang ingin disampaikan oleh produsen iklan, sehingga unsur iklan dengan
daya tarik seksual ini terkesan hambar bagi sebagian konsumen yang tidak
memahami esensi unsur seksualitas dalam iklan tersebut. Iklan dengan
seksualitas tidak lantas membuat konsumen ingat dengan produknya, akan

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

tetapi mereka akan lebih ingat terhadap perilaku seksualitas dalam iklan itu.
Menurut para Ahli terbukti iklan dengan daya tarik seks kurang berhasil
dalam penjualannya dibanding iklan dengan daya tarik lainnya (Suyanto,
2007). Hal ini menjadi pertanyaan tersendiri, sebenarnya apa tujuan produsen
membuat sebuah iklan produk dengan menggunakan daya tarik seksual.
Dalam penelitian eksperimen Belch (1982) mengenai respon psikologis
dan kognitif mengenai iklan dengan daya tarik seksual tersebut diungkapkan
bahwa, baik laki-laki maupun perempuan akan menunjukan gairah lebih
meningkat apabila melihat iklan dengan tingkat dan sugestivitas yang tinggi,
khususnya jika iklan tersebut diperankan oleh perempuan. Lebih lanjut
penelitian ini juga menunjukan bahwa responden yang menonton iklan
dengan jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya, khususnya responden
laki-laki akan menunjukan respon psikologis dan kognitif dengan persentasi
yang lebih tinggi.
Penelitian lain yang dilakukan Cahyaningrum (2004) mengungkapkan
bahwa variabel sensual advertising cukup berpengaruh terhadap keputusan
pembelian sebesar 33,1%. Selain itu, Nugroho (2009) menyatakan pula
bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih mengarahkan perhatian
utama mereka pada kecantikan dan bahasa tubuh bintang iklan (endorser)
AXE yang menampilkan kesan sensual. Dari ketiga penelitian tersebut
diungkapkan bahwa pada dasarnya iklan dengan daya tarik seksual akan
memberikan dampak positif dalam menarik perhatian konsumen. Beberapa

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

diantaranya juga mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku pembelian
produk.
Namun, dalam penelitian lainnya seperti yang diinformasikan dalam
flatworldknowledge.com (2011) mengungkapkan bahwa daya tarik seksual
tidak sepenuhnya menjadi faktor utama yang menentukan keputusan
pembelian. Hal ini menjadi evaluasi tersendiri bagi produsen iklan dan juga
menarik untuk diteliti ulang, apakah iklan dengan daya tarik seksual
perempuan sudah efektif dalam menyampaikan pesan, sehingga mampu
dinilai positif dan memacu perilaku tertentu atau tidak.
Iklan penting bagi produsen untuk mempengaruhi sikap konsumen
terhadap produk, karena sikap berpengaruh terhadap intensi pembelian, dan
intensi membeli ini berhubungan dengan kecenderungan berperilaku
selanjutnya

yakni

keputusan

pembelian

produk.

Seock

(1991)

mengungkapkan bahwa semakin positif sikap seseorang terhadap suatu toko
atau merek, maka semakin tinggi pula intensi membeli konsumen. Intensi
membeli sebagai bagian dari perilaku konsumen adalah salah satu hal yang
menjadi sasaran dari strategi pemasaran. Dalam Ajzen (2005) yang
mengatakan bahwa intensi merupakan suatu indikasi dari kesiapan seseorang
untuk menunjukkan perilaku, dan hal ini dapat memprediksi perilaku
konsumen berikutnya. Hasil akhir dari intensi membeli ini adalah
merencanakan membeli merek tersebut atau tidak.
Dalam ilmu psikologi konsumen, intensi pembelian salah satunya
dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri dan luar (lingkungan). Persepsi

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

merupakan proses dari dalam diri konsumen yang kemudian berinteraksi
dengan iklan sebagai faktor dari luar yang mengkonstruksikan realitas
masyarakat. Body Spray AXE sebagai salah satu produk yang menggunakan
model perempuan dalam iklan produk bertujuan untuk meningkatkan
penampilan seorang laki-laki dalam menarik lawan jenisnya. Sehingga
perilaku yang diharapkan produsen akan muncul, dan perilaku tersebut akan
sangat menarik untuk diteliti. Oleh karena itu peneliti mengambil judul
“Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan
Dalam Iklan AXE Terhadap Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI
Bandung” sebagai judul Skripsi.

B. Identifikasi Masalah Penelitian
Bauran pemasaran atau marketing mix menurut Kotler (2000) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus
mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran, yang terdiri dari empat jenis
yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yakni produk,
meliputi kualitas desain, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan,
wangi, imbalan. Kemudian harga meliputi daftar harga, diskon, potongan atau
harga khusus. Tempat terkait dengan saluran pemasaran, cakupan pasar,
pengelompokan, lokasi, persediaan, dan transportasi untuk menjual produk.
Serta promosi seperti melalui iklan atau penjualan langsung. Persepsi
mengenai daya tarik seksual perempuan dalam iklan adalah proses aktif yang
dilakukan individu dalam menginterpretasikan informasi yang didapatkan

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10

dari iklan meliputi isi pesan, format pesan, sumber pesan, serta sturuktur
pesan, dimana dalam pesan tersebut menggunakan atribut perempuan sebagai
daya tarik sehingga akan dihubungkan secara langsung dengan informasi
mengenai perilaku atau konten-konten seksual baik secara fisik dan nonfisik,
pesan iklan tersebut dapat diasosiakan sebagai informasi seksual perempuan
yang tampak menarik khususnya ketika berkaitan dengan pria, kemudian
proses ini mengarahkan pada penilaian yang positif atau negatif tergantung
pada persepsinya.
Intensi pembelian merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli
suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Sebagai salah satu produk wewangian khusus pria, produk AXE selalu
menggunakan strategi periklanan yang berdasarkan pada iklan AXE di negara
Eropa yakni dengan menggunakan daya tarik seksual. Menurut Shimp (2003)
daya tarik seksual berperan sebagai daya tarik perhatian awal dan daya tarik
perhatian dalam periode yang lama. Iklan yang diadaptasi memiliki nilai
budaya yang berbeda dengan Indonesia, sementara untuk memunculkan
intensi pembelian produk, individu cenderung akan memikirkan implikasi
dari tindakan mereka sebelum memutuskan untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku-perilaku tertentu. Persepsi tentang iklan inilah yang akan
menentukan apakah individu memiliki kecenderungan intensi yang positif
atau negatif setelah menyaksikan tayangan iklan AXE. Persepsi merupakan
faktor psikologis yang berasal dari dalam diri indiviu, sementara periklanan

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11

merupaka faktor eksternal yakni media informasi yang berasal dari luar diri
individu. Faktor sosial seperti usia, agama, dan status sosial ekonomi tidak
diteliti dalam penelitian ini.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,
maka peneliti membatasi penelitian mengenai produk AXE ini hanya
berfokus pada iklan, yakni iklan AXE dengan daya tarik seksual perempuan
dan intensi pembelian produk AXE.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan yang telah diungkapkan sebelumnya, dalam hal
ini peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Adakah hubungan yang positif antara persepsi konsumen mengenai daya
tarik seksual perempuan dalam iklan AXE terhadap intensi pembelian
produk pada Mahasiswa UPI Bandung ?
2. Berapa besar kontribusi variabel persepsi konsumen mengenai daya tarik
seksual perempuan dalam iklan AXE terhadap variabel intensi pembelian
produk ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan yang
positif antara persepsi konsumen mengenai daya tarik seksual perempuan

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12

dalam iklan AXE terhadap intensi pembelian produk pada Mahasiswa UPI
Bandung dan berapa besar kontribusi yang diberikan oleh variabel persepsi
konsumen mengenai daya tarik seksual perempuan dalam iklan AXE terhadap
intensi pembelian produk.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini khususnya dalam ilmu Psikologi seting industri
adalah menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perilaku konsumen
yakni intensi pembelian produk ditinjau dari peresepsi tentang iklan yang
berbasis gender yakni menggunakan daya tarik seksual perempuan dalam
media promosi produk sebagai salah satu strategi promosi.

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

42

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian bertempat di Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) kota Bandung. Subjek yang akan digunakan dalam penelitian
ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Individu Pernah Menonton atau Mengetahui Iklan AXE di Televisi
2. Individu Berjenis Kelamin Laki-laki dan Terdaftar sebagai Mahasiswa S-1
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Laki-laki adalah sasaran
konsumen produsen AXE.
3. Individu Termasuk Kategori Remaja Akhir
Individu yang berusia 18 - 21 termasuk dalam kategori remaja akhir
(Monks, 2002). Pada usia tersebut konsumen dianggap tidak terlalu
muda, dan tidak terlalu tua sehingga lebih mudah dipengaruhi periklanan.
Seperti yang diungkapkan oleh Mangkunegara (2009) bahwa pada usia
tersebut, individu cenderung mudah terbujuk oleh rayuan penjual atau
iklan sehingga lebih mudah menunjukan minat beli. Selain itu, pada usia
tersebut remaja mulai memasuki fase intimacy atau keinginan dalam
membentuk hubungan romantis dengan lawan jenisnya (Desmita, 2007;
Santrock, 2001).
4. Individu Suka Menggunakan Parfum atau Wewangian

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

43

Subjek penelitian dipilih dengan menggunaka teknik simple random
sampling yaitu pemilihan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,
2009). Teknik simple random sampling ini dipilih karena subjek
penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel
dengan karakteristik yang sama dengan populasi. Populasi dalam
penelitian ini jumlahnya tidak terhingga, oleh karena itu atas
pertimbangan kemampuan, waktu, biaya dan tenaga peneliti, maka
pemilihian sampel dalam penelitian ditentukan yakni berjumlah 110
orang.

B. Desain Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan angka mulai dari pengambilan data,
pengolahan data, hingga analisis data yang menggambarkan atau menjelaskan
suatu masalah secara objektif dan hasilnya dapat digeneralisasikan.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan situasi yang sedang
terjadi pada populasi atau objek tertentu (Kriyantono, 2006). Studi
korelasional dimaksudkan untuk menjawab masalah yang terkait dengan
hubungan antar dua variabel atau lebih dalam situasi nyata yang sedang

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

44

dihadapi (Ali, 2011). Penelitian ini juga merupakan penelitian noneksperimen, sehingga peneliti tidak melakukan perlakuan dalam kondisi yang
dikendalikan. Dengan kata lain penelitian ini akan mencari hubungan antara
dua variabel, yakni pengaruh faktor persepsi mengenai daya tarik seksual
perempuan dalam iklan AXE terhadap intensi pembelian produk pada
Mahasiswa UPI Bandung.

D. Definisi Operasional
Menurut Sugiono (2009) variabel adalah suatu atribut, sifat, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel penelitian. Variabel pertama sebagai variabel X yaitu persepsi
konsumen mengenai daya tarik seksual perempuan dalam iklan AXE.
Kemudian variabel Y sebagai varabel kedua yaitu intensi pembelian produk.
1. Persepsi konsumen mengenai daya tarik seksual perempuan dalam iklan
AXE diartikan sebagai proses aktif yang dilakukan individu dalam
menginterpretasikan informasi yang didapatkan dari iklan meliputi isi
pesan, format pesan, sumber pesan, serta sturuktur pesan, dimana dalam
pesan tersebut menggunakan atribut perempuan sebagai daya tarik
sehingga akan dihubungkan secara langsung dengan informasi mengenai
perilaku atau konten-konten seksual baik secara fisik dan nonfisik, pesan
iklan tersebut dapat diasosiakan sebagai informasi seksual perempuan
yang tampak menarik khususnya ketika berkaitan dengan pria, kemudian

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

45

proses ini mengarahkan pada tingkat penilaian yang cenderung positif atau
negatif tergantung pada persepsinya.
Dimensi-dimensi persepsi konsumen mengenai daya tarik seksual
perempuan dalam Iklan AXE berdasarkan teori Kotler (2000) sebagai
berikut :
a. Isi Pesan. Indikator pada dimensi ini yaitu sebagai berikut :
1). Kemudahan untuk dipahami audiens
2). Menarik perhatian audiens
3). Intensitas pesan
4). Manfaat pesan
b. Format Pesan. Indikator pada dimensi ini yaitu sebagai berikut :
1). Pesan iklan secara kontekstual
2). Ungkapan isyarat non verbal dari bahasa tubuh
c. Sumber Pesan. Indikator pada dimensi ini yaitu sebagai berikut :
1). Model layak dipercaya/Kredibilitas
2). Model menarik perhatian
3). Besarnya keinginan untuk meniru endorser
4). Model Iklan menimbulkan kesan sensual
5). Sikap yang kongruen antara sikap sumber dengan pesan
d. Struktur Pesan. Indikator pada dimensi ini yaitu sebagai berikut :
1). Disusun secara logis dan dapat dipercaya

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

46

2. Intensi pembelian produk

dapat diartikan sebagai kecenderungan

konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian produk yang dibentuk oleh sikap terhadap
perilaku, kepercayaan normatif, dan kontrol kepercayaan yang diukur
dengan tingkat kemungkinan konsumen berperilaku.
a. Sikap terhadap Perilaku, yakni keyakinan bahwa perilaku tersebut akan
membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan
b. Norma Subjektif, yakni keyakinan melakukan suatu perilaku
berdasarkan harapan dan dukungan dari orang lain
c. Kontrol Perilaku yang Disadari, yakni ada atau tidaknya faktor-faktor
yang memfasilitasi dan menghalangi performansi perilaku individu.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiono, 2009). Instrumen yang
akan digunakan untuk mengukur variabel penelitian, dikembangkan sendiri
oleh peneliti dengan menurunkan indikator berdasarkan teori yang ada.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
disajikan dalam beberapa alternatif pilihan jawaban dan tidak terdapat pilihan
benar ataupun salah (Danim, 2007). Kuesioner yang digunakan merupakan
kuesioner tertutup. Penggunaan kuesioner tertutup ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi secara lengkap mengenai suatu masalah. Selain itu,
dalam kuesioner tertutup responden tinggal memilih jawaban yang

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

47

menurutnya paling sesuai dengan realitas yang dialaminya. Instrumen terdiri
dari dua bagian. Kuesioner pertama digunakan untuk mengukur persepsi
konsumen mengenai daya tarik seksual perempuan dalam iklan AXE dan
kuesioner kedua digunakan untuk mengukur intensi pembelian produk
Kedua alat ukur tersebut menggunakan skala interval. Pemilihan skala
likert 1-5 digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang objek sikap
dengan jarak interval yang sama (Kriyantono, 2009). Skala likert adalah skala
yang memusatkan kepada subjek atau orang (Ihsan, 2009), sehingga melalui
kuesioner ini akan didapatkan nilai respon yang beragam dari yang bernilai
sangat positif sampai dengan nilai yang sangat negatif sesuai dengan yang
dirasakan oleh responden.
1. Instrumen Persepsi Konsumen Mengenai Daya Tarik Seksual
Perempuan dalam Iklan AXE
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui persepsi konsumen
mengenai daya tarik seksual perempuan dalam iklan AXE didasarkan pada
empat formulasi pesan menurut Kotler (2000) sebagai berikut :

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

48

Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Konsumen Mengenai Daya Tarik Seksual
Perempuan dalam Iklan AXE
No

DIMENSI

Favora

Unfavora

bel

bel

-

3

1

1, 4

6

3

c. Intensitas pesan

7

5

2

d. Manfaat Pesan

2

8, 9

3

11, 12

-

2

10, 13

-

2

14, 16

-

2

b. Model Menarik perhatian

17

21

2

c. Besarnya keinginan untuk

15, 18,

-

3

19, 23

-

2

20

-

1

22, 27

25, 26

4

19

9

27

INDIKATOR
a. Kemudahan untuk
dipahami

1.

Isi Pesan

b. Kemampuan menarik
perhatian

a. Pesan iklan secara

2.

Format
Pesan

kontekstual

Jumlah

b. Ungkapan isyarat
nonverbal dari bahasa
tubuh
a. Layak dipercaya/
Kredibilitas

3.

Sumber
Pesan

meniru endorser
d. Model iklan menimbulkan
kesan sensual

24

e. Sikap yang kongruen
antara sikap sumber
dengan pesan
4.

Struktur
Pesan

a. Disusun secara logis dan
dapat dipercaya
Jumlah Item

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

49

2. Instrumen Intensi Pembelian Produk
Instrumen intensi pembelian produk didasarkan pada tiga dimensi
intensi pembelian menurut Ajzen (1991). Berikut ini kisi-kisi instrumen
mengenai intensi pembelian produk dapat dilihat pada tabel :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Intensi Pembelian Produk
No

DIMENSI

INDIKATOR

Favorabel

Unfavorabel

Jumlah

26

8

22

9

Keyakinan untuk
Sikap
1.

terhadap
perilaku

menampilkan
perilaku membeli

2, 4, 5, 7,

sesuai dengan

10, 15, 19

konsekuensi yang
diinginkan
Perilaku yang
dipersepsikan untuk

2.

Norma
Subjektif

ditampilkan atau

1, 3, 6, 9,

tidak ditampilkan

12, 14, 17,

berdasarkan rujukan

20

orang-orang
disekitarnya.
Kontrol
3.

perilaku yang
disadari

Faktor yang dapat
memfasilitasi atau

8, 11, 13,

21, 23, 24, 25,

yang menghalangi

16, 18

27

20

7

10

munculnya perilaku

Jumlah Item

2. Prosedur Pengisian Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala likert 1-5 dengan
alternatif pilihan jawaban sebagai berikut : SS (Sangat setuju), S (Setuju),
RG (Ragu-ragu), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

27

50

Dalam kuesioner ini responden diminta untuk menjawab dengan
memberikan tanda checklist (√) pada setiap kotak pernyataan yang dirasa
paling sesuai dengan realitas yang dialaminya dan tidak boleh ada
pernyataan yang terlewatkan. Adanya alternatif pilihan jawaban membuat
responden tidak merasa khawatir apabila ia memberikan jawaban yang
tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
3. Skoring
Kuesioner persepsi konsumen mengenai daya tarik seksual perempuan
terdiri dari 27 item yang mewakili formulasi pesan dalam iklan meliputi isi
pesan, format pesan, sumber pesan, dan struktur pesan. Sementara
kuesioner intensi pembelian produk terdiri dari 27 item yang
dikembangkan dari konsep intensi yakni sikap terhadap perilaku,
kepercayaan normatif, dan kontrol kepercayaan. Pemberian skor pada
kedua instrumen dibuat bervariasi mulai dari item favorabel dan item
unfavorabel seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.3
Nilai Untuk Item Favorabel dan Unfavorabel :
Nilai Item

Nilai Item

Favorabel

Unfavorabel

SS (Sangat setuju)

5

1

S (Setuju)

4

2

RG (Ragu-ragu)

3

3

TS (Tidak Setuju)

2

4

STS (Sangat Tidak Setuju)

1

5

Pilihan Jawaban

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

51

F.

Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian dibuat sendiri oleh peneliti dengan menurunkan
indikator-indikator berdasarkan teori yang ada. Pengambilan data dilakukan
dengan Try Out Terpakai pada 110 orang sampel Mahasiswa yang memilki
karakteristik yang sama dengan populasi penelitian. Penggunaan Try Out
Terpakai dilakukan atas pertimbangan kemampuan, waktu, biaya dan tenaga
peneliti. Kemudian data tersebut diolah dengan bantuan software SPSS 19.0
for Windows 7 untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.
1. Uji Validitas Instrumen
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
derajat kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya
(Suryabrata, 2005). Validitas pada dasarnya menunjuk kepada derajat
fungsi mengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurannya suatu
alat tes. Oleh karena itu, penting untuk menguji validitas alat ukur untuk
mengetahui tingkat ketepatan dan keakuratan instrumen sehingga
mendapatkan data yang dapat dipercaya.
Uji Validitas yang dilakukan adalah validitas konstrak. Validitas
konstruk dilakukan untuk mengetahui sejauh mana skor-skor hasil
pengukuran dengan instrumen yang dipersoalkan itu merefleksikan
konstruksi teoritis yang mendasari penyusunan alat ukur tersebut
(Suryabrata, 2005). Untuk mengetahui validitas konstruk maka dilakukan
analisis faktor yang perhitungannya menggunakan Software SPSS 0.19 for
Windows 7.

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

52

Melalui analisis faktor dapat didefinisikan faktor-faktor yang
mendasari perilaku yang beragam. Analisis faktor digunakan untuk
mereduksi data dan tujuan-tujuan ekploratori. Tujuan eksploratori yang
dimaksud

adalah

untuk

memberikan

penjelasan-penjelasan,

yaitu

mengidentifikasi dimensi-dimensi sebagaimana yang telah dinilai oleh
instrumen pengukuran. Dalam hal ini, peneliti dapat mengidentifikasi
dimensi-dimensi terpisah dari strukur dan kemudian menentukan sejauh
mana setiap variabel dijelaskan oleh setiap dimensi.
Sedangkan reduksi data dilakukan untuk mengidentifikasi variabelvariabel dari sebuah susunan variabel yang lebih besar kemudian membuat
susunan variabel dalam jumlah sedikit, sebagian atau secara keseluruhan
mengganti susunan variabel lama. Tujuannya adalah menemukan
pembobotan - pembobotan secara optimal dari variabel- variabel yang
diukur. Selain itu, dalam sebuah susunan variabel-variabel yang
berhubungan dapat direduksi dalam sebuah susunan-susunan skor ringkas
umum yang lebih kecil yang memiliki validitas dan reliabilitas maksimal.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan analisis faktor
menurut Ihsan (2009) adalah sebagai berikut :
a. Pemilihan Variabel yang Layak
Sebelum dilakukan analisis faktor, perlu diketahui terlebih dahulu
apakah variabel yang akan dianalisis faktor itu layak atau tidak layak
untuk dianalisis. Metode statistik yang digunakan untuk mengukur
kelayakan sebuah item untuk dianalisis faktor adalah KMO MSA

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

53

(Keiser Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Bartlets
Test, dan Anti Image Correlation. Dalam KMO MSA akan diputuskan
apakah variabel-variabel yang akan dianalisis faktor secara umum atau
keseluruhan layak dianalisis atau tidak. KMO MSA menggunakan
hipotesis sebagai berikut untuk menentukan apakah variabel tersebut
layak dianalisis :
H0 = Sampel (variabel) belum layak untuk dianalisis faktor
H1 = Sampel (varibel) layak untuk dianalisis faktor
- Angka signifikansi < 0,05 : H0 ditolak
- Angka signifikansi > 0,05 : H0 diterima
Berikut Kategori KMO untuk menentukan kelayakan variabel yang
akan dianalisis faktor :
Tabel 3.4
Nilai Kategorisasi KMO
Nilai KMO

Derajat varian umum

0,90 sampai 1,00

Bagus Sekali

0,80 sampai 0,89

Bagus

0,70 sampai 0,79

Cukup Sekali

0,60 sampai 0,69

Cukup

0,50 sampai 0,59

Jelek

0,00 sampai 0,48

Jangan difaktor

Kemudian untuk menentukan apakah seiap variabel yang akan
dianalisis layak atau tidak bisa dilihat dari matriks Anti-Image
Correltion. Variabel yang memiliki korelasi Anti-Image > 0,5 bisa
dilanjutkan untuk dianalisis sedangkan variabel yang memiliki korelasi

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Persepsi Konsumen Tentang Daya Tarik Seksual Perempuan Dalam Iklan AXE Terhadap
Intensi Pembelian Produk Pada Mahasiswa UPI Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

54

0,5 dimana item-item itu tergolong pada kategori Cukup Sekali
dan Cukup sehingga layak untuk dilakukan analisis faktor.
2). Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor
Setelah dilakukan ekstraksi dan rotasi, nilai faktor loading yang paling
besar merupakan anggota dari faktor tersebut. Maka terdapat beberapa

Isma Dwi Maharani, 2013
Kontribusi Pers

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Unikom pada Iklan Axe (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Unikom pada Iklan Axe Heaven in Earth dengan Tagline Wangi Seksinya Membuat Bidadari Lupa Diri)

0 7 1

PENGARUH DAYA TARIK BRAND AMBASSADOR DAN DAYA TARIK JINGLE IKLAN VERSI IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAGNUM CLASSIC DI KALANGAN MAHASISWA/I ISI, YOGYAKARTA (Studi Eksplanatif Tentang Pengaruh Daya Tarik Brand Ambassador Dan Daya Tarik Jingle

0 5 14

Pengaruh Daya Tarik Brand Ambassador dan Daya Tarik Jingle Iklan Versi Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Magnum Classic PENGARUH DAYA TARIK BRAND AMBASSADOR DAN DAYA TARIK JINGLE IKLAN VERSI IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAGNUM CL

3 15 15

HUBUNGAN ANTARA DAYA TARIK IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK OTOMOTIF Hubungan Antara Daya Tarik Iklan Terhadap Keputusan Membeli Produk Otomotif.

0 2 20

KONTRIBUSI IKLAN DAN HARGA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONTRIBUSI IKLAN DAN HARGA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BATIK DANAR HADI SURAKARTA.

0 0 15

KONTRIBUSI PERSEPSI KONSUMEN TENTANG DAYA TARIK SEKSUAL PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE TERHADAP INTENSI PEMBELIAN PRODUK PADA MAHASISWA UPI BANDUNG.

0 1 55

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE (Studi semiotik representasi sensualitas perempuan dalam iklan axe versi axe effect di televisi).

6 11 197

PENGARUH DAYA TARIK IKLAN RASIONAL DAN DAYA TARIK IKLAN EMOSIONAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Online Pada Konsumen Wanita Muslim yang Membeli Produk Sunsilk Hijab di Kota Malang)

0 0 9

PENERAPAN KONSEP FEMININ PADA ILUSTRASI DAN WARNA SEBAGAI DAYA TARIK DALAM IKLAN AXE

0 0 18

PENGARUH DAYA TARIK IKLAN PRODUK LUX TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN

0 3 111