PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI BERVISI KEWIRAUSAHAANDI SEKOLAH MENENGAH ATAS.
BIOEDUKASI
ISSN:1693-2654
57
Achmad
M.
–
Model
Pembelajaran
Bioteknologi
Bervisi
Kewirausahaan
Volume 5, Nomor 2
Agustus 2012
Halaman50-60
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI
BERVISI KEWIRAUSAHAANDI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Achmad Machin
SMA Negeri 1 Dempet, Kabupaten Demak Jawa Tengah
email: machin_achmad@yahoo.co.id
Diterima 08 Juni 2012, disetujui 23 Agustus 2012
ABSTRACT-This research aimed to identify a model of biotechnology teaching used by
Senior Highschools, to develop a model of entrepreneurship-based biotechnology teaching and to identify the effect of the model on students learning achievement, entrepreneurship attitude. The design of research involved using research and development
(R&D) paradigm, consisted of 3 major steps, namely conducting an introductory research
focussing on need analysis, developing a model of entrepreneurship-based biotechnology
teaching, and then finally evaluating the efficiency of model. The findings showed that
models of biotechnology teaching at Demak Senior Highschools did not yet satisfy the
principles of School Competency-based Curriculum (KTSP). A model of entrepreneurship teaching was then necessary to develop, including its silabus & lesson plan, learning
resources, student worksheets. The effect of the model upon students learning was significantly high. There was significants difference in cognitive as well as psychomotoric
learning achievement between control and treatment groups. The effect of the model upon
students attitude towards entrepreneurship was significantly high. There was significant
difference of attitude between control and treatment groups. The average attitude of
treatment group was 90. The effect of the model on students process of learning (learning
activities) was also significant significant, their average activity was 86,5 (very high), the
average of teachers activities was significant (88,30), and classroom-based learning assessments results was 82,8 (high). Majority of students (95%) felt happy with the model
of teaching, because it improved their attitude toward entrepreneurship was also improved. Student felt as if they were entrepreneur.
Keywords: Developing model, Biotechnology, Entrepreneurship
Hasil wawancara dengan para
Pendahuluan
guru biologi SMA dalam wadah MGMP
Pendekatan
entrepreneurship
biologi SMA di Kabupaten Demak
merupakan pendekatan yang dianjurkan
menunjukkan
bahwa,
untuk pembelajaran IPA di Sekolah
pembelajaran
materi
Menengah Atas. Jika Pendekatan ini
belum
dilakukan, proses dan hasil belajar akan
minimal (KKM). Menurut para guru
lebih baik, memenuhi standar proses
Standar Kompetensi (SK) ini sarat materi
pembelajaran di SMA (PP No. 19 2005),
pelajaran, guru cenderung menggunakan
tetapi pada kenyataannya tidak semua
metode yang monoton yakni ceramah
guru
untuk menyelesaikan materi,
menerapkan
entrepreneurship.
pendekatan
mencapai
secara
kriteria
umum
bioteknologi
ketuntasan
siswa
cenderung pasif menerima informasi.
Menurut para guru tidak adanya model,
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
51
perangkat dan bahan ajar yang memadai
penerimaan imbalan keuntungan atau
merupakan penyebab tidak menggunakan
kepuasan
model
Kemampuan berwirausaha selama proses
pembelajaran
bervisi
kewirausahaan pada materi bioteknologi.
pribadi
pembelajaran
(Winardi,
disebut
2008).
dengan
Tujuan Penelitian meliputi: (1)
Entrepreneur Intelegence(EI), EI adalah
mengetahui model pembelajaran yang
kemampuan seseorang untuk mengenali
mewarnai praktik pembelajaran materi
dan mengelola secara kreatif berbagai
bioteknologi di Sekolah Menengah Atas;
peluang
(2) mengembangkan model pembelajaran
sekitarnya untuk meningkatkan nilai
bioteknologi bervisi kewirausahaan; (3)
tambah suatu produk (Cahyono, 2009).
bioteknologi
bervisi
maju
kewirausahaan
bioekonomi
aktivitas
daya
di
produk
bioteknologi modern dibeberapa negara
kewirausahaan pada hasil belajar, sikap
dan
sumber
Pengembangan
mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran
maupun
merupakan
pusat
kegiatan
(pengembangan
produk
ekonomi berbasis teknologi Biologi)
pembelajaran.
Pembelajaran
kewirausahaan
bervisi
adalah
pembelajaran
(Nurmemmedov, 2004). Tujuan integrasi
kewirausahaan
pada
pembelajaran
yang menerapkan prinsip dan metodologi
bioteknologi adalah mengarahkan para
ke arah internalisasi nilai-nilai kecakapan
lulusan agar
hidup pada peserta didiknya dalam
hebat dalam berbisnis. (Brown dan Kant,
menghadapi tantangan di masyarakat.
2008).
menjadi ilmuwan yang
Hasil penelitian Susiana (2009) tentang
program
pembelajaran
kimia
untuk
Metode Penelitian
menumbuhkan sikap wirausaha siswa
SMA
disimpulkan
pembelajaran ini
bahwa
program
dapat meningkatkan
secara signifikan terhadap
penguasaan
konsep kimia dan konsep wirausaha.
Kewirausahaan
adalah
proses
menciptakan sesuatu yang berbeda dan
bernilai, dengan mengorbankan waktu
dan
tenaga,
menanggung
psikologikal
serta
keberanian
resiko
finansial,
serta
sosial,
disertai
Penelitian
ini
merupakan
penelitian pengembangan (Research and
Development/ R&D). Tahap Penelitian
meliputi tiga tahap yaitu penelitian pendahuluan (Researching), tahap pengembangan model dan perangkat pembelajaran (developing) dan tahap pengujian
model
pembelajaran
(Sugiyono, 2010).
(Researching)
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
52
Penelitian pendahuluan dilakukan
wawancara tidak terstruktur. Rincian
dengan pendekatan deskriptif kualitatif,
sampel penelitian pendahuluan disajikan
dengan teknik pengumpulan data melalui
pada Tabel 1.
Tabel 1. Rincian sampel penelitian tahap penelitian pendahuluan
____________________________________________________________________
Jumlah sampel
Asal sekolah dan masa kerja guru
(guru)
Negeri > 15 th
Swasta > 15 th
Negeri ≤ 15 th Swasta ≤ 15 th
____________________________________________________________________
12
3
3
3
3
____________________________________________________________________
Model pembelajaran yang dikembangkan
pembelajaran kewirausahaan oleh Collet
merupakan
dan Wyatt (2005: 410-420), dengan
model
menunjukkan
prosedural,
langkah-langkah
yang
tahapan: exploring, planning, producing,
harus diikuti dalam proses pembelajaran.
communicating dan reflecting.
Sintaks pembelajaran dalam penerapan
Ragam perangkat pembelajaran yang
model
dikembangkan disajikan pada Tabel 2.
mengintegrasikan
model
Tabel 2. Ragam perangkat pembelajaran yang dikembangkan
________________________________________________________________
Jenis Perangkat
Keterangan
________________________________________________________________
Silabus
Berpedoman pada petunjuk penyusunan silabus KTSP
RPP
Berpedoman pada petunjuk penyusunan RPP KTSP
Bahan ajar
Disesuaikan dengan model dan perangkat pembelajaran
LKS
Dasar teori dan petunjuk kerja disesuaikan tujuan
_______________________________________________________________
X = perlakuan yang diberikan
Model
pembelajaran
yang
O2 = nilai posttes kelas eksperimen
dikembangkan sebelum digunakan di
O3 = nilai pretest kelas pembanding
O4 = nilai posttest kelas pembanding
kelas eksperimen dilakukan uji coba
terbatas dan di kelas uji coba. Metode
penelitiannya
adalah
pretest-posttest
control group design, dengan desain
penelitian sebagai berikut:
O1
O3
X O2
O4
Keterangan:
O1 = nilai pretest kelas eksperimen
Penelitian
dilaksanakan pada
bulan Maret - April 2012 di SMA Negeri
1 Dempet Kabupaten Demak. Subyek
penelitian adalah siswa kelas XII IPA
SMA Negeri 1 Dempet Kabupaten
Demak sebanyak 3 kelas (setiap kelas
terdiri atas 40 siswa).
Melalui cara
pengundian ditentukan kelas XII IPA1
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
53
sebagai kelas pembanding, kelas XII
untuk menguji perbedaan nilai hasil
IPA2 sebagai kelas eksperimen dan kelas
pretest dan posttest dari hasil belajar
XII IPA3 sebagai kelas uji coba.
kognitif dan sikap kewirausahaan pada
adalah:
kelas uji coba. Uji banding dua sampel
(1) variabel bebas: tingkat keterlaksanaan
untuk menguji perbedaan hasil belajar
penerapan
kognitif
Variabel penelitiannya
model
pembelajaran
materi bioteknologi, sikap
bioteknologi bervisi kewirausahaan; (2)
kewirausahaan
variabel terikat: skor test ulangan materi
psikomotorik
bioteknologi,
model pembelajaran.
skor
hasil
belajar
dan
pada
hasil
tahap
belajar
pengujian
terhadap
Uji prosentase digunakan untuk
materi bioteknologi, skor
mengukur tingkat aktivitas siswa dalam
aktivitas pembelajaran, skor kinerja guru
pembelajaran, kinerja guru dan hasil
dan skor hasil penilaian berbasis kelas.
penilaian berbasisis kelas dibandingkan
psikomotorik,
pembelajaran
Uji
skor
sikap
banding
satu
sampel
digunakan untuk menguji perbedaan hasil
belajar
sikap
kognitif
dengan jumlah skor total dalam bentuk
prosen.
materi bioteknologi,
kewirausahaan,
hasil
belajar
psikomotorik di tahap uji coba terbatas,
Pembahasan
hasil pengujian dibandingkan dengan
KKM. Uji banding sampel berpasangan
Hasil penelitian pendahuluan
ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan hasil penelitian pendahuluan
_________________________________________________________________
Pertanyaan tentang
Prosentase
Keterangan
Jawaban
_________________________________________________________________
Pembelajaran bioteknologi mudah/
100%
sulit mencapai KKM
sulit mencapai KKM
Penyebab kesulitan utama
84%
sarat materi, materi terlalu tinggi
Motode/ pendekatan yang sering di-
75%
ceramah disertai praktikum gunakan
pembuatan produk
Membimbing kegiatan praktikum
84%
membimbing praktikum, 16%
tidak membimbing praktikum
Praktikum yang sering dilakukan
(bagi yang membimbing praktikum)
100%
pembuatan tempe berbahankedelai,
tape berbahan ketela/ ketan dan nata
de coco
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
Alasan tidak membimbing praktikum
(bagi yang tidak membimbing)
54
100%
tidak tersedianya alat/ bahan
Mengetahui unsur kewirausahaan
75%
dapat diintegrasikan pada pembelajaran
bioteknologi
mengetahui, namun hanya materi
suplemen saja, tidak diintegrasikan
Mengembangkan model/ perangkat
pembelajaran bioteknologi bervisi
kewirausahaan
belum pernah, belum tahu modelnya
100%
Jika ada model/ perangkatnya berke- 100%
berkeinginan, menarik untuk diguinginan menggunkannya
nakan.
_______________________________________________________________________
Model Pembelajaran bioteknologi bervisi kewirausahaaan hasil pengembangan disajikan
pada Gambar 1.
Model Pembelajaran Bioteknologi bervisi Kewirausahaan di Sekolah Menengah Atas
Komponen
Model
Rencana
Pembelajaran
Penerapan Model
Evaluasi
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
55
Evaluasi
Prinsip
penerapan
Isi Model
Silabus
RPP
Sintaks
Sistem sosial
Prinsip reaksi
Dampak
Pembelajara
n
Sarana Pembelajaran
Bahan Ajar
LKS
Hasil Belajar
Kognitif dan
Psikomotorik
Angket Sikap
Kewirausahaan
Aktivitas siswa
Kinerja guru
Penilaian berbasis kelas
Respons siswa
dan guru
Hasil Belajar Materi Bioteknologi bervisi
Kewirausahaan
Tujuan
Gambar 1. Model pembelajaran hasil pengembangan
Sintaks
pembelajaran
penerapan
model
bioteknologi
bervisi
kewirausahaan ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Sintaks pembelajaran bioteknologi bervisi kewirausahaan
_______________________________________________________________________
Fase
Peran Guru
Aktivitas Siswa
_______________________________________________________________________
Fase 1
(Preview)
Menyampaikan tujuan, memotivasi
dan mempersiapkan siswa
Menyimpulkan tujuan pembelajaran
Fase 2
(Exploring)
Membimbing siswa menemukan
berbagai bahan potensial dibuat produk
bioteknologi yang bernilai ekonomis
survei lapangan, eksplorasi,
menemukan bahan yang potensial dibuat produk beserta
alasan pemilihan bahan
Fase 3
(Planning)
Membantu siswa membuat rencana
kerja pembuatan produk, menguatkan
inovasi produk.
Membuat rencana kerja, menulis rencana kerja dalam
bentuk diagram, membuat
estimasi alat/ bahan dan
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
56
membagi tugas anggota.
Fase 4
(Producing)
Membimbing kegiatan praktikum
pembuatan produk
Praktik membuat produk bio
teknologi berdasar rencana
kerja,
bekerja
berdasar
prosedur, menentukan inovasi
produk
Fase 5
Melatih siswa berkomunikasi/
(Communicating/
berpromosi
Marketing)
Fase 6
(Reflecting)
mempresentikan kelebihan
produk yang telah dibuat.
Membantu siswa dalam membuat
refleksi/ evaluasi produk
membuat analisis keuntunga
kandungan gizi, merencanakan
perbaikan produk dan menilai
produk siswa lain.
_______________________________________________________________________
Sistem sosial yang berkembang
Dampak
pembelajarannya
adalah
adalah minimnya peran guru sebagai
pemahaman, ketrampilan teknis, berpikir
sumber ilmu pengetahuan. Prinsip reaksi
kreatif
yang dikembangkan adalah guru lebih
komunikasi,
berperan sebagai fasilitator, konselor,
menghubungkan
sumber kritik yang konstruktif dan
pembelajaran.
pemikir tingkat tinggi. Sarana pendukung
berupa bahan ajar, lembaran kerja siswa,
dan
inovatif,
kemampuan
kemampuan
beberapa
materi
Hasil pengembangan perangkat
pembelajaran ditampilkan pada Tabel 5.
jurnal, artikel dan peralatan laboratorium.
Tabel 5. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran (kelas eksperimen)
_______________________________________________________________________
Jenis Perangkat
skor
Komentar
validator
_______________________________________________________________________
Silabus
40
Semua aspek telah dikembangkan optimal
RPP
49,6
Semua aspek telah dikembangkan optimal, tertulis
materi ajar seharusnya materi pembelajaran
Bahan ajar
24
Semua aspek telah dikembangkan optimal
LKS
15
Semua aspek telah dikembangkan optimal, dapat
digunakan
______________________________________________________________________
Penerapan model pembelajaran
terhadap hasil belajar kognitif, psikomo-
torik dan sikap kewirausahaan ditampilkan pada Tabel 6.
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
57
Tabel 6. Penerapan model pembelajaran pada hasil belajar
________________________________________________________________
Hasil
Rerata posttest
Rerata posttest
t hitung
t tabel
Belajar
kelas eksperimen
kelas pembanding
________________________________________________________________
kognitif
83,05
71,47
6,426
1,860
psikomotorik
86,08
73,68
10,396
1,860
Sikap wirausaha 90,00
73,60
10,209
1,860
_______________________________________________________________
penerapan
model
pembelajaran
berdampak pada aktivitas siswa yang
prosen
ditunjukkan pada Gambar 2.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
pembelajaran yang menerapkan prinsip
90
80
70
dan metodologinya menuju internalisasi
nilai-nilai
2,5
kelas uji coba
sedang
tinggi
7,5
yang
terintegrasi dengan tujuan pembelajaran.
20
15
5
kewirausahaan
10
Pengembangan
kelas eksperimen kelas pembanding
model
pembelajaran
bervisi kewirausahaan penting dilakukan
prosentase aktivitas siswa
sangat tinggi
karena lembaga pendidikan tidak hanya
Gambar 2. Prosentase aktivitas siswa
dalam penerapan model pembelajaran
bertugas melahirkan banyak
lulusan,
tetapi juga membekali para lulusannya
untuk dapat menolong dirinya sendiri
Pelaksanaan pembelajaran materi
bioteknologi di Sekolah Menengah Atas
dalam
yang
diharapkan
oleh
tantangan
di
masyarakat.
yang terjadi belum memenuhi prinsip
pembelajaran
menghadapi
Model
pembelajaran
yang
dikembangkan telah memenuhi unsur-
KTSP. Proses pembelajarannya belum
unsur
mengoptimalkan keaktifan siswa, guru
pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil
kurang berinovasi dalam pembuatan
dalam
produk
pernah
memperhatikan rasional teoretik, tujuan,
mengembangkan model atau perangkat
dan hasil yang ingin dicapai, model
pembelajaran
pembelajaran minimal memiliki lima
serta
belum
bioteknologi
bervisi
kewirausahaan.
Model
kewirausahaan
dari
pengembangan
Santyasa
model
(2007)
selain
unsur dasar, yaitu (1) syntax, yaitu
pembelajaran
bervisi
langkah-langkah
adalah
model
pembelajaran, (2) social system, adalah
operasional
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
58
suasana dan norma yang berlaku dalam
punyai kecenderungan percaya pada diri
pembelajaran, (3) principles of reaction,
sendiri, penuh energi, mampu menerima
menggambarkan bagaimana seharusnya
resiko yang diperhitungkan, memiliki
guru memandang, memperlakukan, dan
kreativitas dan fleksibilitas, reaksi positif
merespon siswa, (4) support system,
terhadap
segala
atau
dinamis dan kepemimpinan, peka mene-
lingkungan belajar yang mendukung
rima saran dan kritik dari orang lain,
pembelajaran, dan (5) instructional dan
memiliki pengetahuan tentang pasar, op-
nurturant effects—hasil belajar yang
timis dan berorientasi pada laba.
sarana,
bahan,
alat,
tantangan,
memiliki
jiwa
diperoleh langsung berdasarkan tujuan
Pengukuran Entrepreneur Intele-
yang disasar (instructional effects) dan
gence(EI) yang dapat dilakukan dalam
hasil
pembelajaran bioteknologi bervisi ke-
belajar
di
luar
yang
disasar
wirausahaan, meliputi (1) kemampuan
(nurturant effects).
Tingginya hasil belajar kelas
mengenali peluang dari kegiatan explo-
eksperimen menunjukkan bahwa proses
ring; (2) menentukan alat dan bahan yang
pembelajaran yang dilakukan efektif
dibutuhkan pada pembuatan produk; (3)
meningkatkan
kognitif
merencanakan proses pembuatan produk;
siswa, keefektifan ini ditunjukkan oleh:
(4) membuat produk sesuai rencana; (5)
(1) guru menggunakan metode mengajar
inovasi terhadap produk; (6) membuat
yang
kemampuan
variasi
metode
analisis keuntungan; (7) menemukan ra-
penyajian
bahan
sa terbaik berdasarkan uji organoleptik,
pembelajaran menjadi lebih menarik,
dan (8) mengevaluasi kelebihan dan ke-
mudah
kurangan dari produk yang telah dibuat.
bervariasi,
mengakibatkan
diterima
membosankan;
(2)
serta
tidak
pembelajarannya
perlu dihubungkan dengan kehidupan
nyata di masyarakat, berbagai produk
Kesimpulan
Simpulan
yang
diambil
dari
yang berkembang di masyarakat dibawa
penelitian ini adalah; (1) pelaksanaan
ke ruang kelas, agar peserta didik
pembelajaran
merasakan
Sekolah Menengah Atas yang terjadi
kebermaknaan
dari
pembelajaran.
materi bioteknologi di
belum memenuhi prinsip pembelajaran
Penerapan model dan perangkat
pembelajaran
yang
berpengaruh
positif
yang diharapkan oleh KTSP; (2) model
dikembangkan
pembelajaran
bioteknologi
pada
kewirausahaan
telah
sikap
kewirausahaan siswa. Para siswa mem-
bervisi
dikembangkan.
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
59
Sintaks
pembelajarannya
meliputi
pembelajaran lebih
exploring (praktik menemukan peluang),
dilatih
planning (merencana dan menciptakan
wirausahawan.
sistem
kerja),
produk/
producing
inovasi
produk),
seperti
layaknya
Saran yang dapat disampaikan
(mencipta
terhadap
berpikir
menarik, siswa
adalah:
(1)
guru
berani
menerapkan
model
(berkomunikasi/ berpromosi), reflecting
pembelajaran bioteknologi
bervisi
(mengevaluasi dan berefleksi). Perangkat
kewirausahaan sebagai salah satu variasi
pembelajaran yang dikembangkan adalah
model
silabus, RPP, bahan ajar, lembar kegiatan
penyempurnaan lebih lanjut pada isi
siswa; (3) penerapan model pembelajaran
model
bioteknologi
kewirausahaan
pembelajaran yang dikembangkan. Oleh
memberikan dampak positif terhadap
karena itu tidak menutup kemungkinan
hasil belajar siswa. Terdapat perbedaan
peneliti lain dapat mengembangkannya
yang
lebih lanjut
communicating/
marketing
bervisi
signifikan
pada
hasil
belajar
mencoba
hendaknya
pembelajaran;
maupun
(2)
perangkat
perlu
perangkat
demi kesempurnaan; (3)
kognitif dan psikomotorik antara kelas
menilik dari semua keterbatasan yang
eksperimen
pembanding.
dialami
pengembangan
dan
kelas
Penerapan
model
pembelajaran
bioteknologi
bervisi
kewirausahaan
maka
perlu
lebih
mendapatkan model
lanjut
adanya
untuk
yang maksimal,
memberikan dampak positif pada sikap
misalnya dengan memanfaatkan media
kewirausahaan
atau
siswa.
Terdapat
perbedaan yang signifikan pada sikap
menggabungkan dengan model
pembelajaran lainnya.
kewirausahaan antara kelas eksperimen
dan kelas pembanding. penerapan model
pembelajaran
berpengaruh
positif
terhadap aktivitas siswa dengan rerata
aktivitas 86,50 (sangat tinggi), kinerja
guru dengan rerata 88,30 (sangat baik),
hasil penilain berbasis kelas dengan
rerata 82,8 (tinggi). Hampir semua siswa
(95%) merasa senang dengan penerapan
model
pembelajaran
menumbuhkan
sikap
DAFTAR PUSTAKA
Brown, J. T dan A. C. Kant. (2008). Creating bioentrepreneur: How graduate student organisations foster science entrepreneurship. Journal Biotechnology, 1/11: 1-12
Cahyono, B. (2009). Strategi Mahasiswa
menjadi Pengusaha . Yogyakarta:
Sabda Media.
karena
kewirausahaan.
Respons guru model menyatakan bahwa
Collet, C dan D. Wyatt. (2005). Bioneering- Teaching Biotechnology entrepreneurship at the under Graduate
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
60
level. Journal Education and Training, 47/6: 408-421.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Nurmemmedov,
E.
(2004).
Bioentrepreneurial Partnership- A toll
for Biotechnology transfer. Master
Thesis: Lund University. Swedia
Suherman,
E.
(2008).
Desain
Pembelajaran
Kewirausahaan.
Bandung: CV. Alfabeta
Santyasa, I. W. (2007). Model-model
Pembelajaran Inovatif. Makalah:
Seminar Nasional Pendidikan IPA.
Universitas Pendidikan Ganesha
Shoemaker, H.J dan A.F. Shoemaker.
(1998). The three pilars of Bioentrepreneurship. Journal
Nature
Biotechnology. 16: 13-15.
Susiana,
N.
(2009).
Program
Pembelajaran
Kimia
untuk
Menumbuhkan Sikap Wirausaha
Siswa SMA. Bandung: Jurusan
Kimia FMIPA UPI
Winardi. (2008). Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana Prena-
da Media Group.
ISSN:1693-2654
57
Achmad
M.
–
Model
Pembelajaran
Bioteknologi
Bervisi
Kewirausahaan
Volume 5, Nomor 2
Agustus 2012
Halaman50-60
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI
BERVISI KEWIRAUSAHAANDI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Achmad Machin
SMA Negeri 1 Dempet, Kabupaten Demak Jawa Tengah
email: machin_achmad@yahoo.co.id
Diterima 08 Juni 2012, disetujui 23 Agustus 2012
ABSTRACT-This research aimed to identify a model of biotechnology teaching used by
Senior Highschools, to develop a model of entrepreneurship-based biotechnology teaching and to identify the effect of the model on students learning achievement, entrepreneurship attitude. The design of research involved using research and development
(R&D) paradigm, consisted of 3 major steps, namely conducting an introductory research
focussing on need analysis, developing a model of entrepreneurship-based biotechnology
teaching, and then finally evaluating the efficiency of model. The findings showed that
models of biotechnology teaching at Demak Senior Highschools did not yet satisfy the
principles of School Competency-based Curriculum (KTSP). A model of entrepreneurship teaching was then necessary to develop, including its silabus & lesson plan, learning
resources, student worksheets. The effect of the model upon students learning was significantly high. There was significants difference in cognitive as well as psychomotoric
learning achievement between control and treatment groups. The effect of the model upon
students attitude towards entrepreneurship was significantly high. There was significant
difference of attitude between control and treatment groups. The average attitude of
treatment group was 90. The effect of the model on students process of learning (learning
activities) was also significant significant, their average activity was 86,5 (very high), the
average of teachers activities was significant (88,30), and classroom-based learning assessments results was 82,8 (high). Majority of students (95%) felt happy with the model
of teaching, because it improved their attitude toward entrepreneurship was also improved. Student felt as if they were entrepreneur.
Keywords: Developing model, Biotechnology, Entrepreneurship
Hasil wawancara dengan para
Pendahuluan
guru biologi SMA dalam wadah MGMP
Pendekatan
entrepreneurship
biologi SMA di Kabupaten Demak
merupakan pendekatan yang dianjurkan
menunjukkan
bahwa,
untuk pembelajaran IPA di Sekolah
pembelajaran
materi
Menengah Atas. Jika Pendekatan ini
belum
dilakukan, proses dan hasil belajar akan
minimal (KKM). Menurut para guru
lebih baik, memenuhi standar proses
Standar Kompetensi (SK) ini sarat materi
pembelajaran di SMA (PP No. 19 2005),
pelajaran, guru cenderung menggunakan
tetapi pada kenyataannya tidak semua
metode yang monoton yakni ceramah
guru
untuk menyelesaikan materi,
menerapkan
entrepreneurship.
pendekatan
mencapai
secara
kriteria
umum
bioteknologi
ketuntasan
siswa
cenderung pasif menerima informasi.
Menurut para guru tidak adanya model,
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
51
perangkat dan bahan ajar yang memadai
penerimaan imbalan keuntungan atau
merupakan penyebab tidak menggunakan
kepuasan
model
Kemampuan berwirausaha selama proses
pembelajaran
bervisi
kewirausahaan pada materi bioteknologi.
pribadi
pembelajaran
(Winardi,
disebut
2008).
dengan
Tujuan Penelitian meliputi: (1)
Entrepreneur Intelegence(EI), EI adalah
mengetahui model pembelajaran yang
kemampuan seseorang untuk mengenali
mewarnai praktik pembelajaran materi
dan mengelola secara kreatif berbagai
bioteknologi di Sekolah Menengah Atas;
peluang
(2) mengembangkan model pembelajaran
sekitarnya untuk meningkatkan nilai
bioteknologi bervisi kewirausahaan; (3)
tambah suatu produk (Cahyono, 2009).
bioteknologi
bervisi
maju
kewirausahaan
bioekonomi
aktivitas
daya
di
produk
bioteknologi modern dibeberapa negara
kewirausahaan pada hasil belajar, sikap
dan
sumber
Pengembangan
mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran
maupun
merupakan
pusat
kegiatan
(pengembangan
produk
ekonomi berbasis teknologi Biologi)
pembelajaran.
Pembelajaran
kewirausahaan
bervisi
adalah
pembelajaran
(Nurmemmedov, 2004). Tujuan integrasi
kewirausahaan
pada
pembelajaran
yang menerapkan prinsip dan metodologi
bioteknologi adalah mengarahkan para
ke arah internalisasi nilai-nilai kecakapan
lulusan agar
hidup pada peserta didiknya dalam
hebat dalam berbisnis. (Brown dan Kant,
menghadapi tantangan di masyarakat.
2008).
menjadi ilmuwan yang
Hasil penelitian Susiana (2009) tentang
program
pembelajaran
kimia
untuk
Metode Penelitian
menumbuhkan sikap wirausaha siswa
SMA
disimpulkan
pembelajaran ini
bahwa
program
dapat meningkatkan
secara signifikan terhadap
penguasaan
konsep kimia dan konsep wirausaha.
Kewirausahaan
adalah
proses
menciptakan sesuatu yang berbeda dan
bernilai, dengan mengorbankan waktu
dan
tenaga,
menanggung
psikologikal
serta
keberanian
resiko
finansial,
serta
sosial,
disertai
Penelitian
ini
merupakan
penelitian pengembangan (Research and
Development/ R&D). Tahap Penelitian
meliputi tiga tahap yaitu penelitian pendahuluan (Researching), tahap pengembangan model dan perangkat pembelajaran (developing) dan tahap pengujian
model
pembelajaran
(Sugiyono, 2010).
(Researching)
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
52
Penelitian pendahuluan dilakukan
wawancara tidak terstruktur. Rincian
dengan pendekatan deskriptif kualitatif,
sampel penelitian pendahuluan disajikan
dengan teknik pengumpulan data melalui
pada Tabel 1.
Tabel 1. Rincian sampel penelitian tahap penelitian pendahuluan
____________________________________________________________________
Jumlah sampel
Asal sekolah dan masa kerja guru
(guru)
Negeri > 15 th
Swasta > 15 th
Negeri ≤ 15 th Swasta ≤ 15 th
____________________________________________________________________
12
3
3
3
3
____________________________________________________________________
Model pembelajaran yang dikembangkan
pembelajaran kewirausahaan oleh Collet
merupakan
dan Wyatt (2005: 410-420), dengan
model
menunjukkan
prosedural,
langkah-langkah
yang
tahapan: exploring, planning, producing,
harus diikuti dalam proses pembelajaran.
communicating dan reflecting.
Sintaks pembelajaran dalam penerapan
Ragam perangkat pembelajaran yang
model
dikembangkan disajikan pada Tabel 2.
mengintegrasikan
model
Tabel 2. Ragam perangkat pembelajaran yang dikembangkan
________________________________________________________________
Jenis Perangkat
Keterangan
________________________________________________________________
Silabus
Berpedoman pada petunjuk penyusunan silabus KTSP
RPP
Berpedoman pada petunjuk penyusunan RPP KTSP
Bahan ajar
Disesuaikan dengan model dan perangkat pembelajaran
LKS
Dasar teori dan petunjuk kerja disesuaikan tujuan
_______________________________________________________________
X = perlakuan yang diberikan
Model
pembelajaran
yang
O2 = nilai posttes kelas eksperimen
dikembangkan sebelum digunakan di
O3 = nilai pretest kelas pembanding
O4 = nilai posttest kelas pembanding
kelas eksperimen dilakukan uji coba
terbatas dan di kelas uji coba. Metode
penelitiannya
adalah
pretest-posttest
control group design, dengan desain
penelitian sebagai berikut:
O1
O3
X O2
O4
Keterangan:
O1 = nilai pretest kelas eksperimen
Penelitian
dilaksanakan pada
bulan Maret - April 2012 di SMA Negeri
1 Dempet Kabupaten Demak. Subyek
penelitian adalah siswa kelas XII IPA
SMA Negeri 1 Dempet Kabupaten
Demak sebanyak 3 kelas (setiap kelas
terdiri atas 40 siswa).
Melalui cara
pengundian ditentukan kelas XII IPA1
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
53
sebagai kelas pembanding, kelas XII
untuk menguji perbedaan nilai hasil
IPA2 sebagai kelas eksperimen dan kelas
pretest dan posttest dari hasil belajar
XII IPA3 sebagai kelas uji coba.
kognitif dan sikap kewirausahaan pada
adalah:
kelas uji coba. Uji banding dua sampel
(1) variabel bebas: tingkat keterlaksanaan
untuk menguji perbedaan hasil belajar
penerapan
kognitif
Variabel penelitiannya
model
pembelajaran
materi bioteknologi, sikap
bioteknologi bervisi kewirausahaan; (2)
kewirausahaan
variabel terikat: skor test ulangan materi
psikomotorik
bioteknologi,
model pembelajaran.
skor
hasil
belajar
dan
pada
hasil
tahap
belajar
pengujian
terhadap
Uji prosentase digunakan untuk
materi bioteknologi, skor
mengukur tingkat aktivitas siswa dalam
aktivitas pembelajaran, skor kinerja guru
pembelajaran, kinerja guru dan hasil
dan skor hasil penilaian berbasis kelas.
penilaian berbasisis kelas dibandingkan
psikomotorik,
pembelajaran
Uji
skor
sikap
banding
satu
sampel
digunakan untuk menguji perbedaan hasil
belajar
sikap
kognitif
dengan jumlah skor total dalam bentuk
prosen.
materi bioteknologi,
kewirausahaan,
hasil
belajar
psikomotorik di tahap uji coba terbatas,
Pembahasan
hasil pengujian dibandingkan dengan
KKM. Uji banding sampel berpasangan
Hasil penelitian pendahuluan
ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan hasil penelitian pendahuluan
_________________________________________________________________
Pertanyaan tentang
Prosentase
Keterangan
Jawaban
_________________________________________________________________
Pembelajaran bioteknologi mudah/
100%
sulit mencapai KKM
sulit mencapai KKM
Penyebab kesulitan utama
84%
sarat materi, materi terlalu tinggi
Motode/ pendekatan yang sering di-
75%
ceramah disertai praktikum gunakan
pembuatan produk
Membimbing kegiatan praktikum
84%
membimbing praktikum, 16%
tidak membimbing praktikum
Praktikum yang sering dilakukan
(bagi yang membimbing praktikum)
100%
pembuatan tempe berbahankedelai,
tape berbahan ketela/ ketan dan nata
de coco
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
Alasan tidak membimbing praktikum
(bagi yang tidak membimbing)
54
100%
tidak tersedianya alat/ bahan
Mengetahui unsur kewirausahaan
75%
dapat diintegrasikan pada pembelajaran
bioteknologi
mengetahui, namun hanya materi
suplemen saja, tidak diintegrasikan
Mengembangkan model/ perangkat
pembelajaran bioteknologi bervisi
kewirausahaan
belum pernah, belum tahu modelnya
100%
Jika ada model/ perangkatnya berke- 100%
berkeinginan, menarik untuk diguinginan menggunkannya
nakan.
_______________________________________________________________________
Model Pembelajaran bioteknologi bervisi kewirausahaaan hasil pengembangan disajikan
pada Gambar 1.
Model Pembelajaran Bioteknologi bervisi Kewirausahaan di Sekolah Menengah Atas
Komponen
Model
Rencana
Pembelajaran
Penerapan Model
Evaluasi
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
55
Evaluasi
Prinsip
penerapan
Isi Model
Silabus
RPP
Sintaks
Sistem sosial
Prinsip reaksi
Dampak
Pembelajara
n
Sarana Pembelajaran
Bahan Ajar
LKS
Hasil Belajar
Kognitif dan
Psikomotorik
Angket Sikap
Kewirausahaan
Aktivitas siswa
Kinerja guru
Penilaian berbasis kelas
Respons siswa
dan guru
Hasil Belajar Materi Bioteknologi bervisi
Kewirausahaan
Tujuan
Gambar 1. Model pembelajaran hasil pengembangan
Sintaks
pembelajaran
penerapan
model
bioteknologi
bervisi
kewirausahaan ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Sintaks pembelajaran bioteknologi bervisi kewirausahaan
_______________________________________________________________________
Fase
Peran Guru
Aktivitas Siswa
_______________________________________________________________________
Fase 1
(Preview)
Menyampaikan tujuan, memotivasi
dan mempersiapkan siswa
Menyimpulkan tujuan pembelajaran
Fase 2
(Exploring)
Membimbing siswa menemukan
berbagai bahan potensial dibuat produk
bioteknologi yang bernilai ekonomis
survei lapangan, eksplorasi,
menemukan bahan yang potensial dibuat produk beserta
alasan pemilihan bahan
Fase 3
(Planning)
Membantu siswa membuat rencana
kerja pembuatan produk, menguatkan
inovasi produk.
Membuat rencana kerja, menulis rencana kerja dalam
bentuk diagram, membuat
estimasi alat/ bahan dan
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
56
membagi tugas anggota.
Fase 4
(Producing)
Membimbing kegiatan praktikum
pembuatan produk
Praktik membuat produk bio
teknologi berdasar rencana
kerja,
bekerja
berdasar
prosedur, menentukan inovasi
produk
Fase 5
Melatih siswa berkomunikasi/
(Communicating/
berpromosi
Marketing)
Fase 6
(Reflecting)
mempresentikan kelebihan
produk yang telah dibuat.
Membantu siswa dalam membuat
refleksi/ evaluasi produk
membuat analisis keuntunga
kandungan gizi, merencanakan
perbaikan produk dan menilai
produk siswa lain.
_______________________________________________________________________
Sistem sosial yang berkembang
Dampak
pembelajarannya
adalah
adalah minimnya peran guru sebagai
pemahaman, ketrampilan teknis, berpikir
sumber ilmu pengetahuan. Prinsip reaksi
kreatif
yang dikembangkan adalah guru lebih
komunikasi,
berperan sebagai fasilitator, konselor,
menghubungkan
sumber kritik yang konstruktif dan
pembelajaran.
pemikir tingkat tinggi. Sarana pendukung
berupa bahan ajar, lembaran kerja siswa,
dan
inovatif,
kemampuan
kemampuan
beberapa
materi
Hasil pengembangan perangkat
pembelajaran ditampilkan pada Tabel 5.
jurnal, artikel dan peralatan laboratorium.
Tabel 5. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran (kelas eksperimen)
_______________________________________________________________________
Jenis Perangkat
skor
Komentar
validator
_______________________________________________________________________
Silabus
40
Semua aspek telah dikembangkan optimal
RPP
49,6
Semua aspek telah dikembangkan optimal, tertulis
materi ajar seharusnya materi pembelajaran
Bahan ajar
24
Semua aspek telah dikembangkan optimal
LKS
15
Semua aspek telah dikembangkan optimal, dapat
digunakan
______________________________________________________________________
Penerapan model pembelajaran
terhadap hasil belajar kognitif, psikomo-
torik dan sikap kewirausahaan ditampilkan pada Tabel 6.
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
57
Tabel 6. Penerapan model pembelajaran pada hasil belajar
________________________________________________________________
Hasil
Rerata posttest
Rerata posttest
t hitung
t tabel
Belajar
kelas eksperimen
kelas pembanding
________________________________________________________________
kognitif
83,05
71,47
6,426
1,860
psikomotorik
86,08
73,68
10,396
1,860
Sikap wirausaha 90,00
73,60
10,209
1,860
_______________________________________________________________
penerapan
model
pembelajaran
berdampak pada aktivitas siswa yang
prosen
ditunjukkan pada Gambar 2.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
pembelajaran yang menerapkan prinsip
90
80
70
dan metodologinya menuju internalisasi
nilai-nilai
2,5
kelas uji coba
sedang
tinggi
7,5
yang
terintegrasi dengan tujuan pembelajaran.
20
15
5
kewirausahaan
10
Pengembangan
kelas eksperimen kelas pembanding
model
pembelajaran
bervisi kewirausahaan penting dilakukan
prosentase aktivitas siswa
sangat tinggi
karena lembaga pendidikan tidak hanya
Gambar 2. Prosentase aktivitas siswa
dalam penerapan model pembelajaran
bertugas melahirkan banyak
lulusan,
tetapi juga membekali para lulusannya
untuk dapat menolong dirinya sendiri
Pelaksanaan pembelajaran materi
bioteknologi di Sekolah Menengah Atas
dalam
yang
diharapkan
oleh
tantangan
di
masyarakat.
yang terjadi belum memenuhi prinsip
pembelajaran
menghadapi
Model
pembelajaran
yang
dikembangkan telah memenuhi unsur-
KTSP. Proses pembelajarannya belum
unsur
mengoptimalkan keaktifan siswa, guru
pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil
kurang berinovasi dalam pembuatan
dalam
produk
pernah
memperhatikan rasional teoretik, tujuan,
mengembangkan model atau perangkat
dan hasil yang ingin dicapai, model
pembelajaran
pembelajaran minimal memiliki lima
serta
belum
bioteknologi
bervisi
kewirausahaan.
Model
kewirausahaan
dari
pengembangan
Santyasa
model
(2007)
selain
unsur dasar, yaitu (1) syntax, yaitu
pembelajaran
bervisi
langkah-langkah
adalah
model
pembelajaran, (2) social system, adalah
operasional
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
58
suasana dan norma yang berlaku dalam
punyai kecenderungan percaya pada diri
pembelajaran, (3) principles of reaction,
sendiri, penuh energi, mampu menerima
menggambarkan bagaimana seharusnya
resiko yang diperhitungkan, memiliki
guru memandang, memperlakukan, dan
kreativitas dan fleksibilitas, reaksi positif
merespon siswa, (4) support system,
terhadap
segala
atau
dinamis dan kepemimpinan, peka mene-
lingkungan belajar yang mendukung
rima saran dan kritik dari orang lain,
pembelajaran, dan (5) instructional dan
memiliki pengetahuan tentang pasar, op-
nurturant effects—hasil belajar yang
timis dan berorientasi pada laba.
sarana,
bahan,
alat,
tantangan,
memiliki
jiwa
diperoleh langsung berdasarkan tujuan
Pengukuran Entrepreneur Intele-
yang disasar (instructional effects) dan
gence(EI) yang dapat dilakukan dalam
hasil
pembelajaran bioteknologi bervisi ke-
belajar
di
luar
yang
disasar
wirausahaan, meliputi (1) kemampuan
(nurturant effects).
Tingginya hasil belajar kelas
mengenali peluang dari kegiatan explo-
eksperimen menunjukkan bahwa proses
ring; (2) menentukan alat dan bahan yang
pembelajaran yang dilakukan efektif
dibutuhkan pada pembuatan produk; (3)
meningkatkan
kognitif
merencanakan proses pembuatan produk;
siswa, keefektifan ini ditunjukkan oleh:
(4) membuat produk sesuai rencana; (5)
(1) guru menggunakan metode mengajar
inovasi terhadap produk; (6) membuat
yang
kemampuan
variasi
metode
analisis keuntungan; (7) menemukan ra-
penyajian
bahan
sa terbaik berdasarkan uji organoleptik,
pembelajaran menjadi lebih menarik,
dan (8) mengevaluasi kelebihan dan ke-
mudah
kurangan dari produk yang telah dibuat.
bervariasi,
mengakibatkan
diterima
membosankan;
(2)
serta
tidak
pembelajarannya
perlu dihubungkan dengan kehidupan
nyata di masyarakat, berbagai produk
Kesimpulan
Simpulan
yang
diambil
dari
yang berkembang di masyarakat dibawa
penelitian ini adalah; (1) pelaksanaan
ke ruang kelas, agar peserta didik
pembelajaran
merasakan
Sekolah Menengah Atas yang terjadi
kebermaknaan
dari
pembelajaran.
materi bioteknologi di
belum memenuhi prinsip pembelajaran
Penerapan model dan perangkat
pembelajaran
yang
berpengaruh
positif
yang diharapkan oleh KTSP; (2) model
dikembangkan
pembelajaran
bioteknologi
pada
kewirausahaan
telah
sikap
kewirausahaan siswa. Para siswa mem-
bervisi
dikembangkan.
Achmad M. –Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan
59
Sintaks
pembelajarannya
meliputi
pembelajaran lebih
exploring (praktik menemukan peluang),
dilatih
planning (merencana dan menciptakan
wirausahawan.
sistem
kerja),
produk/
producing
inovasi
produk),
seperti
layaknya
Saran yang dapat disampaikan
(mencipta
terhadap
berpikir
menarik, siswa
adalah:
(1)
guru
berani
menerapkan
model
(berkomunikasi/ berpromosi), reflecting
pembelajaran bioteknologi
bervisi
(mengevaluasi dan berefleksi). Perangkat
kewirausahaan sebagai salah satu variasi
pembelajaran yang dikembangkan adalah
model
silabus, RPP, bahan ajar, lembar kegiatan
penyempurnaan lebih lanjut pada isi
siswa; (3) penerapan model pembelajaran
model
bioteknologi
kewirausahaan
pembelajaran yang dikembangkan. Oleh
memberikan dampak positif terhadap
karena itu tidak menutup kemungkinan
hasil belajar siswa. Terdapat perbedaan
peneliti lain dapat mengembangkannya
yang
lebih lanjut
communicating/
marketing
bervisi
signifikan
pada
hasil
belajar
mencoba
hendaknya
pembelajaran;
maupun
(2)
perangkat
perlu
perangkat
demi kesempurnaan; (3)
kognitif dan psikomotorik antara kelas
menilik dari semua keterbatasan yang
eksperimen
pembanding.
dialami
pengembangan
dan
kelas
Penerapan
model
pembelajaran
bioteknologi
bervisi
kewirausahaan
maka
perlu
lebih
mendapatkan model
lanjut
adanya
untuk
yang maksimal,
memberikan dampak positif pada sikap
misalnya dengan memanfaatkan media
kewirausahaan
atau
siswa.
Terdapat
perbedaan yang signifikan pada sikap
menggabungkan dengan model
pembelajaran lainnya.
kewirausahaan antara kelas eksperimen
dan kelas pembanding. penerapan model
pembelajaran
berpengaruh
positif
terhadap aktivitas siswa dengan rerata
aktivitas 86,50 (sangat tinggi), kinerja
guru dengan rerata 88,30 (sangat baik),
hasil penilain berbasis kelas dengan
rerata 82,8 (tinggi). Hampir semua siswa
(95%) merasa senang dengan penerapan
model
pembelajaran
menumbuhkan
sikap
DAFTAR PUSTAKA
Brown, J. T dan A. C. Kant. (2008). Creating bioentrepreneur: How graduate student organisations foster science entrepreneurship. Journal Biotechnology, 1/11: 1-12
Cahyono, B. (2009). Strategi Mahasiswa
menjadi Pengusaha . Yogyakarta:
Sabda Media.
karena
kewirausahaan.
Respons guru model menyatakan bahwa
Collet, C dan D. Wyatt. (2005). Bioneering- Teaching Biotechnology entrepreneurship at the under Graduate
BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 50-60
60
level. Journal Education and Training, 47/6: 408-421.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Nurmemmedov,
E.
(2004).
Bioentrepreneurial Partnership- A toll
for Biotechnology transfer. Master
Thesis: Lund University. Swedia
Suherman,
E.
(2008).
Desain
Pembelajaran
Kewirausahaan.
Bandung: CV. Alfabeta
Santyasa, I. W. (2007). Model-model
Pembelajaran Inovatif. Makalah:
Seminar Nasional Pendidikan IPA.
Universitas Pendidikan Ganesha
Shoemaker, H.J dan A.F. Shoemaker.
(1998). The three pilars of Bioentrepreneurship. Journal
Nature
Biotechnology. 16: 13-15.
Susiana,
N.
(2009).
Program
Pembelajaran
Kimia
untuk
Menumbuhkan Sikap Wirausaha
Siswa SMA. Bandung: Jurusan
Kimia FMIPA UPI
Winardi. (2008). Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana Prena-
da Media Group.