KARAKTERISASI DAN POTENSI MINYAK NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL.

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012

KARAKT
TERISASI DAN PO
OTENSI MINYAK
M
N
NYAMPL
LUNG
(
(CALOPH
HYLLUM INOPHY
YLLUM) SEBAGAI
S

BAHAN BAKU
PE
EMBUAT
TAN BIOD
DIESEL
Fajar Singgih
S
Kurn
nia P, Findraa Ahmad Fallsafi dan Settiyo Gunawaan*
Jurusaan Teknik Kimia,
K
Fakulttas Teknologgi Industri, Institut
I
Teknnologi Sepulu
uh Nopembeer
Suraabaya, Kamppus ITS Sukkolilo 60111
Korespondeensi: Tel.: +62 31 59462
240; Fax: +662 31 599928
82.
Alaamat email: gunawan@cchem-eng.itss.ac.id

Abstrak
Penelitian inni bertujuan untuk
u
mempellajari komposiisi (karakteristik) dari biji buah mangroove
t
minyak bbiji nyamplungg dan kompossisi
Calophyyllum inophylllum (nyampluung), mengetahhui konversi total
biodieseel yang dihasiilkan. Penelitia
an menggunakkan metode staandar AOAC uuntuk pengujiaan komposisi biji
b
buah nyyamplung dan Inductively Cooupled Plasmaa untuk pengujiian mineral serrta menggunakkan larutan BF
F3 metanol untuk konveersi biodiesel. Dari hasil penelitian uji komposisi
k
biji buah nyampllung didapatka
kan
kandung
gan dari beraat total biji ad
dalah sebagai berikut, kanduungan lipid beerkisar antara 62,96 – 63,1%
%;
untuk kandungan

k
air berkisar antarra 21,99 – 22,50%; kandunggan protein sebbesar 0,81%; kandungan
k
serrat
kasar (crude
(c
fiber) seebesar 8,89-9,445%; kandungaan abu 0,51-0,,55%; dan kanndungan Nitroggen Free Extraact
(NFE) sebesar 3,90--4,50%. Sedanngkan kandunngan mineral yang didapattkan adalah sebagai
s
berikuut,
gan tembaga (Cu)
(
berkisar antara
a
14,505-16,04 ppm; kandungan
k
manngan (Mn) berrkisar antara 3 –
kandung
3,36 pppm; kandungann besi (Fe) beerkisar antaraa 7,99 – 12,888 ppm; dan kaandungan kaliu
um (K) berkissar

antara 34,055 – 35,466 ppm. Yield biiodiesel dari crrude oil mencaapai 83-86%.
Kata ku
unci : biji nyam
mplung, biodieesel, crude oil
1. PEN
NDAHULUAN
N
Mangrove memiliki
m
peraanan yang sanngat penting bagi ekosisteem di daerah pesisir. Selaain
melindu
ungi daerah pesisir
p
dari geelombang air laut, mangrov
ve memiliki berbagai
b
jenis tumbuhan yanng
memilikki manfaat yanng besar. Indonnesia merupakkan salah satu negara yang m
memiliki hutan
n mangrove yanng

sangat luas,
l
berdasarkkan Kementriaan Kehutanan lluas hutan manngrove Indonesia adalah 7.75
58.410 ha, tetaapi
hampir 70% nya dalam
m keadaan russak (Hartini et al., 2010). Datta hasil pemetaaan Pusat Survey Sumber Daaya
L
(PSSDAL
L)-Bakosurtanaal dengan mennganalisis dataa citra Landsaat ETM (akum
mulasi data cittra
Alam Laut
tahun 2006-2009,
2
1990 scenes), meengestimasi luuas mangrove di Indonesia saat ini adalaah 3.244.018 ha
(Hartinii et al., 2010). Salah satu caraa untuk mengeembalikan konddisi hutan mangrove Indonesia adalah denggan
melaku
ukan reklamasi. Tetapi karenaa mahalnya biaaya reklamasi dan efek burukknya terhadap
p ekosistem yanng
ada, sehhingga dibutuhhkan cara yang
g lain untuk meningkatkan

m
k
kondisi
hutan mangrove
m
Indoonesia. Cara laain
yang leebih efektif yaang dapat dilakkukan adalah ddengan menem
mukan manfaatt dari produk hutan mangrove
sehinggga memunculkkan kesadarann bagi masyyarakat di daaerah pesisir untuk mengeembangkan dan
d
melestaarikan hutan mangrove
m
yang ada. Hutan mangrove memiliki berbaggai jenis tanam
man yang biaasa
dimanfa
faatkan oleh maasyarakat sekitar, salah satunyya adalah Calo
ophyllum inophhyllum.
Calophyllum
m inophyllum adalah
a

salah saatu spesies tannaman mangrovve dari famili Calophyllaceaae.
Tanamaan ini tumbuh di pesisir panttai hampir di sseluruh Indoneesia, di Pulau Jawa
J
tanaman ini biasa disebbut
nyampllung, sedangkaan di Kalimanttan biasa disebbut bintangur, dan biasa diseebut hatau di Ambon.
A
Ciri-cciri
tumbuh
han ini antara lain, batang berkayu, bulaat dan berwarnna cokelat, beentuk daun tu
unggal, bersilanng
berhadaapan, bulat memanjang atauu bulat telur, ujung tumpull, pangkal mem
mbulat, tepi rata,
r
pertulanggan
menyiriip, panjang 10-21 cm, lebar 6-11 cm, tanggkai 1,5-2,5 cm
m, mempunyai bunga yang merupakan
m
bunnga
majemuuk, berbentuk tandan, memppunyai buah beerbentuk bulatt seperti peluruu, diameter 2,55-3,5 cm, warrna


A.6-1

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
hijau, kering
k
menjadi cokelat, bijinnya berbentukk bulat, tebal, keras, warna cokelat, pada intinya terdappat
minyakk berwarna kunning, mempun
nyai perakarann tunggang , serta
s
tinggi poohon bisa men
ncapai 20 meteer.
Tanamaan ini biasa dippanen antara bu
ulan Juli-Desem

mber tiap tahunnnya (Hargonoo dan Kristinah
h, 2010)
C. inophyllu
um memiliki potensi
p
yang cukup besar sebagai bahann baku pembbuatan biodiesel.
Biodiessel adalah mon
noalkil ester darri asam-asam llemak rantai paanjang yang terrkandung dalam
m minyak nabati
atau leemak hewani untuk digunaakan sebagai bbahan bakar mesin
m
diesel (Krawczyk, 1996).
1
Biodiessel
merupaakan energi altternatif penggganti bahan baakar fosil yangg keberadaannnya saat ini seemakin menippis.
Penelitiian-penelitian sebelumnya haanya terfokus pada
p
metode dan
d optimalisasi pembuatan biodiesel
b

dari C.
inophylllum. Sementarra karakterisassi biji buahnyaa sendiri belum
m ada yang mengidentifikasi. Oleh karena itu
i
tujuan dari penelitiann ini adalah mengetahui
m
kom
mposisi dan kandungan
k
minneral dalam biji
b mangrove C.
Kandungan assam lemak dan
d
inophylllum serta potensinya sebaagai bahan baaku pembuataan biodiesel. K
kompossisi biodiesel dari
d C. inophylllum ini juga ditteliti.
TODOLOGI
2. MET
2.1 Peengukuran Crrude Lipid den
ngan Metode A

AOAC 2003
Kandungan lipid dalam biji mangrove C. inophyllum
m ditentukan ddengan AOAC
C (2003). Bubuuk
mangro
ove sebanyak 50
5 gram dibunngkus dengan kertas saring diletakkan di dalam ekstrak
ktor dan diektrrak
dengan solvent n-hex
xane teknis paada suhu 75oC selama 4 jam
m. Dengan 4 jam ekstraksi ini,
i lipida dalaam
mangro
ove sudah benaar-benar tereksstrak semua sehhingga prosesnnya dapat dihenntikan. Selanjuutnya, hasil yanng
diperoleeh berupa cam
mpuran lipid dann n-hexane diddistilasi untuk memisahkan
m
keduanya. Ekstrrak berupa lipiida
dimasukkkan botol yan
ng sebelumnyaa telah ditimbaang. Dipanaskkan lagi pada ssuhu 80oC untuuk mendapatkkan
hasil yaang murni. Kem
mudian ditimbaang hasilnya.
2.2 Pen
ngukuran Cru
ude Protein deengan Metode AOAC 2003
Kandungan protein
p
ditentuukan dengan analisa kanduungan nitrogenn (AOAC, 20003). Jumlah tottal
protein ditentukan den
ngan mengalikkan jumlah nitrrogen dengan faktor
f
koreksi sebesar 6,25 (FAO, 2003). Uji
U
ngan protein dilakukan
d
denngan cara mennguji kadar Nitrogen
N
dalam
m sampel (buubuk mangrovee).
kandun
Kemud
dian hasilnya dikonversi deng
gan mengalikann kadar nitrogen yang didapat dengan 6,25
5. Hasil konverrsi
yang didapat
d
itu meerupakan kanddungan proteinn dalam samppel. Untuk meenguji kadar nitrogen,
n
samppel
sebanyaak 6 gram dim
masukkan dalam
m labu Kjeidahhl. Ditambahkaan air sebanyakk 150 mL kedaalamnya. 100 m
mL
HCl 1 N dan beberap
pa tetes indikaator mix dimassukkan ke dalaam erlenmeyerr yang kemudiian dihubungkkan
dengan labu Kjeidahl.. Dipanaskan pada
p
suhu 100oC. Setelah menndidih, tambahhkan 23 mL (V
V2) larutan NaO
OH
30% kee dalam labu Kjeidahl.
K
Pemaanasan dihentiikan apabila tidak ada yang menetes lagi pada
p
erlenmeyyer
(tak adaa aliran ke erleenmeyer). Hasil larutan yangg di erlenmeyer dititrasi denggan HCl (V1) hingga
h
warnannya
berubahh menjadi kehijjauan. Persen protein
p
dihitunng dengan meng
ggunakan rumuus:
(1)
 

 

 

(22)

2.3 Pen
nentuan kandu
ungan ash (ab
bu) dengan Meetode AOAC 2003
2
Kandunngan ash (abu)) dalam Calophhyllum inophylllum ditentukann dengan AOA
AC (2003). Untuuk
peenentuan ash, cawan kosong
g dan bersih ddipanaskan pad
da suhu 600 0C selama 1 jam dalam muff
ffle
fu
urnace. Kemudiian didinginkan dalam desikaator dan ditimbbang (W1). 1 ggram sampel (bbubuk mangrovve)
dittaruh dalam cawan
c
dan dippanaskan di dalam
d
muffle furnace pada suhu 550 0C selama 6 jam
m.
Keemudian cawan
n didinginkan dalam desikatoor dan ditimbanng (W2).
Peersen ash dihitu
ung dengan rum
mus:

    

(3)

2.4 Pen
nentuan Crudee Fiber denga
an Metode AO
OAC 2003
Kandunngan fiber diteentukan dengann AOAC (200
03). Sampel 0,55 gram (W1) ditambahkan
d
150
ml H2SO4 dan beberapa
b
tetes acetone sebaggai anti foamin
ng. Campuran kemudian dippanaskan 100 oC
ma 30 menit. Endapan
E
disarinng
hinngga mulai mendidih. Kemuudian suhu dikkurangi menjaddi 45 oC selam
deengan kertas saaring dan dicucci dengan aquaadest hingga bebas asam. Keemudian dengaan prosedur yanng

A.6-2

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
saama diulangi dengan
d
mengguunakan KOH. Kertas saring beserta endappannya dipanasskan dalam ovven
paada suhu 150 oC selama 1 jaam, kemudian diletakkan dallam desikator dan ditimbangg (W2). Endapan
daan kertas saringg diletakkan caawan penguapp dan dipanaskan dalam furnace selama 3-44 jam, kemudiian
di letakkan dalam
m desikator dann ditimbang (W
W 3)
Peersen crude fiber dihitung denngan rumus:

 

 

 

           (44)

2.5 Pen
nentuan kandu
ungan air (mooisture contentt)
Kandunngan air ditenntukan dengann menggunakaan alat Haloggen Moisture Analyzer. Berrat
saampel (serbuk mangrove)
m
diccatat sebagai W1. sampel dim
masukkan ke allat Halogen Moisture Analyzzer
0
deengan suhu 1055 C dipanaskaan hingga beratt tetap (W2).
Peersen moisture content dihitun
ng dengan rum
mus:
(5)
2.6 Pro
osedur Pengujian Mineral
ma
Pengujian mineral dapat dilakukann dengan mennggunakan alatt Inductively Coupled Plasm
Op
ptical Emissioon Spectrometrry (ICP-EOS).. Sampel (bubbuk mangrove)) didekstruksi terlebih dahullu.
Saampel sebanyaak 2 gram dicaampur dengan asam nitrat 10
0 ml kemudiann dipanaskan pada
p
suhu 60 0C
0
seelama 20 menitt. Setelah itu laarutan ditambahhkan dengan HCl
H sebanyak 5 ml dan dipannaskan pada suhhu
600 0C selama 200 menit. Kemud
dan ditambahkkan aquadest seebanyak 100 m
ml dan dipanaskkan pada suhu 60
0C
C sampai laruttan berkurang setengah darii volume awaal. Setelah itu disaring meng
ggunakan kerttas
saaring. Kertas saring dibilas berulang
b
kali dengan aquadeest sampai miineral larut sem
mpurna. Laruttan
yaang didapat dieencerkan samp
pai 100 ml, keemudian dienccerkan kembali hingga 50 kali
k pengenceraan.
Saampel 5-10 ml dianalisa denggan ICP.
2.7 Pen
nentuan Nitrog
gen Free Extrract
Nitrogeen Free Exact (NFE) dihitunng dari selisih setelah analisaa semua kanduungan mangrove
Caallophylum ino
ophyllum. . NF
FE dapat dihituung dengan persamaan dibawaah ini (AOAC,, 2003).
(6)
NF
FE = 100% - (%
% crude fat + % crude proteiin + % fiber + % ash + % mooisture)

2.8 Kon
nversi total minyak mentah
h ke FAME
Crude oil
o (10 g) dann BF3-in methhanol (10 mL)) dituangkan ppada botol berukuran 50 mL.
m
Keemudian dipannaskan pada suuhu 60 oC denngan diaduk menggunakan
m
sstirrer magnetiik sampai reakksi
beerjalan sempurnna (dilakukan selama 24 jam
m). Dari reaksi ini, akan terbeentuk 2 lapisan
n. Kedua lapissan
dicuci dengan menggunakan
m
campuran hekksane-air (1:1)). Campuran berupa
b
heksanee-biodiesel yanng
d
campurran
terrbentuk dipisaahkan dengan menggunakan corong pemissah. Kemudiann N-heksane dalam
diuuapkan sehing
gga hanya tertin
nggal ekstrak yyang berisi asaam lemak. Prodduk dianalisis dengan
d
TLC dan
d
gaas chromatograaphy (GC).
2.10 Analisa
A
TLC (T
Thin Layer Ch
hromatograph
hy)
Kompon
nen di tiap sam
mpel diidentiffikasi menggun
nakan standar murni. Samppel diletakkan di
pllate TLC beruppa titik dan dim
masukkan ke daalam mobile phase atau mobbile heksan. Padda penelitian inni,
digunakan mobille phase yang berisi
b
heksane / etil asetat / asam asetat = 90:10:1, v/v/v. Spot
S
yang terjaadi
dilihat dari muncculnya warna dengan
d
mengguunakan uap ioddine.
3. HAS
SIL DAN PEM
MBAHASAN
3.1 Calllophylum inno
ophyllum
Calloph
hylum innophyyllum mempunnyai buah berbbentuk bulat seeperti peluru, diameter 2,5-33,5
cm
m, warna hijauu, kering menjjadi cokelat, bijinya
b
berbenttuk bulat, tebaal, keras, warnna cokelat, paada
inttinya terdapatt minyak berw
warna kuning(( Hargono dann Kristinah, 22010). Ampass buahnya dappat

A.6-3

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
digunakan sebaagai briket. Disamping
D
itu nyamplung juuga termasuk tanaman obaat yaitu sebaggai
peenyubur rambuut, obat rematikk (Hadi, 2009).
Biji C. innophyllum dikupas
d
dari kuulitnya dan dip
panaskan dalam
m oven pada suuhu 80 oC selam
ma
122 jam untuk menghilangkan
m
moisture konteennya. Kompo
osisi C. innophhyllum ditunjuk
kkan pada Tab
bel
I. Diketahui bahhawa biji buahh C. innophylllum kering teerdiri dari moiisture content (21,99-22,50%
%),
cruude lipid (62,9
96 - 63,10%), crude
c
protein (0,81
(
%), crudde fiber (8,89-9,45%), ash (00,51-0,55%), dan
d
nittrogen-free exxtract (3,9-4,5). Data tersebuut didapatkan melalui
m
tiga data
d
independen. Jumlah cruude
lippid yang didaapatkan pada penelitian
p
sebelumnya adalaah sebesar 655% (Friday daan Okano,20066).
Kaarena belum ada studi yanng meneliti teentang kompoosisi proksimaat dari C. inn
nophyllum selaain
kaandungan crudee lipid, maka data
d yang didappatkan belum dapat
d
dibandinggkan.
Kandunngan protein ditentukan
d
berddasarkan kandu
ungan total nitrrogen. Kandunngan nitrogen ini
i
keemudian dikaliikan dengan faaktor pengali (6,25)
(
untuk mendapatkan
m
kkandungan prottein. Kandunggan
prrotein pada C. innophyllum sangat
s
kecil (00,81%) dibandiingkan dengann Jatropha curccas sebesar 255%
(N
Nzikou et al., 2009) atau Xyylocarpus moluuccensis sebessar 10,14% (G
Gunawan et al.,2013). Namuun,
peenelitian sebeluumnya menunj
njukkan bahwaa penggunaan faktor dalam metode
m
total nitrogen
n
tersebbut
menghasilkan error
e
protein sebesar
s
-2 hinngga 9% (FA
AO, 2003). K
Kandungan prootein yang kecil
mengindikasikann bahwa C. inn
nophyllum tidakk dapat digunaakan sebagai suuplemen proteinn yang baik.

G
Gambar
1. bijji Callophylum
m innophyllum.
Tabel I.
I Komposisi biji
b buah Callop
phylum innophhyllum.
No.

Konstituenn

Kadar (%beerat)

1.

Moisture

21,99-22,550

2.

Lipid

62,96 - 63,110%

3.

Protein

0,81 %

4.

Crude Fiberr

8,89-9,45%

5.

Ash

0,51-0,55%

6.

Nitrogen-free
N
exxtract

3,90-4,50%

Kompoosisi mineral dalam
d
biji buahh C. innophylllum ditunjukkaan pada Table II. Ditunjukkkan
baahwa C. innophhyllum mengan
ndung tembagaa (14,505-16,04
40 ppm), manggan (3,000 - 3,3360), besi (7,990
-12,880), dan kaalium (34,055-335,460). Diantaara mineral-miineral tersebut,, kandungan kaalium merupakkan
t
Belum
m ada studi lainn yang menunju
ukkan komposisi
yaang terbesar daan mangan merrupakan yang terkecil.
mineral dalam biji buah C. innophyllum.

A.6-4

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Tabel II. Komposisi
K
mineeral biji buah Callophylum
C
innophyllum.
No.

Mineral

Kadar (%beerat)

1.

Cu

14,505 - 16,,040

2.

Ca

ND

3.

Zn

ND

4.

Mn

3,000 - 3,3360

5.

Fe

7,990 - 12,8880

6.

K

34,055 - 35,,460

Keterangan: ND = Not detected
3.2
2 Crude C. inn
nophyllum oil dan konversii total minyak mentah ke FA
AME
Kadar lippid biji C. innop
ophyllum (ekstrraksi hexan) paada dry basis ssebesar 62,96 - 63,10%. Secaara
kuualitatif melalu
ui uji TLC den
ngan menggunaakan mobile phhase hexane: eetil asetat: asam
m asetat 90:10:1.
Gaambar 2 lane 1 menunjukkann hasil TLC unntuk crude oil dari
d C. innophhyllum, dari gam
mbar didapatkkan
koomposisi pada spot berturut--turut dari baw
wah berupa ph
hospholipid, monogliserida,
m
digliserida, frree
fattty acid, dan trigliserida.
t
Bijji buah C. innnophyllum jugaa merupakan sumber
s
minyak
k yang potensial
seebagai bahan baku
b
biodiesel. Seperti halnyya penelitian sebelumnya
s
yaang menggunaakan bahan yanng
muurah dan mudaah didapat, sepperti dedak paddi (terdiri dari 13,5% lipid (G
Gunawan et al., 2011) dan 16–
177% lipid (Shiuu et al., 20100)), mikroalgaa (terdiri dari 10–17% lipidd (Cha et al.,, 2011), dan X.
mo
oluccensis (terrdiri dari 10,65––11.09% lipid (Gunawan et al.,
a 2013)).
Asam lem
mak adalah kom
mponen pokokk dari semua sel tumbuhan. Fungsi
F
asam leemak ini sebaggai
koomponen mem
mbran, tempat penyimpanan
p
pproduk, metaboolisme, dan seebagai sumber energi (Wada et
al., 1994). Asam
m lemak ini juuga merupakann nutrien pentting dalam kehhidupan organnisme (Chen annd
mainkan peranaan penting dalaam berbagai fuungsi kulit. Asaam
Chhuang, 2002). Selain itu, asam lemak mem
lem
mak polyunsatturated seperti,, linoleic, linolenic, dan arachhidonic acid peenting dalam pertumbuhan
p
d
dan
peerlindungan kuulit (Elias, 19983). Lebih jjauh, lauric acid
a
merupakaan agen antim
microbial, untuuk
peenggunaan luarr. Biasanya diggunakan untuk mengontrol infeksi di rumahh sakit (Kitaharra et al., 2006).
Crude C. innophyllum direaksikan
d
denngan BF3-in methanol
m
(140 g BF3 per liter methanol) untuuk
mengetahui konversi minyak total
t
menjadi fatty
f
acid metiil ester (FAME
E). Adanya kaandungan FAM
ME
paada minyak hassil reaksi dengan  BF3-in metthanol ditunjukkkan oleh Gam
mbar 2 lane 3, Spot
S
yang palinng
ataas adalah FAM
ME dan spot lainnya
l
merupakan pengotorr yang tidak teerkonversi oleh
h larutan BF3-in
methanol. Berdaasarkan literatu
ur reagen ini bereaksi
b
dengaan triglyceridee, diglyceride,, monoglyceridde,
freee fatty acid, sterol ester, phosphatidyl ethanolamine, phosphatidyl serine, phospphatidyl cholinne,
monophosphoino
ositide, mono
ogalactosyl gglyceride,phosp
phatidal cholline (cholinee plasmalogenn),
digalactosyl glycceride, and sphhingomyelin (M
Morrison, 1964
4). Komposisi Fatty acid ini dianalisa denggan
Gaas Chromatog
graphy, yang hasilnya
h
ditunjjukkan pada Gambar
G
3. D
Ditunjukkan baahwa kandunggan
FA
AME dari C. innophyllum ad
dalah metil pallmitat (C16:0) dan metil oleaat (C18:1). Deengan kandunggan
metil oleat lebih besar daripadaa metil palmitaat.
Line I

Line II Line III
Metil Oleat

FAME
Trigliserida

Metil Palmitat

FFA
Digliserida
Monogliserida
M
Gum
C
Crude

Std TG

FAME

Gamb
bar 2 Hasil anaalisa TLC

A.6-5 Gamb
bar 3 Hasil annalisa GC produuk FAME

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
4. KE
ESIMPULAN
N
Komposisi proksimat C.
C innophyllum
m beserta kompposisi mineral yang terkanduung di dalamnnya
daan komposisi biodiesel
b
yang dihasilkan tellah ditentukan. Diketahui baahwa biji buahh C. innophylluum
memiliki kandu
ungan lipid yang
y
tinggi. D
Diantara mineeral-mineral yyang terkandu
ung didalam C.
innnophyllum, kaandungan kaliuum merupakan yang terbesarr dan mangan merupakan yaang terkecil. Dua
macam fatty acid methyl esterr (FAME) yangg teridentifikassi melalui Gas Chromatograpphy adalah meetil
paalmitat (C16:0
0) dan metil oleat (C18:1).. Penelitian inni juga menuunjukkan bahw
wa biji buah C.
innnophyllum sanngat berpotensi dalam pembuaatan biodiesel.
DAFTA
AR PUSTAKA
A
AOAC,
A
2003. “O
Official Methoods of Analysiss”. 17th ed. (2 revision). AOA
AC Internation
nal,Gaithersburrg,
MD, USA.
Chhen, S.H., Chuuang, Y.J., 20002. Analysis off fatty acids by column chrom
matography. An
nalytica Chimiica
Acta 465, 145–155.
FA
AO, 2003. “F
Food energy: methods of analysis
a
and conversion
c
facctors”. Report of a Techniccal
Nutrition Paper
P
77. (accessed
1.09.10).
Gunawan,
G
S., Maulana,
M
S., Anwar,
A
K., Widdjaja, T., 2011
1. “Rice bran, a potential soourceof biodiessel
productionn in Indonesia””. Industrial Croops and Produccts 33, 624–6228.
Gunawan,
G
S., Darmawan
D
R.., Nanda Mirranti, Setiyaw
wan A. Dhikka, Fansuri Hamzah. 20113.
“Proximate composition
n of Xylocarpuus moluccensiss seeds and theeir oils”. Indu
ustrial Crops annd
Products 41,
4 107–112.
Ellias, P.M., 19883. “Epidermaal Lipids, Barrrier Function and Desquamaation”. Journal ofInvestigatiive
Dermatolo
ogy 80, 44–49.
Frriday JB, Okan
no D. Calophylllum inophylluum (kamani) sppeciesprofiles ffor Pacific Islaand Agroforestrry.
Trad
ditional treeiniitiative, www.ttraditionaltree.oorg; 2006. Haw
waiiaccessed 17/09/2007.
Hadi,
H
Wahyudii Anggoro. 20
009. “Pemanffaatan Minyakk Nyamplung (Calophyllum
m inophyllum L)
sebagai Baahan Bakar Minnyak Penggantti Solar”. Jurnaal Riset Daerahh Vol.III, Yogyyakarta.
Hargono
H
dan Kristinah
K
Haryaani. 2010. “Penngaruh Jenis Solvent
S
dan Variasi
V
Tray paada Pengambillan
Minyak Nyamplung
N
denngan Metode Ekstraksi
E
Koloom”. Pengembangan Teknolo
ogi Kimia untuuk
Pengolahaan Sumber Dayya Alam Indoneesia. ISSN:169
93 – 4393.
Hartini,
H
S, Guriidno Bintar Saaputro, M. Yullianto, Suprajaaka. 2010. “Asssessing the Ussed of Remoteely
t
Sensed Daata for Mappinng Mangrove Indonesia”. 6th
WSEAS Innternational Co
onference, Iwaate
Prefecturall University, Jaapan, 210-215..
Kitahara,
K
T., Aooyama, Y., Hirakata, Y., Kam
mihira, S., Koh
hno, S., Ichikaw
wa, N., Nakash
hima, M., Sasakki,
H., Higuchhi, S., 2006. “IIn vitro activitty of lauric aciid or myristylaamine in combbination with six
s
antimicrobbial agents agaainst methicilliin-resistant Staaphylococcus aaureus (MRSA
A)”. Internationnal
Journal of Antimicrobiall Agents 27,51––57.
Krawczyk,
K
T., 1996.
1
“Biodiessel - Alternativve Fuel Makess Inroads but Hurdles
H
Remaiin”. INFORM 7,
801-829.
Morrison,
M
Williiam R. and Llyod
L
M. Sm
mith.1964. “Prreparation of fatty acid meethyl esters annd
dimethylaccetals from lipiids with boron fluoride-methanol”. Journal of Lipid Reseaarch. Vol.5.
Nzikou,
N
J.M., Matos,
M
L., Mbbemba, F., Ndaangui, C.B., Pambou-Tobi,
P
N.P.G., Kimbonguila, A., Th.
T
Silou, Lind
der, M. and Desobry,
D
S. 20009.” Characteeristics and Coomposition of Jatropha curccas
Oils, Varriety Congo-B
Brazzaville”. Research
R
Journnal of Applieed Sciences, Engineering
E
annd
Technolog
gy
1(3): 154
4-159
Shhiu, P., Gunaw
wan, S., Hsiehh, W.H., Kasim
m, N.S., Ju, Y.H.,
Y
2010. “Biiodiesel Produuction from Riice
Bran By a Two-Step in Situ
S Process”. B
Bioresource Teechnology 101, 984–989.
Wada,
W
H., Gom
mbos, Z., Muraata, M., 1994. “Contributionn of Membranne Lipids to thhe Ability of the
t
Photosynthhetic Machineery to Toleraance Temperatture Stress”. Proceedings of
o the Nationnal
Academy of
o Sciences of the United Staates 91, 4273–44277.

A.6-6