Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA 1 MEDAN
ANALISIS PERUSAHAAN YANG MENGALAMI UNDERPRICING DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI OLEH
ERLINA WATI HASIBUAN 060502181
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
ABSTRAK
Erlina Wati Hasibuan (2010). Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia. Pembimbing, Dr. Khaira Amalia F., SE, MBA, Ak. Ketua Departemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Penguji I, Dr. Muslich Lutfi, SE, MBA. Penguji II, Drs. Syahyunan, M.Si.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA) dan Umur Perusahaan terhadap Underpricing pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menganalisis perbedaan Financial Leverage antara Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Jakarta Islamic Index dan non
Jakarta Islamic Index. Penulis menarik hipotesis bahwa Return on Asset (ROA)
dan Umur Perusahaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
Underpricing pada Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan
terdapat perbedaan Financial Leverage antara Perusahaan yang Mengalami
Underpricing di Jakarta Islamic Index dan non Jakarta Islamic Index.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, metode regresi linier berganda dan metode uji beda. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yang terdiri dari 60 emiten. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t,
dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software
pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 for windows.
Hasil uji menunjukkan bahwa Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Underpricing. Sedangkan, Umur Perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap Underpricing.
Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara
financial leverage perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Indeks dan
perusahaan Non Jakarta Islamic Index.
Kata Kunci : Return on Assets (ROA), Umur Perusahaan, Financial Leverage, Underpricing dan Jakarta Islamic Index
(3)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW suri tauladan yang terbaik di muka bumi. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua Suryati dan M. Arbi serta Budi yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasihat serta do’a yang tiada hentinya kepada penulis.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari semua pihak untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Penulis telah mendapatkan bimbingan, nasihat dan motivasi dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M. Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(4)
4. Ibu Dr. Khaira Amalia F., SE, MBA, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. Drs. Muslich Lufti, MBA selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Inneke Qamariah, SE selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis mengikuti perkuliahan.
8. Bapak Syafrizal Helmi selaku Dosen mata kuliah analisis multivariat yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen dan civitas akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.
10.Seluruh staf dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian administrasi selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi.
11.Keluargaku, Ibu dan Papa tercinta. Abang-abangku Hakim Alamsyah dan Budi Amin, Mbak Evi, keponakan kecilku (Dinda), Uda Mail dan semua
(5)
sepupu-sepupuku tersayang (special to tika). Terimakasih buat semangat, motivasi, dan dukungan serta kasih sayang dan do’a sehingga penulis bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Teman-teman yang telah mewarnai hidupku: Rika, Yuni, Nurul, Rahmi. Terimakasih atas do’a dan dukungannya ya. Tetap istiqomah ya ukh! Kakak-kakak yang pernah menjadi charger ruhiyah penulis. Makasih banyak ya kak..
13.Saudara seperjuangan di BP2M Baiturrahmah: Ukhty Devi, Henny, Zura, Anur, Maya, Eva Mug2. Adek-adek: Ukhty Iin, Nurul, Lulu, Novi dkk. Special buat FoSEI tercinta dan personilnya: Akhi Togi, Amar, Ali, Salam, Habib, Syahril, Ukhty Fatma, Ayu, Hikmah dan Yuli. Makasih ya atas usaha, kerja keras dan kerjasamanya. Buat Kabidku K’Resty, dan K’Sofy dengan sms taujihnya. K’Masni dan K’Lay yang memberi kesempatan untuk bergabung di BP2M. Serta seluruh pengurus BP2M Baiturrahmah. 14.Sahabatku Pretty N. Hutagalung, Gustia’Veny’, Sufita Chairin, Ester
Julianti (PIVVE), makasih ya dukungan, perhatian dan tegurannya untuk penulis, sungguh memotivasi. Wiliani Halim, Indah Pribadi, Jijah, Melda, Dede, Sufani, Anjeli, Rindy, Tere, Hendy, Meggy, Fredi, Andri dan semua teman-teman keuangan. Terimakasih telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis.
15.Seluruh teman-teman dan sahabat lainnya di Manajemen 2006: grup A, grup B. Grup C dan grup D. Terimakasih atas motivasi, dukungan dan semangat untuk penulis.
(6)
16.Teman-teman JPRMI: K’Tanti, Desi, Rinda dkk. Pertemuan yang menyenangkan bersama kalian. Terimakasih motivasi dan do’anya.
17.Alumni BKM AL-Farabi: Sitha Muriani, Uni-Nda, Desi (Eci). Khusus untuk Sari Sopiana dan Lia Apriani yang sudah lama tidak bertemu.
18.Adik-adikku di BKM: Iva, Han, Nurul, Izty, Dina, Misbach, Aisyah, Pita, Vina. Terimakasih atas do’anya.
19.Semua pihak, rekan dan sahabat yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.
Akhir kata, penulis berharapa agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Medan, Juni 2010 Penulis
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GAMBAR ...ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………...1
B. Perumusan Masalah ………...7
C. Kerangka Konseptual ………...7
D. Hipotesis ………...9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...9
1. Tujuan Penelitian ………...9
2. Manfaat Penelitian ………...10
F. Metode Penelitian ………...11
1. Batasan Operasional ………...11
2. Definisi Operasional ………...11
3. Populasi dan Data Penelitian ……….13
4. Tempat dan Waktu Penelitian ………...15
5. Jenis Data ………...16
6. Metode Analisis Data ………...16
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu...22
B. Prosedur Go Public...24
C. Mekanisme Perdagangan Saham ...28
1. Pasar Pertama ...28
2. Pasar Kedua ...28
3. Pasar Ketiga ...29
4. Pasar Keempat ...30
D. Underpricing ...30
E. Return on Asset (ROA) ...31
F. Umur Perusahaan ...32
G. Financial leverage ...32
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Bursa Efek Indonesia ……….34
B. Sejarah Umum Perusahaan ……….37
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A Analisis Deskriptif ………...63
1. Deskripsi Underpricing Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan
(8)
bulan Maret 2010 ...63
2. Deskripsi ROA Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan bulan Maret 2010 ...65
3. Deskripsi Umur Perusahaan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan bulan Maret 2010 ...67
4. Deskripsi Financial Leverage Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan bulan Maret 2010 ...69
B Metode Regresi Linier Berganda ……….71
1. Uji Normalitas ...73
2. Uji Multikolinieritas ...74
3. Uji Heteroskedastisitas ...75
4. Uji Autokorelasi ...77
C Uji Hipotesis ...78
1. Uji Simlutan (Uji-F) ...78
2. Uji Parsial (Uji-t) ...80
D Koefisien Determinasi ...82
E Uji Beda ...83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan ...85
B Saran ...86 DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Daftar Perusahaan yang Mengalami Underpricing
di Jakarta Islamic Index ...4
Tabel 1.2 Daftar Perusahaan yang Mengalami Underpricing Non Jakarta Islamic Index ...6
Tabel 1.3 Kriteria Penentuan Data Penelitian ...14
Tabel 1.4 Nama-nama Perusahaan yang Diteliti ...14
Tabel 4.1 Rata-rata Underpricing Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan Maret 2010...63
Tabel 4.2 Rata-rata ROA Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan Maret 2010...65
Tabel 4.3 Rata-rata Umur Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan Maret 2010...67
Tabel 4.4 Rata-rata Financial Leverage Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan Maret 2010...69
Tabel 4.5 Hasil Estimasi Regresi ...71
Tabel 4.6 Hasil Uji Kormogorov Smirnov...74
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ………75
Tabel 4.8 Hasil Uji Glejser...77
Tabel 4.9 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi...77
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ...78
Tabel 4.11 Hasil Uji Simultan (Uji-F)...79
Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (Uji-t) ...80
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ...9 Gambar 4.1 Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual……….73
Gambar 4.2 Scatterplot ………...76
(11)
ABSTRAK
Erlina Wati Hasibuan (2010). Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia. Pembimbing, Dr. Khaira Amalia F., SE, MBA, Ak. Ketua Departemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Penguji I, Dr. Muslich Lutfi, SE, MBA. Penguji II, Drs. Syahyunan, M.Si.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA) dan Umur Perusahaan terhadap Underpricing pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menganalisis perbedaan Financial Leverage antara Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Jakarta Islamic Index dan non
Jakarta Islamic Index. Penulis menarik hipotesis bahwa Return on Asset (ROA)
dan Umur Perusahaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
Underpricing pada Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan
terdapat perbedaan Financial Leverage antara Perusahaan yang Mengalami
Underpricing di Jakarta Islamic Index dan non Jakarta Islamic Index.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, metode regresi linier berganda dan metode uji beda. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yang terdiri dari 60 emiten. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t,
dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software
pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 for windows.
Hasil uji menunjukkan bahwa Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Underpricing. Sedangkan, Umur Perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap Underpricing.
Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara
financial leverage perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Indeks dan
perusahaan Non Jakarta Islamic Index.
Kata Kunci : Return on Assets (ROA), Umur Perusahaan, Financial Leverage, Underpricing dan Jakarta Islamic Index
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan membutuhkan dana dalam pengembangan perusahaan. Kebutuhan dana dapat diperoleh melalui pinjaman utang ataupun menambah dana dari pemilik saham dengan penawaran saham baru. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh dana. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana bagi investor serta menambah pilihan investasi. Karena investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001:1).
Investasi dapat dilakukan dengan menawarkan saham di pasar modal. Proses penawaran sebagian besar saham pada masyarakat umum disebut go
public. Perusahaan yang menawarkan dan menjual saham disebut emiten. Para
pembeli saham disebut investor. Pihak ketiga yang membantu penawaran saham disebut penjamin emisi (underwriter).
Proses penawaran sebagian besar saham di pasar modal sering juga dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO) atau penawaran perdana. Penawaran perdana ini dilakukan di pasar primer untuk selanjutnya diperjualbelikan di pasar sekunder (bursa efek). Harga saham pada penawaran perdana merupakan kesepakatan antara perusahaan emiten dan underwriter yang ditunjuk oleh emiten (Samsul, 2006:75). Sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang terjadi di bursa efek.
(13)
Underwriter dan emiten memiliki kemampuan yang berbeda dalam
memperoleh informasi. Underwriter lebih sering berinteraksi dengan investor dibandingkan dengan emiten. Hal ini menyebabkan kesenjangan antara
underwriter dan emiten dalam menerima informasi. Perbedaan informasi ini yang
dimanfaatkan oleh underwriter untuk mengurangi resiko yang harus ditanggungnya. Underwriter dengan full commitment bertanggungjawab untuk membeli semua saham bila saham tidak laku di pasar perdana. Komisi yang diperoleh underwriter juga dihitung dari persentase jumlah saham yang laku di pasar perdana. Oleh karena itu, underwriter berupaya menjual harga saham perdana di bawah harga saham hari pertama di bursa efek.
Harga penawaran saham perdana yang lebih rendah dibandingkan dengan harga penutupan hari pertama di bursa efek disebut underpricing. Underpricing dihitung dengan initial margin yaitu persentase selisih harga saham penutupan hari pertama di bursa efek dan harga penawaran perdana dibagi dengan harga penawaran perdana. Sedangkan bila harga penawaran perdana lebih besar dari harga penutupan saham hari pertama di bursa efek maka disebut overpricing.
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya underpricing dapat diprediksi oleh investor dengan memperhatikan elemen-elemen laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan tahun sebelumnya. Laporan keuangan merupakan informasi tentang perusahaan yang dapat digunakan oleh para investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi karena dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Elemen-elemen laporan
(14)
keuangan dan rasio-rasio keuangan dapat mempengaruhi harga saham di pasar sekunder sehingga dapat juga mempengaruhi initial return.
Elemen laporan keuangan yang diduga mempengaruhi underpricing pada penelitian ini yaitu Return on Assets (ROA). ROA mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Brigham dan Houstan, 2006:109). Kim dkk. (1993) dalam Yolana dan Martani (2005:539) menguji pengaruh ROA terhadap underpricing. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh negatif dengan underpricing. Yasa (2002:23) memperkuat hasil penelitian Kim yaitu semakin besar angka ROA maka tingkat
underpriced yang terjadi menjadi semakin kecil. Febriana (2004:52) dalam
penelitiannya membuktikan bahwa ROA berpengaruh terhadap underpricing. Nugraheni (2006:52) menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap
underpricing. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, Trisnaningsih (2005:209)
membuktikan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap underpricing.
Lamanya perusahaan berdiri dapat mencerminkan kemampuan perusahaan untuk terus melangsungkan usahanya. Hal ini menambah kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan berdampak positif pada harga saham. Trisnawati (1998) dalam Yolana dan Martani (2005:539) membuktikan bahwa umur perusahaan mempengaruhi underpricing secara signifikan. Widiyanti (2006:54) membuktikan bahwa variabel umur perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap
underpricing. Hadi (2008:85) serta Amelia dan Saftiana (2007:114) membuktikan
bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
(15)
Perusahaan yang mengalami underpricing sebanyak 60 dari 92 emiten yang Terdaftar di BEI tahun 2004 sampai dengan bulan Maret 2010. Saham-saham tersebut terdiri atas Saham-saham-Saham-saham yang termasuk dalam Jakarta Islamic
Index (JII) dan non JII. Jakarta Islamic Index (JII) merupakan salah satu indeks
saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. JII terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan Syariah Islam. Pemilihan saham juga berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.
Data perusahaan yang mengalami underpricing di Jakarta Islamic Index dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Jakarta Islamic Index Periode 2004-Maret 2010
No Tgl Listing KODE Underpricing
(%) ROA (%) Financial Leverage (%) Umur (tahun)
1 06-11-2007 ACES 19.51 12.15 63.39 12
2 16-07-2008 ADRO 57.27 0.60 81.56 4
3 28-05-2007 BISI 70 8.60 50.33 18
4 05-06-2008 BSDE 1.82 2.95 64.84 24
5 28-11-2006 CPRO 68.18 9.33 53.49 26
6 26-09-2007 DEWA 68.66 1.12 82.22 9
7 06-02-2008 ELSA 28.75 4.64 55.35 22
8 11-06-2008 INDY 16.10 5.29 66.14 20
9 18-12-2007 ITMG 40 4.30 76.09 37
10 22-06-2007 MNCN 4.44 8.12 59.92 4
11 29-11-2006 FREN 24.4 -12.12 69.39 20
12 18-06-2007 SGRO 15 18.31 33.09 14
13 25-07-2006 TOTL 7.26 7.86 60.93 36
14 16-10-2006 TRUB 63.64 -0.02 76.19 5
15 29-10-2007 WIKA 33.33 3.54 20.06 47
Sumber
Pada Tabel 1.1 ditunjukkan data perusahaan yang mengalami underpricing di JII. Dalam penelitian ini, underpricing dihitung berdasarkan initial return.
(16)
menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap underpricing. Jadi, semakin tinggi ROA maka tingkat underpricing semakin rendah. Penelitian Kim dkk. kurang sesuai dengan BISI yang memiliki ROA 8.60% tetapi mengalami
underpricing tertinggi di JII. Umur BISI yang telah 18 tahun tidak dapat
menghindarkan BISI dari underpricing.
Data perusahaan NON JII yang mengalami underpricing di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat di Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Daftar Perusahaan yang Mengalami Underpricing Non Jakarta Islamic Index
Periode 2004- Maret 2010
No Tgl Listing KODE Underpricing
(%) ROA (%) Financial Leverage (%) Umur (tahun)
1 18-03-2004 ADHI 23.33 12.15 76.66 44
2 18-12-2007 ASRI 69.52 0.06 48.23 14
3 14-07-2004 SQMI 6 2.04 50.21 37
4 01-11-2004 AKKU 2.72 5.26 98.59 3
5 22-06-2005 APOL 12 1.40 61.98 30
6 03-02-2006 BTEL 40.91 -9.48 44.85 13
7 14-01-2008 BAPA 70 0.67 73.68 24
8 10-02-2010 BIPI 36.43 0.35 3.16 3
9 15-06-2007 BKDP 70 0.02 96.58 24
10 11-12-2009 BCIP 57.27 1.76 40.64 9
11 14-05-2004 BTEK 68 0.61 0.51 3
12 27-10-2009 BWPT 3.64 11.79 73.13 9
13 12-12-2007 CSAP 10 1.93 72.63 26
14 19-12-2007 COWL 70 1.83 8.47 16
15 08-07-2008 PDES 13.33 6.41 45.35 39
16 10-12-2009 DSSA 50 5.12 46.98 13
17 12-01-2010 EMTK 1.39 2.72 35.83 26
18 04-06-2004 ENRG 50 2.32 163.72 3
19 17-07-2008 HOME 66.36 0.90 45.05 8
20 13-08-2006 IATA 3.85 3.73 57.87 29
21 03-07-2009 INVS 16 3.06 29.08 2
22 12-11-2007 JSMR 20.59 4.51 0.08 46
23 04-12-2007 JKON 59.35 3.14 84.02 30
24 11-07-2008 KBRI 36.54 -5.07 52.88 7
25 09-04-2008 KOIN 32.94 1.74 76.88 3
26 13-07-2007 LCGP 69.6 0.87 41.29 9
27 10-02-2006 MAIN 28.41 14.99 66.33 10 28 11-07-2009 MKPI 30.95 12.88 44.13 37
29 11-11-2004 MAPI 12 6.11 49.84 9
(17)
No Tgl Listing KODE Underpricing
(%)
ROA (%)
Financial Leverage
(%)
Umur (tahun)
31 09-06-2005 MASA 5.88 253.77 60.10 17
32 31-05-2007 WEHA 69.39 1.04 54.34 66
33 10-10-2007 GPRA 11.29 0.30 86.83 24
34 15-05-2008 GZCO 22.22 2.53 47.21 7
35 09-02-2010 PTPP 3.57 3.9573 86.72 57
36 12-07-2006 RUIS 50 7.33 56.71 22
37 19-04-2006 RAJA 18.6 0.37 30.78 13
38 08-03-2010 TOWR 49.52 -8.03 91.23 1
39 08-11-2007 PTSN 10.34 3.32 70.89 17
40 17-10-2008 SIAP 6 0.33 65.40 14
41 10-09-2008 TRAM 27.2 7.44 65.20 10
42 14-04-2009 TRIO 2.22 8.48 64.58 13
43 28-01-2008 TRIL 70 12.40 23.24 16
44 29-09-2005 EXCL 15 -0.70 84.06 16
45 22-02-2008 YPAS 17.43 5.22 66.64 12
Sumber
Tabel 1.2 menunjukkan data perusahaan yang mengalami underpricing di non JII. Terdapat empat perusahaan yang mengalami underpricing tertinggi sebesar 70% yaitu BAPA, BKDP, COWL dan TRIL. Financial leverage tertinggi 97% terjadi pada perusahaan BKDP dengan underpricing 70%.
Financial leverage tertinggi di JII adalah DEWA dengan 82%. Sedangkan financial leverage tertinggi non JII adalah ENRG dengan 163.72%. Financial leverage di JII lebih rendah dibandingkan non JII karena salah satu syarat saham
yang masuk JII adalah rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal 90%.
Berdasarkan yang telah diuraikan sebelumnya, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia”.
(18)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Return on Assets dan Umur Perusahaan berpengaruh terhadap
Underpricing pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah terdapat perbedaan Financial Leverage antara perusahaan yang mengalami Underpricing di Jakarta Islamic Index dan non Jakarta Islamic
Index?
C. Kerangka Konseptual
Underpricing adalah suatu situasi saat harga penawaran perdana di pasar
primer lebih murah dibandingkan harga penutupan hari pertama di pasar sekunder. Underpricing dihitung dengan initial margin yaitu persentase perbandingan selisih harga penutupan harga saham hari pertama di bursa efek dan harga penawaran perdana dengan harga penawaran perdana.
Banyak penelitian berkaitan dengan IPO menggunakan data dari beberapa negara telah membuktikan bahwa terdapat underpricing. Perusahaan yang melakukan IPO mengalami underpricing untuk tempo jangka pendek (Rodoni dan Yong, 2002:180). Perusahaan yang mengalami underpricing saat IPO memiliki kemungkinan memiliki harga saham yang lebih tinggi.
Return on Assets (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas dengan
(19)
pajak (Brigham dan Houstan, 2006:109). ROA dihitung dengan membagikan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan total aktiva.
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan total aktiva. Rasio ini sangat diperhatikan oleh calon maupun pemegang saham karena akan berkaitan dengan harga saham serta dividen yang akan diterima (Fakhruddin dan Adianto, 2001:64).
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan salah satu indeks saham yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia. JII terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan Syariah Islam. Selain itu, saham dipilih berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90%. Pengkajian ulang dilakukan setiap enam bulan. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia.
Lamanya perusahaan berdiri dapat mencerminkan kemampuan perusahaan untuk terus melangsungkan usahanya. Investor juga lebih mudah memperoleh informasi tentang perusahaan, sehingga mengurangi ketidakpastian. Hal ini akan menambah kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan berdampak positif pada harga saham. Wasserfallen dan Wittleder (1994) dalam Rodoni dan Yong (2001:201) membuktikan bahwa umur perusahaan mempengaruhi ketidakpastian harga saham sehingga berpengaruh terhadap underpricing.
(20)
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber:Trisnaningsih (2005), Rodoni dan Yong (2001), Sulistio (2005) D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum dimasukkan dalam fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengambilan data (Sugiyono, 2008:93).
Hipotesis yang diajukan adalah
1. Terdapat Pengaruh Return on Asset dan Umur Perusahaan terhadap
Underpricing pada Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.
2. Terdapat perbedaan Financial Leverage antara Perusahaan yang Mengalami
Underpricing di Jakarta Islamic Index dan non Jakarta Islamic Index.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
Underpricing Return on Asset
Financial Leverage Perusahaan di JII
Financial Leverage Perusahaan Non JII Umur Perusahaan
(21)
a. Menganalisis pengaruh Return on Asset dan Umur Perusahaan terhadap
Underpricing pada Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia”.
b. Menganalisis perbedaan Financial Leverage antara Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Jakarta Islamic Index dan non Jakarta Islamic
Index.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia.
b. Bagi Emiten
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada emiten sebelum menentukan harga penawaran saham perdana yang dilakukan di pasar modal. c. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada investor sebelum menentukan pilihan dalam berinvestasi di pasar modal.
d. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi pihak yang ingin melakukan pengembangan mengenai analisis perusahaan yang mengalami underpricing di Bursa Efek Indonesia.
(22)
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Batasan operasional penelitian sebagai berikut:
a. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang baru Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2004 sampai dengan bulan Maret 2010.
b. Variabel yang digunakan untuk uji pengaruh adalah:
1. Variabel bebas (independen) adalah Return on Assets dan Umur Perusahaan.
2. Variabel terikat (dependen) adalah Underpricing
c. Variabel yang digunakan untuk uji beda adalah financial leverage 2. Definisi Operasional
Pada penelitian uji pengaruh, terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel terikat (Y) adalah
underpricing, sedangkan variabel bebas (X) terdiri dari dua yaitu Return on Assets
(X1) dan Umur Perusahaan (X2). Sedangkan untuk uji beda, terdapat variabel financial leverage. Definisi variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian
ini, sebagai berikut:
a. Variabel Underpricing
Underpricing adalah keadaan dimana harga penawaran saham perdana lebih
murah dibandingkan harga penutupan saham hari pertama di pasar sekunder. Penentuan harga penawaran saham perdana merupakan kesepakatan antara
underwiter dan perusahaan emiten. Sedangkan harga di pasar sekunder berasal
(23)
dihitung berdasarkan Initial Return yang diperoleh investor, dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Yolana dan Martani, 2005:545):
100% x Price Offering Price Offering Price Closing Return
Initial = −
Closing Price adalah harga penutupan saham pada hari pertama di bursa efek. Offering Price adalah harga yang ditawarkan oleh emiten saat penjualan perdana
di pasar primer.
b. Variabel Return on Assets
Return on Assets (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas untuk
mengetahui tingkat pengembalian saham atas harta yang dimiliki oleh perusahaan. ROA dapat dihitung dengan membagikan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dibagi dengan total aset. ROA merupakan ukuran untuk menghitung profitabilitas perusahaan. ROA yang tinggi akan memberikan kepercayaan investor, sehingga akan mengurangi terjadinya underpricing. Menurut Brigham dan Houston (2006:109), rumus yang digunakan untuk memperoleh ROA adalah:
x100% Aktiva Total biasa saham pemegang bagi tersedia yang Bersih Laba ROA=
ROA sangat diperhatikan oleh calon maupun pemegang saham karena akan berkaitan dengan harga saham serta dividen yang akan diterima (Fakhruddin dan Sopian, 2001:64)
c. Variabel Umur Perusahaan
Lamanya perusahaan berdiri dapat mencerminkan kemampuan perusahaan untuk terus melangsungkan usahanya. Hal ini menambah kepercayaan masyarakat
(24)
terhadap perusahaan dan berdampak positif pada harga saham. Umur perusahaan dihitung sejak perusahaan berdiri hingga terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Umur Perusahaan = Tahun Listing – Tahun Berdiri d. Variabel Financial Leverage
Financial leverage untuk mengukur seberapa jauh sebuah perusahaan
menggunakan pendanaan melalui utang (Brigham dan Houstan, 2006:101).
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk
membiayai investasi perusahaan. Semakin besar financial leverage maka semakin besar pula risiko yang dihadapi. Financial leverage dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Fakhruddin dan Sopian, 2001:61).
% 100 Aktiva Total
Utang Total
x Leverage
Financial =
3. Populasi dan Data Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah emiten yang baru Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan bulan Maret 2010, yaitu sebanyak 92 emiten. Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria berikut ini:
a. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang melakukan listing di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004 sampai dengan bulan Maret 2010.
b. Perusahaan di luar sektor keuangan karena perusahaan sektor keuangan tidak memenuhi kriteria sesuai dengan syariah Islam yang menjadi salah satu syarat perusahan yang terdaftar di JII.
(25)
d. Perusahaan yang mengalami underpriced. Tabel 1.3
Kriteria Penentuan Data Penelitian
No Kriteria Data Penelitian Jumlah
Emiten 1
2. 3. 4.
Total Perusahaan yang baru terdaftar di BEI periode tahun 2004 sampai dengan bulan Maret 2010
Sampel dikeluarkan karena perusahaan yang termasuk dalam sektor keuangan
Sampel dikeluarkan karena data tidak lengkap
Sampel dikeluarkan karena overpricing dan initial margin nol.
92 (17) (5) (10)
Jumlah akhir data penelitian 60
Sumber: www. idx.co.id
Dari Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa data yang memenuhi kriteria tersebut adalah 60 perusahaan. Nama-nama perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini:
Tabel 1.4
Nama-nama Perusahaan yang Diteliti
No Kode Nama Emiten
1 ACES
2 ADRO
3 ADHI
4 ASRI
5 SQMI Allbond Makmur Usaha Tbk
6 AKKU
7 APOL
8 BTEL Bakrie Telecom Tbk.
9 BAPA
10 BIPI Benakat Petrolium Energy
11 BISI
12 BKDP
13 BCIP
14 BSDE
15 BTEK Bumi Teknokultura Unggul
16 BWPT
17 CSAP
18 CPRO
19 COWL
20 DEWA
21 PDES
22 DSSA
23 EMTK Elang Mahkota Teknologi
(26)
No Kode Nama Emiten
25 ENRG
26 HOME
27 INDY
28 ITMG
29 IATA
30 INVS
31 JSMR
32 JKON
33 KBRI
34 KOIN
35 LCGP
36 MAIN
37 MNCN
38 MKPI
39 MAPI Mitra Adi Perkasa
40 FREN
41 MICE Multi Indocitra
42 MASA
43 WEHA Panorama Transportasi
44 GPRA
45 GZCO
46 PTPP PP (Persero) Tbk
47 RUIS
48 RAJA
49 SGRO Sampoerna Agro Tbk 50 TOWR Sarana Menara Nusantara
51 PTSN
52 SIAP
53 TOTL
54 TRAM
55 TRIO
56 TRIL
57 TRUB
58 WIKA
59 EXCL
60 YPAS
Sumber
4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan
menggunakan situs dan
(27)
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan April 2010 sampai dengan bulan Juni 2010. 5. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi return on assets dan umur perusahaan yang diperoleh dari website BEI yait 6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi. Data dikumpulkan dari berbagai sumber data yang relevan dengan penelitian, yaitu melalui buku, jurnal, skripsi, dan data-data internet.
7. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Analisa Regresi Linier Berganda
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Model persamaan regresi adalah sebagai berikut.
Y = a + bX1 + bX2 + e
Keterangan : Y = Underpricing
X1 = Return on Asset (ROA)
X2 = Umur Perusahaan
a = Konstanta e = error
(28)
Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila variabel bebas mengalami kenaikan, maka variabel terikat juga akan mengalami kenaikan. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-) hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Masing-masing pengujian asumsi klasik secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Normalitas
Situmorang dkk. (2008:55) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan :
(29)
(a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
(b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Cara lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan melakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) terhadap nilai residual persamaan regresi, dengan hipotesis pada tingkat signifikansi 0.05 dimana:
H0 : p > 0,05 Data residual berdistribusi normal
Ha : p < 0,05 Data residual tidak berdistribusi normal
2. Multikolonieritas
Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta dari
Varian Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut
(Situmorang dkk., 2008:104):
(a) VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolineritas (b) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolineritas
(c) Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas (d) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.
(30)
3. Heteroskedastisitas
Uji homoskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Alat untuk menguji heteroskedastisitas bisa dibagi dua, yakni dengan alat analisis grafik atau dengan analisis residual yang berupa statistik (Situmorang dkk., 2008:63).
Dasar analisis:
(a) Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
(b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya).
b. Pengujian Hipotesis 1. Uji Simultan / Uji F
Digunakan untuk mengetahui kemampuan menyeluruh dari variabel-variabel bebas untuk menjelaskan tingkah laku dari variabel terikat.
(31)
b. Ha : minimal satu dari bi ≠ 0.
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:524), dasar pengambilan keputusan: H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel, pada α=5%
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel, pada α=5%
2. Uji Parsial / Uji t
Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara terpisah (parsial).
a. Ho: bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh X1 dan X2 secara terpisah terhadap
Y.
b. Ha: bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh X1 dan X2 secara terpisah terhadap Y.
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:525), dasar pengambilan keputusan: H0 diterima jika –ttabel≤ thitung ≤ ttabel
Ha diterima jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, dengan α=5%.
c. Koefisien Determinasi
Analisis ini pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat menggunakan koefisien determinan (R²). Nilai R² berkisar antara 0 sampai dengan 1, bila R² kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas, sedangkan nilai R² yang mendekati 1 berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. (Ghozali, 2005:83).
(32)
d. Uji Beda (Uji T)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua buah variabel yang dikomparatifkan.
Ho: μ1 = μ2, artinya tidak terdapat perbedaan antara financial leverage di JII dan
non JII
H1: μ1 ≠ μ2, artinya terdapat perbedaan antara financial leverage di JII dan non JII.
Menurut Cooper dan Schinder (2006:236), rumus yang dapat digunakan adalah + − − − = 2 1 2 2 1 2 1 1 1 0 ) ( ) ( n n S X X Z p
µ
µ
Keterangan:(μ1 – μ2) = selisih rata-rata populasi
2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 21 2 1 1 2 − +− − − = n n S n S n Sp
(33)
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Febriana (2004) dengan penelitian yang berjudul ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian untuk menganalisis variabel-variabel bebas yang diduga mempengaruhi underpricing saham pada perusahaan yang go public di BEJ. Dalam penelitian ini, terdapat enam variabel bebas yang diuji yaitu reputasi auditor, reputasi underwiter, umur perusahaan, solvabilitas perusahaan, profitabilitas perusahaan dan jenis industri. Penelitian ini menggunakan uji regresi berganda.
Hasil penelitian dari tujuh hipotesis yang diajukan, terdapat dua variabel yang dapat dibuktikan oleh data penelitian. Variabel tersebut adalah profitabilitas dan solvabilitas. Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap tingkat initial return sebesar 0,018. Solvabilitas perusahaan mempunyai pengaruh terhadap initial
return sebesar 0,046.
Dari hasil uji statistik didapat nilai F signifikan pada 0,004 yang berarti secara simultan variabel-variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Namun secara parsial hanya variabel reputasi underwriter, nilai penawaran dan financial leverage yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat underpricing dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi, variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan besarnya variasi dalam
(34)
variabel terikat sebesar 23,9 %, sedangkan sisanya sebesar 76,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hayati (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Kecenderungan Underpricing: Studi pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia”. Variabel bebas yang diuji adalah ROA, financial leverage, firm size, reputasi underwriter, reputasi auditor dan umur perusahaan. Model analisa yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menguji variabelnya secara simultan dan parsial.
Hasilnya terdapat satu variabel yang berpengaruh terhadap underpricing yaitu ukuran perusahaan. Uji F yang dilakukan memberi hasil F sebesar 2,849 dan tingkat signifikansi sebesar 0,023 < α=5%. Hal ini membuktikan semua variabel bebas berpengaruh terhadap underpricing.
Syahputra (2008) dengan judul penelitian ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Perusahaan yang IPO di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2006”. Variabel bebas yang diteliti yaitu reput asi auditor, reputasi underwriter, umur perusahaan, ROE, persentase saham yang ditawarkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda.
Uji F menghasilkan probabilitas 0.038. Hal ini menunjukkan semua variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama dan mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing. Secara parsial, variabel reputasi underwriter berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing, sedangkan variabel bebas lain tidak terbukti berpengaruh secara signifikan. Reputasi auditor, reputasi auditor, reputasi underwriter, umur perusahaan, ROE,
(35)
persentase saham yang ditawarkan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat underpricing.
Amelia dan Saftiana (2007) dengan judul penelitian ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Penawaran Umum Perdana (IPO) di BEJ”. Variabel bebas yang diteliti adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan, persentase kepemilikan saham yang ditahan, financial leverage dan ROE. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, persentase kepemilikan saham yang ditahan, financial leverage, dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan dengan α=5%. Persamaan regresi berganda memiliki nilai F-hitung 1.459 yang signifikan dengan α=5%. Kesimpulannya adalah variabel dependen merupakan faktor yang berpengaruh secara simultan terhadap variabel bebas. Akan tetapi model yang digunakan hanya dapat menjelaskan besarnya variasi dalam variabel terikat sebesar 20.7%.
B. Prosedur Go Public
Penawaran Umum atau sering pula disebut go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya (www.idx.co.id).
(36)
Perusahaan yang akan go public dapat mengikuti prosedur proses penawaran umum saham yang dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar yaitu:
(a) Penjamin Emisi (underwriter)
Merupakan pihak yang paling banyak keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitan.
(b) Akuntan Publik (Auditor Independen)
Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.
(c) Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
(d) Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
(37)
(e) Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
2 Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada LK hingga BAPEPAM-LK menyatakan pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
Yang dilakukan BAPEPAM-LK adalah:
a) Menerima pernyataan registrasi dan dokumen pendukung dari perusahaan yang akan going public dan dari underwiter.
b) Pengumuman terbatas di BAPEPAM-LK
c) Mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan.
d) Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan pada tiga hal utama, yaitu kelengkapan dokumen, kebenaran dan kejelasan dari informasi dan pengungkapan tentang aspek-aspek legalitas, akuntansi, keuangan dan manajemen.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Jika investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.
(38)
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Emiten dapat melakukan proses-proses untuk mencantumkan sahamnya di pasar sekunder.
a) Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya disediakan oleh BEI untuk permintaan mencantumkan sahamnya di bursa.
b) BEI akan mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
c) Jika aplikasi ini memenuhi kriteria yang disyaratkan, BEI akan menyetujuinya.
d) Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman.
e) BEI kemudian akan mengumumkan pencantuman dari sekuritas ini. f) Sekuritas yang sudah tercantum ini siap untuk diperdagangkan.
Setelah perusahaan mencatatkan sahamnya di pasar bursa, perusahaan ini menjadi perusahaan publik yang sahamnya juga dimiliki oleh publik. Untuk melindungi publik yang juga memiliki perusahaan, BAPEPAM-LK dan BEI mengharuskan perusahaan publik untuk menyerahkan laporan rutin atau laporan khusus yang menerangkan peristiwa penting yang terjadi. Laporan ini akan segera disebarkan ke publik melalui pengumuman di bursa.
(39)
C. Mekanisme Perdagangan Saham
Menurut Samsul (2006:47), terdapat empat kategori pasar dalam pasar modal yaitu:
1. Pasar Pertama
Pasar primer adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang pertama kali menawarkan saham ke masyarakat umum. Penawaran umum awal ini telah mengubah status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka. Berikut ini adalah ciri-ciri pasar perdana:
(a) Emiten menjual saham kepada masyarakat luas melalui penjamin emisi dengan harga yang telah disepakati antara emiten dan penjamin emisi.
(b) Pembeli tidak dipungut biaya transaksi.
(c) Pembeli belum pasti memperoleh jumlah saham sebanyak yang dipesan, apabila terjadi oversubcribed.
(d) Investor membeli melalui penjamin emisi ataupun agen penjual yang ditunjuk.
(e) Masa pesanan terbatas.
(f) Penawaran melibatkan profesi seperti akuntan publik, notaris, konsultan hukum, dan perusahaan penilai.
(g) Pasar primer disebut juga dengan nama pasar perdana. 2. Pasar Kedua
Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar-investor dan harga dibentuk oleh antar-investor melalui perantara efek. Pasar kedua disebut juga dengan istilah bursa efek. Berikut ciri-ciri pasar kedua:
(40)
(a) Harga terbentuk oleh investor melalui perantara efek yang berdagang di Bursa Efek.
(b) Transaksi dibebani biaya jual dan beli. (c) Pesanan dapat berjumlah tak terbatas.
(d) Anggota bursa memasukkan tawaran jual/beli investor ke dalam komputer perdagangan yang disediakan oleh pihak bursa.
(e) Anggota bursa beli menyelesaikan pembayaran dana kepada Sentral Kliring, kemudian menerima sahamnya dengan cara pemindahbukuan oleh Sentral Kustodian dengan menunjukkan bukti pembayaran dari Sentral Kliring.
(f) Anggota bursa jual menyelesaikan penyerahan saham kepada Sentral Kustodian kemudian menerima dana dengan cara pemindahbukuan oleh Sentral Kliring dengan menunjukkan bukti penyerahan efek dari Sentral Kustodian.
3. Pasar Ketiga
Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual beli efek antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. Market maker adalah anggota bursa. Pasar ketiga bukan merupakan Bursa Efek berskala kecil, tetapi berskala besar bahkan sangat besar.
Ciri-ciri pasar ketiga:
(a) Harga dibentuk oleh market maker
(41)
(c) Jumlah market maker banyak sehingga invstor dapat memilih harga terbaik.
(d) Perdagangan dilaksanakan di kota-kota besar dalam jaringan nasional. 4. Pasar Keempat
Pasar keempat adalah sarana transaksi jual beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Pasar keempat ini hanya dilakukan oleh para investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi daripada jika dilakukan di pasar sekunder.
Ciri-ciri pasar keempat:
(a) Investor beli dan investor jual bertransaksi langsung lewat electronic
communication network (ECN).
(b) Harga terbentuk dalam tawar menawar langsung antara investor beli dan investor jual.
(c) Investor menjadi anggota ECN, central custodian, dan central clearing. (d) ECN, central custodian, dan central clearing terjalin dalam satu sistem
jaringan perdagangan.
(e) ECN terdaftar sebagai bursa efek.
D. Underpricing
Underpricing adalah keadaan dimana harga penawaran saham perdana
lebih murah dibandingkan harga saham di pasar sekunder. Penentuan harga penawaran saham perdana merupakan kesepakatan antara underwiter dan
(42)
perusahaan emiten (Samsul, 2006:75). Sedangkan harga di pasar sekunder berasal dari permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.
Banyak penelitian dari beberapa negara membuktikan terjadinya
underpricing saat IPO. Secara umum, underpricing saat IPO lebih tinggi terjadi di
bursa efek negara berkembang dibandingkan dengan bursa efek negara maju. Perusahaan yang melakukan IPO akan mengalami underpricing untuk jangka pendek (Rodoni dan Yong, 2002:180-182). Jadi, perusahaan yang mengalami
underpricing saat IPO memiliki kemungkinan memiliki harga saham yang lebih
tinggi di masa depan.
Variabel underpricing dihitung dengan menggunakan initial return dengan menghitung selisih antara harga penawaran umum perdana dengan harga jual di pasar sekunder pada penutupan hari pertama. Menurut Yolana dan Martani (2005:545), initial return dapat dihitung dengan:
% 100
x ice
OfferingPr
ice OfferingPr ce
ClosingPri urn
InitialRet = −
Keterangan:
Closing Price adalah harga penutupan saham pada hari pertama di bursa efek. Offering Price adalah harga yang ditawarkan oleh emiten saat penjualan perdana
di pasar primer.
E. Return on Assets
Return on Asset (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas untuk
mengetahui tingkat pengembalian saham atas aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA dapat dihitung dengan membagikan laba bersih yang tersedia bagi
(43)
pemegang saham dibagi dengan total aset. ROA merupakan ukuran untuk menghitung profitabilitas perusahaan.
ROA dapat menjadi salah satu pertimbangan calon investor sebelum berinvestasi. ROA yang tinggi akan menumbuhkan kepercayaan investor, sehingga akan mengurangi terjadinya underpricing. Menurut Brigham dan Houstan (2006:109), rumus yang digunakan untuk memperoleh ROA adalah:
% 100 Aktiva
Total
biasa saham pemegang bagi
tersedia yang
Bersih Laba
ROA= x
F. Umur Perusahaan
Lamanya perusahaan berdiri dapat mencerminkan kemampuan perusahaan untuk terus melangsungkan usahanya. Perusahaan yang telah lama berdiri membuktikan bahwa perusahaan tersebut mampu melewati berbagai persoalan yang dihadapi. Tim manajemen yang telah berpengalaman akan lebih mudah untuk mengantisipasi berbagai berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini menambah kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan berdampak positif pada harga saham.Umur perusahaan dihitung sejak perusahaan berdiri hingga terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Setianingrum, 2005:II-22).
Umur Perusahaan = Tahun Perusahaan Listing – Tahun Perusahaan Berdiri
G. Financial Leverage
Financial leverage untuk mengukur seberapa jauh sebuah perusahaan
menggunakan pendanaan melalui utang. Total utang meliputi kewajiban lancar dan utang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio utang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar perlindungan dari
(44)
kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena akan memperbesar ekspektasi keuntungan (Brigham dan Houstan, 2006:101-104).
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk
membiayai investasi perusahaan. Semakin besar financial leverage maka semakin besar pula risiko yang dihadapi. Financial leverage dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Fakhruddin dan Sopian, 2001:61).
% 100 Aktiva Total
Utang Total
x Leverage
(45)
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Ketika itu pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode, kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintahan Republik Indonesia, dan beberapa kondisi yang menyebabkan operasi pasar modal tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut
1. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia didirikan di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
2. 1913 __ 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
3. 1925 __ 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
(46)
4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II), Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
5. 1942 __ 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali setelah Perang Dunia II. 6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan yaitu Obligasi Pemerintah RI (1950).
7. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.
8. 1956 __ 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
10.1977 __ 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan dengan instrumen pasar modal.
11.1987 : Ditandai dengan hadirnya paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
(47)
12.1988 __ 1990 : Paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
13.2 Juni 1988 : Bursa Efek Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
14.Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
15.16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
16.13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ, Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
17.22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
18.10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang_Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.
19.1995 : Bursa Paralel Indonesia marger dengan Bursa Efek Surabaya.
20.2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
(48)
21.2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading).
22.2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Sejarah Umum Perusahaan
1.
PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) didirikan awalnya bernama PT Kawan Lama Home Centre tanggal 3 Februari 1995. Nama perusahaan diubah menjadi PT Ace Indoritel Perkakas pada tanggal 28 Oktober 1997 dan diubah lagi menjadi PT Ace Hardware Indonesia pada tanggal 28 Agustus 2001. Perusahaan bergerak dalam penjualan eceran barang kebutuhan rumah tangga dan lifestyle. Penawaran umum dilaksanakan pada tanggal 11 September 2007 sejumlah 515.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 820 per saham.
2. Adaro Energy Tbk
PT Adaro Energy (dahulu PT Padang Karunia) didirikan tanggal 28 Juli 2004. Pada tanggal 16 Juli 2008, perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana sebanyak 11.139.331.000 lembar saham yang merupakan 34,8% dari 31.985.962.000 modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah perdagangan, jasa, industri, pengangkutan batu bara, perbengkelan, pertambangan dan konstruksi. Perusahaan berkedudukan di Gedung Menara Karya, Jakarta Selatan.
(49)
3. Adhi Karya Tbk
Nama PT Adhi Karya tercantum di SK Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja pada tanggal 11 Maret 1960. Pada tanggal 8 Maret 2004 perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum perdana atas 441.320.000 saham biasa atas nama baru dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dengan harga penawaran Rp 150 setiap saham. Kegiatan perusahaan adalah konstruksi. 4. Alam Sutera Realty Tbk
PT Alam Sutera Realty Tbk didirikan berdasarkan akta notaris tanggal 3 November 1993. Perusahaan berkedudukan di Wisma Argo Manunggal, Jalan Jend Gatot Subroto Kab. 22 Jakarta. Pada tanggal 7 Desember 2007, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum atas 3.142.000.000 saham perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 18 Desember 2007 saham tersebut dicatatkan pada BEI.
5. Allbond Makmur Usaha Tbk
PT Sanex Qianjiang Motor International Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta sesuai dengan Akta Notaris tanggal 21 Maret 2000. Kegiatan usaha Perusahaan adalah di bidang industri sepeda motor. Perusahaan berkedudukan di Jl. Agung Timur II Blok 01 No. 72-73, Sunter Podomoro, Jakarta Utara. Pada tanggal 30 Juni 2004, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif dari Ketua BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat sejumlah 120.000.000 saham dengan nilai
(50)
nominal Rp 250 setiap saham. Pada tanggal 6 Juli 2004, Perusahaan melakukan penawaran umum atas 120.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Dari hasil penjualan seluruh saham yang ditawarkan Perusahaan memperoleh dana sebesar Rp 30.000.000.000. Dalam penawaran umum perdana saham ini, Perusahaan menunjuk PT Hortus Danavest Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek, dimana Perusahaan mengeluarkan biaya emisi efek ekuitas sebesar Rp 1.500.000.000.
6. Aneka Kemasindo Utama Tbk
Perusahaan didirikan dengan akta tanggal 5 April 2001. Ruang lingkup kegiatan perusahaan antara lain adalah menjalankan usaha dalam bidang industri kemasan dari plastik. Perusahaan berkedudukan di Tangerang dengan kantor pusat serta pabrik berlokasi di Daan Mogot Km 19, Jalan Yos Sudarso No. 143 Tangerang. Pada tanggal 18 Oktober 2004, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran perdana dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 220 per saham.
7. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk didirikan berdasarkan akta notaris tanggal 4 Oktober 1975. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah dalam bidang pengangkutan domestik dan internasional, terutama mengusahakan dan menjalankan pengangkutan barang dengan kapal laut. Kantor pusat berkedudukan di Wisma BSG Lantai 7, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta
(51)
Pusat. Perusahaan menawarkan 500.000.000 saham kepada masyarakat pada harga penawaran sebesar Rp 625 per saham sesuai dengan keputusan BAPEPAM-LK tertanggal 10 Juni 2005.
8. Bakrie Telecom Tbk
PT Bakrie Telecom Tbk (dahulu PT Radio Telepon Indonesia) didirikan pada tanggal 13 Agustus 1993. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi penyediaan jaringan dan penyelenggaraan jasa telekomunikasi. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie, lantai 2, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta Selatan. Pada tanggal 25 November 2005 perusahaan telah menyampaikan surat pernyataan pendaftaran, sehubungan dengan penawaran umum perdana saham seri B atas nama tahun 2005 sebanyak 5.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100. Saham perusahaan telah dicatat di BEJ pada tanggal 1 Februari 2006. 9. Bekasi Asri Pemula Tbk
PT Bekasi Asri Pemula didirikan atas akta pendirian tanggal 20 Oktober 1993. Perusahaan telah memperoleh surat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK tanggal 19 Desember 2007 untuk melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak 150.000.000 lembar saham biasa. Pada tanggal 14 Januari 2008 seluruh saham sejumlah 650.000.000 telah dicatatkan pada BEI. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah dalam bidang real estate, perdagangan, pembangunan, industri, percetakan, agrobisnis, pertambangan dan jasa angkutan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan
(52)
kantor pusatnya beralamat di Gedung Tomang Tol Lt. 2, Jalan Arjuna Nomor 1, Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.
10.Benakat Petrolium Energy Tbk
PT. Benakat Petroleum Energy Tbk (dahulu PT. Benakat Petroleum) didirikan berdasarkan akta notaris Elvie Sahdalena, SH, MH. No. 4 tanggal 19 April 2007. Perusahaan berkedudukan di Sentral Senayan II, Lt.27, Jl. Asia Afrika No 8, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Pada tanggal 1 Pebruari 2010, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana PT Benakat Petroleum Energy Tbk.
11.Bisi International Tbk
PT Bisi International Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 22 Juni 1983. Kegiatan perusahaan meliputi pembibitan dan perdagangan benih jagung. Pada tanggal 11 Mei 2007 perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif untuk melakukan penawaran umum saham perdana sebanyak 900.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 per saham kepada masyarakat. Seluruh saham perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 3.000.000.000 saham.
12.Bukit Darmo Property Tbk
PT Bukit Darmo Property Tbk didirikan di Surabaya berdasarkan akta tanggal 12 Juli 1989. Kegiatan usaha perusahaan adalah pembangunan, penjualan kondominium, pematangan tanah dan aktivitas kontraktor.
(53)
Perusahaan berdomisili di Jalan Khairil Anwar No. 21 Surabaya. Pada tanggal 7 Juni 2007, perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum atas 2.000.000.000 saham perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Juni 2007, saham-saham tersebut telah dicatatkan pada BEJ.
13.Bumi Citra Permai Tbk
PT Bumi Citra Permai didirikan berdasarkan akta tanggal 3 Mei 2000. Ruang lingkup kegiatan perusahaan di bidang real estate, pembangunan, perdagangan, pertambangan, jasa, pengangkutan, percetakan dan pertanian. Perusahaan berkantor pusat di Jalan Kramat Raya No. 32-34, Senen, Jakarta Pusat. Perusahaan menerbitkan 500.000.000 lembar saham dengan nominal Rp 100 melalui penawaran umum saham perdana.
14.Bumi Serpong Damai Tbk
PT Bumi Serpong Damai Tbk didirikan pada tanggal 16 Januari 1984. Kegiatan perusahaan adalah merencanakan dan melaksanakan pembangunan kota baru sebagai wilayah pemukiman yang terencana dan terpadu dilengkapi prasarana, fasilitas lingkungan dan penghijauan sehingga menjadi kota mandiri dengan nama BSD City. Kantor perusahaan terletak di Taman Perkantoran 1 BSD, Jalan Pahlawan Seribu, Tangerang. Pada tanggal 27 Mei 2008, perusahaan memperoleh surat pemberitahuan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 1.093.562.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 550 per saham pada BEI pada tanggal 6 Juni
(54)
2008. Pada tanggal 31 Desember 2008, seluruh saham perusahaan telah dicatat di BEI.
15.Bumi Teknokultura Unggul Tbk
PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk didirikan berdasarkan akta notaris tanggal 6 Juni 2001. Usaha yang dijalankan saat ini adalah bioteknologi pertanian. Kantor pusat perusahaan beralamat di Jalan Kapten Tandean No. 11 Kuningan Barat, Jakarta Selatan. Pada bulan Mei 2004, perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana kepada publik sebanyak 120.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham dengan harga penawaran Rp 125 per lembar saham. Hal itu sesuai dengan pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK tertanggal 29 April 2004. Pada tanggal 13 Mei 2004, perusahaan telah mencatatkan seluruh saham yang disetor penuh di Bursa Efek Indonesia.
16.BW Plantation Tbk
PT BW Plantation Tbk didirikan berdasarkan akta tanggal 6 November 2000. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi bidang industri dan pertanian. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat terletak di Menara Batavia Lantai 22, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta. Pada tanggal 19 Oktober 2009 perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk penawaran umum perdana atas 1.211.009.000 saham perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan dengan harga penawaran Rp 550 per saham.
(55)
17.Catur Sentosa Adiprana Tbk
PT Catur Sentosa Adiprana didirikan berdasarkan akta notaris tanggal 31 Desember 1983. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah sebagai distributor atau sub-distributor, agen atau pemasok bahan bangunan. Perusahaan berdomisili di Jakarta. Kantor pusat perusahaan terletak di Jalan Daan Mogot Raya No. 234, Jakarta. Berdasarkan surat BAPEPAM-LK tanggal 20 November 2007, perusahaan telah efektif dalam rangka penawaran umum perdana. Pada tanggal 12 Desember 2007, perusahaan mencatatkan 600.000.000 lembar sahamnya dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 100 per saham di BEI.
18.Central Proteinaprima Tbk
PT Central Proteinaprima Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 30 April 1980. Kegiatan usaha meliputi bidang produksi dan perdagangan pakan ternak, pakan udang dan pakan ikan. Perusahaan berkantor pusat di Wisma GKBI Lt. 19, Jalan Jend Sudirman No. 28 Jakarta. Pada tahun 1990, perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 1 juta saham dengan nilai nominal Rp 1000 per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 4.000 per saham. Pencatatan saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia dihapus efektif sejak 13 Desember 2004. Pada tanggal 28 November 2006, perusahaan mencatat kembali sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
19.Cowell Development Tbk
PT Cowell Development Tbk (dahulu PT Karta Cipta Putra Indonesia) berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan akta tanggal 25 Maret 1981.
(56)
Kegiatan utama perusahaan dalam bidang pembangunan dan pengembangan perumahan, penjualan rumah tinggal, rumah toko, gedung, rumah kantor, dan jasa pengelolaan gedung. Perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana sejumlah 250.000.000 lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
20.Darma Henwa Tbk
PT Darma Henwa Tbk didirikan pada tanggal 8 Oktober 1991. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah pertambangan, penyewaan peralatan dan mesin. Kantor pusar perusahaan di Menara Anugrah Kantor Taman Jalan Mega Kuningan lot 8.6-8.7, Kawasan Mega Kuningan Jakarta. Perusahaan memperoleh pernyataan efektif tanggal 12 September 2007 atas penawaran umum perdana 3.150.000.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 dengan harga penawaran Rp 335 per saham. Pada tanggal 26 September 2007, saham perusahaan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
21.Destinasi Tirta Nusantara Tbk
PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk didirikan tanggal 30 Oktober 1999. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah dalam bidang biro perjalanan wisata. Perusahaan berdomisili di Jakarta. Kantor pusat perusahaan terletak di Komplek Roxi Mas Blok E 2/5-7, Jalan K.H. Hasyim Ashari 125, Jakarta Pusat. Pada tanggal 25 Juni 2008, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 215.000.000 saham perusahaan seharga Rp 200 per saham. Pada tanggal 8 Juli 2008 seluruh saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada
(57)
tanggal 31 Desember 2008, seluruh saham perusahaan atau sejumlah 715.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
22.Dian Swastatika Sentosa Tbk
PT Dian Swastatika Sentosa didirikan berdasarkan akta tanggal 2 Agustus 1996. Perusahaan berkantor pusat di Jakarta. Pada tanggal 30 November 2009 perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk penawaran umum perdana atas 100.000.000 saham perusahaan dengan nilai nominal Rp 250 per saham.
23.Elang Mahkota Teknologi Tbk
PT Elang Mahkota Teknologi didirikan berdasarkan akta notaris tanggal 3 Agustus 1983. Perusahaan berkedudukan di Jakarta. Kegiatan utama Perusahaan adalah di bidang jasa, perdagangan, pembangunan dan industri. Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan Efektif tertanggal 30 Desember 2009 dari Ketua BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum perdana sebanyak 512.730.000 saham dengan nilai nominal Rp 200 per saham pada harga penawaran sebesar Rp 720 per saham. Jumlah penawaran umum perdana tersebut berasal dari 256.365.000 saham berasal dari saham baru yang diterbitkan perusahaan dan 256.365.000 berasal dari saham yang dimiliki para pemegang saham pendiri.
24.Elnusa Tbk
PT Elnusa Tbk didirikan dengan nama PT Electronika Nusantara pada tanggal 25 Januari 1969. Perusahaan beroperasi dalam bidang jasa hulu migas. Pada tanggal 25 Januari 2008 perusahaan telah memperoleh surat pernyataan
(58)
efektif dengan penawaran umum saham perdana sebanyak 1.460.000.000 lembar. Pada tanggal 6 Februari 2008, saham perusahaan mulai diperdagangkan di BEI dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 400 per saham.
25.Energi Mega Persada Tbk
PT Energi Mega Persada didirikan berdasarkan akta tanggal 16 Oktober 2001. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, beralamat di Wisma Mulia Lantai 33, Jalan Gatot Subroto Kav. 42. Aktivitas perusahaan meliputi penambangan minyak dan gas bumi. Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum atas 2.847.433.500 saham.
26.Hotel Mandarine Regency Tbk
PT Hotel Mandarine Regency (dahulu PT Batam Jaya Hotel) didirikan berdasarkan akta tanggal 28 Oktober 1986. Pada tanggal 4 November 1997 perusahaan berubah nama menjadi PT Hotel Mandarine Regency. Perusahaan berdomisili di Jalan Imam Bonjol No. 1, Nagoya, Pulau Batam. Kegiatan perusahaan dalam bidang perhotelan. Pada tanggal 3 Juli 2008, perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum atas 300.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 110 per saham.
27.Indika Energy Tbk
PT Indika Energy Tbk (dahulu PT Indika Inti Energi), dahulu dikenal sebagai PT Dipta Diwangkara didirikan berdasarkan akta notaris tanggal 19
(1)
LAMPIRAN I
Tabulasi Data
No.
KODE
Return on
Assets
Umur
Perusahaan
Underpricing
Financial
Leverage
1
ACES
12.147
12
19.512
63.388
2
ADRO
0.6027
4
57.273
81.558
3
ADHI
2.9268
44
23.333
76.66
4
ASRI
0.0621
14
69.524
48.228
5
SQMI
2.0412
37
6
50.207
6
AKKU
5.2596
3
2.2727
98.588
7
APOL
1.4022
30
12
61.982
8
BTEL
-9.479
13
40.909
44.854
9
BAPA
0.6662
24
70
73.681
10
BIPI
0.3501
3
36.429
3.1605
11
BISI
8.5965
18
70
50.326
12
BKDP
0.0175
24
70
96.584
13
BCIP
1.7568
9
57.273
40.643
14
BSDE
2.9536
24
1.8182
64.844
15
BTEK
0.6089
3
68
0.5097
16
BWPT
11.787
9
3.6364
73.128
17
CSAP
1.9342
26
10
72.628
18
CPRO
9.3252
26
68.182
53.485
19
COWL
1.8317
16
70
82.474
20
DEWA
1.1171
9
68.657
82.222
21
PDES
6.4063
39
13.333
45.354
22
DSSA
5.1175
13
50
46.984
23
EMTK
2.7216
26
1.3889
35.831
24
ELSA
4.6374
22
28.75
55.352
25
ENRG
2.3173
3
50
163.72
26
HOME
0.8992
8
66.364
45.048
27
INDY
5.2888
20
16.102
66.141
28
ITMG
4.2955
37
40
76.089
29
IATA
3.7296
29
3.8462
57.866
30
INVS
3.0594
2
16
29.078
31
JSMR
4.5103
46
20.588
0.0767
32
JKON
3.1357
30
59.35
84.015
33
KBRI
-5.066
7
36.538
52.878
34
KOIN
1.7403
3
32.941
76.877
(2)
No.
KODE
Return on
Assets
Umur
Perusahaan
Underpricing
Financial
Leverage
40
FREN
-12.12
20
24.444
69.386
41
MICE
13.52
15
32.653
52.86
42
MASA
253.77
17
5.8824
60.103
43
WEHA
1.0432
6
69.388
54.34
44
GPRA
0.3007
24
11.29
86.831
45
GZCO
2.5344
7
22.222
47.208
46
PTPP
3.9573
57
3.5714
86.717
47
RUIS
7.3255
22
50
56.708
48
RAJA
0.3693
13
18.605
30.779
49
SGRO
18.307
14
7.906
33.093
50
TOWR
-8.029
2
49.524
91.234
51
PTSN
3.319
17
10.345
70.891
52
SIAP
0.3335
14
6
65.399
53
TOTL
7.8575
36
7.2464
60.934
54
TRAM
7.4447
10
27.2
65.197
55
TRIO
8.4756
13
2.2222
64.581
56
TRIL
12.396
16
70
23.237
57
TRUB
-0.023
5
63.636
76.185
58
WIKA
3.5364
47
33.333
20.055
59
EXCL
-0.695
16
15
84.062
(3)
LAMPIRAN II
Hasil Pengolahan dengan SPSS 17.00 For Windows
Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LnUnderpricing 60 .33 4.25 3.0464 1.09827
LnROA 60 -4.05 5.54 1.0436 1.42912
LnUmur 60 .69 4.04 2.5960 .84965
Valid N (listwise) 60
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 LnUmur, LnROAa . Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .346a .120 .089 1.04821 2.190
a. Predictors: (Constant), LnUmur, LnROA b. Dependent Variable: LnUnderpricing
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8.537 2 4.268 3.885 .026a
Residual 62.629 57 1.099
Total 71.166 59
a. Predictors: (Constant), LnUmur, LnROA b. Dependent Variable: LnUnderpricing
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.818 .441 8.662 .000
LnROA -.220 .096 -.286 -2.284 .026 .983 1.017
LnUmur -.209 .162 -.162 -1.290 .202 .983 1.017
(4)
Coefficient Correlationsa
Model LnUmur LnROA
1 Correlations LnUmur 1.000 -.129
LnROA -.129 1.000
Covariances LnUmur .026 -.002
LnROA -.002 .009
a. Dependent Variable: LnUnderpricing
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensio
n Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) LnROA LnUmur
1 1 2.442 1.000 .01 .07 .01
2 .510 2.189 .02 .93 .02
3 .049 7.071 .96 .00 .96
a. Dependent Variable: LnUnderpricing
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 2.0086 4.0442 3.0464 .38038 60
Std. Predicted Value -2.728 2.623 .000 1.000 60
Standard Error of Predicted Value
.135 .528 .222 .075 60
Adjusted Predicted Value 2.0621 3.9746 3.0494 .37943 60
Residual -2.58892 1.57563 .00000 1.03030 60
Std. Residual -2.470 1.503 .000 .983 60
Stud. Residual -2.504 1.531 -.001 1.004 60
Deleted Residual -2.66145 1.63479 -.00296 1.07581 60
Stud. Deleted Residual -2.631 1.550 -.009 1.022 60
Mahal. Distance .001 14.009 1.967 2.395 60
Cook's Distance .000 .158 .015 .024 60
(5)
(6)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.03029513
Most Extreme Differences Absolute .129
Positive .067
Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z .996
Asymp. Sig. (2-tailed) .274
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Financial Leverage
Equal variances assumed
2.239 .140 .277 57 .783 2.16668 7.81179 -13.47615 17.80952
Equal variances not assumed