Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan Menggunakan Linux Centos T1 622009018 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Tujuan
Merancang dan merealisasikan infrastruktur komputasi awan ( Cloud Computing)

berupa layanan yang dapat melakukan kegiatan komputasi dan apabila salah satu koneksi
database down pada Microsoft SQL Server 2008 maka sistem akan melakukan

pembelokan koneksi (failover mirroring).

1.2.

Latar Belakang
Teknologi saat ini berkembang semakin pesat yang memungkinkan perkembangan

pada perangkat lunak (software) maupun pada perangkat keras (hardware) terjadi dalam
waktu yang singkat. Kemampuan suatu sistem komputer dapat diukur melalui tiga kategori
yaitu brainware, software, dan hardware. Tanpa adanya keseimbangan antara ketiga hal
tersebut, maka sistem komputer belum dapat dikatakan bekerja secara optimal [6, h.2].

Oleh karena itu, perkembangan tersebut semakin ke arah konsep-konsep seperti sosial
networking, share, kolaborasi, openness, kemudahan pada perawatan, dapat terdistribusi,
skalabilitas, concurrency dan transparansi. Salah satu yang sedang sangat populer oleh

para ahli yaitu mengenai komputasi awan atau Cloud Computing.
Secara bahasa cloud computing merupakan gabungan dari dua kata. Cloud yang
berarti awan dan Computing yang berarti komputasi, dengan demikian cloud computing
adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan
berbasis Internet (awan). Awan (cloud) adalah metafora dari Internet, sebagaimana awan
yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Cloud Computing adalah
komputasi berbasis internet, dimana server menyediakan sumber daya, perangkat lunak,
dan informasi untuk komputer dan perangkat lain sesuai permintaan. Berdasarkan NIST,
ada lima kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem untuk bisa dimasukkan ke dalam
karakteristik cloud computing. Kriteria tersebut adalah resource spooling, broad network
access, measured service, rapid elasticity, dan self service. Komputasi awan saat ini dibagi

menjadi tiga jenis layanan, yaitu Software as a Service (SaaS), Platform as a Service
(PaaS), dan Infrastructure as a Service (IaaS) [4, h.1].

Komputasi awan yang saling bersaing saat ini, yaitu seperti Google Application

Engine, Amazon Elastic Compute Cloud (EC2), Windows Azure, Grid Computing,
Salesforce.com dan masih banyak lagi. Contoh-contoh di atas saling bersaing untuk

2

membangun infrastruktur komputasi awan yang paling maksimal kerjanya, agar para
pengguna komputasi awan dapat terpikat dengan hasil kerja masing-masing penyedia
layanan tersebut. Komputasi awan memiliki potensi membalikkan paradigma industri
perangkat lunak, yang tadinya suatu aplikasi harus dibeli dan dijalankan di desktop.
Sementara pada komputasi awan aplikasi dan lisensi berjalan melalui jaringan. Dengan
adanya perubahan ini akan memungkinkan datacenter dan administrator-administrator
yang berada di pusat jaringan terdistribusi, processing power, electrical, bandwidth dan
media penyimpanan (storage) dapat dikelola secara remote [6,h.3]. Hal ini tidak hanya
berdampak kepada model bisnis, tetapi juga berkaitan dengan arsitektur utama bagaimana
suatu aplikasi dikembangkan, dibangun dan dijalankan.
Adapun beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan komputasi
awan adalah sebagai berikut:
1.

Mampu mengurangi pengeluaran dan menghilangkan CAPEX dari perangkat TI

Pada umumnya layanan komputasi awan tidak tetap (fix) dan dapat di kontrol
langsung oleh pengguna. Pengeluaran perusahaan yaitu CAPEX (capital
expenditure) yang dibutuhkan perusahaan saat memulai atau memperbesar

bisninya dari sisi TI (teknologi Informasi) memang terasa sangat berat [4, h.3].
Akan tetapi dengan menggunakan teknologi komputasi awan, perusahaan tidak
perlu memikirkan lagi biaya yang dikeluarkan karena biaya dari komputasi awan
yang digunakan saja yang dikeluarkan sampai tahun-tahun berikutnya.
2.

Skalabilitas
Skalabilitas merupakan penanganan sumber daya komputer yang lebih mudah

baik penanganan pada perangkat lunak maupun pada perangkat keras untuk
kebutuhan yang semakin meningkat [2, h.2].
3.

Metode Multi-tenants
Menggunakan metode servis Multi-tenants yaitu banyaknya klien dalam satu
platform [2, h.3].


4.

Kemudahan dalam perawatan
Pengaturan komputasi awan dapat dengan mudah meng-update program serta
mengkonfigurasi PC yang dipakai para pengguna, sehingga tidak perlu lagi untuk
meng-update dengan versi perangkat lunak dan mengkonfigurasi PC pengguna
satu persatu [7, h.21].Begitu juga dengan meng-downgrade layanan pada
komputasi awan dengan cepat dan mudah sesuai dengan kebutuhan.

3

5.

Fleksibilitas
Dengan perkembangan perangkat lunak maupun teknologi yang cukup cepat,
maka teknologi komputasi awan dapat mengikuti perkembangan tersebut
[7,h.3].Selain itu pengguna tidak perlu lagi mengkhawatirkan personal computer
yang harus selalu di-update.
Melihat dari banyaknya keuntungan dari komputasi awan, maka membangun suatu


komputasi awan itu sangatlah diperlukan. Pada skripsi ini, dirancang sebuah infrastruktur
komputasi awan yang menyediakan Infrastruktur as a Service (Iaas) menggunakan sistem
Linux yaitu CentOS 6.3.
Linux merupakan sistem yang open source dan CentOS dipilih sebagai sistem
operasinya, karena mendukung pembuatan komputasi awan ini secara bebas dan begitu
juga dengan software-software pendukung untuk membangun komputasi awan ini.Pada
Tabel 1.1 diperlihatkan perbandingan antara CentOS dan Ubuntu, yaitu CentOS juga lebih
mudah dari pada Ubuntu dalam hal pengaturan koneksi dan tampilan saat membangun
komputasi awan.
Table 1.1. Perbandingan antara sistem Linux Ubuntu dengan Linux CentOs [12].
Ubuntu

CentOS

Base Distribution

Debian Linux

Red Hat Linux


Default File System

EXT 4

EXT 4

Desktop Environment Unity

Gnome

Supported Platforms

i386, AMD64,ARM i386, x86-64

Packet Management

APT

Yum Package Kit


Package Format

Deb

RPM

USB Installation

Yes

Yes

Live CD

Yes

Yes

System Freeze


System Reboot

System move around

Stable

Medium stable

Highly stable

Berikut beberapa perbandingan antara sistem yang telah dilakukan pada referensi
[2] dan [3] dengan sistem yang akan dibangun yaitu:

4

Tabel 1.2. Perbandingan komputasi awan yang sudah dicoba dengan yang akan dibangun.
Perbandingan

Membangun

Infrastruktur
Komputasi Awan
Privat Menggunakan
Ubuntu Enterprise
Cloud[2]

Implementasi Cloud
Computing sebagai
Infrastructure as a
Service untuk
Penyediaan
WebServer[3]

Sistem yang dibangun

Desain Cloud

Front-end (Cloud
Control, Walrus,
Cluster , Storage) dan

Node

Front-end (Cloud
Control, Walrus,
Cluster , Storage) dan
Node

Cloud All in a box serta
Front-end (Cloud
Control, Walrus, Cluster ,
Storage) dan Node

Cluster Cloud

Single cluster

Single cluster

Single dan Multi cluster


Node Controller

Single dan Multi Node

Multi Node

Single dan Multi Node

Cloud Control
Host

Komputer Klien

Komputer Klien

Komputer Cloud dan
Komputer Klien

Sistem Operasi

Linux Ubuntu Server
10.04 LTS

Linux Ubuntu 10.04
Server LTS

Linux CentOS 6.3

Tabel 1.2 menunjukkan perbandingan antara sistem yang akan dibangun dengan
sistem yang telah dilakukan. Pada referensi [2] dan [3] menunjukkan bahwa sistem
infrastruktur yang dibuat di desain dengan menggunakan dua bagian besar yaitu front-end
dan node. Sedangkan pada sistem infrastruktur yang akan dibangun yaitu menggunakan
satu sistem dalam satu CPU dan membandingkannya dengan sistem yang telah di lakukan
pada referensi [2] dan [3]. Begitu juga dengan bagian pada cluster , sistem infrastruktur
yang dilakukan pada referensi [2] dan [3] menggunakan Single cluster dan akan
dibandingkan dengan Multi cluster . Di sini sistem operasi yang digunakan sama yaitu
Linux, tetapi pada referensi [2] dan [3] yang digunakan yaitu Linux Ubuntu Server versi
10.04 sedangkan sistem yang akan dibangun menggunakan Linux CentOS 6. Linux
Ubuntu Server 10.04 sudah tidak lagi di-support update karena waktu penggunaannya
sudah habis yaitu pada 17 April 2014. Oleh karena itu jika pada perancangan ini digunakan
sistem linux Server 10.04, maka tidak akan dapat mengimplementasikan komputasi awan.

1.3.

Gambaran Sistem
Sistem ini dibangun karena ingin mengetahui bagaimana komputasi awan bekerja

serta mengetahui dan menerapkan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada sistem
komputasi awan seperti:

5

1.

Cloud-in-one cloud computing yaitu sistem komputasi awan yang semua

bagiannya hanya dijalankan pada satu komputer.
2.

Multi-Cluster terdiri dari beberapa cluster yang dapat berfungsi apabila salah

satu cluster dalam keadaan jatuh (down), maka cluster yang lain dapat
mengambil alih kerja dari cluster yang jatuh tersebut, atau bisa juga disebut
dengan failover .

Gambar 1.1. Gambaran sistem komputasi awan multi cluster .
Gambaran dari Sistem yang akan dibangun yaitu sistem yang dapat bekerja pada
beberapa cluster dan node untuk mempercepat proses yang terjadi seperti terlihat pada
Gambar 1.1, terdapat dua cluster yang terhubung dengan beberapa node dan klien. Sistem
ini diimplementasikan pada sistem virtual yaitu VMware Workstation versi 10.
1.

Menginstalasi Linux CentOS 6.3 with Eucalyptus Cloud-in One
Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan menginstal semua bagian arsitektur

komputasi awan pada satu komputer, dengan menggunakan VMware Workstation. Di sini
dapat diketahui mengenai tampilan dan beberapa bagian dari VMware. Tampilan utama
pada VMware Workstation, dimana di sini dapat memilih jenis CPU yang digunakan,
menambahkan jumlah RAM, Hardisk, memilih NIC dan yang lainnya. Sistem operasi yang
dibuat yaitu menggunakan Linux CentOS kemudian mengatur jenis CPU , jumlah RAM,
Hardisk, NIC, dan lainnya. Halaman Utama dari sistem operasi CentOS dengan Eucalyptus

dari sini selanjutnya ditanamkan sistem operasi pada sistem virtual pada VMware.
Proses instalasi dimulai dari menamakan hostname, memilih network interface dan
mode yang digunakan, mengatur alamat ip, netmask, default gateway serta DNS server .

Kemudian mengisi account yang digunakan beserta password-nya. Selanjutnya yaitu
mengisi pengaturan pada range ip public, pengaturan instalasi pada Hardisk, sampai

6

dengan instalasi sistem selesai dan berhasil, kemudian sistem akan restarting untuk
melakukan startup pertama kalinya.
2.

Menkonfigurasi halaman web melalui account pada Cloud in a box
Proses yang kedua yaitu mengatur komputasi awan melalui halaman web dengan

alamat ip yang telah dimasukkan sebagai ip sistem. Semua pengaturan pada komputasi
awan dari pengaturan media penyimpanan, certificate, user, hingga administrator dapat
dilakukan di sini seperti pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2. Mengatur sistem komputasi awan melalui web.
3.

Menginstalasi Linux CentOS 6.3 with Eucalyptus Node Controller
Proses instalasi node sangat jauh berbeda dengan proses instalasi pada cluster

karena dari proses konfigurasi user sampai dengan konfigurasi alamat ip menggunakan
command line.

4.

Menginstalasi Linux CentOS 6.3 with Eucalyptus Front-end
Proses instalasi cluster tidak jauh berbeda dengan proses instalasi pada Linux

CentOS 6.3 with Eucalyptus Cloud-in-One hanya berbeda pada bagian menentukan alamat
ip yang akan digunakan sebagai ip public, ip cluster, dan ip node.
5.

Menkonfigurasi melalui halaman web melalui account pada Front-end
Komputasi awan privat yang telah berhasil dilakukan instalasi akan diatur semua

lewat web pada cluster dengan menggunakan account sebagai admin. Pembuatan images,
pengaturan images, hingga konfigurasi sambungan antara cluster dan node dilakukan pada
bagian ini.

7

Hasil yang tersaji pada klien adalah berupa suatu sistem yang dapat melakukan
proses komputasi seperti pengolahan citra dan konversi pada video. Admin juga dapat
melakukan pengaturan semua kegiatan pada sistem yang dibangun ini melalui web.
Pengujian sistem yang telah dibangun secara fisik yaitu:
1. Pengujian pada node dan cluster
2. Pengujian dengan menambah jumlah instance
3. Pengujian program pengolahan(citra, suara, dan video) pada image
4. Pengujian failover database pada instances
Pada proses pengujian yang dilakukan secara lebih detil adalah pada bagian
pengujan pada pada failover pada database mirroring Microsoft SQL Server 2008, karena
hasil dari pengujian ini nantinya akan dibandingkan dengan teori mengenai

failover

mirroring.

1.4.

Spesifikasi Sistem
Berdasarkan surat tugas dari Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Program

Studi Sistem Komputer Universitas Kristen Satya Wacana – Salatiga nomor
07/I.3/FTEK/III/2014 spesifikasi sistem yang dibuat adalah sebagai berikut:
1.

Infrastruktur komputasi awan direalisasikan menggunakan Operasi CentOS
dengan spesifikasi minimal yaitu Prosesor Dual Core 64-bit arsitektur yang
mendukung virtualisasi, RAM 1GB, Hardisk 160GB terdiri dari Multi cluster
dan Single cluster dengan dua node, dan menggunakan Hub 1 Gbps.

2.

Menguji dan membandingkan antara node dan cluster yang berada dalam satu
komputer dengan node dan cluster yang berbeda komputer

3.

Menguji dan membandingkan saat penambahan jumlah node dan cluster

4.

Menguji program yang sudah diinstalasi pada image komputasi awan, seperti
program konversi citra (Photo Magician dan Image Tools), konversi suara dan
gambar bergerak (Helium Audio Converter dan Format Factory), dan konversi
file .doc ke .pdf (FreePDF to Word Converter 5.1 dan Any Biz Soft PDF to
Word Converter ).

5.

Menguji database pada Microsoft SQL server 2008 R2 di Windows image
apabila terjadi failover.

6.

Menguji komputasi awan saat digunakan dengan menambahkan klien dari satu
hinnga sepuluh.

8

1.5.

Sistematika Penulisan
Skripsi ini secara penulisan menjadi lima bab, dengan rincian secara umum tiap bab

sebagai berikut:


Bab I berisi tentang Tujuan, Latar Belakang Permasalahan, Gambaran Sistem,



Spesifikasi Sistem, dan Sistematika Penulisan.



CentOS, dan Eucalyptus.



box, Single cluster , Node, dan Multi cluster .

Bab II membahas teori dasar dari Jenis Komputasi Awan, Virtualisasi, Linux

Bab III meliputi perancangan dan realisasi sistem komputasi awan cloud in a

Bab IV berisi pembahasan kinerja pada sistem dan membahas pengujian pada
komputasi awan menggunakan program konversi dan proses failover mirroring
pada database Microsoft SQL Server 2008. Disertakan juga hasil rangkuman
semua pengujian.

Bab V berisi kesimpulan dari komputasi awan single cluster dan multi cluster dan
saran-saran pengembangan pada sistem sehingga dapat diperbaiki kinerja sistem.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Metode Cluster Switching Menggunakan Shell Script

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Metode Cluster Switching Menggunakan Shell Script

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Automatic File Replication Cluster High-Availability Storage dengan Menggunakan GlusterFS

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan Menggunakan Linux Centos T1 622009018 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan Menggunakan Linux Centos T1 622009018 BAB IV

1 1 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan Menggunakan Linux Centos T1 622009018 BAB V

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan Menggunakan Linux Centos

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan Menggunakan Linux Centos

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan Menggunakan Linux Centos

0 0 18