GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA ANAK USIA BALITA DI KELURAHAN PADASUKA.

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA ANAK USIA BALITA DI KELURAHAN PADASUKA

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh

Chaerunnisa Kosasih NIM. 1205596

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

HALAMAN ORISINALITAS

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA ANAK USIA BALITA DI KELURAHAN PADASUKA

Oleh

Chaerunnisa Kosasih

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan

pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Chaerunnisa Kosasih2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

KTI ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA ANAK USIA BALITA DI KELURAHAN PADASUKA

oleh

Chaerunnisa Kosasih ABSTRAK

Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia. Menurut data (WHO, 2009) terhitung 5-10 juta kematian/tahun, besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Bila dilihat per kelompok umur, diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Peran ibu sangatlah penting dalam mencegah terjadinya diare. Pengetahuan ibu tentang diare dapat mempengaruhi cara ibu dalam menangani diare di rumah. Semakin baik pengetahuan ibu, semakin baik pula cara ibu dalam menangani diare, dengan begitu ibu dapat menurunkan angka kejadian diare pada balita di masa yang akan datang. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia balita di Kelurahan Padasuka. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yang dilakukan di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung pada bulan Juni 2015 dengan jumlah sampel 90 orang dengan menggunakan teknik stratifiled random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 60% responden memiliki pengetahuan baik, 38% responden memiliki pengetahuan cukup dan 2% responden memiliki pengetahuan kurang. Penguasaan pengetahuan ibu tentang diare yang paling baik yaitu terletak pada materi tentang pencegahan diare sebanyak 80%, sementara untuk penguasaan pengetahuan ibu yang paling kurang yaitu terletak pada materi tentang makanan yang dihindari yaitu sebanyak 64%. Hal ini kemungkinan dikarenakan sudah sering adanya informasi mengenai pencegahan diare yang disampaikan melalui penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan, namun untuk penyampaian/penyuluhan mengenai makanan pada saat terkena diare sangat jarang disampaikan.


(6)

THE POTRAYAL OF MOTHERS’ KNOWLEDGE ABOUT DIARRHEA

IN TODDLER AT KELURAHAN PADASUKA oleh

Chaerunnisa Kosasih ABSTRACT

Diarrhea disease is still the leading cause of death in the world. According to the data (WHO, 2009) since there are about 5-10 million death cases per year. This becomes a serious problem since there are many illness and death cases caused by diarrhea. Seen from the group age, the prevalence of diarrhea spread is detected to toddler (1-4 years old) which is 16.7%. Mother's role is very important in preventing diarrhea. Mother's knowledge on diarrhea can affect the way the mother in addressing diarrhea at home. The better knowledge of the mother, the better the way the mother in dealing with diarrhea, so the mother can reduce the incidence of diarrhea in children under five in the future. Therefore, this study is very important to do. This study is intended to investigate

mothers’ knowledge about diarrhea in toddler in Kelurahan Padasuka, Cibeunying Kidul

Sub-district, Bandung. The study was conducted in June 2014 and involved 90 people as samples. In specific, this study employs descriptive quantitative, which used stratified random sampling technique and used questionnaire as the instrument. The findings show that 54 respondents (60%) have good knowledge, 34 respondents (38%) have adequate knowledge, and 2 respondents (2%) have lack knowledge about diarrhea. Besides that, most respondents have most understanding on diarrhea prevention (80%), but they have least understanding on food to avoid diarrhea (64%). This likely is due to the frequent lack of information on the prevention of diarrhea are delivered through health counseling by health workers, but for delivery/counseling about food when diarrhea is rarely delivered.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...……….... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang ...………. 1

B. Rumusan Masalah ...………. 4

C. Tujuan Penelitian ...…………... 4

D. Manfaat Penelitian ...……… 4

1. Manfaat Teoritis ... 2. Manfaat Praktis ... E. Struktur Organisai KTI ...……….... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 6

A. Pengetahuan………. 6

1. Pengertian ... 6

2. Tingkat Pengetahuan ... 6

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan... 8

4. Cara Memperoleh Pengetahuan... 10

5. Pengukuran Pengetahuan... 13

B. Diare.……….... 14

1. Pengertian ... 14

2. Penyebab Diare... 14

3. Patofisiologi... 15


(8)

5. Tanda dan gejala Diare... 17

6. Komplikasi Diare... 17

7. Pencegahan Diare... 18

8. Penatalaksanaan Diare... 20

9. Pemberian diit pada anak dengan diare... 26

C. Balita 1. Pengertian Balita... 29

2. Tumbuh Kembang Balita... 29

BAB III METODE PENELITIAN ………... 33

A. Desain Penelitian...………... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 33

C. Populasi dan Sampel ...………... 33

D. Definisi Operasional... 34

E. Instrumen Penelitian.………... 35

F. Etika Penulisan... 36

G. Prosedur Penelitian... ..………... 36

H. Analisa Data…………...…………..…….... 39

BAB IV TEMUAN DAN BAHASAN ... 41

A. Temuan ... 41

B. Pembahasan ... 43

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI... 49

A. Simpulan ... 49

B. Implikasi ... 49

C. Rekomendasi ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia dan 2,2 juta diantaranya meninggal, dan sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Menurut data di Amerika, setiap anak mengalami 7-15 episode diare dengan rata-rata usia 5 tahun. Menurut data di Negara berkembang rata-rata tiap anak dibawah usia 5 tahun mengalami episode diare tiga sampai empat kali pertahun (WHO, 2009).

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Berdasarkan survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan insidens naik seperti pada grafik dibawah ini.

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), studi mortalitas dan riset kesehatan dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih

301

374

423 411

Angka Kejadian

2000 2003 2006 2010


(10)

2

menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat, salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development Goals (MDG’s) (Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada tahun 2015 (Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, volume 2, Triwulan II, 2011).

Berdasarkan proporsi terbesar penderita diare pada balita adalah kelompok umur 6 – 11 bulan yaitu sebesar 21,65%, kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok umur 24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan proporsi terkecil pada kelompok umur 54 – 59 bulan yaitu 2,06%. Perbedaan ini tentu saja perlu dilihat dari beberapa faktor. Selain itu faktor perilaku kesadaran dan pengetahuan masyarakat, ketersediaan sumber air bersih, ketersediaan jamban keluarga dan jangkauan layanan kesehatan perlu dipertimbangkan juga sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian luar biasa (Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, volume 2, Triwulan II, 2011). Prevalensi diare lebih banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di pedesaan dan 7,4 % di perkotaan. Diare cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh (Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2011 & Riskesdas, 2007).

Diare merupakan salah satu penyakit infeksi pada balita. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang masih lemah sehingga balita sangat rentan terkena diare, selain itu pada anak usia balita, anak mengalami fase oral yang membuat anak usia balita cenderung mengambil benda apapun dan memasukkannya ke dalam mulut sehingga memudahkan kuman masuk ke dalam tubuh (Sanusingawi, 2011).

Balita yang mengalami diare akan timbul gejala seperti sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit menurun, ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering), demam, muntah, anorexia, lemah, pucat, perubahan


(11)

tanda-3

tanda vital (nadi dan pernafasan cepat), pengeluaran urine menurun atau tidak ada (Suriadi & Yuliani, 2010).

Upaya pencegahan diare antara lain memberikan ASI, memperbaiki makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih, mencuci tangan, membuang tinja bayi dengan benar, mencuci botol susu dengan benar dan memberikan imunisasi campak karena pemberian imunisasi campak dapat mencegah terjadinya diare yang lebih berat (Depkes, 2010).

Penanggulangan diare harus dilakukan dengan tepat dan akurat untuk mengatasi dampak dari diare tersebut seperti dehidrasi dan malnutrisi. Penanggulangan diare yang dapat dilakukan adalah teruskan pemberian ASI, susu formula, dan makanan padat pada bayi, berikan oralit atau larutan gula-garam untuk mengganti cairan yang hilang, berikan makanan seperti biasa dan hindari makanan yang mengandung serat, berikan zinc selama 10 hari berturut-turut, jangan berikan obat antidiare pada anak karena dapat menghambat kuman yang akan keluar (Sofwan, 2010).

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Lina Malikhah (2012) menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang khususnya ibu sangat mempengaruhi sikap ibu dalam mengatasi diare pada balita. Penelitian kedua oleh Erisa Herwindasari (2013) menyatakan bahwa tindakan penanganan diare di rumah oleh ibu ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu, semakin baik pengetahuan ibu, semakin baik pula tindakannya terhadap penanganan diare.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Mei 2015 dengan metode wawancara dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Padasuka dan ketua posyandu di Kelurahan Padasuka diperoleh data jumlah semua ibu yang memiliki balita sebanyak 898 orang dengan jumlah balita yang mengalami diare dari bulan Januari – Desember 2014 sebanyak 94 orang, dan pada bulan Januari – April 2015 sebanyak 30 orang seperti pada grafik dibawah ini.


(12)

4

Grafik 1.2 Frekuensi Angka Kejadian Diare di Puskesmas Padasuka

Berdasarkan uraian diatas mengingat pentingnya penanganan diare maka penulis tertarik untuk mengetahui serta melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak Usia Balita Di Kelurahan Padasuka”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia balita berdasarkan karakteristik di Kelurahan Padasuka ?”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia balita di Kelurahan Padasuka.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal untuk melakukan penelitian terkait penyakit diare pada balita.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perawat/tenaga kesehatan

Sebagai data awal untuk melakukan intervensi penyuluhan kepada ibu tentang diare.

7 11

8 3

14

4 7

11 8

5 5

11

9 10

7 4


(13)

5

b. Bagi pemegang kebijakan

Sebagai dasar untuk meletakkan kebijakan kesehatan dalam mengatasi penyakit diare.

E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah

Untuk mempermudah dalam penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Merupakan uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi karya tulis ilmiah.

BAB II Kajian Pustaka. Merupakan uraian landasan teori tentang pengetahuan, diare dan balita.

BAB III Metode Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan tentang desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan akhir, dan analisa data.

BAB IV Temuan dan Pembahasan. Pada bab ini membahas mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan.

BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Bab ini membahas mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Nursalam (2011), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Notoatmodjo, 2010). Dengan kata lain, penelitian deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan sesuatu kondisi yang terjadi di populasi saat ini. Desain penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia balita di Kelurahan Padasuka.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian yang akan diambil yaitu di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2015.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita sebanyak 898 orang yang berada di Kelurahan Padasuka.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam,2011). Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 90 orang ibu yang mempunyai balita.


(15)

34

3. Teknik sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan cara stratifiled random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dengan memperhatikan srata yang ada dalam anggota populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Untuk mencapai sampling ini, hasil sampel dibagi secara rata sesuai banyaknya wilayah, sehingga setiap wilayah dapat terwakili.

D. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diteliti, variabel tersebut perlu diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument atau alat ukur (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Skor Kategori Pengetahuan Ibu tentang Diare Pada Balita Hal-hal yang diketahui oleh ibu mengenai diare pada anak usia balita yang meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi, pencegahan dan penanganan, dengan skor yang di peroleh oleh ibu dengan mengisi butir soal tentang pengetahuan diare.

Butir Soal Benar = 1 Salah = 0

Baik, jika nilainya ≥ 75% Cukup, jika nilainya 56-74% Kurang, jika nilainya ≤ 55%


(16)

35

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Menurut Arikunto (2010), kuesioner tertutup adalah kuesioner dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan pilihan ganda (a, b, c, d) sebanyak 20 pertanyaan responden memilih jawaban yang telah disiapkan yang dianggap benar dengan diberi tanda silang. Jika jawaban benar diberi nilai 1 dan jika jawaban salah diberi nilai 0 (Arikunto, 2010).

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner

Variable Indikator No soal Jumlah

Gambaran 1. Pengertian Diare 1,4 2

Pengetahuan 2. Penyebab 5,7 2

Ibu Tentang 3.Tanda dan Gejala 2,3,6 3

Diare Pada Balita 4. Bahaya dan Cara Penularan

8,9 2

5. Dampak 10,12 2

6. Tanda dehidrasi 13,14,15 3 7. Pencegahan 11,17 2

8. Penanganan 16,18,19 3

9. Makanan yang dihindari

20 1

Jumlah 20

Kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian ini maka dilakukan uji validitas. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini dengan pengisian kuesioner terhadap 20 orang responden.

Uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2015 pada 20 orang responden di Rw 02 Padasuka. Pemilihan tempat di Rw 02 dikarenakan lokasi tersebut memiliki kriteria yang sama dengan sampel yang akan diambil. Dari 20 pertanyaan yang ada setelah dilakukan uji validitas didapatkan hasil 16 pertanyaan dinyatakan valid dan 4 pertanyaan tidak valid


(17)

36

(7,8,13,15) karena r hasil < 0,444. Pertanyaan yang tidak valid selanjutnya dilakukan uji validitas conten dengan pembimbing dan tetap digunakan dalam penelitian. Maka 20 pertanyaan dapat digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini. Untuk uji realibilitas diperoleh r alpha 0,704 > (0,6) sehingga instrumen dikatakan reliable.

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis harus mendapatkan rekomendasi dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan izin institusi atau lembaga tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian yaitu: 1. Persetujuan (Informed consent)

Peneliti memberikan lembar persetujuan yang diberikan kepada responden sebelum mengisi lembar kuesioner penelitian, agar responden mengerti maksud dan tujuan dari penelitian.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Dalam penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama lengkap responden melainkan hanya insialnya saja.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Dalam penelitian ini penulis akan memberikan jaminan kerahasiaan hasil peneliti, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah – langkah penelitian berguna untuk mempermudah dalam menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Menentukan rumusan masalah,studi pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan instrumen, mengajukan proposal pada dosen pembimbing, serta permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak yang terkait dan izin


(18)

37

pengambilan data kepada kepala dinas kesehatan, kepala puskesmas Padasuka dan ketua posyandu di Kelurahan Padasuka.

2. Pelaksanaan Penelitian

Melakukan kontrak waktu dengan para responden, menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian, membagikan lembar izin persetujuan penelitian kepada setiap responden, pembagian kuesioner, pengumpulan kuesioner, dan pengecekan kelengkapan lembar jawaban responden.

3. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara mendata semua ibu yang mempunyai balita kemudian melakukan informed consent kepada responden, setelah itu memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan lembar kuesioner pada ibu yang memiliki balita, lembar kuesioner dibagi dengan cara mendatangi setiap rumah yang akan dijadikan sebagai responden penelitian dengan dibantu oleh ibu kader yang ada di setiap RW, apabila ibu bersedia menjadi responden maka akan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner, namun apabila ibu tidak bersedia menjadi responden maka peneliti akan mencari responden yang lain. Setelah membagikan kuesioner, peneliti pun menjelaskan cara pengisian kuesioner. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu atau pada hari berikutnya oleh peneliti. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer.

4. Pengolahan Data dan Analisa Data

Langkah yang dilakukan setelah data terkumpul yaitu pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data terdiri dari:

a Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan pengkoreksian apakah kuesioner telah terjawab dengan lengkap atau belum. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai bisa segera dilengkapi. Pada penelitian ini peneliti melakukan editing setelah menerima kuisioner yang telah diisi oleh responden, dengan memeriksa kebenaran dan kelengkapannya.


(19)

38

Jika ada responden yang belum lengkap dalam mengisi kuesioner, maka peneliti meminta responden tersebut untuk melengkapinya.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuisioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Coding pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kode pada setiap pertanyaan yaitu 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Kuesioner yang sudah diberi kode kemudian dimasukan ke dalam program komputer.

c. Processing

Data yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program software komputer, untuk dilakukan pengolahan data dengan perangkat lunak komputer.

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Tabulatting dilakukan setelah jawaban kuesioner diberi kode, kemudian peneliti menghitung data dan memasukkan ke dalam tabel.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode, tidak lengkap dan sebagainya, kemudian dilakukan pembentukan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (cleaning).

H. Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Salah satu pengamatan yang dilakukan pada tahap analisis deskriptif adalah pengamatan terhadap tabel


(20)

39

frekuensi. Tabel frekuensi terdiri dari kolom-kolom yang memuat frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Nursalam, 2011).

Teknik analisa data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :

P = Keterangan :

P : presentasi F : frekuensi

N : jumlah seluruh observasi atau jumlah seluruh pertanyaan

Setelah diperoleh hasil, kemudian hasil tersebut dimasukkan kedalam kriteria absolut untuk mengukur tingkat pengetahuan. Menurut Arikunto (2006) dalam buku Budiman (2013) kategori tingkat pengetahuan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya ≥ 75 % 2. Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56 - 74 % 3. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤ 55 %

Setelah dilakukan perhitungan melalui item diatas, maka peneliti melakukan interpretasi dari hasil tes dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat (1990) dalam Suhartini (2007). Adapun interpretasi datanya adalah sebagai berikut:


(21)

40

Tabel 3.3 Interpretasi Data dengan kategori aturan Koentjaraningrat Presentase Kategori

0% Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil 26 % - 49 % Hampir separuhnya

50 % Separuhnya

51 % - 75 % Sebagian besar 76 % - 99 % Hampir seluruhnya


(22)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, dapat di tarik kesimpulan bahwa terdapat 54 orang (60%) responden berpengetahuan baik, 34 orang (38%) berpengetahuan cukup dan sebanyak 2 orang (2%) responden berpengetahuan kurang. Dalam penguasaan pengetahuan ibu tentang diare yang paling baik yaitu terletak pada materi tentang pencegahan diare sebanyak 80%, sementara untuk penguasaan pengetahuan ibu yang paling kurang yaitu pada materi tentang makanan yang dihindari yaitu sebanyak 64%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi yang dapat digunakan untuk peningkatan dalam keperawatan khususnya pelayanan kesehatan. Program berkelanjutan dari penelitian ini adalah memberikan pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan misalnya pendidikan kesehatan oleh puskesmas terdekat, terutama pendidikan kesehatan mengenai dampak diare, makanan yang dihindari saat diare, pencegahan dan penanganan yang tepat saat mengalami diare, sehingga angka kejadian diare pada balita dapat menurun.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal untuk melakukan penelitian terkait penyakit diare pada balita.

2. Bagi perawat/tenaga kesehatan, sebagai data awal untuk melakukan intervensi penyuluhan kepada ibu tentang diare.

3. Bagi pemegang kebijakan, sebagai dasar untuk meletakkan kebijakan kesehatan dalam mengatasi penyakit diare.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes, RI. (2008). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta: Departeman Kesehatan RI.

Depkes, RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. (edisi 2011), (hlm. 2-11). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Depkes, RI. (2010). Diare final (1). pdf. Diakses dari: www.depkes.go.id/downloads/buletin%20. Pada 4 November 2012.

Depkes, RI. (2011). Pengertian Balita. Diakses dari: http://id/shvoong.com/social-sciences/sociology/2170479-pengertianbalita/html. Pada 24 November 2012. Dewi, L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba

Medika.

Erfandi. (2013). Pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Diunduh melalui http://forbetterhealth. com.

Herwindasari. E (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Penatalaksanaan Awal Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II, (Skripsi). (hlm. 3-4). Pontianak

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Isyraq. (2007). Substansi Dan Definisi Pengetahuan. Diakses dari: http://isyraq.wordpress.com/2007/11/26/substansi-dan-definisi-pengetahuan/ (hlm. 8). Pada 26 November 2007

Kemenkes, RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 (hlm. 143). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes, RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Situasi Diare di Indonesia, volume 2. (triwulan II), (hlm. 1-8). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Malikhah, L. (2012). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pencegahan Dan Penanggulangan Secara Dini Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Hegarmanah Jatinangor.pdf (Skripsi), (hlm. 8-9). Bandung.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (hlm. 50). Jakarta: Rineka Cipta..

Notoatmodjo, S. (2013). Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta: Rineka Cipta.


(24)

51

Nursalam. (2011). Konsep & Penelitian Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (hlm. 80-120).Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2009). Konsep & Penelitian Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika.

Proverawati, A. (2009). Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riwidikdo, H. (2010). Statistik Kesehatan untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Sanusingawi. (2011). Gambaran Kejadian Diare Balita. Diakses dari: http://kejadiandiarepadabalita.com. Pada 25 Maret 2012.

Sofwan, R. (2010). Cara Cepat Atasi: Diare pada Anak. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer.

Sugiyono, Y. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suriadi & Yuliani, R. (2010). Buku Pegangan Praktik Klinik Asuhan Keperawatan pada Anak. (edisi 2), hlm. 82. Jakarta: Sagung Seto.

Taufik. (2010). Arti Pengetahuan Menurut Para Ahli. Diakses dari: http://arti-pengetahuan-menurut-para-ahli/2010/09/.html. Pada 24 Februari 2011.


(1)

38

Jika ada responden yang belum lengkap dalam mengisi kuesioner, maka peneliti meminta responden tersebut untuk melengkapinya.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuisioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Coding pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kode pada setiap pertanyaan yaitu 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Kuesioner yang sudah diberi kode kemudian dimasukan ke dalam program komputer.

c. Processing

Data yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program software

komputer, untuk dilakukan pengolahan data dengan perangkat lunak komputer.

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Tabulatting dilakukan setelah jawaban kuesioner diberi kode, kemudian peneliti menghitung data dan memasukkan ke dalam tabel.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode, tidak lengkap dan sebagainya, kemudian dilakukan pembentukan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (cleaning).

H. Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Salah satu pengamatan yang dilakukan pada tahap analisis deskriptif adalah pengamatan terhadap tabel


(2)

39

frekuensi. Tabel frekuensi terdiri dari kolom-kolom yang memuat frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Nursalam, 2011).

Teknik analisa data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :

P =

Keterangan : P : presentasi F : frekuensi

N : jumlah seluruh observasi atau jumlah seluruh pertanyaan

Setelah diperoleh hasil, kemudian hasil tersebut dimasukkan kedalam kriteria absolut untuk mengukur tingkat pengetahuan. Menurut Arikunto (2006) dalam buku Budiman (2013) kategori tingkat pengetahuan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya ≥ 75 %

2. Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56 - 74 % 3. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤ 55 %

Setelah dilakukan perhitungan melalui item diatas, maka peneliti melakukan interpretasi dari hasil tes dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat (1990) dalam Suhartini (2007). Adapun interpretasi datanya adalah sebagai berikut:


(3)

40

Tabel 3.3 Interpretasi Data dengan kategori aturan Koentjaraningrat

Presentase Kategori

0% Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil

26 % - 49 % Hampir separuhnya

50 % Separuhnya

51 % - 75 % Sebagian besar

76 % - 99 % Hampir seluruhnya


(4)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, dapat di tarik kesimpulan bahwa terdapat 54 orang (60%) responden berpengetahuan baik, 34 orang (38%) berpengetahuan cukup dan sebanyak 2 orang (2%) responden berpengetahuan kurang. Dalam penguasaan pengetahuan ibu tentang diare yang paling baik yaitu terletak pada materi tentang pencegahan diare sebanyak 80%, sementara untuk penguasaan pengetahuan ibu yang paling kurang yaitu pada materi tentang makanan yang dihindari yaitu sebanyak 64%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi yang dapat digunakan untuk peningkatan dalam keperawatan khususnya pelayanan kesehatan. Program berkelanjutan dari penelitian ini adalah memberikan pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan misalnya pendidikan kesehatan oleh puskesmas terdekat, terutama pendidikan kesehatan mengenai dampak diare, makanan yang dihindari saat diare, pencegahan dan penanganan yang tepat saat mengalami diare, sehingga angka kejadian diare pada balita dapat menurun.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal untuk melakukan penelitian terkait penyakit diare pada balita.

2. Bagi perawat/tenaga kesehatan, sebagai data awal untuk melakukan intervensi penyuluhan kepada ibu tentang diare.

3. Bagi pemegang kebijakan, sebagai dasar untuk meletakkan kebijakan kesehatan dalam mengatasi penyakit diare.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes, RI. (2008). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta: Departeman Kesehatan RI.

Depkes, RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. (edisi 2011), (hlm. 2-11). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Depkes, RI. (2010). Diare final (1). pdf. Diakses dari:

www.depkes.go.id/downloads/buletin%20. Pada 4 November 2012.

Depkes, RI. (2011). Pengertian Balita. Diakses dari: http://id/shvoong.com/social-sciences/sociology/2170479-pengertianbalita/html. Pada 24 November 2012. Dewi, L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba

Medika.

Erfandi. (2013). Pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Diunduh melalui http://forbetterhealth. com.

Herwindasari. E (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Penatalaksanaan Awal Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II, (Skripsi). (hlm. 3-4). Pontianak

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Isyraq. (2007). Substansi Dan Definisi Pengetahuan. Diakses dari: http://isyraq.wordpress.com/2007/11/26/substansi-dan-definisi-pengetahuan/ (hlm. 8). Pada 26 November 2007

Kemenkes, RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 (hlm. 143). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes, RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Situasi Diare di Indonesia, volume 2. (triwulan II), (hlm. 1-8). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Malikhah, L. (2012). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pencegahan Dan Penanggulangan Secara Dini Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Hegarmanah Jatinangor.pdf (Skripsi), (hlm. 8-9). Bandung.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (hlm. 50). Jakarta: Rineka Cipta..

Notoatmodjo, S. (2013). Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

51

Nursalam. (2011). Konsep & Penelitian Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

(hlm. 80-120).Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2009). Konsep & Penelitian Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika.

Proverawati, A. (2009). Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riwidikdo, H. (2010). Statistik Kesehatan untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Sanusingawi. (2011). Gambaran Kejadian Diare Balita. Diakses dari: http://kejadiandiarepadabalita.com. Pada 25 Maret 2012.

Sofwan, R. (2010). Cara Cepat Atasi: Diare pada Anak. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer.

Sugiyono, Y. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suriadi & Yuliani, R. (2010). Buku Pegangan Praktik Klinik Asuhan Keperawatan pada Anak. (edisi 2), hlm. 82. Jakarta: Sagung Seto.

Taufik. (2010). Arti Pengetahuan Menurut Para Ahli. Diakses dari: http://arti-pengetahuan-menurut-para-ahli/2010/09/.html. Pada 24 Februari 2011.


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tatalaksana Diare pada Balita di Kecamatan Medan Sunggal

2 55 76

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG DIARE TERHADAP TINDAKAN PEMBERIAN CAIRAN REHIDRASI PADA ANAK BALITA DIARE

3 40 20

Efektifitas Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Diare Balita di Sekitar UPT TPA Cipayung, Depok

2 12 128

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 3 13

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Usia 2 Bulan-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas

0 2 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten K

0 3 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten K

0 3 17

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode027

0 0 3