PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS: Suatu Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menulis dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................

i

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................

ii

ABSTRAK ..................................................................................................

iii

ABSTRACT...................................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ................................................................................


iv

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................

v

DAFTAR ISI ..............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................


ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................

1

B. Identifikasi Masalah .....................................................................

9

C. Rumusan Masalah

........................................................................

9

D. Tujuan Penelitian


.........................................................................

10

E. Manfaat Penelitian

.......................................................................

11

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA
A. Hakikat Pembelajaran

..................................................................

B. Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
C. Hakikat Kecakapan Menulis

.........................................


68

........................................................

72

D. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
E. Kerangka Berpikir

12

....................................

118

........................................................................

122

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

.........................................................................

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

.....................................................

C. Definisi Operasional.......................................................................
Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

126
127
130

D. Instrumen Pengumpulan Data

………………………………….


133

.......................................................................

134

F. Teknik Analisis Data ....................................................................

138

E. Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan ...............................................

150

2. Pengembangan Model Pembelajaran Menulis MPM ...................


181

a. Desain Awal Model Pembelajaran

...........................................

182

b. Uji Coba Model ........................................................................

196

c. Model Akhir, Model Pembelajaran Menulis MPM ..................

217

3. Uji Efektifitas Model Pembelajaran Menulis MPM .……………

230


B. Pembahasan Hasil Penelitian

........................................................ 237

BAB V SIMPULAN, DAN SARAN
A. Simpulan

.......................................................................................

261

B. Saran .............................................................................................

264

DAFTAR PUSTAKA

................................................................................


265

LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................

275

RIWAYAT HIDUP

328

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Pendidikan merupakan bagian integral memiliki peran yang strategis
dalam upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia sesuai gerak perkembangan

masyarakat yang bersifat dinamis dan menantang manusia supaya tetap survive.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan
perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

1945

berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak

mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk

mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan satu

sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun
2003 bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan

untuk

menghadapi

tantangan

sesuai dengan

tuntutan

perubahan

kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sebagaimana dalam

yang dimaksud dengan

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya

untuk

memiliki

kepribadian, kecerdasan,

kekuatan
akhlak

spiritual

mulia,

serta

keagamaan,
keterampilan

pengendalian

diri,

yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai upaya mengimplementasikan pembelajaran dalam rangka mencapai
kondisi ideal pendidikan, maka diperlukan guru yang berkompeten, sebagaimana

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dikemukakan Colin Marsh (1996: 12), menyatakan bahwa:
“Guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik,
membuat
model
instruksional,
mengelola
kelas,
berkomunikasi,
merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut
mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.”
Hal serupa disampaikan oleh Sardiman (2004: 24), yang menyatakan bahwa:
“Guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajarmengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut
bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar,
seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media,
bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru
menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.”
Sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia tidak diikuti oleh kualitas
pendidikan itu sendiri. Kualitas pendidikan yang cenderung menurun dikarenakan
oleh beberapa hal, salah satu yang dapat penulis lihat dan amati adalah menurunnya
hasil

pendidikan

seperti

menurunnya

kualitas

pembelajaran

khususnya

pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan kecakapan
menulis memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang dalam mempelajari semua
bidang studi, namun demikian mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah
khususnya

dalam

pembelajaran

menulis

masih

belum

berhasil

untuk

dikembangkan.
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan, berkembangnya
ilmu

pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, guru memegang peranan yang

sangat penting

dalam proses pembelajaran, mereka mengatur, mengarahkan

suasana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan
nasional yang dimaksud. Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih profesional,
inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Permasalahan

yang

pokok

dalam penelitian ini adalah permasalahan

kecakapan menulis siswa sekolah menengah atas sangat lemah, sedangkan
kecakapan menulis sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam
kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
Kecakapan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbahasa

yang

harus

dimiliki oleh

siswa.

Dengan

mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau

menulis

siswa

dapat

pendapat, pemikiran, dan

perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas
siswa

dalam

menulis.

dipergunakan untuk

Menulis

merupakan

keterampilan

berbahasa

yang

berkomunikasi secara tidak langsung. Kecakapan menulis

seseorang penting untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu,
dan pengalaman sebagai suatu kecakapan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh
keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun keterampilan
reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosa kata, diksi,
keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca. Pemahaman berbagai jenis
karangan serta pemahaman berbagai jenis paragraf juga mempengaruhi kemampuan
menulis dalam hasil penelitian ditemukan bahwa kecakapan menulis siswa di
tingkat SMA masih sangat lemah, mereka kesulitan untuk dapat membedakan jenisjenis paragraf, terutama antara paragraf argumentasi dan paragraf eksposisi. Agar
dapat menulis kadang-kadang siswa perlu dipacu dengan menggunakan teknik dan
media yang menarik. Untuk itu guru perlu berupaya membuat siswa tertarik agar
siswa

dapat

membingungkan

menulis

dengan

siswa

karena

baik.

Pembelajaran

pemilahan-pemilahan

menulis

juga

sering

yang

kaku

dalam

mengajarkan jenis-jenis tulisan. Pengategorian yang kaku itu membuat siswa
menulis terlalu berhati-hati karena takut salah, tidak sesuai dengan jenis karangan
yang dituntut. Padahal, ketakutan untuk berbuat salah tersebut dapat mematikan
kreativitas siswa untuk menulis. Selain itu, dari penelitian Samal Soni (2007:2)
ditemukan bahwa menulis menjadi suatu hal yang kurang diminati dan kurang
mendapat respon yang baik dari siswa. Siswa mengalami kesulitan ketika diminta
menulis. Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis
dimulai. Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai
paragraf. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang diinstruksikan oleh
guru. Pada kenyataannya, di dalam pengajaran menulis di sekolah, guru sudah
menggunakan

berbagai

metode

maupun

pendekatan

tetapi

hasilnya

belum

maksimal. Seperti halnya di beberapa SMA di kota Bandung, guru telah
menggunakan metode karya wisata, demontrasi, diskusi, dan lain sebagainya.
Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu juga, guru sudah menggunakan media-media pembelajaran agar kegiatan
belajar mengajar menulis lebih kondusif. Akan tetapi, hasil pembelajaran menulis
siswa masih belum memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskankan bahwa kecakapan menulis
siswa lemah. Samal Soni (2007:2) menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu kesibukan selain pembelajaran menulis, rutinitas, rendahnya
motivasi,

dan

kurangnya

sarana

pendukung.

Faktor-faktor

itulah

yang

menyebabkan seseorang tidak memiliki karya yang kreatif. Siswa perlu dipacu agar
bisa

aktif

dan

produktif

serta

menggunakan

cara

berpikir

yang

teratur

mengungkapkan ide dalam bahasa tulis. Selain faktor-faktor di atas, keterampilan
menulis argumentasi di kelas hanya diajarkan pada saat pembelajaran menulis.
Sebenarnya pembelajaran keterampilan menulis argumentasi dapat dipadukan atau
diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran di kelas. Pengintegrasian itu dapat
bersifat

internal

dan

eksternal.

Pengintegrasian

internal berati pembelajaran

kecakapan menulis diintegrasikan dengan pembelajaran keterampilan berbahasa
yang lain. Menulis dapat pula diintegrasikan secara eksternal dengan mata pelajaran
selain mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Kecenderungan lain yang terjadi adalah

pola pembelajaran menulis di kelas yang dikembangkan dengan sangat terstruktur
dan mekanis, mulai dari menentukan topik, membuat kerangka, menentukan ide
pokok paragraf, kalimat utama, kalimat penjelas, ketepatan penggunaan tanda baca
dan sebagainya. Pola tersebut selalu berulang tiap kali pembelajaran menulis. Pola
tersebut tidak salah, tetapi pola itu menjadi kurang bermakna jika diterapkan tanpa
variasi strategi dan teknik lain. Akibatnya, waktu pembelajaran pun lebih tersita
untuk

kegiatan tersebut,

sementara kegiatan menulis yang sebenarnya tidak

terlaksana atau sekedar menjadi tugas di rumah. Kegiatan menulis seperti ini bagi
siswa menjadi suatu kegiatan yang prosedural dan menjadi tidak menarik.
Penekanan pada hal yang bersifat mekanis adakalanya membuat kreativitas menulis
tidak berkembang karena hal itu tidak mengizinkan gagasan tercurah secara alami,
bahkan, Tompkins (Samal Soni, 2007:4) menegaskan bahwa terlalu menuntut
kesempurnaan hasil tulisan dari siswa justru dapat menghentikan kemauan siswa
untuk menulis.
Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran menulis biasanya hanya terfokus pada kepentingan teoritis
tanpa mempertimbangkan konteks sosial masyarakat yang sedang berkembang.
Siswa hanya pandai dalam hal bentuk dan struktur tulisan, kurang mampu
memperhatikan segi isi dan kualitas tulisan. Selain itu, guru hanya melihat hasil
tulisan siswa tanpa membelajarkan dan memantau proses kreatifnya, yang

pada

akhirnya kemampuan menulis siswa hanya terbatas pada segi intelektual.
Pembelajaran

menulis

masih

dilakukan

secara

konvensional dengan

berorientasi pada hasil tulisan siswa bukan pada proses yang seharusnya dilakukan.
Siswa diberikan teori-teori tentang tata cara penulisan dan biasanya siswa dipaksa
langsung menulis dengan memilih topik atau judul karangan dari

beberapa pilihan

yang telah ditentukan sebelumnya oleh guru. Setelah selesai, hasil tulisan langsung
dikumpulkan, dikoreksi, dan dinilai oleh guru. Demikianlah pembelajaran menulis
yang terjadi di sekolah-sekolah. Akibatnya pembelajaran menulis dianggap sebagai
pembelajaran yang tidak menyenangkan karena monoton dan siswa kurang bisa
aktif untuk mengeksplorasi diri menjadi kreatif dalam menulis. Pembelajaran
menulis sebaiknya menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran (Isa Muhammad Said, 2008:2). Untuk itu guru sebaiknya
menggunakan model pembelajaran yang tepat yang bisa memacu kreativitas siswa,
salah satunya yaitu dengan model

pembelajaran dengan strategi pemodelan,

Seperti dungkapkan oleh Albert Bandura, yaitu belajar dari model. Sebagian besar
belajar yang dialami manusia tidak dibentuk dari konsekuensi-konsekuensi, tetapi
manusia tersebut belajar dari suatu model. Belajar dengan cara ini tidak melalui
proses pembentukan (shaping process), tetapi dapat segera menghasilkan respon
yang benar.
Hal tersebut sangat berlawanan dibandingkan dengan pembelajaran yang
menggunakan

model

konvensional.

Dalam

pembelajaran

konvensional,

guru

memberikan pengetahuan baru, lalu menyajikan masalah kepada siswa untuk
dibahas dan dipecahkan dengan menggunakan pengetahuan yang telah diberikan.

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan model pembelajaran menulis MPM, siswa mulai diarahkan untuk belajar
mandiri menganalisis dan menyelesaikan masalah.
Permasalahan

tersebut

merupakan

dampak

dari model pembelajaran

menulis konvensional yang digunakan saat ini. Sebagaimana penulis temukan
dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) guru menganggap kemampuan siswa sama,
padahal dalam satu kelas terdapat beragam potensi yang berbeda yang perlu
mendapat pelayanan secara proforsional; (2) menggunakan kelas sebagai satusatunya tempat belajar, padahal proses pembelajaran bisa dilaksanakan di luar kelas
untuk mendapatkan insfirasi dan inovasi belajar; (3) mengajar lebih banyak
menggunakan metode ceramah, hal ini bisa membosankan siswa itu sendiri dan
membuat siswa tidak kreatif; (4) memberikan kegiatan yang tidak bervariasi selalu
monoton

membuat

siswa

jenuh

dan

potensi siswa

tidak

terfasilitasi;

(5)

berkomunikasi dengan satu arah sedangkan pembelajaran yang dapat membuat
siswa aktif dan kreatif perlu dibangun komunikasi multi arah; (6)

mengajar hanya

menggunakan buku sebagai belajar dan informasi dari guru, padahal sekarang
sumber informasi begitu luas untuk bisa didapat dan dipelajari oleh siswa; (7)
mengutamakan

hasil daripada

proses,

sehingga

banyak

siswa

yang hanya

memikirkan nilai hasil belajar tanpa melakukan proses pembelajaran yang benar;
(8) pembelajaran berpusat pada guru, sehingga hal ini membuat siswa tidak kreatif.
Selain permasalahan tersebut, fakta di lapangan ternyata masih banyak guru
belum mengetahui

model pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan hasil

belajar. Hal ini sesuai dengan data hasil studi pendahuluan melalui pengedaran
angket

yang diisi oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran yang sedang

berlangsung
pembelajaran

belum maksimal.

Untuk

itu

perlu

dikembangkan

suatu model

yang dapat memecahkan permasalahan pembelajaran dan

efektif

dapat meningkatkan hasil belajar.
Sesuai

dengan

pendapat

Siahaan

(1987:130),

bahwa

permasalahan-

permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:
1) berkaitan dengan pengajaran, 2) kebiasaan siswa belajar, 3) guru dalam
mengajar, 4) metode yang digunakan, 5) bahan ajar termasuk lingkungan
belajar,

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh para peneliti seperti
yang dijelaskan oleh Siahaan (1987:130) hasil penelitiannya seperti berikut:
1. Pengajaran Bahasa Indonesia terlalu menekankan pada teori, dan kurang
pada praktik, 2. Pengajaran Bahasa Indonesia terlalu banyak tentang bahasa,
kurang pada penguasaan bahasa itu sendiri, 3. Pengajaran bahasa, banyak
membicarakan unsur bahasa, seperti: fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Saat ini berdasarkan data empirik hasil penelitian pendahuluan , kecakapan
menulis siswa Sekolah Menengah Atas sangat lemah, sedangkan kecakapan
menulis sangat penting dan merupakan modal dasar

dalam penulisan karya tulis

pada jenjang pendidikan selanjutnya. Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa
kecakapan menulis siswa SMA sangat rendah, antara lain faktor guru dalam
membelajarkan keterampilan menulis pada siswa tidak tepat, model pembelajaran
yang digunakan guru tidak sesuai dengan harapan dari tujuan pelajaran menulis,
sehingga

yang

sering

ditemukan

adalah

bahwa

hanya

guru

mengajarkan

pengetahuan menulis dan bukan keterampilan menulis yang dilatihkan. (Sumber
hasil penelitian : Dr.Tintin)
Kondisi masalah tersebut, membuktikan kelemahan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya dalam kecakapan menulis. Gambaran tersebut,
memberi petunjuk bahwa kecakapan

menulis siswa, masih tergolong lemah.

Kelemahan tersebut bermuara pada unsur-unsur kebahasaan terutama unsur
gramatikal,yaitu kesalahan terdapat pada penulisan tanda baca atau ejaan, penulisan
huruf, pemakaian kata sambung yang kurang tepat, koherensi kalimat dan
kesalahan pada unsur kohesi. Masih banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menulis suatu karangan yang dicobakan di beberapa SMA Negeri di kota Bandung.
Secara keseluruhan kegagalan hasil tulisan siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pada umumnya siswa belum memahami substansi tulisan, 2) pembelajaran
menulis dengan macam-macam jenis menulis secara khusus tidak diberikan,
3) tidak ada bimbingan ekstra khusus untuk membimbing siswa, 4) waktu
untuk menulis karangan tidak memadai, 5) pada umumnya guru dalam proses
pembelajaran, hanya menggunakan teknik ceramah,dan mencatat, 6) guru
lebih banyak teori dan kurang pada praktik, 7) bahan pelajaran khusus
menulis tidak tersedia, 8) bahan pelajaran yang ada di setiap sekolah
umumnya belum relevan dengan kebutuhan peserta didik, 9) guru pada saat
mengajar bertumpu pada sintaksis, dan kurang menekankan pada
keterampilan kebahasaan, 10) sistem penilaian hanya dilakukan dalam bentuk
tes yang sifatnya umum, dan tidak melaksanakan penilaian secara khusus
hasil pekerjaan siswa, seperti menulis karangan, 11) sistem penilaian lebih
banyak menekankan pada aspek kognitif, yang kurang menuntut
Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan berbahasa secara integratif. (Hasil penelitian Neneng Tintin
(2005).
Dari data empirik

melalui eksperimen , diperoleh fakta bahwa kondisi awal

rata-rata nilai kecakapan menulis pada siswa kelas X sekolah menengah atas hanya
65, jauh di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 72 dan
siswa yang tuntas hanya 15 orang (29,4 %). Yang mencapai nilai KKM dari total
40 siswa kelas X sekolah menengah atas, sedangkan 25 siswa (70,6 %) yang lain
nilainya masih dibawah KKM.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas ternyata kecakapan menulis siswa
sekolah menengah atas masih lemah. Hal ini memiliki keterkaitan dengan faktorfaktor:
1)

faktor guru, alasannya guru memegang peranan yang paling penting bagi

keberhasilan belajar siswa, karena peran guru tak akan bisa digantikan dalam proses
pembelajaran. Adapun peran guru adalah sebagai pengajar yang ahli, motivator,
mengelola siswa, dan lingkungan belajar, selama ini guru menggunakan pendekatan
masih monoton, kurang bervariasi, dan kurang mengaktifkan siswa untuk berlatih
menulis;
2)

faktor siswa, alasannya siswa dengan beragam potensi yang ada yang perlu

difasilitasi, siswa belum memiliki motivasi yang kuat untuk menulis, kurangnya
kemampuan membaca pemahaman, minimnya kosa kata yang diketahui, serta
kurangnya pengetahuan tentang materi yang akan dituangkan dalam menulis;
3)

Faktor kurikulum, alasannya merupakan pegangan guru dan siswa dalam

melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang dihapkan.
4) faktor pembelajaran, alasannya pembelajaran mengacu pada kurikulum yang
berlaku. Pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional sudah tidak sesuai
dengan harapan dari tujuan pembelajaran , sehingga yang sering ditemukan adalah
bahwa hanya guru mengajarkan pengetahuan menulis dan bukan kecakapan
menulis yang dilatihkan.

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5)

Faktor sumber belajar, alasannya sumber belajar merupakan komponen

kurikulum yang tidak terpisahkan dari pembelajaran, selama ini sumber belajar
yang digunakan terpaku pada satu buku atau buku teks, sedangkan sumber belajar
bisa dari media elektronik seperti internet, media surat kabar, sehingga essensi
pembelajaran lebih luas dan tidak membosankan.
6)

Faktor lingkungan belajar siswa, faktor ini berkaitan dengan lingkungan yang

lebih besar tempat dimana guru dan siswa harus menyesuaikan diri seperti
masyarakat, sekolah, kurikulum yang digunakan dan kebijakan-kebijakan lokal atau
kebijakan sekolah, daerah atau kebijakan dengan tataran nasional, selama ini
kondisi lingkungan belajar siswa yang kurang mendukung atau kurang kondusif.
Mengingat

isinya

faktor-faktor

yang

memiliki

keterikatan

dengan

kecakapan menulis siswa, maka dalam kajian ini dibatasi pada paktor pembelajaran.
Fokus kajian ini akan dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota
Bandung.

C. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
permasalahan dalam penelitian ini, yang akan menjadi kajian adalah “bagaimana
pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kecakapan menulis siswa
sekolah

menengah

atas

di

kota

Bandung”.

Usulan

untuk

menindaklanjuti

pembahasan masalah di atas, maka digunakan pertanyaan-pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi awal pembelajaran menulis bahasa Indonesia di Sekolah
Menengah Atas?
2. Model pembelajaran

menulis yang bagaimana yang dapat meningkatkan

kecakapan menulis peserta didik Sekolah Menengah Atas ?
3. Bagaimana implementasi model pembelajaran menulis yang dapat
meningkatkan kecakapan menulis siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
di sekolah menengah atas?
4. Bagaimana efektivitas pengembangan model pembelajaran terhadap
peningkatkan kecakapan menulis siswa?
Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Tujuan Penelitian
Penelitian

ini

secara

umum

bertujuan

mengembangkan

model

pembelajaran untuk meningkatkan kecakapan menulis dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas.
Tujuan umum tersebut di atas, dapat dirinci ke dalam rumusan yang lebih
khusus, yaitu:
1. memperoleh gambaran kondisi awal Pembelajaran Menulis mata pelajaran
bahasa Indonesia saat ini di Sekolah Menengah Atas;
2. memperoleh gambaran pengembangan model Pembelajaran yang sesuai
untuk meningkatkan kecakapan menulis peserta didik dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas;
3. memperoleh gambaran tentang implementasi model pembelajaran untuk
meningkatkan kecakapan Menulis peserta didik Sekolah Menengah Atas;
4. memperoleh gambaran empiris efektivitas penggunaan model pembelajaran
dalam meningkatkan kecakapan menulis peserta didik Sekolah

Menengah

Atas.

G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, para siswa, dan
para pengajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia serta untuk meningkatkan
kualitas

pembelajaran

pengembangan

model

bahasa

Indonesia khususnya aspek

pembelajaran

menulis

MPM

menulis,

dalam

dengan

meningkatkan

kecakapan menulis siswa. Sehingga model tersebut memiliki manfaat teoretis dan
praktis
Manfaat Teoretis
1. Kajian ini akan melengkapi konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan upaya
peningkatan kecakapan menulis.
2. Kajian ini menguji, melengkapi dan memperbaiki konsep-konsep kecakapan
menulis yang sudah ada.
3. Melalui penerapan model MPM terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khususnya menulis, dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran menulis
untuk menangani kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
menulis.

Manfaat Praktis
Disamping manfaat teoretis, diharapkan hasil penelitian dan pengembangan ini
memiliki manfaat praktis, yaitu model pembelajaran menulis MPM dapat dipakai
sebagai referensi bagi guru-guru SMA dalam mengadakan perubahan, perbaikan
dan peningkatan pembelajaran sesuai dengan karakter siswa.
1. Memberi pengalaman praktis kepada siswa SMA dari model MPM terhadap
menulis

dengan

memperhatikan

kemampuan

berkreativitas,

dalam

pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap kualitas siswa, kualitas mata
pelajaran bahasa Indonesia, yang dapat dijadikan menulis sebagai suatu
kegiatan yang bermanfaat, sehingga berdaya guna dan berhasil guna.
2. Melalui model MPM dapat memperbaiki persepsi
bahasa Indonesia khususnya menulis,

terhadap mata pelajaran

dan melalui model MPM, dapat

dijadikan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran
menulis,

dan

dapat

mengatasi

kesulitan

pembelajaran,

sehingga

meningkatkan kecakapan menulis yang baik terhadap siswa.

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat

DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta:
Erlangga.
_____. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A. Chaedar. Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Metode
Kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Ansari, B. I. (2003). Menumbuhkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
Matematis Siswa SMU melalui Strategi Think-Talk-Write. Disertasi pada PPs
UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: BSNP.
Badudu, J. S. 1996. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Bandura, Albert, 1977.Sosial Learning Theory.Englewood Cliffs, N.J.:Prentice-Hall.
Beach, R. W. 1990. Teaching Literature in the Secondary School. Orlando: Harcourt
Brace Javanovich, Inc.
Blenkin, G. M. 1988. Early Childhood Education: Developmental Curriculum.
London: Paul Chapman Publising Ltd.
Bloom, B.S. (1971). Evaluation To Improve Learning. New York: Mc. Grow Hill
Book Company.
Bloom, B.S., J.T. Hastings & G.F. Madaus. 1956. Taxonomy of Educational
Objectives. The Classification of Educational Goals. Hanbook I: Cognitive
Domain. New York: David McKay Company, Inc.
Boediono. 2002. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang
Depdiknas.
Bogdan, Robert, C; Biklen, Knopp Sari. 1982. Qualitative Research for Education. An
Introduction to Theory and Methods; Allyn and Bacon: Boston London.
Borg, R. Walter, & Gall, M.D. 1979. Educational Research: An Introduction. New
York: Logman Inc.
_____. 1989. Educational Research: An Introduction. New York: Logman Inc.

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bram, Barli. (2002). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language.
London: Longman Group Limited.
Brannen, Julia. 2004. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.
Brown, H. Douglas. 2000. Language Assessment: Principles and Classroom
Practices. White Plains. Ny: Pearson Education.
_____. 2004. Teaching by Principles and Interactive Approach to Language
Pedagogy. Second Edition White Plains. Ny: Pearson Education.
Bruce

Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. (2009). Models of
Teaching.Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Bruner, Jerome S. (1960). The Process of Education. New York: Vintage Books.
Bryant, Jennings and Mary Beth Oliver. 2009. Media Effect: Advances in Theory and
Research Communication Series,3rd ed. London: Routledge.
Bungin, Burhan. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis
dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Campbell, D.T., & Stanley, J.C. 1978. Experimental and Quasi Experimental Design
for Research. Cicago: Rand McNally College Publishing Company.
Chauhan, S. S. 1979. Innovation in Teaching - Learning Process. New Delhi, Vikas
Publising House PVT LTD.
Chauhard, Paul. 1983. Bahasa dan Pikiran (Terjemahan Widyamartaya). Jogyakarta:
Kanisius.
Colin Marsh. (1996). Handbook For Beginning Teachers. Sydney: Addison Wesley
Longman Australia Pry Limited.
Cooper, J. D. 1993. Literacy: Helping Children Construct Meaning. Boston Toronto:
Hongton Miffin Company.
Cox, Carole. 1999. Teaching Language Arts: A Student and Response-Centered
Classroon. California State Univessity, Long Beach.
Dahlan, M. D. 1990. Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.
Darsono, Max. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Degeng, I.N. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang.
Fakultas Ilmu Pendidikan.

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1980. Bahasa Indonesia: Buku Petunjuk
Guru. Jakarta: Depdikbud.
_____. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka Restindo Mediatama.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 SMA Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
_____. 2003. Kurikulum 2004 SMA: Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Depdiknas:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktoran Pendidikan
Menengah Umum.
DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2000. Quantum Learning: Unleashing the Genius
in You. New York: Dell Publishing.
Derocher, R. P,. Kilpatrick, J,. Six Supply Chain Lessons for the Millenium. Winter
Dilworth, J.B. (1992). Operations Management: Design, Planning and Control for
Manufacturing and Services. Singapore : McGraw-Hill, Inc.
Djiwandono, M.S. (1996). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB.
Donovan, Timothy R., Ben W. McCleland,. 1980. Eight Approaches to Teaching
Composition. Illinois: National Council of Teachers of English.
Dulay, H. Dan M. Burt. 1986. Remark on Creativity in Language Aquisition. dalam
William C. Ritchie, ed. Second Language Aquisition Research. New York:
Regents Publishing Co.
Elina

Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. (2009).
Departemen Pendidikan Nasional.

Pembelajaran

Menulis.

Jakarta:

Fraenkel, Jack R. dan Norman E. Wallen.1993. How to Design and Evaluate Research
in Education New York: McGraw-Hill Inc.
Gagne, Robert, M. 1976. Essential of Learning for Intruction. New York: Holt,
Rinehart and Winston Inc.
_____ 1979. Principles of Intructional Design. New York: Holt, Rinehart and
Winston
Gay, L.R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and Application.
London: Merrill Publishing Company.
Gebhardt dan Dawn Rodrigues. (1989). The Cambridge Encyclopedia of Language.
Cambridge: Cambridge University Press.
Gelb, L. J. 1969. A Study of Writing. Chicago, London: The University of Chicago
Press.

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Giles, William Campbell. 1972. From and Style in Thesis Writing. Boston: Houghton
Mifflin Company.
Gordon, Thomas and Brusch, Noel. 1974. T. E. T. Teachers Effectiveness Training.
New York: David McKay Co. Inc.
_____. 1985. Beginning and Beyond Foundation in Early Childhood Education. New
York: Delmar Publisher, Inc.
Gould, Eric, Robert DiYanni, dan William Smith. (1989). The Educated Child. New
York: The Free Press.
Graves, Donal H. 1999. Build a Literate Classroom. Portsmounth, N. H: Heinemana.
_____. 1994. A Fresh Look at Writing. Canada: Irwin Publishing.
Gropper, G. L. 1983. A Metatheory of Instruction: A Framework for Analyzing and
Evaluating Instructional Theories and Models. Dalam (C.M. Regeluth ed).
Instrucional Design Theories and Models. Hilldall N. J. Lawrence Erlbaum.
Hamzah B. Uno. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryadi, dan Zamzami. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Dirjen Dikti.
Hipple, Theodore W. (1973). Teaching English in Secondary Schools. New York: The
Macmillan Company.
Hughes, A. 1989. Testing for Language Teacher. New York: Cambridge University
Press.
Ibrahim & Nana Syaodih S. (1996). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Isjoni, (2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jones, Paull. 1993. Writing Scientific Papers and Reports. Brown Co. Publishers,
Dubuque, Lowa.
Joyce, Bruce, dan Weil, Marsha. 1980. Model of Teaching. Second Edition
Englewood New Jersey: Preantice Hall, Inc.
_____. 2000. Model of Teaching. Amerika: A Pearson Education Company.
Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
_____. 1992. Argumentasi dan Narasi. Ende Flores: Nusa Indah.
Kosasih. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung. Irama idya.
Krashen, S.D. (1985). The Input Hypothesis, Issues and Implications. Hrlow:
Longman.

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lado, Robert. 1986. Language Teaching: A Scientific Approach. Bombay New Delhi:
Tata Mc Graw Publishing Co. Ltd.
Lahane, Stephen. 1979. The Creative Child: How to Encourange the Natural
Creativity of Your Preschooler. New Jersey: Prentics Hall, Inc.
Larser-Freeman, Diane. 1986. Techniques and Principles in Language Teaching.
Oxford: Oxford University Press.
Lincoln, Y.S. & Guba, E.G. 1985. Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey-Press.
Logan, L. M. dan Logan, V. G. dan Paterson, L. 1972. Creative Communicative
Teaching the Language arts. Taronto: McGraw Hill Ryerson Limited.
Lyons. John. 1985. Language and
Combridge: University Press.

Linguistics: An Intoduction (Fifth Edition).

McCrimmon, James M. 1984. Writing With a Purpose. Boston: Houghton Mifflin
Company.
McRobert, Richard. 1986. Writing Workshop: A Student’s Guide to the Craft of
Writing. Australia: the Macmillan Company.
Miller, R. Dan Seller Wayne. 1967. Perspectives on Educational Change. New York:
Appleton-Century-Crofts.
Moeliono, Anton. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Moleong, Lexy J. 1990. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Karya.
Morris, Alton C. 1988. Learning Theories for Teachers. USA: Harper & Row,
Publisher, Inc
Mulyani Sumantri. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
Mulyanto, Sumardi. 1988. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah: Gramatika atau
Komunikasi. Makalah pada Konggres Bahasa Indonesia V, 28 Oktober – 2
November 1988 Jakarta.
_____. 1988. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Mulyono, Iyo. 2003. Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf. Bandung: STBA
Yapari
Muslich. 2004. Pelajaran Bahasa Indonesia, Modul I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nasution, N. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nitko, A.J. 1996. Educational Assesment of Student. New Jersey. Merrill, an Imprint
of Pretice Hall.
Nurgiantoro, Burhan. (1988). Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Parera, Jos Daniel. 1984. Menulis Tertib dan Sistematis. Jakarta:Erlangga.
_____. 1997. Linguistik Educational: Morfologi Pembelajaran Bahasa Analisis
Konstrastif, Analsisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta:Erlangga
Patton, Michael Quinn. 1987. Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills: Sage
Publication.
Poerwadarminta, W. J. S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka.
Prahalad, CK., dan Venkatram Ramaswamy. 2004. The Future of Competition:
Harvard Business School Press.
Presthus, Robert. (1975). Public Administration. New York, The Ronald Press
Company.
Richards, Jack, and Rodges. Theodore S 1985. Longman Dictionary of Applied
Linguistics. Harlow Essex: Longman Group Limited.
Rifai A. dan Sudjana. 1997. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Rivers, Wilga M. 1986. Communicating Naturally in a Second Language: Theory and
Practice in Language Teaching. Cambridge: Cambridge: University Press.
Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung:
Diponegoro.
_____. 1988. Para Guru Perlu Melakukan Kegiatan Menulis. Bandung: FPBS IKIP
Bandung.
Sadiman, Arief, dkk. 1996. Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan, dan
Pemanfaatan. Jakarta. Raja Grafino Persada.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sakri, Adjad. (1998). Belajar Menulis Lewat Paragraf. Bandung: ITB
Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Semi, M. Atar. (2007). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa
Senduk, A. G. 1987. Pengaruh Faktor-faktor Sosiolinguistik terhadap Penggunaan
Bahasa Guru dalam Proses Belajar Megajar Bahasa Indonesia: Suatu Study

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eksplorasif pada Beberapa SMA di Katamadya Manado. Tesis S2 FPS IPS
IKIP. IKIP Bandung.
Siahaan, Bistok A. 1987. Pengembaangan Materi Pengajaran Bahasa. FPS 626.
Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Gramedia.
Singleton, John and Mary Lucxkhursf. 1996. The Creative Writing: Handbook
Teachiques for New Writers. London: Macmillan.
Soehendro, Bambang. 2006. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Soemanto, Wasty. (2003). Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta.
St. Y. Slamet. (2008). Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.
Stephen, J. Ansuini. 1995. The Improvement Engine: Creativyti & Innovation
Throught Employee Involvement. United of America: Productivity Press.
Sudiawan, Awan. 2008. KTSP: Pengembangan Model Pembelajaran. Bandung:
Dunia Pendidikan.
Sudjana. 2000. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipasif. Bandung: Falah
Production
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1988. Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
_____. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma
Karya.
Suparno & Yunus. 2002.
UniversitasTerbuka.

Keterampilan

Dasar Menulis Modul I. Jakarta:

Surakhmad, Winarno. 1972. Dasar dan Teknik Research. Bandung: Tarsito.
Surya, Muhammad. 2004. Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung: Pustaka
Bani Quraisy.
Syafi’ie, Iman. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Syamsuddin, A.R. 1992. Studi Wacana: Teori Analisis Pengajaran Bahasa Bandung:
Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni, FPBS IKIP Bandung.
Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabrani, A. (1992). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Tarigan, Henry Guntur. 1982. Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
IKIP dan STIA.
Taylor, Stanford. 1964. Grade Level Norms for the Components of the Pundamental
Reading Skill
(Reseach and Inpormation). Buletin: Nomor 3, N. Y. :
Educational Depelopmental Laboratoriza.
Tintin,

Neneng. 2005. Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi dengan
Pengembangan Penilaian Portofolio untuk Meningkatkan Kemampuan
Belajar Siswa (Tesis). PPS. UPI.

Tompkins, Gail E. 1990. Teaching Writing Balancing Process and Product. New
York: McMillan Publishing Company.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (laporan
buku, makalah, tesis, disertasi). Bandung: Departemen Pendidikan Nasional
UPI
Weaver, Richard M. 1961. Composition. New York: Holt Pinhart and Winston.
Weil,C. J. 1990. Communication Language Testing. New York: Prentice Hall.
White, Ronald V. 1988. The ELT Curriculum : Design Inovation and Management.
New York: Basil Backweel Inc.
Wittig. (1981). Psykology of Learning. Shaum‟s Out-line Series. New York: Mc.
Grow Hill Book Company.
Yalden, Janice. 1987. Principles of Course Design for Language Teaching
Zais, R. S. 1976. Curriculum Principles and Foundation. New York: Haper and Row
Publisher.

Warya Zakarilya, 2015
PENGEMBANGAN MOD EL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu