LITERASI MEDIA IBU RUMAH TANGGA DALAM MEDIA PARENTING PADA ANAK MENONTON TELEVISI( Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media Parenting Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di Surabaya ).

LITERASI MEDIA IBU RUMAH TANGGA
DALAM MEDIA PARENTING PADA ANAK MENONTON TELEVISI
( Studi Deskriptif Kualitatif Liter asi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media Parenting
Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di Sur abaya )

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Progr am Studi
Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Disusun Oleh :
WINDRI SAIFUDIN
NPM. 0943010077

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LITERASI MEDIA IBU RUMAH TANGGA
DALAM MEDIA PARENTING PADA ANAK MENONTON TELEVISI
( Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media
Parenting Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di Surabaya )

Disusun oleh :
WINDRI SAIFUDIN
NPM. 0943010077

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Dra. Dyva Claretta, M.Si
NPT. 3 6601 94 00251

Mengetahui,

DEKAN
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 1 95507 181 983 022 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LITERASI MEDIA IBU RUMAH TANGGA
DALAM MEDIA PARENTING PADA ANAK MENONTON TELEVISI
( Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media
Parenting Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di Surabaya )

Disusun oleh :
WINDRI SAIFUDIN
NPM. 0943010077
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada Tanggal 24 Desember 2013
Pembimbing

Tim Penguji :
1. Ketua

Dra. Dyva Claretta, M.Si
NPT. 3 6601 94 00251

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 00361
2. Sekretaris

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2 00 1
3. Anggota

Dra. Dyva Claretta, M.Si
NPT. 3 6601 94 00251
Mengetahui,

DEKAN
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 1 95507 181 983 022 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang
diberikan, sehingga proposal skripsi dengan judul “Literasi Media Pada Ibu
Rumah Tangga Dalam Pola Asuh Anak Usia Dini Menonton Televisi” dapat
penulis susun dalam ajuan skripsi.
Pada penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan, bimbingan,
dukungan dan inspirasi yang telah diberikan. Sehingga penulis sampaikan rasa terima
kasih kepada :

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi. Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Juwito, S. Sos, Msi. Sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dra. Dyva Claretta, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing dan tak hentinya memberi semangat serta support hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
4. Syafrida Nurrachmi F, S.Sos, M.Med.Kom yang tak hentinya memberi
semangat, motivasi, inspirasi, ilmu dan pengalaman.
5. Drs. Saifudin Zuhri, Msi. Atas bimbingannya sebagai dosen wali
6. Keluarga tercinta Bapak Kartopo, Ibu Suharsih, Adik Junda, Adhim. Terima
kasih atas do’a dan dukungan selama ini kepada penulis.

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Made Witrianti, Martha Yulia, Marina Dian Windianti yang selalu support
langkah demi langkah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Briefing Umbara, Zakiyah Jamal, Yosua Aristian Hendra (Jojo) dan seluruh
keluarga besar UPN Televisi yang selalu memberikan inspirasi, motivasi, dan
keceriaan bagi penulis. “ Because of you…I’m not alone.”
9. DR. Catur Suratnoaji, M.Si, Ade Kusuma, S.Sos, M.Med.Kom, Heidi Arviani,
S.Sos,MA, Ratih Kusuma, S.Sos, dan Atas segala inspirasi yang telah
diberikan selama ini. Dan semua dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang
telah banyak memberikan ilmunya.
10. Mbak Beatrix Christiana, Mbak Ayu Trisna, Pak Petrus Risky dan seluruh
jajaran management 103,8 FM Prima Radio Surabaya atas semangat, support,
dan segala kesempatan yang diberikan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.
11. Temen-temen Jurusan Ilmu Komunikasi khususnya angkatan 2009 dan
seluruh pihak yang belum atau tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima
kasih atas doa dan dukungannya.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Segala saran dan kritik membangun, sangat penulis harapkan demi kebaikan
skripsi ini.
Surabaya, Desember 2013

Windri Saifudin


v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. x
ABSTRAKSI ................................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah ...........................................................................................10

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................................................10
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................................10
1.4.1. Secara Teoritis ........................................................................................10
1.4.2. Secara Praktis ..........................................................................................10
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ...................................................................................11
2.1. Penelitian Terdahulu .........................................................................................11
2.2. Landasan Teori ..................................................................................................13

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1. Televisi Sebagai Media Massa ..............................................................13
2.2.2. Pemirsa Televisi Sebagai Khalayak Media Massa ................................14
2.2.3. Efek Media Massa ...................................................................................16
2.2.4. Pengertian Literasi Media .......................................................................18
2.2.4.1. Tujuan Literasi Media................................................................21
2.2.4.2. Elemen – Elemen Literasi Media..............................................22
2.2.4.3. Ketrampilan Literasi Media ......................................................25

2.2.5. Ibu Rumah Tangga Sebagai Penyelenggara Literasi Media .................28
2.2.6. Definisi Komnikasi Interpersonal...........................................................31
2.2.6.1. Model Komunikasi Interpersonal .............................................34
2.2.7. Pengertian Pola Asuh Anak ....................................................................37
2.2.7.1. Dimensi Pola Asuh ...................................................................39
2.2.7.1. Jenis - Jenis Pola Asuh .............................................................40
2.2.8. Media Parenting......................................................................................42
2.2.9. Pengertian Anak Usia Dini ....................................................................43
2.3. Kerangka Berpikir .............................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................49
3.1. Definisi Konseptual ............................................................................................49
3.2. Lokasi Penelitian ................................................................................................52
3.3. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................................52
3.4. Teknik Pengumpulan Data................................................................................. 53
3.5. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 54
vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 56
4.1. Gambaran umum Object Penelitian ................................................................. 56
4.2. Identitas Informan ............................................................................................. 57
4.3. Penyajian dan Analisis Data ............................................................................. 61
4.3.1. Televisi sebagai salah satu elemen lingkungan pembentuk
kepribadian anak .................................................................................... 61
4.3.2. Pandangan Ibu Rumah Tangga Terhadap Tayangan Acara Televisi .. 66
4.3.3. Pola Media Parenting Ibu Rumah ......................................................... 80
4.3.4. Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Media Parenting .............................. 87
3.4. Hasil Analisis Data ............................................................................................. 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 97
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 97
5.1. Saran .................................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 100
LAMPIRAN .................................................................................................................. 103

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1. Bagan Model Komunikasi Interper sonal Secar a Umum .............34
GAMBAR 2. Matriks Kombinasi Dua Dimensi Dalam Pengasuhan ..................41
GAMBAR 3. Bagan Kerangka Ber pikir .................................................................48
GAMBAR 4. Wawancara Informan 1 ................................................................... 134
GAMBAR 5. Wawancara Informan 2 ................................................................... 134
GAMBAR 6. Wawancara Informan 4 ................................................................... 135
GAMBAR 7. Wawancara Informan 5 ................................................................... 135

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1. Screening Question ...................................................................... 103
LAMPIRAN 2. Interview Guide ............................................................................ 104
LAMPIRAN 3. Screening Question Infor man 1 ................................................. 105
LAMPIRAN 4. Tr anskrip Wawancara Infor man 1 ........................................... 106
LAMPIRAN 5. Screening Question Infor man 2 ................................................. 111
LAMPIRAN 6. Tr anskrip Wawancara Infor man 2 ............................................ 112
LAMPIRAN 7. Screening Question Infor man 3 ................................................. 116
LAMPIRAN 8. Tr anskrip Wawancara Infor man 3 ............................................ 117
LAMPIRAN 9. Screening Question Infor man 4 ................................................. 122
LAMPIRAN 10. Transkr ip Wawancara Informan 4 .......................................... 123
LAMPIRAN 11. Scr eening Question Informan 5 ................................................ 129
LAMPIRAN 12. Transkr ip Wawancara Informan 5 .......................................... 130
LAMPIRAN 13. Dokumentasi ................................................................................ 134

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

WINDRI SAIFUDIN. NPM 0943010077. LITERASI MEDIA IBU RUMAH
TANGGA DALAM MEDIA PARENTING PADA ANAK MENONTON
TELEVISI (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Literasi Media Ibu Rumah
Tangga Dalam Media Parenting Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di
Surabaya)
Penelitian ini berdasarkan banyaknya tayangan acara televisi yang hanya
mengedepankan tayangan hiburan. Tayangan acara televisi tidak lagi
mengedepankan fungsinya sebagai sarana informasi, pendidikan dan hiburan
namun hanya mementingkan ratingdengan menghadirkan tayangan acara yang
menyisipkan adegan - adegan kekerasan baik secara verbal maupun non verbal,
eksploitasi sensualitas, mistis, dan sebagainya tanpa melihat dampak yang terjadi
bagi pemirsanya. Anak - anak telah dianggap khalayak pemirsa paling rawan
terkena pengaruh media, karena anak - anak belum bisa memfilter pesan tayangan
acara yang baik dan yang buruk. sementara orang tua khususnya ibu rumah tangga
sibuk dengan tugas pekerjaan rumah tangganya.
Penelitian ini menaruh perhatian pada literasi media ibu rumah tangga
domestik dalam media parenting pada anak saat menonton televisi, baik pola
media parenting, peran ibu rumah tangga dalam media parenting, serta pandangan
dan pemahaman ibu pada tayangan acara televisi.
Metode dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah
metode yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya
ganda, menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek
peneliti, lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
ialah metode deskriptif, yaitu data yg dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar.
Hasil penelitian ini menunjukkan Literasi media ibu rumah tangga hanya
sekedar menjadi pengetahuan pribadi ibu rumah tangga itu sendiri. Ibu rumah
tangga membebaskan anaknya menonton televisi dengan berbagai tayangan yang
diinginkan anak dari berbagai genre tanpa adanya kekhawatiran akan dampak
negatif tayangan acara televisi.
Kesimpulan yang dihasilkan yakni, Literasi media ibu rumah tangga hanya
sekedar menjadi pengetahuan pribadi ibu rumah tangga itu sendiri tanpa
melakukan langkah-langkah antisipasi. Literasi media ibu rumah tangga
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu, ibu yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi dianggap telah memiliki wawasan dan cara pandang yang luas dalam
menjalankan literasi media.

Kata Kunci:

Literasi Media, Media Parenting, Peran Ibu, Pendampingan Orang
Tua, Menonton Televisi.

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT

WINDRI SAIFUDIN. NPM 0943010077. MEDIA LITERACY HOUSEWIFE IN
A MEDIA PARENTING ON WATCHING TELEVISION ( the study of
descriptive qualitative about literasi media housewife in a media parenting in early
childhood watching television in surabaya )
The research was based on the number of impressions of television shows
only puts impressions entertainment. Impressions of the television show no longer
put forward its function as a means of information, education and entertainment
but are only concerned with the rating by presenting footage of events that inserts
scenes of violence either in verbal or non verbal, mystical sensuality, exploitation,
etc, without looking at the impact that the case for his audience. Children have
been considered most prone to viewership audiences exposed to the influence of
the media, because children can not filter the messages display shows both good
and bad. While the housewives are busy with homework chore stair.
This research is paying attention to media literacy of the domestic
housewife in parenting media in children while watching television, whether in
the media, the role of parenting patterns housewife in the media, as well as
parenting perspective and understanding mother on television show.
A method of in this research are descriptive qualitative, that is a method of
more readily adjust if in research double, this is for real presenting directly the
relation between researchers, researchers with the object more sensitive and can
adapt to a lot of influence on the patterns remain the value of that must be faced.
Engineering analysis of data in this research is a method of descriptive, namely
data are collected in the form of words and pictures.
This research result indicates literasi media housewife just about being
personal knowledge housewife itself. A housewife manumit his son watching
television with a variety of impressions desired son of various genre of without
any concern will the negative effects of impressions of a television show.
A conclusion that produced are literasi media housewife just a housewife
being personal knowledge itself is without taking steps anticipation. Literasi
media housewife affected by the level of education mother, mother has the higher
education deemed to have been have insight and broad views in running literasi
the media.

Keywords : Media Literacy, Media Parenting, Role of Mother, Parent Mentoring,
Watching Television.

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya, media massa tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Bahkan pemikiran dan perilaku manusia dalam kehidupannya
sangat dipengaruhi oleh pesan media massa. Saat ini Indonesia telah memasuki
media saturated era, yaitu era dimana media massa mengalami perkembangan
yang sangat pesat, baik dari sisi teknologi media maupun konten medianya
sendiri. Pada dasarnya media massa dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni
media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi
kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media
elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film,
media on-line (internet) (Ardianto, 2007 : 103).
Hadirnya berbagai perangkat media massa dengan teknologi canggih pun
membuat masyarakat lebih mudah dan bebas dalam memenuhi kebutuhannya
akan media massa. Bahkan bagi beberapa kalangan, kecanggihan perangkat media
massa seperti televisi telah dianggap bukan barang mewah lagi oleh masyarakat di
Indonesia. Televisi sebagai salah satu media informasi, pendidikan dan hiburan
murah yang dapat dinikmati oleh setiap usia selama 24 jam telah dianggap sebagai
kotak ajaib yang bisa menghadirkan gambar, suara dan tulisan dalam waktu yang
hampir bersamaan dengan terjadinya peristiwa. Melalui tayangan program acara
yang disuguhkan, televisi telah berhasil menghipnotis bahkan menyihir
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

pemirsanya dengan menyedot perhatian dan konstruksi imajinasi pemirsanya
secara massif dan kolektif.
Saat ini televisi telah menjadi industri besar, sehingga beberapa tahun
terakhir ini banyak bermunculan berbagai stasiun televisi swasta nasional dan
lokal yang dapat memberikan warna baru yang lebih cerah, di dalam format dan
programnya (Arifin, 2010 : 3). Namun, semakin banyaknya stasiun televisi yang
mengudara telah menjadikan sebuah persaingan bisnis dalam sebuah industri.
Stasiun televisi saling bersaing menyuguhkan acara yang dapat digemari banyak
penonton berdasarkan rating, sehingga penonton hanya dianggap satuan jumlah
berdasarkan suatu ukuran dan dijual oleh stasiun televisi kepada pemasang iklan
sehingga mampu menjadi gerbang utama

datangnya iklan yang menjadi

menopang keberlangsungan hidup industri televisi.
Rating pemirsa televisi Indonesia yang disurvey oleh Nielsen Media Riset
Indonesia menjadi alat ukur yang menentukan kesuksesan program acara yang
dibuat. Rating diukur dari prosentase jumlah penonton acara tersebut dibagi
jumlah penonton potensial, masih menjadi barometer utama kesuksesan acara.
Pada dasarnya rating sama sekali tidak ada hubungan dengan kualitas acara.
Namun bergantung pada banyak atau tidaknya jumlah penonton program acara
tersebut. Semakin banyak jumlah penonton dalam rating, maka semakin banyak
pula perusahaan yang beriklan pada televisi tersebut. Rating begitu keras memacu
sebuah keinginan para pelaku industri untuk meniru program acara stasiun televisi
lain yang memiliki rating tinggi, bukan menciptakan program acara yang
memiliki inovasi baru dan berbeda. Sehingga munculah duplikasi besar – besaran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dari suatu genre program acara, seperti sinetron bertema cerita cinta remaja,
program acara klenik (mistis), esek-esek, menjahili orang, kriminal yang berdarah
– darah, gossip, komedi yang menyisipkan kekerasan, dan sebagainya (panjaitan
& iqbal, 2006 )
Hasrat mengejar rating seringkali membuat para pelaku industri televisi
menjadikan prioritas utama dalam pengambilan keputusan dan seringkali
mengabaikan kualitas, termasuk estetika, sosial, dan psikologi penonton. Sesuatu
yang seharusnya menjadi bumbu cerita kini justru menjadi sarat utama dan harus
ditonjolkan dalam sebuah tayangan program acara. Seperti contoh adegan
perkelahian yang disetting terlalu berlebihan secara mendramatisir, gaya anak
remaja pacaran yang dibuat kelewatan batas dengan memberikan sentuhan adegan
ciuman. (Sumber: http://www.jawaban.com/news/spiritual/detail.php?id_news=
071213130638&off=0 diakses 05 April 2013 / 01.50).
Keberadaan televisi telah dianggap pisau bermata dua yang memiliki
dampak positif dan negatif bagi penontonnya. Selain memberikan tayangan yang
sesuai dengan fungsi media massa yaitu sebagai media informasi, edukasi,
hiburan, dan sosial kontrol. Pada saat beriringan banyak kalangan yang menjadi
khawatir akan dampak negatif tayangan televisi, tak terkecuali pornografi,
kekerasan dan kepentingan institusi yang sarat akan kepentingan ekonomi, pilitik,
dan budaya. Sejumlah tayangan televisi pun banyak mendapat kritikan dari
masyarakat karna tidak mencerdaskan atau tidak memberikan manfaat, namun
tetap saja ditayangkan karna memberikan manfaat komersial bagi stasiun televisi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Regulasi pemerintah melalui Undang-Undang Penyiaran ternyata belum
mampu menertibkan para pemilik stasiun televisi dan rumah produksi untuk
membuat acara yang bermutu. Aturan tata karma penyiaran dan rambu rambu
penyiaran yang disusun Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) secara jelas dalam
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran ( P3 & SPS ) pun juga
dilanggar bahkan tetap saja mangkir dari pedoman tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Goerge Gebner (1973) menunjukkan hasil
bahwa televisi memiliki kekuatan yang dominan untuk mempengaruhi masyarakat
modern. Kekuatan tersebut berasal dari kemampuan televisi melalui berbagai
simbol untuk memberikan berbagai gambaran yang terlihat nyata dan penting
seperti

sebuah

kehidupan

sehari-hari.

Televisi

mampu

mempengaruhi

penontonnya, sehingga apa yang ditampilkan dapat dipandang sebagai sebuah
realitas kehidupan yang nyata atau kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
program siaran televisi yang bermuatan kekerasan dan pornografi yang disajikan
secara berulang-ulang di media televisi dapat mendorong khalayak untuk meniru
adegan yang ditayangkan yang disajikan televisi.
Dalam realita yang ada banyak kasus kasus kekerasan yang terjadi akibat
dampak televisi. Dari penelitian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
pada tahun 2006 hingga akhir 2009, terungkap sebanyak 68 persen tayangan di
13 stasiun televisi mayoritas mengandung kekerasan. Seperti kasus yang pernah
terjadi ketika maraknya tayangan smack down yang ditiru oleh anak - anak dan
sebanyak 32 anak menjadi korban karena meniru adegan smack down bersama
teman - temannya. Lain lagi kasus kematian Revino Siahaya, anak berusia 10

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

tahun, yang disinyalir bunuh diri akibat meniru gaya dalam film kartun Naruto
pada awal 2008 silam. Meskipun demikian film animasi Naruto hingga saat ini
masih tayang di Globaltv. Begitu juga kasus kematian Heri Setiawan, 12 tahun,
siswa SMP Taman Siswa Jakarta Pusat, yang meninggal akibat menirukan aksi
sulapnya Limbad (Desember 2009). Heri Setiawan tewas diduga usai
mempraktekkan aksi sulap dengan mengikat leher, tangan dan kakinya sendiri
(Sumber:

http://www.hidayatullah.com/read/21097/11/02/2012/stop-tayangan-

bermasalah-di-tv!.html

diakses

16

April

2013

/

15.22).

Serta

pada

(http://www.beritasatu.com/keluarga/42564-kasus-anak-bunuh-diri-akibattayangan-tv.html diakses 22 April 2013 / 00.52 ) yang telah melansir bahwa
banyak kasus anak yang berupaya bunuh diri karna sering nonton berbagai
tayangan kekerasan di televisi tanpa pendampingan orang tua. Belum lagi aksi
tawuran pelajar dan mahasiswa dibeberapa kota besar di Indonesia, serta aksi
bullying yaitu kekerasan fisik dan mental yang dilakukan secara tersembunyi dan
berjangka panjang oleh para pelajar senior pada juniornya yang tak berdaya dan
tak berani melapor karena ancaman terus menerus di kalangan remaja.
Dampak tayangan televisi juga telah mempengaruhi perilaku dan moral
anak dan remaja. Kehidupan glamoritas dan hedonisme yang didukung
lengkapnya sarana dan prasarana perkotaan besar seperti Surabaya, dengan mudah
mampu mendorong masyarakat melakukan, menyalurkan keinginan, kebutuhan,
kultur budaya yang tersaji dalam layar kaca. Tak heran jika banyak anak SD di
perkotaan yang tidak malu lagi menyatakan cinta terhadap lawan jenisnya. Lain
lagi kasus ABG yang nekat merayakan kelulusan SMP dengan memperkosa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

pacarnya

(http://surabaya.okezone.com/read/2012/06/11/521/

644767/abg-

lulusan-smp-perkosa-pacar diakses 16 April 2013 / 15.08). Remaja kini tidak
malu lagi show up di depan umum. Jika dulu memakai rok mini maupun tang top
dianggap masyarakat tabu, tapi sekarang justru telah menjadi tren di kalangan
remaja. Para remaja pun tak malu lagi melakukan pelukan mesra hingga ciuman
di tempat umum telah mereka anggap biasa dan wajar. Bahkan seks pranikah pun
dianggap pembuktian cinta yang wajar.
Penelitian psikolog Universitas Michigan, Leonard Eron dan Rowell
Huesmann (1960) yang memantau kebiasaan anak menonton televisi. Kedua
pakar tersebut melihat bahwa kebiasaan menonton tayangan televisi yang
berisikan tindak kekerasan selama berjam-jam cenderung mendorong anak
bersifat agresif. Setelah kemudian pada usia 19 sampai 30 tahun menjadi sangat
agresif, dan mereka juga melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangganya
(Kuswandi, 2008 : 142)
Di Indonesia mayoritas orang tua menganggap televisi telah menjadi
bagian dari keluarga, bahkan ada yang menganggap sebagai baby sister.
Orangtua juga mengganggap televisi sebagai "teman" saat anak sendirian.
Karena, seringkali anak-anak terlihat lebih tenang saat ditinggal menonton televisi
(Familia, 2006 : 62 – 64). Bagi orangtua membiarkan anaknya menonton televisi
sepanjang waktu dianggap lebih baik daripada anaknya bermain di luar rumah.
Para orangtua khususnya para ibu, merasa nyaman melihat anaknya duduk manis
di depan televisi, sembari mereka sibuk menyelesaikan tugas rumah tangga.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Dalam konsep keluarga Indonesia, kaum ibu adalah kalangan yang paling
memiliki ketergantungan pada media televisi. Hal ini dapat dilihat bahwa seorang
ibu bisa menghabiskan waktunya di depan televisi (wirodono, 2006 : 145). Di
tengah kondisi kepungan media, Nielsen Media Riset Indonesia mengemukakan
80% Ibu Rumah tangga menjadi pengendali remote control televisi. Kaum ibu
seringkali dijadikan target audience yang utama dalam tayangan program acara
televisi, terbukti banyak program acara yang memang khusus ditujukan untuk
kaum ibu. Ketergantungan para ibu terhadap tayangan televisi membuat para ibu
juga menjadi sasaran konsumen iklan-iklan komersial yang mendorong sikap
konsumtif. Dengan demikian ibu rumah tangga turut memberikan kontribusi atas
kemerosotan moral bangsa.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Ibu rumah tangga adalah wanita
yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, istri
(ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan rumah tangga (misalnya tidak
bekerja di kantor). Dalam tripusat pendidikan menempatkan keluarga sebagai
posisi pertama dan utama dalam kegiatan pendidikan selain masyarakat dan
sekolah. Kegiatan pendidikan keluarga antara lain dilakukan oleh ibu rumah
tangga yang tidak bekerja karna memiliki waktu luang lebih banyak dalam
mendidik putra – putrinya ( Iriantara, 2009 : 65 ).
Melihat besarnya dampak televisi, banyak lembaga di berbagai negara
telah berupaya mengembangkan pemberdayaan masyarakat untuk menjadi
penonton cerdas dan kritis terhadap media yang disebut literasi media (media
literacy).

Konsep

literasi

media (media literacy)

merupakan alternatif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

memberdayakan publik di tengah kepungan produksi pesan media. Konsep
berkehendak untuk mendidik publik agar mampu berinteraksi dan memanfaatkan
media secara cerdas dan kritis. Sehingga publik tidak mudah dibodohi media dan
tidak gampang dieksploitasi media untuk kepentingan – kepentingan yang tidak
berpihak pada kebutuhan publik ( Wijaya, 2012 :10).
Mengacu pada pandangan para pakar literasi media ( Considine, 1995;
Fedorof, 2002; Silverblatt, 1995; WENO, 2003 dalam Iriantara 2009) yakni
memiliki kompetensi dalam mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkomunikasikan isi pesan media massa. Kompetensi tersebut didasari oleh
sikap dan penilaian atas pesan yang disebarluaskan media massa dan ditunjukkan
dalam bentuk pilihan media massa yang akan dikonsumsinya. Khalayak media
yang berdaya berarti memiliki kompetensi media atau disebut media literate
setidaknya memiliki kemampuan menganalisis secara pesan pesan media,
mengevaluasi sumber informasi, dan membahas isu – isu tentang bias dan
kredibilitas media ( Iriantara, 2009 : 68 ).
Keluarga memiliki peranan penting dalam pengembangan literasi media (
media literacy ) Orang tua kini bukan lagi sebagai referensi tunggal atau utama
dalam pembentukan prilaku anak, namun orang tua memiliki pesaing yang juga
disukai oleh anak – anak yaitu televisi. Televisi menjadi salah satu elemen
lingkungan yang turut membentuk kepribadian dan prilaku anak.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
literasi media ibu rumah tangga dalam pola asuh anak usia dini menonton televisi.
Ibu Rumah Tangga dipilih sebagai obyek penelitian karena ibu rumah tangga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

sebagai salah satu figure lekat anak dan ibu menjadi salah satu sumber rujukan
perilaku anak. Ibu rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu
rumah tangga yang hanya bekerja mengurus pekerjaan rumah dan mempunyai
anak pada usia dini.
Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau masa
emas yaitu anak-anak yang berada pada rentang usia 0 - 8 tahun. Pada masa ini
hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan
berkembang secara cepat dan hebat. Pada usia ini anak paling peka dan potensial
untuk mempelajari sesuatu, rasa ingin tahu anak sangat besar. Anak usia dini suka
berfantasi dan berimajinasi. Hal ini penting bagi pengembangan kreativitas dan
bahasanya. Anak usia dini suka membayangkan dan mengembangkan suatu hal
melebihi kondisi yang nyata.
Anak usia dini merupakan peniru ulung yang dilakukan terhadap lingkungan
sekitarnya. Proses peniruan terhadap orang-orang disekelilingnya yang dekat (seperti
memakai lipstick, memakai sepatu hak tinggi = mencoba-coba) dan berbagai perilaku
ibu, ayah, kakak maupun tokoh-tokoh kartun di TV, majalah, komik, dan media masa
lainnya.

Penelitian ini dilakukan di kota Surabaya. Dipilihnya kota Surabaya
karena pertimbangan Surabaya sebagai kota besar yang kehidupan masyarakatnya
didukung lengkapnya sarana dan prasarana kota metropolitan yang ada, hingga
mampu mendorong masyarakat melakukan, menyalurkan keinginan, kebutuhan,
kultur budaya yang tersaji dalam layar kaca dengan mudah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.2

Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

bagaimana literasi media pada ibu rumah tangga dalam media parenting pada
anak usia dini menonton televisi.
1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui literasi media ibu

rumah tangga dalam media parenting pada anak usia dini menonton televisi.
1.4

Kegunaan Penelitian
1.4.1

Teoritis
Bagi

ilmu

pengetahuan,

penelitian

ini

diharapkan

mampu

memberikan kontribusi berkaitan dengan literasi media serta dapat dijadikan
landasan bagi penelitian selanjutnya. Tidak hanya itu, hasil penelitian ini juga
bias dimanfaatkan untuk memperkaya kajian dibidang komunikasi massa.
1.4.2

Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak pihak yang

ingin melakukan penelitian seperti para akademisi dan praktisi. Serta dapat
membuka kesadaran bagi masyarakat, terutama orang tua untuk lebih kritis
dalam mendampingi anak menonton televisi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachmat Kriyantono, dosen
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya Malang tentang
“Pemberdayaan Konsumen Televisi Melalui Ketrampilan Media Literasi dan
penegakan regulasi penyiaran” menyimpulkan bahwa tayangan televisi di
Indonesia baik lokal maupun nasional telah bertentangan dengan UU Penyiaran
32/2002. Mayoritas tayangan acara televisi cenderung tidak realistis, mengada-ada
hipereality, dan sulit diterima nalar. Seperti sinetron yang ‘serba ekstra’ (ekstra
sadis, ekstra sial, ekstra baik, ekstra kaya raya, ekstra mistis, ekstra cantik, dan
ekstra lainnya), tayangan gosip yang “setiap detik” hadir dengan beragam judul
namun seragam dalam substansi, serta acara kriminal yang justru tidak
memperingatkan audiensnya waspada namun malahan mekut-nakuti dan pamer
kegagahan aparat atau kesadisan pelaku.Pengaruh tayangan televisi sangat besar
bagi konsumen media.
Salah satu elemen masyarakat yang rentan pada pengaruh tayangan televisi
adalah anak-anak dan remaja. Mereka adalah kelompok usia yang mempunyai
daya imitasi (peniruan) yang cukup tinggi dan cendering memiliki rasa ingin tahu
yang besar, sehingga di khawatirkan semakin sering seseorang menonton televisi

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

akan mempengaruhi pola piker maupun pola tindaknya. Sayangnya, orang tua
seringkali menganggap sebagai hal yang biasa ketika remaja menonton televisi,
dan hal biasa juga bila mereka terjadi peniruan tayangan televisi. Sehingga literasi
media menjadi suatu kebutuhan yang harus segera dipenuhi untuk menyelamatkan
generasi bangsa.
Perkembangan media massa khususnya televisi di tanah air cukup dinamis,
hal ini telah menghadirkan kontroversi terkait dengan kualitas program dan
kekhawatiran dampak media oleh berbagai kalangan. Penelitian yang dilakukan
Rahayu, staf pengajar jurusan Ilmu Komunikasi, FISIPOL UGM tentang Media
Literacy: Agenda “Pendidikan” Nasional yang Terabaikan, menyimpulkan
keresahan publik atas tayang televisi pada dasarnya dapat ditangani oleh lembaga
independen Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang telah membuat Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standard Perilaku Penyiaran (P3-SPS). Kedua keputusan
tersebut seharusnya menjadi acuan bagi lembaga penyiaran dalam menentukan
standard isi siarannya dan komisi penyiaran untuk menyelenggarakan dan
mengawasi penyiaran di Indonesia. Meski kebijakan tersebut telah dicetuskan dan
disahkan, namun sejauh ini belum diketahui tingkat efektivitasnya dalam
memandu tayangan-tayangan program yang ada. Untuk menghindari kecemasan
publik dari serbuan dampak tayangan televisi, perlu pembekalan pengetahuan
tentang media melalui Literasi Media yang disosialisasikan dan direalisasikan di
Indonesia. Aktifitas inilah yang mampu menyentuh masyarakat bahkan sampai
pada level individu untuk bertindak kritis terhadap media.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Televisi Sebagai Media Massa
Televisi merupakan media massa yang megalami perkembangan paling
fenomenal di dunia. Meski lahir belakangan dibanding media massa cetak dan
radio, namun akhirnya media televisilah yang paling banyak diakses oleh
masyarakat. Televisi sebagai media penyampai pesan hadir dengan sifat dan
kelebihannya yang audio-visual atau cinematography (pandang dengar dan
gambar bergerak), sehingga penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara
komunikator dan komunikan. Dari semua media komunikasi yang ada televisilah
yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia baik dalam bidang politik,
ekomoni, sosial, dan budaya (Badjuri, 2010: 6).
Dengan banyak kelebihannya menyebabkan televisi mempunyai kapasitas
lebih sebagai media komunikasi massa. Diantara fungsi televisi (informasi,
pendidikan dan hiburan) juga harus bisa sesuai dengan peran media massa sebagai
agent of change / pelopor perubahan, yakni :
a. Sebagai Institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media
edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik
masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat
yang maju.
b. Menjadi media informasi, yakni media yang setiap saat memberikan
informasi kepada masyarakat. Dengan adanya media massa informasi dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

manapun tersampaikan kepada masyarakat luas dalam waktu yang cepat
sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu yang cepat dan singkat.
c. Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media
massa juga menjadi institusi budaya yakni institusi yang setiap saat
menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. (Bungin,
2011:85)
Media televisi bukan hanya menjadi media hiburan saja, tetapi juga
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pemirsanya. Televisi sebagai
jendela besar dunia karena realitas sosial yang ditayangkannya dan mengingat
pada dasarnya manusia memiliki keingintahuan yang besar terhadap sesuatu diluar
dirinya. Untuk itu media televisi menjawabnya dengan model suara gambar
bergerak yang mampu menyentuh aspek psikologis manusia dimanapun
(Kuswandi, 2008: 16).
2.2.2 Pemir sa Televisi Sebagai Khalayak Media Massa
Dalam komunikasi massa khalayak berarti sejumlah orang yang
mengkonsumsi media massa yang sifatnya sangat beragam yakni jutaan penonton
televisi, ribuan pembaca buku dan majalah, koran atau jurnal ilmiah. Penonton
televisi biasa disebut pemirsa. Pemirsa televisi masing – masing berbeda satu
sama lain diantaranya dalam berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang
dierimanya, pengalaman, dan orientasi dalam hidupnya. Masing-masing pemirsa
akan mempunyai respon yang berbeda terhadap pesan (program acara) yang
sama-sama dilihatnya. Program acara apapun yang dilihat oleh pemirsa televisi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

selalu memiliki pesan yang ingin disampaikan dimana pesan tersebut dapat
memperluas mengetahuan pemirsa. Mereka yang tidak atau jarang memanfaatkan
media massa sebagai sumber informasi dan pengetahuan akan jauh lebih
tertinggal dibanding dengan mereka yang selalu menjadikan media massa sebagai
referensi dalam hidupnya (Nurudin, 2009: 105).
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa
mempunyai lima karakteristik yaitu:
a. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi
pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka.
b. Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai
wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran
luas ini sifatnya bisa jadi relatif sebab ada media tertentu yang
khalayaknya mencapai ribuan bahkan jutaan. Baik ribuan atau jutaan tetap
disebut dengan audience atau khalayak meskipun jumlahnya berbeda.
c. Bersifat heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori
sosial.beberapa media tertentu memiliki sasaran, tetapi heterogenitasnya
juga tetap ada.
d. Cenderung anonim yakni tidak mengenal satu sama lain. Tidak mungkin
audience mengenal semua khalayak televisi yang berjumlah jutaan.
e. Audience secara fisik dipisahkan oleh komunikator. Dipisahkan yang
dimaksud adalah mencakup ruang dan waktu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Pemirsa dan tayangan acara televisi adalah satu mata uang dengan sisi
yang berbeda, dimana keduanya saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Kehadiran televisi dapat menembus ruang dan jarak geografis
pemirsa, bahkan segala pelapisan sosial masyarakat (Sutaryo, 2005: 114).
2.2.3 Efek Media Massa
Dalam sebuah proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat
menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Steven
M. Chaffee dalam Ardianto, (2007 : 50-58), efek media massa dilihat dari dua
pendekatan yaitu efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun
media itu sendiri dan jenis perubahan yang terjadi pada khalayak.
a. Efek bagai benda fisik
Ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu 1)
efek ekonomis, bahwa kehadiran media massa menggerakkan berbagai
usaha. 2) efek sosial, efek pada penjadwalan kegiatan, efek penyaluran /
penghilangan perasaan tertentu, dan efek pada perasaan orang tehadap
media efek sosial berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi
sosial akibat kehadiran media massa. 3) penjadwalan kembali kegiatan
sehari-hari, terjadi terutama dengan kehadiran televisi. Kehadiran televisi
dapat mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film.
Hal ini dimaksudkan beberapa kegiatan dikurangi dan beberapa kegiatan
lainnya dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai untuk menonton
televisi. 4) hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

terhadap media massa. Sering terjadi orang menggunakan media untuk
menghilangkan perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa,
dan sebagainya. Media dipergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang
disampaikan. 5) Menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan
positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau
percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan
pengalaman individu bersama media massa tersebut boleh jadi faktor isi
pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang
diperhatikan, apa pun yang disiarkannya.
b. Efek Pesan. 1) Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri
komunikan yang sifatnya infomatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini
akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak
dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitifnya. 2) Efek Afekti dimana kadarnya lebih tinggi
daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar
memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak
diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira,
marah dan sebagainya. 3) Efek Behavioral merupakan akibat yang timbul
pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Menurut
teori Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya.
Stimulus menjadi teladan untuk perilakunya
Media massa secara pasti mempengaruhi pikiran dan tindakan khalayak.
Media membentuk opini publik untuk membawanya pada arah yang signifikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Dominick (2000) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada
pengetahuan, persepsi, dan sikap orang-orang. Media massa terutama televisi
yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan
penting dalam transmisi sikap, presepsi, dan kepercayaan.
2.2.4 Pengertian Literasi Media
Literasi media di Indonesia lebih dikenal dengan istilah melek media.
Kegiatan melek media (literasi media) sangat berkaitan dengan upaya
pengembangan kecakapan, peningkatan pengetahuan, dan perpaduan antara
pengembangan

kecakapan

dengan

peningkatan

pengetahuan.

Dalam

pengembangan kecakapan, Alvermann, Moon, dan Hagood (Potter dalam Eadie,
2009:561) mengatakan bahwa literasi media adalah memberikan individu-individu
akses untuk memahami bagaimana teks teks cetak dan bukan cetak merupakan
bagian dari kehidupan sehari-hari bisa membantu untuk mengkonstruksikan
pengetahuan mereka tentang dunia secara realitas dan beragam posisi sosial,
ekonomi, dan politik dimana individu-individu ada didalamnya.
Dalan konteks peningkatan pengetahuan, Silverblatt (Potter dalam Eadie,
2009:561-562) mengatakan bahwa ada empat hal utama yang dibutuhkan dalam
menginterpretasikan pesan-pesan media, yaitu pemahaman terhadap proses,
konteks, struktur, dan nilai-nilai produksi. Sedangkan Messaris menjelaskan
bahwa literasi media didefinisikan sebagai pengetahuan tentang bagaimana media
massa menjalankan fungsinya untuk masyarakat. Pengetahuan tersebut mencakup
semua aspek pekerjaan media, yaitu landasan ekonomi, struktur organisasi, efek

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

psikologis, konsekuensi social, dan di atas semuanya adalah ‘bahasa’ media, yaitu
konvensi-konvensi representasional dan strategi-strategi retoris dari iklan,
program-program televisi, dan bentuk-bentuk lain dari isi media massa.
Dalam lingkup perpaduan antara kecakapan dengan pengetahuan, The
National Leadership Conference on Media Literacy (Iriantara, 2009:17)
menyatakan bahwa media literasi merupakan kemampuan untuk mengakses,
menganalisa, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pesan. Konteks literasi
media adalah suatu pengajaran pada anak-anak, remaja, dan dewasa untuk kritis
dan analitis terhadap isi media massa. Di samping itu, dipahami literasi media
sebagai penyusunan konsep literasi atau pembacaan terhadap isi media, dimana
terjadi perubahan dari sikap mengkonsumsi pesan-pesan menjadi sikap yang aktif
dan kritis terhadap isi media yang dirasakan berdampak buruk bagi
keluarga/masyarakat sehingga anak-anak, remaja dan orang dewasa dapat
mencegah dampak negatifnya.
Menurut Santi Indra Astuti (KPI, 2011 : 34) media literasi bukanlah media
education, media education memandang media dalam fungsi yang senantiasa
positif, yaitu sebagai a site of peasure dalam berbagai bentuk. Dalam arti
penggunaan media dan produk media sebagai b

Dokumen yang terkait

Pengaruh Media Massa Terhadap Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Sehat Di Dalam...

0 35 5

POLA PERILAKU PENDAMPINGAN MENONTON TELEVISI OLEH IBU RUMAH TANGGA PADA PUTRAPUTRINYA

0 3 13

Penyuluhan Media Literasi: Diet Menonton Televisi Bagi Anak-Anak yang Terhegemoni Oleh Media

0 2 10

RECEPTION ANALYSIS” IBU RUMAH TANGGA DALAM MENONOTON FILM TELEVISI “SINEMA PINTU TAUBAT SIANG” DI TELEVISI INDOSIAR ( Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Resepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Tayangan Kekerasan Di Film Televisi ).

0 0 6

“RECEPTION ANALYSIS” IBU RUMAH TANGGA DALAM MENONTON FILM TELEVISI “SINEMA PINTU TAUBAT SIANG” DI TELEVISI INDOSIAR ( Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Resepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Tayangan Kekerasan Di Film Televisi ).

10 52 119

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 2 114

Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Tayangan Sinetron (Studi Analisis Deskriptif Motivasi Ibu Rumah Tangga Di Setia Budi Tanjung Sari Pasar 1 Medan Dalam Menonton Tayangan Sinetron)

0 0 13

LITERASI MEDIA TELEVISI PADA ORANGTUA DA

0 0 20

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 31

LITERASI MEDIA IBU RUMAH TANGGA DALAM MEDIA PARENTING PADA ANAK MENONTON TELEVISI( Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media Parenting Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di Surabaya )

0 1 23