KEPEMILIKAN MANAJERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).
KEPEMILIKAN MANAJERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
ARINDA J UWITASARI
0912010144/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KEPEMILIKAN MANAJERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi
J urusan Manajemen
Diajukan oleh :
ARINDA J UWITASARI
0912010144/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
KEPEMILIKAN MANAJ ERIAL PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
ARINDA J UWITASARI
0912010144 / FE / EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh
Tim Penguji J urusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
Ketua
Dra. Ec. Nurjanti Takarini, Msi
Dr. Muhadjir Anwar, MM
Sekretaris
Dra. Nurjanti Takarini, Msi
Anggota
Dr s. Ec. Pandji S, MM
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
KEPEMILIKAN MANAJ ERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
ARINDA J UWITASARI
0912010144/FE/EM
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Nurjanti Takarini, Msi
NIP : 196508141991032001
Tanggal:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
Dr. Muhadjir Anwar, MM
NIP : 196509071991031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
KEPEMILIKAN MANAJ ERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang Diajukan Oleh
Arinda J uwitasari
0912010144 / FE /EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk untuk menyusun skripsi oleh :
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Nurjanti Takarini, Msi
Tanggal: ……………………..
Mengetahui
Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen
Dr. Muhadjir Anwar,MM
NIP. 19650907199103101
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
KEPEMILIKAN MANAJ ERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang Diajukan Oleh
Arinda J uwitasari
0912010144 / FE /EM
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Nurjanti Takarini, Msi
Tanggal: ……………………..
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur
Dr s. Rahman A. Suwaidi, MS
NIP. 1919600330 198603 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan ilmu berlimpah, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kepemilikan Manajerial
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.”
Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, SE,MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Dr.Muhadjir Anwar, MM, Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi
Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
4.
Ibu Dra. Nurjanti Takarini, Msi selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan saran, nasehat serta bantuan bimbingan skripsi kepada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.
5.
Seluruh Dosen dan staff dosen Jurusan Manajemen yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6.
Kedua Orang Tua dan keempat kakak tercinta serta seseorang yang Allah
turunkan untuk selalu mendampingi penulis, yang selama ini telah
memberikan semangat, do'a, dukungan baik secara spiritual maupun
materiil yang tidak mungkin penulis uraikan dengan kata-kata.
7.
Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) dan semua
teman-temanku terima kasih semua dukungan, doa, dan semangat yang
telah diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik
membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Surabaya, Mei 2013
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………..viii
ABSTRAKSI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
………………………………………………………….1
1.2
Rumusan
Masalah
………………………...……………………………
1.3
8
Tujuan Penelitian .……………………………………………………..
8
1.4
Manfaat Penelitian ……………………………………………………
9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Terdahulu……………………
2.2.
Landasan Teori
……………………………...10
…………………………………………………………13
2.2.1. Pengertian Kepemilikan Manajerial..……………....................…..........13
2.2.2.
Teori Keagenan …..............................……………………...................
2.2.3.
Pengertian
Variabel
yang
mempengaruhi
15
Kepemilikan
Manajerial………………..........……………………………………....18
2.2.3.1.
Hutang
….......................……………………………………………...
2.2.3.2.
Kebijakan
Dividen.......................……………………………………..
2.2.3.3.
18
25
Pertumbuhan
Aset............................…………………………………..
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
2.2.4.
Pengaruh
Variabel
Terhadap
Kepemilikan
Manajerial.…………..........31
2.2.4.1.
Pengaruh
Hutang
Terhadap
Kepemilikan
Manajerial
…….................. 31
2.2.4.2. Pengaruh
Kebijakan
Dividen
Terhadap
Kepemilikan
Manajerial..............................................................................................
2.2.4.3. Pengaruh
Pertumbuhan
Aset
Terhadap
Kepemilikan
Manajerial.............................................................................................
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Penelitian
33
35
…………………………………………………37
……………………………………………………38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.2. Teknik Penentuan Sampel
………………………39
……………………………………………..42
3.2.1.
Populasi……….
…………………………………………………42
3.2.2.
Sampel…………………………………………………………42
3.3. Teknik Pengumpulan Data
……………………………………………43
3.3.1.
Jenis Data……………………………………………………43
3.3.2.
Sumber Data
3.3.3.
Pengumpulan Data
……………………………………………………48
………………………………………………44
3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.4.1.
Teknik Analisis Data
3.4.2.
Uji Hipotesis
………………………………44
……………………………………………44
……………………………………………………..........45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ……………………………………………...50
4.1.1.
Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia........
………………………50
4.1.2.
Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia........
………………………52
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian
...………………………………………. 53
4.2.1. Kepemilikan Manajerial (Y).......
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
…………………………………….. 53
4.2.2. Hutang (X1)...........…………………………………………....…..…...
4.2.3. Kebijakan Dividen (X2)
55
…………………………………………... 57
4.2.4 Pertumbuhan Aset (X3)
………………………………………..59
4.3 Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis
………………………………… 61
4.3.1 Uji Outlier.......……………………………………………………….....61
4.3.2 Uji Normalitas.....
…………………………………………………….62
4.3.3 Uji Asumsi Klasik.......
………………………………………………..62
4.3.4 Analisis Linier Berganda.....
………………………………………….67
4.3.5 Uji F......
……………………………………………………………….70
4.3.6 Uji T......
……………………………………………………………….70
4.4 Pembahasan
……………………………………………………….. 72
4.4.1 Pengaruh Hutang Terhadap Kepemilikan Manajerial
…………....... 72
4.4.2 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Kepemilikan Manajerial ...........73
4.4.3 Pengaruh Pertumbuhan Aset Terhadap Kepemilikan Manajerial
....... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...
5.2 Saran ...
…………………………………………………………….. 76
…………………………………………………………………. 76
DAFTAR PUSTAKA …..........................................................................................80
DAFTAR LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kepemilikan Manajerial Perusahaan Manufaktur di BEI …..............5
Tabel 4.1 Data Kepemilikan Manajerial tahun 2008 – 2011 ….................................54
Tabel 4.2.Data Hutang Perusahaan Manufaktur tahun 2008 – 2011........…………..56
Tabel 4.3.Data Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur tahun 2008 – 2011
.. 58
Tabel 4.4.Data Pertumbuhan Aset Perusahaan Manufaktur tahun 2008 – 2011…….60
Tabel 4.5. Hasil Uji Outlier ……………………………………………………….. 61
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas …………………………………………………… 63
Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolonieritas ……………………………………………. 64
Tabel 4.8. Hasil Uji Heteroskedastisitas …………………………………………. 66
Tabel 4.9. Hasil Uji Autokorelasi …………………………………………………. 68
Tabel 4.10. Hasil Uji Regresi Berganda …………………………………………… 70
Tabel 4.11. Hasil Uji F …………………………………………………………….. 71
Tabel 4.12. Hasil Uji T …………………………………………………………….. 72
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Statistic d Durbin Watson ..………………………………………….. 68
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kepemilikan Manajer ial Per usahaan Manufaktur di Bur sa Efek Indonesia
Oleh :
Ar inda J uwitasari
Abstraksi
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan
tingkat kekayaan pemiliki atau pemegang saham. Memaksimalkan keuntungan
dengan upaya untuk menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. Di dalam
Agency Theory ada hubungan antara manajer dengan pemegang saham. Manajer
sebagai agent, dan pemegang saham sebagai principal. Agent yang diberikan
kepercayaan oleh Principal untuk memaksimalkan tingkat kekayaan untuk pemegang
saham. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan
kepentingannya dengan kepentingan sebagai pemegang saham. Sementara manajer
yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan
kepentingannya sendiri. Kepemilikan saham perusahaan oleh manajer disebut dengan
kepemilikan manajerial. Adanya kepemilikan manajerial tentu akan mendorong pihak
manajer untuk bertindak sejalan dengan keinginan pemegang saham dengan
meningkatkan kinerja dan tanggung jawab dalam mencapai kemakmuran pemegang
saham.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang mempengaruhi
kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur di BEI.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang memiliki
kepemilikan manajerial dan melakukan kebijakan dividen di BEI. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
yaitu bahwa pengambilan sampel dilakukan atas dasar tujuan tertentu, maka jumlah
sampel perusahaan Manufaktur yang memenuhi kriteria sebanyak 25 perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
data laporan keuangan periode 2008-2011 yang diambil dari Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan untuk pengujian data menggunakan analisis regresi linear berganda
dengan asumsi klasik menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Hutang mempunyai pengaruh
negative tidak signifikan terhadap kepemilikan manajerial, (2) Kebijakan Dividen
mempunyai pengaruh negative tidak signifikan terhadap kepemilikan manajerial, dan
(3) Pertumbuhan Aset mempunyai pengaruh negative tidak signifikan terhadap
kepemilikan manajerial.
Kata Kunci: Kepemilikan Manajerial, Hutang, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan
Aset
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Setiap perusahaan selalu mengutamakan kekayaan yang akan diterimanya sebagai
keuntungan dari apa yang telah diperoleh dan dihasilkan. Seperti yang dikatakan
Gitman (2006) dalam D. Imanta (2011) setiap perusahaan memiliki tujuan untuk
menciptakan nilai bagi pemiliknya (shareholder) dengan jalan memaksimalkan
kekayaan pemilik.Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun, tidak jarang
pihak manajemen ataupun manajer perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin
bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Manajer mempunyai kewajiban untuk
memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham di perusahaan tersebut, tetapi di
sisi lain para manajer pun mempunyai kepentingan juga untuk memaksimumkan
kesejahteraan mereka juga. Suatu ancaman bagi pemegang saham jika manajer akan
bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham.
Inilah yang menjadi masalah dasar agency theory adanya konflik kepentingan.
Menurut Jogi dan Josua (2007) hubungan manajer dengan pemegang saham di
dalam agency theory digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal.
Manajer yang diberi kepercayaan oleh pemegang saham disebut sebagai agent dan
pemegang
saham
sebagai
principal.
Agen
ini
membuat
keputusan
yang
memaksimumkan kekayaan pemegang saham seperti yang direfleksikan pada harga
saham perusahaan. Tidak ada masalah yang muncul jika pemegang saham dapat
memonitor manajer tanpa mengeluarkan biaya, karena pemegang saham akan mampu
menentukan dengan pasti apakah manajemen bertindak kearah yang memberikan
keuntungan ke mereka. Sementara itu monitoring yang dilakukan oleh para manajer
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merupakan hal yang sangat penting karena para manajer mempunyai insentif untuk
kepentingan pribadi dalam mengatur laba yang pada akhirnya akan menyesatkan para
pemegang saham. Menurut Vidyantie dan Handayani (2006) dalam D. Imanta (2011),
konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan
suatu mekanisme yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait
tersebut yang kemudian akan menimbulkan agency cost. Menurut Dewi (2008)
menyatakan bahwa untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan
meningkatkan kepemilikan manajerial untuk menyamakan kepentingan principal dan
agent. Pemegang saham dan manajer masing-masing berkepentingan memaksimalkan
tujuannya. Konflik kepentingan terjadi jika keputusan manajer hanya memaksimalkan
kepentingannya dan tidak sejalan dengan kepentinganpemegang saham. Perilaku
manajer dalam situasi konflik kepentingan inilah yang menarik untuk diteliti.
Keputusan dan aktivitas manajer yang memiliki saham perusahaan berarti manajer
tersebut sekaligus adalah pemegang saham. Manajer yang memliki saham perusahaan
tentunya akan menselaraskan kepentingannya dengan kepentingan sebagai pemegang
saham. Sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan
hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Kepemilikan saham perusahaan oleh
manajer disebut dengan kepemilikan manajerial. Dengan adanya kepemilikan
manajerial tentu akan mendorong pihak manajer untuk bertindak sejalan dengan
keinginan pemegang saham dengan meningkatkan kinerja dan tanggung jawab dalam
mencapai kemakmuran pemegang saham. Hal ini dikarenakan manajer akan merasakan
langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambil dan juga kerugian yang timbul
apabila membuat keputusan yang salah. Manajer akan lebih mengutamakan
kepentingan untuk mencapai gaji dan kompensasi yang tinggi dibanding berusaha
untuk memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan. Salah satu tindakan manajer
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
adalah dengan membebankan biaya-biaya untuk kepentingan manajer diluar usaha
dibandingkan untuk memaksimalkan kemakmuran pemilik terhadap perusahaan
sehingga akan membawa penurunan dividen yang akan diperoleh. Kondisi ini
merupakan konflik keagenan.
Untuk mengurangi konflik keagenan (agency problem) antara manajer dengan
pemegang saham menurut Kelana dan Wijaya (2005:71) mengurangi perilaku tindakan
tidak terpuji (moral hazard) dapat melakukan hal berikut : (i) perusahaan memiliki
hutang, dimana dengan adanya hutang akan memaksa manajer menyediakan sejumlah
arus kas untuk pembayaran hutang, (ii) melakukan monitoring secara kontinu, namun
hal ini memiliki biaya monitoring, (iii) memaksa perusahaan untuk selalu membagikan
dividen tunai, serta, (iv) memberikan hak kepada pengelola untuk memiliki saham
(insider ownership). Dijabarkan juga penelitian yang dilakukan oleh Mursalim (2009)
dapat dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, adanya monitoring oleh investor
institusional seperti dana pensiun, perusahaan asuransi dan perseroan terbatas maupun
institusi independen yang memiliki otoritas menilai kinerja manajerman perusahaan.
Bathala, Moon dan Rao (1994) dalam Mursalim (2009) menyatakan bahwa investor
institusional merupakan pengawas dalam pasar modal, karena memiliki saham
perusahaan cukup besar. Disamping itu, pemegang saham institusional memiliki
opportunity, recources dan expertisei menganalisa kinerja dan tindakan manajemen
(Chung, Firth dan Kim, 2005 dalam Mursalim, 2009) Kedua, tidak cukup kepemilikan
saham saja, akan tetapi diperlukan adanya aktivisme institusi untuk menekan manajer
agar tidak melakukan tindakan oportunistic, yaitu memperoleh keuntungan pribadi.
Dalam hal pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan manajemen laba (earnings
management) untuk menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja
perusahaan. David et al. (2001) dalam Mursalim (2009) menyatakan aktivisme
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merupakan tindakan yang diambil oleh investor institusional untuk menekan manajer.
Ketiga, adanya peningkatan kepemilikan manajerialatas saham perusahaan sebagai
insentif dalam upaya menekan tindakan oportunistiknya. Jensen dan Meckling (1976)
dalam Mursalim (2009) setting agency membuktikan bahwa manajer memiliki
kecenderungan untuk terlibat dalam tindakan pengambilan keuntungan yang berlebihan
dan tindakan oportunistik lain. Keempat, adanya kebijakan dividen. Kelima, adanya
hutang. Pendanaan melalui hutang dapat menurunkan agency problem, karena
manajemen memiliki kewajiban untuk membayar pokok pinjaman beserta bunga
pinjaman. Oleh karena itu, kelebihan aliran kas perusahaan dapat dimanfaatkan untuk
pelunasan hutang. Hal ini dapat menekan manajemen perusahaan untuk melakukan
tindakan oportunistik dan inefisiensi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bagaimana pengaruh hutang,
kebijakan dividen, pertumbuhan perusahaan terhadap kepemilikan manajerial,
dimana akan membantu perusahaan untuk mengurangi konflik agency cost dapat
dilakukan guna meningkatkan kepemilikan manajerial, hal ini dapat dilihat dari
kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Kepemilikan Manajerial Perusahaan Manufaktur di BEI
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Nama Perusahaan
PT. AKR Corporindo Tbk.
PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk.
PT. Asahimas Flat Glass Tbk.
PT. Astra International Tbk.
PT. Astra Otoparts Tbk.
PT. Berlina Tbk.
PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
PT. Gudang Garam Tbk.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT. Indo Kordsa Tbk.
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
PT. Intanwijaya Internasional Tbk.
PT. Intraco Penta Tbk.
PT. Kabelindo Murni Tbk.
PT. Lautan Luas Tbk.
PT. Lion Metal Works Tbk.
PT. Lionmesh Prima Tbk.
PT. Mandom Indonesia Tbk.
PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.
PT. Resource Alam Indonesia Tbk.
PT. Selamat Sempurna Tbk.
PT. Sumi Indo Kabel Tbk.
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
PT. Tembaga Mulia Semanan
PT. Tunas Baru Lampung Tbk.
Total
Rata-Rata
2008
0.24
1.65
0.02
0.03
0.07
10.51
1.9
0.80
0.05
25.4
0.01
25.56
5.43
0.00
3.64
0.18
25.6
0.19
0.00
0.33
0.00
0.10
0.018
0.00
0.10
101.83
4.07
Kepemilikan Manajerial
2009
2010
2011
0.49
0.63
0.87
1.59
1.60
1.60
0.00
0.00
0.00
0.04
0.04
0.04
0.04
0.07
0.07
10.51
10.51
10.51
6.46
6.87
5.71
0.80
0.80
0.85
0.05
0.06
0.06
25.4
25.4
28.08
0.02
0.02
0.01
26.8
26.8
26.8
5.76
3.53
3.53
0.00
6.40
6.41
3.64
3.64
3.64
0.23
0.23
0.23
25.61
25.61
25.61
0.184
0.148
0.142
0.15
0.04
0.03
0.33
0.33
0.33
6.042
6.042
6.042
0.10
0.10
0.10
0.018
0.017
0.017
0.00
0.00
0.05
0.10
0.10
0.10
114.36 118.99 120.83
4.57
4.76
4.83
Sumber : Indonesian Capital Market Directory dan Laporan Keuangan (diolah)
Berdasarkan tabel 1.1, dapat terlihat dari rata-ratanya bahwa Kepemilikan
Manajerial pada Perusahaan Manufaktur yang melakukan kebijakan dividen di Bursa
Efek Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Tingkat Kepemilikan Manajerial
yang dimiliki perusahaan manufaktur di Indonesia, hanya sedikit yang lebih dari 5%
tingkat kepemilikannya yaitu 6 perusahaan manufaktur, sedangkan perusahaan dengan
tingkat kepemilikan manajerial dibawah 5% yaitu ada 19 perusahaan manufaktur. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan manajerial dalam perusahaan manufaktur
masih banyak yang jauh dibawah standart pada umumnya. Dalam hal peningkatan
tersebut mencerminkan bahwa perusahaan lebih banyak didanai oleh dana internal.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dengan adanya tingginya tingkat kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan,
maka juga akan mengindikasi tingginya keinginan manajer untuk mengutamakan
kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan pemegang saham, sehingga akan
berakibat pada tingginya resiko perusahaan di mata pemegang saham. Paling tidak,
diharapkan perusahaan dapat menetapkan suatu bahwa seorang manajer juga menjadi
pemegang saham agar dapat memonitor segala aktivitas, kinerja perusahaan secara
optimal. Masalah kepemilikan manajerial merupakan masalah yang sangat penting bagi
setiap perusahaan karena baik buruknya keuangan perusahaan ditandai dengan besarnya
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dengan saham yang dimiliki oleh
perusahaan.
Manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut
sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Cristiawan dan Tarigan, 2007).
Semakin tinggi saham yang dimiliki oleh pihak internal semakin menunjukkan bahwa
perusahaan mampu memakmurkan pihak yang terkait dalam perusahaan tersebut. Hal
ini didukung oleh penelitian Taswan, (2003) pengelolaan perusahaan lazimnya
bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya. Semakin tinggi harga saham berarti
semakin memakmurkan pemilik saham. Masalah kepemilikan manajerial pada
perusahaan itu sangat penting, agar dapat menghindari segala permasalahan yang lain
seperti yang berada pada agency conflict. Paling tidak, perusahaan mempunyai manajer
yang juga menjadi pemilik saham pada perusahaan tersebut. Dapatnya menjadi lebih
termonitor dengan baik segala aktivitas manajemen perusahaan.
Pada penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari empat faktor yang
mempengaruhi kepemilikan manajerial yaitu : hutang, kebijakan dividen, dan
pertumbuhan perusahaan. Kepemilikan manajerial yang tinggi akan menurunkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penggunaan hutang karena penggunaan hutang yang tinggi menyebabkan biaya
kebangkrutan dan financial distress (Nurfauziah, Harjito dan Ameliawati, 2007). Cara
untuk menurunkan resiko ini adalah dengan menurunkan tingkat debt yang dimiliki
perusahaan (Cristiawan dan Tarigan, 2007). tidak hanya hutang yang mempunyai
pengaruh terhadap kepemilikan manajerial, tetapi juga ada kebijakan dividen. Pada
tingkat kepemilikan manajerial yang rendah, manajer melakukan pembagian dividen
yang besar untuk memberikan sinyal yang bagus tentang kinerja perusahaan masa
yang akan datang sehingga meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan investor
(Dewi, 2008). Selain itu, tingkat pertumbuhan yang tinggi akan menandakan
keberhasilan perusahaan dalam menggalang lebih banyak sumber-sumber daya untuk
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, bagaimana pengaruh hutang, kebijakan
dividen, dan pertumbuhan perusahaan, dimana akan membantu perusahaan dalam
menentukan bagaimana sebaiknya perusahaan memiliki kepemilikan terhadap saham
yang bersangkutan langsung terhadap perusahaan. Sehingga permasalahan dalam
penelitian ini sangat menarik peneliti untuk melakukan penelitian. Maka dari itu
penelitian ini berjudul “Kepemilikan Manajeral Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia”
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1) Apakah hutang berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2) Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3) Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
I.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengaruh hutang terhadap kepemilikan manajerial pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap kepemilikan manajerial
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3) Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kepemilikan
manajerial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
I.4
1.
Manfaat Penelitian
Bagi Perusahaan
Sebagai tambahan pengetahuan bagi literature manajemen, bisni dan akuntansi
mengenai struktur kepemilikan manajerial yang berbasis teori keagenan. Serta sebagai
informasi bagi manajemen perusahaan tentang teori keagenan dan aplikasinya yang
akan diambil dalam meminimumkan biaya keagenan.
2.
Bagi Investor
Sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan investasi, khususnya pada
pemilihan perusahaan setelah mengetahu perilaku manajemen dalam perusahaan
tersebut.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. Hasil
penelitian ini akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tentang variabel-variabel yang mempengaruhi kepemilikan manajerial.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang yang digunakan sebagai awal penulisan ini adalah
penelitian dari :
1. Dea Imanta (2011), penelitian dengan judul “ Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepemilikan Manajerial”. Permasalahan yang dikemukakan
adalah apakah Hutang, kebijakan dividen, risiko bisnis, kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan, volatilitas pendapatan, profitabilitas dan
nilai perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan manajerial.
Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan
pengujian dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda (multiple
regression).
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa hanya kepemilikan institusional yang berpengaruh
terhadap kepemilikan manajerial. Sedangkan hutang, kebijakan dividen, risiko
bisnis, ukuran perusahaan, volatilitas pendapatan, profitabilitas dan nilai
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kepemilikan
manajerial.
2
2. Kartika Nuringsih (2010), penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas,
Hutang dan Kepemilikan Institusional terhadap kepemilikan Manajerial dan
pengaruhnya terhadap risiko”. Permasalahan yang dikemukakan adalah
apakah
profitabilitas,
hutang,
kepemilikan
institusional
berpengaruh
signifikan terhadap kepemilikan manajerial dan apakah kepemilikan
berpengaruh signifikan terhadap risiko. Pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode purposive sampling dan pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji regresi berganda (multiple regression).
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kepemilikan
manajerial, hutang dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
kepemilikan manajerial dan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap risiko.
3. Mur salim (2009), penelitian dengan judul “Analisis Persamaan Struktural:
Aktivisme Institusi, Kepemilikan Institusional dan Manajerial, Kebijakan
Dividen dan Utang untuk mengatasi masalah keagenan”. Permasalahan yang
dikemukakan
adalah
apakah
ada
hubungan
simultanitas
aktivisme
institusional dan manajerial, kebijakan dividen dan utang dalam mengatasi
masalah keagenan.
Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
purposive sampling.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa menunjukkan aktivisme institusional dan manajerial,
kebijakan dividen dan utang memiliki hubungan simultanitas dalam
mengurangi masalah keagenan.
4. Nur fauziah, Harjito, Ameliawati (2007), penelitian dengan judul “
Hubungan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusi, dan Hutang dalam
Presepektif Masalah Agensi di Indonesia. Permasalahan yang dikemukakan
adalah apakah terdapat konsistensi terhadap variabel yang dapat mengurangi
masalah agensi di Indonesia. Pengambilan sampel yang digunakan adalah
metode purposive sampling.
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa adanya hubungan secara simultan antara kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan hutang hanya saja hubungan
tersebut kurang efektif. Ketidakefektifan tersebut dimungkinkan karena di
Indonesia struktur kepemilikan perusahaan cenderung dikuasai oleh keluarga.
5. Christiawan dan Tarigan (2007), penelitian dengan judul “ Kepemilikan
Manajerial : Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”. Permasalahan yang
dikemukakan adalah apakah terdapat perbedaan hutang, kinerja dan nilai
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dibanding perusahaan dengan
kepemilikan manajerial. Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
purposive sampling. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji beda ratarata dua sampel independen.
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa dapat membuktikan terdapat perbedaan hutang, dan nilai
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dibanding perusahaan dengan
kepemilikan manajerial. Rata-rata skor variabel hutang perusahaan dengan
kepemilikan manajerial dibanding perusahaan tanpa kepemilikan manajerial
menguatkan bukti bahwa seorang manajer sekaligus pemegang saham lebih
berhati-hati dalam mengambil hutang. Nilai perusahaan tanpa kepemilikan
manajerial dibanding perusahaan dengan kepemilikan manajeral terbukti
berbeda, bahkan rata-rata nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial
lebih baik dibanding dengan rata-rata nilai perusahaan tanpa kepemilikan
manajerial.
Penelitian terdahulu ini akan digunakan sebagai acuan dan masukan untuk melakukan
penelitian ini.
2.2. Landasan teori
2.2.1. Penger tian Kepemilikan Manajer ial
Kepemilikan Manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan
oleh pihak manajer atau dengan kata lain manajer juga sekalligus sebagai
pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan manajerial tentu akan
mendorong pihak manajer untuk bertindak sejalan dengan keinginan
pemegang saham dengan meningkatkan kinerja dan tanggung jawab dalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
mencapai kemakmuran pemegang saham. Hal ini dikarenakan manajer
akan merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambil dan
juga kerugian yang timbul apabila membuat keputusan yang salah (D.
Imanta, 2011)
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007) Kepemilikan manajerial
adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan
kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan.
Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya
persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini
merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan maka
informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Adanya kepemilikan manajerial menjadi hal yang menarik jika dikaitkan
dengan agency theory. Dalam kerangka agency theory, hubungan antara
manajer dan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent
dan principal (Schroeder et al. 2001). Agent diberi mandat oleh principal
untuk menjalankan bisnis demi kepentingan principal. Manajer sebagai
agent dan pemegang saham sebagai principal. Keputusan bisnis yang
diambil manajer adalah keputusan untuk mamaksimalkan sumber daya
perusahaan. Suatu ancaman bagi pemegang saham jika manajer bertindak
untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham.
Dalam konteks ini masing-masing pihak memiliki kepentingan sendirisendiri. Inilah yang menjadi masalah dasar dalam agency theory yaitu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
adanya konflik kepentingan. Pemegang saham dan manajer masing-masing
berkepentingan untuk mamaksimalkan tujuannya. Masing-masing pihak
memiliki risiko terkait dengan fungsinya, manajer memiliki risiko untuk
tidak ditunjuk lagi sebagai manajer jika gagal menjalankan fungsinya,
sementara pemegang saham memiliki risiko kehilangan modalnya jika
salah memilih manajer. Kondisi ini merupakan konsekuensi adanya
pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan.
2.2.2. Teori Keagenan
Teori keagenan (agency theory) dipopulerkan Jensen dan Meckling
pada tahun 1976 dalam D. Imanta (2011). Teori ini muncul ketika ada
hubungan kontrak kerja sama antara manajer dan pemegang saham yang
digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal kepada agent
untuk bekerja demi pencapaian tujuan principal. Manajer yang diangkat
oleh pemegang saham tetapi sering ada konflik antara manajemen dan
pemegang saham. Konflik ini disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan antara manajer dan pemegang saham (Listyani, 2003 dalam
Dewi, 2008). Jensen dan Meckling (1976) dalam Arifin (2005:10)
menyatakan bahwa agency conflict akan terjadi apabila proporsi
kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100 persen
sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya
dan tidak berdasarkan pada maksimalisasi nilai dalam pengambilan
keputusan keuangan perusahaan. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
dari pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan. Situasi
tersebut di atas tentunya akan berbeda,jika kondisinya manajer juga
sekaligus sebagai pemegang saham atau pemegang saham juga sekaligus
manajer atau disebut juga kondisi perusahaan dengan kepemilikan
manajerial. Keputusandan aktivitas di perusahaan dengan kepemilikan
manajerial tentu akan berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan
manajerial. Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer
yang
sekaligus
pemegang
saham
tentunya
akan
menselaraskan
kepentingannya dengan kepentingannya sebagai pemegang saham.
Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang
bukan
pemegang
saham
kemungkinan
hanya
mementingkan
kepentingannya sendiri. Penyebab lain timbulnya konflik keagenan adalah
keputusan pendanaan, bahwa para pemegang saham hanya peduli terhadap
risiko sistematik dari saham perusahaan karena mereka melakukan
investasi pada portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Namun
manajer sebaliknya lebih peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan.
Jansen dan Mecking (1976) dalam Arifin (2005)mengidentifikasi
ada dua cara yaitu investor luar melakukan pengawasan (monitoring) dan
manajer
sendiri
melakukan
pembatasan
atas
tindakan-tindakanya
(bonding). Pada satu sisi, kedua kegiatan tersebut akan mengurangi
kesempatan penyimpangan oleh manajer sehingga nilai perusahaan akan
meningkat sedangkan pada sisiyang lain keduanya akan memunculkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
biaya sehingga akan mengurangi nilai perusahaan. Calon investor akan
mengantisipasi adanya kedua biaya tersebut ditambah dengan kerugian
yang masih muncul meskipun sudah ada monitoring dan bonding, yang
disebut residual loss. Antisipasi atas ketiga biaya yang didefinisikan
sebagai agency cost ini nampak pada harga saham yang terdiskon saat
perusahaan menjual sahamnya. Mekanisme monitoring yang munkin
dilakukan untuk mengurangi masalah agensi di perusahaan diantaranya
adalah pengawasan oleh (1) dewan komisaris yang independen dari pihak
manajerman, (2) pasar corporate control melewati proses akuisisi, (3)
pasar manajer baik di internal perusahaan maupun di pasar manajer
eksternal, dan (4) pemegang saham besar seperti institusi keuangan.
Sementara itu mekanisme bonding dapat dilakukan adalah dengan cara
memperkecil jumlah free cash flows. Ketika jumlah free cash flow di
perusahaan kecil maka peluang manajer untuk memperkaya diri sendiri
juga semakin terbatas. Free cash flow dapat diperkecil jika perusahaan
membayar dividen tunai relatif tinggi atau memiliki beban hutang yang
relatif besar sehingga harus membayar bunga dalam jumlah yang relatif
besar.selain mekanisme monitoring dan bonding, upaya mengurangi
masalah agensi juga dapat dilakukan dengan cara meminta manajer untuk
meningkatkan kepemilikannya di perusahaan namun kepemilikan tersebut
jangan sampai terlalu besar karena jika terlalu besar akan menimbulkan
masalah agensi yang baru.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
2.2.3
2.2.3.1
Penger tian Var iabel yang mempengar uhi kepemilikan manajer ial
Penger tian Hutang
Hutang merupakan mekanisme penting dalam mengontrol
tindakan manajer dan mengurangi masalah agensi dalam perusahaan,
dengan adanya hutang maka perusahaan harus melakukan pembayaran
secara periodik terhadap bunga dan pinjaman pokoknya. Adanya
kewajiban-kewajiban tersebut akan dapat mengurangi kontrol manajer
terhadap aliran kas perusahaan (Jansen, 1986 dalam Nurfauziah,
2007). hutang juga memberikan tekanan terhadap manajer untuk
mengurangi tindakan pengambilan keuntingan dan menjado lebih
efisien untuk mengurangi kemungkinan kebangkrutan dan kehilangan
kontrol serta reputasi (Bethala, Moon dan Rao, 1994 dalam
Nurfauziah, 2007). hutang yang diterapkan oleh
perusahaan
menjadikan perusahaan dimonitor oleh pihak debtholders. Pengawasan
yang tinggi menjadikan manajer akan bertindak sesuai dengan
kepentingan debtholders maupun shareholder (Nurfauziah, Harjito
dan Ameliawati, 2007).
Agrawal (1996;1) dalam Wiwik (2010) menyebutkan bahwa
hutang dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan
pemberi pinjaman. Pendapat lain menjelaskan bahwa hutang dapat
mengurangi konflik keagenan sebagai hasil dari perilaku opportunistik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
manajer dan membiarkan konflik antara pemegang saham dan kreditor
(Fatma ,2011;2) dalam Wiwik (2010). Selain dapat mengurangi konflik
keagenan keberadaan hutang dapat menekan manajemen hanya untuk
mendapatkan laba sedikit lebih tinggi, namun menjadi lebih efisien
karena memperkecil peluang terjadinya kebangkrutan, hilangnya
pengedalian dan reputasi perusahaan.
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai
operasi perusahan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau
dari pihak lain berupa hutang, dana tersebut mempunyai modal yang
ditanggung perusahaan. Salah satu keputusan penting yang dihadapi
oleh manajer dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi
perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur
modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan
komposisi hutang, saham preferen dan saham biasa yang harus
digunakan oleh perusahaan (Tomasila, 2009). Struktur modal
merupakan suatu pilihan pendanaan perusahaan antara hutang dan
ekuitas
(Theresia dan
Eduardus, 2007).Struktur Modal akan
menentukan biaya modal. Manajer harus mampu menghimpun dana,
baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar
perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan tersebut
merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya
modal yang harus ditanggung perusahaan (Tomasila, 2009). Biaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Modal adalah balas jasa yang harus dibayar perusahaan kepada
masing-masing pihak yang menanamkan modal dalam perusahaan.
Dalam kaitannya dengan biaya modal sendiri maupun hutang perlu
dirinci lebih lanjut, karena tiap-tiap jenis modal mempunyai
konsekuensi tersendiri, baik jenis, cara perhitungan maupun ada atau
tidak adanya keharusan untuk dibayarkan. Sumber modal yang
dimaksud disini terbatas pada modal tetapnya saja, yaitu hutang jangka
panjang, modal saham preferen dan modal saham biasa.
Hutang merupakan keputusan pendanaan. Salah satu keputusan
penting yang dihadapi oleh manajer (keuangan) dalam kaitannya
dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan
atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang
berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa
yang harus digunakan oleh perusahaan. Ada beberapa macam teori
tentang kebijakan deviden. Berikut ini adalah teori tentang struktur
modal :
1. MM Theory
Pada Tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller dikenal
dengan MM theory menerbitkan tulisannya pada Journal Of Finance
dan merupakan awal adanya teori struktur capital ( Capital Structure )
karena tulisan ini sangat berpengaruh serta para akademisi selalu
mengacu kepada tulisan dari MM ini bila membahas biaya modal dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
struktur capital. Teori struktur capital dari MM mempunyai asumsi
sebagai berikut :
1) Perusahaan dengan dengan yang kelas yang sama mempunyai
risiko bisnis yang sama dimana risiko bisnis ini diukur dengan
standart deviasi dari Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).
2) Investor mempunyai harapan yang sama terhadap perusahaan
dan risiko perusahaan serta memiliki ekspektasi yang sama
terhadap EBIT dimasa mendatang.
3) Surat hutang seperti obligasi dan penyertaan dalam bentuk
saham yang diperdagangkan pada pasar yang sempurna (
Perfect Capital market ). Kriteria pasar yang efisien untuk
pasar instrument yaitu :
a.
Tidak adanya pajak pribadi dan pajak perusahaan.
b. Adanya informasi yang merata dan dapat diakses dengan
tanpa biaya.
c. Investor bersikap rasional serta tidak adanya biaya
transaksi.
d. Investor dapat melakukan diversifikasi atas investasinya.
e. Adanya tingkat bunga pinjaman dan meminjamkan yang
sama besarnya yaitu tingkat bunga bebas risiko.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
2. Pecking Or der Theory
Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun
1961, pengamatannya terhadap perilaku struktur modal di Amerika
Serikat menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan
tinggi adala perusahaan yang cenderung menggunakan hutang lebih
rendah sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh
Myers (1984) dalam Yuke Prabansari dan Hadri kusuma (2005) ,
berdasarkan asumsi tentang perilaku keuangan perusahaan Secara
singkat teori ini menyatakan bahwa:
1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perusahaan berwujud laba ditahan) dibandingkan
dengan sumber dana eksternal.
2. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan,
maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling
aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan
obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik
opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih
belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
3. Perusahaan menyesuaikan target pembayaran dividen dengan
peluang investasi.
4. Kebijakan dividen bersifat sticky, Fluktuasi profitabilitas dan
peluang investasi berdampak pada aliran kas internal lebih
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
besar atau lebih kecil dari pengeluaran investasi.
Kusumawati ( 2004 :27 ) kerangka pemikiran pecking order
yang memandang perusahaan lebih menyukai sumber dana internal
dibandingkan dengan sumber dana eksternal dan lebih menyukai
hutang dibanding ekuitas. Mengacu pecking order theory, perusahaan
lebih memilih menggunakan dana internalnya sebagai alternative awal
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
ARINDA J UWITASARI
0912010144/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KEPEMILIKAN MANAJERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi
J urusan Manajemen
Diajukan oleh :
ARINDA J UWITASARI
0912010144/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
KEPEMILIKAN MANAJ ERIAL PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
ARINDA J UWITASARI
0912010144 / FE / EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh
Tim Penguji J urusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
Ketua
Dra. Ec. Nurjanti Takarini, Msi
Dr. Muhadjir Anwar, MM
Sekretaris
Dra. Nurjanti Takarini, Msi
Anggota
Dr s. Ec. Pandji S, MM
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
KEPEMILIKAN MANAJ ERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
ARINDA J UWITASARI
0912010144/FE/EM
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Nurjanti Takarini, Msi
NIP : 196508141991032001
Tanggal:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
Dr. Muhadjir Anwar, MM
NIP : 196509071991031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
KEPEMILIKAN MANAJ ERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang Diajukan Oleh
Arinda J uwitasari
0912010144 / FE /EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk untuk menyusun skripsi oleh :
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Nurjanti Takarini, Msi
Tanggal: ……………………..
Mengetahui
Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen
Dr. Muhadjir Anwar,MM
NIP. 19650907199103101
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
KEPEMILIKAN MANAJ ERIAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang Diajukan Oleh
Arinda J uwitasari
0912010144 / FE /EM
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Nurjanti Takarini, Msi
Tanggal: ……………………..
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur
Dr s. Rahman A. Suwaidi, MS
NIP. 1919600330 198603 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan ilmu berlimpah, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kepemilikan Manajerial
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.”
Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, SE,MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Dr.Muhadjir Anwar, MM, Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi
Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
4.
Ibu Dra. Nurjanti Takarini, Msi selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan saran, nasehat serta bantuan bimbingan skripsi kepada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.
5.
Seluruh Dosen dan staff dosen Jurusan Manajemen yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6.
Kedua Orang Tua dan keempat kakak tercinta serta seseorang yang Allah
turunkan untuk selalu mendampingi penulis, yang selama ini telah
memberikan semangat, do'a, dukungan baik secara spiritual maupun
materiil yang tidak mungkin penulis uraikan dengan kata-kata.
7.
Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) dan semua
teman-temanku terima kasih semua dukungan, doa, dan semangat yang
telah diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik
membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Surabaya, Mei 2013
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………..viii
ABSTRAKSI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
………………………………………………………….1
1.2
Rumusan
Masalah
………………………...……………………………
1.3
8
Tujuan Penelitian .……………………………………………………..
8
1.4
Manfaat Penelitian ……………………………………………………
9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Terdahulu……………………
2.2.
Landasan Teori
……………………………...10
…………………………………………………………13
2.2.1. Pengertian Kepemilikan Manajerial..……………....................…..........13
2.2.2.
Teori Keagenan …..............................……………………...................
2.2.3.
Pengertian
Variabel
yang
mempengaruhi
15
Kepemilikan
Manajerial………………..........……………………………………....18
2.2.3.1.
Hutang
….......................……………………………………………...
2.2.3.2.
Kebijakan
Dividen.......................……………………………………..
2.2.3.3.
18
25
Pertumbuhan
Aset............................…………………………………..
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
2.2.4.
Pengaruh
Variabel
Terhadap
Kepemilikan
Manajerial.…………..........31
2.2.4.1.
Pengaruh
Hutang
Terhadap
Kepemilikan
Manajerial
…….................. 31
2.2.4.2. Pengaruh
Kebijakan
Dividen
Terhadap
Kepemilikan
Manajerial..............................................................................................
2.2.4.3. Pengaruh
Pertumbuhan
Aset
Terhadap
Kepemilikan
Manajerial.............................................................................................
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Penelitian
33
35
…………………………………………………37
……………………………………………………38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.2. Teknik Penentuan Sampel
………………………39
……………………………………………..42
3.2.1.
Populasi……….
…………………………………………………42
3.2.2.
Sampel…………………………………………………………42
3.3. Teknik Pengumpulan Data
……………………………………………43
3.3.1.
Jenis Data……………………………………………………43
3.3.2.
Sumber Data
3.3.3.
Pengumpulan Data
……………………………………………………48
………………………………………………44
3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.4.1.
Teknik Analisis Data
3.4.2.
Uji Hipotesis
………………………………44
……………………………………………44
……………………………………………………..........45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ……………………………………………...50
4.1.1.
Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia........
………………………50
4.1.2.
Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia........
………………………52
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian
...………………………………………. 53
4.2.1. Kepemilikan Manajerial (Y).......
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
…………………………………….. 53
4.2.2. Hutang (X1)...........…………………………………………....…..…...
4.2.3. Kebijakan Dividen (X2)
55
…………………………………………... 57
4.2.4 Pertumbuhan Aset (X3)
………………………………………..59
4.3 Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis
………………………………… 61
4.3.1 Uji Outlier.......……………………………………………………….....61
4.3.2 Uji Normalitas.....
…………………………………………………….62
4.3.3 Uji Asumsi Klasik.......
………………………………………………..62
4.3.4 Analisis Linier Berganda.....
………………………………………….67
4.3.5 Uji F......
……………………………………………………………….70
4.3.6 Uji T......
……………………………………………………………….70
4.4 Pembahasan
……………………………………………………….. 72
4.4.1 Pengaruh Hutang Terhadap Kepemilikan Manajerial
…………....... 72
4.4.2 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Kepemilikan Manajerial ...........73
4.4.3 Pengaruh Pertumbuhan Aset Terhadap Kepemilikan Manajerial
....... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...
5.2 Saran ...
…………………………………………………………….. 76
…………………………………………………………………. 76
DAFTAR PUSTAKA …..........................................................................................80
DAFTAR LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kepemilikan Manajerial Perusahaan Manufaktur di BEI …..............5
Tabel 4.1 Data Kepemilikan Manajerial tahun 2008 – 2011 ….................................54
Tabel 4.2.Data Hutang Perusahaan Manufaktur tahun 2008 – 2011........…………..56
Tabel 4.3.Data Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur tahun 2008 – 2011
.. 58
Tabel 4.4.Data Pertumbuhan Aset Perusahaan Manufaktur tahun 2008 – 2011…….60
Tabel 4.5. Hasil Uji Outlier ……………………………………………………….. 61
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas …………………………………………………… 63
Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolonieritas ……………………………………………. 64
Tabel 4.8. Hasil Uji Heteroskedastisitas …………………………………………. 66
Tabel 4.9. Hasil Uji Autokorelasi …………………………………………………. 68
Tabel 4.10. Hasil Uji Regresi Berganda …………………………………………… 70
Tabel 4.11. Hasil Uji F …………………………………………………………….. 71
Tabel 4.12. Hasil Uji T …………………………………………………………….. 72
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Statistic d Durbin Watson ..………………………………………….. 68
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kepemilikan Manajer ial Per usahaan Manufaktur di Bur sa Efek Indonesia
Oleh :
Ar inda J uwitasari
Abstraksi
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan
tingkat kekayaan pemiliki atau pemegang saham. Memaksimalkan keuntungan
dengan upaya untuk menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. Di dalam
Agency Theory ada hubungan antara manajer dengan pemegang saham. Manajer
sebagai agent, dan pemegang saham sebagai principal. Agent yang diberikan
kepercayaan oleh Principal untuk memaksimalkan tingkat kekayaan untuk pemegang
saham. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan
kepentingannya dengan kepentingan sebagai pemegang saham. Sementara manajer
yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan
kepentingannya sendiri. Kepemilikan saham perusahaan oleh manajer disebut dengan
kepemilikan manajerial. Adanya kepemilikan manajerial tentu akan mendorong pihak
manajer untuk bertindak sejalan dengan keinginan pemegang saham dengan
meningkatkan kinerja dan tanggung jawab dalam mencapai kemakmuran pemegang
saham.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang mempengaruhi
kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur di BEI.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang memiliki
kepemilikan manajerial dan melakukan kebijakan dividen di BEI. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
yaitu bahwa pengambilan sampel dilakukan atas dasar tujuan tertentu, maka jumlah
sampel perusahaan Manufaktur yang memenuhi kriteria sebanyak 25 perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
data laporan keuangan periode 2008-2011 yang diambil dari Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan untuk pengujian data menggunakan analisis regresi linear berganda
dengan asumsi klasik menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Hutang mempunyai pengaruh
negative tidak signifikan terhadap kepemilikan manajerial, (2) Kebijakan Dividen
mempunyai pengaruh negative tidak signifikan terhadap kepemilikan manajerial, dan
(3) Pertumbuhan Aset mempunyai pengaruh negative tidak signifikan terhadap
kepemilikan manajerial.
Kata Kunci: Kepemilikan Manajerial, Hutang, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan
Aset
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Setiap perusahaan selalu mengutamakan kekayaan yang akan diterimanya sebagai
keuntungan dari apa yang telah diperoleh dan dihasilkan. Seperti yang dikatakan
Gitman (2006) dalam D. Imanta (2011) setiap perusahaan memiliki tujuan untuk
menciptakan nilai bagi pemiliknya (shareholder) dengan jalan memaksimalkan
kekayaan pemilik.Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun, tidak jarang
pihak manajemen ataupun manajer perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin
bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Manajer mempunyai kewajiban untuk
memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham di perusahaan tersebut, tetapi di
sisi lain para manajer pun mempunyai kepentingan juga untuk memaksimumkan
kesejahteraan mereka juga. Suatu ancaman bagi pemegang saham jika manajer akan
bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham.
Inilah yang menjadi masalah dasar agency theory adanya konflik kepentingan.
Menurut Jogi dan Josua (2007) hubungan manajer dengan pemegang saham di
dalam agency theory digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal.
Manajer yang diberi kepercayaan oleh pemegang saham disebut sebagai agent dan
pemegang
saham
sebagai
principal.
Agen
ini
membuat
keputusan
yang
memaksimumkan kekayaan pemegang saham seperti yang direfleksikan pada harga
saham perusahaan. Tidak ada masalah yang muncul jika pemegang saham dapat
memonitor manajer tanpa mengeluarkan biaya, karena pemegang saham akan mampu
menentukan dengan pasti apakah manajemen bertindak kearah yang memberikan
keuntungan ke mereka. Sementara itu monitoring yang dilakukan oleh para manajer
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merupakan hal yang sangat penting karena para manajer mempunyai insentif untuk
kepentingan pribadi dalam mengatur laba yang pada akhirnya akan menyesatkan para
pemegang saham. Menurut Vidyantie dan Handayani (2006) dalam D. Imanta (2011),
konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan
suatu mekanisme yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait
tersebut yang kemudian akan menimbulkan agency cost. Menurut Dewi (2008)
menyatakan bahwa untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan
meningkatkan kepemilikan manajerial untuk menyamakan kepentingan principal dan
agent. Pemegang saham dan manajer masing-masing berkepentingan memaksimalkan
tujuannya. Konflik kepentingan terjadi jika keputusan manajer hanya memaksimalkan
kepentingannya dan tidak sejalan dengan kepentinganpemegang saham. Perilaku
manajer dalam situasi konflik kepentingan inilah yang menarik untuk diteliti.
Keputusan dan aktivitas manajer yang memiliki saham perusahaan berarti manajer
tersebut sekaligus adalah pemegang saham. Manajer yang memliki saham perusahaan
tentunya akan menselaraskan kepentingannya dengan kepentingan sebagai pemegang
saham. Sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan
hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Kepemilikan saham perusahaan oleh
manajer disebut dengan kepemilikan manajerial. Dengan adanya kepemilikan
manajerial tentu akan mendorong pihak manajer untuk bertindak sejalan dengan
keinginan pemegang saham dengan meningkatkan kinerja dan tanggung jawab dalam
mencapai kemakmuran pemegang saham. Hal ini dikarenakan manajer akan merasakan
langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambil dan juga kerugian yang timbul
apabila membuat keputusan yang salah. Manajer akan lebih mengutamakan
kepentingan untuk mencapai gaji dan kompensasi yang tinggi dibanding berusaha
untuk memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan. Salah satu tindakan manajer
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
adalah dengan membebankan biaya-biaya untuk kepentingan manajer diluar usaha
dibandingkan untuk memaksimalkan kemakmuran pemilik terhadap perusahaan
sehingga akan membawa penurunan dividen yang akan diperoleh. Kondisi ini
merupakan konflik keagenan.
Untuk mengurangi konflik keagenan (agency problem) antara manajer dengan
pemegang saham menurut Kelana dan Wijaya (2005:71) mengurangi perilaku tindakan
tidak terpuji (moral hazard) dapat melakukan hal berikut : (i) perusahaan memiliki
hutang, dimana dengan adanya hutang akan memaksa manajer menyediakan sejumlah
arus kas untuk pembayaran hutang, (ii) melakukan monitoring secara kontinu, namun
hal ini memiliki biaya monitoring, (iii) memaksa perusahaan untuk selalu membagikan
dividen tunai, serta, (iv) memberikan hak kepada pengelola untuk memiliki saham
(insider ownership). Dijabarkan juga penelitian yang dilakukan oleh Mursalim (2009)
dapat dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, adanya monitoring oleh investor
institusional seperti dana pensiun, perusahaan asuransi dan perseroan terbatas maupun
institusi independen yang memiliki otoritas menilai kinerja manajerman perusahaan.
Bathala, Moon dan Rao (1994) dalam Mursalim (2009) menyatakan bahwa investor
institusional merupakan pengawas dalam pasar modal, karena memiliki saham
perusahaan cukup besar. Disamping itu, pemegang saham institusional memiliki
opportunity, recources dan expertisei menganalisa kinerja dan tindakan manajemen
(Chung, Firth dan Kim, 2005 dalam Mursalim, 2009) Kedua, tidak cukup kepemilikan
saham saja, akan tetapi diperlukan adanya aktivisme institusi untuk menekan manajer
agar tidak melakukan tindakan oportunistic, yaitu memperoleh keuntungan pribadi.
Dalam hal pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan manajemen laba (earnings
management) untuk menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja
perusahaan. David et al. (2001) dalam Mursalim (2009) menyatakan aktivisme
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merupakan tindakan yang diambil oleh investor institusional untuk menekan manajer.
Ketiga, adanya peningkatan kepemilikan manajerialatas saham perusahaan sebagai
insentif dalam upaya menekan tindakan oportunistiknya. Jensen dan Meckling (1976)
dalam Mursalim (2009) setting agency membuktikan bahwa manajer memiliki
kecenderungan untuk terlibat dalam tindakan pengambilan keuntungan yang berlebihan
dan tindakan oportunistik lain. Keempat, adanya kebijakan dividen. Kelima, adanya
hutang. Pendanaan melalui hutang dapat menurunkan agency problem, karena
manajemen memiliki kewajiban untuk membayar pokok pinjaman beserta bunga
pinjaman. Oleh karena itu, kelebihan aliran kas perusahaan dapat dimanfaatkan untuk
pelunasan hutang. Hal ini dapat menekan manajemen perusahaan untuk melakukan
tindakan oportunistik dan inefisiensi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bagaimana pengaruh hutang,
kebijakan dividen, pertumbuhan perusahaan terhadap kepemilikan manajerial,
dimana akan membantu perusahaan untuk mengurangi konflik agency cost dapat
dilakukan guna meningkatkan kepemilikan manajerial, hal ini dapat dilihat dari
kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Kepemilikan Manajerial Perusahaan Manufaktur di BEI
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Nama Perusahaan
PT. AKR Corporindo Tbk.
PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk.
PT. Asahimas Flat Glass Tbk.
PT. Astra International Tbk.
PT. Astra Otoparts Tbk.
PT. Berlina Tbk.
PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
PT. Gudang Garam Tbk.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT. Indo Kordsa Tbk.
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
PT. Intanwijaya Internasional Tbk.
PT. Intraco Penta Tbk.
PT. Kabelindo Murni Tbk.
PT. Lautan Luas Tbk.
PT. Lion Metal Works Tbk.
PT. Lionmesh Prima Tbk.
PT. Mandom Indonesia Tbk.
PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.
PT. Resource Alam Indonesia Tbk.
PT. Selamat Sempurna Tbk.
PT. Sumi Indo Kabel Tbk.
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
PT. Tembaga Mulia Semanan
PT. Tunas Baru Lampung Tbk.
Total
Rata-Rata
2008
0.24
1.65
0.02
0.03
0.07
10.51
1.9
0.80
0.05
25.4
0.01
25.56
5.43
0.00
3.64
0.18
25.6
0.19
0.00
0.33
0.00
0.10
0.018
0.00
0.10
101.83
4.07
Kepemilikan Manajerial
2009
2010
2011
0.49
0.63
0.87
1.59
1.60
1.60
0.00
0.00
0.00
0.04
0.04
0.04
0.04
0.07
0.07
10.51
10.51
10.51
6.46
6.87
5.71
0.80
0.80
0.85
0.05
0.06
0.06
25.4
25.4
28.08
0.02
0.02
0.01
26.8
26.8
26.8
5.76
3.53
3.53
0.00
6.40
6.41
3.64
3.64
3.64
0.23
0.23
0.23
25.61
25.61
25.61
0.184
0.148
0.142
0.15
0.04
0.03
0.33
0.33
0.33
6.042
6.042
6.042
0.10
0.10
0.10
0.018
0.017
0.017
0.00
0.00
0.05
0.10
0.10
0.10
114.36 118.99 120.83
4.57
4.76
4.83
Sumber : Indonesian Capital Market Directory dan Laporan Keuangan (diolah)
Berdasarkan tabel 1.1, dapat terlihat dari rata-ratanya bahwa Kepemilikan
Manajerial pada Perusahaan Manufaktur yang melakukan kebijakan dividen di Bursa
Efek Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Tingkat Kepemilikan Manajerial
yang dimiliki perusahaan manufaktur di Indonesia, hanya sedikit yang lebih dari 5%
tingkat kepemilikannya yaitu 6 perusahaan manufaktur, sedangkan perusahaan dengan
tingkat kepemilikan manajerial dibawah 5% yaitu ada 19 perusahaan manufaktur. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan manajerial dalam perusahaan manufaktur
masih banyak yang jauh dibawah standart pada umumnya. Dalam hal peningkatan
tersebut mencerminkan bahwa perusahaan lebih banyak didanai oleh dana internal.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dengan adanya tingginya tingkat kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan,
maka juga akan mengindikasi tingginya keinginan manajer untuk mengutamakan
kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan pemegang saham, sehingga akan
berakibat pada tingginya resiko perusahaan di mata pemegang saham. Paling tidak,
diharapkan perusahaan dapat menetapkan suatu bahwa seorang manajer juga menjadi
pemegang saham agar dapat memonitor segala aktivitas, kinerja perusahaan secara
optimal. Masalah kepemilikan manajerial merupakan masalah yang sangat penting bagi
setiap perusahaan karena baik buruknya keuangan perusahaan ditandai dengan besarnya
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dengan saham yang dimiliki oleh
perusahaan.
Manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut
sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Cristiawan dan Tarigan, 2007).
Semakin tinggi saham yang dimiliki oleh pihak internal semakin menunjukkan bahwa
perusahaan mampu memakmurkan pihak yang terkait dalam perusahaan tersebut. Hal
ini didukung oleh penelitian Taswan, (2003) pengelolaan perusahaan lazimnya
bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya. Semakin tinggi harga saham berarti
semakin memakmurkan pemilik saham. Masalah kepemilikan manajerial pada
perusahaan itu sangat penting, agar dapat menghindari segala permasalahan yang lain
seperti yang berada pada agency conflict. Paling tidak, perusahaan mempunyai manajer
yang juga menjadi pemilik saham pada perusahaan tersebut. Dapatnya menjadi lebih
termonitor dengan baik segala aktivitas manajemen perusahaan.
Pada penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari empat faktor yang
mempengaruhi kepemilikan manajerial yaitu : hutang, kebijakan dividen, dan
pertumbuhan perusahaan. Kepemilikan manajerial yang tinggi akan menurunkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penggunaan hutang karena penggunaan hutang yang tinggi menyebabkan biaya
kebangkrutan dan financial distress (Nurfauziah, Harjito dan Ameliawati, 2007). Cara
untuk menurunkan resiko ini adalah dengan menurunkan tingkat debt yang dimiliki
perusahaan (Cristiawan dan Tarigan, 2007). tidak hanya hutang yang mempunyai
pengaruh terhadap kepemilikan manajerial, tetapi juga ada kebijakan dividen. Pada
tingkat kepemilikan manajerial yang rendah, manajer melakukan pembagian dividen
yang besar untuk memberikan sinyal yang bagus tentang kinerja perusahaan masa
yang akan datang sehingga meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan investor
(Dewi, 2008). Selain itu, tingkat pertumbuhan yang tinggi akan menandakan
keberhasilan perusahaan dalam menggalang lebih banyak sumber-sumber daya untuk
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, bagaimana pengaruh hutang, kebijakan
dividen, dan pertumbuhan perusahaan, dimana akan membantu perusahaan dalam
menentukan bagaimana sebaiknya perusahaan memiliki kepemilikan terhadap saham
yang bersangkutan langsung terhadap perusahaan. Sehingga permasalahan dalam
penelitian ini sangat menarik peneliti untuk melakukan penelitian. Maka dari itu
penelitian ini berjudul “Kepemilikan Manajeral Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia”
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1) Apakah hutang berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2) Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3) Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
I.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengaruh hutang terhadap kepemilikan manajerial pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap kepemilikan manajerial
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3) Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kepemilikan
manajerial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
I.4
1.
Manfaat Penelitian
Bagi Perusahaan
Sebagai tambahan pengetahuan bagi literature manajemen, bisni dan akuntansi
mengenai struktur kepemilikan manajerial yang berbasis teori keagenan. Serta sebagai
informasi bagi manajemen perusahaan tentang teori keagenan dan aplikasinya yang
akan diambil dalam meminimumkan biaya keagenan.
2.
Bagi Investor
Sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan investasi, khususnya pada
pemilihan perusahaan setelah mengetahu perilaku manajemen dalam perusahaan
tersebut.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. Hasil
penelitian ini akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tentang variabel-variabel yang mempengaruhi kepemilikan manajerial.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang yang digunakan sebagai awal penulisan ini adalah
penelitian dari :
1. Dea Imanta (2011), penelitian dengan judul “ Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepemilikan Manajerial”. Permasalahan yang dikemukakan
adalah apakah Hutang, kebijakan dividen, risiko bisnis, kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan, volatilitas pendapatan, profitabilitas dan
nilai perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan manajerial.
Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan
pengujian dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda (multiple
regression).
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa hanya kepemilikan institusional yang berpengaruh
terhadap kepemilikan manajerial. Sedangkan hutang, kebijakan dividen, risiko
bisnis, ukuran perusahaan, volatilitas pendapatan, profitabilitas dan nilai
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kepemilikan
manajerial.
2
2. Kartika Nuringsih (2010), penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas,
Hutang dan Kepemilikan Institusional terhadap kepemilikan Manajerial dan
pengaruhnya terhadap risiko”. Permasalahan yang dikemukakan adalah
apakah
profitabilitas,
hutang,
kepemilikan
institusional
berpengaruh
signifikan terhadap kepemilikan manajerial dan apakah kepemilikan
berpengaruh signifikan terhadap risiko. Pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode purposive sampling dan pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji regresi berganda (multiple regression).
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kepemilikan
manajerial, hutang dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
kepemilikan manajerial dan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap risiko.
3. Mur salim (2009), penelitian dengan judul “Analisis Persamaan Struktural:
Aktivisme Institusi, Kepemilikan Institusional dan Manajerial, Kebijakan
Dividen dan Utang untuk mengatasi masalah keagenan”. Permasalahan yang
dikemukakan
adalah
apakah
ada
hubungan
simultanitas
aktivisme
institusional dan manajerial, kebijakan dividen dan utang dalam mengatasi
masalah keagenan.
Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
purposive sampling.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa menunjukkan aktivisme institusional dan manajerial,
kebijakan dividen dan utang memiliki hubungan simultanitas dalam
mengurangi masalah keagenan.
4. Nur fauziah, Harjito, Ameliawati (2007), penelitian dengan judul “
Hubungan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusi, dan Hutang dalam
Presepektif Masalah Agensi di Indonesia. Permasalahan yang dikemukakan
adalah apakah terdapat konsistensi terhadap variabel yang dapat mengurangi
masalah agensi di Indonesia. Pengambilan sampel yang digunakan adalah
metode purposive sampling.
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa adanya hubungan secara simultan antara kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan hutang hanya saja hubungan
tersebut kurang efektif. Ketidakefektifan tersebut dimungkinkan karena di
Indonesia struktur kepemilikan perusahaan cenderung dikuasai oleh keluarga.
5. Christiawan dan Tarigan (2007), penelitian dengan judul “ Kepemilikan
Manajerial : Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”. Permasalahan yang
dikemukakan adalah apakah terdapat perbedaan hutang, kinerja dan nilai
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dibanding perusahaan dengan
kepemilikan manajerial. Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
purposive sampling. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji beda ratarata dua sampel independen.
Pada penelitian jurnal tersebut diperoleh dari hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa dapat membuktikan terdapat perbedaan hutang, dan nilai
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dibanding perusahaan dengan
kepemilikan manajerial. Rata-rata skor variabel hutang perusahaan dengan
kepemilikan manajerial dibanding perusahaan tanpa kepemilikan manajerial
menguatkan bukti bahwa seorang manajer sekaligus pemegang saham lebih
berhati-hati dalam mengambil hutang. Nilai perusahaan tanpa kepemilikan
manajerial dibanding perusahaan dengan kepemilikan manajeral terbukti
berbeda, bahkan rata-rata nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial
lebih baik dibanding dengan rata-rata nilai perusahaan tanpa kepemilikan
manajerial.
Penelitian terdahulu ini akan digunakan sebagai acuan dan masukan untuk melakukan
penelitian ini.
2.2. Landasan teori
2.2.1. Penger tian Kepemilikan Manajer ial
Kepemilikan Manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan
oleh pihak manajer atau dengan kata lain manajer juga sekalligus sebagai
pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan manajerial tentu akan
mendorong pihak manajer untuk bertindak sejalan dengan keinginan
pemegang saham dengan meningkatkan kinerja dan tanggung jawab dalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
mencapai kemakmuran pemegang saham. Hal ini dikarenakan manajer
akan merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambil dan
juga kerugian yang timbul apabila membuat keputusan yang salah (D.
Imanta, 2011)
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007) Kepemilikan manajerial
adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan
kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan.
Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya
persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini
merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan maka
informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Adanya kepemilikan manajerial menjadi hal yang menarik jika dikaitkan
dengan agency theory. Dalam kerangka agency theory, hubungan antara
manajer dan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent
dan principal (Schroeder et al. 2001). Agent diberi mandat oleh principal
untuk menjalankan bisnis demi kepentingan principal. Manajer sebagai
agent dan pemegang saham sebagai principal. Keputusan bisnis yang
diambil manajer adalah keputusan untuk mamaksimalkan sumber daya
perusahaan. Suatu ancaman bagi pemegang saham jika manajer bertindak
untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham.
Dalam konteks ini masing-masing pihak memiliki kepentingan sendirisendiri. Inilah yang menjadi masalah dasar dalam agency theory yaitu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
adanya konflik kepentingan. Pemegang saham dan manajer masing-masing
berkepentingan untuk mamaksimalkan tujuannya. Masing-masing pihak
memiliki risiko terkait dengan fungsinya, manajer memiliki risiko untuk
tidak ditunjuk lagi sebagai manajer jika gagal menjalankan fungsinya,
sementara pemegang saham memiliki risiko kehilangan modalnya jika
salah memilih manajer. Kondisi ini merupakan konsekuensi adanya
pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan.
2.2.2. Teori Keagenan
Teori keagenan (agency theory) dipopulerkan Jensen dan Meckling
pada tahun 1976 dalam D. Imanta (2011). Teori ini muncul ketika ada
hubungan kontrak kerja sama antara manajer dan pemegang saham yang
digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal kepada agent
untuk bekerja demi pencapaian tujuan principal. Manajer yang diangkat
oleh pemegang saham tetapi sering ada konflik antara manajemen dan
pemegang saham. Konflik ini disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan antara manajer dan pemegang saham (Listyani, 2003 dalam
Dewi, 2008). Jensen dan Meckling (1976) dalam Arifin (2005:10)
menyatakan bahwa agency conflict akan terjadi apabila proporsi
kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100 persen
sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya
dan tidak berdasarkan pada maksimalisasi nilai dalam pengambilan
keputusan keuangan perusahaan. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
dari pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan. Situasi
tersebut di atas tentunya akan berbeda,jika kondisinya manajer juga
sekaligus sebagai pemegang saham atau pemegang saham juga sekaligus
manajer atau disebut juga kondisi perusahaan dengan kepemilikan
manajerial. Keputusandan aktivitas di perusahaan dengan kepemilikan
manajerial tentu akan berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan
manajerial. Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer
yang
sekaligus
pemegang
saham
tentunya
akan
menselaraskan
kepentingannya dengan kepentingannya sebagai pemegang saham.
Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang
bukan
pemegang
saham
kemungkinan
hanya
mementingkan
kepentingannya sendiri. Penyebab lain timbulnya konflik keagenan adalah
keputusan pendanaan, bahwa para pemegang saham hanya peduli terhadap
risiko sistematik dari saham perusahaan karena mereka melakukan
investasi pada portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Namun
manajer sebaliknya lebih peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan.
Jansen dan Mecking (1976) dalam Arifin (2005)mengidentifikasi
ada dua cara yaitu investor luar melakukan pengawasan (monitoring) dan
manajer
sendiri
melakukan
pembatasan
atas
tindakan-tindakanya
(bonding). Pada satu sisi, kedua kegiatan tersebut akan mengurangi
kesempatan penyimpangan oleh manajer sehingga nilai perusahaan akan
meningkat sedangkan pada sisiyang lain keduanya akan memunculkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
biaya sehingga akan mengurangi nilai perusahaan. Calon investor akan
mengantisipasi adanya kedua biaya tersebut ditambah dengan kerugian
yang masih muncul meskipun sudah ada monitoring dan bonding, yang
disebut residual loss. Antisipasi atas ketiga biaya yang didefinisikan
sebagai agency cost ini nampak pada harga saham yang terdiskon saat
perusahaan menjual sahamnya. Mekanisme monitoring yang munkin
dilakukan untuk mengurangi masalah agensi di perusahaan diantaranya
adalah pengawasan oleh (1) dewan komisaris yang independen dari pihak
manajerman, (2) pasar corporate control melewati proses akuisisi, (3)
pasar manajer baik di internal perusahaan maupun di pasar manajer
eksternal, dan (4) pemegang saham besar seperti institusi keuangan.
Sementara itu mekanisme bonding dapat dilakukan adalah dengan cara
memperkecil jumlah free cash flows. Ketika jumlah free cash flow di
perusahaan kecil maka peluang manajer untuk memperkaya diri sendiri
juga semakin terbatas. Free cash flow dapat diperkecil jika perusahaan
membayar dividen tunai relatif tinggi atau memiliki beban hutang yang
relatif besar sehingga harus membayar bunga dalam jumlah yang relatif
besar.selain mekanisme monitoring dan bonding, upaya mengurangi
masalah agensi juga dapat dilakukan dengan cara meminta manajer untuk
meningkatkan kepemilikannya di perusahaan namun kepemilikan tersebut
jangan sampai terlalu besar karena jika terlalu besar akan menimbulkan
masalah agensi yang baru.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
2.2.3
2.2.3.1
Penger tian Var iabel yang mempengar uhi kepemilikan manajer ial
Penger tian Hutang
Hutang merupakan mekanisme penting dalam mengontrol
tindakan manajer dan mengurangi masalah agensi dalam perusahaan,
dengan adanya hutang maka perusahaan harus melakukan pembayaran
secara periodik terhadap bunga dan pinjaman pokoknya. Adanya
kewajiban-kewajiban tersebut akan dapat mengurangi kontrol manajer
terhadap aliran kas perusahaan (Jansen, 1986 dalam Nurfauziah,
2007). hutang juga memberikan tekanan terhadap manajer untuk
mengurangi tindakan pengambilan keuntingan dan menjado lebih
efisien untuk mengurangi kemungkinan kebangkrutan dan kehilangan
kontrol serta reputasi (Bethala, Moon dan Rao, 1994 dalam
Nurfauziah, 2007). hutang yang diterapkan oleh
perusahaan
menjadikan perusahaan dimonitor oleh pihak debtholders. Pengawasan
yang tinggi menjadikan manajer akan bertindak sesuai dengan
kepentingan debtholders maupun shareholder (Nurfauziah, Harjito
dan Ameliawati, 2007).
Agrawal (1996;1) dalam Wiwik (2010) menyebutkan bahwa
hutang dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan
pemberi pinjaman. Pendapat lain menjelaskan bahwa hutang dapat
mengurangi konflik keagenan sebagai hasil dari perilaku opportunistik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
manajer dan membiarkan konflik antara pemegang saham dan kreditor
(Fatma ,2011;2) dalam Wiwik (2010). Selain dapat mengurangi konflik
keagenan keberadaan hutang dapat menekan manajemen hanya untuk
mendapatkan laba sedikit lebih tinggi, namun menjadi lebih efisien
karena memperkecil peluang terjadinya kebangkrutan, hilangnya
pengedalian dan reputasi perusahaan.
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai
operasi perusahan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau
dari pihak lain berupa hutang, dana tersebut mempunyai modal yang
ditanggung perusahaan. Salah satu keputusan penting yang dihadapi
oleh manajer dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi
perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur
modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan
komposisi hutang, saham preferen dan saham biasa yang harus
digunakan oleh perusahaan (Tomasila, 2009). Struktur modal
merupakan suatu pilihan pendanaan perusahaan antara hutang dan
ekuitas
(Theresia dan
Eduardus, 2007).Struktur Modal akan
menentukan biaya modal. Manajer harus mampu menghimpun dana,
baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar
perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan tersebut
merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya
modal yang harus ditanggung perusahaan (Tomasila, 2009). Biaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Modal adalah balas jasa yang harus dibayar perusahaan kepada
masing-masing pihak yang menanamkan modal dalam perusahaan.
Dalam kaitannya dengan biaya modal sendiri maupun hutang perlu
dirinci lebih lanjut, karena tiap-tiap jenis modal mempunyai
konsekuensi tersendiri, baik jenis, cara perhitungan maupun ada atau
tidak adanya keharusan untuk dibayarkan. Sumber modal yang
dimaksud disini terbatas pada modal tetapnya saja, yaitu hutang jangka
panjang, modal saham preferen dan modal saham biasa.
Hutang merupakan keputusan pendanaan. Salah satu keputusan
penting yang dihadapi oleh manajer (keuangan) dalam kaitannya
dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan
atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang
berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa
yang harus digunakan oleh perusahaan. Ada beberapa macam teori
tentang kebijakan deviden. Berikut ini adalah teori tentang struktur
modal :
1. MM Theory
Pada Tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller dikenal
dengan MM theory menerbitkan tulisannya pada Journal Of Finance
dan merupakan awal adanya teori struktur capital ( Capital Structure )
karena tulisan ini sangat berpengaruh serta para akademisi selalu
mengacu kepada tulisan dari MM ini bila membahas biaya modal dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
struktur capital. Teori struktur capital dari MM mempunyai asumsi
sebagai berikut :
1) Perusahaan dengan dengan yang kelas yang sama mempunyai
risiko bisnis yang sama dimana risiko bisnis ini diukur dengan
standart deviasi dari Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).
2) Investor mempunyai harapan yang sama terhadap perusahaan
dan risiko perusahaan serta memiliki ekspektasi yang sama
terhadap EBIT dimasa mendatang.
3) Surat hutang seperti obligasi dan penyertaan dalam bentuk
saham yang diperdagangkan pada pasar yang sempurna (
Perfect Capital market ). Kriteria pasar yang efisien untuk
pasar instrument yaitu :
a.
Tidak adanya pajak pribadi dan pajak perusahaan.
b. Adanya informasi yang merata dan dapat diakses dengan
tanpa biaya.
c. Investor bersikap rasional serta tidak adanya biaya
transaksi.
d. Investor dapat melakukan diversifikasi atas investasinya.
e. Adanya tingkat bunga pinjaman dan meminjamkan yang
sama besarnya yaitu tingkat bunga bebas risiko.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
2. Pecking Or der Theory
Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun
1961, pengamatannya terhadap perilaku struktur modal di Amerika
Serikat menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan
tinggi adala perusahaan yang cenderung menggunakan hutang lebih
rendah sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh
Myers (1984) dalam Yuke Prabansari dan Hadri kusuma (2005) ,
berdasarkan asumsi tentang perilaku keuangan perusahaan Secara
singkat teori ini menyatakan bahwa:
1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perusahaan berwujud laba ditahan) dibandingkan
dengan sumber dana eksternal.
2. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan,
maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling
aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan
obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik
opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih
belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
3. Perusahaan menyesuaikan target pembayaran dividen dengan
peluang investasi.
4. Kebijakan dividen bersifat sticky, Fluktuasi profitabilitas dan
peluang investasi berdampak pada aliran kas internal lebih
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
besar atau lebih kecil dari pengeluaran investasi.
Kusumawati ( 2004 :27 ) kerangka pemikiran pecking order
yang memandang perusahaan lebih menyukai sumber dana internal
dibandingkan dengan sumber dana eksternal dan lebih menyukai
hutang dibanding ekuitas. Mengacu pecking order theory, perusahaan
lebih memilih menggunakan dana internalnya sebagai alternative awal