Motivasi belajar siswa-siswi kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI
Rani Savithri Widyansari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta,
2013
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar
siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta, tahun pelajaran 2011/2012 dan
menyusun topik-topik bimbingan belajar sebagai implikasi hasil penelitian. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta yang berjumlah 67
siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “Skala Motivasi Belajar Siswa”.
Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan tingkat dengan
pendistribusiannya berdasarkan rumus Penilaian Acuan Patokan Tipe I. Hasil penelitian
menunjukkan persentasi motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta sebagai berikut : (1) tidak ada siswa memiliki motivasi belajar sangat tinggi,
(2) 26,87% siswa memiliki motivasi belajar tinggi, (3) 68,66% siswa memiliki motivasi
belajar cukup, (4) 4,48% siswa memiliki motivasi belajar rendah dan (5) tidak ada siswa
memiliki motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan
topik-topik bimbingan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta. Topik-topik tersebut adalah motivasi belajar, aktivitas
belajar dan tanggungjawab.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
A DESCRIPTION OF LEARNING MOTIVATION OF THE
EIGHTH GRADE STUDENTS IN SMP KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA IN 2011/2012 ACADEMIC YEAR AND ITS
IMPLICATION TOWARDS THE SUGGESTED TOPICS OF
APPROPRIATE LEARNING GUIDANCE
By:
Rani Savithri Widyansari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This research aims obtaining the description of learning motivation of the eighth
grade students in SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2011/2012 academic
years and to construct topics of appropriate learning guidance. This research
belongs to a descriptive study. The subject of this study is 67 students of the
eighth grade students in SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2011/2012
academic years. The instrument used in this study is “Learning Motivation Scale”.
The technique of data analysis used was percentage counting, and distribution
level is based on the formula of Criteria Reference Test Type I. The result of his
study shows that: (1) no students (0%) have very high motivation, (2) 26.87%
students have high motivation, (3) 68.66% students have average motivation, (4)
4.48% students have low motivation, and (5) no students (0%) have very low
motivation. Based on the result, the researcher suggested some topics which are
appropriate to increase learning motivation of the eighth grade students in SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta. Those topics are learning motivation, learning
activities, and responsibility.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
RANI SAVITHRI WIDYANSARI
NIM: 081114008
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
RANI SAVITHRI WIDYANSARI
NIM: 081114008
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Terimalah segalanya apa adanya, bukan seperti yang kamu
angankan saat ini. Masa lalu sudah lewat, masa depan masih misteri
dan saat inilah karunia. Itulah sebabnya saat ini disebut present
(hadiah)”.
(Deepak Chopra, M.D)
“ Semangat manusia lebih kuat daripada segala sesuatu yang terjadi
padanya “.
( C.C. Scoot )
Skripsi ini kepersembahkan kepada :
Allah yang selalu menyertaiku dalam setiap langkah hidupku.
Ibu dan Bapakku tercinta terima kasih untuk semuanya.
Adik-adik dan Keluarga besarku yang selalu mendukungku.
Kekasihku Yudha terimakasih untuk semangatnya.
semua sahabat ku dimana saja berada dan teman angkatan 08
yang selalu berbagi tawa dan duka selama menjalani masa studi.
semua dosen yang mengajar dan membimbingku dengan setia dan
penuh kesabaran..
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,29 Januari 2013
Penulis
Rani Savithri Widyansari
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Rani Savithri Widyansari
Nomor Mahasiswa
: 081114008
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP KANISIUS
KALASAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
BELAJAR YANG SESUAI
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
memplubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal: 29 Januari 2013
Yang menyatakan,
Rani Savithri Widyansari
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI
Rani Savithri Widyansari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta,
2013
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar
siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta, tahun pelajaran 2011/2012 dan
menyusun topik-topik bimbingan belajar sebagai implikasi hasil penelitian. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta yang berjumlah 67
siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “Skala Motivasi Belajar Siswa”.
Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan tingkat dengan
pendistribusiannya berdasarkan rumus Penilaian Acuan Patokan Tipe I. Hasil penelitian
menunjukkan persentasi motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta sebagai berikut : (1) tidak ada siswa memiliki motivasi belajar sangat tinggi,
(2) 26,87% siswa memiliki motivasi belajar tinggi, (3) 68,66% siswa memiliki motivasi
belajar cukup, (4) 4,48% siswa memiliki motivasi belajar rendah dan (5) tidak ada siswa
memiliki motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan
topik-topik bimbingan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta. Topik-topik tersebut adalah motivasi belajar, aktivitas
belajar dan tanggungjawab.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
A DESCRIPTION OF LEARNING MOTIVATION OF THE
EIGHTH GRADE STUDENTS IN SMP KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA IN 2011/2012 ACADEMIC YEAR AND ITS
IMPLICATION TOWARDS THE SUGGESTED TOPICS OF
APPROPRIATE LEARNING GUIDANCE
By:
Rani Savithri Widyansari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This research aims obtaining the description of learning motivation of the eighth
grade students in SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2011/2012 academic
years and to construct topics of appropriate learning guidance. This research
belongs to a descriptive study. The subject of this study is 67 students of the
eighth grade students in SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2011/2012
academic years. The instrument used in this study is “Learning Motivation Scale”.
The technique of data analysis used was percentage counting, and distribution
level is based on the formula of Criteria Reference Test Type I. The result of his
study shows that: (1) no students (0%) have very high motivation, (2) 26.87%
students have high motivation, (3) 68.66% students have average motivation, (4)
4.48% students have low motivation, and (5) no students (0%) have very low
motivation. Based on the result, the researcher suggested some topics which are
appropriate to increase learning motivation of the eighth grade students in SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta. Those topics are learning motivation, learning
activities, and responsibility.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan, atas rahmat, dan berkatnya yang
melimpah yang telah memberi penulis kesempatan untuk belajar di Universitas
Sanata Dharma, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai
tugas akhir dan memperoleh gelar sarjana. Selama menjalani studi di program
studi Bimbingan dan Konseling banyak suka dan duka penulis rasakan, dan
pengalaman yang berharga itu tidak dapat dinilai dengan materi apapun.
Pengalaman tersebut untuk mempersiapkan penulis menghadapi masa depan
dalam dunia bimbingan nantinya.
Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu
kelancaran penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini, secara khusus penulis
menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. sebagai Ketua Program Studi Bimbingan daan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Yuliana Supriyati, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mendampingi dengan penuh kesabaran, selalu memberikan
masukan-masukan yang bermanfaat dan memberikan motivasi kepada penulis
agar segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Yusup Indrianto Purwito, S.Pd. sebagai Kepala Sekolah SMP Kanisius
Kalasan Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak Y. Karsono, S.Pd. sebagai Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta yang telah membantu penulis saat penelitian di
SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.
5. Ibuku yang selalu memberikan semangat, dukungan, untuk pantang menyerah
serta doa yang senantiasa tulus.
6. Adik-adikku, terimakasih atas doa dan dukungan kalian selama ini hingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Mas Yudha, terimakasih atas doa dan dukungannya selama menulis skripsi ini.
8. Seluruh Keluarga Besar Yohanes Soehardji
terimakasih untuk semua
dukungan dan semangatnya.
9. My best friends Ocha, Bona, Vita, Yunita, Ao, dan semua teman BK 2008
terimakasih atas doa dan dukungan kalian semuanya serta kebersamaan kita
selama ini, kalian sudah memberikan warna-warni dalam hidupku.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terimakasih untuk
dukungan dan bantuannya.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya pihak-pihak
yang tertarik dengan motivasi belajar. Terimakasih.
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
v
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan Penelitian
6
D. Manfaat Penelitian
7
E. Definisi Operasional
7
8
BAB II : KAJIAN TEORI
8
8
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
2. Macam-macam Motivasi
12
a. Motivasi Intrinsik
12
b. Motivasi Ekstrinsik
14
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN
3. Belajar
17
4. Motivasi Belajar
17
19
B. Siswa kelas VIII
1. Ciri-ciri Remaja
20
2. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
20
C. Bimbingan
22
1. Pengertian Bimbingan
22
2. Tujuan Bimbingan
23
3. Program Bimbingan
23
D. Peran guru pembimbing dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
25
34
A. Jenis Penelitian
34
B. Metode Penelitian
31
C. Responden Penelitian
35
D. Alat Pengumpul Data
35
1. Skala Motivasi Belajar Model Likert
35
2. Skoring Skala Motivasi
37
3. Uji Coba Skala Likert Motivasi Belajar
38
4. Menentukan Validitas dan Reliabilitas
39
a. Validitas
39
b. Reliabilitas Instrumen
43
E. Pengumpulan Data
44
1. Tahap Persiapan
44
2. Tahap Pelaksanaan
44
F. Teknik Analisis Data
45
G. Perhitungan Penilaian Acuan Patokan
46
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
48
A. Hasil Penelitian
49
B. Pembahasan
51
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
59
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan
59
B. Saran
60
C. Topik-topik bimbingan yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran
60
2011/2012
DAFTAR PUSTAKA
66
LAMPIRAN
68
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan T.A 2011/2012
35
Tabel 2 : Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba
36
Tabel 3 : Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar Setelah Uji Coba
41
Tabel 4: Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I
46
Tabel 5: Penggolongan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
49
Tabel 6: Item Motivasi Belajar Siswa yang Digunakan Sebagai Usulan
Topik-topik Bimbingan
50
Tabel 7: Usulan Topik-topik Bimbingan
62
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
: Skala Uji Coba Motivasi Belajar Likert
68
Lampiran 2
: Tabulasi Uji Coba
72
Lampiran 3
: Hasil Perhitungan Taraf Validitas
74
Lampiran 4
: Reliabilitas Metode Belah Dua Gasal dan Genap
78
Lampiran 5
: Skala Likert Penelitian
80
Lampiran 6
: Tabulasi Data Penelitian
83
Lampiran 7
: Perhitungan Kualifikasi Motivasi Belajar
91
Lampiran 8
: Hasil Perhitungan Item
93
Lampiran 9
: Materi Bimbingan
95
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional dari beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang.
Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik itu di dalam
sekolah maupun di luar sekolah. Aktivitas belajar yang dilakukan oleh
setiap orang tidak selamanya dapat berjalan dengan baik. Belajar bukanlah
sebuah aktivitas yang dapat dikatakan mudah bagi setiap siswa, banyak
siswa mengalami penurunan motivasi belajar dan akan mempengaruhi
hasil dalam belajar.
Dalam belajar sangat diperlukan motivasi, hasil belajar akan
menjadi optimal, jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang
diberikan, akan semakin berhasil juga pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu
ditegaskan, motivasi berkaitan
erat dengan suatu tujuan. Motivasi
mempengaruhi adanya suatu kegiatan dalam belajar.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Motivasi belajar akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa akan
bersemangat untuk menyelesaikan tugas dan kegiatan belajarnya karena
terdapat motivasi yang kuat dalam dirinya. Motivasi belajar mendorong
siswa untuk melakukan kegiatan belajar, antara lain: memperhatikan saat
di kelas, bertanya saat mengalami kesulitan, menyelesaikan tugas-tugas
sekolah maupun pekerjaan rumah. Siswa akan belajar dengan giat untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan nilai yang baik.
Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk belajar. Hal ini sejalan
dengan rasa keingintahuannya yang akhirnya mendorong siswa untuk
belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah
sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai
pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil
dalam rangka belajar.
Motivasi dapat menjadi suatu pendorong yang mengubah energi
dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu kegiatan nyata untuk
mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar yang tinggi, memungkinkan
siswa untuk memperoleh prestasi yang memuaskan. Motivasi berperan
dalam pencapaian prestasi yang tinggi dan mempunyai arti yang sangat
penting dalam belajar. Fungsi motivasi yang paling penting adalah sebagai
pendorong timbulnya aktivitas, sebagai pengarah, dan sebagai penggerak
untuk melakukan suatu pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Motivasi memegang peranan yang amat penting dalam belajar,
Maslow dengan teori kebutuhannya, menggambarkan hubungan hirarkhis
dan berbagai kebutuhan, di ranah kebutuhan pertama merupakan dasar
untuk timbul kebutuhan berikutnya. Jika kebutuhan pertama telah
terpuaskan, barulah manusia mulai ada keinginan untuk memuaskan
kebutuhan yang selanjutnya. Pada kondisi tertentu akan timbul kebutuhan
yang tumpang tindih, contohnya adalah orang ingin makan bukan karena
lapar tetapi karena ada kebutuhan lain yang mendorongnya. Jika suatu
kebutuhan telah terpenuhi atau perpuaskan, itu tidak berarti bahwa
kebutuhan tesebut tidak akan muncul lagi untuk selamanya, tetapi
kepuasan itu hanya untuk sementara waktu saja. Manusia yang dikuasai
oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan akan termotivasi untuk melakukan
kegiatan guna memuaskan kebutuhan tersebut.
Dalam implikasinya pada dunia belajar, siswa atau pelajar yang
lapar tidak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Setelah kebutuhan
yang bersifat fisik terpenuhi, maka meningkat pada kebutuhan tingkat
berikutnya adalah rasa aman. Sebagai contoh adalah seorang siswa yang
merasa terancam atau dikucilkan baik oleh siswa lain mapun gurunya,
maka ia tidak akan termotivasi dengan baik dalam belajar. Ada kebutuhan
yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dipentingkan dan
dihargai. Seseorang siswa yang telah terpenuhi kebutuhan harga dirinya,
maka dia akan percaya diri, merasa berharga, marasa kuat, merasa
mampu/bisa, merasa berguna dalam didupnya. Kebutuhan yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
utama atau tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi
maka akan merasa bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara
penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan sendiri meliputi kebutuhan
menjadi tahu, mengerti untuk memuaskan aspek-aspek kognitif yang
paling mendasar.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan
menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugastugas belajar. Siswa akan memusatkan perhatiannya terhadap kegiatan
belajar, giat membaca buku untuk meningkatkan prestasinya tanpa
mengenal rasa bosan, lelah apalagi menyerah, sedangkan siswa yang
memiliki motivasi belajar yang rendah, gejala yang tampak antara lain :
cepat bosan, berusaha menghindar dari kegiatan belajar, kurangnya minat
untuk membaca, kurang perhatian pada saat pelajaran berlangsung,
kurangnya minat bertanya apabila tidak jelas, mudah putus asa, akibatnya
mengalami kesulitan dalam belajar (Prayitno,1989).
Menurut Winkel (1997:86), faktor yang mendasari adanya
penurunan motivasi belajar siswa antara lain : 1) Kehidupan di luar
sekolah menawarkan banyak bentuk rekreasi yang dapat membuat orang
merasa puas, meskipun rasa puas itu tidak dapat bertahan lama. 2)
Pengaruh dari teman-teman yang tidak menghargai prestasi tinggi dalam
belajar di sekolah dan prestasi di bidang lain. 3)Kekaburan mengenai citacita
sesudah
tamat
sekolah.4)Keadaan
keluarga
yang
kurang
menguntungkan, karena sejak kecil anak kurang ditantang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
memberikan prestasi yang patut dibanggakan atas dasar usahanya sendiri.
5) Sikap kritis sejumlah orang muda terhadap masyarakat, sehingga
mereka meragukan kegunaan dari belajar di sekolah.
Guru sebagai seorang pendidik harus tahu apa yang diinginkan
oleh para sisiwanya. Seperti kebutuhan untuk berprestasi, karena setiap
siswa memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang berbeda satu sama
lainnya. Tidak sedikit siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang
rendah, mereka cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko
dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi. Meskipun banyak juga siswa
yang memiliki motivasi untuk berprestasi yang tinggi. Siswa memiliki
motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses benar-benar
berasal dari dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam diri
sendiri maupun dalam bersaing dengan siswa lain.
Melihat kenyataan di atas, diperlukan dukungan serta perhatian dari
orangtua, guru pembimbing atau oranglain yang menyayanginya.
Dukungan dan perhatian yang diberikan akan memunculkan motivasi pada
siswa dalam melaksanakan proses dan kegiatan belajarnya. Salah satu cara
yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing untuk membantu siswa agar
termotivasi dalam belajarnya adalah dengan memberikan layanan
bimbingan yang tersusun dan terencana dalam satu program bimbingan.
Usulan topik-topik bimbingan hendaknya berdasarkan sikap dan tingkah
laku yang ditunjukkan oleh siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di
rumah. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Melalui
penelitian ini, akan diperoleh gambaran mengenai motivasi belajar siswa
kelas VIII yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengusulkan topiktopik bimbingan yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi belajar
siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran
2011/2012. Permasalahan pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius
Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012?
2. Berdasarkan analisis butir-butir instrumen mengenai motivasi belajar,
topik-topik bimbingan belajar manakah yang sesuai bagi para siswa
terkait dengan motivasi belajar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh gambaran tentang motivasi belajar siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.
2. Menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai bagi para siswa yag
terkait dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Tahun Ajaran 2011/2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini berguna bagi :
1. Manfaat teoritis
Memberikan gambaran mengenai tingkat motivasi belajar siswa kelas
VIII SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2011/2012.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi para guru pembimbing.
Berdasarkan motivasi belajar yang dimiliki, guru pembimbing dapat
menyusun
program-program
bimbingan
yang
berguna
untuk
meningkatkan motivasi belajar di kelas IX.
E. Definisi Operasional
Motivasi belajar adalah usaha, niat di dalam siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar demi mencapai tujuan dalam belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas kajian teori motivasi belajar, macammacam motivasi, pengertian belajar, motivasi belajar, ciri-ciri remaja, pengertian
bimbingan, tujuan bimbingan, program bimbingan dan perang guru pembimbing
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Dalam melakukan kegiatan belajar sangat dibutuhkan motivasi yang
kuat dari dalam diri masing-masing pribadi. Motivasi berasal dari kata
Latin yaitu motivium yang menunjukkan bahwa ada alasan mengapa
sesuatu itu dilakukan. Motif tidak dapat diamati secara langsung namun
dapat diwujudkan dalam tingkah laku berupa dorongan.
Motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Motivasi mengandung tiga unsur yang saling
berkaitan, yaitu: 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi
dalam pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan 3)
motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Kata “motif”, diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri.
Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan / mendesak. (Winkel, 1996 : 151).
Menurut Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga dikatakan
sebagai suatu usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang berusaha untuk melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
menyukainya, maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak
perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor luar tetapi
motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai pendorong di dalam diri siswa, dapat
menimbulkan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan belajar yang dikehendaki oleh siswa dapat
tercapai. Dikatakan “keseluruhan” karena pada umumnya ada beberapa
motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang
menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam
dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Motivasi merupakan faktor psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar dan terungkap lewat sikap dan tingkah laku.
Peranannya yang khas dalam hal penumbuhan gairah, perasaan senang dan
semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan
mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang
siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi dapat gagal dalam hal apa
saja karena kurangnya motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada
motivasi.
Motivasi adalah merupakan faktor psikhologis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. (Sardiman,1994: 5).Diantara
sekian banyak faktor yang memiliki pengaruh dalam belajar itu faktor
psikhologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting.
Faktor psikhologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan
dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal (Sardiman,1994:38)..
Kegiatan belajar siswa yang tidak optimal, tentu saja membutuhkan
keterlibatan guru dalam memberikan motivasi yang dapat membangkitkan
semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. (Winkel, 1996: 174)
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa yang
tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki
sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam yakni
suasana hati yang tidak menentu, sakit, lapar, atau masalah pribadi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
lain-lain. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa pada diri siswa tidak
terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan
sesuatu, karena tidak memiliki motivasi dalam belajar. Untuk itu perlu
adanya upaya yang dapat dilakukan untuk menemukan sebabnya,
kemudian mendorong siswa tersebut untuk mau melakukan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan, yakni belajar (Sardiman, 2005:74)
Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat
dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan,
makin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi
tindakan atau perbuatan seseorang. Penjelasan mengenai fungsi-fungsi
motivasi adalah : (1). Mendorong manusia untuk bertindak/berbuat,
motivasi berfungsi sebagai pengerak atau motor yang memberikan
energi/kekuatan
kepada
seseorang
untuk
melakukan
sesuatu.
(2). Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan tujuan atau
cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan itu, makin jelas jalan
yang harus ditempuh. (3). Menyeleksi perbuatan, menentukan perbuatanperbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan
itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.
(Ngalim Purwanto, 2002: 71)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Macam-Macam Motivasi
Motivasi belajar dibahas dalam dua bentuk yakni motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Kedua motivasi belajar ini ada pada diri
siswa dan memberikan arah pada kegiatan siswa.
a.
Motivasi Intrinsik
Menurut Sardiman
(1994)
yang dimaksud dengan
motivasi intrinsik adalah motif-motif yang telah menjadi aktif
tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya
seseorang yang mempunyai kesenangan membaca tanpa ada
yang menyuruh membaca ia sudah aktif dengan sendirinya,
misalnya dengan mencari buku-buku untuk dibaca. Selanjutnya
kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya
kegiatan belajar) maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik
adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam
kegiatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit seorang
siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin benar-benar
mendapat pengetahuan atau ketrampilan agar tingkah lakunya
berubah secara konstruktif tidak karena tujuan lain.
Menurut Djamarah (2002:115) motivasi inrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu
dipengaruhi dari luar, karena dalam diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila individu telah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
motivasi intrinsik selalu yakin dapat menyelesaikan setiap
pekerjaan yang dilakukan.
Menurut Prayitno (1989:10) motivasi intrinsik adalah
keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari
dalam diri individu.
Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor
dari lingkungan. Individu terdorong untuk bertingkah laku ke
arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor dari luar.
Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, akan puas
jika kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil. Djamarah
(2002:192) mengemukakan bahwa individu yang melakukan
kegiatan yang didorong oleh motivasi intrinsik, kegiatannya
untuk mencapai tujuan sehingga dapat memperoleh hasil dari
kegiatan tersebut.
Individu yang memiliki motivasi intrinsik dapat terlihat dari
sikapnya yang tekun, karena ia merasa butuh dan ingin
mencapai tujuan yang diinginkan, individu yang memiliki
motivasi intrinsik, menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang
tinggi. (Prayitno, 1989: 11)
Menurut Sardiman (2005) siswa yang memiliki motivasi
intrinsik akan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang
ingin dicapai karena adanya suatu dorongan yang menggerakkan
yang bersumber pada suatu kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Motivasi intrinsik diwujudkan adanya keinginan bertindak
yang disebabkan oleh faktor dorongan dan minat, individu
melakukan sesuatu aktivitas tanpa mengharapkan ataupun
meminta pujian. Individu yang memiliki motivasi intrinsik
dalam melakukan sesuatu bukan berdasarkan pada pengaruh dari
luar seperti hadiah dan pujian. Individu yang memiliki motivasi
intrinsik ketika melakukan suatu pekerjaan akan lebih
menyenangkan, daripada mengerjakan tugas karena alasan ingin
menyenangkan oranglain, ingin memperoleh penghargaan,
ataupun karena menghindar dari hukuman.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan motivasi intrinsik
adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor
pendorong yang lebih kuat dari dalam individu yang terlihat dari
ketekunannya, karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan
yang sebenarnya.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
karena perangsang dari luar. Misalnya seseorang yang belajar
karena
besuk akan ujian.
Jadi tujuannya
adalah agar
memperoleh nilai yang lebih baik, sehingga apabila dilihat dari
segi tujuannya kegiatan yang dilakukannya tidak secara
langsung bergayut dengan esensi dengan apa yang dilakukannya
itu. Meskipun demikian motivasi ekstrinsik tetap penting sebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kondisi anak senantiasa dinamis ataumungkin komponen lain
dalam komponen belajar mangajar ada yang kurang menarik.
Dari sedikit uraian di atas dapat dimengerti bahwa motivasi
intrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
terletak dalam suatu perbuatan, misalnya perbuatan belajar.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang terletak di luar suatu perbuatan. Misalnya
dalam perbuatan belajar seorang siswa ingin memperoleh nilai
yang leih tinggi atau angka yang lebih baik (A. Tabrani Rusyan
dkk, 1989).
Menurut Prayitno (1989:13) motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari
luar. Motivasi ekstrinsik merupakan keinginan dari dalam
individu, tetapi kurang kuat kalau dibandingkan dengan
motivasi intrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adaanya pengaruh dari luar. Motivasi
ekstrinsik karena adanya ajakan, suruhan, maupun pujian dari
orang lain sehingga dengan keadaan demikian individu mau
melakukan sesuatu. (Djamarah, 2002 :117)
Menurut Winkel (1996:173) motivasi ekstrinsik merupakan
kegiatan yang dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan
dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kegiatan itu sendiri. Misalnya, siswa rajin untuk melaksanakan
tugas piket kelas yang telah dijadwalkan karena untuk
menghindari hukuman atau ancaman.
Motivasi
ekstrinsik
berfungsi
sebagai
pendorong,
penggerak, sikap yang terimplikasi dalam perbuatan. Motivasi
ekstrinsik merupakan motor penggerak, bila ada siswa kurang
memiliki motivasi intrinsik, maka diperlukan dorongan dari luar,
yaitu motivasi ekstrinsik. (Djamarah 2002 : 124)
Menurut Prayitno (1989:16) Disamping itu perlu pula
diingat bahwa motivasi ekstrinsik dapat membantu timbulnya
motivasi
intrinsik.
Terkadang
motivasi
ekstrinsik
dapat
membantu individu untuk menemukan motivasi intrinsiknya.
Awalnya individu melakukan sesuatu karena hadiah atau pujian,
kemudian seiring berjalannya waktu ia dapat menemukan
sesuatau yang berharga bagi dirinya yang akhirnya dapat
menimbulkan motivasi intrinsiknya.
Sardiman (2002) mengatakan, bukan berarti motivasi
ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Motivasi ekstrinsik
sangat diperlukan, karena keadaan individu itu dinamis,
berubah-ubah sehingga perlu motivasi ekstrinsik.
Dengan demikian maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa motivasi intrinsik yang dimiliki oleh seseorang yang
dimiliki oleh seorang anak akan memberikan hasil yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
baik dibandingkan dengan seorang anak yang hanya memiliki
atau semata-mata didorong oleh faktor dari luar dirinya
(motivasi ekstrinsik). Akan tetapi alangkah baiknya seandainya
seorang anak yang belajar sudah memiliki motivasi intrinsik
kemudian dirangsang oleh faktor dari luar (motivasi ekstrinsik),
sebab keadaan dan minat dalam diri siswa dapat beeubah setiap
waktu.
3. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.
Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada
proses belajarnya.
Winkel (1996:53) mengartikan belajar sebagai aktivitas mental
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
4. Motivasi Belajar
Selama melakukan kegiatan belajar, tentunya siswa memiliki
keinginan agar kegiatan yang dilakukannya pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Siswa
termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar karena keberhasilan
dari aktivitas tersebut pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Motivasi belajar akan mengarahkan tingkah laku selama jangka
waktu
tertentu
untuk
memperoleh
kemampuan
berupa
ilmu/pengetahuan, sehingga pada akhirnya menunjukkan hasil, yaitu
prestasi yang baik. (Winkel, 1996)
Winkel (1996:150) mengemukakan pengertian motivasi belajar
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan belajar yang dikehendaki siswa, yakni prestasi
belajar yang baik, dapat tercapai. Motivasi belajar yang kuat menjadi
sebab utama siswa melakukan aktivitas belajar pada suatu saat
tertentu.
Lebih lanjut Winkel (1996) menjelaskan motivasi belajar
merupakan faktor psikis. Peranannya yang khas ialah dalam hal
semangat belajar, siswa bermotivasi kuat akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar tidak
hanya memberikan dorongan belajar, tetapi juga memberikan arah
yang jelas.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Adanya motivasi belajar akan memberikan hasil belajar
yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun
dan terutama didasari adanya motivasi, maka siswa akan
mendapatkan prestasi yang baik. (Sardiman, 1986 : 85)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Secara umum terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar,
pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
belajar itu demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang
peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa
senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi
tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan
belajar.
Dari definisi motivasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah usaha yang timbul dari dalam diri siswa,
menyebabkan siswa tergerak melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan, yaitu ilmu atau kepandaian dan pada akhirnya menunjukkan
prestasi belajar yang baik.
B. Siswa Kelas VIII
Siswa kelas VIII termasuk dalam kategori remaja awal yaitu dalam
rentang usia 12-13 tahun. Menurut Hurlock (1994:206) masa remaja
berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun bagi wanita dan antara umur
13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Masa remaja dimulai saat timbulnya
perubahan-perubahan dan tanda-tanda kedewasaan fisik. Menurut Hurlock
(1980) remaja adalah pemuda dan pemudi yang berada pada masa
perkembangan yang disebut adolescence (masa remaja sebagai masa
menuju kedewasaan). Pada masa ini tahap perkembangan dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
manusia, dimana individu sudah tidak dapat disebut anak kecil lagi, tetapi
juga belum disebut orang dewasa.
1.
Ciri-Ciri Remaja
Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1986:204) remaja memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Terlihat timbulnya perubahan jasmani: perubahan fisik yang terjadi
begitu cepat dan jelas dibandingkan dengan sebelumnya.
b. Perkembangan intelektualnya lebih mengarah pada pemikiran
tentang dirinya. Remaja memiliki keinginan untuk berprestasi dalam
bidang tertentu. Seperti olahraga, kesenian dan prestasi akademik.
c. Terjadi perubahan dalam hubungan antara remaja,orangtua, dan
orang lain di lingkungan sekitarnya. Remaja berkeinginan untuk
diakui oleh lingkungannya, dan keinginan untuk diperlakukan
seperti layaknya orang dewasa.
d. Muncul perubahan dalam berperilaku, pengamatan dan kebutuhan
seksual.
e. Terjadi perubahan dalam harapan dan tuntutan terhadap oran
dewasa.
2.
Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
Menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan pada masa remaja adalah:
a. Menerima keadaan fisiknya dan menerima perannya sebagai pria
atau wanita. Dalam periode ini mengadakan penyesuaian terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
perubahan yang terjadi secara cepat dan menimbulkan goncangangoncangan emosional.
b. Menjalin hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama
jenis maupun lain jenis kelamin.
c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orangtuanya dan
orang-orang dewasa lain.
d. Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan secara
ekonomis.
e. Mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan,
konsep-konsep
intelektual yang diperlukan dalam hidup sebagai warga Negara yang
terpuji, Remaja hendaknya memiliki cita-cita dan semangat untuk
mewujudkannya.
f. Memilih dan mempersiapkan diri kearah suatu pekerjaan atau
jabatan.
g. Menginginkan
da n
dapat
berperilaku
yang
diperbolehkan
masyarakat. Mengikuti norma-norma dan tata krama yang berlaku
di lingkungan tempat tinggalnya.
h. Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia,
yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai.
Dengan melihat ciri-ciri dan tugas perkembangan remaja ini
dimaksudkan agar guru pembimbing semakin mudah dalam memberikan
layanan bimbingan yang sesuai dan tepat untuk memotivasi siswa dalam
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Siswa kelas VIII adalah seseorang yang berada pada masa remaja awal.
Pada masa ini merupakan masa dimana sangat banyak permasalahan dan
godaan pergaulan dunia luar yang menarik bagi mereka. Misalnya,
permasalahan hubungan dengan teman sebaya dan godaan untuk
menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-temannya. Siswa
cenderung mencari kesenangan, malas belajar dan cenderung menyepelekan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.
C. Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada
individu secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami
dirinya, sehingga sanggup bertindak dengan wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan keluarga dan masyarakat sekitarnya, dengan
demikian individu dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat
memberikan sumbangan yang berarti (Winkel, 2004:29).
Menurut Prayitno (2004:38) bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak,remaja, maupun dewasa,
agar orang yang dibimbingnya dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri serta dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Melihat pengertian di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa
bimbingan merupakan sebuah proses layanan yang diberikan oleh
seorang yang profesionla atu ahli dibidangnya kepada siapa saja yang
membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah, menyesuaikan
diri dan membuat sebuah pilihan yang baik, mengambil keputusan dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil tersebut.
2. Tujuan Bimbingan
Tujuan pelayanan bimbingan adalah membantu siswa agar siap
dalam menghadapi segala tantangan yang dapat terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Pelayanan bimbingan membantu siswa untuk
mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi, mampu untuk
mengambil
keputusan
dan
mempunyai
keberanian
untuk
melakukannya, mengenali diri dan dapat berperan dalam kehidupan
masyarakat.
3. Program Bimbingan
Program bimbingan adalah suatu rangkaian bimbingan yang
terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu
(Winkel, 1997: 143). Program bimbingan disusun dalam periode
tertentu misalnya dalam satu tahun ajaran, ini dapat menjadi pegangan
bagi guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan.
Pelayanan bimbingan diwujudkan dalam sejumlah rangkaian kegiatan
bimbingan yang tercakup dalam program bimbingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Program bimbingan bertujuan agar siswa (1) mengembangkan
pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya di sekolah, (2)
mengembangkan pengetahuan dunia kerja, kesempatan kerja dan
tanggung jawab dalam memilih kesempatan kerja sesuai dengan
tingkat
pendidikan
yang
diisyaratkan,
(3)
mengembangkan
kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang
dirinya dan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan
bertanggung jawab. Program bimbingan disusun harus sesuai dengan
masalah dan kebutuhan siswa. Masalah dan kebutuhan siswa dijadikan
sebagai topik-topik dalam pelayanan bimbingan.
Suatu program bimbingan perlu direncanakan agar pelayanan
yang diberikan kepada siswa dapat seoptimal mungkin. Kegiatan
bimbingan yang dilakukan oleh guru pembimbing ditujukan terutama
pada siswa, tetapi dapat juga kepada rekan tenaga kependidikan dan
orang tua siswa. Misalnya, tenaga bimbingan dapat memberikan
informasi kepada kepala sekolah tentang aneka jenis masalah yang
kerap dihadapi oleh siswa. Tenaga bimbingan dapat memberikan
waktu kepada seorang guru untuk berkonsultasi tentang siswa yang
menjadi kasus di sekolah. Tenaga bimbingan dapat memberikan
ceramah kepada orang tua siswa tentang ciri khas masa remaja, supaya
mereka lebih mengerti akan anak-anak mereka (Winkel, 1997 : 104).
Bimbingan beroperasi pada lingkungan pendidikan sekolah dan
memusatkan pelayanannya pada para peserta didik sebagai individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang harus mengembangkan kepribadiannya masing–masing dan
memanfaatkan pendidikan sekolah yang mereka terima bagi
perkembangan dirinya. Adanya pelayanan bimbingan di sekolah dapat
memberikan jaminan, semua peserta didik mendapat perhatian sebagai
seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan
dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang
berkaitan dengan perkembangan mereka sehingga semua peserta didik
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
D. Peran Guru Pembimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa
Guru adalah seorang yang dapat membantu anak didiknya dalam
hal belajar, membimbing anak didiknya agar dapat menjadi pribadi yang
tercapai perkembangan kognitif, motorik dan afektifnya. Guru pembimbing
hendaknya peka terhadap keadaan dan kebutuhan para siswa dalam hal
memotivasi untuk belajar. Menurut Prayitno (2004) motivasi dalam belajar
dapat dilihat dari tingkah laku siswa yang menyangkut minat, perhatian,
konsentrasi dan ketekunan. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi
menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugastugas belajar. Siswa memusatkan perhatian sebanyak mungkin energi fisik
maupun psikis terhadap kegiatan belajar, tanpa mengenal perasaan bosan,
lelah dan tidak menyerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi yang rendah akan
menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari
kegiatan belajar dan tugas-tugas belajar.
Program bimbingan di bidang akademik dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal
menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang
sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan
tuntutan belajar di Institusi Pendidikan (Winkel & Sri Hastuti, 2004:115).
Unsur-unsur program bimbingan di bidang akademik, antara lain :
1. Orientasi kepada siswa baru tentang tujuan institusional, isi
kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur
belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak
pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang
tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar
di rumah, secara individual atau berkelompok.
3. Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih
kegiatan non akademik yang menunjang usaha belajar, dan
memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang
lebih tinggi.
4. Membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh
kegiatan kelompok, supaya berjalan efisien dan efektif. (Winkel
& Sri Hastuti, 2004 : 116- 117).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pelayanan bimbingan dapat dibawakan dengan cara bimbingan
kelompok di kelas maupun kegiatan kelompok khusus yang di bentuk untuk
mengembangkan motivasi belajar. Misalnya dengan game atau refleksi.
Dalam memilih materi pelayanan bimbingan guru pembimbing
tentunya mengetahui bahwa dalam kegiatan belajar motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar,
tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Menurut Rini Upaya-upaya yang dapat dilakukan konselor untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam sebuah program bimbingan
klasikal antara lain
1.
Kebermaknaan
Siswa yang bermotivasi belajar akan menghayati apabila halhal yang dipelajarinya mengandung makna tertentu baginya.
Kebermaknaan itu sebenarnya bersifat personal karena
dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi seseorang. Jika
ada kemungkinan pelajaran yang diberikan oleh guru tidak
dirasakan bermakna sebaiknya guru berusaha menjadikan
pelajaran yang disajikan bermakna bagi semua siswa. Caranya
adalah dengan mengkaitkan pelajaran dengan pengalaman
masa lalu siswa, tujuan yang ingin dicapai untuk masa depan,
minat dan nilai
ABSTRAK
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI
Rani Savithri Widyansari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta,
2013
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar
siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta, tahun pelajaran 2011/2012 dan
menyusun topik-topik bimbingan belajar sebagai implikasi hasil penelitian. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta yang berjumlah 67
siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “Skala Motivasi Belajar Siswa”.
Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan tingkat dengan
pendistribusiannya berdasarkan rumus Penilaian Acuan Patokan Tipe I. Hasil penelitian
menunjukkan persentasi motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta sebagai berikut : (1) tidak ada siswa memiliki motivasi belajar sangat tinggi,
(2) 26,87% siswa memiliki motivasi belajar tinggi, (3) 68,66% siswa memiliki motivasi
belajar cukup, (4) 4,48% siswa memiliki motivasi belajar rendah dan (5) tidak ada siswa
memiliki motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan
topik-topik bimbingan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta. Topik-topik tersebut adalah motivasi belajar, aktivitas
belajar dan tanggungjawab.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
A DESCRIPTION OF LEARNING MOTIVATION OF THE
EIGHTH GRADE STUDENTS IN SMP KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA IN 2011/2012 ACADEMIC YEAR AND ITS
IMPLICATION TOWARDS THE SUGGESTED TOPICS OF
APPROPRIATE LEARNING GUIDANCE
By:
Rani Savithri Widyansari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This research aims obtaining the description of learning motivation of the eighth
grade students in SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2011/2012 academic
years and to construct topics of appropriate learning guidance. This research
belongs to a descriptive study. The subject of this study is 67 students of the
eighth grade students in SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2011/2012
academic years. The instrument used in this study is “Learning Motivation Scale”.
The technique of data analysis used was percentage counting, and distribution
level is based on the formula of Criteria Reference Test Type I. The result of his
study shows that: (1) no students (0%) have very high motivation, (2) 26.87%
students have high motivation, (3) 68.66% students have average motivation, (4)
4.48% students have low motivation, and (5) no students (0%) have very low
motivation. Based on the result, the researcher suggested some topics which are
appropriate to increase learning motivation of the eighth grade students in SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta. Those topics are learning motivation, learning
activities, and responsibility.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
RANI SAVITHRI WIDYANSARI
NIM: 081114008
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
RANI SAVITHRI WIDYANSARI
NIM: 081114008
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Terimalah segalanya apa adanya, bukan seperti yang kamu
angankan saat ini. Masa lalu sudah lewat, masa depan masih misteri
dan saat inilah karunia. Itulah sebabnya saat ini disebut present
(hadiah)”.
(Deepak Chopra, M.D)
“ Semangat manusia lebih kuat daripada segala sesuatu yang terjadi
padanya “.
( C.C. Scoot )
Skripsi ini kepersembahkan kepada :
Allah yang selalu menyertaiku dalam setiap langkah hidupku.
Ibu dan Bapakku tercinta terima kasih untuk semuanya.
Adik-adik dan Keluarga besarku yang selalu mendukungku.
Kekasihku Yudha terimakasih untuk semangatnya.
semua sahabat ku dimana saja berada dan teman angkatan 08
yang selalu berbagi tawa dan duka selama menjalani masa studi.
semua dosen yang mengajar dan membimbingku dengan setia dan
penuh kesabaran..
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,29 Januari 2013
Penulis
Rani Savithri Widyansari
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Rani Savithri Widyansari
Nomor Mahasiswa
: 081114008
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP KANISIUS
KALASAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
BELAJAR YANG SESUAI
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
memplubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal: 29 Januari 2013
Yang menyatakan,
Rani Savithri Widyansari
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI
Rani Savithri Widyansari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta,
2013
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar
siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta, tahun pelajaran 2011/2012 dan
menyusun topik-topik bimbingan belajar sebagai implikasi hasil penelitian. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta yang berjumlah 67
siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “Skala Motivasi Belajar Siswa”.
Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan tingkat dengan
pendistribusiannya berdasarkan rumus Penilaian Acuan Patokan Tipe I. Hasil penelitian
menunjukkan persentasi motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta sebagai berikut : (1) tidak ada siswa memiliki motivasi belajar sangat tinggi,
(2) 26,87% siswa memiliki motivasi belajar tinggi, (3) 68,66% siswa memiliki motivasi
belajar cukup, (4) 4,48% siswa memiliki motivasi belajar rendah dan (5) tidak ada siswa
memiliki motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan
topik-topik bimbingan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta. Topik-topik tersebut adalah motivasi belajar, aktivitas
belajar dan tanggungjawab.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
A DESCRIPTION OF LEARNING MOTIVATION OF THE
EIGHTH GRADE STUDENTS IN SMP KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA IN 2011/2012 ACADEMIC YEAR AND ITS
IMPLICATION TOWARDS THE SUGGESTED TOPICS OF
APPROPRIATE LEARNING GUIDANCE
By:
Rani Savithri Widyansari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This research aims obtaining the description of learning motivation of the eighth
grade students in SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2011/2012 academic
years and to construct topics of appropriate learning guidance. This research
belongs to a descriptive study. The subject of this study is 67 students of the
eighth grade students in SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2011/2012
academic years. The instrument used in this study is “Learning Motivation Scale”.
The technique of data analysis used was percentage counting, and distribution
level is based on the formula of Criteria Reference Test Type I. The result of his
study shows that: (1) no students (0%) have very high motivation, (2) 26.87%
students have high motivation, (3) 68.66% students have average motivation, (4)
4.48% students have low motivation, and (5) no students (0%) have very low
motivation. Based on the result, the researcher suggested some topics which are
appropriate to increase learning motivation of the eighth grade students in SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta. Those topics are learning motivation, learning
activities, and responsibility.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan, atas rahmat, dan berkatnya yang
melimpah yang telah memberi penulis kesempatan untuk belajar di Universitas
Sanata Dharma, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai
tugas akhir dan memperoleh gelar sarjana. Selama menjalani studi di program
studi Bimbingan dan Konseling banyak suka dan duka penulis rasakan, dan
pengalaman yang berharga itu tidak dapat dinilai dengan materi apapun.
Pengalaman tersebut untuk mempersiapkan penulis menghadapi masa depan
dalam dunia bimbingan nantinya.
Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu
kelancaran penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini, secara khusus penulis
menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. sebagai Ketua Program Studi Bimbingan daan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Yuliana Supriyati, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mendampingi dengan penuh kesabaran, selalu memberikan
masukan-masukan yang bermanfaat dan memberikan motivasi kepada penulis
agar segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Yusup Indrianto Purwito, S.Pd. sebagai Kepala Sekolah SMP Kanisius
Kalasan Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak Y. Karsono, S.Pd. sebagai Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta yang telah membantu penulis saat penelitian di
SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.
5. Ibuku yang selalu memberikan semangat, dukungan, untuk pantang menyerah
serta doa yang senantiasa tulus.
6. Adik-adikku, terimakasih atas doa dan dukungan kalian selama ini hingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Mas Yudha, terimakasih atas doa dan dukungannya selama menulis skripsi ini.
8. Seluruh Keluarga Besar Yohanes Soehardji
terimakasih untuk semua
dukungan dan semangatnya.
9. My best friends Ocha, Bona, Vita, Yunita, Ao, dan semua teman BK 2008
terimakasih atas doa dan dukungan kalian semuanya serta kebersamaan kita
selama ini, kalian sudah memberikan warna-warni dalam hidupku.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terimakasih untuk
dukungan dan bantuannya.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya pihak-pihak
yang tertarik dengan motivasi belajar. Terimakasih.
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
v
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan Penelitian
6
D. Manfaat Penelitian
7
E. Definisi Operasional
7
8
BAB II : KAJIAN TEORI
8
8
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
2. Macam-macam Motivasi
12
a. Motivasi Intrinsik
12
b. Motivasi Ekstrinsik
14
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN
3. Belajar
17
4. Motivasi Belajar
17
19
B. Siswa kelas VIII
1. Ciri-ciri Remaja
20
2. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
20
C. Bimbingan
22
1. Pengertian Bimbingan
22
2. Tujuan Bimbingan
23
3. Program Bimbingan
23
D. Peran guru pembimbing dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
25
34
A. Jenis Penelitian
34
B. Metode Penelitian
31
C. Responden Penelitian
35
D. Alat Pengumpul Data
35
1. Skala Motivasi Belajar Model Likert
35
2. Skoring Skala Motivasi
37
3. Uji Coba Skala Likert Motivasi Belajar
38
4. Menentukan Validitas dan Reliabilitas
39
a. Validitas
39
b. Reliabilitas Instrumen
43
E. Pengumpulan Data
44
1. Tahap Persiapan
44
2. Tahap Pelaksanaan
44
F. Teknik Analisis Data
45
G. Perhitungan Penilaian Acuan Patokan
46
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
48
A. Hasil Penelitian
49
B. Pembahasan
51
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
59
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan
59
B. Saran
60
C. Topik-topik bimbingan yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran
60
2011/2012
DAFTAR PUSTAKA
66
LAMPIRAN
68
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan T.A 2011/2012
35
Tabel 2 : Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba
36
Tabel 3 : Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar Setelah Uji Coba
41
Tabel 4: Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I
46
Tabel 5: Penggolongan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
49
Tabel 6: Item Motivasi Belajar Siswa yang Digunakan Sebagai Usulan
Topik-topik Bimbingan
50
Tabel 7: Usulan Topik-topik Bimbingan
62
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
: Skala Uji Coba Motivasi Belajar Likert
68
Lampiran 2
: Tabulasi Uji Coba
72
Lampiran 3
: Hasil Perhitungan Taraf Validitas
74
Lampiran 4
: Reliabilitas Metode Belah Dua Gasal dan Genap
78
Lampiran 5
: Skala Likert Penelitian
80
Lampiran 6
: Tabulasi Data Penelitian
83
Lampiran 7
: Perhitungan Kualifikasi Motivasi Belajar
91
Lampiran 8
: Hasil Perhitungan Item
93
Lampiran 9
: Materi Bimbingan
95
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional dari beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang.
Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik itu di dalam
sekolah maupun di luar sekolah. Aktivitas belajar yang dilakukan oleh
setiap orang tidak selamanya dapat berjalan dengan baik. Belajar bukanlah
sebuah aktivitas yang dapat dikatakan mudah bagi setiap siswa, banyak
siswa mengalami penurunan motivasi belajar dan akan mempengaruhi
hasil dalam belajar.
Dalam belajar sangat diperlukan motivasi, hasil belajar akan
menjadi optimal, jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang
diberikan, akan semakin berhasil juga pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu
ditegaskan, motivasi berkaitan
erat dengan suatu tujuan. Motivasi
mempengaruhi adanya suatu kegiatan dalam belajar.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Motivasi belajar akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa akan
bersemangat untuk menyelesaikan tugas dan kegiatan belajarnya karena
terdapat motivasi yang kuat dalam dirinya. Motivasi belajar mendorong
siswa untuk melakukan kegiatan belajar, antara lain: memperhatikan saat
di kelas, bertanya saat mengalami kesulitan, menyelesaikan tugas-tugas
sekolah maupun pekerjaan rumah. Siswa akan belajar dengan giat untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan nilai yang baik.
Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk belajar. Hal ini sejalan
dengan rasa keingintahuannya yang akhirnya mendorong siswa untuk
belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah
sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai
pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil
dalam rangka belajar.
Motivasi dapat menjadi suatu pendorong yang mengubah energi
dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu kegiatan nyata untuk
mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar yang tinggi, memungkinkan
siswa untuk memperoleh prestasi yang memuaskan. Motivasi berperan
dalam pencapaian prestasi yang tinggi dan mempunyai arti yang sangat
penting dalam belajar. Fungsi motivasi yang paling penting adalah sebagai
pendorong timbulnya aktivitas, sebagai pengarah, dan sebagai penggerak
untuk melakukan suatu pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Motivasi memegang peranan yang amat penting dalam belajar,
Maslow dengan teori kebutuhannya, menggambarkan hubungan hirarkhis
dan berbagai kebutuhan, di ranah kebutuhan pertama merupakan dasar
untuk timbul kebutuhan berikutnya. Jika kebutuhan pertama telah
terpuaskan, barulah manusia mulai ada keinginan untuk memuaskan
kebutuhan yang selanjutnya. Pada kondisi tertentu akan timbul kebutuhan
yang tumpang tindih, contohnya adalah orang ingin makan bukan karena
lapar tetapi karena ada kebutuhan lain yang mendorongnya. Jika suatu
kebutuhan telah terpenuhi atau perpuaskan, itu tidak berarti bahwa
kebutuhan tesebut tidak akan muncul lagi untuk selamanya, tetapi
kepuasan itu hanya untuk sementara waktu saja. Manusia yang dikuasai
oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan akan termotivasi untuk melakukan
kegiatan guna memuaskan kebutuhan tersebut.
Dalam implikasinya pada dunia belajar, siswa atau pelajar yang
lapar tidak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Setelah kebutuhan
yang bersifat fisik terpenuhi, maka meningkat pada kebutuhan tingkat
berikutnya adalah rasa aman. Sebagai contoh adalah seorang siswa yang
merasa terancam atau dikucilkan baik oleh siswa lain mapun gurunya,
maka ia tidak akan termotivasi dengan baik dalam belajar. Ada kebutuhan
yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dipentingkan dan
dihargai. Seseorang siswa yang telah terpenuhi kebutuhan harga dirinya,
maka dia akan percaya diri, merasa berharga, marasa kuat, merasa
mampu/bisa, merasa berguna dalam didupnya. Kebutuhan yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
utama atau tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi
maka akan merasa bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara
penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan sendiri meliputi kebutuhan
menjadi tahu, mengerti untuk memuaskan aspek-aspek kognitif yang
paling mendasar.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan
menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugastugas belajar. Siswa akan memusatkan perhatiannya terhadap kegiatan
belajar, giat membaca buku untuk meningkatkan prestasinya tanpa
mengenal rasa bosan, lelah apalagi menyerah, sedangkan siswa yang
memiliki motivasi belajar yang rendah, gejala yang tampak antara lain :
cepat bosan, berusaha menghindar dari kegiatan belajar, kurangnya minat
untuk membaca, kurang perhatian pada saat pelajaran berlangsung,
kurangnya minat bertanya apabila tidak jelas, mudah putus asa, akibatnya
mengalami kesulitan dalam belajar (Prayitno,1989).
Menurut Winkel (1997:86), faktor yang mendasari adanya
penurunan motivasi belajar siswa antara lain : 1) Kehidupan di luar
sekolah menawarkan banyak bentuk rekreasi yang dapat membuat orang
merasa puas, meskipun rasa puas itu tidak dapat bertahan lama. 2)
Pengaruh dari teman-teman yang tidak menghargai prestasi tinggi dalam
belajar di sekolah dan prestasi di bidang lain. 3)Kekaburan mengenai citacita
sesudah
tamat
sekolah.4)Keadaan
keluarga
yang
kurang
menguntungkan, karena sejak kecil anak kurang ditantang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
memberikan prestasi yang patut dibanggakan atas dasar usahanya sendiri.
5) Sikap kritis sejumlah orang muda terhadap masyarakat, sehingga
mereka meragukan kegunaan dari belajar di sekolah.
Guru sebagai seorang pendidik harus tahu apa yang diinginkan
oleh para sisiwanya. Seperti kebutuhan untuk berprestasi, karena setiap
siswa memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang berbeda satu sama
lainnya. Tidak sedikit siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang
rendah, mereka cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko
dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi. Meskipun banyak juga siswa
yang memiliki motivasi untuk berprestasi yang tinggi. Siswa memiliki
motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses benar-benar
berasal dari dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam diri
sendiri maupun dalam bersaing dengan siswa lain.
Melihat kenyataan di atas, diperlukan dukungan serta perhatian dari
orangtua, guru pembimbing atau oranglain yang menyayanginya.
Dukungan dan perhatian yang diberikan akan memunculkan motivasi pada
siswa dalam melaksanakan proses dan kegiatan belajarnya. Salah satu cara
yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing untuk membantu siswa agar
termotivasi dalam belajarnya adalah dengan memberikan layanan
bimbingan yang tersusun dan terencana dalam satu program bimbingan.
Usulan topik-topik bimbingan hendaknya berdasarkan sikap dan tingkah
laku yang ditunjukkan oleh siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di
rumah. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Melalui
penelitian ini, akan diperoleh gambaran mengenai motivasi belajar siswa
kelas VIII yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengusulkan topiktopik bimbingan yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi belajar
siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran
2011/2012. Permasalahan pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius
Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012?
2. Berdasarkan analisis butir-butir instrumen mengenai motivasi belajar,
topik-topik bimbingan belajar manakah yang sesuai bagi para siswa
terkait dengan motivasi belajar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh gambaran tentang motivasi belajar siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.
2. Menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai bagi para siswa yag
terkait dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Tahun Ajaran 2011/2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini berguna bagi :
1. Manfaat teoritis
Memberikan gambaran mengenai tingkat motivasi belajar siswa kelas
VIII SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2011/2012.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi para guru pembimbing.
Berdasarkan motivasi belajar yang dimiliki, guru pembimbing dapat
menyusun
program-program
bimbingan
yang
berguna
untuk
meningkatkan motivasi belajar di kelas IX.
E. Definisi Operasional
Motivasi belajar adalah usaha, niat di dalam siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar demi mencapai tujuan dalam belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas kajian teori motivasi belajar, macammacam motivasi, pengertian belajar, motivasi belajar, ciri-ciri remaja, pengertian
bimbingan, tujuan bimbingan, program bimbingan dan perang guru pembimbing
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Dalam melakukan kegiatan belajar sangat dibutuhkan motivasi yang
kuat dari dalam diri masing-masing pribadi. Motivasi berasal dari kata
Latin yaitu motivium yang menunjukkan bahwa ada alasan mengapa
sesuatu itu dilakukan. Motif tidak dapat diamati secara langsung namun
dapat diwujudkan dalam tingkah laku berupa dorongan.
Motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Motivasi mengandung tiga unsur yang saling
berkaitan, yaitu: 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi
dalam pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan 3)
motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Kata “motif”, diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri.
Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan / mendesak. (Winkel, 1996 : 151).
Menurut Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga dikatakan
sebagai suatu usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang berusaha untuk melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
menyukainya, maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak
perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor luar tetapi
motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai pendorong di dalam diri siswa, dapat
menimbulkan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan belajar yang dikehendaki oleh siswa dapat
tercapai. Dikatakan “keseluruhan” karena pada umumnya ada beberapa
motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang
menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam
dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Motivasi merupakan faktor psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar dan terungkap lewat sikap dan tingkah laku.
Peranannya yang khas dalam hal penumbuhan gairah, perasaan senang dan
semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan
mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang
siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi dapat gagal dalam hal apa
saja karena kurangnya motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada
motivasi.
Motivasi adalah merupakan faktor psikhologis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. (Sardiman,1994: 5).Diantara
sekian banyak faktor yang memiliki pengaruh dalam belajar itu faktor
psikhologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting.
Faktor psikhologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan
dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal (Sardiman,1994:38)..
Kegiatan belajar siswa yang tidak optimal, tentu saja membutuhkan
keterlibatan guru dalam memberikan motivasi yang dapat membangkitkan
semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. (Winkel, 1996: 174)
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa yang
tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki
sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam yakni
suasana hati yang tidak menentu, sakit, lapar, atau masalah pribadi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
lain-lain. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa pada diri siswa tidak
terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan
sesuatu, karena tidak memiliki motivasi dalam belajar. Untuk itu perlu
adanya upaya yang dapat dilakukan untuk menemukan sebabnya,
kemudian mendorong siswa tersebut untuk mau melakukan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan, yakni belajar (Sardiman, 2005:74)
Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat
dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan,
makin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi
tindakan atau perbuatan seseorang. Penjelasan mengenai fungsi-fungsi
motivasi adalah : (1). Mendorong manusia untuk bertindak/berbuat,
motivasi berfungsi sebagai pengerak atau motor yang memberikan
energi/kekuatan
kepada
seseorang
untuk
melakukan
sesuatu.
(2). Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan tujuan atau
cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan itu, makin jelas jalan
yang harus ditempuh. (3). Menyeleksi perbuatan, menentukan perbuatanperbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan
itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.
(Ngalim Purwanto, 2002: 71)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Macam-Macam Motivasi
Motivasi belajar dibahas dalam dua bentuk yakni motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Kedua motivasi belajar ini ada pada diri
siswa dan memberikan arah pada kegiatan siswa.
a.
Motivasi Intrinsik
Menurut Sardiman
(1994)
yang dimaksud dengan
motivasi intrinsik adalah motif-motif yang telah menjadi aktif
tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya
seseorang yang mempunyai kesenangan membaca tanpa ada
yang menyuruh membaca ia sudah aktif dengan sendirinya,
misalnya dengan mencari buku-buku untuk dibaca. Selanjutnya
kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya
kegiatan belajar) maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik
adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam
kegiatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit seorang
siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin benar-benar
mendapat pengetahuan atau ketrampilan agar tingkah lakunya
berubah secara konstruktif tidak karena tujuan lain.
Menurut Djamarah (2002:115) motivasi inrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu
dipengaruhi dari luar, karena dalam diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila individu telah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
motivasi intrinsik selalu yakin dapat menyelesaikan setiap
pekerjaan yang dilakukan.
Menurut Prayitno (1989:10) motivasi intrinsik adalah
keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari
dalam diri individu.
Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor
dari lingkungan. Individu terdorong untuk bertingkah laku ke
arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor dari luar.
Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, akan puas
jika kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil. Djamarah
(2002:192) mengemukakan bahwa individu yang melakukan
kegiatan yang didorong oleh motivasi intrinsik, kegiatannya
untuk mencapai tujuan sehingga dapat memperoleh hasil dari
kegiatan tersebut.
Individu yang memiliki motivasi intrinsik dapat terlihat dari
sikapnya yang tekun, karena ia merasa butuh dan ingin
mencapai tujuan yang diinginkan, individu yang memiliki
motivasi intrinsik, menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang
tinggi. (Prayitno, 1989: 11)
Menurut Sardiman (2005) siswa yang memiliki motivasi
intrinsik akan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang
ingin dicapai karena adanya suatu dorongan yang menggerakkan
yang bersumber pada suatu kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Motivasi intrinsik diwujudkan adanya keinginan bertindak
yang disebabkan oleh faktor dorongan dan minat, individu
melakukan sesuatu aktivitas tanpa mengharapkan ataupun
meminta pujian. Individu yang memiliki motivasi intrinsik
dalam melakukan sesuatu bukan berdasarkan pada pengaruh dari
luar seperti hadiah dan pujian. Individu yang memiliki motivasi
intrinsik ketika melakukan suatu pekerjaan akan lebih
menyenangkan, daripada mengerjakan tugas karena alasan ingin
menyenangkan oranglain, ingin memperoleh penghargaan,
ataupun karena menghindar dari hukuman.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan motivasi intrinsik
adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor
pendorong yang lebih kuat dari dalam individu yang terlihat dari
ketekunannya, karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan
yang sebenarnya.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
karena perangsang dari luar. Misalnya seseorang yang belajar
karena
besuk akan ujian.
Jadi tujuannya
adalah agar
memperoleh nilai yang lebih baik, sehingga apabila dilihat dari
segi tujuannya kegiatan yang dilakukannya tidak secara
langsung bergayut dengan esensi dengan apa yang dilakukannya
itu. Meskipun demikian motivasi ekstrinsik tetap penting sebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kondisi anak senantiasa dinamis ataumungkin komponen lain
dalam komponen belajar mangajar ada yang kurang menarik.
Dari sedikit uraian di atas dapat dimengerti bahwa motivasi
intrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
terletak dalam suatu perbuatan, misalnya perbuatan belajar.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang terletak di luar suatu perbuatan. Misalnya
dalam perbuatan belajar seorang siswa ingin memperoleh nilai
yang leih tinggi atau angka yang lebih baik (A. Tabrani Rusyan
dkk, 1989).
Menurut Prayitno (1989:13) motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari
luar. Motivasi ekstrinsik merupakan keinginan dari dalam
individu, tetapi kurang kuat kalau dibandingkan dengan
motivasi intrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adaanya pengaruh dari luar. Motivasi
ekstrinsik karena adanya ajakan, suruhan, maupun pujian dari
orang lain sehingga dengan keadaan demikian individu mau
melakukan sesuatu. (Djamarah, 2002 :117)
Menurut Winkel (1996:173) motivasi ekstrinsik merupakan
kegiatan yang dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan
dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kegiatan itu sendiri. Misalnya, siswa rajin untuk melaksanakan
tugas piket kelas yang telah dijadwalkan karena untuk
menghindari hukuman atau ancaman.
Motivasi
ekstrinsik
berfungsi
sebagai
pendorong,
penggerak, sikap yang terimplikasi dalam perbuatan. Motivasi
ekstrinsik merupakan motor penggerak, bila ada siswa kurang
memiliki motivasi intrinsik, maka diperlukan dorongan dari luar,
yaitu motivasi ekstrinsik. (Djamarah 2002 : 124)
Menurut Prayitno (1989:16) Disamping itu perlu pula
diingat bahwa motivasi ekstrinsik dapat membantu timbulnya
motivasi
intrinsik.
Terkadang
motivasi
ekstrinsik
dapat
membantu individu untuk menemukan motivasi intrinsiknya.
Awalnya individu melakukan sesuatu karena hadiah atau pujian,
kemudian seiring berjalannya waktu ia dapat menemukan
sesuatau yang berharga bagi dirinya yang akhirnya dapat
menimbulkan motivasi intrinsiknya.
Sardiman (2002) mengatakan, bukan berarti motivasi
ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Motivasi ekstrinsik
sangat diperlukan, karena keadaan individu itu dinamis,
berubah-ubah sehingga perlu motivasi ekstrinsik.
Dengan demikian maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa motivasi intrinsik yang dimiliki oleh seseorang yang
dimiliki oleh seorang anak akan memberikan hasil yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
baik dibandingkan dengan seorang anak yang hanya memiliki
atau semata-mata didorong oleh faktor dari luar dirinya
(motivasi ekstrinsik). Akan tetapi alangkah baiknya seandainya
seorang anak yang belajar sudah memiliki motivasi intrinsik
kemudian dirangsang oleh faktor dari luar (motivasi ekstrinsik),
sebab keadaan dan minat dalam diri siswa dapat beeubah setiap
waktu.
3. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.
Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada
proses belajarnya.
Winkel (1996:53) mengartikan belajar sebagai aktivitas mental
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
4. Motivasi Belajar
Selama melakukan kegiatan belajar, tentunya siswa memiliki
keinginan agar kegiatan yang dilakukannya pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Siswa
termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar karena keberhasilan
dari aktivitas tersebut pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Motivasi belajar akan mengarahkan tingkah laku selama jangka
waktu
tertentu
untuk
memperoleh
kemampuan
berupa
ilmu/pengetahuan, sehingga pada akhirnya menunjukkan hasil, yaitu
prestasi yang baik. (Winkel, 1996)
Winkel (1996:150) mengemukakan pengertian motivasi belajar
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan belajar yang dikehendaki siswa, yakni prestasi
belajar yang baik, dapat tercapai. Motivasi belajar yang kuat menjadi
sebab utama siswa melakukan aktivitas belajar pada suatu saat
tertentu.
Lebih lanjut Winkel (1996) menjelaskan motivasi belajar
merupakan faktor psikis. Peranannya yang khas ialah dalam hal
semangat belajar, siswa bermotivasi kuat akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar tidak
hanya memberikan dorongan belajar, tetapi juga memberikan arah
yang jelas.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Adanya motivasi belajar akan memberikan hasil belajar
yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun
dan terutama didasari adanya motivasi, maka siswa akan
mendapatkan prestasi yang baik. (Sardiman, 1986 : 85)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Secara umum terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar,
pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
belajar itu demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang
peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa
senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi
tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan
belajar.
Dari definisi motivasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah usaha yang timbul dari dalam diri siswa,
menyebabkan siswa tergerak melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan, yaitu ilmu atau kepandaian dan pada akhirnya menunjukkan
prestasi belajar yang baik.
B. Siswa Kelas VIII
Siswa kelas VIII termasuk dalam kategori remaja awal yaitu dalam
rentang usia 12-13 tahun. Menurut Hurlock (1994:206) masa remaja
berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun bagi wanita dan antara umur
13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Masa remaja dimulai saat timbulnya
perubahan-perubahan dan tanda-tanda kedewasaan fisik. Menurut Hurlock
(1980) remaja adalah pemuda dan pemudi yang berada pada masa
perkembangan yang disebut adolescence (masa remaja sebagai masa
menuju kedewasaan). Pada masa ini tahap perkembangan dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
manusia, dimana individu sudah tidak dapat disebut anak kecil lagi, tetapi
juga belum disebut orang dewasa.
1.
Ciri-Ciri Remaja
Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1986:204) remaja memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Terlihat timbulnya perubahan jasmani: perubahan fisik yang terjadi
begitu cepat dan jelas dibandingkan dengan sebelumnya.
b. Perkembangan intelektualnya lebih mengarah pada pemikiran
tentang dirinya. Remaja memiliki keinginan untuk berprestasi dalam
bidang tertentu. Seperti olahraga, kesenian dan prestasi akademik.
c. Terjadi perubahan dalam hubungan antara remaja,orangtua, dan
orang lain di lingkungan sekitarnya. Remaja berkeinginan untuk
diakui oleh lingkungannya, dan keinginan untuk diperlakukan
seperti layaknya orang dewasa.
d. Muncul perubahan dalam berperilaku, pengamatan dan kebutuhan
seksual.
e. Terjadi perubahan dalam harapan dan tuntutan terhadap oran
dewasa.
2.
Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
Menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan pada masa remaja adalah:
a. Menerima keadaan fisiknya dan menerima perannya sebagai pria
atau wanita. Dalam periode ini mengadakan penyesuaian terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
perubahan yang terjadi secara cepat dan menimbulkan goncangangoncangan emosional.
b. Menjalin hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama
jenis maupun lain jenis kelamin.
c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orangtuanya dan
orang-orang dewasa lain.
d. Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan secara
ekonomis.
e. Mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan,
konsep-konsep
intelektual yang diperlukan dalam hidup sebagai warga Negara yang
terpuji, Remaja hendaknya memiliki cita-cita dan semangat untuk
mewujudkannya.
f. Memilih dan mempersiapkan diri kearah suatu pekerjaan atau
jabatan.
g. Menginginkan
da n
dapat
berperilaku
yang
diperbolehkan
masyarakat. Mengikuti norma-norma dan tata krama yang berlaku
di lingkungan tempat tinggalnya.
h. Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia,
yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai.
Dengan melihat ciri-ciri dan tugas perkembangan remaja ini
dimaksudkan agar guru pembimbing semakin mudah dalam memberikan
layanan bimbingan yang sesuai dan tepat untuk memotivasi siswa dalam
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Siswa kelas VIII adalah seseorang yang berada pada masa remaja awal.
Pada masa ini merupakan masa dimana sangat banyak permasalahan dan
godaan pergaulan dunia luar yang menarik bagi mereka. Misalnya,
permasalahan hubungan dengan teman sebaya dan godaan untuk
menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-temannya. Siswa
cenderung mencari kesenangan, malas belajar dan cenderung menyepelekan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.
C. Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada
individu secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami
dirinya, sehingga sanggup bertindak dengan wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan keluarga dan masyarakat sekitarnya, dengan
demikian individu dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat
memberikan sumbangan yang berarti (Winkel, 2004:29).
Menurut Prayitno (2004:38) bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak,remaja, maupun dewasa,
agar orang yang dibimbingnya dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri serta dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Melihat pengertian di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa
bimbingan merupakan sebuah proses layanan yang diberikan oleh
seorang yang profesionla atu ahli dibidangnya kepada siapa saja yang
membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah, menyesuaikan
diri dan membuat sebuah pilihan yang baik, mengambil keputusan dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil tersebut.
2. Tujuan Bimbingan
Tujuan pelayanan bimbingan adalah membantu siswa agar siap
dalam menghadapi segala tantangan yang dapat terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Pelayanan bimbingan membantu siswa untuk
mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi, mampu untuk
mengambil
keputusan
dan
mempunyai
keberanian
untuk
melakukannya, mengenali diri dan dapat berperan dalam kehidupan
masyarakat.
3. Program Bimbingan
Program bimbingan adalah suatu rangkaian bimbingan yang
terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu
(Winkel, 1997: 143). Program bimbingan disusun dalam periode
tertentu misalnya dalam satu tahun ajaran, ini dapat menjadi pegangan
bagi guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan.
Pelayanan bimbingan diwujudkan dalam sejumlah rangkaian kegiatan
bimbingan yang tercakup dalam program bimbingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Program bimbingan bertujuan agar siswa (1) mengembangkan
pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya di sekolah, (2)
mengembangkan pengetahuan dunia kerja, kesempatan kerja dan
tanggung jawab dalam memilih kesempatan kerja sesuai dengan
tingkat
pendidikan
yang
diisyaratkan,
(3)
mengembangkan
kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang
dirinya dan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan
bertanggung jawab. Program bimbingan disusun harus sesuai dengan
masalah dan kebutuhan siswa. Masalah dan kebutuhan siswa dijadikan
sebagai topik-topik dalam pelayanan bimbingan.
Suatu program bimbingan perlu direncanakan agar pelayanan
yang diberikan kepada siswa dapat seoptimal mungkin. Kegiatan
bimbingan yang dilakukan oleh guru pembimbing ditujukan terutama
pada siswa, tetapi dapat juga kepada rekan tenaga kependidikan dan
orang tua siswa. Misalnya, tenaga bimbingan dapat memberikan
informasi kepada kepala sekolah tentang aneka jenis masalah yang
kerap dihadapi oleh siswa. Tenaga bimbingan dapat memberikan
waktu kepada seorang guru untuk berkonsultasi tentang siswa yang
menjadi kasus di sekolah. Tenaga bimbingan dapat memberikan
ceramah kepada orang tua siswa tentang ciri khas masa remaja, supaya
mereka lebih mengerti akan anak-anak mereka (Winkel, 1997 : 104).
Bimbingan beroperasi pada lingkungan pendidikan sekolah dan
memusatkan pelayanannya pada para peserta didik sebagai individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang harus mengembangkan kepribadiannya masing–masing dan
memanfaatkan pendidikan sekolah yang mereka terima bagi
perkembangan dirinya. Adanya pelayanan bimbingan di sekolah dapat
memberikan jaminan, semua peserta didik mendapat perhatian sebagai
seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan
dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang
berkaitan dengan perkembangan mereka sehingga semua peserta didik
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
D. Peran Guru Pembimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa
Guru adalah seorang yang dapat membantu anak didiknya dalam
hal belajar, membimbing anak didiknya agar dapat menjadi pribadi yang
tercapai perkembangan kognitif, motorik dan afektifnya. Guru pembimbing
hendaknya peka terhadap keadaan dan kebutuhan para siswa dalam hal
memotivasi untuk belajar. Menurut Prayitno (2004) motivasi dalam belajar
dapat dilihat dari tingkah laku siswa yang menyangkut minat, perhatian,
konsentrasi dan ketekunan. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi
menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugastugas belajar. Siswa memusatkan perhatian sebanyak mungkin energi fisik
maupun psikis terhadap kegiatan belajar, tanpa mengenal perasaan bosan,
lelah dan tidak menyerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi yang rendah akan
menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari
kegiatan belajar dan tugas-tugas belajar.
Program bimbingan di bidang akademik dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal
menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang
sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan
tuntutan belajar di Institusi Pendidikan (Winkel & Sri Hastuti, 2004:115).
Unsur-unsur program bimbingan di bidang akademik, antara lain :
1. Orientasi kepada siswa baru tentang tujuan institusional, isi
kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur
belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak
pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang
tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar
di rumah, secara individual atau berkelompok.
3. Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih
kegiatan non akademik yang menunjang usaha belajar, dan
memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang
lebih tinggi.
4. Membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh
kegiatan kelompok, supaya berjalan efisien dan efektif. (Winkel
& Sri Hastuti, 2004 : 116- 117).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pelayanan bimbingan dapat dibawakan dengan cara bimbingan
kelompok di kelas maupun kegiatan kelompok khusus yang di bentuk untuk
mengembangkan motivasi belajar. Misalnya dengan game atau refleksi.
Dalam memilih materi pelayanan bimbingan guru pembimbing
tentunya mengetahui bahwa dalam kegiatan belajar motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar,
tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Menurut Rini Upaya-upaya yang dapat dilakukan konselor untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam sebuah program bimbingan
klasikal antara lain
1.
Kebermaknaan
Siswa yang bermotivasi belajar akan menghayati apabila halhal yang dipelajarinya mengandung makna tertentu baginya.
Kebermaknaan itu sebenarnya bersifat personal karena
dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi seseorang. Jika
ada kemungkinan pelajaran yang diberikan oleh guru tidak
dirasakan bermakna sebaiknya guru berusaha menjadikan
pelajaran yang disajikan bermakna bagi semua siswa. Caranya
adalah dengan mengkaitkan pelajaran dengan pengalaman
masa lalu siswa, tujuan yang ingin dicapai untuk masa depan,
minat dan nilai