ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH Asertivitas dalam Pemilihan Studi Lanjut Siswa Kelas XII SMA Ditinjau dari Persepsi terhadap Pola Asuh Orangtua.

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS
XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH
ORANGTUA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan Oleh:
SALINDRI KUSUMASTUTI
F 100 110 045

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS
XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH
ORANGTUA


NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan Oleh:
SALINDRI KUSUMASTUTI
F 100 110 045

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS
XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH
ORANGTUA

Salindri Kusumastuti

salindri.kusumastuti@gmail.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Siti Nurina Hakim
Abstrak
Pemilihan studi lanjut sering kali menjadi permasalahan yang ditemui oleh
siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA). Penyebabnya antara lain
rendahnya perilaku asertif, ikut-ikutan teman saat mendaftar kuliah, dan
keterpaksaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asertivitas dalam
pemilihan studi lanjut pada siswa kelas XII SMA ditinjau dari pola asuh orangtua
dan melihat perbandingan asertivitas antar pola asuh. Peneliti menggunakan
metode kuantitatif untuk mencapai tujuan penelitian. Subjek penelitian adalah
siswa kelas XII SMA N 1 Colomadu yang berjumlah 113 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling dan
menggunakan empat kelas sebagai sampel. Alat ukur yang digunakan untuk
mengungkap variabel-variabel penelitian antara lain : Skala Asertivitas, dan Skala
Pola Asuh Orangtua. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Anova Satu
Jalur.
Terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam hal asertivitas dalam
pemilihan studi lanjut antara pola asuh demokratis dengan pola asuh otoriter.

Perbedaan yang sangat signifikan dalam hal asertivitas dalam pemilihan studi
lanjut antara pola asuh demokratis dengan pola asuh permisif. Tidak ada
perbedaan signifikan asertivitas dalam pemilihan studi lanjut antara pola asuh
otoriter dengan pola asuh permisif. Berdasarkan hasil tersebut, maka orangtua
disarankan untuk menerapkan pola asuh demokratis kepada anak agar anak dapat
berperilaku asertif. Meningkatkan asertivitas dengan aktif berkomunikasi pada
orang lain tentang perasaan dan pemikiran yang dimiliki. Peneliti selanjutnya
akan meneliti tentang asertivitas sebaiknya menambahkan faktor lain seperti
kepribadian, kepercayaan diri, jenis kelamin, pendidikan, sosial dan budaya.
Kata kunci : asertivitas dalam pemilihan studi lanjut, pola asuh orangtua
(demokratis, otoriter, permisif)

v

Kemampuan seseorang secara

PENDAHULUAN
Saat ini masih terdapat orang orang

tidak


jujur

dan

terbuka

menyatakan

mampu

untuk

kebutuhan, perasaan maupun pikiran

pendapatnya

secara

apa adanya, mempertahankan hak


terbuka karena takut menyinggung

pribadi, serta menolak permintaan

perasaan

Misalnya

orang lain yang tidak diinginkan

mengemukakan pendapat saat diskusi

termasuk tekanan yang datang dari

perkuliahan yang tidak ada interaksi

suatu kelompok biasa disebut dengan

timbal balik antara mahasiswa dengan


asertivitas (Rathus dan Nevis dalam

dosen. Mahasiswa cenderung setuju

Hapsari, 2007). Seseorang dengan

dengan perkataan dosen tanpa adanya

perilaku asertif dapat mengurangi

upaya untuk menyanggah pendapat

atau menghilangkan kecemasan dan

tersebut. Selain itu, faktor lain seperti

meningkatkan rasa hormat serta harga

takut salah dan tidak disetujui oleh


diri.

orang

Zulkaida, 2005), kemampuan untuk

menyatakan

orang

lain

lain.

menjadi

penyebab

Menurut


Cawood

(dalam

seseorang memendam perasaan dan

meminta

pendapatnya di dalam hati. Padahal

kepada orang lain, kemampuan untuk

dengan mengatakan pendapat dengan

menyatakan

jujur dan terbuka, seseorang dapat

positif


belajar untuk mengungkapkan ide

kemampuan untuk keputusan “ya”

yang ia punya dan mengetahui saran

atau “tidak”, dan kemampuan untuk

yang diberikan oleh orang lain.

memberikan kritik atau pujian kepada

1

informasi

atau

perasaan,


maupun

bantuan

baik

yang

yang

negatif,

orang lain merupakan aspek-aspek

berpegang teguh pada pendiriannya.

dalam asertivitas.

Perbedaan


Salah

satu

contoh

pendapat

yang

terjadi

yang

antara anak dan orangtua tersebut

berkaitan dengan sikap asertif adalah

dapat menjadi konflik yang tak

pemilihan jurusan kuliah. Pemilihan

kunjung usai.

studi lanjut sering kali menjadi

Berita

dari

okezone.com

oleh

(24/2/14), Educational Psychologist

baik

Sekolah

dari Integrity Development Flexibility

(SMA)

maupun

(IDF)

Irene

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

bahwa

terdapat

Beberapa

Indonesia salah jurusan saat kuliah.

permasalahan

yang

siswa

XII

kelas

Menengah

Atas

penyebab

ditemui

siswa

salah

Guntur
87%

mahasiswa

memilih jurusan kuliah diantaranya

Psikolog

adalah belum mengetahui minat yang

menambahkan

diinginkan sehingga hanya ikut-ikutan

dampak dari salah jurusan adalah

teman saat mendaftar kuliah, hanya

meningkatnya jumlah penggangguran.

melihat prospek kerja yang bagus

Siswa yang salah memilih jurusan

namun tidak diimbangi dengan minat

kuliah saat bekerja yang tidak sesuai

yang ada, tergiur dengan peluang

dengan minat jurusannya maka hati

diterima salah satu fakultas tanpa

dan skill yang dimilikinya tidak akan

didasari

dan

berkembang.

kerap

Siswa

dengan

keterpaksaan.
memaksa

minat,

Orangtua
kehendaknya

pilihan

namun

banyak anak yang tetap keukeuh atau

pendidikan

mengatakan

studi

bahwa

dalam
pada

tersebut
salah

satu

menentukan
umumnya

memikirkan secara matang agar kelak

2

tidak kecewa. Siswa dituntut agar

N 1 Colomadu, ditemukan data

dapat

bahwa mereka mengaku sulit untuk

menyuarakan

pendapatnya

secara jujur dan terbuka agar orang

mengeluarkan

lain dapat mengetahui minat yang

siswa

mereka

dengan

inginkan

sehingga

dapat

pendapatnya.
manut

(patuh)

orangtua

padahal

cenderung
pilihan

Para

memberikan masukan yang efektif.

pilihan tersebut sebenarnya tidak

Pemilihan studi lanjut seharusnya

sesuai dengan keinginan mereka. Hal

melibatkan semua pihak seperti anak,

tersebut membuat para siswa tidak

orangtua,

Terdapat

sepenuh hati atau terpaksa dalam

beberapa cara yang dilakukan oleh

melanjutkan studinya sehingga hasil

para siswa, diantaranya berkonsultasi

yang diperoleh tidak maksimal. Jika

dengan orangtua, sharing atau tukar

para siswa tidak senang dengan

pendapat kepada teman, meminta

pilihan orangtua, seharusnya siswa

pendapat guru, dsb. Beberapa pilihan

tersebut

studi

memberikan argumen tentang pilihan

yang

dan

guru.

diminati

berdasarkan

dapat

menolak

informasi yang diperoleh dari guru,

mereka

teman maupun internet hendaknya

memaksakan kehendaknya.

langsung

dikomunikasikan

sehingga

orangtua

dan

tidak

pada

Pola asuh keluarga sangat

orangtua sehingga orangtua dapat

berperan dalam pembentukan sikap

memberikan

asertif

masukan

mengenai

pilihan studi tersebut.

bagi

remaja.

Pola

asuh

orangtua merupakan proses interaksi

Berdasarkan hasil wawancara

antara orangtua dengan anak yang

pada tiga orang siswa kelas XII SMA

bertujuan

3

untuk

membentuk

kepribadian anak. Menurut Hamidah

Hamidah (2002), menilai bahwa pola

(2002),

orangtua

asuh orangtua akan lebih tepat jika

mengharapkan anaknya menjadi anak

menggunakan persepsi anak tentang

yang baik sesuai dengan harapan

pola

orangtua

dan

orangtuanya. Cara untuk mengetahui

masyarakat pada umumnya., taat dan

persepsi pola asuh orangtua adalah

patuh pada nilai-nilai yang berlaku

meminta anak untuk memberikan

bagi masyarakat dan menjadi orang

penilaian

yang bermanfaat baik bagi dirinya,

kebiasaan dan sikap orangtua dalam

keluarganya, dan lingkungannya. Hal

mengasuh

ini

individu

hampir

pada

mendorong

setiap

khususnya

orangtua

untuk

memberikan yang terbaik kepada

asuh

kemampuan

pendapat
yang

diterima

terhadap

dirinya
yang

dari

kebiasaan-

yaitu

sebagai

mengasuh

secara

langsung.

anaknya berdasarkan pengetahuan,
pemahaman,

yang

Pola asuh orangtua dipandang

serta

sebagai

suatu

respon

yang

di

dimilikinya.

dalamnya terkandung suatu penilaian,

Sayangnya hal yang dianggap baik

kesan, pendapat ataupun perasaan

menurut orangtua belum tentu sesuai

anak

dengan keinginan anak. Hal tersebut

diberikan oleh orangtua. Jadi dapat

membuat orangtua bingung dalam

dikatakan

menghadapi perbedaan dengan anak

terhadap pola asuh orangtua tersebut

yang kemudian orangtua cenderung

sifatnya sangat subyektif. Faktor yang

memaksakan

lebih

kehendaknya

kepada

anak. Melihat kenyataan di atas maka

terhadap

pola

bahwa

asuh

persepsi

berpengaruh

yang

anak

terhadap

perkembangan anak adalah tidak

4

hanya pola asuhnya saja melainkan

pengendalian tingkah laku melalui

persepsi

kontrol eksternal. Pola asuh permisif

anak

tentang

cara

pengasuhan dari orangtua tersebut.

asuh

memiliki ciri-ciri kontrol orangtua

Menurut Hurlock (2000) pola

kurang, bersifat longgar atau bebas,

dibagi

anak

menjadi

tiga

yaitu

kurang

dibimbing

dalam

demokratis, otoriter, dan permisif.

mengatur

Pola asuh demokratis memiliki ciri-

menggunakan

ciri

diberi

diijinkan membuat keputusan sendiri

dan

dan dapat berbuat sekehendaknya

diantaranya

kesempatan

anak

untuk

mengembangkan

mandiri

kontrol

internal,

dirinya,

hampir

hukuman,

tidak
anak

sendiri.

anak diakui sebagai pribadi oleh

Penelitian dengan tema seperti

orangtua dan turut dilibatkan dalam

ini sebelumnya juga pernah dilakukan

pengambilan

yakni

keputusan,

serta

penelitian

dengan

judul

menetapkan peraturan serta mengatur

“Perbedaan Perilaku Asertif pada

kehidupan anak. Ciri-ciri pola asuh

Remaja Ditinjau dari Pola Asuh

otoriter anak harus tunduk dan patuh

Orangtua”

pada

skripsi oleh mahasiswa dari Fakultas

kehendak

orangtua,

yang dilakukan

pengontrolan orangtua pada tingkah

Psikologi

laku anak sangat ketat hampir tidak

Soegijapranata Semarang.

pernah

memberi

Katholik

sering

Berdasarkan hasil penelitian

jika

dari Sari (2007), menunjukkan bahwa

terjadi kegagalan memenuhi standar

remaja dengan pola asuh demokratis

yang telah ditetapkan orangtua, dan

lebih berperilaku asertif daripada

memberikan

pujian,

Universitas

untuk

hukuman

fisik

5

remaja dengan pola asuh otoriter dan

siswa kelas XII SMA N 1 Colomadu

permisif. Remaja dengan pola asuh

berjumlah

demokratis mempunyai sikap terbuka

pengambilan sampel yang digunakan

dan jujur kepada orang lain terhadap

dalam penelitian ini adalah cluster

permasalahan

random

yang

dihadapinya,

113

orang.

sampling

Teknik

yaitu

sedangkan remaja dengan pola asuh

pengambilan

otoriter memendam perasaan dan

sehingga didapatkan empat kelas

pikirannya kepada orang lain. Remaja

sebagai sampel penelitian ini. Alat

tersebut menjadi tertutup dan jarang

ukur

melakukan

mengungkap

komunikasi

kepada

sampel

teknik

yang

secara

digunakan

acak

untuk

variabel-variabel

dimarahi.

penelitian ada dua macam alat ukur,

Remaja dengan pola asuh orangtua

yaitu Skala Asertivitas, dan Skala

permisif, bersikap sesuka hati tanpa

Pola

mempedulikan perasaan orang lain

menggunakan uji product moment

dan cenderung berperilaku agresif.

Pearson.

METODE PENELITIAN

berdasarkan

orangtua

karena

takut

Asuh

Orangtua

Skala

ini

dengan

disusun

komponen-komponen

Penelitian ini menggunakan

asertivitas yang dikemukakan oleh

dua variabel, yaitu asertivitas dalam

Alberti dan Emmons (Wijaya, 2010)

pemilihan
variabel

studi
tergantung

lanjut

sebagai

yang terdiri dari: kesertaan, bertindak

dan

persepsi

menurut kebutuhan sendiri, membela

terhadap pola asuh sebagai variabel

diri

bebas.

perasaan,

Subjek

penelitian

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

sendiri,

mengekspresikan

mempertahankan

hak

pribadi, dan tidak merugikan hak

6

orang lain. Terdapat 24 aitem valid

bergerak dari 0,353 sampai 0,774

dan 6 aitem gugur. Aitem valid

dengan koefisien reliabilitas Alpha

mempunyai
correlation
sampai

corrected
bergerak

0,668

(α) sebesar 0,903.

item-total
dari

dengan

0,396

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data

koefisien

dengan menggunakan teknik Anova

reliabilitas Alpha (α) sebesar 0,868.

Satu Jalur diperoleh nilai F = 46,427

Skala Pola Asuh Orangtua

dengan p = 0,000 (p