PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN SISWA BEKERJA DI DUNIA INDUSTRI.

(1)

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN SISWA BEKERJA DI DUNIA INDUSTRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh :

AGUS MUHARAM 0811738

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di

PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN

SISWA BEKERJA DI DUNIA INDUSTRI

Oleh Agus Muharam

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Agus Muharam 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN SISWA

BEKERJA DI DUNIA INDUSTRI

Oleh

AGUS MUHARAM 0811738

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing : Pembimbing I

Drs. Nandan Supriatna, M.Pd NIP. 196012241991011001

Pembimbing II

Erna Krisnanto, ST. MT NIP. 197206071998021002

Mengetahui,


(4)

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di Dr. Sri Handayani, M.Pd


(5)

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di Dunia Industri

PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN SISWA

BEKERJA DI DUNIA INDUSTRI Agus Muharam (0811738)

ABSTRAK

Penelitian Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri. Penulis mengambil judul tersebut berdasarkan latar belakang kurangnya penguasaan pengetahuan, kemampuan praktek, keterampilan, disiplin dan relasi sosial di lingkungan industri serta kesesuaian tempat untuk melakukan praktek kerja industri kurang sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni. Dengan adanya program praktek kerja industri inilah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan yang ada antara ilmu pengetahuan dibangku sekolah dengan perkembangan teknologi di lingkungan prakerin, sehingga siswa diperkenalkan dengan etika kerja industri yang mana ketika mereka lulus sekolah sudah siap bekerja. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masing-masing gambaran dari pelaksanaan praktek kerja industri dan kesiapan siswa bekerja di dunia industri serta besarnya pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif korelasional. Populasinya adalah semua siswa kelas XII SMK Negeri 2 Subang Program Keahlian Agribisnis Produksi Ternak (APTR). Analisis data menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan praktek kerja industri berpengaruh terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri yang diperoleh dari persamaan Y = 12,03 + 0,76X.


(6)

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di Dunia Industri

INFLUENCE OF EXECUTION OF INDUSTRIAL PRACTICE (PRAKERIN) TO READINESS OF STUDENT

WORK IN INDUSTRIAL WORLD Agus Muharam (0811738)

ABSTRACTION

Research Of Influence Of Execution Of Industrial Practice (Prakerin) To Readiness of Student Work in Industrial World. Writer take the title pursuant to background of is lack of domination of knowledge, ability of practice, skill, social relationship and discipline [in] industrial environment and also according to place to practice industrial less as according to science discipline elaborated. With existence of industrial practice program this is expected can lessen existing difference among my bench science of school with growth of technology in environment of prakerin, so that student exposed to industrial ethics which when them pass school have ready to work. At this research aim to to know the each picture of execution of industrial practice and readiness of student work in industrial world and also the level of influence of execution of industrial practice to readiness of student work in industrial world. used method that is descriptive method of correlation. Its population is all class student of XII SMK Negeri 2 Subang Program Membership of Agribusiness Produce Livestock (APTR). Analysis data use analysis of regression. Result of research indicate to that execution of industrial practice have an effect on to readiness of student work in industrial world which obtained from equation of Y = 12,03 + 0,76X.


(7)

vii

vii

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Rumusan Masalah ... 3

1.5. Tujuan Penelitian ... 4

1.6. Manfaat Penelitian ... 4

1.7. Definisi Operasional ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1. Tinjauan Praktek Kerja Industri ... 6

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Praktek Kerja Industri .. 12

2.3. Peranan Dunia Industri ... 13

2.4. Peranan Industri Dalam Praktek ... 13

2.5. Kesiapan Kerja ... 19

2.6. Anggapan Dasar ... 23

2.7. Hipotesis ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25


(8)

viii

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di

3.2. Data dan Sumber Data ... 25

3.3. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 26

3.4. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 27

3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 29

3.6. Teknik Analisa Data ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1. Hasil Penelitian ... 45

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal menengah yang secara khusus mempersiapkan peserta didiknya untuk siap bekerja di dunia industri, berwirausaha secara mandiri, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai kejuruannya. Menurut

UU Sisdiknas pasal 15 Depdiknas (2004:8) disebutkan bahwa “Pendidikan

kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Salah satu SMK yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang kompeten yaitu SMK Negeri 2 Subang. Berdasarkan observasi yang dilakukan sebelum penelitian, SMK Negeri 2 Subang adalah lembaga pendidikan menengah kejuruan bidang teknologi pertanian yang membina beberapa program keahlian salah satunya yaitu Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak (APTR). Tujuan Program Studi Keahlian APTR yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Negeri 2 Subang (2010) adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, serta jiwa wirausaha agar berkompeten dalam bidang agribisnis produksi ternak.

Lebih lanjut dalam Undang-Undang Praktek Kerja Industri (Prakerin) Dikmendikti, (2003) diungkapkan bahwa prakerin adalah program wajib yang harus diselenggarakan oleh sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan dan pendidikan luar sekolah serta wajib diikuti oleh siswa atau warga belajar. Penyelenggaraan praktek kerja industri akan membantu peserta didik untuk memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta membekali siswa dengan pengalaman nyata sesuai dengan program studi yang dipilihnya.

Dilihat dari pernyataan tersebut, maka prakerin didefinisikan sebagai penyelenggaraan pendidikan yang mengintegrasikan teori di sekolah dengan kegiatan praktek di dunia industri. Dengan kata lain bahwa praktek kerja industri adalah suatu strategi dimana setiap siswa mengalami proses belajar melalui


(10)

2

bekerja langsung (learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan praktek kerja industri ini peserta didik memperoleh pengalaman dengan bahan kerja serta membiasakan diri dengan perkembangan-perkembangan baru.

Tepat sekali bila salah satu cara yang di tempuh untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa SMK yaitu diadakannya program praktek kerja industri, dengan mengikutsertakan para siswa terlibat di industri maka siswa akan mengenal lebih dini budaya kerja di industri, sikap profesional yang diperlukan di industri, budaya mutu dan pelayanan konsumen di industri. Hal tersebut menjadi bekal kesiapan siswa dalam menghadapi pekerjaan yang sesungguhnya di dunia industri.

Kesiapan kerja sangat dibutuhkan dalam dunia kerja yang terus berkembang agar para lulusan SMK dapat bekerja sesuai dengan keahlian dan minat yang dimilikinya. Namun, kenyataannya sebagian besar lulusan SMK masih kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia industri. Hal tersebut terlihat pada sebagian lulusan SMK yang belum bisa terserap oleh lapangan kerja karena kompetensi yang dimiliki oleh siswa lulusan SMK belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Permasalahan tidak sampai di situ saja, karena pada kenyataannya di SMK Negeri 2 Subang setelah penulis mengadakan wawancara dengan staff guru koordinator prakerin masih terdapat kekurangan dan keterbatasan, terutama dari penguasaan, kemampuan praktek, keterampilan, disiplin, relasi sosial di lingkungan industri, dan monitoring pihak sekolah relatif kurang, serta kesesuaian tempat untuk melakukan prakerin kurang sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni.

Melalui program praktek kerja industri inilah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan yang ada antara ilmu pengetahuan di bangku sekolah dengan perkembangan teknologi di lingkungan industri, sehingga siswa diperkenalkan dengan etika kerja industri yang mana ketika mereka lulus sekolah sudah siap bekerja. Berdasarkan latar belakang tersebut, besar keinginan penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri”.


(11)

3

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengemukakan identifikasi permasalahan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Belum terpenuhinya tuntutan akan sumberdaya manusia yang kompeten dan berdaya saing sesuai tuntutan dunia industri.

b. Pelaksanaan prakerin masih terkesan hanya untuk memenuhi tuntutan kurikulum.

c. Setelah melaksanakan prakerin tidak semua kompetensi yang diharapkan tercapai.

d. Kurangnya pemahaman siswa SMK Negeri 2 Subang mengenai kompetensi yang ada di dunia industri.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah yang akan diteliti diperlukan untuk mengarahkan secara selektif dan tepat terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan praktek kerja industri oleh siswa SMK Negeri 2 Subang di peternakan ruminansia.

b. Kesiapan siswa bekerja di dunia industri setelah melaksanakan praktek kerja indsutri di peternakan ruminansia mulai dari aspek kepribadian, lingkungan, dan kesiapan mental.

c. Besarnya pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagaimana gambaran pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 2 Subang ?

b. Bagaimana gambaran kesiapan siswa bekerja di dunia industri ?

c. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri ?


(12)

4

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 2 Subang b. Mengetahui kesiapan siswa bekerja di dunia industri.

c. Mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau manfaat secara umum meliputi :

a. Teoritis

1) Memberikan gambaran tentang pelaksanaan praktek kerja industri dan kesiapan siswa bekerja kepada institusi sebagai acuan pengembangan eksistensi di dunia pendidikan.

2) Salah satunya sebagai bahan sumbangan informasi bagi para peneliti berikutnya di masa yang akan datang.

b. Praktis

1) Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi pihak sekolah dan para guru dalam usaha menambah pengetahuan dan wawasan untuk dijadikan bekal sebelum siswa siap terjun ke dunia industri.

2) Memberikan informasi kepada siswa SMK mengenai pentingnya praktek kerja industri sebagai bekal menghadapi lapangan pekerjaan. 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu bagi

para pembaca.

1.7. Definisi Operasional

Penjelasan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya salah penafsiran tentang judul penelitian yang berpengaruh juga terhadap penafsiran terhadap inti persoalan yang diteliti. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Pengaruh merupakan hubungan kasual yang bersifat sebab-akibat, dalam hal ini terdapat variabel independen (yang mempengaruhi) dan variabel


(13)

5

b. Pelaksanaan praktek kerja industri yaitu pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri atau asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP) mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dan sebagainya (Dikmenjur, 2008).

c. Kesiapan bekerja menurut Suharsimi Arikunto (2001:54), adalah suatu kompetensi sehingga seseorang yang mempunyai kemampuan berarti seseorang tersebut memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat sesuatu. Dari pendapat di atas maka kesiapan dapat diartikan sebagai kesesuaian antara kematangan dan kemampuan yang telah dimiliki seseorang dengan aktivitas yang akan dilakukan.

Jadi kesimpulan dari penjelasan judul di atas adalah timbul adanya hubungan kasual penyelenggaraan diklat antara sekolah kejuruan dengan tempat industri dapat mempengaruhi kemampuan kompetensi seseorang sehingga memliki kesiapan untuk melakukan berbagai aktivitas. Artinya dengan mengetahui seberapa besar pengaruh dari pelaksanaan prakerin terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri sehingga dapat menambah keterampilan siswa, menambah pengetahuan siswa dan wawasan yang diberikan guru kepada siswa, serta memberi informasi pentingnya praktek kerja industri untuk siswa dalam menghadapai lapangan pekerjaan yang sesungguhnya.


(14)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode pada dasarnya merupakan alat yang digunakan untuk mencapai sesuatu. Dalam penelitian memiliki karakteristik yang komplek, tidak sekedar alat belaka tetapi ada tujuan tertentu dengan menggunakan alat itu. (Endang Danial dan Nanan Wasriah 2009:61). Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian sangat menentukan objektivitas hasil penelitian, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan atau mengaplikasikan metode penelitian deskriptif korelasional. Adapun pemilihan metode deskriptif korelasional ini mengacu pada pendapat (Endang Danial dan Nanan Wasriah 2009:61) bahwa :

Metode deskriptif korelasional bertujuan untuk melihat gambaran keberadaan hubungan antara suatu fenomena yang satu dengan yang lain, faktor yang satu dengan faktor yang lainnya baik satu faktor atau lebih. Studi tentang hubungan antar variabel dalam suatu penelitian biasanya menguji tentang hubungan signifikansi, kontribusi, regresi, bivariat atau multivariat. Setiap variabel terlebih dahulu di analisis secara kritis memiliki hubungan yang logis, dengan beberapa kriteria tertentu.

3.2. Data dan Sumber Data 3.2.1.Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa hasil angket atau kuesioner responden mengenai pelaksanaan praktek kerja industri untuk variabel X dan kesiapan siswa bekerja di dunia industri untuk variabel Y.

3.2.2.Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2008: 129). Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber data internal yang bersumber dari siswa sendiri yaitu siswa kelas XII Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak (APTR) di SMK Negeri 2 Subang.


(15)

26

3.3. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 3.3.1.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Subang program keahlian APTR yang bertempat di Jln. Wera Km 05 Kecamatan Dangdeur, Kabupaten Subang Telp (0260) 412565.

3.3.2.Populasi

Menurut Sudjana (2005:6) populasi yaitu :

Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif atau kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi.

Berdasarkan dari pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 2 Subang Program Keahlian APTR yang berjumlah 175 siswa dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Populasi penelitian

No Lokasi Sekolah Jumlah Siswa

1 Dangdeur (pusat) 9

2 Cikaum 12

3 Binong 33

4 Cibogo 19

5 Dawuan 25

6 Pagaden Barat 8

7 Cijambe 69

3.3.3.Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131), “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Penelitian ini mengambil sampel para siswa kelas XII tahun ajaran 2012/2013 di SMK Negeri 2 Subang program keahlian APTR yang telah melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:16). Penulis mempertimbangkan mengambil sampel di daerah Cijambe karena jumlah kuota yang mencukupi dan jarak tempuh yang relatif dekat sebanyak 69 orang. Namun dalam kenyataannya penulis


(16)

27

menemukan kendala dalam melakukan penelitian sehingga jumlah kuota sampel yang akan diteliti hanya mencapai 36 orang, karena sebagian siswa kelas XII program keahlian APTR sudah direkrut oleh perusahaan atau industri yang telah bekerja sama dengan SMK Negeri 2 Subang.

3.4. Variabel dan Paradigma Penelitian 3.4.1.Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Penjabaran variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas atau variabel prediktor dan variabel tak bebas atau variabel respon.

a. Variabel Bebas (X)

Menurut Sugiyono (2012:61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah : “Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)”. b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:61). Disebut variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independen. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : “Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri”.

3.4.2.Paradigma Penelitian

Dengan demikian untuk memudahkan dalam proses penelitian yang telah ditetapkan, maka dikembangkan paradigma penelitian. Paradigma penelitian menurut Sugiyono (2012 : 66) menyatakan, bahwa :

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.


(17)

28

Sejalan dengan pemikiran tersebut maka penulis merumuskan paradigma penelitian inisebagai berikut :

Gambar 3.1. Alur Pemikiran Penelitian (Paradigma Penelitian) Keterangan :

Pengaruh

Proses Penelitian Lingkup Penelitian

Variabel Y Kesiapan kerja di industri a. Aspek kepribadian

 Kematangan

 Kecerdasan

 Keterampilan

 Kemampuan dan minat

 Motivasi

 Kesehatan b. Aspek lingkungan

 Pergaulan (teman)

 Tempat belajar (sekolah)

 Keluarga

c. Aspek kesiapan mental

 Manusiawi

 Empati

 Nalar

 Berlapang dada

 Akal

 Latih Variabel X

Pelaksanaan praktek kerja industri

a. Penguasaan keterampilan

(kemampuan produktif)

 Menganalisa usaha ternak ruminansia

 Menyiapkan sarana produksi ternak ruminansia

 Membuat formulasi pakan ternak ruminansia

 Membibitkan ternak ruminansia

b. Sikap Kerja

 Kejujuran

 Tanggung jawab

 Disiplin

 Hubungan sosial

 Keaktifan

Siswa Program Keahlian Agribisnis Produksi Ternak SMK Negeri 2 Subang

Temuan Penelitian


(18)

29

3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 3.5.1.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah berupa angket atau kuesioner, yaitu alat komunikasi yang tidak langsung dalam bentuk pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan data atau informasi dari responden yang dapat dipertanggungjawabkan. Mengenai metode angket ini, sudjana (2010:87) mengemukakan bahwa “Angket adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pernyataan yang telah disajikan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat”.

Angket pada penelitian ini merupakan angket tertutup yang digunakan untuk memperoleh data pada kedua variabel. Teknik pengumpulan data berupa angket disusun menurut skala likert. Nasution (2005:87) mengemukakan keuntungan menggunakan angket skala likert ini :

Skala tipe likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu. Skor untuk setiap pernyataan itu. Selain itu skala likert ini sangat luwes dan fleksibel dari pada teknik pengukuran lainnya. Jumlah item atau pernyataan, jumlah alternatif jawaban terserah pada pertimbangan peneliti.

Jenis data diukur dengan menggunakan skala likert berkategori lima, dengan ketentuan setiap jawaban alternatif jawaban diberi skor satu sampai lima. Setiap pernyataan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif pada rentang yang sama. Untuk pernyataan positif urutan skor bersifat menurun dari lima sampai satu dan sebaliknya untuk pernyataan negatif urutan skor naik dari satu sampai lima seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Skala Penilaian Angket

Pernyataan SS S R TS STS Positif 5 4 3 2 1 Negatif 1 2 3 4 5


(19)

30

3.5.2.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non-tes. Instrumen non-tes berupa lembaran angket atau kuesioner. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket tentang pelaksanaan praktek kerja industri (X) dan kesiapan kerja di dunia industri (Y). Angket ini terdiri 32 item untuk variabel X dan 46 item untuk variabel Y. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengajukan sejumlah pernyataan secara tertulis kepada responden yang didasarkan pada aspek atau indikator mengenai pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri pada peserta didik kelas XII program keahlian APTR di SMK Negeri 2 Subang tahun ajaran 2012/2013.

3.5.3.Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian ini, yaitu data tentang pelaksanaan praktek kerja industri dan kesiapan siswa bekerja di dunia industri sebagai data variabel X dan Y, untuk memperoleh data tersebut digunakan instrumen penelitian berupa angket atau kuesioner. Penyataan dalam angket dikembangkan berdasarkan aspek-aspek yang diungkap dan disusun berdasarkan kisi-kisi penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.

Agar lebih jelas penulis akan menguraikan kisi-kisi instrumen penelitian pada Tabel 3.3 berikut :


(20)

31

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Penelitian

Aspek yang di

ungkap Indikator

No item pernyata an Jumlah item Variabel X Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) a. Penguasaan keterampilan (kemampuan produktif)

b. Sikap dan prilaku  Menganalisa usaha ternak ruminansia  Menyiapkan sarana produksi ternak ruminansia  Membuat formulasi pakan ternak ruminansia  Membibitkan ternak ruminansia  Kejujuran  Bertanggung jawab  Kedisiplinan  Mempunyai hubungan sosial  Keaktifan 1-4 5-7 8-9 10-11 12 13-15 16-17 18-19 20 4 3 2 2 1 3 2 2 1 Variabel Y

Kesiapan siswa bekerja di dunia industri

a. Aspek kepribadian

b. Aspek lingkungan

c. Aspek kesiapan mental

 Kematangan

 Kecerdasan

 Keterampilan

 Kemampuan dan Minat

 Motivasi

 Kesehatan

 Pergaulan (teman)

 Tempat belajar (sekolah)

 Keluarga

 Bersikap positif

 Mempunyai empati

 Menggunakan nalar

 Berlapang dada

 Mempunyai akal

 Berlatih 1-3 4-5 6-7 8-9 10-12 13-14 15-16 17-19 20-21 22-23 24-25 26-27 28 29-30 31-32 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2


(21)

32

3.5.4.Uji Coba Angket

Winarno Surakhmad (1998:90), mengemukakan bahwa alat ukur yang baik yaitu :

Setiap alat ukur yang baik memiliki sifat-sifat tertentu yang sama untuk setiap jenis tujuan tertentu dan situasi penyelidikan. Baik alat itu untuk pengukuran cuaca, tekanan darah, kemampuan belajar, kuat arus, kecepatan peluru maupun untuk pengukuran sikap, minat, kecenderungan, bakat khusus dan sebagainya. Semuanya memiliki sedikitnya dua buah sifat, yaitu validitas dan reliabilitas pengukuran, tidak ada satu dari sifat ini menjadikan alat itu tidak memenuhi kriteria sebagai alat yang baik.

Berdasarkan pendapat tersebut, alat ukur yang baik harus mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi. Untuk mencapai apakah angket itu mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi atau rendah, maka angket tersebut harus diujicobakan.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu vairabel. Daftar pernyataan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap pernyataan di uji validitasnya. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df (degree of freedom) = n-2 dengan signifikan 5% atau tingkat kepcercayaan 95%. Butir pernyataan dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Uji validitas

menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:177) :

r xy =

– √ – ∑

dimana :

r xy = koefisien korelasi

n = jumlah responden ∑X = jumlah skor X ∑Y = jumlah skor Y

∑XY = jumlah hasil kali variabel X dan Y ∑X2 = jumlah kuadrat dari variabel X ∑Y2


(22)

33

Interpretasi nilai validitas dapat diketahui dengan menggunakan kriteria koefisien korelasi menurut Arikunto (2011:75) seperti pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Validitas

Rentang Nilai rxy Interpretasi

0.80 < rxy ≤ 1.00

0.60 < rxy ≤ 0.80

0.40 < rxy ≤ 0.60

0.20 < rxy ≤ 0.40

rxy ≤ 0.20

rxy < 0

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Tidak Valid

Pada taraf signifikansi 5% dan df = 18, uji coba instrumen pelaksanaan praktek kerja industri dan kesiapan siswa bekerja di dunia industri diperoleh harga rtabel sebesar 0,378. Harga rtabel tersebut digunakan

sebagai patokan butir instrumen yang mempunyai harga rhitung sama atau

lebih dari 0,378 dinyatakan valid, sebaliknya apabila rhitung lebih kecil dari

0,378 maka butir instrumen dinyatakan tidak valid.

Hasil perhitungan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 untuk instrumen pelaksanaan praktek kerja industri (variabel X) dinyatakan valid dengan rentang antara 0,114 – 0,798. Pada uji instrumen variabel X ditemukan beberapa item yang tidak valid terdapat 12 nomor yaitu item nomor 6, 9, 11, 13, 14, 16, 19, 20, 25, 28, 30, 32. Instrumen kesiapan siswa bekerja di dunia industri (variabel Y) dinyatakan valid dengan rentang antara -4,450 – 0,761. Item pernyataan instrumen variabel Y yang tidak valid terdapat 14 yaitu item nomor 5, 7, 12, 13, 14, 15, 20, 24, 30, 35, 38, 40, 43, 46.

Meskipun ada item pernyataan yang tidak valid, tidak dilakukan perbaikan karena aspek yang diukur masih terwakilkan oleh item yang lain. Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui item yang valid untuk variabel X sebanyak 20 item, sedangkan untuk item variabel Y sebanyak 32 item. Setelah itu angket tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data selanjutnya.


(23)

34

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konteks pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner atau angket.

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pernyataan. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half) dengan rumus sebagai berikut :

ri

=

dimana :

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

(Sugiyono, 2012:185) Setelah data selesai dihitung dan diketahui nilainya, maka harga reliabilitas dapat dibandingkan dengan derajat reliabilitas evaluasi dengan tolak taraf kepercayaan 95% thitung ≥ ttabel. Menurut Arikunto (2011: 93)

besarnya koefisen reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan klasifikasi koefisien reliabilitas.

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Interpretasi r11 ≤ 0,20

0,20 < r11 ≤ 0,40 0,40 < r11 ≤ 0,60 0,60 < r11 ≤ 0,80 0,80 < r11 ≤ 1,00

Reliabilitas sangat rendah Reliabilitas rendah Reliabilitas sedang Reliabilitas tinggi Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 pada rumus Spearman Brown untuk uji coba instrumen variabel X didapatkan nilai sebesar 0,92. Nilai tersebut dikonsultasikan pada tabel 3.5 sehingga variabel X berada pada kategori sangat tinggi. Untuk


(24)

35

instrument variabel Y didapatkan nilai sebesar 0,97. Nilai tersebut dikonsultasikan pada tabel 3.5 sehingga variabel Y berada pada kategori sangat tinggi (untuk lebih jelas lihat lampiran 7).

3.6. Teknik Analisa Data

3.6.1.Langkah-Langkah Analisis Data

Setelah data atau informasi terkumpul dari hasil pengumpulan data, kemudian data tersebut diolah dengan perhitungan statistik. Secara garis besar perhitungan analisis data meliputi tiga langkah yaitu :

a. Persiapan

Persiapan kegiatan penelitian yang dilakukan antara lain : mengecek nama dan kelengkapan identitas, mengecek kelengkapan data dan mengecek macam isian data jika di dalam instrumen terdapat isian yang tidak dikehendaki peneliti.

b. Tabulasi

Penulis menabulasi penelitian ini antara lain dalam memeriksa skor, menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variabel, memberi kode pada item yang tidak diberi skor, mengubah jenis data dan memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Analisis data tersebut maksudnya adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau desain yang diambil. Pemilihan rumus yang digunakan sesuai dengan jenis data, yakni nominal, ordinal, interval dan rasio. Jenis data yang dipakai dari angket ini skala pengukurannya adalah linkert, baik data variabel X maupun variabel Y.

3.6.2.Uji Kecenderungan

Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui bagaimana kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Uji kecenderungan dimaksudkan untuk menghitung


(25)

36

kecenderungan umum dari tiap variabel sehingga dapat diperoleh gambaran dari masing-masing variabel yang akan diteliti.

Pengujian kecenderungan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) sebagai variabel X terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri sebagai variabel Y. Sedangkan untuk perhitungan mencari nilai kecenderungan instrumen angket menggunakan batasan-batasan sebagai berikut :

a. Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari setiap variabel. b. Menentukan skala skor mentah

Sangat Tinggi = M+1,5(Si) > µ

Tinggi = M+1,5(Si) < µ > M + 1,5 (Si) Sedang = M – 0,5 (Si) <µ> M + 0,5 (Si) Rendah = M – 0,5 (Si) <µ> M - 0,5 (Si) Sangat Rendah = µ < M - 1,5 (Si)

dimana :

Mi (nilai rata-rata ideal) = ½ (nilai tertinggi + nilai terendah) Sdi (standar nilai ideal) = 1/6 (nilai tertinggi – nilai terendah)

Menentukan frekuensi dan membuat persentase untuk menafsirkan data kecenderungan pada setiap variabel (Suprian, 2005).

3.6.3.Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dua kelas atau kelompok yang sejenis. Apabila kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik jika tidak homogen maka tiap kelompok data akan memiliki kesimpulan masing-masing tidak mewakili populasinya. Untuk menguji homogenitas dengan jumlah kelompok sampel dua digunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mencari varians atau standar deviasi variabel X dan Y dengan rumus =

∑ ∑

=

∑ ∑


(26)

37

b. Mencari F hitung dari varians X dan Y dengan rumus

F = =

Kriteria pengujian :

Jika Fhitung < Ftabel, berarti varian berasal dari populasi (homogen) Jika Fhitung > Ftabel, berarti varian tidak berasal dari populasi (tidak homogen)

Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, dengan rumus :

dk Pembilang = n – 1

dk Penyebut = n – 1

Taraf signifikan (α) = 0,05 (Siregar, 2004:103) Berdasarkan hasil perhitungan varians variabel X dihasilkan nilai 10,04 sedangkan untuk perhitungan varians variabel Y dihasilkan nilai 10,09. Kemudian dicari Fhitung dengan nilai 1,00 dan dari daftar distribusi F dengan dk pembilang =

36-1 = 35 dan dk penyebut = 36-1 = 35 dengan taraf kesalahan 0,05 maka didapat Ftabel = 1,80. Dari hasil perhitungan tersebut tampak bahwa Fhitung (1,00) < Ftabel

(1,80). Sehingga disimpulkan bahwa sampel untuk instrumen penelitian variabel X dan Y diambil dari populasi yang homogen dengan taraf signifikansi 5%, maka kedua kelompok data tadi homogen.

3.6.4.Uji Normalitas Data

Data yang telah didapatkan secara keseluruhan dan telah terkumpul melalui instrumen penelitian, setelah itu diuji normalitasnya apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Apabila berdistribusi normal maka perhitungan selanjutnya menggunakan parametrik, sedangkan jika data berdistribusi tidak normal maka perhitungan selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik (Sugiyono, 2012:150). Dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas sampel penelitian digunakan rumus Chi-Kuadrat sebagai berikut :

a. Menentukan rentang skor (r)


(27)

38

b. Menentukan banyak kelas interval (k) k = 1+3,3 log n

c. Menentukan panjang kelas interval (p) P =

d. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi e. Menghitung simpangan baku (SD)

SD = √ ∑

dimana :

Fi = frekuensi interval kelas Xi = nilai tengah interval kelas

n = jumlah sampel (Sudjana, 2005)

f. Uji T-skor dimaksudkan untuk membandingkan dua sebaran skor yang berbeda sehingga menghasilkan skor baru, misalnya sebaran data dalam bentuk interval dan ratio. Analisis data yang dilakukan adalah mengkonversikan nilai atau hasil yang diperoleh dari tiap responden. Hal ini dilakukan karena skala jumlah nomer item antara variabel X dan Y berbeda. Pada penelitian ini untuk instrumen variabel X menggunakan skala penilaian dimulai dari 1 – 5 sebanyak 20 soal, dan pada variabel Y menggunakan 1 – 5 sebanyak 32 soal. Sehingga untuk membandingkan dua sebaran skor yang berbeda, dilakukan konversi atau dirubah dari skor mentah menjadi skor baku.

Berikut langkah-langkah perhitungan konversi T-skor : T-skor = 10 x ( ) + 50 keterangan :

SD = standar deviasi

̅ = selisih antara skor Xi dengan rata-rata g. Menghitung nilai chi kuadrat (X2)


(28)

39

dimana :

X2 = Chi kuadrat

Fi = frekuensi yang dicari Ei = frekuensi yang diharapkan

Berikut akan dipaparkan hasil dari pengujian normalitas untuk kedua variabel penelitian (untuk lebih jelas lihat lampiran 10) :

1) Variabel X

Berdasarkan pada hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat pada variabel X diperoleh nilai Chi Kuadrat ( 2) = 5,57. Kemudian nilai yang didapat dikonsulatsikan ke dalam tabel 2 dengan dk = k-1 = 6-1 = 5. Dari tabel distribusi distribusi 2 diperoleh 2 (0.05) (5) = 11,070. Suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila 2hitung <

2

tabel. Ternyata pada perhitungan yang didapat nilai 2hitung (5,57) < 2tabel

(11,07), maka dapat disimpulkan bahwa variabel X berdistribusi normal pada tingkat kesalahan 5% dengan tingkat kebebasan (dk) = 5.

2) Variabel Y

Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat pada bariabel Y nilai Chi-kuadrat ( 2) = 4,62. Kemudian nilai yang didapat dikonsultasikan ke dalam tabel 2 dengan dk = k-1 = 6-1 = 5. Dari tabel distribusi 2 diperoleh 2 (0.05) (5) = 11.070. Suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila 2 hitung< 2 tabel. Ternyata berdasarkan

perhitungan yang didapat nilai 2 hitung (4,62) < 2 tabel (11.07), maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Y berdistribusi normal pada tingkat kesalahan 5% dengan tingkat kebebasan (dk) = 5.

3.6.4.Uji Regresi

Regresi bertujuan untuk menguji atau memperkirakan variabel yang satu atas variabel lainnya, seperti sumbangan variabel, pengaruh variabel, hubungan sebab akibat (Sugiyono, 2009). Analisis regresi digunakan untuk menaksir harga variabel Y berdasarkan harga variabel X yang diketahui, serta taksiran perubahan variabel Y untuk setiap perubahan variabel X. Analisis regresi yang digunakan


(29)

40

adalah regresi linier sederhana dengan bentuk persamaan dan persyaratan untuk pengujian regresi :

Y = a + bX

dimana :

Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksi

X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.

Dengan nilai a dan b adalah sebagai berikut :

(Sujarweni dan Endrayanto, 2012) Setelah persamaan regresi ditemukan, maka selanjutnya diuji keberartian regresi dan linearitasnya. Seperti yang telah di ungkapkan oleh Sugiyono (2009, 265:274), prasyarat untuk melakukan uji linieritas regresi adalah sebagai berikut :

a. Menghitung jumlah kuadrat total, JK(T). JK (T) = ∑ Y2

b. Menghitung jumlah kuadrat koefisien a, JK(a). JK (a) = ∑

c. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a, JK (b|a). JK (b|a) = b ∑XY – ∑ ∑

d. Menghitung jumlah kuadrat sisa atau residu, JK (s). JK (s) = JK (T) – JK (a) – JK (b|a)

e. Menghitung jumlah kuadrat galat, JK (G). JK (G) = ∑xi ∑Y2 –


(30)

41

f. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok, JK (TC). JK (TC) = JK (s) – JK (G)

g. Untuk mempermudah uji linearitas, semua besaran diatas dapat diperoleh dalam tabel analisis varians (ANAVA).

Tabel 3.6 Daftar ANAVA Regresi Linier Sederhana

Sumber Variasi dk JK KT F

Total N ∑ Y2

Koefisien (a) Regresi (b|a) Sisa 1 1 n-2 JK (a) JK (b|a) JK (s) JK (a)

= JK (b|a) = Tuna Cocok Galat k-2 n-k JK (TC) JK (G) = = Uji keberartian

Ho : Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0) Ha : Koefisien itu berarti (b ≠ 0)

Untuk menguji hipotesis nol, dipakai statistic F =

(Fhitung) dibandingkan

dengan Ftabel dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = n-2. Untuk menguji hipotesis nol, kriterinya adalah tolak hipotesis nol apabila koefisien Fhitung lebih besar dari harga Ftabel berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian.

Uji linearitas

Ho : Regresi linear Ha : Regresi non-linear

Statistik F = (Fhitung) dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang

= k-2 dan dk penyebut = n-k. Untuk menguji hipotesis nol, tolak hipotesis nol jika statistik Fhitung untuk tuna cocok yang diperoleh lebih kecil dari harga Ftabel berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian.


(31)

42

3.6.5.Uji Koefisien Korelasi

Uji korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur arah tingkat kuatnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Selain itu uji korelasi dimaksudkan untuk mengungkapkan kadar hubungan dan arah variabel penelitian, tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan positif dan tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan negatif (Sugiyono, 2009). Perhitungan yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan terutama untuk data kuantitatif digunakan koefisien kolerasi. Sebagai perhitungannya digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden

∑ = Skor variabel X

∑ = Skor variabel Y

∑XY = Jumlah hasil kali variabel X dan Y ∑X2 = Jumlah kuadrat dari variabel X ∑Y2

= Jumlah kuadrat dari variabel Y

(Sugiyono, 2009:228) Jika dilihat dari pedoman kriteria penafsiran makna koefisien korelasi maka dapat dilihat keterikatannya yaitu dengan menggunakan teknik tolak ukur koefisien korelasi (rxy) pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7Kriteria Penafsiran Data Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

(Riduwan dan Sunarto, 2011)


(32)

43

a. Uji Keberartian Korelasi

Harga r yang diperoleh dari perhitungan korelasi harus diuji signifikansi nya, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji t-student sebagai berikut:

√ √

Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan

dk = n-2 dan jika thitung < ttabel maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti

(Sugiyono, 2009:230).

b. Pengujian Koefisien Determinasi

Untuk mencari varians variabel dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung besarnya koefisien determinasi. Hal ini dilakukan untuk menguji seberapa besar hubungan dari variabel X dengan variabel Y, maka koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = koefisien determinasi

r2 = kuadrat koefisien korelasi (Sugiyono, 2012)

Koefisien determinasi merupakan koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen. Serta koefisien determinasi dinyatakan dalam persentase.

3.6.6.Pengujian Hipotesis (Signifikansi)

Pengujian hipotesis terlebih dahulu membuat pernyataan Ho dan Ha yang telah dikemukakan sebelumnya untuk menerangkan dua macam hipotesis penelitian yang akan diuji, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Uji hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ditolak atau diterima. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t-student,adalah sebagai berikut :


(33)

44

√ √

keterangan :

t = thitung(distribusi tabel t pada α = 0,05 dan dk = n-2)

r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

(Riduwan dan Sunarto, 2011) Selanjutnya nilai t hasil perhitungan (thitung) dibandingkan dengan nilai t dari

tabel (ttabel) pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n - 2. Setelah itu dapat

dilakukan pengujian hipotesis penelitian sebagai berikut :

 Bila thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak  Bila thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima

dimana :

 Ha= Hipotesis kerja yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X terhadap variabel Y.

 Ho = Hipotesis kerja yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X terhadap variabel Y.


(34)

58

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri

(PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri”, disusun berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yaitu sebagai berikut :

a. Pelaksanaan praktek kerja industri secara dominan berada pada kategori tinggi dan sebagian siswa melaksanakan praktek kerja industri lebih menguasai pada aspek kemampuan produktif yang meliputi menganalisa usaha, menyiapkan sarana produksi, membuat formulasi pakan, dan membibitkan ternak ruminansia dibandingkan aspek sikap dan prilaku. b. Kesiapan siswa bekerja di dunia industri secara dominan berada pada

kategori sedang, karena siwa lebih siap bekerja pada aspek kepribadiannya yang meliputi kematangan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan dan minat, motivasi, dan kesehatan dibandingkan aspek lingkungan dan aspek kesiapan mental.

c. Pelaksanaan praktek kerja industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri.

5.2. Saran

Hasil penelitian tentang Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri, penulis ingin mengemukakan beberapa saran yang diperoleh dari manfaat penelitian dan hasil analisis data sebagai berikut :


(35)

59

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di

1) Pelaksanaan praktek kerja industri dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan eksistensi bagi institusi di dunia pendidikan juga sebagai wahana untuk mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan.

2) Penulis mengharapkan untuk penelitian berikutnya, bagi para peneliti hendaknya dalam penelitian dilakukan lebih mendalam dengan cara mengembangkan aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi kesiapan siswa bekerja di dunia industri, sehingga dapat melengkapi dan menyempurnakan penelitian ini demi pengembangan ilmu pendidikan di Indonesia untuk masa yang akan datang.

b. Praktis

1) Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak sekolah terutama guru yang bersangkutan untuk meningkatkan perannya terhadap siswa pada saat memberikan pengarahan sebelum pelaksanaan praktek kerja industri, agar siswa dapat memiliki pengalaman lebih di tempat praktek sebagai bekal untuk kesiapan kerja di dunia industri. Guru diharapkan memberikan pengarahan yang baik dan benar, seperti halnya memberikan dorongan dan aspek-aspek positif, sehingga pada saat pelaksanaan praktek kerja industri siswa dapat memperoleh hasil yang memuaskan dan kesiapan bekerja pun semakin meningkat.

2) Proses pelaksanaan praktek kerja industri secara keseluruhan harus bisa dikuasai oleh siswa, baik dari segi keterampilan, pengetahuan dan pengertian lainnya yang telah dipelajari agar siswa memiliki persiapan yang lebih matang untuk menghadapi dunia pekerjaan yang sesungguhnya.

3) Penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang membangun agar dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.


(36)

60

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di DAFTAR PUSTAKA

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup Konsep dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Danial, E. dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya ilmiah. Bandung : Laboratorium PKn.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung. Sinar Grafika Offset : Depdiknas.

Dikmendikti. (2003). Undang-Undang Praktek Kerja Industri (Prakerin). Tersedia : http://kal.dikmentidki.go.id/download/SK_PKAL.doc. Diunduh pada tanggal : 08 Juni 2013.

Dikmenjur. (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas.

Dikmenjur. (2008). Prakerin Sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda. Tersedia : http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_Prakerin.html. Diunduh pada tanggal : 07 Juni 2013.

Nolker, H. dan Schoenfeld, E. (1988). Pendidikan Kejuruan (Pengajaran, Kurikulum, Dan Perencanaan). Jakarta : Gramedia.

Raelin. (2008). Peranan Praktek Kerja Industri. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Peranan_Industri.html. Diunduh pada tanggal : 24 Maret 2013.

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistka Untuk Penelitian: Pendidikan Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta.


(37)

61

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di

Sari, R. (2012). Peran Praktik Industri dalam Menunjang Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Busana SMK Karya Rini Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Bandung : Grasindo.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : Alfabeta.

Sujarweni, V.W. dan Endrayanto, P. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Thorndike. (1991). Hukum Latihan. Jakarta : Fewel Pers.

_____SMK Negeri 2 Subang. (2010). Kurikulum SMK Negeri 2 Subang Kabupaten Subang, Tentang Kompetensi Produksi Ternak. Subang : Tidak Diterbitkan.

_____SMK Negeri 2 Subang. (2011). Pedoman Prakerin SMK Negeri 2 Subang. Subang : Tidak Diterbitkan.


(1)

Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di Dunia Industri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Harga r yang diperoleh dari perhitungan korelasi harus diuji signifikansi nya, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji t-student sebagai berikut:

√ √

Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n-2 dan jika thitung < ttabel maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti (Sugiyono, 2009:230).

b. Pengujian Koefisien Determinasi

Untuk mencari varians variabel dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung besarnya koefisien determinasi. Hal ini dilakukan untuk menguji seberapa besar hubungan dari variabel X dengan variabel Y, maka koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = koefisien determinasi

r2 = kuadrat koefisien korelasi (Sugiyono, 2012)

Koefisien determinasi merupakan koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen. Serta koefisien determinasi dinyatakan dalam persentase.

3.6.6.Pengujian Hipotesis (Signifikansi)

Pengujian hipotesis terlebih dahulu membuat pernyataan Ho dan Ha yang telah dikemukakan sebelumnya untuk menerangkan dua macam hipotesis penelitian yang akan diuji, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Uji hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ditolak atau diterima. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t-student,adalah sebagai berikut :


(2)

44

√ √ keterangan :

t = thitung (distribusi tabel t pada α = 0,05 dan dk = n-2) r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

(Riduwan dan Sunarto, 2011) Selanjutnya nilai t hasil perhitungan (thitung) dibandingkan dengan nilai t dari tabel (ttabel) pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n - 2. Setelah itu dapat dilakukan pengujian hipotesis penelitian sebagai berikut :

 Bila thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak

 Bila thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima dimana :

 Ha = Hipotesis kerja yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X terhadap variabel Y.

 Ho = Hipotesis kerja yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X terhadap variabel Y.


(3)

58 Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di Dunia Industri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri”, disusun berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yaitu sebagai berikut :

a. Pelaksanaan praktek kerja industri secara dominan berada pada kategori tinggi dan sebagian siswa melaksanakan praktek kerja industri lebih menguasai pada aspek kemampuan produktif yang meliputi menganalisa usaha, menyiapkan sarana produksi, membuat formulasi pakan, dan membibitkan ternak ruminansia dibandingkan aspek sikap dan prilaku. b. Kesiapan siswa bekerja di dunia industri secara dominan berada pada

kategori sedang, karena siwa lebih siap bekerja pada aspek kepribadiannya yang meliputi kematangan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan dan minat, motivasi, dan kesehatan dibandingkan aspek lingkungan dan aspek kesiapan mental.

c. Pelaksanaan praktek kerja industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri.

5.2. Saran

Hasil penelitian tentang Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri, penulis ingin mengemukakan beberapa saran yang diperoleh dari manfaat penelitian dan hasil analisis data sebagai berikut :


(4)

59

1) Pelaksanaan praktek kerja industri dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan eksistensi bagi institusi di dunia pendidikan juga sebagai wahana untuk mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan.

2) Penulis mengharapkan untuk penelitian berikutnya, bagi para peneliti hendaknya dalam penelitian dilakukan lebih mendalam dengan cara mengembangkan aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi kesiapan siswa bekerja di dunia industri, sehingga dapat melengkapi dan menyempurnakan penelitian ini demi pengembangan ilmu pendidikan di Indonesia untuk masa yang akan datang.

b. Praktis

1) Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak sekolah terutama guru yang bersangkutan untuk meningkatkan perannya terhadap siswa pada saat memberikan pengarahan sebelum pelaksanaan praktek kerja industri, agar siswa dapat memiliki pengalaman lebih di tempat praktek sebagai bekal untuk kesiapan kerja di dunia industri. Guru diharapkan memberikan pengarahan yang baik dan benar, seperti halnya memberikan dorongan dan aspek-aspek positif, sehingga pada saat pelaksanaan praktek kerja industri siswa dapat memperoleh hasil yang memuaskan dan kesiapan bekerja pun semakin meningkat.

2) Proses pelaksanaan praktek kerja industri secara keseluruhan harus bisa dikuasai oleh siswa, baik dari segi keterampilan, pengetahuan dan pengertian lainnya yang telah dipelajari agar siswa memiliki persiapan yang lebih matang untuk menghadapi dunia pekerjaan yang sesungguhnya.

3) Penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang membangun agar dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.


(5)

60 Agus Muharam, 2013

Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di Dunia Industri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup Konsep dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Danial, E. dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya ilmiah. Bandung : Laboratorium PKn.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Sinar Grafika Offset : Depdiknas.

Dikmendikti. (2003). Undang-Undang Praktek Kerja Industri (Prakerin). Tersedia : http://kal.dikmentidki.go.id/download/SK_PKAL.doc. Diunduh pada tanggal : 08 Juni 2013.

Dikmenjur. (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas.

Dikmenjur. (2008). Prakerin Sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda. Tersedia : http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_Prakerin.html. Diunduh pada tanggal : 07 Juni 2013.

Nolker, H. dan Schoenfeld, E. (1988). Pendidikan Kejuruan (Pengajaran, Kurikulum, Dan Perencanaan). Jakarta : Gramedia.

Raelin. (2008). Peranan Praktek Kerja Industri. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Peranan_Industri.html. Diunduh pada tanggal : 24 Maret 2013.

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistka Untuk Penelitian: Pendidikan Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta.


(6)

61

Sari, R. (2012). Peran Praktik Industri dalam Menunjang Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Busana SMK Karya Rini Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Bandung : Grasindo.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : Alfabeta.

Sujarweni, V.W. dan Endrayanto, P. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Thorndike. (1991). Hukum Latihan. Jakarta : Fewel Pers.

_____SMK Negeri 2 Subang. (2010). Kurikulum SMK Negeri 2 Subang Kabupaten Subang, Tentang Kompetensi Produksi Ternak. Subang : Tidak Diterbitkan.

_____SMK Negeri 2 Subang. (2011). Pedoman Prakerin SMK Negeri 2 Subang. Subang : Tidak Diterbitkan.